Anda di halaman 1dari 3

PENTINGNYA MENJADI PELAJAR BERKARAKTER

OLEH : DAFFA PUTRA LISTYAWAN

SMP 25 BENGKULU UTARA

Abstrak : Menjadi pelajar berkarakter sangat penting di era seperti saat ini, di karenakan
dengan menjadi pelajar berkarakter pelajar bisa menjadi lebih mandiri, maju dan bertanggung
jawab. Selain itu pelajar berkarakter juga menciptakan kepribadian tangguh sesuai dengan
identitas bangsa indonesia itu sendiri dan karakter adalah fondisi yang kokoh dalam
berhubungan dengan masyarakat sekitar.

Karakter adalah perilaku seseorang yang membedakan satu dengan yang lainnya sebagai
hasil dari proses interaksi seseorang dengan lingkungannya. Jika kita renungkan kembali apa
yang salah dengan pola pendidikan yang diterapkan pemerintah saat ini. Tidak kurang
pemerintah telah menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk melatih guru-guru yang ada
di Indonesia untuk menerapkan pendidikan karakter agar generasi-generasi mendatang
menjadi tumpuan masa depan bangsa. Pendidikan karakter adalah sebuah paradigma yang
diusung pemerintah agar Indonesia ke depan memiliki generasi-generasi yang unggul yang
bisa bersaing dengan bangsa lain untuk menuju Indonesia yang lebih maju. Sesuai dengan
slogan SDM maju Indonesia Unggul. Tapi manakala generasi-generasi muda dan para pelajar
tidak lagi memiliki karakter yang diharapkan oleh pemerintah, maka bangsa ini akan terus
terjebak dalam persoalan karakter seolah tiada ujung bahwa pendidikan harus bertanggung
jawab terhadap kelangsungan para pemuda dan pelajar yang ada di tanah air ini.

Karakter pada dasarnya dibentuk dan ditempa di mana lingkungan manusia berada. Karakter manusia
dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor lingkungan. Faktor biologis merupakan faktor genetik
pembawaan dari orang tuanya. Sedikit banyak karakter orang tua akan menurun pada anak-anaknya.
Hal ini tidak bisa dipungkiri karena sudah menjadi takdir sifat dan pembawaan orang tua secara
otomatis akan menurun pada si anak. Meskipun demikian faktor genetik atau biologis ini bukan
menjadi dominan karena harus melewati seleksi lingkungan yang lebih banyak berpengaruh terhadap
pembentukan karakter seseorang. Faktor lingkungan terdiri dari tiga yaitu: Lingkungan keluarga,
keluarga merupakan unit sosial terkecil sebagai tempat utama terjadinya sosialisasi (pewarisan nilai
dan budaya). Keluarga memiliki peranan yang sangat penting untuk menumbuhkan perkembangan
karakter seseorang. Anak akan memiliki karakter keras jika perilaku orang tua menunjukkan kekrasan
dalam keluarga. Apa yang dilakukan orang tua akan dilihat dan dicontoh oleh anak-anaknya. Padahal
hampir sepanjang waktu anak bersama keluarga sehingga semua yang dilakukan oleh orang tua akan
terekam oleh anak dan secara tidak sadar akan mempengaruhi pembentukan karakter anak. Sebaiknya
orang tua yang lembut, penuh kasih sayang, rajin, menghargai waktu, dan peduli terhadap anggota
keluarga maka anak kemudian hari akan menjadi anak yang rajin, sopan, dan memiliki rasa peduli
terhadap sesama. Selanjutnya Lingkungan Masyarakat atau teman sebaya, Lingkungan masyarakat
merupakan media sosialisasi yang kedua setelah keluarga. Lingkungan yang baik, aman, tenang, dan
damai akan menambah dan mewarnai karakter anak hingga tumbuh menjadi anak yang baik.
Sebaliknya lingkungan masyarakat yang bising, tidak aman, penuh dengan pelanggaran norma-norma
sosial maka secara tidak langsung anak akan terpapar oleh nilai-nilai yang tidak baik sehingga
dikemudian hari anak akan mudah menyimpang dari nilai-nilai sosial yang ada. Kemudian
Lingkungan Sekolah, merupakan lingkungan ketiga yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
karakter anak dan menentukan kehidupan masa depan anak. Lingkungan sekolah merupakan
lingkungan mendasar yang sangat berperan dalam pembentukan karakter anak. Pewarisan budaya
melalui lingkungan pendidikan menjadi kunci keberhasilan pembentukan karakter peserta didik.
Bahkan sekolah merupakan wadah pembentukan karakter anak yang paling lengkap, mulai dari
pengetahuan umum, pengetahuan alam, dan pengetahuan agama secara lengkap diberikan di bangku
sekolah. Tidak hanya itu di lembaga pendidikan sekolah peserta didik dilatih ketrampilan, bakat, dan
minat sesuai dengan kemampuannya. Keadaan para pelajar Indonesia ini masih sangat jauh dari
harapan bagaikan generasi yang pintar serta sanggup bersaing di kancah internasional. Bila
ditarik garis sebagian tahun kebelakang, bisa disaksikan bersama kalau indonesia populer
dengan jati diri bangsa yang berkarakter serta berbudi luhur. Bemacam kebijakan
pembelajaran yang dibuat pemerintah dengan harapan bisa memusatkan para siswa jadi
unggul dalam seluruh bidang, baik dari segi kompetensi, kepribadian, dan jiwa kompetitif
bagaikan bekal bersaing dengan pelajar-pelajar dari negara lain. Bersumber pada latar
belakang tersebut, terdapatnya inovasi baru dalam kebijakan pembelajaran buat
menanggulangi kasus pembelajaran serta membentuk generasi unggul, ialah generasi muda
berkarakter, aktif, kreatif, serta kompetitif ialah perihal yang sangat berarti. Pemecahan yang
pas buat perihal ini merupakan sistem sekolah BATIK (Berkarakter, Aktif, Kreatif, serta
Kompetitif), ialah inovasi sistem pembelajaran yang mengedepankan terdapatnya pergantian
dalam 3 perihal pokok, antara lain tata cara pendidikan, golongan pengajar, serta kuantitas
siswa di masing-masing kelas. indikator ciri ciri tersebut secara nyata adalah mampu bersaing
di lingkungan global bertahan dengan intregitas yang tinggi dan berprilaku disiplin secara
konsisten, mampu memimpin memberi keteladanan dan menjadi pengikut yang baik dalam
lingkungan sosial dan sekolah, mampu berkerja secara tim maupun mandiri dalam
menyelesaikan tugas tugas atau perkerjaan nya,mampu memahami kebhinekaan budaya
nasional, global, dan spritualitas, serta menguasai wawasan kebangsaan sebagai sorang warga
negara yang baik dan bagian dari bangsa indonesia dan mampu membuat solusi terhadap
suatu resiko permasalahan yang di hadapi .

Anda mungkin juga menyukai