Anda di halaman 1dari 9

JPPD: Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar | p-ISSN 2337-4543 | e-ISSN 2776-2467

Vol. 8 No.1 Juni 2021 | Hal 7-15.

JPPD: Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar


Available online https://ejournal.upi.edu/index.php/jppd/index

PENTINGNYA PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN


KARAKTER
Imam Catur Pratomo 1), Yusuf Tri Herlambang 2)
1,2Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru, Indonesia
e-mail: imamcatur@upi.edu, yusufth@upi.edu

Sejarah Artikel
Diterima 11/01/2021 Disetujui 03/05/2021 Diterbitkan 11/06/2021

Abstract
Currently, we meet many children who engage in promiscuity, dress inappropriately,
and do not have good manners. For this reason, character education is an important
thing that must be done. The purpose of this character education is to form and realize
human beings who have good character, character, behavior and character. If the
nation has citizens of good character and quality, then the nation will become a great
nation and also be respected by other nations. This character education must also be
supported by several parties including schools, the community and most importantly
the family. Because the family is a mentor, teacher, and the first example for their
children, so the family has the biggest role in character education for children. For this
reason, families must reflect good attitudes, behavior and character towards children.
With the encouragement of the family in character education, it is expected to be able
to create the character of citizens who have good character, behavior and norms.
Keywords: character education, family

Abstrak
Saat ini banyak kita temui anak-anak yang melakukan pergaulan bebas, berpakaian
tidak wajar, serta tidak memiliki sikap sopan santun. Untuk itu, pendidikan karakter
merupakan hal penting yang harus dilakukan. Tujuan dari pendidikan karakter ini
adalah membentuk dan mewujudkan manusia yang memiliki akhlak, sifat, perilaku
dan juga karakter yang baik. Jika bangsa memiliki warga negara yang berkarakter
dan berkualitas baik maka bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang besar dan
juga dihormati oleh bangsa lain. Pendidikan karakter ini juga harus didukung oleh
beberapa pihak diantaranya sekolah, lingkungan masyarakat dan yang paling utama
adalah keluarga. Karena keluarga merupakan pembimbing, pengajar, dan pemberi
contoh pertama bagi anaknya, sehingga keluarga memiliki peran paling besar dalam
pendidikan karakter pada anak. Untuk itu keluarga harus memberikan cerminan
sikap, perilaku dan karakter yang baik terhadap anak. Dengan adanya dorongan dari
keluarga dalam pendidikan karakter diharapkan mampu menciptakan karakter
warga negara yang memiliki karakter, perilaku dan norma yang baik.
Kata kunci: pendidikan karakter, keluarga

Imam Catur Pratomo, Yusuf Tri Herlambang: Pentingnya Peran Keluarga Dalam Pendidikan Karakter 7
PENDAHULUAN mengandalkan sekolah dalam hal
Salah satu dampak negatif yang pendidikan bagi anaknya, jika anaknya
dihasilkan dari globalisasi yaitu dinilai gagal maka sekolahlah yang
menurunnya sikap dan karakter anak, mereka salahkan. Sedangkan
seperti maraknya pergaulan bebas, gaya pendidikan pertama dan yang utama
berpakaian yang tidak wajar, dan terdapat pada pendidikan keluarga,
maraknya penyalahgunaan narkoba. sangat disayangkan banyaknya orang
Bahkan tidak sedikit pula generasi anak tua yang tidak menyadari akan
bangsa yang kehilangan jati dirinya, pentingnya pendidikan keluarga,
dikarenakan pandangan mereka mereka hanya mementingkan
terhadap kebudayaan asing yang dinilai kebutuhan hidup dibandingkan
lebih bagus dan menarik dibandingkan kebutuhan pendidikan anak.
kebudayaan bangsanya sendiri. Maka dari itu sebagai generasi
Hilangnya moral anak bangsa yang penerus kita harus bisa memperbaiki
disebabkan oleh meniru kebiasaan dan membangun kembali pendidikan
negatif orang asing. Tetapi semua keluarga yang kini telah terkikis.
dampak negatif tersebut dapat dihindari Menjadi orang tua yang dapat menjadi
dengan memaksimalkan peran suri tauladan bagi anaknya merupakan
pendidikan di Indonesia. Pendidikan cara yang fundamental dalam
yang dimaksud bukan hanya pendidikan membangun kembali pendidikan
sekolah saja tetapi kembalinya peran keluarga yang hampir hilang.
tripusat pendidikan. Adapun yang Membangun kembali pendidikan
termasuk dalam tripusat pendidikan keluarga bukanlah perkara yang mudah,
yaitu pendidikan dalam keluarga, guru, faktor ekonomi menjadi alasan
dan juga lingkungan. seseorang untuk mengesampingkan
Dalam konteks ini, pendidikan pendidikan keluarga, kebutuhan sehari-
keluarga seharusnya menjadi pusat hari lebih penting bagi mereka, apakah
pendidikan dan merupakan salah satu ini salah. Tentu saja tidak, aspek
alternatif yang dapat dilakukan dalam kesejahteraan hidup tentunya sangat
pembentukan karakter anak. Seperti berperan penting dalam pelaksanaan
yang dinyatakan oleh (Langeveld & pendidikan keluarga., tidak sedikit pula
Rasyidin, 2016) bahwa lembaga masyarakat yang mengesampingkan
pendidikan utama yang wajar yaitu pendidikan keluarga, tidak sedikit dari
keluarga, peran utama keluarga dalam mereka yang sibuk dengan
pendidikan antara lain berperan untuk mengumpulkan harta kekayaan, anak-
keluarga memiliki peranan utama dalam anak mereka cenderung lebih dekat
mengasuh dan mengayomi anak, dalam dengan pengasuhnya.
membangun etika dan norma yang Pembentukan karakter tentunya
berlaku di lingkungan masyarakat, dan diawali di pendidikan keluarga. Hal ini
budayanya dapat diteruskan dari juga ditegaskan kembali oleh
generasi ke generasi yang disesuaikan peribahasa yang menyatakan mendidik
dengan perkembangan masyarakat. anak sekolah dasar bagaikan
Namun bertolak belakang dengan membangun pondasi sebuah konstruksi,
kenyataan pada saat ini, dimana dapat disimpulkan bahwa orang tua
pendidikan sekolah menjadi pusat merupakan orang pertama yang
pendidikan. Keluarga hanya membangun pondasi dari konstruksi

8 JPPD: Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar Vol. 8 No.1 Juni 2021


tersebut. Berdasarkan pemaparan dirinya untuk memiliki kekuatan
diatas, maka pendidikan keluarga dapat spiritual keagamaan, pengendalian diri,
dikatakan sebagai sektor pendidikan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
yang sangat vital dalam serta keterampilan yang diperlukan
mengembangkan karakter anak, dirinya, masyarakat, bangsa, dan
sehingga diharapkan anak dapat negara. Berdasarkan definisi tersebut
memiliki karakter yang luhur di era pendidikan merupakan kegiatan sadar
globalisasi ini. dan tersusun untuk mengembangkan
potensi diri meliputi aspek kognitif,
METODOLOGI PENELITIAN afektif, dan psikomotor. Pada
Penelitian ini berupa studi hakikatnya pendidikan mempersiapkan
kepustakaan (library research). Adapun anak baik dari aspek kognitif, afektif,
langkah-langkah penelitian kepustakaan dan psikomotor agar siap berinteraksi
yang dilakukan dalam penelitian ini, dalam masyarakat. Tujuan dari
yaitu menyiapkan alat dan pendidikan ini dapat dicapai melalui
perlengkapan, mengatur waktu, tripusat pendidikan yaitu pendidikan
membaca berbagai sumber pustaka dan keluarga, pendidikan guru dan
membuat catatan penelitian. Sumber pendidikan lingkungan, hal ini akan
data dalam penelitian ini, diperoleh dari berjalan sesuai dengan harapan apabila
literatur-literatur yang relevan seperti pendidikan tersebut dimulai dari
buku, jurnal atau artikel ilmiah yang struktur yang lebih kecil dulu yaitu
terkait dengan pendidikan karakter. keluarga yang merupakan bentuk dari
Teknik pengumpulan data dilakukan struktur mikro yang memiliki tanggung
dengan mencari data mengenai jawab dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan karakter bagi anak, baik dari pendidikan anaknya agar memiliki
catatan, buku, makalah atau artikel aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
jurnal dan sebagainya. Untuk menjaga b. Karakter
kebenaran informasi yang disajikan, Sumber dari semua tindakan baik
penulis melakukan pengecekan antar sifatnya negatif maupun positif
pustaka, dan membaca ulang pustaka. tergantung pada karakter yang dimiliki
setiap manusia.
HASIL PENELITIAN DAN Karakter yang kuat merupakan unsur
PEMBAHASAN fundamental yang
a. Pendidikan memberikan kemampuan kepada
Pendidikan merupakan usaha manusia guna hidup bersama dalam
yang sadar dan sistematis dalam kedamaian serta membentuk lingkung
mengembangkan potensi anak. an yang dipenuhi dengan kebaikan
Pendidikan mempersiapkan anak baik agar terhindar dari kekerasan dan
aspek jasmani, rohani dan kemampuan tindakan-tindakan tidak bermoral.
seseorang untuk peranannya di dalam Karakter menurut Thomas
sebuah lingkungan di masa yang akan Lickona (1991) adalah sifat alami
datang (Wahidin, 2013) Pendapat seseorang dalam merespons situasi
wahidin sejalan dengan Undang-Undang secara bermoral. Dalam Kamus Besar
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Bahasa Indonesia (2008), karakter
Pendidikan Nasional yakni, pendidikan diartikan sebagai tabiat; sifat-sifat
adalah usaha sadar dan terencana untuk kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
mewujudkan suasana belajar dan membedakan seseorang dengan yang
proses pembelajaran agar peserta didik lain. Pengertian tidak jauh berbeda
secara aktif mengembangkan potensi ditemukan dalam Oxford Dictionary

Imam Catur Pratomo, Yusuf Tri Herlambang: Pentingnya Peran Keluarga Dalam Pendidikan Karakter 9
online, yang mendefinisikan karakter kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sebagai the mental and moral qualities berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
distinctive to an individual (kualitas kreatif, mandiri dan menjadi warga
mental dan moral yang khas pada negara yang demokratis serta
seseorang). Maka dapat disimpulkan bertanggung jawab,”
karakter adalah tabiat, watak, akhlak, Menurut Depdiknas (2010),
atau kepribadian seseorang, sebagai pendidikan karakter adalah segala hal
dasar bersikap, bertindak, berpikir dan yang dilakukan oleh guru, yang dapat
cara pandang. Selain itu, karakter bisa berpengaruh pada karakter peserta
juga dinyatakan sebagai cara berpikir didik. Hal tersebut bermakna bahwa
dan berperilaku yang menjadi ciri khas guru merupakan fasilitator untuk para
tiap manusia untuk hidup di dalam peserta didiknya dalam membentuk
lingkungan masyarakat. Sebagai jati diri karakter peserta didik. Pembentukan
suatu individu, karakter merupakan karakter bagi peserta didik dapat
nilai dasar perilaku yang menjadi acuan dilakukan dengan memperlihatkan
tata nilai interaksi antara manusia. sikap atau karakter yang baik dari guru
Secara umum berbagai karakter bagi para peserta didiknya sehingga
dirumuskan sebagai nilai hidup peserta didik pun akan meniru gurunya
bersama berdasarkan atas pilar tersebut. Sikap dan karakter yang harus
menghargai, kebahagiaan, kerja sama, ditunjukkan guru diantaranya yaitu
kedamaian, kejujuran, kasih sayang, perilaku guru dalam mendidik atau
tanggung jawab, kerendahan hati, mengajar peserta didik, cara guru
toleransi, dan persatuan. berbicara atau menyampaikan materi,
c. Pendidikan karakter bagaimana guru bertoleransi, dan
Pendidikan karakter merupakan berbagai hal terkait lainnya.
salah satu hal yang memiliki tingkat Pendidikan karakter adalah salah
urgensi yang tinggi., karena salah satu satu unsur yang paling penting untuk
tujuan pendidikan nasional yaitu ditanamkan kepada generasi muda,
membentuk karakter bangsa dengan orang tua, pendidik, institusi agama,
memberikan pendidikan karakter bagi organisasi kepemudaan memiliki
masyarakat sebagai bentuk pemenuhan tanggung jawab yang besar dalam
hak bagi masyarakatnya dalam bidang membangun karakter, nilai, dan moral
pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah pada generasi muda (Krischenbaum,
Indonesia membuat payung hukum 1995:3). Pendidikan karakter
dalam mengatur pendidikan di merupakan tanggung jawab bersama
Indonesia khususnya untuk baik keluarga, lingkungan sekolah dan
menciptakan karakter bagi bangsa masyarakat dengan kata lain kita tidak
Indonesia yang diatur dalam Undang- bisa menyandarkan tanggung jawab
undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang pendidikan karakter itu hanya
sistem pendidikan Nasional dalam Pasal merupakan tanggung jawab dari
3 menyatakan bahwa “Pendidikan lembaga tertentu saja. Ketiga
nasional berfungsi mengembangkan lingkungan pendidikan tersebut harus
kemampuan dan membentuk watak berkomitmen untuk mendukung
serta peradaban bangsa yang pendidikan karakter, sehingga dapat
bermartabat dalam rangka tercapai tujuan yang diharapkan.
mencerdaskan kehidupan bangsa Dari beberapa point di atas maka
bertujuan untuk berkembangnya dapat disimpulkan bahwa pendidikan
potensi peserta didik agar menjadi karakter merupakan hal yang sangat
manusia yang beriman dan bertakwa penting dan memiliki tingkat urgensi

10 JPPD: Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar Vol. 8 No.1 Juni 2021


yang tinggi dalam pendidikan nasional sosiologi, keluarga merupakan sebuah
khususnya di Indonesia dan pemerintah organisasi terkecil dalam sebuah
pun menunjukkan sikap yang positif masyarakat yang beranggotakan dari
dengan membentuk kebijakan yang beberapa individu yang terikat oleh
mengatur tentang pendidikan karakter sebuah keturunan yakni kesatuan
sebagai salah satu bentuk pemenuhan antara ayah-ibu-anak. Keluarga
hak bagi setiap bangsa. merupakan unit paling kecil dalam
Pendidikan karakter ini harus kelompok masyarakat, selain itu
dilaksanakan dan merupakan tanggung keluarga merupakan lingkungan utama
jawab dari berbagai pihak seperti dan pertama bagi anak sejak anak
keluarga khususnya peran orang tua, tersebut dilahirkan ke dunia (Setiardi,
lingkungan sekolah khususnya peran 2017). Berdasarkan pernyataan di atas
guru dalam mendidik dan juga maka keluarga bisa diartikan suatu
masyarakat. Pendidikan karakter ini organisasi terkecil dalam masyarakat
utamanya harus dilakukan dari struktur yang terikat oleh sebuah keturunan dan
yang lebih kecil yaitu keluarga dengan merupakan lingkungan utama dan
memberikan cerminan sikap atau pertama bagi anak.
karakter yang baik sehingga anak Fungsi keluarga merupakan
meniru dan memiliki karakter yang tempat bernaung dan berlindung bagi
cenderung positif begitupun peran guru seorang anak. Fungsi keluarga selain
di sekolah yang harus memberikan sebagai tempat berlindung diantaranya :
cerminan yang baik bagi para peserta a. Mempersiapkan anak-anak
didiknya dengan kata lain bahwa bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai
pendidikan karakter ini tidak bisa hanya dan norma norma aturan-aturan dalam
mengandalkan dari salah satu pihak saja masyarakat dimana keluarga tersebut
terutama sekolah seperti fenomena berada (sosialisasi). b. Mengusahakan
yang terjadi saat ini, harus kita garis terselenggaranya kebutuhan ekonomi
bawahi bahwa pendidikan karakter ini rumah tangga (ekonomi) sehingga
merupakan tanggung jawab bersama keluarga sering disebut unit produksi. c.
terutama keluarga yang memiliki peran Melindungi anggota keluarga yang tidak
yang paling besar bagi anak. produksi lagi (jompo). d. Meneruskan
d. Keluarga keturunan (reproduksi), (Agustin,
Secara umum keluarga adalah 2015). Menurut Effendi keluarga
suatu lembaga yang terdiri atas suami memiliki peranan utama dalam
istri dan juga anak yang belum menikah, mengasuh dan mengayomi anak, dalam
hidup dalam sebuah kesatuan kelompok membangun etika dan norma yang
berdasarkan ikatan tertentu. Keluarga berlaku di lingkungan masyarakat, dan
sebagai suatu kesatuan sosial terkecil. budayanya dapat diteruskan dari
Secara etimologis, menurut KI Hajar generasi ke generasi yang disesuaikan
Dewantara (Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, dengan perkembangan masyarakat
1991) kata keluarga berasal dari kata (Hulukati, 2015). Oleh karena itu fungsi
kawula dan warga. Kawula berarti keluarga adalah untuk mempersiapkan
“abdi” yakni “hamba” dan warga yang anak agar memiliki watak atau tabiat
berarti anggota. Sebagai abdi di dalam yang sesuai dengan norma-norma yang
keluarga wajiblah seseorang berlaku di masyarakat, ,menyediakan
menyerahkan segala kepentingan- kebutuhan materi guna tercapainya
kepentingannya kepada keluarganya. kesejahteraan keluarga, melindungi
Menurut (Sadulloh, Muharam, & anggota keluarga dan meneruskan
Rabandi, 2019)Apabila ditinjau dari keturunan.

Imam Catur Pratomo, Yusuf Tri Herlambang: Pentingnya Peran Keluarga Dalam Pendidikan Karakter 11
e. Hakikat pendidikan keluarga anaknya, sekolah yang baik, dan
Peran penting keluarga dalam memberi nasihat-nasihat moral kepada
dunia pendidikan sudah tidak dapat anaknya. Tantangan pendidikan
dipungkiri lagi, keluarga merupakan keluarga terbagi menjadi dua yakni
pendidik pertama dan utama bagi tantangan internal dan eksternal,
perkembangan anak. Keluarga menurut tantangan internal yakni tantangan yang
Berns dapat dimaknai sebagai berasal dari keluarga tersebut seperti
kumpulan orang yang hidup bersama kebiasaan yang sering dilakukan oleh
dengan tempat tinggal bersama dan keluarga tersebut, sifat bawaan atau
orang yang terlibat di dalamnya sifat turun temurun dan tidak adanya
merasakan adanya kaitan batin keinginan yang keras untuk membentuk
sehingga terjadi saling memperhatikan, karakter yang lebih positif dan
saling membantu, dan bersosial (Lestari, tantangan eksternal memiliki
2012). Keluarga memiliki tanggung cangkupan yang luas yakni dari faktor
jawab besar terhadap kehidupan dan luar keluarga seperti social media,
masa depan seseorang. Orang tua pergaulan bebas, lingkungan
berperan sebagai pendidik sekaligus masyarakat dan budaya atau kebiasaan
suri tauladan bagi anak-anaknya agar asing.
mereka memiliki moralitas yang baik. Maka diperlukan upaya-upaya
Pada hakikatnya pendidikan keluarga yang harus dilakukan keluarga dalam
itu (Dewantara 1961, 374) adalah suatu mengatasi tantangan-tantangan yang
tempat yang sebaik-baiknya untuk ada dalam pendidikan keluarga
melakukan pendidikan kesusilaan dan seperti melakukan kebiasaan yang baru
kesosialan. Keluarga merupakan tempat yang arahnya cenderung positif dan
pendidikan yang sempurna tidak ada harus dilakukan secara berkala agar
tempat pendidikan yang sesempurna menjadi kebiasaan baru yang baik,
keluarga. Keluarga merupakan tempat orang tua harus memberikan contoh
anak mendapatkan bekal pendidikan yang baik agar anak-anak pun
pertama terutama pendidikan karakter, mengikuti sikap atau perilaku yang baik
hal tersebut harus didapatkan anak dari orang tua sehingga menciptakan
karena pendidikan karakter menjadi karakter yang positif bagi anak dan
bekal utama untuk anak dalam orang tua harus mengawasi serta
melanjutkan pendidikan ke tahap membatasi akses social media bagi
selanjutnya yakni pendidikan sekolah anak.
dan masyarakat. hal ini menjadi langkah Pentingnya Peranan Keluarga Dalam
yang penting bagi keluarga dan menjadi Pendidikan Karakter
langkah pertama dalam menjalani Pendidikan karakter sangatlah
hidupnya di masyarakat. penting untuk direalisasikan oleh pihak
Pada era globalisasi ini tantangan keluarga, sekolah dan lingkungan
bagi pendidikan keluarga menjadi masyarakat, foerster mengemukakan
sangatlah sulit, kebudayaan- empat ciri dasar pendidikan karakter,
kebudayaan asing yang menyimpang Pertama yaitu keteraturan interior,
dari nilai agama, pancasila dan dimana setiap tindakan diukur
memberikan dampak negatif bagi berdasarkan nilai. Nilai menjadi
karakter anak saat ini. Seperti pergaulan pedoman normatif setiap tindakan.
bebas, narkoba, gaya berpakaian, Kedua, koherensi yang memberi
hilangnya moral terhadap orang tua dan keberanian, membuat seseorang teguh
sebagainya. Orang tua harus bisa pada prinsip, tidak mudah terombang-
memilih lingkungan yang baik bagi ambing pada situasi baru atau takut

12 JPPD: Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar Vol. 8 No.1 Juni 2021


resiko. Ketiga, otonomi, di situ Orang tua merupakan tokoh yang
seseorang menginternalisasikan aturan utama dalam pendidikan karakter ini,
dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi seseorang akan menjadi apa di
pribadi. Keempat, keteguhan dan kemudian hari tergantung pendidikan
kesetiaan. Keteguhan merupakan daya karakter yang orang tua mereka
tahan seseorang guna menginginkan terapkan. Peran keluarga dalam
apa yang dipandang baik, dan kesetiaan pendidikan karakter merupakan peran
merupakan dasar bagi penghormatan yang bersifat fundamental. Keluarga
atau komitmen yang dipilih (Zahri, berperan menanamkan prinsip-prinsip
2013). yang baik seperti pada ciri pendidikan
Pendidikan karakter dinilai memiliki karakter di atas. Pendidikan karakter
tingkat urgensi yang tinggi sehingga sangatlah penting agar anak tidak
pendidikan karakter harus bisa mudah terpengaruh kebudayaan asing
terealisasikan dengan optimal agar yang bersifat negatif di era globalisasi
tercapai tujuan dari pendidikan ini hal ini selaras dengan pernyataan Ki
karakter tersebut. Tujuan pendidikan Hajar Dewantara dalam (Sadulloh,
karakter menurut (Puskur, Muharram, & Robandi, 2019), suasana
Kemendiknas 2010: 7) yaitu : (a), kehidupan keluarga merupakan tempat
Mengembangkan potensi yang sebaik-baiknya untuk melakukan
kalbu/nurani/afektif peserta didik pendidikan, individu maupun
sebagai manusia dan warga negara yang pendidikan sosial. Peran orang tua
memiliki nilai-nilai budaya dan karakter dalam keluarga sebagai pembimbing,
bangsa; (b), Mengembangkan kebiasaan pengajar, dan pemberi contoh bagi
dan perilaku peserta didik yang terpuji anaknya.
dan sejalan dengan nilai-nilai universal Adapun syarat-syarat yang
dan tradisi budaya bangsa yang religius; dibutuhkan dalam membentuk karakter
(c), Menanamkan jiwa kepemimpinan yang baik menurut Megawangi (2003),
dan tanggung jawab peserta didik ada tiga kebutuhan utama anak yang
sebagai generasi penerus bangsa; (d), harus dipenuhi, yakni rasa aman,
Mengembangkan kemampuan peserta maternal bonding dan stimulasi fisik
didik menjadi manusia yang mandiri, dan mental. Syarat tersebut bisa
kreatif, berwawasan kebangsaan; dan terpenuhi salah satunya dengan pola
(e), Mengembangkan lingkungan asuh yang tepat seperti pola asuh
kehidupan sekolah sebagai lingkungan demokratis oleh orang tua yang dimana
belajar yang aman, jujur, penuh orang tua cenderung mendorong
kreativitas dan persahabatan, serta anaknya untuk lebih terbuka dengan
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan keluarganya namun disamping terbuka
penuh kekuatan (dignity). juga anak memiliki tanggung jawab dan
Dalam mewujudkan pendidikan mandiri ataupun dengan cara habituasi
karakter tersebut terdapat tiga pihak dan intervensi yang dilakukan oleh
yang memiliki tanggung jawab dalam keluarga.
pelaksanaan pendidikan karakter dan Pembentukan karakter yang
pihak yang memiliki peranan paling dilakukan oleh keluarga bisa dilakukan
vital dan memiliki dampak yang paling melalui proses pembudayaan dan
besar dalam pendidikan karakter yakni pemberdayaan dengan cara habituasi
keluarga atau orang tua yang berperan (membiasakan) dan intervensi
sebagai pendidik dalam mepersiapkan (mempengaruhi) yang sejatinya harus
anaknya untuk menjalankan hidup dan memenuhi nilai-nilai karakter yang
mencapai tujuan hidupnya. bersifat positif diantaranya religius,

Imam Catur Pratomo, Yusuf Tri Herlambang: Pentingnya Peran Keluarga Dalam Pendidikan Karakter 13
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, bagi anak. Melalui pendidikan karakter
mandiri, kreatif, demokratis, rasa ingin anak dibentuk untuk menjadi manusia
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah yang memiliki perilaku , moral, dan
air, menghargai prestasi, akhlak yang baik. Maka dari itu,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, pendidikan keluarga menjadi bagian
gemar membaca, peduli lingkungan, terpenting dalam menerapkan
peduli sosial, tanggung jawab. pendidikan karakter. Anak dapat
Pentingnya peran keluarga diibaratkan sebagai kertas kosong dan
dalam mewujudkan pendidikan orang tua lah yang memberikan warna
karakter tidak bisa lagi dibantah karena pada kertas kosong itu, dari analogi
sudah terlihat jelas meskipun tersebut dapat diartikan bahwa orang
pendidikan karakter ini merupakan tua lah yang memberikan peran besar
tanggung jawab dari pihak lingkungan terhadap karakter anak, orang tua
sekolah, keluarga dan masyarakat memberikan kontribusi yang dominan
namun pihak yang memiliki peranan terhadap watak anak di tahap
paling penting dan memiliki pengaruh selanjutnya. Oleh karena itu , orang tua
sangat besar dalam pelaksanaan harus menjadi sosok yang baik dan
pendidikan karakter ini adalah keluarga. dapat menjadi suri tauladan bagi
s ejatinya anak merupakan tanggung anak. Anak tidak hanya semata-
jawab penuh dari keluarga dan mata diberikan pengetahuan dan
pendidikan karakter ini harus dilakukan motivasi saja, akan tetapi diberikan juga
dari struktur terkecil yaitu keluarga cerminan akhlak dan perilaku yang baik
dengan dibantu dari pihak lingkungan
sekolah (guru) dan lingkungan DAFTAR PUSTAKA
masyarakat. Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati. (1991).
Pendidikan karakter yang Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka
berawal dari keluarga bisa dilakukan Cipta.
dengan berbagai cara baik dari pola Agustin, Dyah Satya Yoga, N. S. (2015).
asuh, membiasakan kebiasaan yang baik Peran Keluarga Sangat Penting
ataupun dengan cara intervensi seperti Dalam Pendidikan Mental,
memperlihatkan cerminan sikap dan Karakter Anak Serta Budi Pekerti
perilaku yang baik dari orang tua Anak. Jurnal Sosial Humaniora
sehingga anak tersebut pun akan Vol 8, No 1, 2015 Hal 47-54.
terpengaruh dari sikap yang Hulukati, W. ( 2015). Peran Lingkungan
ditunjukkan orang tua dan akhirnya Keluarga Terhadap
mengadopsi karakter yang bersifat Perkembangan Anak. Jurnal
kebajikan. Pendidikan karakter harus Musawa Iain Palu , 265 - 282.
dilakukan dengan optimal oleh orang Kemendiknas. 2010. Desain Induk
tua pada anaknya karena karakter akan Pembangunan Karater bangsa
sangat mempengaruhi setiap individu Jakarta: Kemendiknas RI.
dalam bersikap dan bertindak dalam Kirschenbaum, H. 1995. 100 Ways To
menjalani kehidupannya oleh karena itu Enhance Values And Morality In
keluarga harus mempersiapkan dan Schools And Youth Setting.
memberikan pendidikan karakter bagi London: Allyn And Bacon.
anak. Langeveld, & Rasyidin, W. (2016).
Pedagogik Teoritis Dan Praktis.
KESIMPULAN Bandung: Pt Remaja Rosdakarya
Pendidikan keluarga merupakan Offset.
pendidikan yang utama dan pertama

14 JPPD: Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar Vol. 8 No.1 Juni 2021


Lestari, Sri. (2012). Psikologi Keluarga:
Penanaman Nilai dan
Penanganan Konflik Dalam
Keluarga. Jakarta: Kencana.
Megawangi, Ratna. (2003). Pendidikan
Karakter untuk Membangun
Masyarakat Madani. IPPK
Indonesia Heritage Foundation.
Sadulloh, U., Muharam, A., & Rabandi, B.
(2019). Pedagogik (Ilmu
Mendidik). Bandung: Alfabeta.
Setiardi, D. (2017). Keluarga Sebagai
Sumber Pendidikan Karakter.
Jurnal Tarbawi , 136-146.
Thomas Lickona. (1991). Educating For
Character: How Our School Can
Teach Respect and
Rresponsibility, New York:
Bantam Books, 1991
Tim Penyusun, 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003. Sistem
Pendidikan Nasional.
Wahidin, U. (2013). Pendidikan
Karakter Bagi Remaha. Jurnal
Pendidikan Islam, hlm 256-269.
Zahri, Cut. (2013). Manajemen
Pendidikan Karakter. Sumber:
Journal.Uny.Ac.Id

Imam Catur Pratomo, Yusuf Tri Herlambang: Pentingnya Peran Keluarga Dalam Pendidikan Karakter 15

Anda mungkin juga menyukai