Anda di halaman 1dari 9

Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan

e-ISSN: 2527-9998

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK


KARAKTER ANAK
Ingga Anjani
Email: ingga.anjani@sekha.kemenag.go.id
STIAB Jinarakkhita Lampung

Abstract
This study aims to identify the role of parents in shaping children's character. The most important and first
character education for children is the family environment. Education in the family is very important and is
the main pillar of the formation of children's character. The family as the smallest social unit is the most
important educational environment and is responsible for the education of their children. Education provided
by parents must provide a basis for educating children about social processes and their lives in society. This
research is a qualitativere search using the literature method, to obtain information data by utilizing books,
journals and other sources. Literature study is research conducted by researchers by collecting books,
periodicals related to the problem and research objectives. To achieve the research objectives, the researcher
will conduct an analysis of the collected literature sources. The analysis was carried out by paying attention to
information relevant to the role of parents in shaping children's character, both in terms of concept and practice
in the family. In addition, researchers will also find out about methods that can be used by parents in providing
character education to their children.

Keywords: role of parents, children's character

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang peran orang tua dalam membentuk karakter anak.
Pendidikan karakter yang paling utama dan pertama bagi anak adalah lingkungan keluarga. Pendidikan
dalam keluarga sangat penting dan merupakan pilar utama pembentukan karakter anak. Keluarga sebagai
unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang paling penting dan bertanggung jawab atas
pendidikan anak-anaknya. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua harus memberikan dasar untuk
mendidik anak tentang proses sosial dan kehidupan mereka di masyarakat. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan menggunakan metode literatur, untuk mendapatkan data informasi yaitu dengan
memanfaatkan sumber buku, jurnal dan lainnya. Studi literatur adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengumpulkan buku, terbitan berkala yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Untuk
mencapai tujuan penelitian, peneliti akan melakukan analisis terhadap sumber-sumber literatur
yang telah dikumpulkan. Analisis dilakukan dengan memperhatikan informasi yang relevan dengan
peran orang tua dalam membentuk karakter anak, baik dari segi konsep maupun praktiknya dalam
keluarga. Selain itu, peneliti juga akan mencari tahu mengenai metode-metode yang dapat digunakan
oleh orang tua dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak-anak mereka.

Kata kunci: peran orang tua, karakter anak

PENDAHULUAN
Pendidikan karakter harus diterapkan pada anak-anak sejak usia dini, hingga remaja,
bahkan hingga dewasa, sehingga membentuk karakter manusia yang lebih bernilai. dan juga
moral. Mereka adalah kepribadian yang baik hati seseorang yang selalu berusaha melakukan
yang terbaik untuk Tuhan Yang Maha Esa, dirinya sendiri, lingkungannya, Pendidikan
Received: DMY Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan I
Accepted: DMY
Online Published: DMY
DOI:
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan

e-ISSN: 2527-9998

merupakan sarana yang paling efektif untuk mengembangkan potensi dan membentuk karakter
anak dalam hal keterampilan dan pemahaman. Oleh karena itu, pelatihan terus dibangun dan
dikembangkan agar proses aplikasi menghasilkan generasi yang diharapkan. Seperti Indonesia,
bangsa kita tidak ingin menjadi bangsa yang bodoh dan terbelakang, apalagi menghadapi era
yang masih berkembang di era perkembangan teknologi dan komunikasi. Bagi anak Indonesia,
pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting. Selama ini banyak orang tua yang
tidak peduli dengan pendidikan anaknya (Hasanah, 2016).

Perkembangan zaman dan perkembangan teknologi menuntut manusia tidak hanya


memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga memiliki karakter. Karakter adalah kepribadian
khusus yang menjadi penggerak dan penggerak dan yang membedakan dirinya dengan individu
lain. Untuk membentuk karakter anak, orang tua memerlukan proses yang relatif panjang dan
berkesinambungan. Karakter dibentuk oleh pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang
paling utama dan pertama bagi anak adalah lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga,
anak mempelajari dasar-dasar tingkah laku yang penting bagi kehidupannya kelak (Hasanah,
2016).

Pentingnya orang tua bagi pendidikan anak bukanlah hal yang sepele karena pendidikan
adalah modal utama yang harus dimiliki setiap individu yang hidup untuk bertahan kali. Karena
sekarang orang tua semakin sadar pentingnya memberi kebaikan . pendidikan terbaik Anda
kepada anak sejak usia dini. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak terbukti memberikan
banyak dampak positif bagi anak. Peran aktif orang tua tentunya harus didukung dengan
komunikasi yang baik antara orang tua dan juga pihak sekolah. Jadi tidak perlu membuat
keputusan moral yang diikuti dengan tindakan aktual untuk menjadi hal yang praktis dan
reflektif. Dibutuhkan sejumlah waktu sebelum menjadi kebiasaan dan karakter atau kebiasaan
seseorang berkembang (Pratiwi, 2019).

Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus mencakup seluruh
kepentingan pendidikan, serta keluarga, sekolah, lingkungan sekolah dan masyarakat luas.
Pembentukan dan penanaman karakter tidak dapat berhasil jika tidak ada kesinambungan antara
lingkungan pendidikan dan keharmonisan. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
membangun kembali kemitraan pendidikan dan jaringan yang seolah terputus antara
lingkungan sekolah, guru, lingkungan keluarga, dan masyarakat (Khairuzzaman, 2016).

Orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan anak dalam rumah tangga melihat
anak sebagai makhluk rasional yang tumbuh, bersemangat dan mau mengeksplorasi segala
sesuatu di sekitarnya. Oleh karena itu, orang tua juga harus merasakan kewajiban untuk
mendidik anaknya sejak dini, agar dapat mengembangkan segala potensi yang masih terpendam
dalam dirinya. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang tua yang cuek, lupa dan tidak tahu
bagaimana memenuhi tanggung jawabnya untuk membesarkan dan membentuk karakter

Received: DMY Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan I


Accepted: DMY
Online Published: DMY
DOI:
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan

e-ISSN: 2527-9998

anaknya. Kebanyakan ibu atau bapak berpikir, bahwa jika anak diserahkan kepada guru
sekolah, maka tugas mereka dalam mendidik anak sudah selesai (Khairuzzaman, 2016).

Dengan demikian, keberhasilan anak tergantung pada seberapa besar ilmu pendidikan
dan tekad orang tua mengarahkan anaknya dan seberapa dalam iman (agama) yang ditanamkan
pada anaknya. Dengan ilmu pendidikan ini, tentu lebih mudah bagi orang tua untuk membantu
anaknya menemukan jati dirinya. Selama hari ke depan, orang tua jelas ingin melihat anak-anak
yang diasuh dan dibesarkannya menjadi berkelakuan baik, berilmu, memiliki keterampilan
bertahan hidup (life skill), dan mampu bertanggung jawab atas apa pun. mereka melakukannya
di dunia ini dan juga di akhirat (Mariani, 2021).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode literatur, penelitian
studi literatur merupakan suatu karya penelitian yang penyusunannya sama dengan karya
penelitian lainnya, tetapi sumber dan metode informasinya adalah pengumpulan data,
perpustakaan, membaca, mencatat dan mengolah bahan penelitian (Melfianora, 2019).
Penelitian studi literatur ini bersumber dari artikel ilmiah, jurnal, dan dokumen penelitian
relevan yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian melakukan analisis terhadap beberapa
artikel maupun dokumen relevan yang diperoleh. Selanjutnya menarik kesimpulan dan
melakukan evaluasi terhadap penelitian yang dilakukan (Sukarni, 2021). Tinjauan literatur
adalah langkah pertama dan penting dalam mengembangkan rencana penelitian. Tinjauan
literatur yaitu suatu pencarian dan penelitian kepustakaan dengan membaca berbagai buku,
majalah, jurnal ataupun artikel dan publikasi lain yang terkait dengan topik penelitian untuk
menyiapkan atau menyusun artikel tentang topik tertentu yang akan diteliti (Marzali, 2017).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pendidikan adalah instruksi yang diberikan kepada anak-anak sehingga anak-anak dapat
menunjukkan potensi dalam dirinya untuk kelangsungan hidupnya di masa depan. Sedangkan
kata karakter diartikan sebagai tanda atau kebiasaan dalam semua kamus bahasa Indonesia;
karakteristik psikologis, moral atau kebiasaan yang membedakan satu orang dari yang lain.
Karakter adalah sikap pribadi yang stabil yang merupakan hasil dari proses pemantapan yang
progresif dan dinamis yang menggabungkan pernyataan dan tindakan (Mariani, 2021).

Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” dan menitikberatkan
pada penerapan nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau perilaku. Itulah mengapa
mereka mengatakan seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau serakah. dalam suasana
hati yang buruk sementara orang yang berperilaku jujur dan mau menolong dikatakan memiliki
akhlak yang baik dan mulia, sehingga istilah karakter erat kaitannya dengan kepribadian
seseorang. Seseorang dapat disebut sebagai orang yang berkarakter (person karakter), jika
Received: DMY Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan I
Accepted: DMY
Online Published: DMY
DOI:
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan

e-ISSN: 2527-9998

perilakunya konsisten dengan prinsip-prinsip moral dasar cara melihat, berpikir, bersikap dan
bertindak (Silahuddin, 2017).

Pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan karakter, pendidikan moral,


pendidikan budi pekertin tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan siswa untuk
membuat keputusan yang baik dan buruk, untuk menjaga apa yang baik dan untuk memahami
kebaikannya dalam kehidupan sehari-hari sungguh-sungguh. Pendidikan karakter juga
merupakan konsep kunci berlaku untuk berpikir untuk menciptakan moralitas fisik dan mental
dan cara untuk membuatnya lebih bermakna darrang lain, bangsanya dan negaranya. Karakter
yang baik berarti seseorang yang mengetahui potensi dirinya sendiri (Pratiwi, 2019).

Pendidikan karakter merupakan upaya untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang


terdiri dari tiga aspek yaitu pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan yang dilakukan
untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Untuk mengembangkan karakter bangsa,
individu perlu mengembangkan karakternya sendiri, tetapi hal tersebut hanya dapat dilakukan
dalam lingkungan sosial dan budaya yang relevan dengan individu tersebut. Pengembangan
karakter bangsa tidak hanya bergantung pada perkembangan karakter individu semata,
melainkan juga bergantung pada lingkungan sosial dan budaya yang membentuk dan
memengaruhi individu tersebut (Liska et al., 2021).

Fungsi pendidikan karakter (1) untuk pengembangan potensi dasar untuk menjadi baik
hati, dan berperilaku baik; (2) untuk memperkuat dan membentuk perilaku masyarakat
multikultural; (3) memajukan peradaban bangsa yang berdaya saing persatuan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai saluran media yang meliputi keluarga, lembaga
pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah,dunia bisnis dan media. Oleh
karena itu, pendidikan karakter bukan sekedar pengajaran apa yang benar dan apa yang salah,
lebih dari sekedar pendidikan yang menciptakan kebiasaan (habituation) tentang apa yang baik,
sehingga siswa sadar (kognitif) baik dan buruk, tahu bagaimana merasakan (afektif) nilai-nilai
baik dan terbiasa melakukannya (psikomotorik). Bersama dengan itu, penanaman karakter yang
baik seharusnya tidak hanya mencakup aspek “pengetahuan yang baik (moral knowledge)”,
tetapi juga aspek “mengenal dengan baik atau mencintai dengan baik (moral feeling) dan
perilaku yang baik (moral action”). Pendidikan karakter menekankan pada kebiasaan atau cara
yang terus-menerus dipraktekkan dan diterapkan (Pratiwi, 2019).

Posisi keluarga memainkan peran yang sangat besar mempengaruhi kehidupan dan
perilaku anak. Kedudukan dan fungsi keluarga sangat mendasar, karena keluarga merupakan
sarana pertama dalam perkembangan karakter dan akhlak anak. Orang tua adalah lanjut usia,
namun dalam masyarakat pada umumnya pengertian orang tua adalah orang yang melahirkan
kita yaitu ibu dan ayah. Karena orang tua adalah pusat dari kehidupan spiritual seorang anak,

Received: DMY Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan I


Accepted: DMY
Online Published: DMY
DOI:
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan

e-ISSN: 2527-9998

respons emosional dan pemikiran selanjutnya dari setiap anak adalah hasil dari ajaran orang
tua. Maka orang tua memegang peranan penting dan berpengaruh besar terhadap pendidikan
seorang anak. Kunci pertama dalam mengarahkan dan membentuk pendidikan pikiran anak ada
pada peran orang tua, jadi baik buruknya karakter tergantung dari karakter orang tersebut orang
tua. Untuk membentuk kepribadian anak agar menjadi anak yang memiliki sifat kepribadian
yang baik (Wahib A, 2015).

Menurut Ruli (2020) terdapat beberapa peran orang tua terhadap anak yaitu sebagai
berikut:

1. Peran orang tua dalam pendidikan anak adalah mengajarkan anak tentang agama, misalnya
mengajari anak beribadah, mengajari anak membaca dan membimbing anak untuk
mengikuti kegiatan yang positif.
2. Peran orang tua dalam mendidik anak adalah mengajarkan kepada mereka mengenai
pendidikan sosial, seperti mengajarkan anak untuk berperilaku sopan santun, mengajari
anak untuk saling mencintai, mengajari anak untuk saling menyapa, mengajari anak untuk
hidup hemat, ajari anak untuk menjalin persahabatan yang baik dengan saudara dan orang
lain, dan mengajari anak memiliki sikap yang benar atau baik dalam kehidupan sehari-hari.
3. Peran orang tua dalam mendidik anak adalah mengajarkan pendidikan moral kepada anak,
seperti mengajarkan kejujuran dan integritas kepada anak. Peran orang tua dalam mendidik
anak belum terlaksana dengan baik, Dimana orang tua sering menitipkan anaknya tidak
melakukan kesalahan, tidak berpendidikan, berperilaku kasar di depan orang banyak,
berdebat di depan umum, sering berkata tidak jujur dan sering marah ketika anak itu
dibimbing atau dinasehati oleh orang tuanya.

Orang tua bertanggung jawab penuh untuk melindungi, membesarkan dan mendidik
anak-anaknya, tidak hanya dalam hal materi tetapi juga dalam hal spiritual seperti
pendidikan dan agama, karena orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-
anaknya. Terdapat beberapa tanggung jawab orang tua terhadap anaknya yaitu sebagai
berikut:
1. Pengalaman pertama masa kanak-kanak didalam keluarga yaitu anak mulai merasakan atau
mengenal kehidupannya, setiap orang tua harus menyadari dan memahami bahwa anak
dilahirkan dalam lingkungan keluarga yang berkembang hingga anak terputus dari ikatan
keluarga, lembaga pendidikan keluarga. Untuk menawarkan pengalaman pertama, yang
merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak, dalam pendidikan keluarga.
Hal ini sangat penting untuk disadari, karena hal tersebut yang menentukan keseimbangan
seseorang.
2. Menjaga kehidupan emosional anak Suasana keluarga harus penuh dengan perasaan dan
simpati, suasana aman dan suasana saling percaya, karena melalui keluarga kehidupan
emosional atau kebutuhan akan keterikatan dapat terpenuhi atau dikembangkan dengan
baik. Ini karena orang tua dan anak memiliki hubungan darah, hubungan didasarkan pada

Received: DMY Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan I


Accepted: DMY
Online Published: DMY
DOI:
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan

e-ISSN: 2527-9998

cinta orang tua, kehidupan emosional adalah salah satu faktor terpenting dalam
pembentukan kepribadian anak.
3. Pengenalan pendidikan moral dalam keluarga juga merupakan aspek yang paling penting
untuk membentuk moral anak, yang biasanya diwujudkan dalam sikap dan perilaku orang
tua sebagai teladan bagi anak. Dalam contoh ini, anak memunculkan gejala identifikasi
positif, yaitu kesamaan mereka dengan peniru, dan ini sangat penting dalam konteks
perkembangan kepribadian.
4. Memberikan Pendidikan Sosial Dasar Keluarga merupakan landasan yang sangat penting
untuk mewujudkan landasan bagi pendidikan sosial anak, karena keluarga pada hakekatnya
merupakan lembaga sosial formal yang sekurang-kurangnya terdiri dari ayah, ibu dan anak,
untuk menumbuh kembangkan benih-benih kesadaran sosial. Anak dapat dirawat sedini
mungkin terutama melalui kehidupan keluarga yang penuh dengan gotong royong, gotong
royong seperti keluarga membantu kerabat atau tetangga yang sakit, menjaga ketertiban,
ketentraman, kebersihan dan keharmonisan dalam menjaga sesuatu.
5. Menempatkan asas-asas agama keluarga sebagai lembaga pembelajaran pertama dan
terpenting, disamping sangat penting. Pengenalan prinsip-prinsip moral yang tidak kalah
pentingnya, berperan dalam menanamkan dan mentransformasikan nilai-nilai agama ke
dalam kepribadian seorang anak. waktu anak-anak adalah waktu yang paling tepat untuk
mendorong dasar-dasar kehidupan beragama, dalam hal ini tentunya terjadi dalam keluarga,
misalnya mengajak anak ke tempat ibadah mendengarkan khotbah atau ceramah agama,
kegiatan seperti itu sangat berpengaruh pada kepribadian anak, sehingga kehidupan
keluarga harus memberikan kondisi pada anak merasakan suasana kehidupan beragam
(Jarbi & Ag, 2021).
Perkembangan karakter anak tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan proses yang
berlangsung sedemikian rupa sehingga proses tersebut menjadi karakter alami anak. Mulai
dari kelahiran anak hingga tumbuh besar di lingkungan keluarga, pacaran dengan teman-
teman permainan, sekolah, komunitas. Sebagai orang tua, tanpa disadari, sikap negatif
orang tua terhadap anak membuat anak merasa dijatuhkan. Keluarga merupakan lembaga
pendidikan pertama dan terpenting. Keluarga juga diharapkan untuk selalu berusaha
mengurus kebutuhannya sendiri pendidikan biologis dan psikologis anak-anak serta
pengasuhan dan pendidikan mereka. Keluarga mengharapkan anak yang dapat tumbuh
menjadi pribadi yang dapat hidup di tengah masyarakat. Sekaligus dapat menerima dan
mewarisi nilai-nilai kehidupan dan budaya (Angga, Cucu Suryana, Ima Nurwahidah, 2022).
Pembentukan karakter anak berhubungan langsung dengan tahapan, perkembangan
tahapan tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu tahap karakter lahiriyah (karakter kekanak-
kanakan), tahap karakter sadar (karakter remaja) dan tahap pengendalian internal karakter
(karakter dewasa). Pada fase eksternal, orientasi, pembiasaan, keteladanan, penguatan
(pahala) dan pelemahan (hukuman) dan indoktrinasi. Namun, pada tahap perilaku sadar,
metodenya adalah mendorong nilai-nilai melalui dialog, yang tujuannya untuk membujuk,
kepemimpinan bukanlah pengajaran, dan partisipasi bukanlah paksaan. Dan pada fase
kontrol metode internal karakter adalah perumusan visi dan misi kehidupan pribadi (Angga,
Cucu Suryana, Ima Nurwahidah, 2022).

Received: DMY Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan I


Accepted: DMY
Online Published: DMY
DOI:
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan

e-ISSN: 2527-9998

Karakter yang seperti itu memiliki tiga bagian yang saling terkait yaitu pengetahuan
moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik terdiri dari mengetahui yang
baik, menginginkan yang baik, dan melakukan yang baik. Kebiasaan berpikir, kebiasaan
hati, dan kebiasaan dalam tindakan, ketiganya merupakan kematangan moral. Ketika kita
berpikir tentang karakter seperti apa yang kita inginkan dan apa yang diinginkan orang tua
pada anak-anak mereka, jelaslah apa yang diperlukan untuk mengetahui apa yang benar,
sangat peduli tentang apa yang benar, dan kemudian melakukan apa yang benar (Muhsin,
2017).
Banyak orang tua menghadapi pembentukan karakter anak pendukung atau hambatan.
Faktor penghambat orang tua dalam pembentukan karakter anak yaitu kurangnya waktu
orang tua untuk mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya, sifat orang tua
yang tidak dapat menjadi teladan bagi anak, status sosial ekonomi orang tua yang tidak
dapat memenuhi semua persyaratan. kebutuhan anak, keterikatan orang tua yang berlebihan
terhadap anak, orang tua yang tidak dapat memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan
orang tua yang terlalu tinggi, orang tua yang tidak dapat mempercayai anak, orang tua yang
tidak dapat mendorong inisiatif dan kreativitas anak (Muhsin, 2017).

Menurut Yanto (2022), terdapat beberapa cara dalam membentuk kepribadian anak
yaitu sebagai berikut:
1. Mengenali karakter anak
2. Mengembangkan karakter anak
3. Mengamati sikap anak
4. Pembiasaan dalam kehidupan
5. Penguatan karakter anak

Menurut Musawamah (2021), beberapa cara orang tua dalam membentuk karakter anak
yaitu sebagai berikut:
1. Mendisiplinkan anak dengan benar disiplin, adalah bagaimana caranya untuk
mengajarkan anak-anak perilaku moral yang dapat diterima oleh kelompok. Tujuan
utamanya adalah untuk berbicara dan menanamkan pemahaman perilaku baik dan
perilaku kerja serta mendorong anak untuk berperilaku sesuai dengan standar tersebut.
2. Menghukum anak secara efektif hukuman, adalah konsekuensi dari sikap atau perilaku
negatif, dan bila digunakan dengan benar, hukuman dapat mengurangi perilaku buruk.
3. Bantuan dengan menggunakan media non cetak (televisi dan internet), dewasa ini tidak
dapat dipungkiri bahwa televisi sudah menjadi sahabat bagi anak-anak, terutama bagi
para orang tua yang bekerja di luar rumah maka orang tua menjadi tidak ada waktu
dalam mendampingi anak menonton tv yang bisa memungkinkan menonton tv yang
lama dan akan akan berpengaruh terhadap waktu makan dan belajar anak.

Mendidik anak dalam aspek karakter dan kepribadian sangatlah penting bagi orang tua.
Salah satu tugas penting orang tua adalah mengajarkan anak berkomunikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Tentu saja, terdapat berbagai cara lain yang bisa diterapkan sesuai
dengan lingkungan budaya masing-masing. Contohnya, mengajarkan anak untuk berusaha
Received: DMY Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan I
Accepted: DMY
Online Published: DMY
DOI:
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan

e-ISSN: 2527-9998

sendiri tanpa membandingkannya dengan orang lain, serta keluarga dapat menjadi dasar
dalam pengembangan karakter dengan membiasakan tindakan dan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai yang diharapkan. Hal ini juga dapat diperkuat dengan memberikan
teladan dan memotivasi nilai-nilai tersebut. Orang tua juga dapat memperkuat nilai-nilai
karakter dengan memberikan pujian dan penghargaan kepada anak ketika mereka berhasil
mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan memberikan
motivasi bagi anak untuk terus mengembangkan karakter yang baik (Purnomo, 2013).
Selain mengajarkan nilai-nilai karakter, orang tua juga harus memperhatikan cara
berkomunikasi mereka dengan anak. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak
sangat penting dalam membangun hubungan yang sehat dan memperkuat nilai-nilai yang
diajarkan. Oleh karena itu, orang tua harus selalu mendengarkan anak dengan penuh
perhatian dan memberikan feedback yang positif dan konstruktif. Dan dalam
mengembangkan karakter dan kepribadian anak, orang tua perlu memahami bahwa proses
ini memerlukan waktu, kesabaran, dan konsistensi. Namun, dengan dukungan dan perhatian
yang tepat dari orang tua, anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang
berkarakter dan berkepribadian baik (Purnomo, 2013).

SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah pendidikan karakter merupakan suatu proses
untuk mengembangkan nilai-nilai moral pada diri anak sehingga dapat menunjukkan potensi
dalam dirinya untuk kelangsungan hidupnya di masa depan. Pendidikan karakter juga bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan siswa untuk membuat keputusan yang baik dan buruk,
untuk menjaga apa yang baik dan untuk memahami kebaikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai saluran media yang meliputi keluarga, lembaga
pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia bisnis dan media. Namun,
peran orang tua memiliki pengaruh besar dalam membentuk karakter anak, karena keluarga
merupakan sarana pertama dalam perkembangan karakter dan akhlak anak. Orang tua berperan
sebagai pembimbing dan teladan dalam memberikan pendidikan karakter pada anak melalui
pengajaran agama, pendidikan moral, membimbing perilaku anak, dan memberikan kasih
sayang pada anak.

DAFTAR PUSTAKA
Angga, Cucu Suryana, Ima Nurwahidah, D. (2022). Peran Orang Tua dalam Membentuk
Karakter Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Basicedu, 6(4), 5877–5889.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1230
Hasanah, U. (2016). Pola Asuh Orangtua Dalam Membentuk Karakter Anak. Jurnal
Elementary , 2(2), 72–82.
Jarbi, M., & Ag, S. (2021). Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak Muktiali
Jarbi, S.Ag., MH Pendidikan Agama IslamUniversitas Indonesia Timur. Jurnal Pendais,
3(2), 122–140.
Khairuzzaman, M. Q. (2016). Peranan Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak Sejak
Dini Di Desa Lampoh Tarom Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. 4(1), 64–
Received: DMY Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan I
Accepted: DMY
Online Published: DMY
DOI:
Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan

e-ISSN: 2527-9998

75.
Liska, L., Ruhyanto, A., & Yanti, R. A. E. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Problem
Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. J-KIP (Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan), 2(3), 161. https://doi.org/10.25157/j-kip.v2i3.6156
Mariani, J. (2021). Upaya Pembentukan Karakter Anak Melalui Peran Orang Tua Di Rt 004
Rw 002 Kelurahan Kampung Pensiunan Kecamatan Kepahiang (Issue February).
Marzali, A.-. (2017). Menulis Kajian Literatur. Etnosia : Jurnal Etnografi Indonesia, 1(2), 27.
https://doi.org/10.31947/etnosia.v1i2.1613
Melfianora. (2019). Penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan Studi Literatur. Open Science
Framework, 1–3.
Muhsin, A. (2017). Upaya Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak Di Dusun
Sumbersuko Desa Plososari Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan. Dinamika : Jurnal
Kajian Pendidikan Dan Keislaman, 2(02), 123–150.
https://doi.org/10.32764/dinamika.v2i02.174
Musawamah, M. (2021). Peran orang tua dan guru dalam membentuk karakter anak di
Kabupaten Demak Mualamatul Musawamah Institut Agama Islam Negeri Kudus Email :
mualamatul@iainkudus.ac.id Pendahuluan Pada dasarnya setiap orang tua
menginginkan anak yang cerdas dan berperilaku ba. 3(1), 54–70.
Pratiwi, N. K. S. P. (2019). Pentingnya Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Karakter Anak
Usia Sekolah Dasar. Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1), 83.
https://doi.org/10.25078/aw.v3i1.908
Purnomo, H. (2013). Peran Orang Tua dalam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak untuk
Membangun Karakter Anak Usia Dini. Prosiding Seminar Nasional Parenting, 34–47.
Ruli, E. (2020). Tugas dan peran orang tua dalam mendidk anak. 143–146.
Silahuddin, S. (2017). Urgensi Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini. Bunayya : Jurnal
Pendidikan Anak, 3(2), 18. https://doi.org/10.22373/bunayya.v3i2.1705
Sukarni, W. (2021). Literatur Review: Implementasi Sistem Sosial Model Pembelajaran
Problem Solving Terhadap Sikap Siswa. Journal Evaluation in Education (JEE), 2(1),
1–8. https://doi.org/10.37251/jee.v2i1.163
Wahib A. (2015). Konsep Orang Tua Dalam Membangun Kepribadian Anak. Jurnal
Paradigma, 2(1), 2406–9787.
Yanto, M. (2022). Peran Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Suku Anak Dalam Desa
Muara Tiku. Jurnal Perspektif, 15(1), 39–59.
https://doi.org/10.53746/perspektif.v15i1.74

Received: DMY Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan I


Accepted: DMY
Online Published: DMY
DOI:

Anda mungkin juga menyukai