Oleh:
M. Hilmy Alfarumbanany, S. Pd. I.
NIM. 462. 10. 1. 12
WONOSOBO
2018
Judul: Pendidikan Karakter dalam Keluarga (Studi Analisis Orang Tua
Murid di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Kalibeber)
revolusi ilmu, pengetahuan dan teknologi (iptek), yang tidak hanya mampu
perilaku mereka seperti tindak kekerasan dan perilaku tidak terpuji lainnya,1
seperti contoh aksi kekerasan yang menewaskan siswa di sekolah dasar dan
aksi pelecehan seksual yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar di Surabaya,
baik membuat seorang individu menjadi lebih matang, bertanggung jawab dan
1
Doni, Koesuma, Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger, (Jakarta, Grasindo,
2009), hal. 115
2
Frankly Gaffar dalam Dharma Kusuma, dkk, Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah), (Bandung: Remaja Rosda Karya: 2011), hal. 5
3
Haitami Salim, Pendidikan Karakter,(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 19
1
yang pernah dilakukan di Harvard University, Amerika Serikat yang
mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) akan tetapi lebih
pada kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini
dan sisanya 80 % oleh soft skill. Hal ini megisyaratkan bahwa pendidikan
karakter sangat penting untuk diterapkan apalagi pada usia kanak-kanak atau
yang biasa disebut oleh para ahli sebagai usia emas (golden age) karena pada
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu
salah satunya adalah bahwa keluarga memiliki fungsi pendidikan bagi seorang
anak yang bermakna bahwa keluarga adalah wahana terbaik dalam proses
4
ibid, hal. 43
2
sebetulnya adalah pendidikan inti yang menjadi fondasi untuk perkembangan
anak lahir, tumbuh dan berkembang serta pertama kali mengenal orang lain
melalui hubungan dengan orang tuanya, keluargalah sudah barang tentu yang
dan yang pertama pula untuk mengajar pada anak-anak sebagaimana dia hidup
nilai-nilai karakter pada diri seorang anak. Dari kedua orang tua, untuk
5
ibid, hal. 45
6
Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, Pontianak:
STAIN Pontianak Press, 2009), hal. 273
7
Abu Ahmadi,” Sosiologi Pendidikan”. (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 108
3
pertama kalinya seorang anak mengalami pembentukan watak (kepribadian)
Keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan bertugas membentuk
demikian akan terjadi sosialisasi yang positif dalam keluarga. Orang tua
kebiasaan, dan perilaku selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang
kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar diresapinya dan kemudian
kesibukan kerja bukanlah suatu alasan orang tua meninggalkan tugas pokok
orang tua adalah bagian dari pendidikan anak. Hal itu terjadi karena
pendidikan karakter dari lingkungan keluarga diangap penting dan perlu bagi
8
Endang Mulyatiningsih, “ Analisis Model-Model Pendidikan Karakter Untuk Usia
Anak-Anak, Remaja dan Dewasa”, FT UNY Karang Malang Yogyakarta
9
Doni Koesoema, “Pendidikan Karakter: Strategi Membidik Anak di Jaman Global”.
( Jakarta: Grasindo, 2010), hal. 181
4
perkembangan seorang anak. Kesadaran orang tuatentang pentingnya
sekolah ini, memiliki karakter yang berbeda-beda serta latar belakang keluarga
yang berbeda, yang mana kebanyakan orang tua mereka bekerja di luar rumah.
menemukan banyak siswa yang memiliki karakter yang berbeda- beda dengan
adalah disebabkan oleh diri anak itu sendiri, karena dalam lingkungan sekolah
anak sudah diajarkan tentang penanaman nilai-nilai karakter baik itu melalui
diberikan perlakuan yang sama. Dari sini peneliti berangapan bahwa ada hal
5
karakter di sekolah yaitu keluarga, karena seorang anak banyak menghabiskan
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
6
3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis implikasi penerapan metode
D. Kegunaan Penelitian
dalam keluarga serta dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian yang
sejenis pada masa yang akan datang dan bahan informasi bagi penelitian
selanjutnya diantaranya:
sebagai berikut:
kepada anaknya.
7
memberikan bimbingan serta arahan kepada anak didiknya agar
E. Tinjauan Pustaka
8
sehingga dapat memberikan kontribusi keilmuan di bidang kajian Islam dan
psikologi agama.
tersebut adalah bahwa peran ibu lebih mendominasi dari pada peran ayah
antara lain adalah faktor interen dan faktor eksteren keluarga. Hambatan
Usia Dini dalam Keluarga”. Hasil dari penelitian ini adalah keberhasilan
pendidikan orang tua, serta kaya miskinnya dari segi ekonomi, yang lebih
menentukan adalah frekuensi interaksi antara anak dengan orang tua, dan
upaya dari orang tua dalam upaya penanaman karakter anaknya, sehingga
9
kepada anak-anaknya. Peranan orang tua dalam penanaman karakter kepada
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki
masa depan yang cerah dan menjadi manusia yang berguna bagi keluarga,
penanaman karakter pada anak usia dini, yang dihadapi orang tua dalam setiap
keluarga pada prinsipnya sama yaitu terdiri dari dua faktor yaitu faktor
“Metode Penanaman Nilai Moral untuk Anak Usia Dini”. metode penanaman
teladan, syair, dan diskusi. Dari beberapa metode tersebut yang paling sering
laun anak akan merubah perilakunya yang semula tidak sesuai dengan nilai
yang ada menjadi lebih baik sesuai dengan tokoh yang diperankan dalam
10
lingkungan rumahnya menjadi perilaku yang baik sesuai dengan nilai moral
beragam. Ada kendala yang datang atau berasal dari guru itu sendiri (faktor
internal) dan ada juga kendala yang datang dari luar (faktor eksternal). Untuk
telah melakukan berbagai upaya. Misalnya guru yang kurang mampu atau
belajar baik kepada guru yang dianggap lebih mampu atau ke lembaga di luar
sekolah. Kendala lain yang dihadapi adalah ketika guru menerapkan metode
tua dengan apa yang diajarkan di sekolah. Demikian pula dengan perilaku
kurang mendukung apa yang telah dilakukan oleh guru di sekolah. Padahal
antara waktu anak di rumah dan di sekolah jauh lebih banyak anak di rumah.
Demikian pula ketika di sekolah dan di rumah sudah ada konsistensi dalam
dilakukan untuk mengatasi hal itu adalah dengan mengadakan pertemuan rutin
dengan orang tua wali dalam kurun waktu tertentu secara kontinu.
saya kaji, selain lokasi penelitian, objek penelitian juga berbeda penelitian ini
11
memfokuskan pada penanaman nilai-nilai karakter dalam lingkungan keluarga
lingkungan keluarga.
F. Kerangka Teori
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang
lain, tabiat, watak.11 Menurut Wyne, istilah karakter diambil dari bahasa
Yunani, yang berarti to mark (menandai). Istilah ini lebih fokus pada
10
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab I Pasal 1.
11
Tim Bahasa Penyusun, Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya:
CV. Pustaka Agung Harapan, 2003), hlm. 300.
12
karakter. Pertama, menunjuk pada bagaimana seseorang bertingkah laku.
watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
nilai-nilai karakter bangsa pada diri siswa, sehingga mereka memiliki nilai
tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu,
12
Ratna Megawangi, “Membangun SDM Indonesia Melalui Pendidikan Holistik
Berbasis Karakter”, dalam www.usm.maine.edu.com . diunduh tanggal 23 Februari
2012.
13
Kementrian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan
Nilai-nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. (Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional, 2010).
13
dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya,
Pancasila pada diri siswa melalui pendidikan hati (rohani), otak, dan fisik.
mendalam. Keadaan seperti ini ada dua jenis, yaitu; 1), alamiah dan
bertolak dari watak. Misalnya pada orang yang gampang sekali marah
karena hal yang paling kecil, atau yang takut dengan menghadapi peristiwa
yang sangat sepele. Juga ada orang yang berdebar-debar disebabkan suara
lantaran mendengar suatu berita; 2), tercipta melalui latihan dan kebiasaan.
14
Ibnu Maskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlaq, alih bahasa: Hidayat Helmi,
(Bandung: Mizan, 1994), hlm. 56.
14
mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang
baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang
efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter
bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata
pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.
karakter anak harus dimulai sedini mungkin bahkan sejak anak itu
karakter yang kuat akan cenderung hidup secara berakar pada diri anak-
mewujudkannya. Oleh karena itu, jika sejak kecil anak sudah dibiasakan
15
Arismantoro, Tinjauan Berbagai Aspek Character Building; Bagaimana
Mendidik Berkarakter, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008), hlm. 124.
15
untuk mengenal karakter positif, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi
yang tangguh, percaya diri dan empati sehingga anak akan merasa
tiga hal yang berlangsung secara integrasi, yakni: Pertama, Knowledge the
good, artinya anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan yang harus
karakter anak tidak hanya sekedar tahu mengenai hal-hal yang baik,
tahap ini anak dilatih untuk merasakan efek dari perbuatan baik yang dia
lakukan. Sehingga, jika kecintaan ini sudah tertanam, maka hal ini akan
menjadi kekuatan yang luar biasa dari dalamdiri anak untuk melakukan
anak dilatih untuk melakukan perbuatan baik sebab tanpa anak melakukan
apa yang sudah diketahui atau dirasakan tidak akan ada artinya.17
16
Fauzil Adhim, Positif Parenting: Cara-Cara Islami Mengembangkan Karakter
Positif pada Anak Anda, (Bandung: Mizan, 2006), hlm. 272.
17
Ratna Megawangi dalam artikel Muhammad Ridwan, Menyemai Benih
Karakter Anak. www.adzdzikro.com . Diunduh tanggal 23 Februari 2012 Jam 19:39.
16
3. Butir-butir Pendidikan Karakter
yang menjadi tujuan pendidikan karakter, yaitu: 1) cinta kepada Allah dan
4) hormat dan santun ; 5) kasih sayang, peduli, dan kerja sama; 6) percaya
18
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 42
19
Ibid., hlm 43
20
Ibid., hlm 43.
21
Heni Waluyo Siswanto, Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter
Bangsa: Pedoman Sekolah. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang Kemendiknas,
2009, hlm.8.
17
dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara
budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah
UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat
18
jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai
kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini, yaitu: 1)
dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah
atau sekolah atau madrasah yang satu dengan yang lain. Hal itu tergantung
22
Heni Waluyo Siswanto, Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter
Bangsa: Pedoman Sekolah. (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang
Kemendiknas, 2009), hlm. 132
19
dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan
muatan lokal. Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas,
23
Heni Waluyo Siswanto, Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter
Bangsa:, hlm. 133.
20
seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah harus mampu
Barat antara lain adalah strategi pemanduan, pujian dan hadiah, definisikan
dan latihan, penegakan disiplin, dan juga perangai bulan ini. Dan strategi
lain yang harus dipraktekan oleh guru pada umumnya ialah keaktifan guru
pengembangan diri, menyarankan pada empat hal penting harus ada, yang
siswa secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya, upacara
bendera setiap hari senin dan lainnya yang bersifat kontinu (terus-
24
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 144
25
Ibid., hlm 144
26
Ibid., hlm 145
21
menerus); 2)Kegiatan Spontan. Merupakan kegiatan yang bersifat spontan,
atau sikap orang lain seperti dalam lingkungan sekolah adalah guru dan
yang berada pada sekitanya. Sehingga sudah menjadi keharusan bagi guru,
guru dan kepala sekolah ditata rapi, dan kondisi toilet bersih dan tidak
bau.27
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
27
Ibid., hlm 146-147
28
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm. 3.
22
2. Subyek Penelitian
Sutrisno Hadi, “Tidak ada suatu ketetapan yang mutlak berapa persen
suatu sampel harus diambil dari populasi, ketidak adanya ketetapan yang
sampling yang diambil dalam penelitian lapangan ini adalah sepuluh wali
a. Observasi Partisipatif
29
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
hlm. 127.
30
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1987),
hlm. 73.
23
dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
b. Wawancara Mendalam
sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah dan tujuan yang telah
31
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), hlm. 76.
32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cetakan
keempat, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 227.
33
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm 76.
24
kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas
c. Dokumentasi
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
34
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 233.
35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta), hlm. 135.
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hlm. 240.
25
profil sekolah, jumlah guru/staf dan siswa, fasilitas dan sarana
d. Tringgulasi Data
serta wali murid, dan juga hasil olah pikir dari peneliti mengenai suatu
jenih. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
consultation drawing/vericication.38
37
Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kuantitatif Kualitatif, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 231.
38
Ibid, hlm. 246.
26
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
c. Conclusion drawing/verification
G. Sistematika Pembahasan
39
Ibid, hlm. 247.
40
Ibid, hlm. 249.
41
Ibid, hlm. 253.
27
Bagian inti, yang mengulas pembahasan tesis meliputi beberapa bab
Dan yang terakhir adalah tentang pendidikan karakter dalam Islam. Bab III,
singkat, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, murid,
serta sarana prasarana. Bab IV, Hasil penelitian tentang pendidikan karakter
karakter siswa.. Bab IV, merupakan bab penutup yang berisi tentang simpulan
Bagian akhir, pada bagian tesis ini dilengkapi dengan daftar pustaka,
28
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
HALAMAN TIM PENGUJI TESIS ..........................................................
HALAMAN NOTA DINAS ......................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................
HALAMAN MOTTO ................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................
HALAMAN TRANSLITERASI .............................................................
KATA PENGATAR ................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
ABSTRAK .................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................
D. Telaah Pustaka ..................................................................................
E. Kerangka Teori .................................................................................
F. Metodologi Penelitian ......................................................................
G. Sistematika Pembahasan ...................................................................
BAB II PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA
A. Pendidikan Karakter..........................................................................
1. Hakikat Pendidikan Karakter ......................................................
2. Tujuan Pendidikan Karakter .......................................................
3. Prinsip Pendidikan Karakter .......................................................
4. Indikator Pendidikan Karakter....................................................
5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ..................................................
B. Keluarga ............................................................................................
1. Pengertian Keluarga....................................................................
2. Peran dan Fungsi Keluarga .........................................................
3. Pentingnya Pendidikan Karakter Dimulai dari Keluarga ...........
4. Pendidikan Karakter dalam Keluarga .........................................
5. Metode Pendidikan Karakter dalam Keluarga ............................
29
6. Implikasi Pendidikan Karakter dalam Keluarga terhadap
Karakter Anak.............................................................................
30
DAFTAR PUSTAKA
31
__________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset, 1987.
Teguh, Hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah MI Maarif Kalibeber,
tanggal 18 Februari 2016.
Tim Bahasa Penyusun, Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, Surabaya:
Pustaka Agung Harapan, 2003.
32