PENDAHULUAN
bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang religius dan beradab, yang
mana setiap Agama mengajarkan karakter atau akhlak mulia kepada pemeluknya.
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
dan undang-undang di atas, melainkan didorong juga oleh situasi dan kondisi
jaman sekarang yang sedang mengalami perubahan tata nilai. Terjadinya perilaku
hidup konsumeristis dan hedonistis, gaya hidup serba instan, dan berfoya-foya
generasi muda.
yang sulit diatur. Begitu pula guru yang sehari-hari harus berhadapan dengan
perilaku siswa remaja yang sangat kompleks. Dahulu para siswa masih
1
menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, sekarang nilai-nilai itu digeser oleh nilai-
nilai yang serba cepat dan tidak usah bersusah payah, antara lain tidak perlu lagi
bekerja keras untuk mendapatkan nilai yang bagus, sebab dengan menyontek saja
nilai yang bagus itu akan bisa dicapai dan naik kelas. Koesoema (2015:15)
teman-teman sebaya telah mendorong kegiatan menyontek menjadi hal yang biasa
dan wajib dilakukan. Nilai serba cepat telah menggantikan nilai kejujuran”. Tidak
perkelahian, hamil di luar nikah, menonton film porno, serta perilaku lainnya yang
Lokon SMP & SMA Lokon St. Nikolaus, 20-21 Juni 2016). Sekolah mengemban
tugas dan tanggung jawab melanjutkan pendidikan dasar yang diberikan di dalam
keluarga. Oleh karena pentingnya tanggung jawab ini, maka sekolah perlu ada
karakter adalah SMA Kristen 2 Binsus Tomohon (kata Binsus adalah singkatan
dari Binaan Khusus). Sekolah ini bernaung di bawah Yayasan GMIM Ds. A.Z.R.
2
Kata ‘binsus’ menandakan bahwa siswa-siswi SMA Kristen 2 Tomohon
dididik dan dibina secara khusus baik di sekolah maupun di asrama. Semua siswa
diwajibkan tinggal di asrama agar proses binaan khusus yang meliputi aspek
intelektual dan karakter dapat terlaksana secara terpadu. Ciri khas lain yang
dimiliki oleh sekolah ini adalah penampilan para siswanya. Keseragaman diatur
dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tidak hanya pakaian yang harus seragam,
tetapi potongan rambut wanita harus sama pendek dan potongan rambut pria juga
harus sama modelnya. Penampilan mereka terlihat sangat rapih dan elegan.
antaranya seperti berikut ini: (1) Masalah disiplin di dalam kelas. Guru masih
menjumpai siswa yang menunjukkan sikap tidak menghargai guru pada saat
proses kegiatan belajar berlangsung. (2) Masalah kepedulian siswa terhadap guru.
siang kepada guru atau kakak kelas kepada adik kelas. (3) Guru terlambat masuk
kelas untuk mengajar. (4) Guru dan pimpinan sekolah belum memiliki persamaan
persepsi tentang pendidikan karakter. (5) Siswa belum semuanya menaati aturan
3
B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah
berikut:
Tomohon?
Tomohon?
C. Tujuan Penelitian
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
5
BAB II
ACUAN TEORETIK
A. Deskripsi Teoretik
1. Manajemen Pendidikan
a. Pengertian Manajemen
ini dikemukakan oleh Husaini Usman (2011:5) sebagai berikut “kata manajemen
berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan
agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja
yang lebih spesifik dan variatif dari para ahli. Harold Koontz dan Hein Weirich
seni. Mary Parker Follet dalam Sule dan Saefullah (2010:5) menegaskan
“manajemen is the art of getting things done through people” (manajemen adalah
6
seni menyelesaikan sesuatu melalui orang lain). Manajemen sebagai proses
ataupun seni senantiasa terarah pada suatu tujuan yang hendak dicapai dan
pengarahan dan pengendalian. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Nickels dkk.
organisasi lainnya).
accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources”.
lain untuk mewujudkan tujuan. Proses yang dikemukakan Terry inilah yang
controlling).
manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari rangkaian
7
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber
b. Fungsi Manajemen
pembahasannya lebih mudah dan mendalam, dan sebagai pedoman bagi manajer
1) Perencanaan
matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan
sasaran dan alat yang sesuai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan”.
berfungsi sebagai kompas atau penunjuk arah untuk mencapai tujuan organisasi.
berikut:
8
a. Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai.
b. Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan
mendayagunakan sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan.
d. Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang
konsisten prosedur dan tujuan.
e. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh
pelaksana.
f. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif
sehingga bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.
g. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan
internal dengan situasi eksternal.
h. Menghindari pemborosan.
minggu, satu bulan, satu semester dan satu tahun, perencanaan jangka menengah
yaitu perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu tiga sampai tujuh tahun, dan
perencanaan jangka panjang dibuat untuk jangka waktu delapan sampai dua puluh
lima tahun.
9
2) Pengorganisasian
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Stoner (dalam Tim Dosen UPI,
dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam cara terstruktur guna mencapai
sasaran spesifik atau beberapa sasaran”. Hal serupa dikemukakan oleh Fattah
10
3) Pelaksanaan
erat dengan proses memotivasi. Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah
implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi
serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung
direncanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Hal ini ditegaskan oleh
Terry (dalam Kambey 2006:70), “Actuating is setting all members of the group to
want to achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with
the managerial planning and organizing the efforts”. Dari kutipan ini pelaksanaan
berarti upaya mengatur setiap anggota kelompok agar memiliki keinginan dan
usaha untuk mencapai tujuan sebagaimana telah diatur dan diusahakan oleh
organisasi.
11
4) Pengawasan
telah dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana dan seberapa jauh tujuan
bertujuan untuk memperoleh masukan apakah pelaksanaan dan hasil yang sudah
dicapai sudah sesuai dengan perencanaan”. Dengan kata lain melalui aktivitas
pengawasan dapat diketahui apakah hasil yang dicapai itu berupa keberhasilan
administrasi untuk melihat kesesuaian hasil yang dicapai dengan harapan, usaha
12
1.2. Konsep Manajemen Pendidikan
Istilah manajemen dalam arti luas dipahami sebagai suatu proses kegiatan
untuk mencapai tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang lain. Dalam
masyarakat.
13
b. Fungsi Manajemen Pendidikan
1) Perencanaan Pendidikan
langkah paling awal dari semua proses rasional. Dalam lingkup satuan pendidikan
atau sekolah, perencanaan ini tertuang dalam RKAS (rencana kegiatan dan
anggaran sekolah) yang dibuat oleh pimpinan sekolah secara kolaboratif, yakni
dalam jangka waktu tertentu, seperti satu minggu, satu bulan, satu semester dan
proses belajar mengajar, dan ketatausahaan sekolah”. Dengan kata lain, melalui
2) Pengorganisasian Pendidikan
kerjasama satu sama lain agar proses pelaksanaan kegiatan nantinya dapat
berjalan sukses.
14
Sagala (2010:60) menegaskan, “pengorganisasian sekolah adalah tingkat
yang satu dengan bidang yang lain dapat diketahui batas-batasnya, diketahui
wewenang dan kewajibannya, serta hubungan vertikal dan horisontal dalam jalur
tercapai menurut Kompri (2015:102) antara lain “memiliki tujuan yang jelas yang
dipahami dan diterima oleh seluruh anggota, dan memiliki struktur organisasi
tanggung jawab”.
3) Pelaksanaan Pendidikan
15
untuk berpartisipasi berupa pemberian gagasan, usul atau saran, (4) mengikut
sertakan guru dan pegawai, dan (5) memberikan nasehat dan motivasi.
melalui:
4) Pengawasan Pendidikan
kegiatan supervisi struktural ataupun klinis, dan eksternal oleh supervisor atau
pengawas dari dinas pendidikan setempat. Di samping itu, dikenal juga model
16
pengawasan akreditasi yang dilakukan oleh badan akreditasi yang menilai seluruh
isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
untuk mengendalikan kegiatan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan”.
Dengan kata lain, melalui pengawasan apa yang telah ditetapkan dalam rencana
senantiasa dipantau dan diarahkan sehingga tetap berada pada jalurnya demi
berasal dari dua kata kerja yang berbeda, yaitu dari kata educare dan educere.
17
Pendidikan dipahami sebagai sebuah proses membantu menumbuhkan,
keteraturan dalam diri siswa. Pengertian pendidikan seperti ini senada dengan
Di pihak lain, menurut John Dewey (dalam Muslich, 2011: 67) pendidikan
emosional ke arah alam dan sesama manusia. Sementara itu dalam konteks
seumur hidup (lifelong education), mencakup segala lingkungan dan situasi hidup
berarti ‘cetak biru’, ‘format dasar’, atau ‘sidik’ seperti dalam sidik jari. Wynne
sehari-hari”.
sebagai “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat,
bersifat, bertabiat, dan berwatak. Individu yang berkarakter baik atau unggul
adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan,
kondisi yang telah diberikan begitu saja, atau telah ada begitu saja, yang lebih
kurang dipaksakan dalam diri kita” (karakter bawaan atau given character).
Kedua, karakter sebagai “tingkat kekuatan melalui mana seorang individu mampu
(willed).
Korompis, 2011:11), menegaskan bahwa “karakter personal terdiri dari dua unsur
19
pengertian karakter binaan inilah, pendidikan karakter adalah sesuatu yang pasti
bisa diwujudnyatakan.
deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical
values”. Pendidikan karakter adalah suatu usaha sengaja untuk membantu orang
memahami, peduli dan bertindak menurut nilai-nilai etika. Sementara itu menurut
makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak”. Dengan kata
supaya menjadi pribadi, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.
sebenarnya dicetuskan pertama kali oleh pedagog Jerman F.W. Foerster (1869-
1966)”. Menurut Foerster terdapat empat ciri dasar pendidikan karakter. Pertama,
dapat mengakarkan diri teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada
situasi baru atau takut risiko. Ketiga, otonomi atau kemampuan seseorang untuk
Keempat, keteguhan dan kesetiaan, yakni daya tahan seseorang untuk mengingini
20
Lickona (1991:51) menegaskan pendidikan karakter dimengerti sebagai
(moral knowing), menghayati yang baik (moral feeling) dan melaksanakan yang
baik (moral action)”. Dalam pengajaran kita kenal dengan ketiga ranah, kognitif,
sering muncul pertanyaan nilai-nilai apa yang harusnya diajarkan oleh sekolah?
values-such as treating all people justly and respecting their lives, liberty, and
equality-bind all persons everywhere because they affirm our fundamental human
kebebasan, dan kesetaraan sebagai manusia. Nilai-nilai ini melekat dalam diri
20), yaitu: “religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
21
3. Manajemen Pendidikan Karakter
nilai yang hendak dicapai, tujuan, bentuk kegiatan, materi, jadwal, fasilitator,
Kerja Sekolah (RKS) untuk jangka menengah/panjang dan Rencana Kegiatan dan
2011:105-153).
basis, yakni kelas, kultur sekolah dan komunitas. Berikut intisari dari pemikiran
Koesoema (2012:105-153).
ranah instruksional yang dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu bersifat
22
instruksional tematis adalah diberikannya materi pembelajaran tertentu tentang
pendidikan karakter melalui proses belajar mengajar. Pendidik memilih satu tema
dalam kurikulum, proses pembelajaran dan terkait secara inheren dalam materi
tertuju pada penciptaan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif bagi
konsensus kelas.
23
b) Pendidikan karakter berbasis kultur sekolah
berbagai macam momen dalam dunia pendidikan dapat menjadi titik temu.
Momen pendidikan ini dapat bersifat struktural, polisional, dan eventual. Momen
pendidikan yang struktural adalah peristiwa yang berkaitan erat dengan proses
on the spot yang dilaksanakan secara rutin dan sifatnya tradisional. Kebijakan
yang bersifat rutin adalah berbagai keputusan dan tindakan yang diambil dalam
pendidikan yang terjadi secara khas dan muncul karena terjadinya peristiwa
tertentu yang merupakan tanggapan nyata sekolah atas peristiwa di luar lembaga
24
Di samping itu, menumbuhkan kultur demokratis dalam lingkungan
berbasis kultur sekolah. Beberapa momen yang dapat menjadi praksis strategis
diri seperti kelompok diskusi, jurnalistik, karya ilmiah, seni teater, menggambar,
apresiasi dan pengakuan akan prestasi orang lain, masa orientasi sekolah,
komite sekolah.
menjawab aspirasi setiap anggota komunitas tentang harapan mereka, fungsi, dan
25
Ciri khas pendidikan karakter dari setiap sekolah bisa saja berbeda, karena
a. Karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang
kamu katakan atau kamu yakini.
b. Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang
macam apa dirimu.
c. Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan
dengan cara-cara yang baik, bahkan seandainya pun kamu harus
membayarnya secara mahal, sebab mengandung risiko.
d. Jangan pernah mengambil perilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain
sebagai patokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih patokan yang lebih
baik dari mereka.
26
e. Apa yang kamu lakukan itu memiliki makna dan transformatif. Seorang
individu bisa mengubah dunia.
f. Bayaran bagi mereka yang memiliki karakter baik adalah bahwa kamu
menjadi pribadi yang lebih baik, dan ini akan membuat dunia menjadi
tempat yang lebih baik untuk dihuni.
learning)”.
para pendidik sendiri. Guru menjadi teladan dalam sikap dan perilaku
yang benar, sehingga ada kesesuaian antara apa yang diajarkan dengan
27
menentukan sejumlah perilaku standar yang diketahui dan dipahami oleh
Pada dasarnya terdapat banyak metode atau cara yang dapat digunakan
28
3.3. Evaluasi Pendidikan Karakter
hendak dicapai. Hasil evaluasi akan sangat berguna sebagai feedback atau umpan
sebagai berikut:
karakter terdiri dari evaluasi program, evaluasi struktural, evaluasi individual, dan
evaluasi komunitas”. Dengan kata lain, sasaran evaluasi adalah seluruh program
struktur yang membingkai cakupan tanggung jawab individu, siswa itu sendiri
dengan siswa, siswa dengan guru, orangtua dengan guru, ataupun sekolah dengan
masyarakat.
29
Evaluasi pendidikan karakter bisa juga mengacu pada panduan penilaian
dilakukan secara berkelanjutan oleh guru mata pelajaran, guru Bimbingan dan
Konseling, wali kelas dengan menggunakan observasi dan informasi yang valid
dan relevan dari berbagai sumber. Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self
pembentukan karakter siswa yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data
untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh guru. Teknik penilaian adalah
berdasarkan pada fakta dan data yang ditemukan dan diungkapkan secara jujur.
Untuk itu diperlukan latihan terus menerus dari semua pihak yang terlibat agar
terampil dalam menggunakan metode evaluasi yang sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolah.
30
Penelitian tentang manajemen pendidikan karakter sudah pernah dilakukan
Karakter Siswa Berasrama: Studi Kasus Pada SMA Lokon St. Nikolaus
dibuat oleh masing-masing unit dan sub-unit yang ada di lembaga pendidikan
Lokon dan kemudian dirumuskan bersama dalam rapat koordinasi antarunit, yakni
personal maupun kelompok. (3) Evaluasi pendidikan karakter di SMA Lokon St.
rapor yang dengan indikator-indikator yang didasarkan pada tiga nilai utama
(motto sekolah dan asrama), veritas, virtus, fides (kebenaran, kebajikan, iman)
kuantitatif.
31
akan digunakan, diterapkan dan dikembangkan pada lingkungan pendidikan
formal seperti sekolah yang merupakan inti dari objek penelitian ini.
PPS UIN Sunan Kalijaga, 2013) . Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: (1)
dalam semua mata pelajaran, melalui pesan moral, dan pendampingan. Metode
32
SMA Kristen 2 Binsus Tomohon lebih bertitik tolak pada ketiga fungsi
Ketiga, penelitian yang dibuat oleh Arif Widiatmo dalam Tesisnya dengan
Semarang” (Semarang: IKIP PGRI, 2013). Dari penelitian ini ditemukan beberapa
Karakter pada SMA Kristen 2 Binsus Tomohon terletak pada upaya manajemen
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
atau memberi gambaran terhadap suatu objek yang diteliti. Adapun pendekatan
C. Sumber Data
- Sumber data primer diperoleh dari informan yaitu kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, guru mata pelajaran dan guru Bimbingan dan Konseling serta
perwakilan siswa.
34
- Sumber data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen resmi yang ada
berupa catatan, gambar, foto serta bahan lain yang dapat mendukung
penelitian ini.
wawancara dan studi dokumentasi. Teknik pengumpulan data ini dikenal dengan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”
secara terus-menerus sampai datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data
kesimpulan.
35
Selanjutnya, model interaktif dalam analisis data yang digunakan adalah
Data
collection
Data Display
Data reduction
Conclusion:
drawing/verifying
Gambar 3.1 Model interaktif dalam analisis data Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2011:338)
(2011:367-378).
36
Ketiga, peneliti melakukan audit keseluruhan aktivitas yang telah
37
BAB IV
A. Paparan Data
dan merupakan kelas Binaan Khusus (Binsus) dari SMU Kristen Tomohon
Sidang Badan Pekerja Sinode Lengkap (SBPSL) GMIM ke-71 di Tenga tanggal
30 Maret - 2 April 1993 tentang Program Umum dan ABP GMIM 1993-1994
barat lokasi SMU Kristen Tomohon. Kegiatan belajar mengajar dan administrasi
GMIM ke-15 Tahun 2002 di Jemaat “Torsina” Tumumpa sekolah ini dimekarkan
menjadi institusi yang otonom menjadi SMA Kristen 2 Binsus Tomohon dan
38
SMA Kristen 2 Tomohon sebagai sekolah Binaan Khusus memberikan
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang mengacu pada pasal 32 UU
Sejalan dengan itu pula maka sebagai suatu satuan pendidikan yang
Ds. AZR Wenas, SMA Kristen 2 (Binsus) Tomohon merasa terpanggil untuk
Riedel dan Schwarz (penginjil asal Jerman yang menyebarkan Agama Kristen
Protestan di Minahasa).
b. NSS : 302176202.002
c. NDS : Q. 02164601
d. NPSN : 40103173
f. Alamat sekolah
Kota : Tomohon
Kelurahan : Talete II
Jalan : Kampus
39
Telepon/Fax : (0431) 353445 / (0431) 353445
E-mail : smakr2_binsus_tomohon@yahoo.com
Website : www.smakr2-tomohon-sch.id
1.3. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran SMA Kristen 2 Binsus Tomohon
a. Visi
b. Misi
stakeholder terkait.
kreatifitas siswa.
c. Tujuan
menyenangkan.
kompetensi.
40
- Terlaksananya pembinaan siswa yang efektif dengan mengintensifkan
- Terbentuknya karakter siswa yang memiliki semangat dan cinta tanah air.
d. Sasaran (2015-2016)
berbasis kompetensi.
41
- Bertumbuhnya minat, bakat dan prestasi akademik dan non akademik
siswa.
Kepala Sekolah
Kepala Administrasi
Komite Sekolah
Dra. Sarah Wahani
Pelaksana Urusan
Emmor Sujadi, SS Ferly J.W. Rau. S.Pd Ir. Nilly Pasuhuk Agustina Aror, S.Pd
Siswa
Bagan 4.1.
Struktur Organiasi SMA Kristen 2 Binsus Tomohon
Tahun Pelajaran 2016-2017
42
1.5. Kurikulum
Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dengan memperhatikan minat siswa dan
sarana belajar yang ada. Para siswa di kelas X belum dibagi dalam jurusan. Ketika
di kelas XI barulah mereka diseleksi untuk jurusan IPA dan IPS. Jurusan IPA baik
di kelas XI dan XII masing-masing terdiri dari 3 kelas, dan jurusan IPS masing-
masing 1 kelas.
Sementara itu untuk kelas XI dan XII terdiri dari 13 mata pelajaran (jika
jurusan IPS, berarti tanpa mata pelajaran Fisika, Kimia, Biologi dan jika jurusan
IPA, berarti tanpa mata pelajaran Sosiologi, Ekonomi, dan Geografi), muatan
lokal (Prakarya dan Kewirausahaan untuk kelas XI dan English For Tourism
untuk kelas XII), dan program pengembangan diri (Bimbingan Konseling dan
Upacara Bendera, Selasa- Jumat 07.00 – 13.45, dan Sabtu adalah hari khusus
43
Di samping kegiatan reguler ini, sekolah juga memfasilitasi siswa dengan
kegiatan bimbingan belajar (bimbel) pada sore hari pukul 15.30 – 17.30. Mata
pelajaran yang diberikan adalah Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia dan
Biologi untuk kelas X. Sedangkan untuk kelas XI dan XII diberikan mata
pelajaran sesuai jurusan sebagai persiapan ujian nasional. Khusus mata pelajaran
sosial, belajar, wawasan dan perencanaan karir. Strategi yang digunakan antara
seni (paduan suara, kolintang, group band, teater, dan maching band), olahraga
(bulu tangkis, volly, tenis meja, basket, sepak bola/futsal, catur), keagamaan dan
wadah pengembangan diri untuk semua warga sekolah, yaitu melalui budaya
sekolah yang sifatnya rutin dan spontan. Budaya sekolah rutin berarti terjadwal,
44
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri. Sedangkan budaya sekolah spontan
memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, dan mengatasi silang
berpakaian rapih, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan
keberhasilan orang lain, dan datang tepat waktu. Selanjutnya terdapat kegiatan
a. Keadaan Guru
kebutuhan mengajar untuk mata pelajaran yang berbeda. Idealnya, setiap guru
dapat fokus pada mata pelajaran yang menjadi bidang keahliannya. Misalnya pada
pelajaran Ekonomi dan Seni Budaya guru pengampuhnya adalah orang yang
sama. Begitupula dengan pelajaran Kimia dan TIK. Pelajaran Matematika dan
Fisika, Muatan Lokal dan Seni Budaya, Bahasa Inggris dan Seni Budaya.
Dari segi jenjang pendidikan, terdapat 6 guru S2, 16 guru S1, dan 1 guru
45
PNS (Pegawai Negeri Sipil), 3 PTG (Pegawai Tetap Gereja), 5 GTY (Guru Tetap
Yayasan), 7 GTT (Guru Tidak Tetap) dan 1 GTS (Guru Tetap Sekolah).
b. Keadaan Pegawai
sisanya SMA/SMP.
sehingga proses seleksi yang dilakukan sangat ketat. Siswa yang diterima adalah
mereka yang memiliki kecerdasan intelektual (IQ) di atas rata-rata dan memiliki
karakter yang baik, motivasi kuat, siap dididik dan dibina. Jumlah siswa
Selanjuntya kelas XII, laki-laki 31 orang dan perempuan 69 orang. Jadi total siswa
46
Sekolah ini memiliki siswa yang banyak mengukir prestasi. Hal ini tampak
dari banyaknya piala yang dipajang di lemari dekat pintu masuk sekolah.
Beberapa di antaranya prestasi di bidang sains, seni dan olahraga. Prestasi yang
memenuhi standar. Terdapat ruang Kepala Sekolah, ruang tata usaha, ruang guru,
2 ruang kelas X, 3 ruang kelas XI IPA, 1 ruang kelas XI IPS, 2 ruang kelas XII
IPA, 1 ruang kelas XII IPS, 2 ruang UKS putra dan putri, 1 ruang BK, 1 ruang
ruang sirkulasi, gudang, ruang OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), serta
jamban.
masyarakat. Untuk itu pihak sekolah berupaya untuk menjaga hubungan yang
dalam hal ini Sinode GMIM, karena sekolah ini berorientasi pada pendidikan
47
Kristen (Yayasan GMIM Ds. A.Z.R. Wenas). Keempat, kerjasama dengan
seperti Facebook.
yang meliputi aspek intelektual dan karakter. Pernyataan ini didasarkan pada
Tomohon
September 2016 ditemukan suatu informasi tertulis berupa poster visi, misi dan
tujuan sekolah yang terpampang rapih di ruang tamu. Hal ini menandakan bahwa
visi, misi dan tujuan sekolah. Dari situ telah dipaparkan sejumlah nilai yang akan
dicapai oleh siswa melalui program-program yang disusun. Sejumlah nilai yang
dimaksud antara lain cerdas, mandiri, disiplin, berdaya saing dan berkarakter
48
b. Paparan Data Berdasarkan Wawancara
Perencanaan adalah langkah awal untuk memulai suatu kegiatan. Untuk itu
yang berkaitan dengan bidang yang menjadi tanggung jawabnya seperti berikut
ini:
Perencanaan yang kami buat terdiri dari jadwal pembinaan pada apel pagi
dan perencanaan program kegiatan kesiswaan. Pada apel pagi materi
pembinaan sudah ditentukan, yaitu berkaitan dengan nilai-nilai karakter
seperti beriman, disiplin, jujur, peduli sesama, saling menghargai,
kebersihan, dan lain-lain. Pemberi pembinaan digilir dari kepala sekolah,
wakil kepala sekolah dan guru-guru. Sedangkan program kerja bagian
kesiswaan erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan sebagaimana diatur dalam surat tentang rincian
tugas. Kami juga menyusun buku saku untuk tata tertib siswa di sekolah
dan asrama (TW-2-NP).
49
Di pihak lain, wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat
oleh seorang guru Seni-budaya merangkap Bahasa Inggris, dan Muatan Lokal.
50
Pendidikan karakter bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Kami telah menyusun program kerja semester dan tahunan dan materi-
materi yang diberikan didasarkan pada modul KTSP 2006 yang disusun
oleh musyawarah guru pembimbing Jakarta. Ada 4 kategori layanan yang
menjadi fokus kami, yaitu pribadi, sosial, belajar dan karier. Layanan BK
lebih banyak dilakukan di asrama pada sore hari, karena waktu di sekolah
sangat terbatas. Layanan konseling kami berikan secara klasikal, yaitu 1-2
ruang putra/putri setiap jumat dan sabtu sore (jika bukan jadwal pulang
rumah). Topik-topik yang dibahas di dalam kelompok selain berdasar pada
modul yang ada, juga mencakup masalah-masalah yang dihadapi oleh
siswa pada umumnya, seperti masalah hubungan kakak kelas – adik kelas,
teman kamar, pacaran dan lain-lain. Selanjutnya terdapat juga layanan
individual yang dalam perencanaan dibuat setiap senin – kamis (TW-5-
SK).
Perencanaan dibuat pada awal semester atau awal tahun pelajaran dengan
51
sekolah, dan terintegrasi dalam setiap mata pelajaran serta budaya sekolah dan
asrama.
Binsus semakin diperkuat dengan hasil studi dokumentasi yang diperoleh peneliti.
sekolah disusun untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah serta
standar penilaian).
Beberapa program yang terkait erat dengan pendidikan karakter antara lain:
52
- Pembinaan prestasi unggulan siswa.
siswa.
dapat ditemukan dalam dokumen tentang rincian tugas kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga lainnya (lampiran TD-
1). Dari dokumen ini didapati bahwa semua pihak bertugas dan bertanggung
dalam rincian tugas masing-masing untuk memberi teladan dan menjaga nama
baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan.
kurikuler untuk siswa, (3) mengatur pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, (4)
53
melakukan pembinaan prestasi unggulan, (5) mengkoordinasikan dengan pembina
akademik dalam pembinaan disiplin siswa, (6) mengawasi pelaksanaan tata tertib
memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai
nasehat akademik kepada siswa agar studinya selesai dengan baik. Beberapa
tugasnya yang berkaitan dengan pendidikan karakter antara lain: (1) mendeteksi
potensi siswa dari hasil psikotes dengan membuat album profil siswa serta
memediasi masalah siswa dengan pihak terkait, (3) mengarahkan siswa untuk
yang penting dalam pengembangan karakter siswa. Beberapa dari tugasnya adalah
pertimbangan kepada siswa tentang pendidikan lanjut atau jenis pekerjaan yang
sesuai, (4) menindaklanjuti hasil BK, (5) membina hubungan kerjasama dengan
54
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dasar, tujuan, materi, proses pembelajaran, sumber, alat dan bahan, serta rencana
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
tanggung jawab”.
Tomohon
disiplin dalam keseragaman dari ujung kaki sampai ujung rambut. Hal menarik
lagi yang ditemukan pada saat pengamatan adalah kebiasaan memberi salam
55
(selamat pagi, siang, sore) kepada sesama, baik warga sekolah maupun tamu yang
datang berkunjung. Siswa bisa saja memberikan salam lebih dari 1 kali
mendapati beberapa siswa kelas XII yang dikeluarkan dari kelas oleh gurunya
karena sibuk bercerita dan tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan
materi. Hal berbeda peneliti jumpai di kelas X dan XI. Pada saat pelajaran sedang
berlangsung, mereka tampak serius dan terlibat aktif dalam diskusi. Di rombongan
satupun dari siswa perempuan yang ukuran roknya di bawah lutut dan siswa laki-
56
spot). Nilai-nilai yang ditekankan dalam pendidikan karakter di sekolah
kami adalah nilai-nilai sebagaimana tercantum dalam visi, misi, dan tujuan
sekolah. Metode yang kami gunakan adalah pengulangan dan pembiasaan.
Nilai-nilai penting seperti religius, disiplin, jujur, saling menghargai,
tanggung jawab selalu kami “ingat-ingatkan”, “sampai-sampaikan” baik
kepada siswa maupun guru dan pegawai. Dengan harapan mereka selalu
ingat dan membiasakan diri menghayati dan menghidupi nilai-nilai itu
(TW-1-AP).
yang dibuat oleh bidang kesiswaan bersama dengan OSIS. Hal ini dikemukakan
oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan sekaligus pengasuh asrama sebagai
berikut:
Program-program dari siswa dalam hal ini Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS) merupakan tanggung jawab kami. Bidang kesiswaan mendampingi
OSIS dalam kegiatan-kegiatan seperti Valentine’s day (hari kasih sayang
setiap 14 Februari), pemilihan putra-putri binsus yang kriterianya
mendekati kriteria putra-putri Tomohon. Mereka yang dicalonkan adalah
yang memiliki kualitas baik akademik, maupun karakter. Melalui kegiatan
ini kami berharap para siswa termotivasi untuk berlomba-lomba
meningkatkan kualitas mereka sebagai siswa untuk kesuksesan mereka di
masa depan. Kami melarang siswa membawa gadget atau smartphone di
sekolah dan asrama. Mereka hanya boleh memegang handphone standar
(hanya khusus menelpon dan kirim pesan). Hal ini untuk menjaga
penyalahgunaan media, seperti mengambil foto atau video berbau
pornografi. Kami memberikan tanggung jawab kepada OSIS untuk
memimpin dan mengontrol teman-teman mereka baik di sekolah, maupun
di asrama. Di harapkan melalui kesempatan itu mereka dapat berlatih
leadership dan menjadi partner sekolah untuk memastikan terciptanya
situasi belajar yang kondusif di sekolah dan asrama, serentak mereka juga
menjadi role model atau panutan bagi siswa lainnya. Masalah yang terjadi
di asrama adalah juga masalah sekolah. Untuk itu kami bekerja dalam
koordinasi dengan semua komponen sekolah (pimpinan sekolah, guru-
guru mata pelajaran, guru BK, guru koordinator kelas, guru pembimbing
akademik, pegawai, OSIS), asrama (pengasuh asrama), dan orangtua
siswa. Kontrol kami lakukan bersama, dan komunikasi dengan orangtua
juga kami sering lakukan (TW-2-NP).
57
Hal senada disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang hubmas,
Hal ini dikemukakan oleh guru Seni Budaya merangkap Bahasa Inggris dan
Pelajaran dibuka dan ditutup dengan doa. Nilai yang ditekankan di sini
adalah nilai religius. Selanjutnya dalam proses pembelajaran, ada diskusi-
diskusi kelompok dan presentasi. Dari kegiatan ini siswa melatih dan
mengembangkan nilai kerjasama dan kepercayaan diri. Selain itu siswa
dilatih disiplin. Indikatornya adalah siswa mengumpulkan tugas pada
waktu yang ditetapkan, masuk kelas pada waktunya. Secara khusus pada
pelajaran TIK, sangat penting menumbuhkan nilai-nilai tanggung jawab
dan berpikir kritis, sebab berkaitan dengan penggunaan media, seperti
internet. Sedangkan untuk nilai kejujuran, dilihat dari kegiatan ujian.
Mereka harus mengerjakan ujian secara mandiri, tidak bekerjasama
dengan teman ataupun menyontek (TW-6-DP).
sekolah ini. Informasi ini disebutkan oleh guru Pendidikan Agama Kristen
59
Selanjutnya, dari pihak guru Bimbingan dan Konseling juga sebagai
sebagai berikut:
Topik-topik yang kami bahas dalam layanan klasikal, sering harus ditindak
lanjuti dalam program layanan individual. Jika hasil dari layanan ini belum
juga terlihat, maka guru BK akan meneruskan masalahnya sampai kepada
pengasuh asrama dan guru PA (pembimbing akademik). Setiap siswa
dibuatkan kartu kontrol bimbingan, agar dapat dipantau
perkembangannya. Tidak hanya layanan yang sifatnya responsif yang
diberikan oleh BK, tetapi banyak juga siswa yang atas inisiatifnya sendiri
datang ke ruang BK untuk konsultasi atau menghubungi kami lewat
telepon (di luar jadwal bimbingan sekolah/asrama). Dalam melaksanakan
tugas sebagai guru BK, kami bekerjasama dengan semua guru dan
pengasuh. Selalu ada koordinasi diantara kami. Kami juga memiliki
program kerja seperti meditasi siswa kelas XII dalam rangka persiapan
ujian nasional, dan ada 2 target yang sedang kami upayakan, yaitu
kegiatan refleksi siswa kelas X setiap 3 atau 4 bulan, dan leadership untuk
kelas XI. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah ini berdampak
sangat positif terhadap siswa. Mereka memiliki kemandirian, disiplin,
tanggung jawab, kreativitas, dan kepercayaan diri yang kuat ketika lulus
dari sekolah ini (TW-5-SK).
diperoleh baik dari pihak pimpinan sekolah, dan guru di atas semakin diperkuat
dan diperjelas oleh informasi dari beberapa siswa yang diwawancarai sekaligus.
Kami memiliki jadwal yang teratur di asrama. Jam 05.00 kami sudah harus
bangun dan langsung mandi. Pada jam 06.00 kami harus berkumpul di
aula untuk ibadah pagi bersama selama kurang lebih 15 menit. Setelah itu
kami apel di sekolah pada jam 06.45. pada apel ini kami mendapatkan
pembinaan atau pengarahan dari kepala sekolah atau guru yang bertugas
apel. Kami belajar sampai jam 13.45. Sesudah itu makan siang di asrama
dilanjutkan dengan mandi, karena pada jam 15.30 kami siswa kelas XII
masih ada kegiatan bimbingan belajar (bimbel) persiapan ujian nasional,
sedangkan adik-adik kelas belajar mandiri di aula. Kami makan malam
jam 18.00-19.00, setelah itu belajar mandiri dan ibadah malam pada jam
21.00. Sebenarnya kami harus tidur jam 21.30. Tetapi terkadang banyak di
60
antara kami tidur sampai larut malam karena masih banyak tugas-tugas
mata pelajaran yang harus kami selesaikan, atau karena esok harinya ada
ujian kami perlu tambahan waktu untuk belajar. Selain apel di sekolah, ada
juga apel di asrama. Biasanya kami mendapatkan pembinaan-pembinaan
oleh pengasuh yang adalah juga guru kami di sekolah. Kami memiliki 2
guru pengasuh putri untuk asrama putri dan 2 guru pengasuh untuk asrama
putra. Kepala asramanya adalah bapak Ferly Rau (wakil kepala sekolah
bidang kurikulum), dan pengasuh ibu pendeta Durne D. Masengi-
Paninggiran (guru agama), ibu Nilly Pasuhuk (wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan), dan bapak Adi Victor Eman (guru bahasa Jepang).
Mereka memiliki tempat tinggal di kompleks asrama kami. Aturan di
asrama sangat ketat dan melatih kami untuk disiplin. Pemberian ijin hanya
diberikan 1 minggu 1 jam ijin. Dan kalau ijin pulang ke rumah di luar
jadwalnya, hanya diberikan 1 bulan 1 kali ijin saja. Ada aturan tidak boleh
menggunakan handphone yang memiliki kamera, dilarang pacaran, harus
saling memberi hormat, tepat waktu dalam setiap kegiatan, dan lain-lain.
Jika kami melanggar, maka kami akan mendapatkan pembinaan dari
pengasuh berupa teguran lisan, melaksanakan kebersihan atau kalau
pelanggaran sudah berat, orangtua dipanggil. Pada hari Sabtu dimana kami
tidak pulang ke rumah karena bukan jadwalnya, ada kegiatan ekstra
kurikuler (ekskul). Ada olahraga yang terdiri dari basket, bola voli, bulu
tangkis, renang, futsal, tenis meja. Untuk bidang seni ada paduan suara,
kolintang, dan group band. Di samping itu ada ekskul bidang kerohanian.
Para siswa yang tergabung dalam ekskul ini sering melakukan kegiatan
seperti mengunjungi dan mendoakan orang sakit di rumah sakit,
melaksanakan ibadah, dan lain-lain. Selanjutnya ada juga ekskul study
club mata pelajaran, seperti matematika, fisika, ekonomi, biologi, kimia,
geografi, kebumian, TIK, dan astronomi (TW-8-AL-MT-MK-RS).
sekolah bekerjasama dengan dewan guru dan OSIS melalui kegiatan pembinaan,
dan asrama. Siswa sendiri sebagai subjek dari pendidikan karakter turut
61
c. Paparan Data Berdasarkan Studi Dokumentasi
di antaranya:
yang informasi sebagian telah disebutkan dalam paparan data tentang gambaran
umum sekolah. Namun, ada beberapa informasi dari dokumen ini yang berkaitan
yang diberikan adalah visi, misi, program kegiatan sekolah, motivasi semangat
dan cara belajar efektif, etika pergaulan, budaya dan tatatertib sekolah,
kegiatan ini melibatkan seluruh siswa kelas X dan panitia yang terdiri dari dewan
dan karir.
62
- Kegiatan spontan, seperti pembentukan perilaku memberi salam,
terintegrasi dala sejumlah mata pelajaran yang ada. Kecakapan hidup yang hendak
Integrasi kecapakan hidup dalam mata pelajaran yang dimaksudkan tampak dari
63
Tabel 4.1. Integrasi Kecakapan Hidup dalam Mata Pelajaran
Pengembangan diri
No Mata Pelajaran
Personal Sosial Akademik Vokasional
1 Pendidikan Agama √ √ √
2 Pendidikan √ √ √
Kewarganegaraan
3 Bahasa dan Sastra √ √ √
Indonesia
4 Bahasa Inggris √ √ √
5 Matematika √ √ √
6 Kesenian √ √ √
7 Pendidikan jasmani, √ √ √ √
olahraga, dan kesehatan
8 Sejarah √ √ √
9 Geografi √ √ √
10 Ekonomi √ √ √
11 Sosiologi
12 Fisika √ √ √
13 Kimia √ √ √
14 Biologi √ √ √
15 Teknologi Informasi dan √ √ √ √
Komunikasi
16 Bahasa Asing: Jepang √ √ √
17 Mulok (Budidaya √ √ √ √
hortikultura dan Bahasa
Inggris Terapan
secara eksplisit disebutkan dalam jadwal pembinaan upacara bendera dan apel
pagi (lampiran TD-5). Semua guru dilibatkan sebagai pembina dan diatur secara
nilai-nilai karakter yang diharapkan diketahui, dihayati dan diamalkan oleh siswa
cinta tanah air, kerja keras, demokratis, mandiri, cerdas, inovasi, gemar membaca,
64
kreatif, saling menghargai, pantang menyerah, rasa ingin tahu, semangat
jawab, toleransi, jujur, berorientasi pada tugas, pantang menyerah, cinta damai,
dan peduli lingkungan. Jadwal pembinaan ini ditanda tangani secara resmi oleh
kepala sekolah pada bulan Juli 2016. Upacara atau apel pagi dimulai jam 06.45,
(lampiran TD-8). Buku ini berisi pedoman perilaku atau tata tertib dan tata krama
yang harus ditaati oleh siswa. Pelanggaran terhadap tata tertib dan tata krama ini
aturan, pimpinan sekolah melibatkan siswa yang diwakili oleh pengurus OSIS.
Mereka turut menandatangani buku ini sebagai bukti bahwa mereka akan turut
maupun asrama.
menghormati guru yang sedang mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa guru
65
menilai karakter siswa selama pembelajaran berlangsung dan memberikan sangsi
yang tegas kepada siswa yang tidak menunjukkan sikap sesuai nilai karakter yang
siswa tidak menyontek saat ujian berlangsung. Nilai kejujuran selama ujian telah
ditegaskan oleh setiap guru mata pelajaran sejak awal pembelajaran hingga
pelaksanaan ujian. Peran guru pengawas ujian sangat penting selama ujian
evaluasi hasil belajar, juga berlangsung on the spot atau langsung di tempat
66
pertama, evaluasi kepribadian siswa atau sikap dan perilakunya (aspek
afektif) dan kedua, evaluasi nilai-nilai akademik. Pengalaman kami ada
juga siswa yang dinyatakan tidak naik kelas karena masalah perilaku.
Instrumen yang kami pakai dalam menilai sikap dan perilaku siswa adalah
observasi setiap hari. Setiap temuan tentang sikap dan perilaku siswa
langsung ditangani.
Evaluasi pendidikan karakter juga berlangsung saat rapat orangtua saat
penerimaan hasil belajar siswa. Kami memberikan kesempatan kepada
orangtua untuk memberikan penilaian tentang sikap dan perilaku siswa.
Terkadang juga penilaian datang dari beberapa anggota masyarakat yang
disampaikan secara spontan kepada pihak sekolah (TW-1-AP).
Ada tiga faktor penghambat, yaitu guru, siswa, dan orangtua. Terkadang
pola perilaku dari beberapa guru masih belum menunjukan keseriusan atau
komitmen untuk menjadi panutan. Siswa memperhatikan dan mulai
membanding-bandingkan. Selanjutnya kesulitan dari siswa adalah masih
ada yang suka menyimpang atau melanggar aturan yang sudah ditetapkan,
padahal setiap hari diingatkan dan diberi pembinaan. Tantangan juga
datang dari orangtua. Ada orangtua yang mendukung sekolah menerapkan
disiplin, tetapi ada juga orangtua yang kurang mendukung. Usaha-usaha
yang kami lakukan untuk mengatasi kesulitan, hambatan atau tantangan di
atas adalah tetap berupaya konsisten dalam pembinaan setiap hari dan
mengingatkan serta mengajak orangtua untuk lebih kooperatif dengan
67
sekolah agar pendidikan karakter semakin berdampak positif bagi siswa,
sekolah, dan orangtua (TW-1-AP).
Evaluasi dilakukan bersamaan dengan rapat rutin bulanan dan saat rapat
nilai. Kami berperan melaporkan temuan atau hasil observasi tentang sikap
dan perilaku siswa. Setiap temuan kami bahas bersama dan menghasilkan
rekomendasi-rekomendasi tentang tindak lanjut penanganan masalah yang
ada. Di samping itu, pada rapat bersama dengan orangtua. Mereka diberi
kesempatan untuk menyampaikan penilaian mereka sendiri tentang
perkembangan sikap dan perilaku siswa di rumah. Hal ini kami jadikan
bahan refleksi dan evaluasi untuk menata dan memperbaiki sistem ke
depan (TW-3-ES).
68
Evaluasi pendidikan karakter ditempuh dengan cara observasi atau
Informasi ini diperoleh dari wakil kepala sekolah bidang kesiswaan merangkap
Metode yang kami gunakan dalam evaluasi adalah observasi lapangan dan
laporan dari berbagai pihak di sekolah dan asrama. Hasil observasi dan
temuan masalah, sekecil apapun itu harus dilaporkan kepada kami dan
diselesaikan bersama guru penasehat akademik. Untuk kasus yang berat,
maka prosedur yang lakukan adalah sebagai berikut kesiswaan membawa
kasusnya ke guru pembimbing akademik (PA) untuk dibuatkan BAP
(berita acara pemeriksaan), lalu guru PA membuatkan rekomendasi
berdasarkan tata tertib sekolah dan meneruskannya kepada kepala sekolah
untuk dikeluarkan sangsi, entah itu berupa surat teguran atau dikembalikan
kepada orangtua. Secara rutin evaluasi kami lakukan dalam rapat bulanan
dewan guru bersama kepala sekolah (TW-2-NP).
beberapa hal yang sesuai dengan informasi yang diberikan oleh AP dengan
69
karakter tidak terlalu signifikan dan lebih mencermati perkembangan psikologis
Sejauh ini faktor penghambatnya tidak terlalu signifikan. Para siswa kami
adalah remaja yang masih sangat membutuhkan bimbingan. Sehingga
diperlukan kesabaran dan konsistensi dari kami untuk terus menerus
mengingatkan mereka untuk berdisplin, jujur, peduli satu sama lain, saling
menghargai, dan seterusnya. Tantangan yang kami hadapi adalah pacaran.
Pada prinsipnya kami melarang para siswa untuk pacaran di sini. Tetapi,
terdapat beberapa dari mereka yang ternyata pacaran dan kami mencoba
untuk menggunakan pendekatan berbeda, bukan menghukum mereka
tetapi mendampingi dan mengarahkan mereka agar tetap pada batas-batas
kewajaran. Mereka diingatkan akan status mereka sebagai siswa, sehingga
harus tetap fokus pada belajar. Tantangan selanjutnya adalah ketika
liburan akhir pekan (weekend) atau liburan panjang. Terdapat beberapa
siswa yang harus melakukan penyesuaian diri lagi. Mungkin terdapat
kelonggaran saat liburan di rumah. Untuk itu diperlukan sekali kerjasama
dengan orangtua (TW-2-NP).
Pernyataan ini disampaikan oleh guru Seni merangkap Bahasa Inggris dan Muatan
70
Kualitas input siswa dan asrama dipandang sebagai faktor pendukung
71
Memberikan apresiasi berupa bobot nilai afektif kepada siswa yang
karakter dan membahasnya dalam rapat dewan guru sebagai usaha evaluasi, juga
sebagai berikut:
Evaluasi bersama sering dibuat bersama dewan guru dan pimpinan sekolah
melalui rapat bulanan, rapat nilai tengah semester dan semester. Hal-hal
yang dibahas tidak hanya capaian nilai pengetahuan dan keterampilan,
tetapi nilai afektif dengan indikator-indikator seperti yang disebutkan
sebelumnya. Jika siswa menunjukan sikap dan perilaku yang baik di kelas,
maka diberikan poin yang diakumulasi saat penilaian untuk raport (TW-
TW-6-DP).
sebagai berikut:
Tantangan yang dihadapi di kelas antara lain masih ada saja siswa yang
terlambat mengumpulkan tugas, kurang melibatkan diri dalam diskusi
kelompok. Ada juga siswa yang mungkin memiliki masalah pribadi
sehingga mempengaruhi sikap dan perilakunya di kelas. Usaha yang saya
lakukan adalah menegur atau memberi pembinaan agar ke depan ada
perubahan sikap (TW-6-DP).
72
Model evaluasi yang berbeda disampaikan oleh guru Bimbingan dan
Rekrutmen siswa pada awal tahun pelajaran adalah faktor pendukung yang
sangat penting. Mereka yang diterima adalah yang memiliki IQ di atas
rata-rata. Sedangkan pada bagian rata-rata dapat diterima setelah
pertimbangan beberapa faktor yang ditemukan dalam hasil psikotes,
seperti tingkat kemandirian, prestasi, daya juang. Mereka dinilai mampu
mengolah potensi-potensi yang ada di dalam diri mereka. Tidak hanya
prestasi akademik yang dijadikan prasyarat, tetapi kualitas karakter
personal adalah faktor penentu apakah siswa diterima di sekolah ini atau
tidak (TW-5-SK).
Subjek dari pendidikan karakter adalah siswa itu sendiri. Untuk itu
Motivasi saya bersekolah di sini karena sekolah ini dikenal dapat mendidik
siswa untuk mandiri, disiplin, cerdas, berdaya saing dan memiliki karakter
kristiani. Sewaktu saya kelas X saya pernah berpikir untuk pindah sekolah
karena homesick. Baru kali ini saya tinggal di asrama dan jauh dari
orangtua. Tetapi lama-kelamaan saya merasa senang dan bangga bisa
bersekolah di sini. Ada banyak manfaat yang saya dapat, seperti bisa
tampil percaya diri di hadapan banyak orang, ikut serta dalam lomba-
lomba, persaudaraan sebagai satu angkatan, dan lain-lain. Senioritas di
sekolah ini cukup kuat. Senior akan marah kalau junior tidak memberi
salam. Tetapi sebenarnya mereka sangat baik. Hubungan kakak-adik
begitu erat saya rasakan. Ketika ada siswa yang tidak memberi salam
biasanya langsung mendapat bimbingan oleh senior atau oleh guru (TW-7-
FU).
dewan guru dan melibatkan banyak pihak, termasuk siswa dan orangtua. Dari
faktor pendukung pendidikan karakter. Contoh atau teladan guru yang belum
maksimal, peran serta orangtua yang masih minim, keadaan psikologis siswa,
74
ditangani. Oleh karena itu dapat dilihat dari kutipan wawancara di atas, beberapa
penghambat tersebut.
sikap dan perilaku siswa adalah laporan hasil belajar siswa atau disingkat rapor
secara kualitatif dengan bertitik tolak pada 10 nilai karakter beserta indikator-
B. Temuan Penelitian
penyelenggaraan pendidikan.
a. Sejak berdirinya sekolah ini, sudah terdapat visi, misi dan tujuan sekolah yang
program kerja sekolah yang didasarkan pada perwujudan visi, misi dan tujuan
sekolah. Rapat dipimpin oleh kepala sekolah dan diikuti oleh dewan guru.
Ditetapkan juga melalui rapat ini pembagian tugas dan tanggung jawab beserta
76
rincian tugasnya. Pada umumnya setiap pelaksana tugas berkewajiban untuk
ibadah ritual. Indikator dari setiap nilai dapat dilihat secara lengkap pada
yang diharapkan.
e. Nilai-nilai karakter yang dicantumkan dalam RPP antara lain: religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
jawab. Indikator dari masing-masing nilai dirumuskan oleh setiap guru mata
pada pelajaran Seni salah satu indikator yang digunakan pada nilai kerjasama
77
Seluruh aktivitas siswa dijadikan sarana untuk mengembangkan karakter
berikut:
yang berisi pedoman perilaku, tata tertib dan tata krama yang wajib dipatuhi
oleh siswa.
b. Upacara Bendera dan Apel pagi adalah sarana bagi sekolah untuk
yang telah disusun oleh kepala sekolah bersama dewan guru pada rapat awal
tahun pelajaran.
78
model rambut yang sama, santun dalam berbicara, disiplin, berpartisipasi aktif
ekstrakurikuler), teladan positif satu dengan yang lain, dan konsistensi dalam
dari aktivitas membuka dan menutup pelajaran dengan doa oleh salah seorang
pendampingan dan pembinaan siswa. Selain itu, terdapat juga peran tutor
ruang di asrama. Biasanya yang menjadi tutor adalah kakak kelas. Merekalah
yang lebih sering saling berinteraksi. Tutor ruang bertugas memastikan siswa
yang menjadi tanggung jawabnya bersikap dan berperilaku sesuai dengan tata
tertib dan tata krama yang berlaku baik di sekolah maupun di asrama.
putra-putri binsus. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan finalis
putra-putri Tomohon dan sejenisnya. Oleh karena itu kriteria yang ditetapkan
79
i. Pelanggaran terhadap tata tertib atau tata krama sekolah atau asrama,
ditangani secara konsisten dan konsekuen. Mulai dari teguran lisan sampai
pada pembuatan Berita Acara Pembinaan (BAP) yang dikoordinir oleh wakil
sekolah.
dengan rencana atau tidak? Jika tidak apakah faktor-faktor penghambatnya serta
usaha apa yang perlu dilakukan untuk mengatasinya? Dari hasil observasi,
a. Evaluasi pendidikan karakter secara formal berlangsung pada saat rapat rutin
bulanan, triwulan, semesteran, dan tahunan, dipimpin oleh kepala sekolah dan
dihadiri oleh guru dan pegawai sekolah. Kegiatan ini dirangkaikan dengan
belajar siswa dari setiap guru mata pelajaran. Di samping itu, evaluasi
belajar siswa.
b. Evaluasi pendidikan karakter dibuat oleh kepala sekolah dan dewan guru
berdasarkan temuan atau pengalaman dari siapa saja mengenai sikap dan
80
c. Metode yang digunakan adalah observasi atau pengamatan terhadap sikap dan
berdasarkan ke-18 nilai karakter bangsa. Format ini tercantum dalam setiap
Terdapat satu lembaran khusus yang berisi penilaian akhlak mulia dan
sosial, kejujuran dan pelaksanaan ibadah ritual (indikator dari setiap nilai
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Rapor Akhlak Mulia dan
Kepribadian).
f. Untuk bisa mengukur kualitas karakter siswa, tiap guru menetapkan indikator-
indikator dari setiap nilai karakter yang hendak dicapai dan melakukan
sudah disiplin atau belum, maka salah satu indikatornya adalah siswa datang
81
tidak sesuai mendapatkan pembinaan langsung oleh guru mata pelajaran,
sendiri, sebab menjadi syarat dalam ketuntasan belajar, bahkan pada penaikan
kelas.
- Kualitas input siswa yang sejak awal telah disaring melalui tes akademik,
motivasi dan daya juang yang kuat, dan memiliki kepribadian yang
unggul.
yang dikemukakan oleh pimpinan sekolah, guru bahkan siswa itu sendiri.
menjadi panutan atau teladan dalam karakter. Masih ada guru yang
82
datang terlambat ke sekolah, terlambat mengajar di kelas, tidak memberi
salam atau menunjukkan sikap yang menghargai orang lain. Hal ini
diperhatikan oleh siswa dan menjadi contoh yang buruk bagi mereka.
anaknya.
guru BK dengan siswa terkait, tetapi telah beredar luas di kalangan guru
- Dari pihak siswa faktor penghambat yang dilihat adalah tingginya tingkat
senioritas. Adik kelas sering merasa kurang nyaman dengan sikap dan
perilaku kakak kelas terhadap mereka. Terutama dalam kaitan dengan tata
tertib dan tata krama. Contohnya, senior akan marah kalau junior tidak
memberi salam.
83
C. Pembahasan
menggunakan kajian teori yang relevan, sehingga dapat diperoleh suatu model
orang untuk memiliki kualitas diri yang cerdas, disiplin, berdaya saing dan
Pemahaman ini bertitik tolak dari rumusan visi sekolah yang telah ditetapkan.
Ibarat kompas, visi menunjukkan arah dan tujuan dari penyelenggaraan sekolah
ini. Untuk bisa mencapai visi, maka sekolah merumuskan misi dan langkah-
(1) aktivitas yang menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai, (2)
memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan, (3) memperoleh standar sumber daya terbaik dan berdaya guna,
84
(4) menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas, (5)
memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi pelaksana, (6)
memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif, (7)
memungkinkan terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan
situasi eksternal, dan (8) menghindari pemborosan.
153), serta Khan (2010:2) sebagaimana telah dikemukakan pada deskripsi teoretis,
bahwa semua warga sekolah memiliki persepsi dan pemahaman yang sama
e. Rumusan visi, misi, dan tujuan harus dibuat secara spesifik, dapat diukur,
85
g. Menyiapkan administrasi-administrasi pendukung, seperti jadwal kegiatan ,
rubrik penilaian karakter siswa untuk semua mata pelajaran. Rubrik ini berisi
tentang nilai-nilai karakter serta indikatornya, aturan dan tata tertib sebagai
pedoman perilaku.
kegiatan dan anggaran sekolah atau RKAS, entah itu jangka pendek, jangka
sekitarnya.
86
Proses manajerial selanjutnya adalah melaksanakan apa yang telah
sifatnya terintegrasi dalam proses pembelajaran. Setiap guru mata pelajaran telah
menetapkan sejumlah nilai karakter yang hendak dicapai siswa dan cara
mencapainya. Sebagai contoh pada mata pelajaran Seni Budaya, guru telah
kelasnya. Metode yang dipakai oleh guru adalah memfasilitasi siswa dengan
diskusi kelompok.
akademik (PA). Setiap siswa memiliki seorang guru PA. Selain memberikan
pendidikan karakter dengan kultur sekolah yang bersifat struktural, polisional, dan
87
setiap jabatan dan kedudukan. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan
karakter, satu tugas atau tanggung jawab yang harus digarisbawahi adalah setiap
pihak apapun jabatannya atau tugas dan tanggung jawabnya wajib menjadi
tercantum dalam dokumen KTSP), penerimaan siswa baru, dan etiket pergaulan
(kebiasaan memberi salam kepada orang yang lebih tua atau kepada sesama).
Selain itu, adanya kebijakan bahwa setiap siswa wajib tinggal di asrama agar
pendidikan karakter dapat meliputi setiap aktivitas siswa, mulai dari bangun pagi
sampai tidur malam. Dengan tinggal di asrama, siswa memiliki waktu dan ruang
beberapa hal yang didasarkan pada ulasan yang dipaparkan oleh Koesoema
relasional antara guru dengan murid, dan sesama murid. Oleh karena itu suatu
88
pelaksanaan pendidikan karakter dikatakan telah berbasis kelas, jika
learning).
sebagai wahana bagi praksis pendidikan karakter. Berikut ini adalah peristiwa-
89
- Apresiasi dan pengakuan akan prestasi orang lain
- Masa orientasi sekolah (saat ini dikenal dengan istilah kegiatan
pengenalan lingkungan sekolah).
- Pemilihan para pengurus OSIS dan Dewan Kelas.
- Kebijakan pendidikan (educational policy).
- Kolegialitas antarguru.
- Pengembangan profesional guru.
- Merawat tradisi sekolah.
- Asosiasi guru-orangtua.
kepada sekolah untuk bertumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu
di dalam masyarakat.
90
d. Metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter antara
lain mengajarkan tentang konsep nilai tertentu, keteladanan guru dalam sikap
sering muncul antara lain apa hakikat dan tujuan penilaian pendidikan karakter?
karakter terlaksana sesuai dengan perencanaan yang dibuat dan sejauh mana
lainnya?
oleh kepala sekolah bersama dewan guru dalam rapat rutin bulanan, triwulan,
semesteran dan tahunan. Dari rapat evaluasi ini didapati sejumlah faktor
pendukung dan penghambat. Kualitas input peseta didik dipandang sebagai faktor
akademik dan kepribadian menjadi prioritas dalam rekrutmen siswa baru. Mental
mereka telah siap untuk dibimbing dan dibina. Begitupula dengan motivasi belajar
yang kuat, hanya perlu diberi sedikit dorongan agar tetap terjaga.
91
Faktor pendukung yang kedua adalah fasilitas asrama. Pendidikan karakter
asrama. Di sini mereka dapat dipantau dan mengikuti pembinaan yang intens baik
dari fungsionaris asrama, maupun dari guru yang bertugas sebagai pengasuh
pendukung yang tak kalah penting. Tata tertib sekolah (sekaligus asrama)
sekolah bersama dewan guru dan pegawai, disadari juga bahwa selama ini yang
menjadi faktor penghambat antara lain masih rendahnya komitmen sebagian guru
dan pegawai dalam memberikan teladan yang baik, minimnya peran serta
ini menyebabkan kebingungan dan turunnya motivasi siswa, sehingga ada yang
belajar.
pencatatan pada jurnal tentang perkembangan sikap dan perilaku siswa selama
akhir semester. Sedangkan siswa yang menunjukan perilaku yang negatif, tidak
92
Kemendiknas (2011:31-32) menegaskan tujuan evaluasi adalah untuk
pendidikan karakter yang dibuat oleh sekolah, sehingga dapat dilihat kendala-
kendala yang dihadapi untuk dibahas dan dicari solusi untuk mengatasinya.
Sejauh ini usaha yang telah dibuat oleh pihak sekolah untuk mengatasi hambatan-
baik melalui rapat guru, pembinaan pada upacara bendera dan apel, bahkan pada
empat hal, yaitu (1) evaluasi program yang telah dilaksanakan, (2) evaluasi
struktural kelembagaan yang mencakup perbaikan sistem dan job description, (3)
relasi antarsiswa, siswa dengan guru, orangtua dengan guru, ataupun sekolah
dengan masyarakat.
a. Sikap yang dibutuhkan untuk proses evaluasi adalah terbuka, jujur, dan
93
yang diucapkan), (2) kriteria nilai moral (baik atau buruknya suatu tindakan),
(3) kriteria performansi atau kinerja pendidikan ( realisasi terhadap nilai yang
diyakini atau dihayati melalui tindakan nyata, partisipasi aktif dan produktif),
(4) visi dan misi sebagai kriteria kinerja (budaya sekolah yang tercipta).
dari:
dilihat dari jumlah siswa yang secara tepat waktu menyerahkan tugas
yang diberikan kepadanya. Tidak hanya siswa, tetapi guru juga dapat
keterlambatan menyerahkan tugas dari siswa perlu dibuat dan diisi secara
konsisten.
tahun.
94
- Kerjasama dengan lembaga lain. Sekolah bisa menilai seberapa banyak
berapa jumlah siswa yang tidak naik kelas, tidak lulus dari tahun ke
tahun.
- Dihargai kerja keras dan kejujuran. Kriteria sejauh mana siswa telah
tentang jumlah siswa yang menyontek saat ujian atau pada saat mereka
tama dari jumlah kehadiran sebagaimana direkam oleh guru dalam buku
daftar hadir.
yang hendak diukur, ataupun dengan memakai standar kendali mutu yang
95
refleksi, individu bertanya kepada dirinya sendiri sejauh mana ia menghayati
Evaluasi yang tepat sasaran dan didasari pada prinsip-prinsip di atas, akan
membantu sekolah mengatasi kesulitan atau hambatan yang ada, serentak akan
96
BAB V
A. Kesimpulan
berikut:
dibuat oleh kepala sekolah melibatkan para guru melalui rapat awal tahun
pelajaran. Rapat ini menghasilkan rencana kegiatan sekolah selama satu tahun
ibadah ritual (indikator nilai secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1. Rapor
97
program OSIS. Sekolah mengembangkan kultur atau budaya sekolah yang
berpakaian rapih, memiliki potongan dan model rambut yang sama, santun
dan Konseling, dan pengasuh asrama. Selain itu, peran tutor ruang
memimpin dan dapat menjadi teladan bagi adik kelas dan di antara teman-
sekolah dan asrama, ditangani dengan cara melibatkan semua pihak terkait.
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan dewan guru melalui rapat rutin bulanan,
98
yang tidak sesuai mendapatkan pembinaan langsung oleh guru yang
konsistensi dalam penegakkan aturan atau tata tertib sekolah dan asrama.
berikut: belum semua guru memiliki keseriusan atau komitmen untuk menjadi
teladan dalam karakter yang baik, beberapa siswa masih suka melanggar
mereka.
B. Saran
berikut ini:
sejumlah nilai yang hendak dicapai sekolah sebagaimana tercantum pada Visi
99
karakter yang berbasis kelas, kultur sekolah, dan komunitas, serta menyiapkan
asrama. Hal ini tentunya harus tetap dipelihara, bahkan dikembangkan dengan
bekerjasama satu sama lain melaksanakan visi dan misi sekolah melalui
tentunya dibutuhkan. Untuk itu sekolah perlu memfasilitasi para guru dengan
karakter. Selain guru, sekolah juga perlu untuk memfasilitasi orangtua dengan
dan orangtua.
d. Rapat rutin bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan yang dibuat oleh
100
instrumen dan metode penilaian di dalam maupun di luar kelas (contoh format
penilaian terlampir).
101
DAFTAR PUSTAKA
Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character. New York: Bantam Books.
103
Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2010. Bandung: Citra Umbara.
Usman, Husaini, 2011. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
104