KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
Daerah (LPPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 yang merupakan amanat konstitusional
dapat diselesaikan.
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dalam rangka
pemerataan, keadilan dan keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Penyusunan LPPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 ini, berpedoman kepada
mengetengahkan gambaran kinerja Pemerintah Daerah secara utuh sepanjang tahun 2013,
Timur Tahun 2013 yang merupakan penjabaran tahun ke lima Peraturan Gubernur Nomor
38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Jawa Timur Tahun 2009-2014 serta Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2013,
dengan demikian gambaran kinerja tahun ini merupakan sebuah implementasi kebijakan
pemerintahan.
menyebabkan belum optimalnya beberapa hal dalam proses pencapaian target kinerja
pada tahun 2013, akan kami jadikan sebagai salah satu bahan evaluasi untuk dijadikan
i
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
pedoman bagi penyempurnaan kinerja pada tahun mendatang. Segala saran, pendapat
maupun kritik yang bersifat konstruktif, sangat kami harapkan untuk meningkatkan
Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah membantu dan berpartisipasi aktif
dalam penyelesaian laporan ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar besarnya, seraya berharap, semoga segala upaya kita dalam berkiprah membangun
Dr. H. SOEKARWO
ii
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI. iii
BAB I PENDAHULUAN
iii
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
iv
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
v
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
vi
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
vii
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB VI PENUTUP
viii
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM.
BAB I - 1
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2007 tentang Hari Jadi Provinsi Jawa Timur yang
menetapkan Tanggal 12 Oktober sebagai Hari Jadi Jawa Timur dan akan diperingati
secara resmi setiap tahun, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di seluruh
Jawa Timur.
Sebagian besar wilayah Jawa Timur terdiri dari 90% wilayah daratan dan 10%
wilayah Kepulauan termasuk Madura. Berdasarkan struktur fisik dan kondisi geografis,
Jawa Timur dapat dikelompokkan sebagai berikut : (1) Bagian Utara dan Madura
merupakan daerah yang relatif kurang subur yang berupa pantai, dataran rendah dan
pegunungan; (2) Bagian Tengah merupakan daerah yang relatif subur; (3) Bagian
Selatan-Barat merupakan pegunungan yang memiliki potensi tambang cukup besar;
(4) Bagian Timur pegunungan dan perbukitan yang memiliki potensi perkebunan,
hutan dan tambang.
Tabel 1.1
Jumlah Kecamatan dan Desa Tahun 2013
Kelurahan/Desa
Kabupaten/Kota Kecamatan
Kelurahan Desa Jumlah
Kabupaten
01. Pacitan 12 5 166 171
02. Ponorogo 21 26 281 307
03. Trenggalek 14 5 152 157
04. Tulungagung 19 14 257 271
05. Blitar 22 28 220 248
06. Kediri 26 1 343 344
07. Malang 33 12 378 390
08. Lumajang 21 7 198 205
09. Jember 31 22 226 248
10. Banyuwangi 24 28 189 217
11. Bondowoso 23 10 209 219
12. Situbondo 17 4 132 136
13. Probolinggo 24 5 325 330
14. Pasuruan 24 24 341 365
15. Sidoarjo 18 31 322 353
BAB I - 2
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Kelurahan/Desa
Kabupaten/Kota Kecamatan
Kelurahan Desa Jumlah
16. Mojokerto 18 5 299 304
17. Jombang 21 4 302 306
18. Nganjuk 20 20 264 284
19. Madiun 15 8 198 206
20. Magetan 18 28 207 235
21. Ngawi 19 4 213 217
22. Bojonegoro 28 11 419 430
23. Tuban 20 17 311 328
24. Lamongan 27 12 462 474
25. Gresik 18 26 330 356
26. Bangkalan 18 8 273 281
27. Sampang 14 6 180 186
28. Pamekasan 13 11 178 189
29. Sumenep 27 4 328 332
Kota
30. Kediri 3 46 0 46
31. Blitar 3 21 0 21
32. Malang 5 57 0 57
33. Probolinggo 5 29 0 29
34. Pasuruan 4 34 0 34
35. Mojokerto 2 18 0 18
36. Madiun 3 27 0 27
37. Surabaya 31 160 0 160
38. Batu 3 5 19 24
b. Luas Wilayah.
Wilayah Provinsi Jawa Timur dengan luas 48.039,14 Km2 memiliki batas-
batas sebagai berikut: sebelah Utara Laut Jawa, sebelah Timur Selat Bali, sebelah
Selatan Samudera Hindia, dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Jawa
Tengah. Secara astronomis terletak antara 111o,0-114o,4 Bujur Timur dan 7o,12-
8o,48 Lintang Selatan.
c. Topografi.
Kondisi topografi Provinsi Jawa Timur terbagi menjadi 2 aspek antara lain :
1) Ketinggian Lahan
Secara topografi wilayah daratan Jawa Timur dibedakan menjadi
beberapa wilayah ketinggian, yaitu :
Ketinggian 0 100 meter dari permukaan laut: meliputi 41,39
% dari seluruh luas wilayah dengan topografi relatif datar dan
bergelombang.
Ketinggian 100 500 meter dari permukaan laut: meliputi
36,58 % dari luas wilayah dengan topografi bergelombang dan
bergunung.
BAB I - 3
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
2) Kemiringan Lereng
Sebagian besar wilayah Jawa Timur mempunyai kemiringan lereng 0-15
% hampir di seluruh dataran rendah Provinsi Jawa Timur, sedangkan
untuk kemiringan lereng 15-40% berada pada daerah perbukitan dan
pegunungan, kemiringan lereng >40% berada pada daerah pegunungan.
Gambar 1.1
Peta Kemiringan Lereng
Sumber : Perda Provinsi Jawa Timur No. 5 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Tahun 2011 - 2031
BAB I - 4
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Gambar 1.2
Peta Jenis Tanah
Sumber : Perda Provinsi Jawa Timur No. 5 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Tahun 2011 - 2031
d. Geologi.
Kondisi geologi Jawa Timur yang cukup kaya akan potensi sumberdaya
mineral, memiliki sekitar 20 jenis bahan galian yang mendukung sektor
industri maupun konstruksi, yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi
empat lajur, yaitu: pertama Lajur Rembang terbentuk oleh batu lempung
napalan dan batu gamping merupakan cekungan tempat terakumulasinya
minyak dan gas bumi; kedua Lajur Kendeng terbentuk batu lempung dan
batupasir, potensi lempung, bentonit, gamping; ketiga lajur Gunung Api Tengah
terbentuk oleh endapan material gunung api kuarter, potensi bahan galian
konstruksi berupa batu pecah, krakal, krikil, pasir, tuf; keempat lajur
Pegunungan Selatan terbentuk oleh batu gamping dengan intrusi batuan beku
dan aliran lava yang mengalami tekanan, potensi mineral logam, marmer, onyx,
batu gamping, bentonit, pospat.
BAB I - 5
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Gambar 1.3
Peta Formasi Geologi
Sumber : Perda Provinsi Jawa Timur No. 5 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Tahun 2011 - 2031
e. Hidrologi.
Secara hidrologi wilayah Provinsi Jawa Timur terdiri dari air permukaan
dan air tanah. Air permukaan meliputi Wilayah Sungai (WS), dan Waduk,
sedangkan air tanah berupa mata air. Pembagian WS di meliputi tujuh WS yaitu
WS Bengawan Solo, WS Brantas, WS Welang Rejoso, WS Pekalen Sampean, WS
Baru Bajulmati, WS Bondoyudo Bedadung, dan WS Madura.
Provinsi Jawa Timur memiliki 686 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
tercakup dalam wilayah sungai, WS Bengawan Solo memiliki 94 DAS, WS Brantas
memiliki 220 DAS, WS Welang Rejoso memiliki 36 DAS, WS Pekalen Sampean
memiliki 56 DAS, WS Baru Bajulmati memiliki 60 DAS, WS Bondoyudo
Bedadung memiliki 47 DAS, dan WS Madura memiliki 173 DAS.
f. Klimatologi.
Kondisi Iklim Provinsi Jawa Timur secara umum termasuk iklim tropis yang
mengenal 2 (dua) perubahan putaran musim, yaitu musim Kemarau (Mei-Oktober)
dan musim Penghujan (Nopember-sampai sekitar bulan April). Hingga bulan
Desember seluruh wilayah di Jawa Timur sudah memasuki musim penghujan.
Hampir setiap hari hujan mengguyur semua wilayah dengan intensitas ringan
hingga lebat.
BAB I - 6
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Jika ditinjau dari kondisi suhu udara, pada tahun 2012 di Provinsi Jawa
Timur suhu udara maksimum mencapai 35,4 derajat Celcius dan suhu udara
minimum 20,6 derajat Celcius. Kecepatan angin maksimum mencapai 16 knots
yang terjadi pada bulan Maret. Jumlah curah hujan maksimum terjadi pada bulan
Januari dengan curah hujan sebesar 445,9 mm.
Tabel 1.2
Keadaan Cuaca Bulanan Tahun 2013
Kecepatan
Temperatur - Temperatur - Jumlah Curah
Bulan Angin
Max (oC) Min (oC) Hujan (mm)
maksimum
BAB I - 7
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB I - 8
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Sidoarjo dengan komoditas ikan bandeng dan garam. Sedangkan potensi garam
yang merupakan salah satu potensi budidaya air payau berada pada Kabupaten
Bangkalan, Gresik, Lamongan, Pamekasan, Pasuruan, Probolinggo, Sampang,
Sumenep, Tuban, serta Kota Pasuruan, dan Surabaya.
Perikanan budidaya air tawar berada pada Kabupaten Bojonegoro,
Lamongan, Magetan, Malang, Blitar, Trenggalek, Tulungagung, Jember, dan
Banyuwangi. Perikanan budidaya air laut tersebar pada wilayah pesisir seperti
adanya sentra pengembangan ikan laut di bagian pantai utara Jawa Timur.
Tabel 1.3
Potensi Mineral Logam
BAB I - 9
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 1.4
Potensi Mineral Bukan Logam
3) Potensi Batuan
Potensi batuan yang banyak terdapat di Provinsi Jawa Timur adalah
batuan gamping dan andesit, disamping itu juga mempunyai potensi
batuan trass, marmer, tanah liat, tanah urug, opal, kalsedon, diorit,
pasir, sirtu, onyx, toseki, breksi, jasper dan tuff, sebagaimana Table 1.5
Tabel 1.5
Potensi Batuan
BAB I - 10
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
4) Potensi Batubara
Potensi batubara di Jawa Timur tersebar di tiga kabupaten yaitu
Trenggalek, Pacitan dan Tulungagung dengan total potensi sebesar
6.902.004,35 ton seluas 74,1 Ha, sebagaimana Tabel 1.6
Tabel 1.6
Potensi Batubara
Potensi panas bumi di wilayah Provinsi Jawa Timur berada pada lokasi
yang berdekatan dengan gunung api aktif dengan titik lokasi
sebagaimana Gambar 1.4 dan Tabel 1.7
BAB I - 11
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Gambar 1.4
Tabel 1.7
Potensi Panas Bumi Jawa Timur
POTENSI
No. LAPANGAN KABUPATEN / KOTA KETERANGAN
(MWe)
1 Arjuno - 280 Kab. Mojokerto, Kab. Survei Pendahuluan Geologi, Geokimia
Welirang Pasuruan dan Kab. dan Geofisika oleh Badan Geologi Tahun
Malang 2010 dan Survei Magnetotellurik (MT)
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2012
2 Tiris - Gunung 147 Kab. Probolinggo dan Survei Pendahuluan Geologi, Geokimia
Lamongan Kab. Lumajang dan Geofisika oleh Pemerintah Provinsi
Jatim Tahun 2013
3 Songgoriti - 25 Kota Batu dan Kab. Survei Pendahuluan Geologi, Geokimia,
Kawi Malang Geofisika dan MT oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
4 Gunung Pandan 50 Kab. Madiun dan Survei Pendahuluan Geologi, Geokimia,
Kab. Bojonegoro Geofisika dan MT oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
5 Melati 25 Kab. Pacitan Open Field
BAB I - 12
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
POTENSI
No. LAPANGAN KABUPATEN / KOTA KETERANGAN
(MWe)
9 Blawan - Ijen 110 Kab. Bondowoso, Kab. Pengembang : PT. Medco Cahaya
Banyuwangi Geothermal
dan Kab. Situbondo
10 Iyang - 295 Kab. Probolinggo dan Pengembang : PT. Pertamina Geothermal
Argopuro Kab. Lumajang Energy
Tabel 1.8
Wilayah Potensi Tanah Longsor Di Provinsi Jawa Timur
BAB I - 13
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB I - 14
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Keterangan:
Menengah : Daerah yang mempunyai potensi Menengah untuk terjadi
Gerakan Tanah. Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika
curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang
berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau
jika lereng mengalami gangguan.
Tinggi : Daerah yang mempunyai potensi Tinggi untuk terjadi
Gerakan Tanah. Pada Zona ini dapat terjadi Gerakan Tanah
jika curah hujan diatas normal, sedangkan gerakan tanah
lama dapat aktif kembali.
BAB I - 15
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 1.9
Lokasi Potensi Banjir di Provinsi Jawa Timur
Tingkat Potensi
Kabupaten/Kota Area/Kecamatan
Banjir
Bangkalan Bangkalan Potensi Menengah
Banyuwangi Glagah Potensi Menengah
Blitar Udanawu, Ponggok, Bakung, Kesamben Potensi Menengah
Bojonegoro Kasiman, Padangan, Kalitidu, Bojonegoro Potensi Menengah
Bondowoso Grujugan, Tegalampel, Cerme Potensi Menengah
Gresik Gresik Potensi Tinggi
Jember Silo Potensi Menengah
Jombang Megaluh Potensi Menengah
Kediri Semen, Grogol, Pagu, Pare, Puncu, Wates Potensi Menengah
Sekaran, Babat, Laren, Karanggeneng, Deket,
Lamongan Potensi Tinggi
Lamongan, Sukodadi
Lumajang Tempeh, Tempursari, Pronojiwo Potensi Menengah
Madiun Kebonsari, Sawahan, Wonosari Potensi Menengah
Magetan Plaosan, Bendo, Kawedanan Potensi Menengah
Malang Kepanjen, Pakisaji Potensi Menengah
Mojokerto Jatiroto, Mojokerto, Bangsal, Mojosari, Pungging Potensi Menengah
Nganjuk Rejoso Potensi Menengah
Ngawi Ngrambe, Padas Potensi Menengah
Pacitan Ngadirojo, Kebonagung Potensi Menengah
Pasuruan Purwosari, Kraton Potensi Menengah
Ponorogo Jetis, Kauman, Siman Potensi Menengah
Probolinggo Kota Anyar, Paiton Potensi Menengah
Sampang Sreseh, Jrengik, Sampang Potensi Menengah
Sidoarjo Krian, Taman, Sidoarjo Potensi Menengah
Situbondo Sumbermalang, Situbondo Potensi Menengah
Sumenep Sumenep Potensi Rendah
Trenggalek Pule Potensi Menengah
Tuban Jatirogo, Bancar, Tuban Potensi Menengah
Tulungagung Pagerwojo, Gondang, Kalidawir Potensi Menengah
Kota Pasuruan Rejoso Potensi Rendah
Kota Surabaya sebagian besar wilayah Kota Surabaya Potensi Menengah
Kota Malang Wilayah Kota Bagian tengah dan timur Potensi Rendah
Sumber : RTRW Provinsi Jawa Timur
Kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan puting beliung di Jawa Timur
meliputi :
a. kawasan di Gunung Arjuno;
b. kawasan di Gunung Kawi;
c. kawasan di Gunung Welirang;
BAB I - 16
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 1.10
Kawasan Rawan Letusan Gunung Api
Nama Gunung
No Kabupaten/Kota Lokasi Pos Pengamatan
Api
1 Ijen Bondowoso dan Pos pengamatan Gunung Api Kawah Ijen,
Banyuwangi Dusun Panggung Sari, Desa taman Sari, Licin,
Kec.glagah Kab.Banyuwangi
2 Semeru Malang dan Lumajang Pos Pengamatan Gunung Api di Gunung
Sawur Desa Sumber Wuluh, Kecamatan
Candipuro, Kab.Lumajang.
3 Bromo Malang, Lumajang, Pos Pengamatan Gunung Api di Cemoro
Probolinggo dan Lawang
Pasuruan Desa Ngadisari, Kec. Sukapura,
Kab.Probolinggo
4 Lamongan Lumajang dan Pos Pengamatan di Desa Tegalrandu,
Probolinggo Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang.
5 Arjuno-Welirang Pasuruan dan Pos Pengamatan Gunung Api di Kasiman,
Mojokerto Desa Sukoreno, Kecamatan prigen,
Kabupaten Pasuruan
6 Kelud Kediri, Blitar dan Pos Pengamatan Gunung Api di Dusun
Malang Margomulyo, Desa Sugih Waras, Kecamatan
Ngancar, Kabupaten Kediri
7 Raung Banyuwangi, Pos Pengamatan Gunung Api di Kp.Mang
Bondowoso dan Desa Sragi, Kecamatan Songon Kabupaten
Jember Banyuwangi
Sumber : RTRW Provinsi Jawa Timur
BAB I - 17
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
a) Jumlah Penduduk.
BAB I - 18
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 1.11
Penduduk Jawa Timur menurut Jenis Kelamin
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013*)
1 Jumlah penduduk : 37.781.599 38.052.950 38.363.200
Laki-laki 18.599.308 18.740.054 18.925.100
Perempuan 19.182.291 19.312.896 19.438.100
2 Pertumbuhan 0,75 0,72 0,67
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
Ket :*) Proyeksi Penduduk 2010-2035,BPS
b) Ketenagakerjaan
Indikator utama ketenagakerjaan yang sering digunakan sebagai indikasi
keberhasilan dalam menangani masalah pengangguran adalah Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT), yang merupakan perbandingan antara jumlah
penganggur terhadap jumlah angkatan kerja, dengan perkembangan seperti berikut.
Tabel 1.12
Indikator Ketenagakerjaan Di Jawa Timur
Bulan Agustus 2011 - Agustus 2013
Tahun
URAIAN
2011 2012 2013
Angkatan Kerja 19.761.886 19.901.558 20.137.000
Bekerja/Kesempatan kerja. 18.940.340 19.081.995 19.266.000
Jumlah Pengangguran 821.546 819.563 871.000
TPT 4,16 4,12 4,33
TPAK 69,49 69,62 69,92
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur.
Dari angkatan kerja, yang terserap dalam lapangan kerja pada tahun
2012 sekitar 95,88 persen atau 19,08 juta dan pencari kerja yang
tidak/belum terserap di pasar kerja (TPT) sebesar 4,12 persen atau
819,563 ribu orang, relatif lebih baik dibandingkan kondisi tahun 2011
yang mencapai 4,16 persen atau 821,546 ribu orang. Sedangkan kondisi
BAB I - 19
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
c) Pendidikan
Tabel 1.13
Pencapaian Indikator Pendidikan Per Jenjang Pendidikan
BAB I - 20
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
3. KONDISI EKONOMI.
Kondisi daerah Provinsi Jawa Timur terkait dengan potensi unggulan daerah
dapat dilihat sebagai berikut:
1) Pertanian.
BAB I - 21
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Produktivitas
Luas Panen (ha) Produksi (ton)
Komoditas (ku/ha)
2012 2013 2012 2013 2012 2013
- Padi 1.975.719 2.037.026 61,74 59,15 12.198.707 12.049.405
- Jagung 1.232.523 1.199.544 51,08 48,03 6.295.301 5.760.959
- Kedelai 220.815 210.618 16,39 15,64 361.986 329.461
- K. Tanah 163.513 150.017 13,07 24,09 213.792 361.367
- K Hijau 55.881 48.845 11,95 11,81 66.778 57.686
- U. Kayu 189.982 168.194 223,50 214,10 4.246.028 3.601.074
- U Jalar 14.264 19.082 288,81 205,59 411.957 392.307
- Sayuran 170.119 157.401 102,21 112,13 1.738.838 1.764.874
- Buah-buahan 172.141.236 152.863.769 23,48 26,86 4.042.257 4.105.173
Sumber : BPS Jawa Timur, 2014 (ATAP 2012 dan ASEM 2013)
BAB I - 22
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
ini antara lain pada komoditas padi diakibatkan tingkat curah hujan yang
tinggi dengan rata-rata curah hujan 159 mm per bulan dan posisi hari hujan
rata-rata 9 hari per bulan jika dibanding pada tahun 2012 yaitu 88 mm per
bulan dan posisi hari hujan 7 hari per bulan. Tingginya curah hujan tersebut
menyebabkan terjadi bencana banjir di areal pertanaman dengan total luas
areal puso 25.466 hektar. Selain itu tingginya curah hujan juga menyebabkan
banyak tanaman menjadi roboh serta berkurangnya tingkat intensitas
fotosintesa dan penyerbukan yang berakibat pembentukan biji tidak
maksimal. Sedangkan untuk komoditas tanaman pangan lainnya penurunan
produksi disebabkan turunnya luas panen dan produktivitas pada tahun
2013 dibandingkan tahun 2012.
Namun perkembangan Hortikultura Jawa Timur yang terdiri tanaman
sayuran dan buah-buahan mengalami peningkatan yaitu: Produksi sayuran
pada tahun 2013 mencapai 1,764 juta ton atau meningkat 0,26 juta ton
(101,50 persen) dibandingkan tahun 2012 mencapai 1,738 juta ton.
Demikian pula untuk komoditas buah-buahan, tahun 2013 mencapai 4,105
juta ton atau meningkat 0,629 juta ton dibandingkan tahun 2012 sebesar
4,042 juta ton. Peningkatan produksi sayuran dan buah-buahan disebabkan
peningkatan luas panen dan produktivitas sayuran tahun 2013 dibanding
tahun 2012.
Jawa Timur merupakan Provinsi penyangga pangan Nasional,
sehingga perkembangan Padi, Jagung dan Kedelai yang merupakan
komoditas utama berperan strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan
termasuk komoditas buah-buahan dan sayuran. Gambaran kontribusi
produksi Jawa Timur terhadap Nasional sebagai berikut : Padi (GKG) sebesar
17,00 persen, Jagung (Pipilan) sebesar 31,12 persen, Kedelai (Ose) sebesar
40,80 persen, Kacang Tanah sebesar 39,83 persen, Kacang Hijau sebesar
27,48 persen, Ubi Kayu sebesar 14,12 persen, Ubi Jalar sebesar 16,58 persen,
Sayuran sebesar 9,76 persen dan Buah-Buahan sebesar 22,50 persen. Dari
besarnya kontribusi tersebut serta perkembangan jumlah penduduk Jawa
Timur sebanyak 38.318.791 jiwa pada tahun 2013 ( Angka proyeksi BPS RI,
2013) terjadi surplus pada beberapa komoditas sebagai berikut : beras
sebesar 4.398.830 ton, jagung pipilan kering sebesar 5.289.937 ton, kedelai
ose sebesar 113.358 ton dan buah-buahan sebesar 3.292.068 ton, untuk
sayuran sebesar 485.457 ton. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Jawa Timur selain dapat memenuhi kebutuhan penduduknya juga
berperan mewujudkan ketahanan pangan secara nasional.
BAB I - 23
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 1.15
Kontribusi Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jawa Timur terhadap
Nasional Tahun 2012 dan 2013
Produksi Jawa Timur (Ton) Produksi Nasional (Ton) (%) Jatim thd Nasional
No. Komoditi
2012 2013 2012 2013 2012 2013
1 Padi (GKG) 12.198.707 12.049.405 69.056.126 70.866.571 17,66 17,00
2 Jagung (Pipilan) 6.295.301 5.760.959 19.387.022 18.510.435 32,47 31,12
3 Kedelai (Ose) 361.986 329.461 843.153 807.568 42,93 40,80
4 Kacang Tanah 213.792 361.367 712.857 907.207 29,99 39,83
5 Kacang Hijau 66.778 57.686 284.257 209.924 23,49 27,48
6 Ubi Kayu 4.246.028 3.601.074 24.177.372 25.494.507 17,56 14,12
7 Ubi Jalar 411.957 392.307 2.483.460 2.366.410 16,59 16,58
8 Sayuran ) 1.738.838 1.764.874 10.939.752 11.415.623 15,89 15,46
9 Buah-Buahan ), ) 4.042.257 4.105.173 18.089.952 18.246.774 22,35 22,50
Sumber: Data 2012 ATAP BPS, Data 2013 Tanaman Pangan sesuai ASEM BPS,
) Data 2013 Hortikultura sesuai RKSP Dinas Pertanian dan Prognosa Kementerian Pertanian Tahun
2013
) Produktivitas (kg/phn, rumpun), luas panen (pohon, rumpun), dan produksi (ton).
2) Perkebunan.
Perkembangan areal tanaman perkebunan di Jawa Timur saat ini telah
mencapai seluas 1.060 juta hektar dan lebih dari 85 % areal tersebut
diusahakan langsung oleh petani perkebunan dengan hasil khususnya untuk
4 komoditi unggulan produksi perkebunan Jawa Timur pada tahun 2012 dan
tahun 2013 diuraikan sebagia berikut :
a. Komoditi tebu pada tahun giling 2012, luas areal mencapai 203.484
hektar dengan produksi gula sebesar 1.252.788 ton atau meningkat
sebesar 19,12 % dibanding produksi gula tahun 2011 sebesar
1.051.642 ton. Sedangkan pada tahun giling 2013 luas areal mencapai
203.484 hektar dengan produksi gula sebesar 1,240.050 juta ton.
Dibandingkan tahun 2012 mengalami penurunan 1,02% dikarenakan
pada awal giling masih terjadi hujan yang mengakibatkan turunnya
rendemen tebu. Produksi gula Jawa Timur memberikan kontribusi 48
% dari produksi gula nasional yang mencapai 2.591.687 ton. Sedang
untuk kebutuhan gula Jawa Timur sebesar 550 ribu ton, yang terdiri
dari konsumsi masyarakat 450 ribu ton dan untuk industri makanan
dan minuman 100 ribu ton. Sehingga dengan produksi 1.252.788 ton
pada tahun 2012, Jawa Timur surplus produksi gula 700 ribu.
b. Komoditi tembakau pada tahun 2012, luas areal tanam mencapai 154.141
hektar naik sebesar 17,82 % dibandingkan tahun 2011 dengan produksi
sebesar 130.824 ton. Untuk luas areal tahun 2013 mencapai 95.651
hektar dengan produksi sebesar 74.113 ton atau turun sebesar (51,92 %)
BAB I - 24
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
c. Untuk komoditi kopi, luas areal tahun 2012 mencapai 100.847 hektar dan
produksi sebesar 54.239 ton. Pada tahun 2013 produksi sebesar 56.525
atau naik sebesar (4,21%). Secara nasional areal kopi seluas 1,3 juta
hektar dengan produksi 721 ribu ton berada di urutan ke-3 produk kopi
dunia setelah Brazilia (2,1 juta ton) dan Vietnam 990 ribu ton. Kontribusi
produksi kopi Jawa Timur hanya sebesar 5 - 7 % dan masih dapat
ditingkatkan. Tahun 2012 Jawa Timur mulai mengembangkan kopi
arabika sampai dengan tahun 2013 total luas pengembangan 4.000 ha.
d. Produksi kakao secara total Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai
32.912 ton dan luas areal 63.040 hektar sedang di Tahun 2013 luas areal
65.125 hektar dan produksi 39.200 ton. Tanaman kakao sangat
berpeluang besar untuk diusahakan di Provinsi Jawa Timur, karena masih
banyak terdapat lahan potensial yang dapat ditanami kakao, terutama di
Zona Pantai Selatan mulai Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Tulungagung,
Blitar, Malang, Lumajang, Jember dan Banyuwangi serta di Zona Tengah
yang sudah berkembang baik, mulai Kabupaten Jombang, Nganjuk, Kediri,
Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Magetan.
BAB I - 25
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
3) Perikanan.
BAB I - 26
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB I - 27
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
4) Peternakan.
BAB I - 28
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
tahun sekali. Penurunan jumlah populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau
hasil Sensus Ternak Nasional tahun 2013 terjadi tidak hanya di provinsi Jawa
Timur tetapi terjadi pada hampir seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini masih
menjadi kajian Dinas Peternakan dan Kementrian Pertanian tentang
penyebab penurunan populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau. Untuk itu
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya melakukan
evaluasi terhadap kebijakan pengembangan peternakan yang telah dilakukan
dan melakukan langkah-langkah konkrit pengembangan peternakan ke
depan dalam menyikapi hasil ST Nasional Tahun 2013 agar dapat
meningkatkan populasi ternak.
5) Kehutanan.
BAB I - 29
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
2012, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melalui sumber dana APBD
Provinsi membentuk FMU Wana Asri Lestari yang berkedudukan di
Kabupaten Lamongan Kecamatan Kedung Pring. Dengan terbentuknya FMU
Wana Asri Lestari, maka keseluruhan kabupaten/kota yang memiliki hutan
rakyat telah terwadahi dalam FMU. Dengan terbentuknya FMU diharapkan
kayu yang berasal dari hutan rakyat memiliki label/cap bertuliskan
ecolabelling (lestari) sebagai salah satu syarat dalam memenuhi kebutuhan
pasar kayu-kayuan Internasional. Ecolabelling atau Pengelolaan Hutan
Berbasis Masyarakat Lestari (PHBML) merupakan pola pemanfaatan hutan
dengan tetap memperhatikan keberlangsungan aspek social, ekonomi, dan
lingkungan. Pada Tahun 2013, jumlah FMU yang telah mendapatkan
sertifikasi dari Lembaga Ecolabel Indonesia (LEI) sebanyak 8 unit atau 8
kabupaten, yaitu : Lumajang, Probolinggo, Bangkalan, Pacitan, Magetan,
Blitar, Ngawi, dan Ponorogo.
Kelestarian hutan tidak hanya dilihat dari tanaman atau pohon yang
tumbuh di hutan tetapi juga memperhatikan kawasan yang ditunjuk atau
ditetapkan sebagai kawasan hutan. Penetapan dan pengukuhan kawasan
hutan perlu dilaksanakan agar kawasan hutan tetap utuh sesuai dengan
fungsinya. Selain itu untuk mendukung agar status kawasan hutan memiliki
status yang jelas yang dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur
melalui UPT Tahura R.Soerjo selama tahun 2012 telah dilakukan pengukuran
dan pemasangan batas serta pembuatan proyeksi batas ulang dengan
maksud mengembalikan posisi pada peta tata batasnya melalui rekonstruksi
tata batas Tahura R.Soerjo, tahun 2012 sepanjang 50 km. Tahun 2013,
BAB I - 30
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
6) Industri
BAB I - 31
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
7) Investasi
BAB I - 32
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Capaian Persetujuan Izin Prinsip PMA dan PMDN pada tahun 2013
sebesar Rp. 249,75 Trilyun dan meningkat menjadi 225,6% dibandingkan
Tahun 2012 sebesar Rp.76,71 Triliyun. Capaian nilai tersebut melampaui
dari nilai target sebesar Rp.86,85 Triliyun atau 187,6%.
UPT P2T Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur pada tahun
2013 menerbitkan izin sebanyak 32.496 izin/non izin menurun sebesar
16,34% dari 38.843 izin/non izin (2012) dengan nilai investasi Rp. 26,64
Trilyun meningkat sebesar 2,74% dari Rp. 25,93 Trilyun (2012) dan
menyerap 56.850 tenaga kerja menurun sebesar 37,87% dari 91.498
tenaga kerja (2012).
BAB I - 33
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan tahun 2000.
Pada tahun 2011 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 884,50
triliun meningkat menjadi Rp. 1.001,72 triliun pada tahun 2012 dan Rp. 1.136,33
triliun pada tahun 2013. Sementara itu, PDRB atas dasar harga konstan (ADHK)
Jawa Timur sebesar Rp. 393,67 triliun pada tahun 2012 dan pada tahun 2013
mencapai Rp. 419,43 triliun.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dapat dilihat dari PDRB atas dasar
harga konstan, karena pertumbuhan ekonomi ini benar-benar diakibatkan oleh
perubahan jumlah barang dan jasa yang sudah bebas dari pengaruh harga
(pertumbuhan riil). Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selama tiga tahun
terakhir tumbuh lebih cepat dari rata-rata nasional.
Tabel 1.16
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
Tahun 2011 2013
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013
1. PDRB ADHB (Miliar Rupiah) 884.144 1.001.721 1.136.330
BAB I - 34
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 1.17
Pertumbuhan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun 2011-2013 (persen)
1.
Pertanian 2,53 33,49 1,59
BAB I - 35
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
(RPJMD)
BAB II - 36
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
2. MISI :
Misi Merupakan pernyataan tujuan yang ingin dicapai untuk mewujudkan visi
yang telah ditetapkan. Misi kepala daerah Jawa Timur 2009 2014 adalah sebagai
berikut
BAB II - 37
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB II - 38
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
C. PRIORITAS DAERAH
Prioritas dan arah kebijakan umum pembangunan daerah Jawa Timur selama periode
2009 2014 adalah sebagai berikut:
BAB II - 39
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB II - 40
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB II - 41
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB II - 42
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
16. Penghormatan, Pengakuan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia
dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan penegakan hukum
secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif; (b) terjaminnya konsistensi
peraturan perundang-undangan; dan (c) meningkatkan pemahaman dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia.
BAB II - 43
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III
URUSAN DESENTRALISASI
BAB III - 44
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Sementara itu, kebijakan Pendapatan Daerah pada APBD Provinsi Jawa Timur
Tahun Anggaran 2013, diarahkan pada:
BAB III - 45
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 3.1
Target dan Realisasi Pendapatan DaerahTahun Anggaran 2013*)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi PAD telah melampaui target
yang diharapkan, yaitu mencapai 111,52%. Untuk Dana Perimbangan realisasinya
pada tahun 2013 sebesar Rp. 3.092.884.299.095 atau mencapai 97,45% dari target
yang direncanakan dan realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mencapai
95,00%.
BAB III - 46
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 3.2
Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah TA 2012 dan 2013*)
NO URAIAN 2012 2013 %
Pendapatan Asli
1. 9.584.081.971.227,10 11.579.222.929.456,70 20,82
Daerah
2. Dana Perimbangan 3.069.016.101.831,00 3.092.884.299.095,00 0,78
Lain-lain
3. Pendapatan 2.748.395.878.180,00 2.700.543.525.734,00 (1,74)
Daerah yang Sah
TOTAL 15.401.493.951.238,10 17.372.650.754.285,70 12,80
Catatan *) tahun 2013, angka realisasi anaudit
Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014
Gambar 3.1
Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2012 dan 2013
12,000.00 11,579.22
10,000.00 9,584.08
8,000.00
6,000.00
3,092.88
3,069.02 2,700.54
4,000.00 2,748.40
2,000.00
0.00
PENDAPATAN ASLI DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN
DAERAH PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
Dari Tabel 3.2 dan Gambar 3.1 di atas terlihat adanya kenaikan penerimaan
pendapatan daerah tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp.
1.971.156.803.047,60 atau 12,80%, dimana kenaikan terjadi pada 2 (dua)
komponen pendapatan daerah, yaitu Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Perimbangan.
Penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jawa Timur Tahun
Anggaran 2013 direncanakan sebesar Rp. 10.382.698.220.551,00 dan dapat
BAB III - 47
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 3.3
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun Anggaran 2013*)
NO. URAIAN TARGET REALISASI %
Tabel 3.4
Perbandingan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun Anggaran 2012 dan 2013*)
NO. URAIAN 2012 2013 %
BAB III - 48
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Gambar 3.2
Perbandingan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun Anggaran 2012 dan 2013
9,404.93
9,404.93
10,000.00
10,000.00
7,816.59
7,816.59
8,000.00
8,000.00
6,000.00
6,000.00
4,000.00
4,000.00
1,736.06
1,736.06
1,295.77
1,295.77
2,000.00
2,000.00 106.21 332.02
352.90 332.02
106.21 352.90
118.82
118.82
0.00
0.00
Pajak Daerah
Pajak Daerah Retribusi
Retribusi Hasil
Hasil Lain-lain
Lain-lain
Daerah Pengelolaan Pendapatan
Daerah Pengelolaan Pendapatan
Kekayaan Asli Daerah
Kekayaan
Daerah yang Asli
yangDaerah
Sah
Daerah yang
Dipisahkan yang Sah
Realisasi 2012 (Rp. Milyar) Dipisahkan
Realisasi 2013 (Rp. Milyar)
Realisasi 2012 (Rp. Milyar) Realisasi 2013 (Rp. Milyar)
Dari Tabel 3.4 dan Gambar 3.2 di atas dapat diketahui realisasi penerimaan
Pendapatan Asli Daerah tahun 2013, secara keseluruhan menunjukkan kenaikan
sebesar 20,82% bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan PAD secara
keseluruhan tahun 2012, dan dari 4 (empat) komponen PAD ada 2 (dua) yang
melampaui realisasi penerimaan tahun 2012, yaitu Pajak Daerah sebesar 20,32%
dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar 33,98%.
2) Dana Perimbangan
Dana Perimbangan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2013 direncanakan
berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana
Alokasi Khusus. Target yang direncanakan sebesar Rp. 3.173.852.578.259,00 dan
dapat diralisasikan sebesar Rp. 3.092.884.299.095,00 atau mencapai target
sebesar 97,45%. Sumbangan terbesar dari Dana Perimbangan adalah berasal dari
Dana Alokasi Umum, yaitu mencapai 52,79% dari realisasi Dana Perimbangan yang
dihasilkan di tahun 2013, dengan rincian target dan realisasi dana perimbangan
Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB III - 49
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 3.5
Target dan Realisasi Dana Perimbangan
Tahun Anggaran 2013*)
Tabel 3.6
Perbandingan Realisasi Dana Perimbangan
Tahun Anggaran 2012 dan 2013*)
BAB III - 50
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Gambar 3.3
Perbandingan Realisasi Dana Perimbangan
Tahun Anggaran 2012 dan 2013
1,632.65
1,374.59
2,000.00 1,491.56
1,523.96
1,500.00
1,000.00 85.64
Dari Tabel 3.6 dan Gambar 3.3 di atas memperlihatkan bahwa penerimaan
dari Dana Perimbangan tahun 2013, secara keseluruhan menunjukkan kenaikan
sebesar 0,78% bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan Dana Perimbangan
secara keseluruhan tahun 2012, dan dari 3 (tiga) komponen Dana Perimbangan
yang melampaui realisasi penerimaan tahun 2012, yaitu Dana Alokasi Umum
sebesar 9,45% dan Dana Alokasi Khusus sebesar 60,11%.
Tabel 3.7
Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Tahun Anggaran 2013*)
NO. URAIAN TARGET REALISASI %
1. Pendapatan Hibah 36.800.698.035,00 39.728.179.934,00 107,95
Dana Penyesuaian
2. dan Otonomi 2.805.832.564.000,00 2.660.815.345.800,00 94,83
Khusus
TOTAL 2.842.633.262.035,00 2.700.543.525.734,00 95,00
Catatan *) tahun 2013, angka realisasi anaudit
Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014
BAB III - 51
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 3.8
Perbandingan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Tahun Anggaran 2012 dan 2013*)
BAB III - 52
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
2) Solusi
Berbagai permasalahan yang telah dihadapi dalam pengelolaan
pendapatan daerah, memerlukan titik temu dan upaya pemecahan masalah,
sebagai berikut :
BAB III - 53
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
dalam peningkatan kualitas layanan publik dan sekaligus menjadi stimulus bagi
perekonomian Daerah apabila terealisasidengan baik. Dengan demikian, secara
ideal seharusnya Belanja Daerah dapat menjadi komponen yang cukup berperan
dalam peningkatan akses masyarakat terhadap sumber-sumber daya ekonomi yang
bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Belanja Daerah merupakan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah untuk mendanai seluruh program/kegiatan yang berdampak
langsung maupun tidak langsung terhadap pelayanan publik di daerah.
Program/kegiatan dimaksud dilaksanakan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi Daerah, pemerataan pendapatan, serta pembangunan di berbagai sektor.
Komponen yang mengindikasikan aktivitas dalam struktur Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) adalah Belanja Daerah. Komponen ini merupakan
pengeluaran dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan kepentingan
pelaksanaan pembangunan daerah yang diklasifikasikan menurut organisasi,
fungsi, program dan kegiatan, serta jenis belanja yang pengeluarannya disesuaikan
dengan kemampuan dan potensi fiskal daerah. Arah kebijakan belanja daerah
disusun berdasarkan prinsip penganggaran dengan pendekatan anggaran yang
berbasis kinerja, dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi masing-masing
SKPD, prioritas pembangunan sesuai potensi dan permasalahannya, serta perkiraan
situasi dan kondisi pada lima tahun kedepan.
Belanja daerah dapat dibedakan menjadi belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Alokasi ini diarahkan untuk dapat memberikan dukungan yang optimal
terhadap kelancaran jalannya pemerintahan dan pelayanan administrasi pada
setiap lembaga daerah (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik pelayanan yang
langsung terhadap aparatur daerah maupun pelayanan kepada publik yang menjadi
tanggungjawab pemerintah daerah.
Sementara itu, arah kebijakan Belanja Daerah pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013, diarahkan pada :
1) Pemanfaatan belanja sesuai dengan anggaran berbasis kinerja (performance
based) untuk mendukung capaian target kinerja utama sebagaimana yang
ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 dan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2013.
2) Pemanfaatan belanja menganut prinsip akuntabilitas, efektif dan efisien dalam
rangka mendukung penerapan anggaran berbasis kinerja.
3) Pemanfaatan belanja yang bersifat reguler/rutin diutamakan untuk memenuhi
belanja yang bersifat mengikat antara lain pembayaran gaji PNS, belanja bagi
BAB III - 54
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 3. 9
Target dan Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Kelompok Belanja Tahun
Anggaran 2013*)
NO. URAIAN TARGET REALISASI %
Belanja Tidak
1. 11.203.748.933.547,00 10.602.764.655.355,80 94,64
Langsung
2. Belanja Langsung 6.408.110.937.346,00 6.168.783.858.255,68 96,27
TOTAL 17.611.859.870.893,00 16.711.548.513.611,50 95,23
Catatan *) tahun 2013, angka realisasi anaudit
Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014
BAB III - 55
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 3.10
Realisasi Belanja Tidak Langsung
Tahun Anggaran 2013*)
NO. URAIAN TARGET REALISASI %
1. Belanja Pegawai 1.609.084.277.158,00 1.533.121.238.703,00 95,28
2. Belanja Bunga 5.516.766.111,00 5.108.753.406,26 92,60
3. Belanja Hibah 5.139.576.859.000,00 4.903.476.407.650,87 95,41
4. Belanja Bantuan Sosial 59.290.610.000,00 32.555.112.974,68 54,91
Belanja Bagi Hasil kepada
Pemerintah/
5. 3.298.463.284.200,00 3.081.718.245.832,00 93,43
Provinsi/Kabupaten/ Kota
dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan
6. kepada Pemerintah Daerah 1.010.668.490.116,00 986.232.679.029,00 97,58
dan Pemerintahan Desa
7. Belanja Tidak Terduga 81.148.646.962,00 60.552.217.760,00 74,62
BAB III - 56
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 3.11
Perbandingan Realisasi Belanja Tidak Langsung
Tahun Anggaran 2012 dan 2013*)
NO. URAIAN 2012 2013 %
1. Belanja Pegawai 1.486.342.134.346,32 1.533.121.238.703,00 3,15
b. Belanja Langsung
Belanja Langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara
langsung dengan program dan kegiatan yang meliputi Belanja Pegawai, Belanja
Barang dan Jasa, dan Belanja Modal. Belanja Langsung pada tahun 2013
direncanakan sebesar Rp. 6.408.110.937.346,00 dan dapat direalisasikan
sebesar Rp. 6.168.783.858.255,68 atau mencapai sebesar 96,27% dengan target
dan realisasi Belanja Langsung pada Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.12
Target dan Realisasi Belanja Langsung
Tahun Anggaran 2013*)
NO. URAIAN TARGET REALISASI %
BAB III - 57
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Gambar 3.4
Perbandingan Realisasi Belanja Langsung
Tahun Anggaran 2012 dan 2013
Dari Tabel 3.13 dan Gambar 3.4 dapat diketahui terjadi kenaikan Belanja
Langsung di tahun 2013 sebesar Rp. 611.349.980.186,56 atau naik 11,06%, bila
dibandingkan dengan tahun 2012. Hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya
realisasi Belanja Pegawai sebesar 14,29%, Belanja Barang dan Jasa sebesar
10,90% dan Belanja Modal sebesar 11,18%.
BAB III - 58
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 3.14
Rincian Target dan Realisasi Belanja Daerah Menurut SKPD
Tahun Anggaran 2013
Proporsi
No. SKPD Target (Rp.) Realisasi (Rp.) %
%
Dinas Pendidikan
1 413.058.763.000,00 389.742.350.715,00 94,36 5,08
Prov. Jatim
UPT- Balai
Pemberantasan dan
9 27.846.239.100,00 25.994.414.855,00 93,35 0,34
Pencegahan Penyakit
Paru Surabaya
UPT- Balai
Pemberantasan dan
10 21.019.561.600,00 19.689.193.576,05 93,67 0,26
Pencegahan Penyakit
Paru Pamekasan
UPT- Balai
Pemberantasan dan
11 22.096.674.500,00 19.920.134.641,00 90,15 0,26
Pencegahan Penyakit
Paru Madiun
UPT- Akademi
12 5.859.242.000,00 5.241.104.650,00 89,45 0,07
Keperawatan Madiun
BAB III - 59
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Proporsi
No. SKPD Target (Rp.) Realisasi (Rp.) %
%
UPT- Pelatihan
14 7.939.763.000,00 7.050.191.136,00 88,80 0,09
Kesehatan Masyarakat
Dinas Pekerjaan
20 Umum Bina Marga 584.908.998.000,00 562.444.014.144,00 96,16 7,33
Prov. Jatim
Dinas Pekerjaan
21 Umum Pengairan 266.385.040.826,00 252.153.699.651,00 94,66 3,29
Prov. Jatim
Dinas Pekerjaan
Umum Cipta Karya
22 122.903.357.000,00 104.273.787.191,00 84,84 1,36
dan Tata Ruang Prov.
Jatim
Badan Perencanaan
23 Pembangunan Daerah 98.411.481.000,00 90.219.078.687,00 91,68 1,18
Prov. Jatim
Dinas Perhubungan
dan Lalu Lintas 367.979.739.150,00 350.503.431.726,00 95,25 4,57
24
Angkutan Jalan
Badan Lingkungan
25 47.767.297.000,00 43.903.273.089,00 91,91 0,57
Hidup Prov. Jatim
Badan Pemberdayaan
Perempuan dan
26 17.643.087.000,00 17.014.566.090,00 96,44 0,22
Keluarga Berencana
Prov. Jatim
BAB III - 60
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Proporsi
No. SKPD Target (Rp.) Realisasi (Rp.) %
%
Menengah ( UMKM )
Prov. Jatim
Badan Penanaman
30 42.261.906.000,00 37.992.488.093,00 89,90 0,50
Modal Prov. Jatim
Dinas Kepemudaan
32 dan Keolahragaan 36.378.236.000,00 35.461.148.514,00 97,48 0,46
Prov. Jatim
Badan Kesatuan
33 Bangsa dan Politik 24.043.689.000,00 22.786.955.182,00 94,77 0,30
Prov. Jatim
Satuan Polisi Pamong
34 22.360.303.000,00 21.781.148.033,00 97,41 0,28
Praja Prov. Jatim
Badan
35 Penanggulangan 20.111.617.000,00 19.778.157.112,00 98,34 0,26
Bencana Daerah
Biro Administrasi
36 Pemerintahan Umum 20.778.362.000,00 19.742.059.493,00 95,01 0,26
Setda Prov. Jatim
Biro Administrasi
37 Kerjasama Setda Prov. 11.938.164.000,00 10.851.650.590,00 90,90 0,14
Jatim
Biro Hukum Setda
38 7.997.990.000,00 7.441.638.724,00 93,04 0,10
Prov. Jatim
Biro Administrasi
39 Perekonomian Setda 67.973.105.000,00 66.835.876.780,00 98,33 0,87
Prov. Jatim
Biro Administrasi
40 Pembangunan Setda 30.255.284.000,00 28.119.278.493,00 92,94 0,37
Prov. Jatim
Biro Administrasi
41 Sumber Daya Alam 43.277.318.000,00 42.670.973.890,00 98,60 0,56
Setda Prov. Jatim
Biro Administrasi
42 Kesejahteraan Rakyat 17.451.915.000,00 16.537.297.635,00 94,76 0,22
Setda Prov. Jatim
Biro Administrasi
43 Kemasyarakatan Setda 25.225.685.000,00 24.259.645.558,00 96,17 0,32
Prov. Jatim
BAB III - 61
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Proporsi
No. SKPD Target (Rp.) Realisasi (Rp.) %
%
Sekretariat DPRD
47 159.834.037.000,00 142.962.232.527,00 89,44 1,86
Prov. Jatim
Badan Penelitian dan
48 Pengembangan Prov. 33.860.104.000,00 33.216.479.748,00 98,10 0,43
Jatim
Inspektorat Provinsi
49 27.350.558.000,00 22.463.936.969,00 82,13 0,29
Jatim
Dinas Pendapatan
50 550.258.461.630,00 503.036.891.752,00 91,42 6,56
Prov. Jatim
Badan Pengelola
0,96
51 Keuangan dan Aset 77.277.000.000,00 73.927.275.208,00 95,67
Daerah (SKPD)
Kantor Perwakilan
52 20.827.006.000,00 20.565.602.273,00 98,74 0,27
Prov. Jatim
Badan Koordinasi
Pemerintahan dan
53 Pembangunan 10.686.330.000,00 10.100.196.043,00 94,52 0,13
Provinsi Jatim Wilayah
I Madiun
Badan Koordinasi
Pemerintahan dan
54 Pembangunan 8.264.561.000,00 7.939.281.555,00 96,06 0,10
Provinsi Jatim Wilayah
II Bojonegoro
Badan Koordinasi
Pemerintahan dan
55 Pembangunan 9.091.106.290,00 8.714.969.668,00 95,86 0,11
Provinsi Jatim Wilayah
III Malang
Badan Koordinasi
Pemerintahan dan
56 Pembangunan 8.606.800.000,00 8.019.141.147,00 93,17 0,10
Provinsi Jatim Wilayah
IV Pamekasan
Badan Kepegawaian
57 33.029.618.000,00 32.037.383.506,00 97,00 0,42
Daerah
Badan Pendidikan dan
84.595.773.000,00 76.492.605.547,00 90,42 1,00
58 Pelatihan Prov. Jatim
Sekretariat Dewan
59 Pengurus KORPRI 14.518.353.000,00 13.987.397.247,00 96,34 0,18
Provinsi
Badan Ketahanan
60 66.007.292.000,00 63.295.725.534,67 95,89 0,82
Pangan Prov. Jatim
Badan Pemberdayaan
61 Masyarakat Prov. 53.192.654.000,00 50.294.942.038,00 94,55 0,66
Jatim
BAB III - 62
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Proporsi
No. SKPD Target (Rp.) Realisasi (Rp.) %
%
Sekretariat Komisi
63 Penyiaran Indonesia 8.241.405.000,00 8.028.458.983,00 97,42 0,10
Daerah
Badan Perpustakaan
64 64.264.131.000,00 62.272.370.978,00 96,90 0,81
dan Kearsipan
Dinas Perkebunan
66 116.780.526.050,00 104.658.125.312,00 89,62 1,36
Prov. Jatim
Dinas Peternakan
67 215.122.302.000,00 201.409.249.068,33 93,63 2,62
Prov. Jatim
Dinas Perindustrian
71 dan Perdagangan 260.058.865.000,00 241.523.894.844,00 92,87 3,15
Prov. Jatim
BAB III - 63
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Otonomi daerah yang bergulir dan berlaku efektif mulai tahun 2001 telah
memberi ruang kepada Pemerintah Daerah untuk menerapkan model
penganggaran yang tidak hanya berpijak pada model anggaran berimbang saja.
Pemerintah Daerah bisa menggunakan model penganggaran lain, yaitu anggaran
surplus dan anggaran defisit dalam APBD.
BAB III - 64
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
difokuskan pada:
Tabel 3.15
Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah
Tahun Anggaran 2013*)
NO. URAIAN TARGET REALISASI %
Penerimaan
I. 1.753.509.144.212,61 1.753.509.144.118,83 100,00
Pembiayaan Daerah
Sisa Lebih
Perhitungan
1. Anggaran Tahun 1.153.509.144.212,61 1.153.509.144.118,83 100,00
Anggaran
Sebelumnya
Pencairan Dana
2. 600.000.000.000,00 600.000.000.000,00 100,00
Cadangan
Pengeluaran
II. 540.833.333.334,00 540.833.333.333,36 100,00
Pembiayaan Daerah
Pembentukan Dana
1. 500.000.000.000,00 500.000.000.000,00 100,00
Cadangan
Penyertaan Modal
2. 30.100.000.000,00 30.100.000.000,00 100,00
(Investasi)
Pembayaran Pokok
3. 10.733.333.334,00 10.733.333.333,36 100,00
Utang
BAB III - 65
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Penerimaan pembiayaan Tahun Anggaran 2013, yang berasal dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (Tahun Anggaran 2012)
yang direncanakan sebesar Rp. 1.153.509.144.212,61 terealisasi sebesar
Rp. 1.153.509.144.118,83 atau mencapai sekitar 100,00% dan Pencairan Dana
Cadangan yang direncanakan sebesar 600.000.000.000,00 terealisasi sebesar
600.000.000.000,00 atau mencapai 100,00%.
BAB III - 66
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III - 67
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III - 68
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III - 69
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III - 70
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III - 71
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
6. Bidang Pemerintahan 1
7. Bidang Pembangunan 1
BAB III - 72
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III - 73
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III - 74
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Rumah Sakit Daerah 65. RSUD. Dr. Syaiful Anwar Malang Provinsi 1.408
Jatim
Total 20.314
a. Pengembangan kawasan siap bangun dan atau lingkungan siap bangun di kota-kota
metropolitan dan kota-kota besar,
b. Pengembangan kawasan Agropolitan, Pembangunan / perbaikan sarana prasarana
kawasan Agropolitan Jawa Timur,
c. Perbaikan Jalan/Saluran Lingkungan Permukiman,
d. Peningkatan Sarana Prasarana Permukiman Kawasan Khusus,
e. Pengembangan dan Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA).
BAB III - 75
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel A1
Target dan Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Perumahan Rakyat
Standar Pelayanan Minimal Satuan Kerja /
Batas Waktu
Lembaga
No Jenis Pelayanan Dasar Pencapaian
Penanggung
Indikator Nilai (Tahun)
Jawab
Dinas Perumahan
2. Cakupan Layanan
/ Dinas yang
Rumah Layak Huni 70 % 2009 - 2025
menangani bidang
Yang Terjangkau
perumahan
BAB III - 76
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
2. Cakupan Layanan
Rumah Layak Huni
Yang Terjangkau
Pelaksanaan SPM ditunjang oleh Dana APBD Propinsi Jawa Timur, adapun realisasi
pelaksanaan SPM Bidang Perumahan Rakyat tahun 2013 adalah sebagaimana tergambar
dalam tabel 2.2 berikut ini:
BAB III - 77
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
2. Cakupan Layanan
Rumah Layak Huni
Yang Terjangkau
B. BIDANG SOSIAL
Gambaran Umum Arah dan Kebijakan Bidang Sosial
Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pembangunan, dan
permasalahan pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun
sembilan agenda utama pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014, sebagai berikut:
BAB III - 78
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Sesuai dengan RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Timur arah kebijakan misi
mewujudkan kemudahan memperoleh akses untuk meningkatkan kualitas hidup
adalah dengan Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Arah pembangunan kesejahteraan
sosial, mengangkat harkat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang
tidak berdaya dan tidak memiliki akses untuk melakukan mobilitas ke tingkat kualitas
kehidupan yang lebih baik. Agenda terhadap arah kebijakan dimaksud meliputi :
BAB III - 79
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III - 80
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
daerah. SPM bidang sosial tersebut terdiri dari 4 (empat) jenis pelayanan dasar dengan
indikator sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Program/Kegiatan Bidang Sosial;
Pelayanan dasar Pelaksanaan Program/Kegiatan Bidang Sosial memiliki indicator
sebagai berikut :
Standar Pelayanan Minimal Tahun
No Jenis Pelayanan Dasar
Indikator Nilai Pencapaian
1 Pelaksanaan program /
kegiatan bidang sosial
a. Pemberian bantuan 1. Persentase (%) PMKS skala 80% 2008-2015
sosial bagi provinsi yang memperoleh
Penyandang Masalah bantuan sosial dan Program
Kesejahteraan Sosial Penanganan Kemiskinan
skala provinsi. lainnya (KUBE & PKH).
Untuk pemenuhan
kebutuhan dasar.
BAB III - 81
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III - 82
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
secara bertahap selama 6 tahun dari Tahun 2010 s/d 2015 yang meliputi :
MASA PERIODESASI PENCAPAIAN
JENIS PELAYANAN CAPAIA
INDIKATOR
DASAR N 2010-
2015 I II III IV V VI
Persentase (%)
kabupaten/kota yang
6 78,9
menggunakan sarana 63,94 71,04 78,94 78,94 78,94
Tahun 4
prasarana tanggap darurat
lengkap
BAB III - 83
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III - 84
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
kesejahteraan
sosial.
penyediaan Persentase (%) 210 13 60 21
sarana prasarana Organisasi Sosial/
pelayanan luar Yayasan/ LSM
panti skala yang menyediakan
provinsi sarana
prasarana
pelayanan
kesejahteraan
sosial luar panti.
Realisasi Pencapaian Pelayanan Dasar bantuan sosial bagi korban bencana skala
provinsi.
CAPAIAN STANDAR
PROVINSI % SPM REALI
PELAYANAN
NO INDIKATOR S/D KEMENSO SASI
DASAR
TAHUN S RI (%)
2013
3 bantuan sosial bagi Persentase (%) 30 78,9 80 98,67
korban bencana kabupaten Kab/Kota 4
skala provinsi. /kota yang
mengalami
bencana
memberikan
bantuan sosial
bagi korban
bencana skala
provinsi.
evakuasi korban Persentase (%) 30 78,9 80 % 98,67
bencana skala kabupaten/kota Kab/Kota 4
provinsi. yang
menggunakan
sarana prasarana
tanggap darurat
lengkap untuk
evakuasi korban
bencana skala
provinsi.
BAB III - 85
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
SPM yang ditelah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu acuan bagi
Pemerintah Propinsi Jawa Timur untuk menyusun perencanaan dan penganggaran
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pemerintah Propinsi Jawa Timur menyusun
rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan pencapaian SPM dengan
mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Rencana pencapaian SPM dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SPKP). Target tahunan pencapaian SPM
dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan
BAB III - 86
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Rencana
Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) sesuai klasifikasi
belanja daerah dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah
BAB III - 87
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel C.1
Target dan Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Layanan Terpadu
Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Tahun 2010-2015
Targ TARGET DAERAH (Persen)
et
Nasio
JENIS PELAYANAN -nal
INDIKATOR KINERJA
DASAR
S.d.
2010 2011 2012 2013 2014 2015
2014
(%)
I Penanganan 1 INDIKATOR
Pengaduan/ UTAMA
Laporan
Korban Cakupan Perempuan
Kekerasan dan Anak Korban
Terhadap Kekerasan yang
Perempuan Mendapatkan
dan Anak Penanganan
Pengaduan oleh
Petugas Terlatih di 100% 90% 95% 95% 95% 100% 100%
dalam Unit Pelayan
Terpadu.
INDIKATOR
PENUNJANG
a Cakupan
ketersediaan
petugas di Unit
Pelayanan Terpadu
yg memiliki
kemampuan utk
menindaklanjuti
100% 90% 95% 95% 95% 100% 100%
pengaduan/laporan
masyarakat
BAB III - 88
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Kesehatan Terlatih
di Puskesmas
Mampu Tatalaksana
KtP/A dan PPT /
PKT di RS
III Rehabilitasi 3 INDIKATOR 75% 75% 75% 75% 75% 75% 75%
Sosial Bagi UTAMA
Perempuan
dan Anak Cakupan Layanan
Korban Rehabilitasi Sosial
Kekerasan yang Diberikan oleh
Petugas Rehabi-
BAB III - 89
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Perempuan dan
Anak Korban
Kekerasan di dalam
Unit Pelayanan
Terpadu
INDIKATOR
PENUNJANG
75% 50% 55% 60% 65% 75% 75%
a Cakupan petugas petug
as
rehabilitasi sosial
yang terlatih
4 .INDIKATOR
UTAMA
.Cakupan Layanan
Bimbingan Rohani
yang Dierikan Oleh
Petugas Bimbingan
Rohani Terlatih Bagi
Perempuan dan
Anak Korban
Kekerasan di Dalam 75% 75% 75% 75% 75% 75% 75%
Unit Pelayanan
Terpadu
BAB III - 90
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
a Cakupan
penyelesaian
penanganan kasus
kekerasan terhadap
perempuan dan
anak di tingkat
kepolisian
a Cakupan Perempuan
dan Anak Korban
BAB III - 91
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Kekerasan yang
Mendapatkan
Layanan Bantuan
Hukum
a Cakupan
ketersediaan
petugas pendamping
hukum atau advokat
yang mempunyai
kemampuan
pendampingan pada
saksi dan/atau
korban kekerasan
terhadap
perempuan dan
anak
Cakupan Layanan
Pemulangan Bagi
Perempuan dan
Anak Korban
Kekerasan
Pemulangan
dan Reintegrasi
8 INDIKATOR 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sosial Bagi
UTAMA
Perempuan
dan Anak Cakupan layanan
Korban reintegrasi social
Kekerasan bagi perempuan an
anak korban
kekerasan
Cakupan keterseiaan
petugas terlatih
untuk melakukan
reintegrasi sosial
BAB III - 92
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Pelaksanaan SPM ditunjang oleh Dana APBD I dan UNICEF, adapun realisasi
pelaksanaan SPM bidang layanan terpadu bagi perempuan an anak korban kekerasan
tahun 2013 adalah sebagaimana tergambar dalam tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2
Realisasi Pelaksanaan SPM
Tahun 2013
INIKATOR PENUNJANG
BAB III - 93
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
INIKATOR PENUNJANG
b Cakupan RSU
Vertikal/RSUD/RS Swasta/RS
Polri yang melaksanakan
pelayanan terpadu bagi 60% RS 60% RS 40%
perempuan dan anak korban di di
kekerasan Kab/Kota Kab/Kota
II 3 INIKATOR UTAMA
I
Cakupan Layanan Rehabilitasi
Sosial yang Diberikan oleh
Petugas Rehabi-litasi social
Rehabilitasi Terlatih Bagi 75% 75% 45%
Sosial Bagi
Perempuan Perempuan dan Anak Korban
dan Anak Kekerasan di dalam Unit
Korban Pelayanan Terpadu
Kekerasan INIKATOR PENUNJANG
4 .INIKATOR UTAMA
BAB III - 94
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
IV 5 INIKATOR UTAMA
INIKATOR PENUNJANG
a Cakupan penyelesaian
Penegakan dan penanganan kasus kekerasan
Bantuan terhadap perempuan dan anak
Hukum Bagi di tingkat kepolisian 80% 80% 65%
Perempuan
dan Anak b Cakupan ketersediaan sarana
Korban dan prasarana di UPPA
Kekerasan 80% 80% 70%
BAB III - 95
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
6 INIKATOR UTAMA
INIKATOR PENUNJANG
V 7 INIKATOR UTAMA
BAB III - 96
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Bertitik tolak dari dasar Visi dan Misi pembangunan Provinsi Jawa Timur dalam
mendukung tujuan pembangunan Jawa Timur yang pro terhadap wong cilik, maka
Badan Lingkungan Hidup memiliki Visi pengelolaan lingkungan hidup di Jawa
Timur adalah : Terwujudnya Lingkungan Hidup Jawa Timur Yang Baik dan Sehat.
Untuk dapat ikut serta mewujudkan pembangunan daerah dan dapat melaksanakan
visi yang telah ditetapkan maka Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur
melakukan perumusan Misi Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diarahkan untuk
membangun suatu kebersamaan antara pihak pemerintah sebagai regulator, pihak
swasta sebagai kontributor pencemaran, pihak akademisi sebagai penghasil teknologi
dan solusi ilmiah dan pihak Masyarakat yang sangat diperlukan perannya dalam
bentuk perilaku yang berwawasan lingkungan serta sebagai pengendali / pengontrol
pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka Misi Badan Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Timur adalah : Bersama mewujudkan peningkatan kualitas
lingkungan hidup dan pelestarian sumber daya alam di Jawa Timur. Untuk
mendukung Visi dan Misi tersebut, arah kebijakan yang akan ditempuh meliputi
perbaikan manajemen dan sistem pengelolaan sumber daya alam, optimalisasi
manfaat ekonomi dari sumber daya alam termasuk jasa lingkungannya,
BAB III - 97
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB III - 98
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel D.1.1
Batas Satuan
Jenis Pelayanan Standar Pelayanan Minimal Waktu Kerja /
No. Dasar & Sub Pencapa Lembaga
Kegiatan ian Penanggu
Indikator Nilai
(Tahun) ng Jawab
Persentase Jumlah
Pelayanan Informasi Kabupaten/Kota yang dipantau
SKPD
B Status Mutu Udara kualitas udara ambiennya dan di 100 2013
Provinsi
Ambien informasikan mutu udara
ambiennya
Pelayanan Tindak
Lanjut Pengaduan Prosentase jumlah pengaduan
Masyarakat akibat masyarakat akibat adanya
SKPD
C. adanya dugaan dugaan pencemaran dan/ atau 100 2013
Provinsi
pencemaran dan/ perusakan lingkungan hidup yang
atau perusakan ditindaklanjuti
lingkungan hidup
Tahun 2013 jumlah sumber air yang dipantau kualitasnya, ditetapkan status
mutu airnya dan diinformasikan status mutu airnya sejumlah 5 (empat) sumber
air dan jumlah sumber air yang telah ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi
Provinsi adalah sejumlah 5 (lima) Sumber Air.
Prosentase (%) jumlah sumber air yang dipantau
kualitasnya, ditetapkan status mutu airnya dan
= % %
diinformasikan status mutu airnya
BAB III - 99
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
2) Indikator dan Nilai SPM Pelayanan Informasi Status Mutu Udara Ambien
3) Indikator dan Nilai SPM Pelayanan Informasi Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat
Tabel D.2.1
Tabel D.2.1
Tabel D.2.2
Tabel D.2.4
Target Provinsi Jenis Pelayanan dasar
Target Target
No Jenis pelayanan
Nasional (%) Provinsi (%)
1 Pelayanan informasi status 100 100
mutu air
2 Pelayanan informasi status 100 100
mutu Udara
Realisasi sesuai target untuk Tahun 2013 yang telah ditetapkan Provinsi Jawa
Timur dalam penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Lingkungan Hidup dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Tabel D.3.1
Realisasi SPM Bidang Lingkungan Hidup
Target Target
Realisasi
No Jenis pelayanan Nasional Provinsi Ket
(%)
(%) (%)
1 Pelayanan informasi Memenuhi
100 100 100
status mutu air target
2 Pelayanan informasi Memenuhi
100 100 100
status mutu Udara Target
Target Target
Realisasi
No Jenis pelayanan Nasional Provinsi Ket
(%)
(%) (%)
3 Pelayanan tindak
Memenuhi
lanjut pengaduan 100 100 100
target
masyarakat
Sumber data: Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, 2013
E. BIDANG KETENAGAKERJAAN
Gambaran Umum Arah dan Kebijakan Bidang Ketenagakerjaan
Tabel F.1
Target dan Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Ketahanan Pangan
Tabel F.2
Pelaksanaan SPM ditunjang oleh Dana APBD Propinsi Jawa Timur, adapun realisasi
pelaksanaan SPM Bidang Ketahanan Pangan tahun 2013 adalah sebagaimana tergambar
dalam tabel 2.2 berikut ini:
Tabel F.3
G. BIDANG KESENIAN
Gambaran Umum Arah dan Kebijakan Bidang Kesenian
1 2 3 4 5 6
1. Sarjana Seni
2. Pakar Seni
3. Pamong Budaya
4. Seniman/Budayawan
5. Kritikus
6. Insan media massa
7. Pengusaha
8. Penyandang dana
1 2 3 4 5 6 7
Realisasi pencapaian SPM Bidang Kesenian Provinsi Jawa Timur pada Tahun
2013 sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6
4. Lomba
1. Sarjana Seni
2. Pakar Seni
3. Seniman/Budayawan
Indikator dan Nilai Spm Serta Batas Waktu Pencapaian Secara Nasional
Jenis pelayanan dasar sebagaimana tersebut diatas telah ditetapkan masing-
masing indikator kinerja dan target pencapaiannya sampai dengan tahun 2014
secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
1. 2. 3. 4. 5.
Standar Pelayanan
Minimal
Jenis
No Pelayanan Nilai Penyelenggara Capaian
Dasar Indikator Tahun
2013
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. Kebijakan Tersedia- 9 Peluang Bidang Promosi Tersedianya
Penanaman nya penanam dan Pelayanan informasi peluang
Modal informasi -an modal Penanaman penanaman modal
peluang Modal sebanyak 20 peluang
penanaman penanaman modal
modal yaitu :
a. Bidang
Perindustrian
terdiri dari :
Industri
pengolahan
makanan dan
minuman
Industri
pengolahan
makanan dan
minuman
Industri
logam, mesin
dan elektronik
Industri tekstil
dan produk
tekstil
Kawasan
Industri
b. Bidang Pekerjaan
Umum
(Infrastruktur)
terdiri dari :
Jalan Tol
Pengelolaan
limbah B3
c. Bidang
Perhubungan
terdiri dari :
Pelabuhan
Laut
Bandar Udara
Terimple-
mentasikan-
nya sistem
pelayanan
informasi
dan
perizinan
investasi
secara
elektronik
(SPIPISE)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. Penyebar- Terseleng- 3 Kali Bidang Sosialisasi kebijakan
luasan, garanya Pengem- penanaman modal
Pendidikan sosialisasi bangan dan kepada perusahaan
dan kebijakan Kerjasama PMA dan PMDN dan
Pelatihan penanaman Bidang Kab/Kota di Jawa
Penanaman modal Pengenda- Timur terselenggara
Modal kepada lian sebanyak 5 kali
masyarakat Pelaksana-
dunia usaha an
Penanaman
Modal
Tenaga pendidik PAUD pada tahun 2011 sebanyak 80.042 orang bertambah
menjadi 86.432 orang pada tahun 2012 dan tahun 2013 angka sementara
tenaga pendidik PAUD sebanyak 70.418 orang, atau dengan perkembangan
seperti rincian tabel berikut:
Tabel 4.1.1.1
Jumlah Lembaga, Murid, Tenaga Pendidikan PAUD
di Jawa Timur Tahun 2011-2013
No. Komponen Satuan 2011 2012 2013
1 Pend Usia 4-6 tahun Orang 1.793.930 1.973.323 -
Pend Usia 3-6 tahun Orang - - 2.423.240
2 Siswa Orang 995.422 973.497 1.410.568
a. TK Orang 808.947 754.094 748.397
b. RA Orang 186.475 219.403
3 Guru Orang 80.042 86.432 70.418
a. TK Orang 64.431 70.121 61.125
b. RA Orang 15.611 16.311
4 Sekolah Lembaga 21.741 22.347 18.217
a. TK Lembaga 17.353 17.691 16.055
b. RA Lembaga 4.388 4.656
5 Kelas Kelas 51.653 55.286 48.731
a. TK Kelas 43.357 46.162 45.874
b. RA Kelas 8.296 9.124
Sumber : Data Pokok dan Profil Pendidikan 2010/20112011/2012 2012/2013 Dinas
Pendidikan Jawa Timur.
Tabel 4.1.1.2
Perkembangan pendidikan pada jenjang SD/MI
Tahun 2011 2013
Bila ditinjau dari status sekolah, jumlah sekolah negeri lebih banyak di SD jika
dibandingkan dengan MI. Sebaliknya, jumlah madrasah swasta lebih banyak di
MI jika dibandingkan dengan SD. Hal ini disebabkan karena MI lebih banyak
dibangun oleh yayasan swasta, sedangkan SD lebih banyak dibangun oleh
pemerintah melalui program bantuan pembangunan Sekolah.
Sementara itu, pada jenjang SMP/MTs selama kurun waktu tahun 2011 - 2013
juga terjadi peningkatan pada jumlah siswa, Lulusan, APK, APM sebagaimana
rincian pada tabel berikut:
Tabel 4.1.1.3
Perkembangan pendidikan pada jenjang SMP/MTs
Tahun 2011 2013
Selama jangka waktu 2011 2013, terjadi sedikit penurunan pada jumlah
penduduk usia 13 15 tahun, yaitu dari 1.934.204 orang pada tahun 2011
menjadi 1.933.845 orang pada tahun 2012, kemudian terjadi penurunan lagi di
tahun 2013 menjadi sebanyak 1.849.207 orang. Namun, penurunan yang
terjadi pada jumlah penduduk usia 13 15 tahun tidak berpengaruh pada
jumlah siswa, yang pada tahun 2012 mencapai 1.853.100 siswa dari semula
1.833.471 siswa pada tahun 2011, tetapi terjadi penurunan jumlah siswa di
tahun 2013 menjadi sebanyak 1.827.277 orang.
Jumlah sekolah juga meningkat baik lembaga SMP yaitu sebanyak 3.731
lembaga pada tahun 2011 menjadi 3.983 lembaga pada tahun 2012 dan
meningkat kembali menjadi sebanyak 4.068 lembaga di tahun 2013, begitu
juga dengan MTs yang semula pada tahun 2011 sejumlah 2.734 lembaga
menjadi 3.013 lembaga pada tahun 2012 dan meningkat kembali menjadi
sebanyak 3.132 lembaga pada tahun 2013.
Di samping itu, jumlah guru pun menunjukkan peningkatan konstan. Pada
tahun 2011, jumlah guru yang mengajar di SMP/MTs sebanyak 155.627 orang
meningkat menjadi 156.365 orang pada tahun 2012 dan meningkat kembali
pada tahun 2013 menjadi sebesar 161.409. Jumlah lulusan di jenjang SMP/MTs
juga meningkat dari sejumlah 533.224 siswa pada tahun 2011 menjadi
579.604 pada tahun 2012 dan meningkat kembali menjadi 582.796 siswa di
tahun 2013.
Namun, perkembangan jumlah ruang kelas di jenjang SMP/MTs menunjukkan
penurunan dari 89.982 ruang di tahun 2011 menjadi 77.836 ruang pada tahun
2012 dan kembali menurun menjadi sebanyak 62.347 ruang di tahun 2013,
dengan rincian 44.765 terdapat pada jenjang SMP dan MTs sebanyak 17.582
ruang.
Sementara itu, jumlah APK terus menunjukkan peningkatan. APK yang pada
tahun 2011 berkisar pada angka 102,12 meningkat menjadi 102,15 pada tahun
2012 dan kembali meningkat pada tahun 2013 menjadi 102,22. Demikian pula
dengan APM yang meningkat terus dalam kurun waktu tersebut, yaitu 85,96
pada 2011 dan meningkat menjadi 86,07 di tahun 2012, kemudian meningkat
lagi menjadi 86,36 di tahun 2013 yang berarti bahwa penuntasan Wajar Dikdas
9 Tahun tidak terhambat.
Berdasarkan peningkatan secara konstan pada nilai APM dan APK pada SD/MI
dan SMP/MTs di atas, hal tersebut menunjukkan bahwa Program Penuntasan
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun berjalan sesuai dengan harapan.
Bahkan dapat dikatakan bahwa Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di
Provinsi Jawa Timur telah tuntas paripurna, sehingga bisa dilanjutkan dengan
Program Rintisan Wajib Belajar Pendidikan Menengah 12 Tahun yang
sebenarnya di Provinsi Jawa Timur telah dimulai pada tahun 2008.
Berbagai kegiatan untuk menunjang kompetensi guru dan siswa untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di jenjang SD/MI juga diselenggarakan,
di antaranya adalah bantuan perbaikan ringan sekolah SD/MI swasta kepada
175 lembaga di 38 kab/kota dalam upaya optimalisasi kelas dan peningkatan
daya tampung sekolah, berbagai kegiatan workshop untuk meningkatkan
kualitas Guru SD/MI seperti Workshop Pengembangan Pembelajaran
Ekstrakurikuler, Workshop Pengembangan Mapel Bahasa Indonesia,
Workshop Pengembangan Mapel MIPA SD, Workshop Pengembangan KTSP,
Workshop Pendidikan Karakter di SD, Workshop Pengembangan Penilaian
Pendidikan SD, Workshop Pengembangan Kurikulum, Workshop
Pengembangan Akreditasi di SD, Workshop Pengembangan Manajemen Gugus
di SD, Workshop Pembinaan Dan Evaluasi Hasil UN, Workshop Pembelajaran
Calistung Kelas Rendah di SD, Workshop Pengembangan Mapel Pendidikan
6. Juara III Tingkat Nasional dalam rangka Olimpiade Sains Nasional (OSN)
jenjang SD/MI
Pada kurun waktu tahun 2011 - 2013, terjadi peningkatan pada jumlah
penduduk usia 16-18 tahun yakni sebesar 1.808.731 pada tahun 2011
meningkat menjadi 1.810.625 pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 terjadi
penurunan menjadi sebesar 1.742.716 orang. Walaupun terjadi penurunan
pada jumlah siswa SMA dan SMK, namun jumlah siswa jenjang SLTA secara
keseluruhan meningkat dari 1.296.215 pada tahun 2011 menjadi 1.300.503
pada tahun 2012 dan meningkat kembali pada tahun 2013 menjadi sebesar
1.312.856 orang yang berdampak pada peningkatan APK SLTA yang mencapai
74,21 pada tahun 2012 dari 73,78 di tahun 2011, dan kembali meningkat
menjadi 78,21 di tahun 2013
Di sisi lain, peningkatan juga terjadi pada jumlah guru SMA yang pada tahun
2011 sebanyak 38.699 orang, pada 2012 menjadi 39.236 orang, kemudian
meningkat lagi menjadi 39.955 orang di tahun 2013. Demikian pula dengan guru
MA yang meningkat dari 27.913 orang pada tahun 2011 menjadi 29.828 orang
pada tahun 2012 dan meningkat lagi menjadi 30.813 orang di tahun 2013 dan
guru SMK dari 42.085 orang di tahun 2011 meningkat menjadi 45.289 orang di
tahun 2012, dan meningkat kembali menjadi 52.023 orang di tahun 2013.
Peningkatan konstan juga terjadi pada jumlah sekolah dan jumlah ruang kelas
secara keseluruhan. Hal ini disebabkan adanya program pembangunan unit
sekolah baru dan ruang kelas baru serta rehabilitasi ruang kelas untuk
memperluas daya tampung lembaga jenjang pendidikan menengah sesuai
dengan prioritas pembangunan pendidikan di Jawa Timur. Selain itu, program
pembangunan ini juga memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta
didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda baik secara sosial,
ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual
serta kondisi fisik. Dampaknya, peningkatan konstan terjadi pada APK dan APM
yang menunjukkan bahwa Program Rintisan Wajib Belajar Pendidikan
Menengah (Wajar Dikmen) 12 Tahun menunjukkan keberhasilan.
Kegiatan yang mendukung berjalannya Program Pendidikan Menengah yang
dilaksanakan adalah, O2SN SMA, FLS2N SMA, Lomba Cerdas Cermat UUD NRI,
OSN SMA, Pengerahan Siswa dalam rangka Upacara Bendera, Verifikasi Bantuan
Hibah, Evaluasi Program Anti KKN, Pembinaan MOS SMA, Peningkatan Mutu
Guru Mapel SMA, Bimbingan Teknis KTSP Tim Pengembang Kurikulum,
Sosialisasi Pendataan Calon Peserta UN SMA/MA, Sosialisasi Ujian Nasional,
Sosialisasi dan aplikasi software ujian sekolah (Pengenalan software),
Pengolahan hasil UN, Penyusunan Pedoman Teknis (Domnis), Lomba Debat
Bahasa Inggris, Workshop penanggulangan HIV AIDS, Implementasi Kurikulum
Tahun 2013, Pembinaan Guru Pembina OSN, Peningkatan Mutu Guru SSN,
Workshop Petugas Lab. Fisika, Kimia & Biologi SMA, Workshop Peningkatan
Mutu Guru BK, Workshop Peningkatan Mutu Guru Olahraga, Workshop
Peningkatan Mutu Manajemen SSN, Workshop Petugas Perpustakaan,
Workshop Petugas Tata Usaha Sekolah, Workshop Pendataan Calon Peserta UN
SMA/MA, Koordinasi Penyusunan Program Pendidikan Menengah Pertama dan
Pendidikan Menengah Atas.
16. Juara II dan III Cabang Olahraga Atletik dalam ajang Jatim OPEN,
Sidoarjo,9-11 maret 2013
17. Juara II dan III Cabang Olahraga Panjat Tebing dalam ajang STAIN Jember,
Jember 4 - 7 Maret 2013
18. Juara I, II dan III Cabang Olahraga Judo dalam ajang Kejurnas Kartika CUP,
Lampung 03-31 Maret 2013
19. Juara I, II dan III Cabang Olahraga Atletik dalam ajang Kejurnas Atletik
Remaja / Junior 2013, Jakarta 3-6 April 2013
20. Juara I dan II Cabang Olahraga Volli Pantai dalam ajang Indonesia OPEN
Seri 1, Padang,Painan (SUMBAR) 25-28 April 2013
21. Juara III Cabang Olahraga GULAT dalam ajang Seleknas Sea Games,
Bandung 26-28 April 2013
22. Juara I, II dan III Cabang Olahraga GULAT dalam ajang Kejurnas Junior dan
Remaja, Padang 4-8 Juni 2013
23. Juara I, II dan III Cabang Olahraga Karate dalam ajang Kejurnas INKAI, Gor
POPKI Cibubur Jakarta 31 Mei - 2 Juni 2013
24. Juara III Cabang Olahraga Panjat Tebing dalam ajang Kejurnas, Mataram
29 juni- 4 juli 2013
25. Juara I Cabang Olahraga Pencak Silat dalam ajang Kejurnas Tapak Suci,
Malang 1-7 Juli 2013
26. Juara I Cabang Olahraga Atletik dalam ajang Kejurnas Antar PPLP,
Semarang 20 - 21 Agustus 2013
27. Juara I Cabang Olahraga KARATE dalam ajang Kejurnas Piala Mendagri
XVll, Gor lila Buhana Denpasar 29 - 31 Agustus 2013
28. Juara I Cabang Olahraga Judo dalam ajang Wismoyo CUP Ke 6, Gor
Pajajaran Bandung 31-Ags-1 Sep 2013
29. Juara I, II dan III Cabang Olahraga Panjat Tebing dalam ajang Nikapalla
Cumbing Competition, ITS Surabaya 14 - 17 September 2013
30. Juara I, II dan III Cabang Olahraga Gulat dalam ajang POPNAS, Jakarta 15 -
18 September 2013
31. Juara III Cabang Olahraga Judo dalam ajang POPNAS, Jakarta 15 - 18
September 2013
32. Juara I dan II Cabang Olahraga Sepak Takraw dalam ajang POPNAS, Jakarta
15 - 18 September 2013
33. Juara I Cabang Olahraga Karate dalam ajang POPNAS, Jakarta 15 - 18
September 2013
34. Juara I dan III Cabang Olahraga Atletik dalam ajang POPNAS, Jakarta 15 -
18 September 2013
35. Juara I Cabang Olahraga Pencak Silat dalam ajang POPNAS, Jakarta 15 - 18
September 2013
36. Juara II Cabang Olahraga Volli Pantai dalam ajang POPNAS, Jakarta 15 - 18
September 2013
37. Juara I, II dan III Cabang Olahraga Gulat dalam ajang Jabar OPEN, Bandung
28-29 September 2013
38. Juara I dan III Cabang Olahraga Panjat Tebing dalam ajang Lomba Panjat
Dinding Nasional Mahapala D III Ekonomi UNEJ, Jember 27- 29 September
2013
39. Juara I Cabang Olahraga Pencak Silat dalam ajang UM CUP, Malang 24 - 29
September 2013
40. Juara I, II dan III Cabang Olahraga KARATE dalam ajang Kejurnas Jombang
OPEN, GOR Merdeka , 4 - 6 Oktober 2013
41. Juara I, II dan III Cabang Olahraga KARATE dalam ajang Solo CUP V,
Surakarta, 25 - 27 Oktober 2013
42. Juara II Cabang Olahraga Volli Pantai dalam ajang Kejurnas Antar PPLP,
Solo, 2 s.d 7 Nopember 2013
43. Juara II dan III Cabang Olahraga Panjat Tebing dalam ajang Kejurnas
Senior, Semarang 8 - 15 November 2013
44. Juara I, II dan III Cabang Olahraga KARATE dalam ajang Malang OPEN,
Malang, 14 - 17 November 2013
45. Juara I dan III Cabang Olahraga Pencak Silat dalam ajang Unair Cup,
Surabaya 1- 7 Oktober 2013
46. Juara III Cabang Olahraga Panjat Tebing dalam ajang Kompetisi Panjat
Dinding Nasional ( KPDN), Yogyakarta 17 - 21 November 2013
47. Juara II dan III Cabang Olahraga Atletik dalam ajang 10 K Pahlawan 2013,
Surabaya 1 Desember 2013 (UNAIR)
48. Juara I, II dan III Cabang Olahraga Gulat dalam ajang Kejurnas Cadet 2013,
Bandung 2 - 3 Desember 2013
49. Juara I Cabang Olahraga Pencak Silat dalam ajang Kejurnas PERTI, Jakarta
28 - 1 November 2013
50. Juara I, II dan III Cabang Olahraga SELAM dalam ajang Piala Walikota
Surabaya, Situbondo 12 - 13 Oktober 2013
51. Juara II dan III Cabang Olahraga Atletik dalam ajang Kejurnas Senior,
Jakarta 4 - 7 September 2013
52. Juara I, II dan III Cabang Olahraga Gulat dalam ajang Kejurnas Senior,
Jember 17-20 Desember 2013
Tabel 4.1.1.5
Perkembangan Pendidikan Kemasyarakatan
Tahun 2011 2013
Tidak semua warga buta aksara terdata oleh petugas instansi setempat.
banyak masyarakat yang sudah mulai melupakan kesenian daerah masing
masing.
Kurangnya tenaga tutor
Tabel 4.1.1.6
Perkembangan pendidikan pada jenjang Sekolah Luar Biasa
Tahun 2011 2013
1 TKLB
Tabel 4.1.1.7
Perkembangan Jumlah Dan Kualifikasi Guru Menurut Ijazah
Di Jawa Timur Tahun 2011 2012
1 SD NEGERI 94.475 129.069 223.544 71.112 124.087 195.199 53.337 189.199 242.536
2 SD SWASTA 6.371 14.555 20.926 5.215 14.477 19.692 4.783 17.550 22.333
3 MI NEGERI 1.147 2.339 3.486 551 2.256 2.807 369 2.643 3.012
4 MI SWASTA 37.885 38.730 76.615 32.178 41.045 73.763 27.663 50.065 77.728
5 SMP NEGERI 4.242 52.488 56.730 1.493 56.292 57.785 772 58.664 59.436
6 SMP SWASTA 6.633 32.310 38.943 4.308 36.713 41.021 3.553 38.012 41.565
7 MTS NEGERI 781 7.221 8.002 263 7.098 7.361 981 6.982 7.963
8 MTS SWASTA 14.986 36.289 51.275 12.146 38.052 50.198 8.443 44.002 52.445
10 SMA SWASTA 1.535 17.326 18.861 562 8.165 18.727 396 19.363 19.759
12 SMK SWASTA 2.343 24.963 27.306 999 28.134 29.133 882 27.744 28.626
14 MA SWASTA 4.259 18.945 23.204 2.769 22.202 24.971 4.611 21.475 26.086
JUMLAH 175.939 412.279 588.218 131.799 419.840 562.179 105.942 523.867 629.809
Sumber : Data Pokok dan Profil Pendidikan 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur
7. Juara III Kepala PK Berdedikasi, Sadiyah, S.Pd, SMPLB Dewi Sartika Taman
Kab.Sidoarjo, pada event Seleksi Guru, Kepsek, Pengawas Sekolah
Berprestasi Tahun 2013
8. Juara I Lomba Kreativitas Guru SMALB Beprestasi, Ade Ayu Niken
Novitasari, S.Pd, SLB Dharma Wanita Grogol Kab. Kediri, pada event
Seleksi Guru, Kepsek, Pengawas Sekolah Berprestasi Tahun 2013
9. Juara I Bidang IPA SMP, Agus Joko Sungkono, S.Pd, SMPN 1 Mejayan Kab.
Madiun dalam event Olimpiade Sains Nasional Guru Tingkat Nasional
Tahun 2013
10. Juara III Bidang KIMIA SMA, Drs. Sugiyono, M.Si, SMAN 1 Nganjuk dalam
event Olimpiade Sains Nasional Guru Tingkat Nasional Tahun 2013
11. Juara I Kategori Guru TK, Ratna Sari Dewi, S.Pd AUD, TK. Negeri Pembina
Pringkuku Kab. Pacitan dalam event Forum Ilmiah Guru Tingkat Nasional
Tahun 2013
12. Juara II Kategori Guru TK, Sri Rahayu, S.Pd, TK. Aisyiyah Pelangi Kab.
Tulungagung dalam event Forum Ilmiah Guru Tingkat Nasional Tahun
2013
13. Juara I Kategori Guru SD, Enik Chairul Umah, S.Pd, M.Si, SD
Muhammadiyah I Kab. Sidoarjo dalam event Forum Ilmiah Guru Tingkat
Nasional Tahun 2013
14. Juara II Kategori Guru SD, Citra Kurnia Rizkyanti, S.Pd, SDN Sukoharjo I
Klojen Kota Malang dalam event Forum Ilmiah Guru Tingkat Nasional
Tahun 2013
15. Juara I Kategori Guru SMP, Rida Syamsiah, S.Pd, M.Pd, SMP Negeri 3 Kab.
Bondowoso dalam event Forum Ilmiah Guru Tingkat Nasional Tahun 2013
16. Juara II Kategori Guru SMP, Netti Lastiningsih, S.Pd, SMPN 6 Kab. Sidoarjo
dalam event Forum Ilmiah Guru Tingkat Nasional Tahun 2013
17. Juara I Kategori Guru SMP, Rida Syamsiah, S.Pd, M.Pd, SMP Negeri 3 Kab.
Bondowoso dalam event Forum Ilmiah Guru Tingkat Nasional Tahun 2013
18. Juara I Kategori Instruktur Komputer, Indrata Teja Pranata, ST, LKP Media
Kab. Nganjuk dalam event Lomba Karya Nyata LKN) dan Lomba Karya
Tulis Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia
Dini Non Formal dan In Formal (PTK-PAUDNI) Berprestasi Tingkat
Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
19. Juara II Kategori Kepala SKB, Drs. Kasmuji Raharja, M.Pd, UPTD SKB Gudo
Kab. Jombang dalam event Lomba Karya Nyata LKN) dan Lomba Karya
Tulis Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia
27. Juara III Kategori Instruktur Merangkai Bunga, R. Andarini, LKP Cumba
Citta Kota Surabaya dalam event Lomba Karya Nyata LKN) dan Lomba
Karya Tulis Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Anak Usia Dini Non Formal dan In Formal (PTK-PAUDNI) Berprestasi
Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
7) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.
a) Pagu dan Realisasi Program
Pagu Program Manajemen Pelayanan Pendidikan sebesar Rp
58.435.995.000,00 dengan realisasi Rp 53.219.594.891,00 (91,07%), secara
rinci masingmasing realisasi per kegiatan yang terdiri dari realisasi anggaran
dan capaian ukuran keberhasilan dapat dilihat pada Lampiran Format 16
Kolom
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan didukung oleh 17 (tujuh belas)
kegiatan yaitu :
1. Pelaksanaan Kerjasama secara Kelembagaan di Bidang Pendidikan;
2. Penerapan Sistem dan Informasi Manajemen Pendidikan;
3. Fasilitas Pengembangan Pendidikan yang Berkaitan dengan Masalah
Pembangunan;
4. Fasilitasi Dewan Pendidikan Jawa Timur;
5. Penerapan Sistem Informasi Pendidikan melalui Pendataan;
6. Monev dan Pengembangan Pengawasan Pendidikan;
7. Sinkronisasi dan Koordinasi Bidang Pendidikan;
8. Sosialisasi dan Advokasi Peraturan di Bidang Pendidikan;
9. Peningkatan SDM dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Perkantoran;
10. Pengembangan Pendidikan di Daerah Terpencil di Jawa Timur;
11. Program Akreditasi Sekolah;
12. Pengembangan dan Fasilitasi Program Pendidikan;
13. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan;
14. Bantuan Operasional Sekolah (BOS SLTA);
15. Rintisan Wajar Pendidikan 15 Tahun Jawa Timur;
16. Peningkatan operasional ICT;
17. Pengawasan BOS Pendidikan Dasar dan Menengah.
b) Hasil Pelaksanaan Pembangunan
Hasil pelaksanaan program/kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut:
Tersedianya data dan informasi pendidikan dari Triwulan I sampai Triwulan
IV pada 10 Unit Kerja Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur;
Tabel 4.1.1.8
Indikator Pemerataan Pendidikan
Tahun 2012/2013
Makin tinggi jenjang pendidikan makin rendah APK. Tingginya APK di tingkat
SD+MI yaitu sebesar 112,70 adalah karena banyaknya siswa usia diluar usia
sekolah yang diprasyaratkan dijenjang tersebut. Sementara APK di tingkat
SLTP+MTs sebesar 102,22 sedangkan untuk jenjang SMA+SMK+MA sebesar
78,21. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jenjang SD+MI mempunyai
APK yang lebih baik dibandingkan dengan tingkat lainnya.
Sementara itu, APM yang tertinggi terdapat di tingkat SD+MI yaitu 97,83 dan
yang terendah di tingkat SMA+MA+SMK yaitu 59,78. Berdasarkan APM dapat
diketahui bahwa pada tingkat SD+MI anak usia sekolah yang bersekolah lebih
banyak dibandingkan dengan tingkat lainnya. Hal ini menunjukkan kinerja
yang paling baik terdapat di tingkat SD+MI.
Indikator berikutnya membicarakan tentang rasio siswa per sekolah, siswa per
kelas, kelas per ruang kelas, siswa per guru dan kelas per guru. Pada tabel di
atas ternyata makin tinggi jenjang pendidikan makin padat sekolah yang
diperlihatkan dari Rasio Siswa/Sekolah. Hal ini wajar karena jangkauan anak
pada jenjang yang tinggi makin luas sehingga Rasio Siswa/Sekolah di
SMA+MA+SMK paling tinggi 320 sedangkan yang terkecil adalah SD+MI sebesar
166 sedangkan pada jenjang SMP+MTs sebesar 254. Hal ini juga berarti makin
sedikit sekolah pada jenjang yang makin tinggi (SM+MA+SMK) dan makin
banyak sekolah pada jenjang yang makin rendah (SD+MI).
Hal yang sama juga berlaku untuk kepadatan kelas. Ternyata, makin tinggi
jenjang pendidikan, makin padat suatu kelas yang ditandai dengan Rasio
Siswa/Kelas yang mendekati standar ideal (40), yaitu yang terbesar
SMA+MA+SMK (33) sedangkan SMP+MTs (30), SD+MI (23). Dengan demikian,
di SMP+MTs dan SMA+MA+SMK penggunaan kelas yang ada lebih efisien
daripada di SD+MI.
Dalam hal pemanfaatan ruang kelas, ternyata SMP+MTs yang paling sedikit. Ini
dapat dilihat dari Rasio Kelas/Ruang Kelas SMP+MTs sebesar 0,98 dan
SMA+MA+SMK sebesar 1,02 dan yang tertinggi SD+MI sebesar 1,03. Hal ini
menunjukkan bahwa di SMP+MTs telah kelebihan ruang kelas, sedangkan di
SM+MA+SMK dan SD+MI masih memerlukan ruang kelas tambahan agar tidak
ada ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali.
Dari segi guru, ternyata makin tinggi jenjang pendidikan tidak berbanding
lurus dengan makin tingginya kebutuhan guru per siswa. Rasio Siswa/Guru
sebesar 12 di SMP+MTs dan SMA+MA+SMK, dan sebesar 13 pada jenjang
SD+MI. Besarnya rasio siswa per guru ini menunjukkan kurangnya guru di
tingkat tersebut. Sebaliknya, rasio terkecil menunjukkan cukupnya guru di
tingkat tersebut.
Dalam hal Angka Melanjutkan, ternyata SMP memiliki akses masuk ke sekolah
paling tinggi (angka melanjutkan sekolah dari SD+MI ke SMP+MTs) yaitu
sebesar 98,92. Sementara itu, Angka Melanjutkan (AM) Ke SMA+MA+SMK
sebesar 87,89. Besarnya Angka melanjutkan dari SD+MI ke SMP+MTs (AM ke
SMP+MTs) ini disebabkan adanya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pendidikan untuk masa depan disamping adanya kebijakan Pemerintah
terhadap pendidikan gratis bagi SD+MI dan SMP+MTs.
Tabel 4.1.1.9
Indikator Mutu PendidikanTahun 2012/2013
SM + MA +
No Indikator SD + MI SMP + MTs
SMK
1. Rata-Rata UN 29,41
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia 7,62 7,80
Matematika 7,72 7,22
IPA 8,07 7,38
Bahasa Inggris - 7,01
2. Angka Putus Sekolah 0,12 0,37 0,68
3. Angka Mengulang 1,93 0,14 0,17
4. Angka Lulusan 99,92 98,99 98,27
5. Angka Kelayakan Guru Mengajar
a. Layak 90,09 91,15 91,29
b.Tidak Layak 9,91 8,85 8,71
6. Persentase Kondisi Ruang Kelas
a. Baik 91,85 90,29 90,65
b.Rusak Ringan 3,72 6,51 6,90
c. Rusak Berat 4,43 3,20 2,45
7. Persentase Fasilitas Sekolah
a.Perpustakaan 97,32 90,63 90,75
b.Lapangan OR 92,88 90,11 75,27
c.UKS 91,46 92,24 93,68
d.Laboratorium - 90,30 98,07
e. Ruang Komputer 90,54 93,76 97,26
Sumber : Profil Pendidikan 2011/2012 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
Tabel 4.1.1.10
Rata-Rata Ujian Nasional Sma, Smk Dan Ma
SMA IPA SMA IPS SMA BAHASA SMK MA
Mata Nilai Mata Nilai Mata Nilai Mata Nilai Mata Nilai
Pelajaran Ujian Pelajaran Ujian Pelajaran Ujian Pelajaran Ujian Pelajaran Ujian
Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa
7,99 7,55 7,81 6,73 7,53
Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia
Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa
8,03 7,71 7,59 6,48 7,41
Inggris Inggris Inggris Inggris Inggris
Matematika 8,12 Matematika 8,02 Matematika 6,83 Matematika 5,36 Matematika 7,57
Fisika 8,14 Ekonomi 7,67 Sastra 7,81 Kompetensi 8,25 Ilmu Tafsir 8,02
Bahasa
Biologi 8,45 Geografi 7,76 8,20 Fiqih 7,79
Asing
Sumber : Profil Pendidikan 2012/2013 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
daerah kota atau ibukota kabupaten sedangkan lokasi SD+MI banyak di daerah
terpencil.
Indikator mutu prasarana lainnya adalah ketersediaan fasilitas sekolah yang
ada. Jumlah sekolah yang memiliki perpustakaan terbesar ada pada tingkat
SD+MI yaitu sebesar 97,32% dan terendah ada pada tingkat SMP+MTs sebesar
90,63%. Jumlah lapangan olahraga terbesar ada pada tingkat SD+MI yaitu
92,88% dan terendah ada pada tingkat SM+MA sebesar 75,27%. Fasilitas
sekolah lainnya yaitu ruang UKS terbesar terdapat pada tingkat SM+MA yaitu
sebesar 93,68%.
Prasarana lainnya yaitu laboratorium, ternyata makin tinggi jenjang
pendidikan %Lab makin bagus, yaitu SLTP+MTs sebesar 90,30% dan SM+MA
98,07%. Besarnya %Lab di SLTP maupun SM dikarenakan hampir separuh
SLTP memiliki laboratorium lebih dari 1 sedangkan ditingkat SM terutama
sekolah negeri hampir memiliki lebih dari 2. Kondisi ini sejalan dengan lokasi
SM yang berada di perkotaan atau ibukota kabupaten sehingga fasilitasnya
lebih mudah diperoleh.
Dengan melihat indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerja
terbaik adalah pada tingkat SD. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka
lulusan yang paling tinggi, dan angka putus sekolah yang rendah, serta dapat
dilihat melalui Angka Partisipasi Murni yang paling tinggi apabila
dibandingkan dengan SLTP/MTs maupun dengan SM/MA
2. URUSAN KESEHATAN
2.1. DINAS KESEHATAN
1. Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan
a) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan dengan pagu sebesar Rp.
12.695.000.000,00 terealisasi sebesar 96.47% atau Rp. 12.247.397.158,00
secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran
keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 Kolom.
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan ini didukung oleh 9 (sembilan )
kegiatan yaitu:
1. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
Tabel 4.2.1.1
Capaian kinerja Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Kabupaten/Kota Menerapkan
9 Sistem Pelaporan Narkotika- % 40 60 52 70 79
Psikotropika.
Tabel 4.2.1.2
Target Nasional
% Puskesmas Perawatan dan Instalasi Farmasi
Yang Melakukan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar
2 % Instalasi Farmasi RS 35 40 40 42
Yang Melakukan
Pelayanan
KefarmasianSesuai
Standar
Sumber : Data Seksi Farkalkes Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Gambar 4.2.1.3
Tenaga Apoteker VS Tenaga Keseahatan Yang Lain Di Provinsi Jawa TImur,
2013 (apoteker hanya 1%)
Tabel 4.2.1.3
Persentase Produk Alkes dan PKRT yang Beredar Memenuhi Persyaratan Keamanan, Mutu dan
Manfaat
Tabel 4.2.1.4
Persentase Sarana Produksi Alkes dan PKRT yang Memenuhi
Cara Produksi yang baik
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
Gambar 4.2.1.4
Jumlah Sarana Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Tahun 2013
Gambar 4.2.1.5
. Jumlah Sarana Cabang Penyalur Alat Kesehatan (PAK) Tahun 2013
Gambar 4.2.1.6
Jumlah Sarana Industri Alat Kesehatan (PAK) Tahun 2013
Gambar 4.2.1.7
Jumlah Sarana Industri Perbekalan Keseahatn Rumah Tangga (PKRT)
Tahun 2013
Kondisi yang dicapai pada tahun 2013 bahwa sarana produksi dan distribusi obat
tradisional dan kosmetika menerapkan cara produksi dan distribusi sesuai standar
sebesar 100% dan Permintaan sertifikasi, sarana produksi dan distribusi obat
tradisional dan kosmetika terlayani sesuai standar sebesar 100%.
Gambar 4.2.1.8
Jumlah Sarana Industri Kosmetika Tahun 2013
Kondisi yang dicapai pada tahun 2013 bahwa dari kebutuhan tersedia buffer bahan
kimia dan laboratorium sebesar 45% hal ini didukung pada kegiatan pengadaan
bahan kimia dan laboratorium Berupa Reagen untuk pemeriksaan HIV dengan
metode Rapid Test jenis antigen Re combinnat test satu paket @100 buah test.
Reagen tersebut diserahkan ke program untuk dimanfaatkan dalam menunjang
kegiatannya.
Gambar 4.2.1.9
Pemetaan Jumlah Sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)
Tahun 2013
Gambar 4.2.1.10
Pemetaan Jumlah Sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)
Tahun 2013
Terdapat kenaikan capaian indikator dari tahun 2011 PIRT yang tidak
menggunakan bahan berbahaya dalam makanan 65% sedang tahun 2012 PIRT
yang tidak menggunakan bahan berbahaya dalam makanan 68%
Kondisi yang dicapai pada tahun 2013 bahwa Kabupaten/kota menerapkan sistem
pelaporan narkotika-psikotropika sebesar 79%
Gambar 4.2.1.11
Jumlah Sarana Apotek Tahun 2013
Upaya Pemecahan :
Meningkatkan pembinaan secara rutin, sehingga dapat meningkatkan
kesadaran akan bahaya yang diakibatkan makanan yang tidak aman dan
berbahaya bagi kesehatan
Peningkatan frekuensi pembinaan cara pembuatan makanan yang baik,
pembinaan tata cara pendaftaran makanan, dan pelabelan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan kepada produsen
Menyusun Peraturan Gubernur untuk Keamanan Produk Makanan Minuman
yang Beredar di Masyarakat
Bersama Lintas Sekrtor terkait memperan aktifkan siswa sekolah dalam ikut
melaksanakan program keamanan pangan dengan membentuk tim
inspektor makanan kecil siswa sekolah dasar dan menengah
Pendanaan untuk pembinaan makanan minuman di tingkat provinsi
ditingkatkan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terkait
dengan pembagian kewenangan tugas pokok dan fungsi antara pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Pendampingan dan pembinaan yang lebih intensif pada petugas kab/kota
dalam operasional software SIPNAP serta meningkatkan komitmen untuk
memasukkan data dari semua sarana pelayanan yang ada di wilayahnya.
Untuk petugas pengganti harus dilakukan pelatihan secara khusus.
Dilakukan pembinaan untuk memperbaiki administrasi penyimpanan
narkotika dan psikotrika serta diusulkan untuk pertemuan/pelatihan
pengelolaan logistik narkotika dan psikotropika bagi petugas.
Konsultasi tehnis ke Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
beberapa permasalahan teknis software untuk mendapatkan solusi.
1. Pengobatan Gratis
2. Peningkatan kesehatan anak, remaja dan usila
3. Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas
beserta jaringannya
4. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita dan anak pra
sekolah
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
6. Perluasan fungsi pelayanan Pondok Bersalin Desa (polindes), dari hanya
melayani pasien bersalin menjadi Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) yang
juga melayani kesehatan dasar dengan menempatkan tenaga paramedis
7. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus (Indra, Jiwa, Olahraga, Batra dan
Kesehatan Kerja)
8. Peningkatan Mutu Pelayanan dan Jangkauan Kesehatan Penunjang
(Laboratorium, Darah, Radiomedik, Bengkel Alkes)
9. Peningkatan Kesehatan Penduduk Miskin, Daerah Terpencil dan Tertinggal di
Puskesmas dan Jaringannya
Tabel 4.2.1.5
Capaian Kinerja Tahun 2009 - 2013
Prosentase
Puskesmas 10% 99% 20% 110% 25% 105% 35% 143% 40% 125%
yang
melaksanakan
Prosentase
Puskesmas
15% 100% 20% 100% 30% 100% 40% 100% 50% 100%
mempunyai
UGD 24 jam
Prosentase
Puskesmas
terlayani
5% 146% 10% 73% 10% 76% 15% 40% 20% 10%
mobil bengkel
servis alat
kesehatan
Prosentase
Unit transfusi
darah (UTD) 5% 95% 10% 96% 10% 99% 15% 95% 20% 108%
memenuhi
standar mutu
Prosentase
Keluhan
masyarakat
miskin 50% 100% 60% 100% 70% 100% 75% 100% 80% 100%
berobat gratis
di puskesmas
tertangani
Prosentase
Puskesmas di
daerah
tertinggal dan
terpencil 5% 100% 10% 100% 20% 100% 30% 100% 40% 100%
melakukan
pembinaan
keluarga
rawan
Posentase
Puskesmas
Kab/Kota
menerapkan
sistem
keuangan di 0% 0% 5% 0% 10% 0% 15% 0% 20% 0%
Puskesmas
berdasarkan
kapitasi
berbasis
kinerja
Prosentase
Kab/Kota
menerapkan
standar
pelayanan
minimal 10% 0% 15% 0% 20% 0% 25% 0% 30 0%
berdasarkan
Citizens
Charter atau
kontrak
pelayanan
Prosentase
Puskesmas
Rawat Inap
yang ada 5% 0% 10% 20% 15% 41% 20% 46% 25% 41%
menjadi
Puskesmas
Plus
Prosentase
Puskesmas
pembantu
yang ada
menjadi
2% 0% 4% 111% 6% 142% 8% 90% 10% 88%
Puskesmas
pembantu
layani Gawat
Darurat dan
Observasi
% Polindes
yang
berkembang
menjadi 0% 0% 20% 139% 30% 134% 40% 123% 50% 112%
Ponkesdes
2. Puskesmas PONED berjumlah 49 pada tahun 2009 (100%), 96 pada tahun 2010
(100%), 122 pada tahun 2011 (100%), 248 pada tahun 2012 (143%) pada
tahun 2013 (124%) 247. Puskesmas PONED ini diharapkan bisa melayani
pasien yang melahirkan dengan selamat, sehingga dapat menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
3. Puskesmas dengan UGD 24 jam mencapai 100% setiap tahun, karena semua
pelayanan puskesmas perawatan dilengkapi UGD 24 jam.
4. Pelayanan bengkel alkes yang melayani ke Puskesmas di Kabupaten dan Kota,
sangat bermanfaat bagi puskesmas, dan efisiensi terhadap pengadaan alat
dalam upaya perbaikan terus menerus. Di tahun 2009 melayani sebanyak 24
puskesmas (70%), 47 Puskesmas 2010 (70%), 47 tahun 2011(36%), 57 tahun
2012 (40%), dan sebanyak 16 di tahun 2013 (10%). Anggaran untuk Alat
Kesehatan belum optimal, sehingga belum mampu meningkatkan kinerja
program ini.
5. Mutu pelayanan di Unit transfusi darah sangat berperan dalam menurunkan
AKI dan AKB. UTD sesuai standar mutu di Kabupaten Kota sebesar 2 (95%)
pada tahun 2009, 4 (96%) pada tahun 2010, 5 (99%) pada tahun 2011, 6 (95%)
pada tahun 2012,8 (108%) pada tahun 2013. Persoalan banyaknya angka
reaktif pada penyakit HIV, Hepatitis, dan Syphilis pada pedonor, diharapkan
kajian agar organisasi dibawah PMI ini dapat diubah menjadi milik Pemerintah,
sehingga dapat ditingkatkan sarana, SDM, dan teknik pemeriksaannya.
6. Peningkatan pelayanan kesehatan miskin, dan terpencil melakukan pembinaan
keluarga rawan di Kabupaten Sampang, Pamekasan, Bangkalan, Bondowosa,
Situbondo, Sumenep, Probolinggo, Banyuwangi, Pacitan, Ponorogo, Gresik. Hal
ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di tahun 2009, 2010,2011,2012,
2013 masing-masing sebesar 100%. Perawatan Kesehatan Masyarakat yang
berbentuk kunjungan pada keluarga, juga dapat meningkatkan upaya promosi
kesehatan, yang diharapkan bisa mengefisiensikan biaya kesehatan yang akan
datang.
7. Keluhan masyarakat miskin berobat di Puskesmas tertangani sebesar 100%
masing-masing di tahun 2009 (946), 2010 (950), 2011 (952), 2012 (957), 2013
(960). Pada seluruh Puskesmas diberlakukan gratis bagi masyarakat miskin di
seluruh Puskesmas.
8. Pada Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 program Puskesmas Kab/Kota
menerapkan sistem keuangan di Puskesmas berdasarkan kapitasi berbasis
kinerja, tidak bisa dilaksanakan. Hal ini terjadi, dikarenakan rata-rata di
Kabupaten Kota mengetrapkan pelayanan gratis di Puskesmas.
Tabel 4.2.1.6
Capaian kinerja Program Peningkatan kesehatan anak remaja dan usila
Capaian Kinerja Program
Indikator Kinerja
Satuan 2009 2010 2011 2012 2013
Kab/Kota dengan minimal 2
Jumlah
Puskesmas mampu tata 33 35 37 38 19
Kab/Kota
laksana penanganan KtP/A
Kab/Kota dengan minimal 8 % Jumlah
30 35 37 38 28
Puskesmas Santun Lansia Kab/Kota
% Kab/Kota melaksanakan
% 100 100 100 100 100
penjaringan kesehatan
% Kab/Kota melaksanakan
penjaringan kesehatan SD/MI % 100 100 100 100 86.84
kelas 1 minimal 95 %
Kab/Kota dengan minimal 4
Puskesmas mampu tata % 34 36 37 38 94.74
laksana PKPR
Sumber : Data Kegiatan Program UKM Seksi Yankesga, 2013
Tabel 4.2.1.7
Capaian kinerja Program Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu,
bayi, balita dan anak pra sekolah
Tabel 4.2.1.8
Capaian kinerja Program Peningkatan mutu pelayanan kesehatan reproduksi
dan KB
Kab/Kota dengan
minimal 2 Puskesmas Jumlah
33 35 37 38 38
mampu tata laksana Kab/Kota
penanganan KtP/A
% Kab/Kota
melakukan konseling Kabupa
atau penyuluhan ten/ 100 100 100 100 100
PMTCT pada ibu hamil Kota
yang ANC
Sumber : Data Kegiatan Program UKM Seksi Yankesga, 2013
terjadinya kehamilan pada pasangan dengan usia dibawah 20 tahun dan mencegah
terjadinya kehamilan pada pasangan diatas 35 tahun.
Tata laksana penanganan KtP/A ditunjukan untuk memberikan
perlindungan terhadap perempuan dan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan, serta kesetaraan gender. Konseling PMTCT pada ibu hamil yang ANC
bertujuan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani kasus infeksi menular
seksual khususnya HIV/AIDS pada ibu hamil dan pasangan.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Seksi
Pelayanan Keseahatan Khusus dengan capaian Program sebagai berikut :
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus (indra, jiwa, olahraga, batra dan
kesehatan kerja)
Berdasarkan hasil kinerja program didapatkan bahwa pelaksanaan program
kesehatan indera tahun 2013 sebanyak 14 Kabupaten/kota (36,84%) hal ini belum
memenuhi target 40% (15 kab/ kota). Pelaksanaan program kesehatan jiwa tahun
2013 telah terlaksana di 19 Kabupaten/kota (50%). Hasil ini sedikit mengalami
kenaikan dibandingkan tahun 2012 yaitu 10 kabupaten/kota. Dibandingkan target
program kesehatan jiwa tahun 2013 15 Kabupaten/Kota (40%) berarti sudah
terlampaui. Program kesehatan olah raga pada tahun 2013 telah terlaksana di 14
Kabupaten/Kota (36,84%). Bila mengacu pada target program kesehatan olahraga
tahun 2013 yaitu 40% (15 kab/kota) maka target belum terlampau. Program
kesehatan khusus lainnya adalah program pengobatan tradisional, pada program ini
pencapaian tahun 2013 adalah 21 Kabupaten/Kota (55,26%), hal ini telah
melampaui target tahun 2013 sebanyak 19 Kabupaten (50%). Program kesehatan
khusus yang terakhir adalah program kesehatan kerja. Pada program kesehatan
kerja ini pada tahun 2013 adalah 16 kab/kota(42,10%) terlaksananya program
kesehatan kerja tersebut belum mencapai target 70% (27 Kab/Kota)
Tabel 4.2.1.9
Capaian kinerja Program UKM
Pada Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Khusus
% Kabupaten/Kota
melaksanakan program Prosen 7,5 10 20 30 50
kesehatan jiwa.
% Kabupaten/Kota
melaksanakan program Prosen 30 47 60 63 42,10
kesehatan kerja.
% Kabupaten/Kota
melaksanakan program Prosen 10 15 20 26 36,84
kesehatan olahraga.
% Kabupaten/Kota
melaksanakan program Prosen 10 18 21,5 26 36,84
kesehatan indra.
%Kabupaten/Kota
menyelenggarakan
pembinaan pengobat Prosen 10 18 20 57 55,26
tradisional sesuai
standar
Sumber : LKPJ Juksus, 2013
Gambar 4.2.1.12
Hasil Capaian Kinerja Program Promosi Kesehatan 2009 2012
2012
2011
2010
2009
Adapun hasil pencapaian indikator kinerja seksi gizi pada tahun 2010
- 2012, seperti rincian tabel berikut :
Tabel. 4.2.1.10
Hasil Pencapaian Indikator Kinerja Gizi Tahun 2013
PENCAPAIAN
NO INDIKATOR
2012 2013
1 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100 % 100 %
2 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif 66,1 % 70,3 %
3 Cakupan RT yg mengonsumsi garam beryodium - 86,9 %
4 Persentase Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 90,3 % 89,7 %
PENCAPAIAN
NO INDIKATOR
2012 2013
5 Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet 71,2 % 81,6 %
6 Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan
100% 100 %
surveilans gizi
7 Persentase balita ditimbang berat badannya 73,7% 72,0 %
8 Persentase Penyediaan bufferstock MP-ASI untuk
100%
daerah bencana 100 %
Sumber : Data Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Pada tabel di atas, untuk 563 Balita gizi buruk sudah mendapat
perawatan 100% dan tertangani semua, penanggulangan kasus balita gizi buruk
dilaksanakan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu bagi balita gizi buruk yang
disertai dengan tanda-tanda komplikasi medis dilakukan penanganan rawat
inap di Puskesmas Perawatan, Theurapeutic Feeding Centre (TFC) maupun
Rumah Sakit. Sedangkan bagi balita gizi buruk tanpa komplikasi dilakukan
melalui rawat jalan dengan pembinaan oleh petugas kesehatan dan kader
Posyandu.
Cakupan bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif tahun 2013
sebesar 70,3% dari jumlah bayi diperiksa sebesar 461.440 dan yang mendapat
ASI Eksklusif sebanyak 324.550 bayi, meskipun belum mencapai target nasional
sebesar 75% tetapi bila dibanding tahun 2012 persentase tahun 2013
meningkat sebanyak 4,2%, ini ditunjang dengan semakin meningkatnya
pemahaman masyarakat tentang ASI Eksklusif serta semakin tanggapnya tenaga
pelaksana gizi di lapangan.
Upaya penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
dilakukan melalui pemanfaatan garam beriodium. Cakupan rumah tangga yang
mengkonsumsi garam beriodium di Jawa Timur tahun 2013 adalah sebesar
86,9% dari sampel 112.701 kepala keluarga dan yang hasil uji garamnya cukup
sebesar 97.965 sampel. Jika dibandingkan dengan target nasional tahun 2013
sebesar 85% berarti telah mencapai target.
tahun 2013 dibandingkan dengan target nasional tahun 2013 sebesar 83%
berarti telah mencapai target.
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Fe (feros /tambah darah) 90
tablet di Jawa Timur tahun 2013 adalah sebesar 81,6% dari jumlah ibu hamil
sebanyak 679.460 orang yang mendapat Fe3 sebesar 554.139 orang. Jika
dibandingkan dengan target nasional sebesar 93 persen berarti belum mencapai
target. Masalah yang berkaitan dengan rendahnya cakupan ibu hamil yang
mendapatkan 90 tablet tambah darah tersebut antara lain berkaitan dengan
belum optimalnya koordinasi dengan lintas program terkait, serta belum
terlaporkannya dengan baik cakupan pemberian TTD pada ibu hamil.
Surveilans gizi yang dimaksud dalam petunjuk pelaksanaan ini adalah
suatu proses pengumpulan, pengolahan dan diseminasi informasi hasil
pengolahan data secara terus menerus dan teratur tentang indicator yang
terkait dengan kinerja pembinaan gizi masyarakat. Persentase kabupaten/kota
yang melaksanakan surveilans gizi dari tahun 2012 sampai dengan 2013 rata-
rata mencapai 100%, karena setiap Kab/Kota di Jawa Timur selalu
melaksanakan surveilans gizi, sehingga pencapaiannya sebesar 100%.
Cakupan balita yang ditimbang berat badannya (D/S) di Jawa Timur
pada tahun 2013 adalah sebesar 72,2% dari jumlah Balita sebesar 3.072.582
yang ditimbang sebanyak 2.217.533 Balita. Cakupan tersebut lebih rendah jika
dibandingkan dengan target nasional tahun 2013 sebesar 80%.
c) Permasalahan dan upaya pemecahan masalah
Permasalahan :
Validasi data gizi yang sering terlambat dari Kab/Kota ke Provinsi (seksi
gizi).
Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang perilaku sadar gizi.
Belum adanya anggaran khusus untuk melaksanakan kegiatan pemetaan
Kadarzi di masyarakat.
Peran dan kerjasama petugas lintas program dan lintas sektor yang
tergabung dalam Tim Pangan dan Gizi masih rendah, sehingga
pembahasan tentang situasi pangan dan gizi untuk penanganan masalah
gizi sering terhambat.
Upaya Pemecahan Masalah
Meningkatkan upaya perbaikan dalam sistem pencatatan dan pelaporan
antara lain dengan ;
Penggunaan alat bantu computer (software)
Pembinaan petugas pengelola data
Pertemuan koordinasi
Sosialisasi KADARZI ke masyarakat (forum pengajian, dasa wisma, PKK
dll) dan pembinaan kader setelah hari H Posyandu terutama dalam hal
yang berkaitan dengan penerapan KADARZI dalam kehidupan sehari-
hari.
Mengajukan dana khusus untuk kegiatan pemetaan Kadarzi di
masyarakat melalui dana APBD.
Melakukan pendekatan secara khusus terhadap lintas program dan lintas
sector untuk memperlancar jalannya kerjasama serta mendorong agar
masing-masing sector mengadakan kegiatan secara bersama-sama.
Gambar 4.2.1.13
Capaian Akreditasi RS Pemerintah di Jawa Timur Pada
Tahun 2013
sudah Belum
Gambar 4.1.2.1.14
Capaian Akreditasi Rumah Sakit di Provinsi Jawa Timur Tahun 2010- 2013
174
151
141 141
107
98
73
55 58 58
36 36
22 18 21 24 24
8 9 11 8 7 12 7 3 1 12 8 3
3 1 1
Hasil 1 Dokumen usulan rencana kerja Dinkes Prov. Jatim tahun 2014
2 Kebijakan perencanaan bidang kesehatan berupa tersusunnya konsep
dan rekomendasi tindak lanjut penataan tenaga kesehatan di Provinsi
Jawa Timur serta konsep pelaksanaan Universal Coverage Jaminan
Kesehatan Semesta di Provinsi Jawa Timur
3 Dokumen Kesepakatan Perencanaan tahun 2014 antara Dinas
Kesehatan Provinsi dan UPT
4 Dokumen kesepakatan pembangunan kesehatan dalam rangka
peningkatan pengetahuan dan wawasan dalam persiapan SJSN 2014
dan AFTA 2015
5 Informasi tentang program program kesehatan pada tingkat Provinsi
serta permasalahan yang ada di Kabupaten / Kota seperti Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK)
6 Laporan monitoring dan evaluasi berupa penyampaian informasi
perencanaan ke Kabupaten / Kota
peningkatan pengetahuan dan wawasan dalam persiapan SJSN 2014 dan AFTA 2015
yang dapat ditindaklanjuti oleh provinsi dan Kabupaten/Kota.
Kegiatan monitoring dan evaluasi terpadu dilaksanakan dengan beberapa
bidang untuk melihat berbagai program/kegiatan serta memecahkan masalah yang
ada di Kabupaten/Kota sehingga terselesaikan masalah-masalah yang ada di
kabupaten/kota.
Untuk kegiatan monitoring dan evaluasi serta konsultasi teknis
perencanaan dalam bidang kesehatan telah dilaksanakan oleh subag penyusunan
program ke Biro Perencanaan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil
kegiatan ini terselesainya berbagai masalah perencanaan untuk kab/kota dan
provinsi jawa timur.
Finalisasi dokumen anggaran berupa terdokumentasinya dokumen
anggaran berupa Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur tahun anggaran 2013 dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran
(DPPA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2013.
Telah dilaksanakan koordinasi teknis perencanaan dan penganggaran
bantuan keuangan bidang kesehatan dengan berbagai lintas program untuk
membahas segala permasalahan Bantuan Keuangan baik yang ada di Provinsi
maupun di Kabupaten/Kota serta pengalokasian dana bantuan keuangan masing-
masing Kabupaten/Kota tahun 2014.
Telah dilaksanakan pengadaan alat pengolah data berupa laptop untuk
memperlancar pengolahan data perencanaan dan anggaran di subag penyusunan
program.
Pada kegiatan penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur tahun 20152019 telah dilaksanakan pertemuan pada tanggal 25 Juni
2013 dengan peserta seluruh struktural Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan
UPT dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi. Sebagai narasumber Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dr. Budi Rahaju, MPH (Mantan Kadinkes
Provinsi Jawa Timur). Hasil dari pertemuan ini tersusunnya draft Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 20152019 sebagai masukan RPJMD baru.
Selain itu juga dilaksanakan beberapa kali sidang guna menyusun Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tabel 4.2.1.12
Indikator dan Tolok Ukur Kinerja
Program Manajemen Dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Pada Seksi Penyusunan Program Tahun 2013
Tabel 4.2.1.13
Indikator dan Tolok Ukur Kinerja
Program Manajemen Dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Pada Seksi Penyusunan Program Tahun 2013
yang tercover dalam pembiayaan program Jamkesda hanyalah pasien yang memiliki
kartu Jamkesda. Pemberlakuan SE Gubernur tersebut berdampak pada penurunan
jumlah masyarakat yang memanfaatkan pelayanan kesehatan program Jamkesda
Capaian Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang dilaksanakan oleh
Seksi Infolitbangkes
Pada kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
capaiannya adalah Terlaksananya e reporting di kab/kota dari 38 Kab/Kota, sekitar
15 kab/Kota atau 39,47% sudah melaksanakan pelaporan berbasis electronic (E-
Reporting); Terpeliharanya PC, Jaringan dan Server pendukung Pengembangan
Sistem informasi Kesehatan dengan capaian 100%, Tersusunnya Profil Kesehatan
Kab/Kota, Terintegrasinya SIKDA; Terinformasikannya Data Dengan Cepat;
Tersusunnya Buku Saku Kesehatan; Tersusunnya Buku Data SPM Kab/Kota;
Tersusunnya Evaluasi Program Infolitbangkes dan Laporan dengan capaian 100%
Tabel 4.2.1.15
Hasil Dari Kegiatan Pemetaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan di
Kab/Kota Tahun 2013
Tabel 4.2.1.16
Hasil Dari Kegiatan Peningkatan Profesionalisme dan Pengembangan Karir
Tenaga Keseahatan Tahun 2013
Tabel 4.2.1.17
Hasil Penilaian Tenaga Kesehatan Tahun 2013
Tabel 4.2.1.18
Hasil dari Kegiatan Penempatan, Pengembangan dan Pemenuhan Tenaga
Kesehatan di tempat Pelayanan Tahun 2013
Tabel 4.2.1.19
Hasil dari Kegiatan Penempatan, Pengembangan dan Pemenuhan Tenaga Kesehatan di
tempat Pelayanan Tahun 2013
Uraian Keterangan
Target kunjungan dr spesialis di Puskesmas Rawat Inap Plus terealisasi44 Puskesmas Rawat
sampai Tahun 2013 di 50 Puskesmas Rawat Inap Plus, Inap Plus ( 88 % )
Puskesmas Rawat Inap Plus dan Puskesmas Rawat Inap
Standar sampai tahun 2013 sebanyak 83 Puskesmas Rawat
Inap standar, Realisasi Puskesmas Rawat Inap standar
sebanyak 78
Tabel 4.2.1.20
Tabel Analisa Hasil Capaian Program Sumber Daya Keseahatan
Tahun 2013
Uraian Keterangan
Kabupaten yang mengelola Dokumen Perencanaan sampai dengan Memenuhi target Renstra
tahun 2013 , 15 % (dari target 20 %)
Pelatihan di Bidang Kesehatan di Propinsi dan Kabupaten Kota sampai Memenuhi target Renstra
tahun 2013 adalah 20 % target
Realisasi 18,42 % ( Propinsi Jawa Timur, Kab Jember, Sidoarjo,
Situbondo, Kota Blitar dan Kota Kediri )
target RS klas C tahun 2013 sebanyak 25 % yang mempunyai Memenuhi target Renstra
Spesialis : Obgyn, anak, Interna, Bedah, anesthesia, Radiologi dan
Patologi Klinik
100% tenaga kesehatan yang telah lulus uji kompetensi berijin Memenuhi target Renstra
Realisasi tahun 2013 yang mengajukan STR sebanyak 8.675 orang
dan yang mendapatkan STR menunggu dari MTKI Pusat
Sesuai renstra semua desa dan kelurahan mempunyai bidan desaasi : Memenuhi target Renstra
jumlah desa / kelurahan 8507 desa, jumlah bidan 8922 orang realisasi
= 102 %
Sesuai renstra target Nakes Teladan terpilih tahun 2013 : 100 % , Memenuhi target Renstra
Realisasi : 100 %
Tabel 4.2.1.21
Capaian Kinerja Pelaksanaan Program STBM Jawa Timur
Target
RPJMD Kumulatif
NO KEGIATAN
%
Thn 2014 Thn 2012 Thn 2013 Progress progress
Tambahan akses ke
3 jamban sehat di 570.070 1.724.870 1.963.109 238.239
13,8
masyarakat (jiwa)
Sumber : LKPJ Seksi Penyehatan Lingkungan, 2013
Tabel 4.2.1.22
Capaian kinerja program Penyehatan Air
Penyehatan lingkungan
Tujuan Program untuk meningkatkan jumlah Tempat-Tempat
Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) laik sehat,
meningkatnya jumlah rumah sehat dan meningkatkan jumlah Kab./Kota yang
mengadopsi pendekatan program Kab./Kota Sehat.
Sasaran Program:
TTU Laik Sehat
TPM Laik Sehat
Rumah memenuhi syarat kesehatan
Kab./Kota mengadopsi program Kab./Kota Sehat.
Hasil Pelaksanaan Pembangunan
Tabel 4.2.1.23
Capaian kinerja program Penyehatan Lingkungan
Kab./Kota Sehat
4 18 47,4 18 47,4 tetap
(Program)
Sumber : LKPJ Seksi Penyehatan Lingkungan, 2013
Tabel 4.2.1.24
Capaian kinerja program Kab/Kota Sehat
17 Kab. Pamekasan 2
18 Kab. Trenggalek 2
Sumber : LKPJ Seksi Penyehatan Lingkungan, 2013
Upaya Pemecahannya :
Pengembangan Sarana SAPL melalui Partisipatori
Advokasi kebijakan dan anggaran untuk STBM secara berjenjang dan
berkesinambungan.
Peningkatan kapasitas fasilitator pemicuan melalui workshop,
training, pendampingan,refresh pemicuan.
Membuat rencana kerja yang terintegrasi secara berjenjang.
Melibatkan sumber dana lain untuk kegiatan STBM (CSR, Lembaga
Donor, Project Lainnya).
Monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan yang melibatkan
semua stakeholder
Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar
Proporsi rumah tangga akses berkelanjutan terhadap air minum yang
layak upaya upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan :
Pembangunan/perbaikan sarana air minum,
Pemeriksaan kualitas air minum perpipaan (PDAM) maupun non
perpipaan
Mendorong Pemerintah Kab/kota untuk mengaktifkan kembali
Laboratorium kesehatan Daerah,
Melatih SDM yang berkualitas yang dapat mendukung pelakasanaan
pemeriksaan air.
Mendorong penyediaan Water test Kit untuk kemudahan
pemeriksaan kualitas air di Lapangan
Penyehatan lingkungan
Memfasilitasi Kab./Kota untuk terbentuknya/mengadopsi Program
Kab./Kota Sehat
Sosialisasi Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan kepada semua
masyarakat pengelola TPM dengan pemanfaatan CTPS dan PHBS
Peningkatan Upaya Pengamanan Limbah Cair dan Padat
Sehingga masalah penyakit kusta sangat kompleks, bukan hanya dari segi
medis tetapi meluas pada masalah sosial dan ekonomi. Untuk mengurangi hal
itu diperlukan kemitraan lintas program dan lintas sektor dalam
pemberantasan, rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial dan ekonomi serta
mendorong penderita kusta yang sudah sembuh menjalani kehidupannya
yang berkualitas dan berkeadilan di dalam masyarakat secara luas.
Penyakit kusta yang diobati di Jawa Timur tersebar di semua
Kabupaten/Kota yang terutama di Pulau Madura dan Pantai Utara Pulau
Jawa. Jumlah penderita terdaftar yang ada di Pulau Madura adalah 32% dari
total penderita yang ada di Jawa Timur. Sedangkan di tingkat Nasional 1/3
dari jumlah penderita kusta di Indonesia berasal dari Jawa Timur. Sedangkan
di tingkat Dunia, Indonesia merupakan ranking ke 3 setelah India dan Brazil.
Rata-rata penemuan penderita baru kusta dalam kurun waktu 6
tahun terakhir berkisar 5.000 s/d 6.000, penemuan penderita baru kusta
tertinggi adalah dari tahun 2009 yaitu 6.040 orang karena pada tahun
tersebut ada kegiatan Intensified Case Finding dana dari WHO sebesar 750
juta di Kab. Jember dan Kab. Lamongan dengan penemuan penderita baru
sebanyak 788 kasus dalam waktu 4 bulan. Pada tahun 2010 dilaksanakan
kegiatan Rapid Village Survey (RVS) di 8 Kabupaten dengan total penemuan
penderita baru sebanyak 851 orang. Sedangkan pada tahun 2012, kegiatan
RVS hanya dilakukan di 6 Kabupaten dengan total penemuan penderita baru
banyak 632 orang.
Untuk tahun 2013 laporan penemuan kasus baru (s/d September
2013) sejumlah 2.745 orang dengan perincian untuk tipe PB : 341 orang dan
MB : 2.404 orang. Dari total penderita baru tersebut, 225 penderita baru
merupakan usia anak (8%), 341 penderita baru yang ditemukan dalam
kondisi cacat II (12%) dan ada 408 orang (15%) mengalami cacat tingkat I
(cacat yang tidak kelihatan) yang potensial untuk menjadi cacat tingkat II.
Untuk cakupan pelayanan pengobatan kusta sesuai dengan regimen WHO
(MDT) adalah 100% di Unit Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit yang sudah
ada kerjasama dan Puskesmas). Dari 989 Unit Pelayanan Kesehatan (UPK)
yang ada di di Jawa Timur, yang sampai dengan saat ini melayani penderita
kusta sebanyak 678 UPK.
Tabel 4.2.1.25
Pencapaian Program P2 Kusta Tahun 2009 s/d 2013
2 Prev. Rate per 10.000 <1 1,69 1,48 1,63 1,46 1,93
Proporsi Cacat II
c. 5% 11% 13% 13% 14% 12%
(%)
4 RFT Rate
% Kab/Kota mencapai
5 Target 70% 75% 75% 80%
RFT rate 90%
Pengendalian Hiv/Aids
Program P2 IMS dan HIV/AIDS dimaksudkan untuk mengendalikan
penyebaran Infeksi HIV dan IMS dan meningkatkan Kualitas Hidup Orang
Dengan HIV/AIDS (ODHA). Program Pengendalian penyebaran infeksi HIV,
PMS dan dampak HIV & AIDS dilakukan melalui upaya pencegahan,
meningkatkan kualitas pelayanan serta jangkauan ODHA dan masyarakat.
Untuk mengukur keberhasilan sasaran dari pelaksanaan program
tersebut dapat dilihat dari perkembangan capaian kinerja program baik
sebagai berikut:
Tabel 4.2.1.26
Capaian kinerja Program P2 IMS dan HIV/AIDS
Tabel 4.2.1.27
Capaian Kegiatan Program Malaria Tahun 2009 - 2013
2013 (Data
No INDIKATOR 2009 2010 2011 2012
sementara)
Jumlah Sediaan Darah diperiksa
1 50,4 56,1 23,6 33,02 30,72
(ribuan)
2 ABER 1,1 1.06 0,46 1,8 0,1
Proporsi Plasmodium
6 35,1 46,5 50,7 35,7 34,1
falsiparum (%)
99,9
8 Proporsi Malaria Import (%) 71,7 91,8 89,2 99,3
9 Desa HCI 12 2 2 2 0
Sumber : LKPJ Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013
Hasil Pelaksanaan
Tabel 4.2.1.28
Hasil Pengamatan penyakit Pes di Provinsi Jawa Timur 2009-2013
Hasil Kegiatan
No Indikator
2009 2010 2011 2012 2013
1 Trap Sukses % 3.7% 2.96 % 2.68 % 2.58% 2.60%
Tabel 4.2.1.30
Capaian Program DBD di Jatim
Hasil Kegiatan
Indikator
2009 2010 2011 2012 2013
Kasus Klinis 32 29 55 79 229
Meninggal 10 16 12 7 25
CFR % 31,25% 55,17% 21,81% 8,86 % 10,91 %
Sumber : Laporan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013
P2 DIARE
Program pengendalian diare bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian karena diare bersama lintas program dan lintas sektor terkait. Prinsip
tatalaksana diare adalah Lintas Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare) yang terdiri dari
oralit osmolaritas rendah, zinc, pemberian ASI/makanan, pemberian antibioka hanya atas
indikasi dan pemberian nasihat,
Untuk mengukur keberhasilan sasaran dari pelaksanaan program tersebut dapat
dilihat dari perkembangan capaian kinerja program sebagai berikut:
Tabel 4.2.1.36
Capaian Kinerja Program Diare
P2 ISPA
Program pengendalian ISPA bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian karena pneumonia. Sasaran dari program P2 ISPA adalah pengendalian
pneumonia balita, kesiapsiagaan dan respon terhadap pandemi influenza serta penyakit
saluran pernafasan lain yang berpotensi wabah, pengendalian ISPA umur > 5 tahun, dan
faktor risiko ISPA. Untuk mengukur keberhasilan sasaran dari pelaksanaan program
tersebut dapat dilihat dari perkembangan capaian kinerja program yaitu cakupan
penemuan pneumonia balita sebagai berikut :
Tabel 4.2.1.37
Capaian Kinerja Program ISPA
Capaian Kinerja Program ISPA
Indikator
Kinerja Satuan 2009 2010 2011 2012 2013
Cakupan
penemuan
% 23,60 21,70 25,69 2 22,80 18,95
pneumonia
balita
Sumber : Laporan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, 2013
Provinsi Jawa Timur adalah salah satu provinsi dengan jumlah kasus TB yang besar.
Provinsi ini telah menjalankan strategi Directly Observed treatment Short course (DOTS) sudah
sejak tahun 1995. Sejak tahun 2004, setelah semua Puskesmas terlatih, program ini
dikembangkan ke rumah sakit dan unit pelayanan kesehatan lainnya. Jumlah kasu TB di Jawa
Timur menempati urutan kedua setelah Jawa Barat. Jumlah kasus baru pada tahun 2012 tidak
kurang dari 42 ribu. Kasus anak sekitar 5% dari toal kasus TB yang diobati.
Program pengendalian TB dengan strategi DOTS dimulai pada tahun 2005 dan
sampai sekarang telah melibatkan 100% Puskesmas dan 100% RS pemerintah. Diupayakan
untuk melibatkan sektor swasta melalui kegiatan kemitraan yang disebut dengan Public
Private Mix DOTS :
Tabel 4.2.1.39
Pencapaian Program P2 TB
Target Pencapaian
No Indikator Program
Nasional 2009 2010 2011 2012 2013
1 CDR 70 54 58 65 64 57
2 CNR Naik 5% 102 100 111 113 109
3 Succes Rate 85 90 90 91 90,1 NA
Tabel.4.2.2.2
Kegitan Penyuluhan Instalasi PKRS dan Humas
Tahun 2012 2013
Diskusi
Ceramah Demontrasi Tatap muka
kelompok
No Topik Penyuluh (kali) (kali) (kali)
(kali)
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
1 Kesehatan Umum 32 157 0 19 0 19 3296 7679
Solusi :
Petugas PKRS & Humas bersama Tim Akreditasi Pendidikan Pasien dan
keluarga (PPK) melakukan telusur dan bimbingan secara rutin
keruangan.Supaya petugas kesehatan setelah melakukan kegiatan
edukasi untuk menuliskan kegiatan tersebut pada buku rekam medic
(RM.07).
Tabel. 4.2.2.3
Hasil IKM Tingkat Rumah Sakit Tahun 2012 2013
Tahun
2012 2013
No Unit Kerja
Nilai Mutu
Mutu Pelayanan Nilai IKM
IKM Pelayanan
Tabel 4.2.2.4
Hasil IKM Tingkat Rumah Sakit Tahun 2012 2013
No Tahun
Tabel 4.2.2.5
Hasil IKM Tingkat Rumah Sakit Tahun 2012 2013
Tahun
No Unit Kerja 2012 2013
Nilai IKM Mutu Pelayanan Nilai IKM Mutu Pelayanan
1 RSUD Dr. Soetomo 77,65% B 79,76% B
Solusi :
Pemenuhan alat kedokteran di IRD. Sebagai RS Rujukan untuk
Indonesia Timur tentunya pasien yang dirujuk ke IRD merupakan
pasien dengan tingkat kegawatan yang tinggi yang harus
mendapatkan pelayanan yang cepat.Kecepatan dalam tindakan
tersebut tentunya harus diimbangi dengan pemenuhan peralatan
kedokteran yang memenuhi standar. Pelayanan persalinan harus
mendapatkan perhatian yang khusus,mengingat pasien yang
dirujuk merupakan pasien dengan tingkat kesulitan yang relatif
tinggi. Dan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) atau bayi
(AKB) secara nasional, maka peralatan kedokteran khususnya
Tabel 4.2.2.6
Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2012 2013
(jutaan rupiah )
Realisasi Pendapatan
No Uraian Per Tahun Jumlah Rerata
2012 2013
1 Target 532130 569800 1101930 550965
2 Realisasi 630435 759884 1390319 695159
Prosentase ( % ) 118,47 133,36 126,17 126,17
Solusi
a. Untuk mengurangi kemacetan dan memberikan kenyamanan pada
pasien yang berobat ke RSSA maka dibangun parkir bertingkat 4 lantai
bagi karyawan dan peserta didik.
b. Untuk mengatasi waktu tunggu operasi yang lebih dari 48 jam,
dilakukan penambahan jumlah kamar operasi dari 10 kamar menjadi
20 kamar, dengan spesifikasi 17 kamar operasi elektif dan 3 kamar
operasi darurat. Penambahan jam operasi sore untuk kasus dengan
antrian tinggi (orthopedy dan oncology), sosialisasi jam mulai incise
08.00, selain itu perlunya penambahan ruang rawat inap untuk pasien
operasi & post operasi
c. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan
meningkatnya jumlah pasien yang mengalami stroke dan gagal ginjal,
dengan dibangunkannya stroke unit untuk mengatasi pasien stroke,
sedangkan untuk pasien ginjal telah ada alat canggih yang dapat
menghancurkan batu ginjal tanpa operasi yang disebut ESWL.
Solusi
a. Menugaskan perawat agar mengingatkan para dokter untuk segera
melengkapi Dokumen Rekam Medik (DRM), dan perlu diadakan
sosialisasi pengisian dan kelengkapan DRM untuk pasien yang sudah
pulang.
b. Perlu diadakan sosialisasi tentang pentingnya inform consent dalam
kaitannya dengan hukum, dan pentingnya dibuatkan tindak lanjut
berupa umpan balik ke setiap ruangan dan SMF mengenai
kelengkapan inform consent.
c. Diadakannya Evaluasi secara berkala mengenai formularium
P-APBD
Bed Elektric 3 crank : 25 unit
Blood Warmer : 9 unit
Central Monitor 8 Chanel : 4 unit
Bed Side Monitor : 13 unit
DC Shock : 5 unit
Bed Side Cabinet : 40 unit
Suction : 5 unit
Syringe Pump : 13 unit
Pulse Oxymeter : 15 unit
Blanked Warmer & Cold : 2 unit
Ventilator : 1 unit
Immunologi Autoanaliser : 1 unit
Tabung O2 : 16 unit
Trolley Emergency : 11 unit
Pengadaan Genset 800 KVA dan Pra Instalasi : 1 unit
C PAP : 2 unit
Infant Warmer : 1 unit
Index of Consciousness View : 1 unit
Photo Therapi : 1 unit
b) Hasil pelaksanaan
Tahun 2012 pengadaan peralatan kedokteran Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit sejumlah 8 jenis terdiri dari : Mesin Anaestesi 1 set, Nebulizer
2 unt, Doppler (Fetal Monitor) 1 unit, Syringe Pump 1 unit, ECG 1 unit, ECG
1 unit, Suction Pump 1 unit, Minor Surgery set 1 paket, Cuff Inflato 4 unit.
Tahun 2013pengadaan peralatan kedokteran sejumlah 7 jenis(9 unit)
terdiri dari :
Laringoscope anak : 1 unit
Laringoscope bayi : 1 unit
Nebulizer : 2 unit
Suction : 2 unit
Justion rest bayi : 1 unit
Lampu Tindakan : 1 unit
Vena Section : 1 unit
8. Kunjungan pasien pada poli tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2.5.1
Kunjungan pasien pada poli Tahun 2012-2013
Pada tabel di atas terlihat bahwa kunjungan poli secara umum mengalami
kenaikan termasuk poli syaraf,bedah plastik, jantung,paru dan urologi,poli
hamil,poli jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa RSU Haji Surabaya dengan
dukungan peralatan kedokteran penunjang yang semakin lengkap
merupakan rumah sakit pilihan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
Hasil dari Pengadaan alat kesehatan pada Instalasi radiologi sebagai
Tahun Trend
No Jenis Tindakan
2012 2013 2012 - 2013
1 Medis 4.991 9.450 89,34
2 Fisioterapi 67.631 75.628 11,82
a Latihan Fisik 11.683 14.883 27,39
1 Medis 4.991 9.450 89,34
b Aktinoterapi 4.418 3.863 -12,56
c Elektroterapi 50.328 55.810 10,89
e Traksi Lumbal dan Cervikal 1.111 741 -33,30
f Lain-lain (Inebulezer dan CF) 91 331 263,74
3 Okupasi 3.833 4.351 13,51
4 Terapi Wicara 1.073 973 -9,32
5 Ortrotik Prostetik 187 218 16,58
Jumlah 77,715 90,620 16,61
6. Pemeliharaan ringan peralatan dan mesin (filter air, incinerator limbah RS)
dan irigasi serta jaringan sehingga kepuasan pasien dan karyawan dapat
terpenuhi.
c) Permasalahan dan solusi
Pada pelaksanaan program ini tidak ditemukan permasalahan karena kegiatan
sesuai dengan perencanaan.
8,676
9,000
8,000
7,000 5,977
6,000 Orang
5,000
4,000 3,309
3,000
2011 2012 2013
namun karena unsur prosedur layanan. Untuk itu upaya yang perlu
dilakukan adalah peningkatan sosialisasi ke pengunjung tentang
prosedur layanan di Instalasi Radiologi dan Elektromedik. Selanjutnya
Trend Kepuasan Pelanggan dalam kurun waktu 3 tahun disajikan dalam
tabel berikut :
1,300
1,064
1,100 1,015
948
Kunjungan
900
700
2011 2012 2013
2,100
1,977 2,032
2,000
1,900
Realisasi (Kj)
1,774
1,800
1,700
2011 2012 2013
2.7. UPT RUMAH SAKIT PARU BATU DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR
Masyarakat tidak mencapai 100% karena ada beberapa sub kegiatan yang
tidak bisa terealisasi dengan baik.
c. Permasalahan dan Upaya Pemecahannya
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat :
Adanya beberapa sub kegiatan dari promosi kesehatan yang tidak bisa
dilaksanakan/tidak bisa terealisasi sebagaimana mestinya dikarenakan
terbatasnya waktu untuk pelaksanaanya.
Solusi yang telah dilakukan :
Untuk lebih di prioritaskan dan dicermati di tahun berikutnya sub-sub
kegiatan yang terkait dengan promosi kesehatan baik yang berhubungan
langsung dengan kegiatan tersebut maupun tidak sehingga semua sub-sub
kegiatan tersebut bisa dilaksanakan secara maksimal.
d. Penghargaan yang diterima baik Nasional maupun Provinsi
Penghargaan yang pernah diterima/ diperoleh RS Paru Jember selama
tahun 2013 tidak ada.
Secara rinci masingmasing realisasi per kegiatan yang terdiri dari realisasi
anggaran dan capaian ukuran keberhasilan dapat dilihat pada Lampiran
Format 16 Kolom.
Solusi :
- Terwujudnya Sistem Informasi Rumah Sakit disarana umum
pelayanan: Rekam Medis, Keuangan, Management yang bisa
diakses melalui Billing Sistem.
Gambar 4.2.12.1
Hasil pembangunan gedung bedah sd akhir tahun 2013
d. Pengadaan alkes
Penunjang
diagnostic, yaitu :
suction set, DC
sock, Monitor
patien, slit lamp,
opthalmoscope
direct, snellen
projector, trial lens,
portable slit lamp, autorefraktometri, tonometer dan camera
retina
b) Output Kegiatan :
1. Terlaksananya perbaikan ringan ruang rawat inap dan selasar;
2. Terlaksananya perbaikan berat ruang rawat inap, pembuatan selasar
dan jembatan penghubung dua gedung pelayanan;
3. Terealisasinya penambahan sarana RS berupa AC ruang OK, kursi
tunggu pasien, papan nama rumah sakit dan front desk;
4. Terealisasinya penambahan alat kesehatan sebanyak 22 item yaitu:
luxurious infant bed, baby trolly, moveable overbed table, hospital bed
3 crank manual, bedside locker, infant incubator, babypod, doppler,
headlamp, obstetric electrical bed, examination bed, hospital bed 2
crank manual, bedside cabinet, child cot, caesaria sectio set, dillatation
& curretage set, minor basic set, neonatal monitor, patient monitor,
surgical aspirator, ultrasonic nebulizer, trolley fornapplications.
5. Terlaksananya kegiatan pelatihan/kursus/seminar di dalam/luar
gedung bagi 106 petugas atau sebanyak 26 paket
pelatihan/kursus/seminar.
6. Terpenuhinya 9 item alat kesehatan sebagai perlengkapan ambulance.
7. Terlaksananya 4 pertemuan koordinasi program TB Paru dengan
puskesmas di 4 kabupaten binaan dan puskesmas di kota surabaya.
Jumlah
Jumlah Kunjungan
No Instalasi Kunjungan Tahun
Tahun 2012
2013
1 Rawat Jalan 15.015 25.864
2 Rawat Inap 2.567
Paviliun 1.748 975
Rawat Inap Kelas I,II, dan III 2.065
Clinical
4) Program Chemistry
Pengadaan, Analyzer SaranaElectrolyte
Peningkatan Analyzer
dan Prasarana Rumah Sakit
Jiwa/ Rumah Sakit Paru/ Rumah Sakit Mata
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Jiwa/
Rumah Sakit Paru/ Rumah Sakit Mata
a) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Jiwa/
Rumah Sakit Paru/ Rumah Sakit Mata Dengan pagu anggaran sebesar Rp.
692.860.500,00 terealisasi sebesar Rp. 678.171.290,00, atau (97.88%),
Secara rinci realisasi per kegiatan yang terdiri dari realisasi anggaran dan
capaian ukuran keberhasilan dapat dilihat pada lampiran matriks 16 kolom.
Dengan kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan RSU difokuskan pada
Kegiatan kedua yaitu Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan RSU.
dan zat organik yang terdapat pada air limbah menjadi air buangan yang
memenuhi syarat untuk dibuang ke badan air.
SESUDAH
dari realisasi anggaran dan capaian ukuran keberhasilan dapat dilihat pada
lampiran matriks 16 kolom.
Dengan kegiatan difokuskan pada Kegiatan ketiga yaitu Pembangunan
Gedung Rumah Sakit.
SESUDAH
SESUDAH
Tabel 4.2.15.1
Pembangunan dan Pengadaan Alat Kesehatan di BP4 Madiun
Tahun 2012 2013
Solusi :
Program ini secara keseluruhan berdampak pada peningkatan kualitas
pelayanan pendidikan kepada mahsiswa di UPT Akper Madiun.
Kegiatan dari program ini secara fisik telah 100% terpenuhi sesuai
dengan kontrak dan selesai pengerjaannya meskipun penyerapan
keuangan lebih dari 95%, hal ini untuk efisiensi keuangan.
Solusi :
Program ini secara keseluruhan berdampak pada peningkatan kualitas
pelayanan pendidikan kepada mahsiswa di UPT Akper Madiun. Kegiatan dari
program ini secara fisik telah 100% terpenuhi sesuai dengan indikator
capaian meskipun penyerapan keuangan lebih dari 89,63%.
Tabel 4.8.1.2
Rata-Rata BOD dan COD DAS Brantas Tahun 2012 2013
Tabel 4.8.1.3
Kabupaten/Kota yang pada saat pengukuran melebihi baku mutu udara
ambien
Tabel 4.8.1.4
Pembangunan IPAL Domestik Tahun 2013
Kapasitas
IPAL System yang
No Lokasi IPAL
Unit digunakan
( M3 )
1. ( Lanj ) Depan Rumah Bp Arifin RT
Anaerobic
06 dan RT 07/RW01, Kel. 1 unit
25 Biologycal Reactor
Warugunung
( ABR ) + MCK
Kec. Karangpilang Surabaya
2. Dekat Rumah Bu RT. 01 Anaerobic
1 unit
RT 01 / RW 02, Kel.Kebraon 25 Biologycal Reactor
Kec. Karangpilang Surabaya ( ABR )
3. Bu Mien RT 06 / RW 01, Anaerobic
1 unit
Kel. Warugunung 25 Biologycal Reactor
Kec. Karangpilang Surabaya ( ABR ) dan MCK
4. Anaerobic
Menggunakan MCK lama
1 unit Biologycal Reactor
RT 12 Desa Krikilan, Kec. Driyoredjo, 25
( ABR ) dan MCK,
Gresik
Wetland
5. Depan Makam dan PDAM Swasta RT Anaerobic
1 unit
15 Desa Krikilan, Kec. Driyoredjo, 25 Biologycal Reactor
Gresik ( ABR )
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
Dari setiap IPAL yang terbangun pada tahun 2013 ini direncanakan mampu
untuk mengolah limbah domestik dari pemukiman (+ 94 Kepala Keluarga/KK),
sehingga akan dihasilkan kualitas buangan air limbah yang memenuhi baku
mutu sebelum dibuang ke badan air/sungai.
Kajian Lingkungan Hidup
Dalam rangka peningkatan/pengembangan kapasitas kelembagaan terkait
pengelolaan lingkungan hidup maka Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa
Timur melakukan beberapa Kajian/Penelitian/Perencanaan Lingkungan Hidup
yang diantaranya sebagai berikut:
1) Penyusunan Pedoman Teknis dan Peraturan Perijinan Lingkungan
2) Inventarisasi Lingkungan Hidup untuk Ecoregion Jawa Timur
3) Studi Review Perencanaan IPAL Domestik Komunal Sistem Cluster DAS
Brantas
4) Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Kabupaten/Kota se Jatim
5) Evaluasi dan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Sektor Limbah
6) Penyusunan Naskah Akademis Raperda RPPLH Jatim
7) Inventarisasi dan Pemetaan Potensi Banjir DAS Kali Lamong Hulu Hilir
8) Pemantauan dan Evaluasi Kualitas Lingkungan Kawasan Teluk Lamong
9) Pemetaan DAS Brantas
10) Studi Analisis Beban Emisi Polutan Terhadap Lingkungan Akibat
Pemakaian Energi Minyak Bumi Pada Transportasi Darat di Jawa Timur
11) Studi Analisis Komperatif Potensi Pencemaran Kualitas Air Sungai di DAS
Pekalen Sampean dan DAS Bondoyudo Bedadung
12) Studi Analisis Indikasi Pencemaran Tanah Pada Beberapa Lokasi
Pembuangan Limbah B3 Ilegal di Jawa Timur
13) Studi Analisis Pengembangan Pengelolaan Sampah Berbasis Ekonomi dan
Energi Dari Hilir Sampai Hulu di Jawa Timur
14) Studi Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa di Bagian Hulu DAS
Brantas
15) Studi Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa di Bagian Tengah DAS
Brantas
16) Studi Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa di Bagian Hilir DAS
Brantas
17) Identifikasi Kerusakan Ekosistem Mangrove
18) Identifikasi Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang
19) Inventarisasi dan Strategi Penyelamatan Situs-Situs Mata Air di Provinsi
Jawa Timur
20) Implikasi Program Adiwiyata terhadap perilaku peserta didik didalam
Lingkungan Keluarga dalam meningkatkan pola pembinaan Adiwiyata
21) Strategi Pengembangan dan Penerapan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup sesuai Tipologi Desa/Kelurahan dalam rangka
Pengembangan Program BERSERI di Provinsi Jawa Timur
Gambar 4.8.1.1
Perizinan Lingkungan Hidup yang di Terbitkan BLH
Jawa Timur Tahun 2012 dan 2013
Tabel 4.8.1.5
Perizinan Lingkungan Hidup yang di Terbitkan BLH
Jawa Timur Tahun 2013
Kewajiban setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL dalam menyusun
laporan pelaksanaan RKL-RPL mengacu pada ketentuan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dengan periode setiap 6 (enam)
bulan sekali atau setiap 1 semester. Berdasarkan pada peraturan tersebut,
laporan pelaksanaan RKL/RPL minimal memuat bab pedahuluan, pelaksanaan
dan evaluasi, serta kesimpulan. Sedangkan untuk UKL/UPL tidak ada pedoman
khusus, sehingga format laporan hasil pelaksanaan UKL/UPL disamakan dengan
format laporan RKL/RPL dan periode pelaporannya sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam surat pernyataan/ komitmen pemrakarsa untuk
melaksanakan UKL/UPL
Sebagai pemenuhan ketentuan dalam Izin Lingkungan, BLH Provinsi Jawa Timur
sesuai dengan kewenangannya melaksanakan pemantauan RKL/RPL dan
UKL/UPL dari usaha/kegiatan di Jawa Timur selama tahun 2013, dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel 4.8.1.6
Pemantauan RKL/RPL dan UKL/UPL
Laporan RKL-RPL
No Jenis Usaha/Kegiatan
dan UKL/UPL
1 Sektor Agro 48
2 Sektor Pertambangan Energi Mineral (PEM) 27
3 Sektor Manufaktur Perdagangan danJasa (MPJ) 82
Jumlah 157
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
Tabel 4.8.1.7
Industri Penerima Penghargaan Tahun 2013 Pelaksanaan Pelaporan
NO NAMA PERUSAHAAN
1 PT. SEMEN GRESIK (Persero), Tbk
2 PT. UNILEVER INDONESIA,Tbk
3 PT. JAWA POWER
4 PT. PERTAMINA HULU ENERGI WMO
5 KANGEAN ENERGY INDONESIA, Ltd
6 SANTOS (MADURA OFFSHORE) Pty.,Ltd
7 PT. PETROKIMIA GRESIK
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
Tabel 4.8.1.8
Industri Penerima Penghargaan Tahun 2013 Pelaksanaan Pelaporan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Terbaik Kategori Pelaporan UKL UPL :
NAMA PERUSAHAAN
NO
1 PT. NESTLE INDONESIA - KEJAYAN FACTORY
2 PT. SURYA ZIG ZAG
3 PT. BEHAESTEX PASURUAN
4 PT. CHEIL JEDANG INDONESIA - PASURUAN PLANT
5 PT. ADIPRIMA SURAPRINTA
6 PT. PHILIPS INDONESIA
7 PT. OTSUKA INDONESIA
8 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG LESTARI
9 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG MERITJAN
10 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG MOJOPANGGOONG
11 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG NGADIREJO
12 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG PESANTREN BARU
13 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) PG TJOEKIR
14 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG DJATIROTO
15 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG PAGOTTAN
16 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG PRADJEKAN
17 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG SOEDHONO
18 PT. PG RAJAWALI I UNIT PG KREBET BARU II
19 PT. PG RAJAWALI I UNIT PG REJO AGUNG BARU
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
Gambar 4.8.1.2
Hasil Penilaian PROPER Tahun 2012 dan 2013
Keterangan :
Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah berhasil melaksanakan upaya
pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup tetapi
Merah
belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Tabel 4.8.1.9
Perusahaan di Jawa Timur
Yang Memperoleh Peringkat PROPER Emas dan Hijau
Tahun 2013
Secara umum hasil PROPER Jawa Timur di Jawa Timur mengalami peningkatan,
baik dari jumlah industri yang ikut proper dan peringkatnya.
Tabel 4.8.1.10
Capaian Target Uji Kualitas Lingkungan
Tabel 4.8.1.11
Daftar Penerima APPO tahun 2013
Tabel 4.8.1.12
Penghargaan Desa/kelurahan BERSERI
No. Uraian Satuan 2012 2013
Gambar 4.8.1.3
Kondisi Desa BERSERI
KEHATI
Kegiatan Keanekaragaman Hayati diselenggarakan untuk upaya pengelolaan
dan perlindungan keanekaragaman hayati dari ancaman kepunahan, baik
yang ada di aratan maupun pesisir dan laut.
Tabel 4.8.1.13
Realisasi Kegiatan KEHATI
TAHUN STRATEGI
KALPATARU
Dalam rangka
mendorong dan memotivasi
peran aktif masyarakat
terhadap pelestarian fungsi
lingkungan hidup di Jawa
Timur, sebagai bentuk
apresiasi pemerintah dan atas
dasar berbagai kepeloporan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang
dilakukan oleh sebagian warga masyarakat, Pemerintah memberikan
Penghargaan Kalpataru.
Penghargaan kalpataru diberikan pada seseorang atau kelompok
masyarakat yang telah menunjukkan kepeloporan dan memberikan
sumbangsihnya di dalam memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Sampai dengan tahun 2013 Jawa Timur mendapatkan 47 penghargaan.
Khusus pada tahun 2013 ada 9 yang mendapat nominasi dan 3 memperoleh
Kalpataru. Secara rinci perolehan kalpataru tahun 2013 adalah sebagaimana
tabel berikut.
Tabel 4.8.1.14
Perolehan Kalpataru 2013
- PERMATA
Permata atau Perlindungan Mata Air bertujuan untuk
1. Mendorong peran serta para pihak untuk meningkatkan upaya
perlindungan mata air dengan perbaikan kualitas DAS melalui
penanaman lahan kritis dengan MPTS (tanaman buah-buahan)
2. Mendorong pelestarian
kearifan lokal
3. Melakukan kesepakatan
zonasi perlindungan mata air
4. Mengurangi tekanan
kerusakan kawasan
resapannya dan beban
pencemaran di mata air.
5. Mendorong upaya adaptasi
perubahan iklim. Strategi
penyelenggaraan melalui
Action Learning Perlindungan Mata Air.
Tabel 4.8.1.16
Lokasi Kegiatan Permata
4) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informatika Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
a) Pagu dan Realisasi Program
Anggaran Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup Daya Alam dan Lingkungan Hidup adalah sebesar Rp.
3.005.000.000,00 terealisasi sebesar (93,89%), atau Rp. 2.821.399.640,00 secara
rinci masing-masing, realisasi anggaran kegiatan serta ukuran keberhasilan
dapat dilihat Lampiran Matrik 16.
Gambar 4.8.1.4
Tindak lanjut pengaduan masyarakat
Tabel 4.8.1.17
Penghargaan SLHD
Penegakan Hukum
Langkah-langkah hukum dilakukan terhadap industri tidak mengindahkan upaya
perbaikan pengelolaan lingkungan industri yang baik dan benar. Langkah hukum
ini sebagai shock terapi agar industri tersebut tidak mengulangi perbuatannya
dan industri yang lain tidak meniru. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tidak
terjadi ancaman yang sangat serius, dampak yang lebih besar/luas, serta kerugian
yang lebih besar bagi manusia maupun lingkungan hidup.Pada tahun 2013 ada 8
(delapan) perusahaan yang dikenakan sanksi administrasi dan 4 (empat) yang
sedang proses pidana
Tabel 4.8.1.18
-
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
Tabel 4.8.1.19
Penegakan Hukum berupa Proses Pidana Tahun 2013
-
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim
-
- Adiwiyata
Tujuan Progeram Adiwiyataadalahmenciptakankondisi yang baik, sekolah untuk
menjadi tempat pembelajaran dan
penyadaran warga sekolah, sehingga
kemudian hari warga sekolah tersebut dapat
turut bertanggung jawab dalam upaya-
upaya penyelamatan lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan.
Gambar 4.8.1.5
Taman kehati di sekolah
Tabel 4.8.1.20
Perbandingan perolehan Adiwiyata Tahun 2013
No Uraian 2013
- Adipura
Program Adipura dikembangkan untuk mendorong Pemerintah Daerah dan
Masyarakat dalam mewujudkan kota bersih dan teduh dengan menerapkan
prinsip-prinsi good governance. Program Adipura mengedepankan budaya bersih,
teduh, indah dan sehat dengan prinsip keberlanjutan yang meliputi menerapkan
prinsip menejemen, penguatan komitmen pimpinan daerah dan peningkatan
partisipasi masyarakat serta dunia usaha.
Kriteria penilaian program Adipura meliputi fisik perkotaan (Perumahan, sarana
kota, sarana transportasi, sarana kebersihan dan lain-lain) dan penilaian non fisik
(institusi, manajemen, partisipasi).
Penerimaan Adipura Tahun 2013 Provinsi Jawa Timur memperoleh 4
penghargaan Adipura kencana, 32 piala Adipura dan 1 piagam Adipura. capaian
penghargaan ini merupakan perolehan terbanyak diantara Provinsi lainnya di
Indonesia
Gambar 4.8.1.6
Gambar 4.8.1.7
Perolehan Adipura tahun 2013 berdasarkan jenis penghargaannya
- Mobil Hijau
Kegiatan Program Mobil Hijau merupakan
salah satu bentuk kegiatan dari SIKIB
(Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu)
yang terbentuk pada tanggal 28 Desember
2004. Kelompok sasaran Mobil Hijau adalah
perempuan dan anak-anak usia sekolah akan
lebih mudah mendapatkan informasi dan termotivasi sebagai penggerak untuk
melakukan pola hidup yang ramah lingkungan.
Tabel 4.8.1.21
Pelaksanaan Mobil Hijau Kabupaten / Kota tahun 2010-2013
Gambar 4.8.1.8
Kegiatan Mobil Hijau
Tabel 4.8.1.22
2 Dawuhan 3-4 okt Kader Sahabat Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan
Kab. PKK Lingkungan Hidup. Memanfaatkan Mikroorganisme
Situbondo Ecoton Unesa lokal dalam pembuatan Kompos. Teknik
Bangun pertiwi daur ulang dan menambah nilai guna sampah
anorganik.
3 Banyuanyar 1-2 okt Kader Mitra Alam Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan
Kab.Proboli PKK Unesa TP Hidup. Mikroorganisme lokal dalam
nggo PKK Prov. Jatim pembuatan Kompos. Teknik
daur ulang dan menambah nilai guna sampah
anorganik.
4 Kramat 27-28 Kader LSM Ecoton Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan
Kab. mei PKK Unesa TP Hidup. Monitoring dan memantau
Nganjuk PKK Prov. Jatim kualitas air sungai melalui biotilik. Teknik
daur ulang dan menambah nilai guna sampah
anorganik.
5 Karangwar 4-5 Juni Kader LSM Ecoton Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan
u PKK Unesa TP Hidup. Monitoring dan memantau
Tulungagun PKK Prov. Jatim kualitas air sungai melalui biotilik. Teknik
g daur ulang dan menambah nilai guna sampah
anorganik.
6 Barurambat 29-30 Kader LSM Ecoton Peran perempuan dalam pengelolaan Lingkungan
Pademawu mei PKK Unesa TP Hidup. Monitoring dan memantau
Kab. PKK Prov. Jatim kualitas air sungai melalui biotilik. Teknik
Pamekasan daur ulang dan menambah nilai guna sampah
anorganik.
- Kemah Hijau
1. Kemah Hijau sebagai salah satu sarana edukasi lingkungan di alam terbuka
diharapkan dapat melatih kemandirian dan kecintaan para pelajar sebagai
generasi penerus bangsa terhadap lingkungan hidup sejak dini dan
memotivasi para guru untuk mengembangkan pembelajaran lingkungan
hidup.
2. Melatih Kemandirian dan Kecintaan Para Pelajar sebagai Generasi Penerus
bangsa terhadap Lingkungan Hidup Sejak Dini kepada para siswa dan guru
melalui pembelajaran di alam terbuka.
3. Mendorong dan meningkatkan nilai-nilai social dan lingkungan serta
partisipasi aktif siswa dan guru atas penanganan persoalan lingkungan yang
terjadi.
4. Memfasilitasi pertukaran informasi, pengalaman dan keterampilan siswa
serta guru berkaitan dengan isu Kerusakan Lingkungan
5. Membangun dan mengembangkan komunikasi dan kerjasama antar
sekolah Adiwiyata atau sekolah yang peduli lingkungan dan memotivasi
Para Guru untuk Mengembangkan Pembelajaran Lingkungan Hidup.
6. Peserta Kemah Hijau adalah sekolah yang sudah memperoleh penghargaan
Adiwiyata Mandiri, Nasional dan Provinsi.
Tujuan umum :
1. Mengenalkan dan memberi wawasan lingkungan dan permasalahannya
sedini mungkin ke anak-anak dan remaja.
2. Mengembangkan sikap positif dan peduli lingkungan pada anak dan remaja
melalui pengembangan kerjasama tim, disiplin, tanggung-jawab, potensi diri,
dan kemampuan manajerial.
3. Melatih dan mengembangkan kesadaran akan pentingnya masyarakat
memiliki lingkungan yang diawali melalui pengembangan kegiatan peduli
lingkungan dan kebiasaan hijau di sekolah
4. Mengembangkan jaringan diantara anak dan remaja sehingga sedini
mungkin muncul kader yang peduli tentang lingkungan
Tujuan khusus :
1. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang ketergantungan manusia
akan ketersediaan air bersih yang berasal dari sumber air.
2. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pentingnya konservasi
hutan dataran tinggi dan sumber air
3. Memberikan pemahaman kepada peserta penyebab semakin berkurangnya
sumber air khususnya di wilayah hutan dataran tinggi.
- Garda Lingkungan
Pada tahun 2013 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur telah mendidik
40 orang sebagai Garda Lingkungan yang berada di sekitar Kali Surabaya dan
DAS Brantas.
Garda Lingkungan juga dilibatkan dalam kegiatan Patroli Air Kali Surabaya.
Upaya Pemecahannya
- Perlu dirumuskan sistem penilaian yang lebih baik sehingga ruang lingkup
penilaian bisa menjangkau wilayah yang lebih luas.
- Walaupun berdasarkan PP 41 Tahun 2007 masih memungkinkan bagi daerah
untuk menggabungkan urusan bidang lingkungan hidup dengan urusan lain
yang serumpun akan tetapi mengingat tugas dan fungsi lembaga PLH sesuai
dengan PP Nomor 38 Tahun 2007 yang sangat luas maka tanpa mengurangi
kewenangan daerah kelembagaan yang melaksanakan urusan bidang
lingkungan hidup hendaknya tidak di gabung dengan urusan lain
- Dilakukan pembinaan secara intensif baik dari Provinsi maupun Pusat dalam
pelaksanaan penyusunan laporan Standar Pelayanan Minimal
Kabupaten/Kota sesuai dengan Permen. LH No. 20 Tahun 2008.
- Perlunya penegakan hukum yang lebih tegas terhadap perusahaan/industry
yang membuang effluent limbah tidak sesuai bakumutu limbah yang sudah
ditetapkan.
d) Penghargaan yang diterima baik Nasional maupun Provinsi
Tabel 4.8.1.23
Perolehan Adipura Tahun 2013
Uraian 2013
Kota Metropolitan 1
Kota Besar 1
Kota Sedang 13
Kota Kecil 22
Tabel 4.8.1.24
Perolehan Adiwiyata Tahun 2013
Uraian 2013
Adiwiyata Mandiri 45
Adiwiyata/Adiwiyata 73
Nasional
4. URUSAN PEKERJAAN UMUM
Tabel 4.3.1.1
Capaian Kinerja Urusan Infrastruktur Jalan Tahun 2012 2013
Dari tabel di atas, nilai kemantapan jalan tahun 2013 sebesar 88,40% dan tahun
2012 sebesar 85,73% ini berarti terjadi peningkatan kemantapan sebesar 2,67%
atau 133,5% dari target peningkatan kemantapan di renstra sebesar 2%.
Kemantapan ini berupa kerataan permukaan perkerasan sehingga nyaman untuk
berkendara namun tidak memperhitungkan kekuatan struktur jalannya.
Kemantapan ini diperoleh dari pelaksanaan pemeliharaan rutin tambal sulam dan
pemeliharaan berkala serta peningkatan jalan. Pemeliharaan rutin dan berkala
hanya untuk lapisan permukaan perkerasan saja sehingga tidak menambah nilai
struktural jalan. Sehingga kemantapan jalan yang didapat dari pelaksanaan
pemeliharaan rutin dan berkala berupa kemantapan marjinal dan kemantapan
struktural jalan didapat dari pelaksanaan peningkatan.
Untuk persentase penyelesaian jalan dan jembatan lintas selatan Jawa Timur
mengalami fluktuasi (seperti terlihat dalam Tabel 2) seiring dengan kesiapan lahan
dan besaran anggaran yang tersedia tiap tahunnya. Pembangunan Jalan Lintas
Kendala utama dari proyek ini adalah keterbatasan anggaran APBD dari tahun ke
tahun akibat dari hal tersebut, pada tahun 20112013 seluruh alokasi pembangunan
jalan lintas selatan digunakan untuk pembangunan jembatan lintas selatan, sehingga
capaian kinerja indikator pembangunan jalan lintas selatan adalah 0,00 %.
PENGHARGAAN NASIONAL :
Tabel 4.3.1.2
Pencapaian Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Th 2013
Kegiatan Satuan 2013
Peningkatan
1 Km 176,07 176,09 67,12 68,115 38,12 101,48
Jalan
KONDISI TOPOGRAFI
Sekitar 65 % panjang JLS berada di daerah pegunungan dan dekat
dengan pantai sehingga memiliki grade > 12%
AKSESIBILITAS RENDAH
Km 1,509,640 1,556,621
Mantap
% 85,73 88.40
Rusak ringan Km 211,574 181,791
Km 251,274 204,291
Tidak Mantap
% 14,27 11.60
- Pola pemakaian air irigasi di tingkat petani masih cukup tinggi, serta
terjadi penyimpangan pengambilan air yang telah disepakati dalam
rencana tata tanam dan pola alokasi air.
- Pemanfaatan sumur air dangkal untuk irigasi yang berlebihan
sehingga berpengaruh terhadap penurunan muka air tanah dan
menyebabkan kekeringan pada sumur-sumur penduduk.
5.1 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA
TIMUR
1) Program Pengembangan Kinerja Pembangunan Air Minum dan Air
Limbah
a) Pagu dan Realisasi Program
Program Pengembangan Kinerja Pembangunan Air Minum dan Air
Limbahdengan pagu Rp. 31.598.581.200,00 dan realisasi sebesar Rp.
17.890.914.066,00 yang secara rinci masing-masing realisasi anggaran
kegiatan serta capaian ukuran keberhasilannya dapat dilihat pada
Lampiran Matrik 16 kolom.
Program didukung oleh 4 (empat) kegiatan yaitu Penyediaan Sarana Air
Limbah; Pembangunan Sarana Air Bersih di Perdesaan; Pembangunan
Sarana Air Bersih Regional; Pendataan dan Pemetaan Potensi Kawasan
Rawan Air.
CAPAIAN TARGET
No. SASARAN/INDIKATOR
2013 2014
1 Pelayanan Air Minum
- Perkotaan 61,89 70,49
- Perdesaan 59,38 65,18
2 Pelayanan Air Limbah
- Perkotaan 74,26 78,97
- Perdesaan 48,22 57,73
3 Pelayanan Persampahan
- Perkotaan 79,11 86,57
4 Drainase 76,34 85,37
Tabel 4.3.3.1
Perkembangan Pelaksanaan Renovasi RTLH di Provinsi Jawa
Timur
TOTAL 9400
provinsi.
- Terciptanya pengendalian pemanfaatan ruang dalam
penataan/pengembangan wilayah provinsi yang meliputi indikasi
arahan peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi
- Tersedianya Luasan RTH Publik Sebesar 20% dari Luas Wilayah
Kota/Kawasan Perkotaan.
- Arahan bagi masyarakat dalam pembangunan fisik kawasan.
- Pedoman bagi instansi dalam menyusun zonasi dan pemberian
perijinan kesesuaian lahan dengan peruntukan lahan.
- Terwujudnya keserasian pemanfaatan dan pengendalian ruang
dalam pembangunan yang berkelanjutan.
- Tercapainya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan antar
wilayah.
- Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang dan kawasan strategis
Kabupaten/Kota.
- Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Pengendalian Ketat
Kawasan Sekitar Bandara Juanda.
- Terpenuhinya perizinan pemanfaatan ruang di 38
kabupaten/kota.
- Penyusunan RTR Kawasan Agroindustri Kab.Gresik dan Kab
Lamongan.
- Tercapainya fungsi pengendalian kebijakan insentif-disinsentif
penataan ruang.
- Terpenuhinya ruang terbuka hijau di 21 kota besar.
- Menjamin dan menjaga kualitas BWP minimal yang ditetapkan.
- Menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan
penggunaan lahan yang tidak sesuai.
- Penyusunan RTR Kawasan Strategis (Hightech Industrial) di
Kabupaten Gresik dan Kota Kediri.
- Terpenuhinya perencanaan kebutuhan dasar di kawasan strategis
dan cepat tumbuh.
- Terpenuhinya penyelesaian perselisihan dan pengenaan sanksi
permasalahan penataan ruang.
Hasil pelaksanaan program:
Program pemanfaatan ruang, kawasan strategis,kawasan
pedesaandi wilayah kabupaten/kota antara lain:
Solusi:
Sosialisasi ke masyarakat/stakeholder tentang sistem informasi Rencana
Tata Ruang yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Up date data dan informasi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah yang
disampaikan dalam website tata ruang.
- Pusat data dan pengelolaan website Bappeda Provinsi Provinsi Jawa Timur.
- Laporan Capaian Kinerja Bappeda Provinsi Jawa Timur.
- Dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Bappeda Tahun 2013.
c) Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
Masih ada SKPD yang menyampaikan data/informasi hasil pelaksanaan
pembangunan, laporan capaian kinerja dan bahan Reses DPRD tidak tepat waktu,
mengakibatkan terhambatnya penyusunan laporan atau informasi baik berupa
dokumen maupun audio visual.
Solusi
Koordinasi dengan SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Timur perlu lebih
ditingkatkan.
Timur sehingga terjadi kesetimbangan dalam pengelolaan fungsi air dari sisi
sosial, lingkungan hidup maupun dari sisi ekonominya.
Tersusunnya dokumen mengenai kerangka operasional pengelolaan irigasi
yang selaras dengan pengembangan sistem intensifikasi padi (SRI).
Tersusunnya dokumen yang memuat upaya untuk mengoptimalkan kearifan
lokal yang telah berkembang secara turun temurun di wilayah DAS Brantas
dalam pengelolaan sumber daya air demi terjaganya ketahanan pangan di
wilayah tersebut.
Tersusunnya dokumen yang memuat upaya untuk merumuskan sebuah
strategi yang cukup komprehensif dalam pengelolaan sumber daya air yang
dikaitkan dengan pengembangan sistem pertanian yang yang berkelanjutan.
Tersedianya dokumen Strategi Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah
Bidang Pertanian dan Kelautan Pasca RPJMD 2009 - 2014 Jawa Timur
Tersedianya dokumen Strategi Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah
Bidang Industri dan Perdagangan Jawa Timur Pasca RPJMD 2009 - 2014 Jawa
Timur
Tersedianya dokumen Strategi Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah
Bidang Koperasi dan UMKM Pasca RPJMD 2009 - 2014 Jawa Timur
Tersedianya dokumen Strategi Makro Ekonomi Jangka Menengah Jawa
Timur Pasca RPJMD 2009 - 2014 Jawa Timur
Tersedianya dokumen kebijakan dan rencana program strategi
pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
Dokumen strategi Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah dan Belanja
Daerah;
Dokumen berupa Pemetaan Sosial di Jawa Timur terkait dengan program dan
kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tangungjawab Sosial
Perusahaaan (TSP) dalam rangka sinergitas program pemerintah daerah
dengan perusahaan.
Dokumen strategi kebijakan Kemitraan Pembiayaan Pembangunan bidang
Kesehatan melalui Skema Kerjasama Pemerintah dengan Swasta.
Dokumen Evaluasi Kebijakan Program mbangunan Lingkup Bidang Prasarana
Wilayah
Dokumen Evaluasi Kebijakan Program Pembangunan Lingkup Bidang
Ekonomi
Dokumen Evaluasi Kebijakan Program Pembangunan Lingkup Bidang
Pemerintahan dan Kemasyarakatan
Tabel 4.18.1.1
Peningkatan Peranan Pemuda di Jawa Timur
Tahun 2012-2013
d) Penghargaan :
Juara umum pemuda pelopor tingkat nasional :
1. Juara I tingkat nasional bidang kelautan a/n IKHWAN ARIEF dari
Kabupaten Banyuwangi
2. Juara II tingkat nasional bidang Teknologi Tepat Guna (TTG) a/n
SOLIMIN, S.Pd dari Kab. Blitar
3. Juara IV tingkat nasional bidang Sosial budaya a/n ABD GHPFUR
dari Kab. Pasuruan
Tabel 4.18.1.2
Jumlah Wasit dan Atlet Berprestasi di Jawa Timur
Tahun 2013
ATLET PELATIH WASIT/JURI
NO CABOR DAE NAS INT DAE NAS INT DAE NAS INT
L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5
1 Atletik 494 355 40 29 4 5 229 53 21 2 1 0 271 90 51 9 2 1
Sepak
2 6356 140 119 4 2 2 633 14 56 0 1 0 555 7 111 0 3 0
Bola
Bola
3 1312 666 9 8 2 0 177 21 17 0 0 0 141 27 14 0 1 0
Basket
4 Gulat 192 61 10 1 2 1 34 31 4 0 0 0 19 1 5 0 0 0
5 Bridge 155 99 6 5 0 0 31 3 1 0 0 0 35 8 0 0 0 0
8 Judo 146 65 18 7 0 0 19 0 3 0 0 0 12 0 7 0 1 0
10 Hockey 40 34 1 0 0 0 8 2 0 0 0 0 5 2 0 0 0 0
Bulutangk
11 1657 462 7 3 0 0 150 28 1 0 0 0 146 17 5 0 0 0
is
Balap
12 199 55 19 6 5 2 38 4 7 0 0 0 22 4 5 0 3 0
Sepeda
Tenis
13 397 224 9 4 4 4 96 11 3 0 0 0 156 33 4 1 0 0
Meja
14 Renang 348 266 13 14 0 0 116 23 7 4 0 0 124 60 8 2 1 0
15 Soft Ball 14 27 1 0 0 0 2 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
23 Layar 4 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Kempo 82 43 11 2 0 0 17 3 4 0 0 0 31 5 29 3 0 0
27 Ski Air 23 16 0 0 0 0 4 5 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
Sepatu
28 102 21 6 6 0 0 13 1 2 0 0 0 8 0 1 0 0 0
Roda
Drum
29 5026 5959 90 105 0 33 180 20 16 0 1 0 55 19 13 0 0 0
Band
30 Bilyard 127 11 1 0 0 0 23 1 0 0 0 0 17 1 0 0 0 0
Aero
31 33 2 10 1 2 0 4 1 1 0 0 0 0 0 3 0 0 0
Sport
32 Golf 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panjat
33 244 122 8 9 0 3 32 5 1 0 0 0 20 1 1 0 0 0
Tebing
34 Bowling 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Angkat
35 45 8 2 0 0 0 14 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0
Besi
36 Squash 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 Berkuda 23 5 2 0 0 0 4 0 1 0 0 0 4 0 0 0 0 0
Tae Kwon
38 182 128 4 3 1 0 64 20 3 0 0 0 37 10 6 0 0 0
Do
Sepak
39 648 176 13 0 2 2 186 10 2 0 0 0 66 6 0 0 0 0
Takraw
40 Wushu 97 64 3 2 1 0 20 1 0 0 0 0 12 3 2 0 0 0
BPOC
41 104 46 1 0 0 1 28 8 1 0 0 0 16 6 0 0 0 0
(Cacat)
42 PERWOSI 46 388 0 0 0 0 10 27 0 0 0 0 8 19 0 0 0 0
43 SIWO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BAPORSE
44 5 5 0 0 0 0 11 3 0 0 0 0 11 3 0 0 0 0
NI
45 BAPOPSI 90 65 1 0 0 0 20 7 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0
46 BAPOMI 15 6 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
255 132 55 29 33 65 24 27 49 38
JUMLAH 35 65 21 8 1 27 18 1
01 66 9 4 27 1 2 42 3 6
Tabel 4.18.1.3
Pemberdayaan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Daerah
(15 PPLPD) di Jawa Timur tahun 2013
Tabel 4.18.1.4
Data Guru Pendidikan Jasmani di Jawa Timur
Tahun 2013
Jumlah
No Nama
Laki Laki Perempuan Total
Tabel 4.18.1.6
Daftar Perolehan Medali Pekan Olahraga Pelajar Nasional
(POPNAS) Tahun 2013 di DKI JAKARTA
JUMLAH PEROLEHAN MEDALI JUMLAH
No KAB/KOTA KET
EMAS PERAK PERUNGGU TOTAL
1 DKI JAKARTA 64 49 41 154 I
2 JAWA TIMUR 43 45 47 135 II
3 JAWA BARAT 29 26 53 108 III
4 JAWA TENGAH 26 26 29 81
5 SUMATERA BARAT 12 9 19 40
Solusi
1. Meningkatkan infrastruktur melalui penciptaan peluang
penanaman modal serta koordinasi dengan Instansi sektoral
penyedia infrastruktur;
2. Mendorong kemitraan PMA dan PMDN serta kebijakan
pemanfaatan bahan baku lokal bagi PMA;
3. Memperbaiki iklim investasi yang berdaya saing melalui
peningkatan pelayanan dan mempromosikan peluang investasi
unggulan;
4. Mengusulkan pemberian insentif daerah (Provinsi,
Kabupaten/Kota) dan kemudahan investasi bersama/kota.
2) Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
a. Pagu dan Realisasi
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 14.517.100.000,00
dengan realisasi sebesar 89.70% atau sebesar Rp. 13.022.550.677,00
secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan serta capaian
ukuran keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 Kolom.
Program ini didukung dengan enam kegiatan yaitu:
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;
- Fasilitasi, Koordinasi, Sinkronisasi, dan Validasi Data Investasi
PMA, PMDN dan Non PMA/PMDN;
- Optimalisasi Tata Cara dan Prosedur Penanaman Modal;
- Pengembangan Sistem Informasi Penanaman Modal;
REALISASI INVESTASI
Trilyun Rupiah
Solusi
- Meningkatkan sinergitas dan keterpaduan pelaksanaan
pengawasan dan pengendalian investasi melalui sistem
pelaporan LKPM secara online.
- Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur secara proaktif
memberikan informasi dan peringatan kepada penanam modal
yang belum atau terlambat dalam menyampaikan LKPM.
- Mendorong calon investor untuk menanamkan modalnya di luar
Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Probolinggo, Pasuruan, dll.
TW. 4 TW. 4
URAIAN SATUAN %
NO 2012 2013
1 Total Koperasi Unit 29.159 30.741 5,43
1 Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) Kab./ Kota 5,292 1.12 5,642 1.32
kelulusan TKI merupakan salah satu syarat utama agar bisa bekerja ke
luar negeri, (2) pemberlakuan Sisko KTKLN (Sistem Komputerisasi
Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri), dimana KTKLN menjadi dokumen
yang harus dimiliki oleh TKI yang akan bekerja ke luar negeri, serta (3)
pengetatan pengiriman TKI ke luar negeri dalam bentuk pemberlakuan
moratorium penempatan TKI ke beberapa negara tujuan penempatan
khususnya untuk sektor domestic worker.
- Penempatan sebagai tenaga kerja kontrak melalui Perusahaan
Penyedia Jasa Pekerja (PPJP) pada tahun 2012 sebanyak 112.511 orang
atau 23,79 persen dari total angka penempatan. Sedangkan pada tahun
2013, penempatan tenaga kerja kontrak melalui PPJP menunjukkan
penurunan sebesar 71,30 persen atau berjumlah 32.295 orang (7,56
persen dari total angka penempatan di tahun 2013). Penurunan yang
signifikan ini dikarenakan adanya moratorium dan pengetatan
perijinan bagi operasional PPJP di Jawa Timur guna meminimalkan
penyimpangan terhadap penempatan tenaga kerja kontrak yang tidak
sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian
Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain, serta Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain, sehingga
menyebabkan kerugian moril dan/atau materiil kepada pekerja
kontrak yang bersangkutan.
Berkenaan dengan penempatan tenaga kerja ke luar negeri, berikut
adalah perkembangan penempatan TKI ke luar negeri berdasarkan jenis
kelamin maupun jenis jabatan formalinformal ke luar negeri, khususnya
melalui pemberangkatan embarkasi Bandara Juanda Surabaya, beserta
nilai remitansinya selama 2 (dua) tahun terakhir :
Tabel. 4.14.1.2
Capaian Kinerja Penempatan TKI Ke Luar Negeri Berdasarkan Jenis
Kelamin Melalui Embarkasi Bandara Juanda Tahun 2012 - 2013
(74,73 persen dari total penempatan AKAN), sementara di tahun 2013 TKI
perempuan sebanyak 37.613 orang (71,55 persen dari total penempatan
AKAN) atau turun sebesar 25,99 persen dibanding tahun 2012. Adapun
penempatan TKI laki-laki pada tahun 2012 sebanyak 17.184 orang (25,27
persen dari total penempatan AKAN), sedangkan di tahun 2013 jumlah
penempatan TKI laki-laki sebanyak 14.958 orang (28,45 persen dari total
penempatan AKAN) atau mengalami penurunan sebesar 12,95 persen
dibanding tahun sebelumnya. Hingga saat ini, penempatan tenaga kerja ke
luar negeri selalu didominasi oleh tenaga kerja perempuan. Hal ini
dikarenakan jumlah peluang kerja di luar negeri terbanyak masih
didominasi oleh jabatan Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) yang
menurut syarat jabatannya lebih mengarah pada tenaga kerja perempuan.
Meski demikian, saat ini TKI yang menduduki jabatan PLRT yang selama
ini dikategorikan sebagai TKI informal secara bertahap diarahkan menjadi
TKI nonformal profesional melalui berbagai pelatihan, uji kompetensi
calon TKI, hingga pembekalan akhir pemberangkatan.
Tabel. 4.14.1.3
Capaian Kinerja Penempatan TKI FormalInformal ke Luar Negeri
Melalui Embarkasi Bandara Juanda Beserta Nilai Remitansinya Tahun
2012-2013
Pemecahan masalah :
1) Untuk meningkatkan penyerapan/penempatan tenaga kerja di sektor
formal, dilakukan upaya-upaya :
- Optimalisasi Pusat Layanan Karir Terpadu (PLKT)
Disnakertransduk Prov. Jawa Timur sebagai pusat informasi pasar
kerja sekaligus pusat layanan penempatan kerja yang memfasilitasi
pencari kerja, perusahaan pemberi kerja, maupun kalangan
pendidikan dan mitra kerja lainnya;
- Optimalisasi job market fair (bursa kerja terbuka) baik dalam skala
besar maupun skala kecil dalam bentuk mini job market fair yang
dilaksanakan secara berkala/rutin;
- Penyuluhan dan bimbingan jabatan kepada siswa/dunia pendidikan
agar lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi dan memilih untuk bekerja akan lebih siap menghadapi
persaingan di dunia kerja;
- Penyebarluasan informasi pasar kerja secara online melalui website
www.infokerja-jatim.com, 3in1.net dan sms center untuk
mengoptimalkan penyerapan lowongan kerja di pasar kerja;
- Mengoptimalkan operasionalisasi Bursa Kerja Khusus melalui
pengembangan bursa kerja online dengan Kab./Kota;
- Mengoptimalkan fungsi Kios Three in One (3in1) di 16 UPT
Pelatihan Kerja untuk memasarkan program pelatihan sekaligus
menawarkan siswa yang telah dilatih di UPT Pelatihan Kerja agar
semakin banyak yang ditempatkan di sektor formal;
- Kerjasama dengan pihak-pihak yang berkontribusi tinggi terhadap
penyediaan peluang kerja di sektor formal maupun kalangan
perguruan tinggi dan sekolah menengah yang telah memiliki sarana
bursa kerja khusus, dalam rangka memperluas jejaring info kerja.
d) Penghargaan
Tabel. 4.14.1.4
Penghargaan di Bidang Penempatan Tenaga Kerja
Tahun 2012 - 2013
PIHAK YG
NO NAMA PENGHARGAAN DALAM RANGKA WAKTU
MENYERAHKAN
1 Outstanding Partner in Sebagai mitra/institusi/ Rektor Universitas 22 Juni 2012
Knowledge Sharing lembaga yang telah Surabaya (Ubaya),
memberikan informasi berbagi disaksikan Bpk. Gubernur
pengalaman dan kerjasama Jatim
dalam pengembangan Bursa
Kerja, pendampingan
wirausaha dan program
trafficking serta migrant
worker.
2 Nihil 2013
Tabel. 4.14.1.5
Tabel. 4.14.1.6
Capaian Kinerja Magang Dalam Negeri dan Magang ke Jepang
Tahun 2012 - 2013
JUMLAH PESERTA
NO JENIS MAGANG
THN 2012 THN 2013
1 Magang dalam negeri 1,512 3,991
2 Magang luar negeri (Jepang) 150 241
JUMLAH 1,662 4,232
Sumber: Disnakertransduk Prov. Jatim
Tabel. 4.14.1.7
Capaian Kinerja Uji Kompetensi Bahasa Negara Tujuan
Bagi Calon TKI ke Luar Negeri Tahun 2013
Jumlah peserta uji kompetensi bahasa negara tujuan bagi calon TKI
pada tahun 2013 menunjukkan penurunan, sejalan dengan turunnya
angka penempatan tenaga kerja ke luar negeri di tahun tersebut. Pada
tahun 2012, calon TKI yang mengikuti uji kompetensi bahasa negara
tujuan sebanyak 40.004 orang. Sedangkan posisi tahun 2013, peserta yang
mengikuti uji kompetensi bahasa negara tujuan sebanyak 17.766 orang.
Apabila dilihat dari komposisinya, uji kompetensi bahasa Mandarin dan
Kantonis adalah yang paling banyak diikuti oleh calon TKI. Pada tahun
2012, calon TKI yang mengikuti uji kompetensi bahasa Mandarin
sebanyak 46,93 persen, dan di tahun 2013 proporsinya naik menjadi 48,20
persen. Sedangkan uji kompetensi bahasa Kantonis di tahun 2012 sebesar
38,06 persen dan naik proporsinya pada tahun 2013 menjadi 41,04
persen. Banyaknya peserta uji kompetensi pada kedua bahasa tersebut
sejalan dengan tingginya angka penempatan TKI asal Jawa Timur ke
negara-negara di Asia.
Pemecahan Masalah :
1. Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui upaya-upaya:
- Pengembangan UPT Pelatihan Kerja (BLK) bertaraf internasional
untuk menghasilkan calon tenaga kerja profesional yang memiliki
keterampilan dan/atau kompetensi sehingga mampu bersaing di
pasar kerja baik di dalam maupun luar negeri. Hingga tahun 2012
telah dikembangkan 12 UPT Pelatihan Kerja ke arah bertaraf
internasional di Surabaya, Singosari, Jember, Kediri, Tuban,
Pasuruan, Mojokerto, Jombang, Madiun, Nganjuk, Tulungagung dan
Bojonegoro. Sedangkan di tahun 2013 terdapat penambahan 4
(empat) UPT PK bertaraf internasional, yaitu Wonojati-Malang,
Situbondo, Ponorogo dan Sumenep. Sehingga di tahun 2014
ditargetkan seluruh UPT PK telah ditingkatkan menjadi bertaraf
internasional.
- Implementasi pelatihan yang kurikulumnya berorientasi ke dunia
kerja melalui pelatihan berbasis kompetensi (Competency-Based
Training);
- Optimalisasi Kios 3 in 1 Plus Plus (pelatihan sertifikasi
penempatan, plus pemagangan dan kerjasama dengan perguruan
tinggi);
- Penambahan Tempat Uji Kompetensi (TUK) di UPT-UPT Pelatihan
Kerja untuk mendukung sertifikasi kompetensi sehingga seseorang
mendapatkan pengakuan kompetensi kerja pada profesi yang
dijalaninya. Hingga tahun 2013 telah dibentuk 28 (dua puluh
delapan) TUK di 11 (sebelas) UPT PK.
2. Untuk memenuhi kebutuhan Instruktur, secara bertahap dilakukan
pengadaan calon Instruktur. Meski demikian, perlu dilakukan upaya
lain untuk mempercepat proses pengadaan tenaga fungsional
Instruktur agar pelayanan pelatihan kerja dapat berjalan optimal.
3. Melalui sumber dana APBD maupun dukungan dari Kemenakertrans
secara bertahap dilakukan penambahan fasilitas/peralatan pelatihan
baru guna mendukung kegiatan pelatihan yang bisa mengikuti
perkembangan IPTEK dan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar
kerja.
4. Untuk memperluas informasi kepada masyarakat dan memudahkan
masyarakat mengakses informasi program pelatihan, dilakukan
sosialisasi secara konvensional (sosialisasi ke daerah-daerah binaan
yang menjadi wilayah kerja UPT PK, pemasangan spanduk, brosur dan
sebagainya) serta melalui media elektronik maupun non elektronik
(informasi melalui radio, website, surat kabar dan sebagainya).
d) Penghargaan
Tabel. 4.14.1.8
Penghargaan di Bidang Pelatihan dan Produktivitas
Tahun 2012 - 2013
PIHAK YG
NO NAMA PENGHARGAAN DALAM RANGKA WAKTU
MENYERAHKAN
1 PWI Jatim Award Atas komitmen dan Ketua PWI (Persa- 16 Maret 2012
kepeduliannya terkait tuan Wartawan
kompetensi tenaga kerja. Indonesia) Jatim
BNSP Competency Atas komitmen dan peran Ketua BNSP 21 Nop 2012
Award 2012 Pemprov. Jatim dalam mem- (Badan Nasional
bangun dan meningkatkan Sertifikasi Profesi)
kompetensi SDM Indonesia.
Pelayanan Publik Pelayanan Publik Gubernur Jawa Thn 2012
Kategori Baik untuk UPT Timur
Pelatihan Kerja Kediri
Tabel 4.14.1.9
Capaian Kinerja Program PPA-PKH (Pengurangan Pekerja Anak
dalam rangka mendukung Program Keluarga Harapan)
Tahun 2012 - 2013
JUMLAH
TAHUN
KABUPATEN SHELTER PEKERJA ANAK
2012 16 67 2,010
2013 17 76 2,280
JENIS PENGHARGAAN
NO
YANG DIBERIKAN 2012 2013
Tabel. 4.14.1.11
Capaian Kinerja Pemeriksaan dan Pengujian di Bidang Hiperkes dan
Keselamatan Kerja
Tahun 2012 - 2013
JML PERUSAHAAN YANG DIPERIKSA/DIUJI
NO URAIAN
THN 2012 THN 2013
Pemecahan Masalah :
1. Optimalisasi tugas dan fungsi Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan
Ketenagakerjaan untuk mengimplementasikan sistem pengawasan
ketenagakerjaan secara komprehensif.
Tabel 4.14.1.12
Capaian Kinerja Keadaan Perkara Perselisihan Hubungan Industrial
yang Masuk ke Pengadilan Hubungan Industrial serta Kasus Mogok/Unjuk
Rasa Tahun 2012 - 2013
JENIS
NO THN 2012 THN 2013
KELEMBAGAAN
1 Serikat Pekerja 2,370 perusahaan 2,451 perusahaan
Tabel. 4.14.1.14
Capaian Kinerja Upah Minimum Kab./Kota (UMK) dan Kebutuhan Hidup
Layak (KHL) Tahun 2012 - 2014
RATA-RATA JATIM 933.120 969.250,38 96,27 1.139.730 1.072.959 106,49 1.314.941,76 1.257.456 104,57
Seluruh UMK (Upah Minimum Kab./Kota) di Jawa Timur saat ini telah
melebihi 100 persen KHL (Kebutuhan Hidup Layak). Secara terinci,
perkembangannya adalah sebagai berikut: Pada Tahun 2012 rata-rata
UMK Jawa Timur sebesar Rp. 933.120,- dan rata-rata KHL Rp. 969.250,38,-
(rata-rata UMK Jawa Timur = 96,27 persen dari rata-rata KHL), dengan
UMK terendah Rp. 745.000,- (Kab. Ponorogo) dan UMK tertinggi Rp.
1.257.000,- (Kota Surabaya dan Kab. Gresik). Di tahun 2013, rata-rata UMK
Rp. 1.139.730,- dan rata-rata KHL Rp. 1.072.959,- (rata-rata UMK Jawa
Timur = 106,49 persen dari rata-rata KHL), dengan UMK terendah Rp.
866.250,- (Kab. Magetan) dan UMK tertinggi Rp. 1.740.000,- (Kota
Surabaya dan Kab. Gresik). Sedangkan yang terbaru yaitu UMK Jawa Timur
Tahun 2014, rata-rata UMK sebesar Rp. 1.314.941,76,- dan rata-rata KHL
Rp. 1.257.456,- (rata-rata UMK Jawa Timur = 104,57 persen dari rata-rata
KHL), dengan UMK terendah Rp. 1.000.000,- (Kota Blitar, Kab. : Blitar,
Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Magetan) dan UMK tertinggi Rp.
2.200.000,- (Kota Surabaya).
Secara keseluruhan, rata-rata UMK di Jawa Timur tahun 2012 ke 2013 naik
secara signifikan sebesar 22,14 persen. Sedangkan tahun 2013 ke 2014
rata-rata UMK Jawa Timur mengalami kenaikan 15,37 persen. Dengan
nilai UMK seluruh Kab./Kota saat ini yang seluruhnya telah melebihi 100
persen nilai KHL, menunjukkan bahwa secara bertahap dunia usaha di
Jawa Timur semakin memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan
pekerjanya.
Pemecahan Masalah :
- Terus mendorong upaya-upaya pembentukan LKS Tripartit melalui
sosialisasi, pemberdayaan maupun revitalisasi LKS Tripartit agar
keberadaannya bisa menyeluruh di 38 Kab./Kota. Dengan demikian
persoalan-persoalan menyangkut buruh dan perusahaan dapat tuntas
di forum resmi tersebut.
- Mendorong pembentukan LKS Bipartit di perusahaan sehingga fungsi
dialog pengusaha dan pekerja berjalan optimal dan hubungan industrial
yang harmonis, dinamis dan berkeadilan di tempat kerja dapat berjalan
dengan baik.
- Optimalisasi tugas dan fungsi Tim Unit Reaksi Cepat (URC) dan Deteksi
Dini Pencegahan dan Penanganan Masalah Hub. Industrial, untuk
menangani dan mencegah permasalahan perselisihan hubungan
industrial secara cepat, tepat dan tidak berdampak.
5) Program Kependudukan
a) Pagu dan Realisasi Progaram
Program Kependudukan dengan pagu anggaran sebesar Rp.
8.229.000.000,00 dengan realisasi 7.929.140.275,00 atau 96,36% secara
rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran
keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 Kolom.
b) Sasaran Program Kependudukan bertujuan untuk (1) Terlaksananya
sistem NIK dan kepemilikan Dokumen Penduduk menuju administrasi
kependudukan di Jawa Timur, (2) Terlaksananya SIAK dalam pelayanan
pendaftaran penduduk dan catatan sipil, dan (3) Terlaksananya
sinkronisasi dan penyelarasan kebijakan kependudukan di Jawa Timur.
Program ini didukung oleh 3 (tiga) kegiatan, meliputi :
a. Penataan Administrasi Sistem Nomor Induk Kependudukan (NIK).
b. Pembangunan dan Pengembangan SIAK Terpadu.
c. Fasilitasi Sosialisasi, Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Kebijakan
Umum dan Identitas Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil.
Secara umum, data kinerja program kependudukan adalah sebagai berikut
:
Tabel. 4.14.1.15
Capaian Kinerja Kepemilikan KTP di Jawa Timur
Tahun 2012 - 2013
Tabel 4.14.1.16
Capaian Kinerja Kepemilikan Akta Kelahiran di Jawa Timur
Tahun 2012 2013
Tabel. 4.14.1.17
Capaian Kinerja Perekaman Data e-KTP
Tahun 2013
REALISASI SISA YG BELUM
JML WAJIB
TAHUN KAB./KOTA PEREKAMAN DATA TEREKAM
KTP
JML % JML %
Kabupaten :
Pcitan, P.rogo, T.galek, T.agung, Blitar,
Kediri, Malang, Lumajang, Jember,
Banyuwangi, Bondowoso, S.bondo,
Probolingggo, Pasuruan, Sidoarjo,
M.kerto, Jombang, Nganjuk, Madiun,
2013 Magetan, Ngawi, B.negoro, Tuban, 29,606,800 26,068,959 88.05 3,537,841 11.95
Lmongan, Gresik, Bangkalan,
Sampang, Pmekasan, Smenep.
Kota :
Kediri, Blitar, Malang, P.linggo,
Pasuruan, M.kerto, Madiun, Surabaya,
Batu.
Transmigrasi Umum
2 619 92,53 1.861 92,73 766 96,11 2.250 95,74
(TU)
d) Penghargaan
Tabel 4.14.1.19
Penghargaan di Bidang Mobilitas Penduduk Tahun 2013
NAMA PIHAK YG
NO DALAM RANGKA WAKTU
PENGHARGAAN MENYERAHKAN
1 Nihil Thn 2012
Keberhasilan daerah
Transmigration berkenaan dengan Menteri Tenaga Kerja 3 Desember
2
Award kebijakan yang unggul dan Transmigrasi 2013
dari daerah
Sumber: Disnakertransduk Prov. Jatim
Sedangkan konsumsi jagung, ubi kayu, ubi jalar dan umbi lainnya
cenderung mengalami peningkatan, selengkapnya dapat dilihat pada tabel
4.21.1.1 berikut ini.
Tabel 4.21.1.1
Konsumsi (kg./kap./th.)
No. Kelompok / Komoditas
2011 2012
1 Padi-padian
2 Umbi-umbian
- Kentang 1,2 -
terutama anak Sekolah Dasar terhadap produk pangan olahan serta guna
menumbuhkan minat dan kecintaan masyarakat untuk mengkosumsi pangan
lokal dilakukan berbagai kegiatan yaitu :
Tabel 4.21.1.2
Bantuan Sosial dan Hibah Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP)
Paket/Unit
No. Kabupaten/Kota Kantin Warung
P2KP MP-ASI
Sekolah Desa
1 Kab. Bangkalan 5 5
2 Kab. Banyuwangi 5 1
3 Kabupaten Blitar 5 5
4 Kab. Bojonegoro 5 5 14
5 Kab. Bondowoso 5 5 1
6 Kab. Gresik 5 8
7 Kab. Jember 12
8 Kab. Jombang 5 5 12 1
9 Kab. Kediri 5 10 1
10 Kab. Lamongan 5 5 12 1
11 Kab. Lumajang 5
12 Kab. Madiun 5 5
13 Kab. Magetan 5 1
14 Kab. Malang 5 5 12 1
15 Kab. Mojokerto 5 10
16 Kab. Nganjuk 5 5 10
17 Kab. Ngawi 5
18 Kab. Pacitan
19 Kab. Pamekasan 12 1
Paket/Unit
No. Kabupaten/Kota Kantin Warung
P2KP MP-ASI
Sekolah Desa
20 Kab. Pasuruan 5 10
21 Kab. Ponorogo 5 5 1
22 Kab. Probolinggo 5 5 1
23 Kab. Sampang 5 5 12
24 Kab. Sidoarjo 5 10
25 Kab. Situbondo 5 5 1
26 Kab. Sumenep 12
27 Kab. Trenggalek 5 5 12
28 Kab. Tuban 5 12
29 Kab. Tulungagung 5 5 14
30 Kota Batu 5 8 1
31 Kota Blitar 8
32 Kota Kediri 5 12
33 Kota Madiun 10
34 Kota Malang 5 8
35 Kota Mojokerto 8
36 Kota Pasuruan 5 10
37 Kota Probolinggo 8
38 Kota Surabaya 10
Jumlah 75 145 276 15
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Prov. Jatim
Permasalahan :
1) Produksi Beras Cerdas tiap bulannya masih bergantung jumlah
permintaan
2) Pelaporan perkembangan produksi Beras Cerdas.
Untuk mengoptimalkan kegiatan telah dilakukan berbagai bentuk
sosialisasi, promosi dan publikasi yang sudah dilaksanakan dalam
pengembangan BERAS CERDAS, diantaranya :
1. Sosialisasi Beras Cerdas kepada Petugas Ketahanan Pangan di 38
Kab/Kota di Jawa Timur
2. Workshop Beras Cerdas kepada Pengusaha Pangan di Jawa Timur
3. Sosialisasi Pangan Lokal kepada Ibu PKK di 4 Bakorwil di Jawa Timur
4. Makan Bersama Beras Cerdas 2000 orang di Kota Malang
5. Mengikuti berbagai event pameran baik skala regional dan nasional
6. Lomba Cipta Menu B2SA berbasis Makanan Khas Daerah
Sosialisasi pangan lokal kepada Siswa dan Guru SD/MI secara berjenjang
dan berkesinambungan, bahwa masih banyak makanan pokok berasal
dari bahan baku lokal selain beras.
4.21.1.3
Ketersediaan Dan Konsumsi Pangan Strategis
Di Jatim Th. 2013
Th. 2013
No. Ketersediaan Ketersediaan Konsumsi Plus/Minus
1 Beras *) 7.309.527 3.395.045 3.914.482
2 Jagung *) 5.109.921 141.780 4.968.142
3 Kedelai *) 319.169 475.153 - 155.984
4 Kacang Tanah 304.566 15.328 289.239
5 Kacang Hijau 52.679 7.664 45.015
6 Ubi Kayu 3.864.015 559.454 3.304.561
271.984
7 Ubi Jalar 344.790 72.806
8 Gula 1.217.946 390.852 827.094
Januari September
9 Daging 357.543 229.913 127.630
10 Telur 289.790 275.895 13.895
11 Susu 569.388 72.806 496.582
12 Ikan 1.300.380 639.924 660.456
Tabel 4.21.1.4
Ketersediaan Energi, Protein Penduduk Jawa Timur
Tahun 20112013.
Propor
4.426, 97,0 118,8 88,7 4,397, 96,5 6.544, 145,2
1 si 113,63 86,73 98,10 92,64
85 6 4 5 98 4 00 2
Nabati
Propor
134,1 11.2
2 si 2,94 15,06 3,46 3,46 17,39 13,27 127,00 1,90 11,54 7,36
4 5
Hewani
4.560, 4.555, 6.671, 156,7
Total 100 133,9 100 100 131,02 100 100 100
98 75 00 6
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Prov. Jatim
Pemantapan ketersediaan pangan diupayakan melalui beberapa
kegiatan sebagai berikut ini :
pangan sebanyak 347 unit lumbung, terdiri dari 162 unit lumbung
dari APBD Provinsi Tahun 2013 melalui APBD dialokasikan dana
sebesar Rp. 5.000.000.000,- untuk pembangunan fisik dan pengisian
102 unit lumbung untuk pengisian, secara rinci dapat dilihat pada
tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 4.21.1.5
Penerima Bantuan Hibah Pembangunan Fisik Lumbung Pangan Tahun 2011
dan 2013 serta bantuan pengisian Th. 2012 dari APBD Provinsi.
Capaian Skor PPH Tahun 2012 sebesar 80,0 masih dibawah target, hal
ini disebabkan penurunan konsumsi padi-padian tidak diimbangi
dengan adanya kenaikan konsumsi dari kelompok pangan hewani,
kacang-kacangan, sayur dan buah-buahan. Walaupun demikian, skor
PPH Jawa Timur jauh melebihi skor PPH Nasional sebesar 75,4, seperti
tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 4.21.1.7
Skor PPH Nasional dan Provinsi Jawa Timur Th. 2013.
Skor PPH Nasional Skor PPH Prov. Jatim
No Kelompok Pangan Kalori % Skor Kalori % Skor
PPH PPH
1 Padi-padian 1167 58,4 25,0 1121 60,7 25,0
c. Optimalisasi Pekarangan
Pekarangan yang ada di Jawa Timur cukup luas mencapai
626.740 Ha. Apabila potensi pekarangan ini dikelola dengan baik dan
optimal akan memberikan kontribusi terhadap penyediaan pangan,
perbaikan gizi, pengurangan pengeluaran keluarga dan atau
menambah pendapatan keluarga. Optimalisasi pekarangan
diaplikasikan dalam kegiatan :
- Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari adalah
kawasan pengembangan aneka komoditas tanaman pekarangan,
ternak (kecil dan unggas), dan ikan secara terpadu sebagai
cadangan pangan hidup keluarga. Pelaksanaan kegiatan ini
melibatkan ibu-ibu Tim Penggerak PKK mulai tingkat provinsi
sampai dengan Dasa Wisma. Instansi pemerintah lebih diarahkan
pada tindakan motivasi, fasilitasi, stimulasi dan stabilisasi
gerakan tersebut. Kawasan Rumah Pangan Lestari (Rumah Hijau
2. Distribusi Pangan.
Distribusi pangan merupakan salah satu pilar terwujudnya
ketahanan pangan. Harga pangan merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk mengevaluasi kondisi pasokan, distribusi, dan
keterjangkauan/akses pangan oleh masyarakat. Harga pangan yang stabil
disepanjang waktu, terjangkau dan merata diseluruh wilayah,
mengindikasikan kondisi pasokan pangan cukup aman dengan distribusi
lancar.
per kg GKP. Begitu pula dengan harga GKG, kenaikan harga terjadi pada
saat paceklik dan harga turun terjadi dibulan-bulan panen raya. Harga
GKG tertinggi terjadi pada bulan Nopember mencapai Rp. 4.905,- per kg
GKG dan terendah pada bulan April mencapai Rp. 4.180,- per kg GKG.
Gambar 4. 21.1.1
Harga Rata-Rata ditingkat petani, penggilingan, GKG, Harga Beras
Medium dan Premium (Maret-Desember tahun 2013
8,000
7,000
Harga/Kg
6,000
(Rp)
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0
Mare
April Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
t
GKP Tk. Petani 3,277 3,237 3,327 3,350 3,662 3,834 4,083 4,206 4,168 4,065
GKP Tk. Penggilingan 3,400 3,340 3,425 3,425 3,783 3,968 4,208 4,380 4,415 4,255
GKG 4,189 4,180 4,208 4,322 4,563 4,595 4,680 4,797 4,905 4,848
Beras Medium 6,908 6,790 6,892 7,008 7,323 7,535 7,593 7,703 7,705 7,663
Beras Premium 7,621 7,406 7,515 7,656 7,951 8,281 8,392 8,466 8,452 8,435
Gambar 4.21.1.3
Perkembangan Rata-Rata Harga Cabe Merah Besar Ditingkat
Konsumen Selama Tahun 2013
milyar hanya terserap Rp. 850 juta untuk 3 LPG, sementara Rp. 400
juta dikembalikan karena 1 debitur a.n. UD Lestari Mulyo cq.
Sukemi Rusli melakukan penggantian agunan. Sehingga total
penyaluran Dagulir tahap II ini sebesar Rp. 5.500.000.000,- (lima
milyar lima ratus juta rupiah).
Tabel 4.21.1.9
Daftar Lpg Yang Mendaftar Untuk Bantuan Dana Bergulir Tahun
2013.
JUMLAH ALOKASI
NO KABUPATEN
PEMOHON DISETUJUI (Rp.)
1 TULUNGAGUNG 5 3 850.000.000
2 LAMONGAN 3 2 250.000.000
3 JOMBANG 15 12 2.750.000.000
4 BANGKALAN 1 1 450.000.000
5 LUMAJANG 2 1 250.000.000
6 PONOROGO 3 3 950.000.000
7 MALANG 3 - -
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Prov. Jatim
Pembina Ketahanan
1 Dr. H. Soekarwo Gubernur Jawa Timur
Pangan
Pelayan Ketahanan
Penyuluh Pertanian, Kec. Pangan
3 Titik Sriyani, SP.
Sumber Gempol Tulungagung - Penyuluh
Pendamping
Pelayan Ketahanan
Pangan
4 Supriyatno, SP. M.MA. Mantri Tani Kabupaten Kediri
- Penyuluh
Pendamping
Pelayan Ketahanan
Peneliti Balai Penelitian Aneka
5 Dr. M. Muchlish Adie Pangan
Kacang dan Umbi Malang
- Peneliti
Pelaku
Ketua Kelompok Tani Budi Pembangunan
6 Rohmad Margo Mulyo II, Kec. Ambulu Ketahanan Pangan
Jember - Pengembangan
Produksi
Pelaku
Pembangunan
Ketua Kelompok Tani Taman
7 H. Maniran Ketahanan Pangan
Makmur
- Pengembang
Produksi
Pelaku
Ketua Gapoktan Tani Makmur Pembangunan
8 Slamet Yacob Santosa Desa Oro-oro Ombo Ketahanan Pangan
Wetan Kec. Rembang Pasuruan - Pengembang
Produksi
Ketua Kelompok Tani Ternak Pelaku
9 Abdul Holik, S.Ag. Pancong Jaya Madura Desa Pembangunan
Waru Timur Kec. Waru Ketahanan Pangan
Jawa Timur berhasil menjadi juara I untuk kategori Kreasi Menu Beragam
Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis pangan lokal.
Tabel 4.11.1.1
Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Yang Tertangani
PPT Prov. Jatim
Dari table diatas dapat dilihat bahwa Selama dua tahun terakhir
jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak cenderung
meningkat. Pada tahun 2012 sebanyak 357 kasus dan pada tahun
2013 sebanyak 399 kasus atau meningkat 42 kasus atau 11%.
Peningkatan kasus kekerasan dan perdagangan perempuan dan
anak biasanya dipengaruhi karena pertumbuhan kasus. Tapi bisa
juga karena banyaknya korban yang sudah berani melapor, karena
masyarakat sudah mulai memahami tentang bahaya serta dampak
KDRT, Trafiking dan ESA, dan kualitas Penanganan Pelayanan
korban yang melapor di Pusat Pelayanan Terpadu juga sudah
dilayani dan ditangani dengan baik sesuai dengan SPM. Dalam
rangka mencegah dan menurunkan jumlah korban yang setiap
tahun cenderung meningkat diadakan Sosialisasi berbagai produk
hukum yang berkaitan dengan kasus KDRT, Non KDRT dan
Traffiking terus dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya.
Tabel 4.11.1.2
Jumlah Kab/Kota yang berpartisipasi dalam penilaian Administrasi P2WKSS
2013
NO. KABUPATEN/KOTA DESA/KELURAHAN KECAMATAN
Solusi :
- Para orang tua/pihak yang berkepentingan diharapkan
membimbing putra-putrinya, mencegah akses terhadap
pornografi, memberikan pembekalan diri tentang pendidikan
kesehatan yang benar sehingga perempuan dan anak dimampukan
untuk melindungi diri dan memperdayakan untuk lebih percaya
diri dalam mengatasi dampak negatif pornografi dan pelecehan
seksual;
- Mengintegrasikan program/kegiatan yang ada dalam upaya
mewujudkan pemenuhan hak anak serta perlindungan anak
terhadap kekerasan;
- Menginformasikan kepada dunia usaha, tempat kerja,
fasilitas/sarana umum tentang pentingnya manfaat Air Susu Ibu
(ASI) dan guna menyediakan tempat/ruang khusus untuk
menyusui/memerah serta menyimpan ASI;
- Melakukan koordinasi secara intens terhadap instansi lintas sektor
melalui implementasi program yang telah dituangkan dalam
Rencana Aksi Daerah yang ada dalam Gugus Tugas Traficking dan
Eksploitasi Seksual Anak (ESA);
- Bersama-sama dengan Swadaya Masyarakat melakukan sosialisasi
kepada lingkungan sekolah baik di tingkat SMU dan SLTP dan juga
melakukan advokasi/ pendampingan terhadap perempuan dan
anak korban kekerasan;
- Melakukan koordinasi secara intens terhadap instansi lintas sektor
melalui Gugus Tugas Kab/Kota Layak Anak (KLA);
- Mengkoordinasikan semua unsur sehingga dapat tertampung dan
terkondisi untuk keberlangsungan dan keberhasilan pelaksanaan
Gerakan Sayang Ibu (GSI).
Tabel 4.11.1.3
Data IPG dan IDG
TAHUN TAHUN
NO INDIKATOR KETERANGAN
2011 2012
Dari data di atas dapat dilihat bahwa secara umum pencapaian Indeks
pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Jawa Timur mengalami
peningkatan. Pada tahun 2011 IPM mencapai 72,18 dan mengalami
peningkatan tahun 2012 menjadi 72,54. Indeks pembangunan gender
Tabel 4.11.1.4
Jumlah akseptor yang terlayani untuk pemasangan alat kontrasepsi
Tabel 4.7.1.1
Peningkatan Prasarana Jembatan Timbang
Dinas Perhubungan Dan Llaj Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 2013
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
Pembangunan sarana dan prasarana
1
jembatan timbang
- Pagar Keliling m2 422.3 - 1.580,81
- Lahan Parkir m2 945.89 - -
- Peralatan dan perlengkapan
lokasi 7 - 3
penimbangan
- Penerangan JLn Umum (PJU) Unit - 50 50
- Papan Nama di Jembatan timbang Lokasi - 20 -
- Plengsengan Jembatan Timbang Lokasi - 1 -
- Rehabilitasi Ruang pelayanan lokasi - - 5
- Perawatan PJU JT Lokasi - - 11
- Rehabilitasi Rumah Genset Lokasi - - 2
- Pengadaan pemasangan genset Lokasi - - 6
- Pembangunan Rumah genset Lokasi - - 9
- Pembangunan Tower Repeater unit - - 2
- Pemagaran lahan tower repeater lokasi - - 4
- Perbaikan penangkal petir unit - - 1
- Penggantian platform JT Trowulan unit - - 1
Pembangunan dan Peningkatan Jalan
2 lokasi 6 4 2
Keluar Masuk Jembatan Timbang
Pembangunan dan Peningkatan Gudang
3 lokasi 4 4 4
Jembatan Timbang
Pengembangan Sistem Informasi
4 lokasi 20 20 20
Jembatan Timbang
Sumber: Dinas Perhubungan dan LLAJ Prov. Jatim
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
Survey Karakteristik lalu lintas pada ruas jalan
1 Ruas Jalan 4 2 2
utama di Jawa Timur
2 Kajian Indeks Kepuasan Masyarakat Dokumen - 1 1
Manajemen Perencanaan Teknis Sektor
4
Perhubungan
- Dokumen Perencanaan Pengembangan
Dokumen 45 33 69
Transportasi
- Rapat Koordinasi dan sinkronisasi
Rapat 13 13 9
pengembangan transportasi
- FGD Rapat 0 4 10
Tabel 4.7.1.3
Tabel Perawatan Sarana Prasarana Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan Dan
Gedung Operasional
Dinas Perhubungan Dan LLAJ Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 2013
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
1 Pemeliharaan dan perawatan rambu lalu lintas buah 285 200 700
Pemeliharaan dan Perawatan Pagar Pengaman
2 meter 220 100 348
Jalan (Guard Rail)
3 Pemeliharaan dan perawatan RPPJ buah 4 4 4
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
Koordinasi Teknis Bidang Perhubungan
1 dan LLAJ antar Kabupaten/Kota dan Orang 280 320 320
Provinsi
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
Standarisasi ISO 9001; 2000 Pelayanan
2 Lokasi 2 4 12
Angkutan Penumpang dan Barang
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
dipasang di Kab. Mojokerto 75, Pasuruan 75 dan Pacitan 96, Kab. Magetan 24,
Kab. Ponorogo 24, Kab. Sumenep 10.
Selama dua tahun terakhir kegiatan peningkatan ketersediaan dan
kelaikan sarana dan prasarana LLAJ dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7.1.6
Tabel Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas LLAJ
Dinas Perhubungan Dan LLAJ Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 2013
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
Pengadaan dan pemasangan RPPJ model
1 unit 5 5 5
F
Pengadaan dan pemasangan RPPJ model
2 unit 3 1 1
Bando
3 Pengadaan dan pemasangan paku marka buah 1,500 300 350
- Guardrail Meter - - 72
Sumber: Dinas Perhubungan dan LLAJ Prov. Jatim
Tabel 4.7.1 7
Pelayanan Angkutan Lebaran
Transpotasi Jalan Dinas Perhubungan Dan
LLAJ Provinsi Jawa Timur TAHUN 2011 2013
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
Peningkatan Pelayanan angkutan
1 Orang 330 330 680
Lebaran, Natal dan Tahun Baru
Penyelenggaraan Angkutan Mudik dan
Balik Gratis (termasuk penyediaan
2 orang 7,500 15,000 16.500
bingkisan perjalanan dan petugas
pendamping di setiap kendaraan)
Tabel 4.7.1.8
Pembinaan Teknis SDM Angkutan Jalan
Dinas Perhubungan Dan LLAJ Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 2013
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
Pembinaan teknis petugas Penyidik PNS
1 Bidang LLAJ dengan kabupaten / kota se Orang 100 100 100
Jawa Timur
Pendidikan Kemasyarakatan Produktif
2 melalui Pertemuan/Pembinaan Penguji Orang 300 200 300
Kendaraan Bermotor
Pendidikan Kemasyarakatan Produktif
3 melalui Pembinaan Pengusaha Karoseri dan Orang 180 90 200
Konstruksi Kendaraan Bermotor
Tabel 4.7.1.9
Peningkatan Fasilitas Keselamatan Kereta Api
Dinas Perhubungan Dan LLAJ Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 2013
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
1 Pengadaan dan Pemasangan Alarm Early Unit 17 25 25
Early Warning System di Perlintasan
Sebidang Kereta Api se-Jawa Timur
Tabel 4.7.1.10
Peningkatan Prasarana Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan
Dinas Perhubungan Dan LLAJ Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 2013
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
1 Pemeliharaan, rehabilitasi
prasarana dermaga sungai, danau
dan penyeberangan (Bawean)
- Rehabilitasi fender Set 3 - -
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
- Rumah dinas Unit 1 - -
2 Pembangunan Pelabuhan
Penyeberangan Ketapang
Kabupaten Banyuwangi
- Perkuatan Beaching Plate Paket 1 - -
Tengah&Utara
- Pebangunan Talud dan jalan M - 6,419 -
penghubungan antara Dermaga
MB dan LCT
-Pembangunan Site Pile Beton Titik 107 - -
- Reklamasi m2 - 9,732.00 -
sejumlah 6 unit dang anti santun 36 unit objek bangunan. Pemeliharaan 2 unit
SBNP di Kabupaten Sampang dan Bangkalan serta pemeliharaan 4 unit MAWS
di Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sampang, Kabupaten Probolinggo dan
Kabupaten Pacitan. Pekerjaan pembangunan perpanjangan causeway
Pelabuhan Laut Giliraja Kabupaten Sumenep sepanjang 61,2 m2 (20,4 m x 3
m). Pelaksanaan bantuan angkutan Lebaran mudik balik gratis pada moda
transportasi laut bagi masyarakat khususnya daerah kepulauan perintis
sebanyak 5.100 orang dengan rincian lintas Surabaya- Masalembo pp, lintas
Tanjung Wangi-Sapeken pp, Lintas Kalianget-Kangean pp dan lintas
SurabayaBawean pp termasuk pemberian bingkisan dan petugas
pendamping di tiap kapal. Pelaksanaan kegiatan Kampanye Keselamatan
Pelayaran (3 kegiatan @ 200 orang), pembinaan kesyahbandaran (2 kegiatan
@ 200 orang), pembinaan pengusaha angkutan laut (1 kegiatan @ 200 orang).
Selama tiga tahun terakhir Peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana
transportasi laut untuk mendukung pengembangan perekonomian Jawa
Timur melalui peningkatkan fasilitas prasarana transportasi laut dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7.1.11.
Tabel Peningkatan Prasarana Sektor Perhubungan Laut
Dinas Perhubungan Dan LLAJ Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 2013
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
Pembangunan Pelabuhan Laut di
1
Pulau Gilimandangin
- Pembangunan lapangan
m2 658,725 - -
penumpukan
- Causeway m2 - 70 81
Pembangunan Pelabuhan Laut
2 m2 6,579 6,427.85 7.747,68
Brondong Kab. Lamongan
Pengadaan dan Pemasangan Marine
3 Unit 1 1
Automated Weather System (MAWS)
- Pemeliharaan MAWS Unit - - 2
- Pemeliharaan SBNP unit - - 4
Pembangunan Pelabuhan Laut Boom
4
Kab Banyuwangi
- Breakjwwater meter 71 32 47,8
- Pengerukan alur pelayaran M3 4,610 - -
5 Pembangunan Pelabuhan Laut M2
Tanjung Tembaga Probolinggo
(reklamasi)
- Lapangan Penumpukan M2 14,040 10,101 -
- Jalan Existing konstruksi beton m2 4,554 1,305 -
- causeway = 340m x 33,6m m2 - - 11.424
- jalan beton = 119,9m x 15m m2 - - 1.798,50
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
- penanaman mangrove seluas
m2 - - 18.166
18.166 m2
- LPJU tenaga surya unit - - 6
- ganti santun obyek bangunan = 36
unit - - 36
unit
6 Pembangunan Pelabuhan Laut P.
Giliraja Kabupaten Sumenep
(lapangan penumpukan)
- lapangan penumpukan M2 660,000 - -
- Perpanjangan Causeway M2 - 87.50 61,2
7 Penyelenggaraan Angkutan Mudik Orang 2,400 5,100 5.100
dan Balik Gratis Kepulauan
(termasuk penyediaan bingkisan
perjalanan dan petugas pendamping
di setiap kendaraan)
8 Pendidikan Kemasyarakatan
Produktif melalui Peningkatan
Keselamatan Pelayaran
Kampanye Peningkatan Keselamatan
Orang 492 300 600
Pelayaran
Pembinaan kesyahbandaran Orang - 200 400
Tabel 4.7.1.12.
Tabel Peningkatan Prasarana Sektor Perhubungan Udara
Dinas Perhubungan Dan LLAJ Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 2013
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6
Pembinaan Perusahaan
1 orang 400 400 -
Penunjang Angkutan Udara
Pembangunan Bandara Udara
2
Banyuwangi
- Shoulder M2 57,500 -
- pagar keliling M' 5,220 -
- Lapangan Parkir Kendaraan M2 - 10,883
- Jalan Inspeksi M2 - 26,410
- Drainase m - - 3.428,01
- Pengurukan tanah (sisi darat) m3 - - 51.185,58
- Pekerjaan struktur beton
m3 - - 4,34
bertulang (box culvert jalan)
Peningkatan Fasilitas
3 Operasional Bandara Abd. Saleh
Malang
- Runway m2 - 1,818 -
- Apron m2 - 2,145 -
REALISASI
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2011 2012 2013
- Gedung terminal m2 33,000 33.000 3.420
- Pemeliharaan Gedung terminal m2 - 1,100 -
- Pemeliharaan Gedung
m2 - 350 -
Operasional/Kantor
- Pemeliharaan Gedung NDB m2 - 90 -
- Pemeliharaan Gedung Genset m2 - 24 -
- Pemeliharaan Gedung Jaga m2 - 50 -
- Pemeliharaan Jalan akses m2 - 1,818 -
- Peralatan perlengkapan kantor
UPT dan sarana prasarana paket 1 - -
terminal penumpang
Pembinaan dan Evaluasi
4 Penyelenggaraan Bandar Udara orang 200 200 200
dan Heliport
Sumber: Dinas Perhubungan dan LLAJ Prov. Jatim
Tabel 4.25.1.1
Pelayanan InformasiTahun 2012 2013
SKPD/
Kebutuhan jaringan TIK 38 dan 18 45 dan 15
unit kerja
Rangka setting/monitoring
kali 15 12
jaringan
Media elektronik :
Radio Kali 34 34
Televisi Kali 48 30
Iklan Layanan Masyarakat Kali 2 2
Media Cetak :
Majalah/Tabloid Expl 6000 6000
Leaflet Buah 2000 2000
Media luar ruang :
Sosialisasi PPID Kali 2 2
Spanduk Buah 240 750
Baliho Buah 69 50
Umbul-umbul Buah - 400
Balon udara Buah 2 2
Backdrop Buah - 3
Banner Buah 100 300
8. Workshop dan Sosialisasi di Bidang Telematika
Rangka sosialisasi TIK bagi
Kali 1 1
aparatur pemerintah
Rangka workshop TIK Kali 9 9
9. Pemberdayaan lembaga kehumasan pemerintah/bakohumas
Pertemuan bakohumas Kali 4 5
Literasi media Kali - 1
10. Pendidikan Kemasyarakatan Produktif Melalui Pelatihan Kelompok
Informasi Masyarakat
Pekan KIM Kali 1 1
Lomba Cerdik Cermat
Komunikatif (LCCK) Kali 4 4
Panggung sosialisasi Kali 4 4
Jumlah KIM kelompok 752 1047
11. Pendidikan Kemasyarakatan Produktif Melalui Forum Koordinasi Media
Tradisional (FK Metra) dan Pemberdayaan Media Tradisional
Ngopi Bareng Pak De Kali 12 12
Tabel 4.25.1.2
Penguasaan serta Pengembangan Aplikasi dan
Teknologi Informasi Komunikasi Tahun 2012 2013
Sejak tahun 2005 hingga tahun 2013 di Jawa Timur telah memiliki 38
Telecenter yang dibentuk dan dibiayai APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota,
pada awalnya telecenter oleh Telecenter Semeru di Kabupaten Lumajang
Tabel 4.25.1.3
Pengembangan, Pemerataan dan Peningkatan Kualitas Sarana dan
Prasarana Pos dan Telematika
Tahun 2012 2013
Bertambahnya pengetahuan
mengenai filateli serta terwujudnya
Orang 50 175
serta terwujudnya tertib
administrasi penyelenggaraan pos
Terselenggaranya standardisasi
Kab/kota 8
alat/ perangkat telekomunikasi -
Tabel 4.25.1.4
Penanganan Pengaduan Masyarakat
Tahun 2012 2013
Tabel 4.25.2.1
Monitoring Atau Pengawasan Isi Siaran Tahun 2011-2012
Tiap Kali Tayang
Tabel 4.25.2.2
Nama Lembaga Penyiaran Jawa Timur Tang Dipantau
Tahun 2013
SURABAYA SBO TV
B - CHANNEL
KOMPAS TV
TV 9
AREK TV
NET TV
JTV
M&H TV
SURABAYA TV
BBS TV
TVRI JATIM
METRO TV JATIM
MNC JATIM
Tabel 4.25.2.3
Data Perizinan Lembaga Penyiaran Jawa Timur
Tahun 2013
TAHUN 2013
DALAM PROSES
JENIS
PENGURUSAN REKOMENDASI YANG TELAH
LEMBAGA KETERANGAN
PERIZINAN KELAYAKAN BERIZIN
PENYIARAN
(VA, VF, PRA EDP & (RK) (IPP)
EDP)
LPS - TV Lokal
7 14 23
Analog
LPS - TV SSJ 22 0 1
LPPL - TV 8 0 1
LPK - TV 3 1 0
LPB - TV 16 10 13
TOTAL 56 25 38
Sumber : Sekretariat KPID Prov. Jatim, 2013
TAHUN 2013
DALAM PROSES
JENIS
PENGURUSAN REKOMENDASI YANG TELAH
LEMBAGA KETERANGAN
PERIZINAN KELAYAKAN BERIZIN
PENYIARAN
(VA, VF, PRA EDP & (RK) (IPP)
EDP)
LPS - Radio 69 59 170
LPPL - Radio 18 8 11
LPK - Radio 208 57 25
TOTAL 295 124 206
Sumber : Sekretariat KPID Prov. Jatim, 2013
Tabel 4.19.1.3
Capaian Kinerja Program Penataan Hubungan Pemerintah dan Masyarakat
Capaian Kinerja Program
Uraian
Satuan 2012 2013
Tabel 4.19.1.6
Capaian Kinerja Program Peningkatan Penyempurnaan dan Penguatan
Kelembagaan Demokrasi
Tabel 4.19.1.7
Capaian Kinerja Program Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Tabel 4.19.1.8
Capaian Kinerja Program Perbaikan Proses Politik
Tabel 4.19.1.9
Capaian Kinerja Program Peningkatan Kerukunan Hidup Umat
Beragama
Tabel 4.19.2.3
KegiatanPenanganan Unjuk Rasa dan Kerusuhan Massa
TAHUN KET
NO. URAIAN
2013
LOKASI JUMLAH Petugas Pengamanan
POL PP = 38 Peleton (1
Unjuk Rasa di Gedung Negara tahun )
1. 38 kali
Grahadi POLRI = 15 kompi (1
tahun )
POL PP = 24 Peleton (1
Unjuk Rasa di Kantor Gubernur Jl. tahun )
2. 24 kali
Pahlawan POLRI = 10 kompi (1
tahun )
Tabel 4.19.2.4
Kegiatan Pengamanan dan Pengawalan
NO. Pejabat VVIP Ket
Solusi :
- Pemetaan terhadap aset-aset Pemprov Jatim
- Masih kurangnya personil Pamwal dalam melaksanakan tugas
pengamanan dan pengawalan pejabat dan orang-orang penting
- Perekrutan personil Satpol PP sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku
- Kurikulum pelatihan kesamaptaan masih mengacu terhadap TUM,
protap pelatihan kesamaptaan Pol PP belum ada;
- Kuantitas maupun kualitas anggota Satpol PP dan Linmas di Jawa
Timur belum optimal dalam penanganan kerawanan di wilayah desa
- Solusi : Peningkatan kualitas aparatur Satpol PP dan peran Satlinmas
- Kurangnya sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait dalam
pemantauan sistramtibmas di daerah rawan tramtibum
Tabel 4.19.2.5
Capaian Kinerja Program
Tabel 4.19.2.7
KegiatanPenegakan Peraturan Daerah.
NO. URAIAN LOKASI/ TEMPAT KET
Kec. Tarik Kab Sidoarjo;
Kec. Jabon Kab Sidoarjo;
Kec. Mlirip Kota Mojokerto;
Penertiban Penambang Pasir
1. Kec. Mojo, Kab. Kediri;
Liar
Kab. Bojonegoro;
Kec. Karangrejo, Kab
Tulungagung
Kab. Probolinggo;
2. Penertiban Rumija dan Damija
Kab. Banyuwangi.
Penertiban Disiplin PNS
3. Kota Surabaya
Pemprov Jatim
Operasi Mamin kadaluwarsa,
Kota Surabaya, Kab Sidoarjo,
4. tera timbang, mobil dinas
Kab Gresik
Pemprov Jatim dan objek vital
Penanggulangan penanganan Kab Madiun, Kab Tuban, Kota
5.
HIV/AIDS Surabaya
Kabupaten Mojokerto, Kota
6. Penertiban PMKS
Surabaya
Solusi :
- Perekrutan personil Satpol PP sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku
- Adanya SOP Patroli sebagai dasar dan pedoman dalam melakukan
pelaksanaan tugas patroli maupun lapangan
- Pengadaan sarana mobilitas dan komunikasi
- Konsultasi dengan Pemerintah Pusat untuk pembahasan dan pengkajian
kebijakan tugas-tugas Polisi Pamong Praja dan PPNS
- Dalam penyusunan produk produk Perda Provinsi Jawa Timur yang
bersangsi pidana hendaknya Polisi Pamong Praja sebagai aparat Penegak
Perda dan Peraturan Perundangundangan lainnya dilibatkan agar
tumbuh sense of belonging (rasa memiliki) dan pengertian yang benar
benar jelas tentang isi isi pasal Peraturan Daerah
- Perlu merevitalisasi peran Satpol PP agar dapat berperan sebagai
fasilitator dan mitra kerja masyarakat dalam menjaga trantibum
1. Kurangnya koordinasi dengan aparat samping dalam
penanganan dan antisipasi unjuk rasa/kerumunan massa serta
pelatihan kesamaptaan
2. Daerah-daerah rawan HIV/AIDS yang masih kurang terpantau.
- Koordinasi dengan Pol PP Kabupaten/Kota serta Aparat Penegak
Hukum dan Instansi terkait dalam pelaksanaan tugas operasional
Foto-foto Kegiatan
Tabel 4.19.2.9
Kegiatan Pemberdayaan masyarakat dalam pengamanan swakarsa
(community policing).
Tabel 4.19.2.10
Kegiatan Pelatihan dan koordinasi potensi linmas dalam rangka
pengamanan bencana.
NO. KEGIATAN TEMPAT KET
1. Pembinaan dan Penyuluhan Kab. Malang
2 Peninjauan Pasca Bencana Kab Bojonegoro
Foto-Foto Kegiatan
Tabel 4.19.2.12
Kegiatan Peningkatan Kinerja Program Sapol PP.
Foto-foto Kegiatan
Tabel 4.19.3.1
Capaian Kinerja Program Kedaruratan dan Logistik Penanggulangan
Bencana
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Tahun 2012 Tahun 2013
Penanganan bencana Pelatihan optimalisasi - 40 orang
pada saat pra, tanggap manajemen suplai
dan transisi bencana di logistik
Jawa Timur Sosialisasi peran gender 60 orang 70 orang
tanggap darurat
bencana
Pelatihan konsep 60 orang 40 orang
operasi tanggap darurat
Rapat koordinasi Tim 48 orang 60 orang
Reaksi Cepat
Pelatihan penyusunan - 60 orang
standard operasional
prosedur (SOP)
kedaruratan bagi
kelompok masyarakat di
kawasan rawan bencana
Pemenuhan kebutuhan Masker : Sembako :
dasar pada saat tanggap
15.000 lbr 2.240 paket
darurat bencana
kekeringan, banjir Sembako :
longsor, angin putting
6.200 paket
beliung dan gunung
berapi.
Sumber : BPBD Prov. Jatim
Pemecahan Masalah :
Segera mengajukan tambahan Pegawai PNS melalui BKD Prov. Jatim,
sesuai dengan kebutuhan (IT, ahli Geologi);
Peningkaan Pelatihan baik aparatur maupun relawan dalam
Penanggulangan Bencana;
Perlu ditambah anggaran yang memadai.
Tabel 4.19.3.2
Capaian Kinerja Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Penanggulangan
Bencana
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Tahun 2012 Tahun 2013
Meningkatnya Pelatihan Damage and 60 orang 70 orang
pemulihan sarana dan Losses Assesment
prasarana pasca Pelatihan PDNA (Post - 70 orang
bencana di Jawa Timur Disaster Need
Assesment) di Kab/Kota
di
4 BAKORWIL
Workshop Rehabilitasi - 70 orang
dan Rekonstruksi
bidang sosial dan
ekonomi
Penyusunan standard 1 dokumen 1 dokumen
operasional prosedur
(SOP) penanganan pasca
bencana di Jawa Timur
Sumber : BPBD Prov. Jatim
Tabel 4.19.3.3
Capaian Kinerja Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Penanggulangan Bencana
CAPAIAN
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TAHUN 2012 TAHUN 2013
Menurunnya resiko Bintek penyusunan 50 orang 40 orang
bencana di Jawa Timur rencana kontijensi
Fasilitasi penyusunan 40 orang 40 orang
rencana aksi daerah
Rapat koordinasi 65 orang 57 orang
Penanggulangan
Bencana BPBD Kab /
Kota dan lintas sektoral
Bintek fasilitator desa - 53 orang
tangguh
Gelar Kesiapsiagaan 500 orang 57 orang
Satgas PB dan Rapat
koordinsi fasilitasi
Pengurangan Resiko
Bencana (PRB)
Bintek fasilitator 50 57 orang
edukasi penanggulangan
bencana di sekolah
Sumber : BPBD Prov. Jatim
Penyelesaian
kepemilikan akta Anak 6.935.493 7.738.950
kelahiran di Jawa
Timur untuk usia 0-18
tahun
Hasil perekaman KTP- Orang 19.974.041 26.808.129
el
Solusi
melakukan verifikasi dan validasi data agregasi pada LPPD
Kabupaten/Kota dengan melibatkan SKPD Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
menghimpun sumber daya yang dimiliki oleh pihak swasta misalnya
Corporate Social Responsibility (CSR) yang diakomodasi menjadi
kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
melaksanakan asistensi kepada SKPD Provinsi Jawa Timur dan
Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Timur dalam penyusunan
laporan EKPOD.
memberikan ruang partisipasi kepada masyarakat luas dalam bentuk
ekspose atau program kegiatan pelayanan kepada masyarakat
3) Program Penyempurnaan dan Penguatan Kelembagaan Demokrasi
a) Kegiatan program ini bertujuan memfasilitasi pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur dan fasilitasi Penyelenggaraan Pilkada Kabupaten/Kota
b) Pagu Program Penyempurnaan dan Penguatan Kelembagaan Demokrasi
sebesar Rp. 3.400.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 3.299.262.933,00
(97,04%) secara rinci masing-masing anggaran kegiatan serta capaian
ukuran keberhasilan dapat dilihat pada lampiran matrik 16 kolom.
c) Hasil/Outcome program ini adalah terpilihnya Gubernur dan Wakil
Gubernur dengan kondisi aman dan tertib serta terfasilitasinya pelaksanaan
Pilkada dan pelantikan Kepala Daerah, dengan rincian:
Pelantikan 1 15
Pemilihan 5 13
Upaya pemecahannya :
Mendatangi dinas/instansi terkait untuk update data.
Sasaran program :
Terwujudnya aparatur yang mampu dan berkompeten dalam melakukan kerja
sama yang efektif dan efisien.
Pemberdayaan potensi daerah dan memperluas kesempatan kerja melalui
peningkatan investasi perdagangan dan industri serta meningkatkan sumber
daya manusia yang profesional melalui alih teknologi.
Terselenggaranya fasilitasi, katalisasi, akselerasi dalam kerjasama dengan
mitra kerja baik di dalam dan di luar negeri diberbagai bidang.
Kegiatan Fasilitasi Kerjasama Antar Daerah Dengan Luar Negeri
a) Pagu dan Realisasi Program melalui kegiatan sebagai berikut :
Program peningkatan kerjasama, Kegiatan Fasilitasi Kerjasama antar Daerah
dengan Luar Negeri,Tahun Anggaran 2013 dengan PAGU sebesar Rp.
5.623.140.000,00 (Lima milyar enam ratus dua puluh tiga juta seratus empat
puluh ribu rupiah), dengan realisasi sebesar Rp. 5.532.279.530,00 (Lima
milyar lima ratus tiga puluh dua juta dua ratus tujuh puluh sembilan ribu lima
ratus tiga puluh rupiah) atau 98,38%.
c. Kerjasama Luar Negeri tergantung pada situasi dan kondisi di Luar Negeri
:Keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan lain sebagainya.
d. Belum optimalnya tindaklanjut dari hasil kunjungan ke negara negara
sahabat yang melibatkan SKPD terkait atau lembaga sosial lainnya.
Upaya pemecahannya :
a. Komunikasi intensif dengan mitra di luar negeri.
b. Monitoring dan evaluasi atas kunjungan yang sudah dilaksanakan oleh
SKPD terkait atau lembaga sosial lainnya, baik dilakukan melalui rapat
koordinasi ataupun kunjungan lapangan, guna melihat dampaknya pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.
Kebutuhan :
Manfaat :
- Tersedianya informasi hasil perikanan laut serta harga
Kebutuhan :
- Maluku membutuhkan pasokan beras, gula, minyak goreng, semen,
besi dari Jawa Timur.
Kebutuhan :
- Gorontalo membutuhkan sembako dari Jawa Timur.
- Jatim membutuhkan bahan baku berupa jagung dan kelapa dari
Gorontalo.
Kebutuhan :
- Sulut membutuhkan sembako dari Jawa Timur.
Manfaat :
- Tersedianya informasi potensi komoditi yang dibutuhkanJatim dan
Sultra.
- Kebutuhan :
Kebutuhan :
- NTB membutuhkan beras, gula, minyak goreng, semen, besi dari
Jawa Timur.
Kebutuhan :
- Maluku membutuhkan pasokan beras, gula, minyak goring, semen,
besi dari Jawa Timur.
Kebutuhan :
Kebutuhan :
- NTT membutuhkan sembako dari Jawa Timur.
Kebutuhan :
- Kaslsel membutuhkan sembako dari Jawa Timur.
Kebutuhan :
- Sulsel membutuhkan sembako dari Jawa Timur.
Upaya pemecahannya :
Melakukan minimalisasi konflik kepentingan antar daerah dengan
mengedepankan pola kerja sama antar daerah dan sosialisasi yang
berkesinambungan mengenai pentingnya kerjasama daerah dan menciptakan
external support (misalnya dalam hal pendanaan) dan demand public atau
permintaan dan dukungan dari masyarakat.
Upaya pemecahannya :
Kebutuhan :
- Dalam pelaksanaan kegiatan program di perlukan Aparatur Pemerintah
yang memiliki Kinerja optimal
- Untuk meningkatkan dan memperlancar kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi
khususnya dengan pihak Luar Negeri diperlukan kemampuan Aparatur
Pemerintah dalam berbahasa Asing.
4. Pelayanan informasi hukum melalui media massa (RRI dan Radio SS)
dan kesenian tradisionil;
5. Koordinasi pembaruan produk hukum;
6. Koordinasi dalam rangka menyusun rancangan produk hukum;
7. Peningkatan informasi hukum dan kodifikasi aturan-aturan hukum;
8. Pengkajian terhadap produk hukum daerah Kabupaten/Kota;
b) Hasil Pelaksanaan Pembangunan
1. Pengelolaan jaringan informasi dan dokumentasi hukum melalui
kegiatan pembinaan dan fasilitasi dalam mewujudkan jaringan
dokumentasi dan informasi hukum provinsi dan kab/kota dengan 38
anggota kabupaten/kota sampai 31 Desember 2013 yang bergabung
dalam website http://jdih.jatimprov.go.id, terwujudnya upload 950
produk hukum yang dimiliki pengelolala JDIH melalui website
http://jdih.jatimprov.go.id yang rata-rata perbulan 38.642 pengunjung
dari total pengunjung 1.156.557, perawatan jaringan dan sofware
website http://jdih.jatimprov.go.id. Selain itu dalam tahun 2013 Biro
Hukum juga ditunjuk sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan
Pertemuan Berkala Anggota JDIH Nasional yang dihadiri sebanyak 700
peserta yang dilaksanakan di Empire Palace Hotel Jl. Blauran 57-75
Surabaya
2. Peningkatan pengelolaan perpustakaan (010), melalui kegiatan
pengelolaan data buku (pemindaian data buku) dalam data base
perpustakaan sebanyak 350 data buku (54%), terlaksananya
pengadaaan buku peraturan perundang-undangan/literatur
hukum/literatur umum untuk koleksi perpustakaan sebanyak 202
buku, 12 eksemplar buku himpunan kliping hukum dan politik serta
3500 eksemplar staatsblad sampai 31 Desember 2013.
3. Peningkatan Kelancaran Penyelesaian Perkara di bidang Hukum
melalui kegiatan Penanganan dan penyelesaian perkara, baik perkara
perdata maupun Tata Usaha Negara yang bekerja sama dengan
konsultan hukum, sampai 31 Desember 2013 telah tercapai 58 proses
gelar perkara (161%) dari target yang direncanakan sebesar 36 gelar
perkara.
4. Pelayanan informasi hukum melalui media massa (RRI & Radio SS) dan
kesenian tradisional melalui kegiatan penyuluhan hukum melalui
media massa yaitu RRI secara interaktif, sampai 31 Desember 2013
telah dilaksanakan sosialisasi hukum di RRI sebanyak 10 kali siaran
2. Solusi
Perlu adanya perubahan regulasi yang mengatur batasan waktu
lebih dari 15 (lima belas) hari kerja dalam penyampaian hasil
evaluasi Gubernur kepada Bupati/Walikota.
Perlu pemahaman dari instansi terkait agar dalam memberikan
pertimbangan/saran dapat secepatnya dilaksanakan.
Pemerintah Pusat dalam menyusun produk hukum perlu
disingkronkan dengan produk hukum yang telah ada agar tidak
terjadi tumpang tindih pengaturan.
Raperda-Raperda yang belum dibahas dan belum selesai dalam
Prolegda 2013, menjadi skala prioritas pembahasan pada Prolegda
2014.
Memberikan motivasi dan dukungan pada kabupaten/kota untuk
segera bergabung.
2) Program Profesionalisme Bagi Aparat Hukum
a) Pagu dan Realisasi Program
Program Profesionalisme Bagi Aparat Hukum mendapat anggaran sebesar
Rp. 1.709.100.000,00 terealisasi sebesar Rp 1.498.351.711,00 secara rinci
realisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran keberhasilan pada tabel
matrik 16 Kolom.
Program ini didukung oleh kegiatan sebagai berikut:
1. Peningkatan pelaksanaan RADHAM di Jawa Timur:
2. Peningkatan wawasan bagi aparatur hokum;
3. Koordinasi dan kerjasama dengan aparat hukum dan lembaga swadaya
masyarakat;
Solusi
Perlunya monitoringt terhadap UMKM yang telah difasilitasi, untuk
mengetahui hasil yang dicapai setelah difasilitasi dalam pameran, serta
mengetahui kesulitan yang dialami.
2. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Dana Bergulir dan
Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) dengan permasalahan akses
masyarakat yang masih terbatas terhadap perbankan sehingga belum
semua lapisan masyarakat tersentuh kemudahan program dana bergulir
dan jamkrida .
Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi lebih oleh bank-bank pelaksana
untuk memudahkan masyarakat menikmati fasilitas dimaksud.
Tabel 4.20.5.1
Kelulusan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa
Tahun 2012 - 2013
Tahun Jumlah Peserta Ujian Lulus %
2012
609 Orang 277 orang 45,48
Tabel 4.20.5.2
Paket Pengadaan Barang dan Jasa melalui ULP dan LPSE
Tahun 2012 - 2013
APBN. Dalam 2 (dua) tahun terakhir yaitu tahun 2012 dan tahun
2013 prosentase realisasi fisik dan keuangan pada APBN maupun
APBD Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :
Tabel 4.20.5.3
Realisasi Fisik dan Keuangan Dana APBD dan APBN PROV. JATIM Tahun
2012 - 2013
Sumber Realisasi 2012 Realisasi 2013
Dana Fisik % Keuangan Fisik % Keuangan
APBN 96,00 94,39 2.451.318.455.450 90 85,00 1.251.498.576.171
Tabel 4.20.5.4
Pengadaan Sarana dan Prasarana Tahun 2012 2013
No. Komponen Satuan 2012 2013
1.
Jumlah pengadaan Sarana dan Buah/unit 49 242
Prasarana
Tabel 4.20.5.5
Buku DKPBMD, DKBMD dan HPB Tahun 2012 2013
NO. KOMPONEN SATUAN 2012 2013
1. DKPBMD Buku 1 1
2. DKBMD Buku 1 1
3. HPB Buku 1 1
Sumber : Biro Adm. Pembangunan Setda Prov. Jatim
Tabel 4.20.5.6
Fasilitasi Infrastruktur dan Penetapan Lokasi
Tahun 2012 2013
Fasilitasi Progres
1. 6 6
Infrastruktur Laporan
Penetapan
2. SK 8 40
Lokasi
Sumber : Biro Adm. Pembangunan Setda Prov. Jatim
Tabel 4.20.7.1
Capaian Kinerja Program Koordinasi, Sinkronisasi, Fasilitasi dan Evaluasi
Bidang Kesejahteraan Sosial dan Mental Spiritual Tahun 2012 s/d 2013
Capaian Kinerja
Uraian
Satuan 2012 2013
Penanganan wanita Tuna Susila (WTS) Orang 528 843
Penanganan Korban Bencana Lumpur Lapindo Orang 96 96
Penanganan Rumah Tangga Sangat Miskin
RTSM 4575 2171
khususnya Jompo melalui Program Jalin Kesra
Tahun Tahun
Uraian Satuan
2012 2013
Peningkatan SDM Kehumasan &
Keprotokolan, Rakor Kehumasan & Orang 220 220
Keprotokolan
Tersusunnya LAKIP 2012 dan Renja
2014 Dok 2 2
Tahun 2012 :
Jumlah Peserta yang mengikuti pelatihan SDM Kehumasan dan
Keprotokolan di SKPD dan Kab/Kota se Jatim sebanyak 220 orang.
Tersusunnnya 3 dokumen, LAKIP 2011, Anjab dan Renja 2013.
Tahun 2013 :
Peningkatan SDM Kehumasan dan Keprotokolan 110 Org dan Rakor
Kehumasan dan Keprotokolan Kab/Kota se Jatim 110 Org.
Tersusunnnya 3 dokumen, LAKIP 2012, Anjab dan Renja 2014.
Tabel 4.20.9.2
Capaian Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
Tahun 2012:
Jumlah himpunan buku kliping bulanan 1.440 buku, buku kliping
tahunan 600 buku, dan jumlah monitoring Isu publik 6 buku.
Jumlah keg. Gub, Wagub, Sekda dibid. pemerintahan, pembangunan dan
kesra yang dipublikasikan melalui website sebanyak 2.160 Pres Rilis dan
Foto.
Tabel 4.20.9.3
Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/
Wakil Kepala Daerah/ Sekretaris Daerah/ Asisten Sekda
VVIP Kali 6 6
Terenuhinya pelayanan protokoler dalam
Kali 6 6
penerimaan kunjungan Kenegaraan
Tabel 4.20.10.1
5 Unit Pelayanan Publik Kategori TERBAIK
NO. INSTANSI KET*)
1. Kantor Bersama SAMSAT Jombang UPTD. DISPENDA Prov Jatim
Tabel 4.20.10.2
15 Unit Pelayanan Publik Katagori BAIK
NO. INSTANSI KET*)
1. SMKN 3 Boyolangu Kabupaten Tulungagung
Kantor Bersama SAMSAT Ponorogo UPTD. Dispenda Provinsi
2.
Jawa timur
3. UPTSP. SMPN I Ngoro Kabupaten Mojokerto
12. UPT. RS. Kusta Kediri Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tabel 4.20.10.5
5 KELOMPOK BUDAYA KERJA (KBK)
TERBAIK BIDANG JASA NON MEDIS
Tabel 4.20.10.6
5 KELOMPOK BUDAYA KERJA (KBK)
TERBAIK BIDANG ADMINISTRASI
Tabel 4.20.11.1
pelayanan pendistribusian surat dan berita sandi
Tahun
No Uraian Keterangan
2012 2013
Tabel 4.20.11.2
Peserta bintek kearsipan dilingkunganSetda Provinsi
Jawa Timur.
Tahun
No Uraian Keterangan
2012 2013
Tabel 4.20.11.3
Peserta yang mengikuti bintek sandi se-Jatim
Tahun
No Uraian Keterangan
2012 2013
Tabel 4.20.12.1
Raperda Provinsi Jawa Timur Yang Telah Dibahas dan Ditetapkan
Menjadi Perda Tahun 2013
PENETAPAN
NO. PERDA PROVINSI JAWA TIMUR PENGUSUL
PARIPURNA
1 Pembentukan Peraturan Daerah 29 Pebruari 2013 Balegda
Pengelolaan Taman Hutan Rakyat R.
2 28 Mei 2013 Komisi B
Soerjo
Perlindungan dan Pelayanan Bagi
3 28 Mei 2013 Komisi E
Penyandang Disabilitas
4 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PNS) 20 Juni 2013 Satpol PP (Eks)
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
5 Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 26 Agustus 2013 BPKAD(Eks)
2012
Disnakertransduk
6 Pelaksanaan Transmigrasi 26 Agustus 2013
(Eks)
PENETAPAN
NO. PERDA PROVINSI JAWA TIMUR PENGUSUL
PARIPURNA
Perubahan APBD Provinsi Jawa Timur
7 1 Oktober 2013 BPKAD (Eks)
Tahun Anggaran 2013
8 Penyertaan Modal 21 Oktober 2013 Komisi C
Penyerahan sebagian Pelaksanaan
9 23 Oktober 2013 Disnakertrans (Eks)
Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
10 9 Desember 2013 BPKAD (Eks)
Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Pencabutan Atas Peraturan Daerah Nomor
11 6 Tahun 2004 tentang Pengadaan Tanah 16 Desember 2013 Biro Hukum (Eks)
Untuk Kepentingan Umum
12 Penanaman Modal 16 Desember 2013 B P M (Eks)
Tabel 4.20.12.2
Usul Raperda/Perda Provinsi Jawa Timur Yang Telah Dibahas dan
Ditetapkan Menjadi Perda Tahun 2012 2013
2 Prakarsa/inisiatif Eksekutif 6 9
Jumlah : 15 15
Tabel 4.20.12.3
Rekapitulasi Kegiatan Kunjungan Kerja
Alat Kelengkapan DPRD Provinsi Jawa Timur ke Luar Provinsi
Tahun 2012 2013
Tabel 4.20.12.4
Rekapitulasi Kegiatan Raker, Audiensi dan
Hearing Alat Kelengkapan DPRD Provinsi Jawa Timur
Tahun 2012 2013
Agenda
Jumlah
No. Pelaksana Raker Audiensi Hearing
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
Komisi A s/d E 128 82 8 10 10 5 146 97
Badan Musyawarah 16 6 1 - - - 17 6
Badan Legislasi 23 12 - - - - 23 12
Badan Anggaran 12 6 1 - - - 13 6
Panitia Khusus 4 5 - - - - 4 5
Badan Kehormatan 7 2 - - - - - 2
Pimpinan DPRD 19 7 1 - - - 20 7
Jumlah : 209 120 11 10 10 5 230 135
Tabel 4.20.12.5
Produk Hukum DPRD Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 2013
Jumlah Produk
No. Uraian
2012 2013
1 Keputusan DPRD 41 45
Jumlah : 88 98
Tabel 4.20.12.7
Rekapitulasi Kegiatan Kunker dan Sidak Alat Kelengkapan DPRD
Provinsi Jawa Timur
Tahun 2012 2013
Kunker Sidak
No. Pelaksana
2012 2013 2012 2013
1 Komisi A s/d E 138 124 2 2
2 Badan Musyawarah - - - -
3 Badan Legislasi 12 11 - -
4 Badan Anggaran - - - -
5 Panitia Khusus 3 - - -
6 Badan Kehormatan 9 5 - -
7 Pimpinan DPRD 20 35 - -
Tabel 4.20.12.8
Rekapitulasi Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota
DPRD Provinsi Jawa Timur di Luar Provinsi
Tahun 2012 2013
Jumlah
No. Pelaksana Kegiatan
2012 2013
F. Partai Demokrat 45 45
F. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 15 40
F. Partai Kebangkitan Bangsa 26 35
F. Partai GOLKAR 19 28
F. Partai GERINDRA 17 22
F. Partai Amanat Nasional 9 17
F. Partai Keadilan Sejahtera 12 21
F. Partai Kebangkitan Nasional Ulama 11 15
F. Hanura Damai 6 9
Tabel 4.20.12.9
Rekapitulasi Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota
DPRD Provinsi Jawa Timur di Luar Negeri
Tahun 2012 2013
Jumlah
No. Pelaksana
2012 2013
1 Komisi A s/d E 89 80
2 Badan Musyawarah - -
3 Badan Legislasi - -
4 Badan Anggaran - -
5 Panitia Khusus - -
6 Badan Kehormatan - -
7 Pimpinan DPRD 2 3
Jumlah : 91 83
Jumlah Kegiatan
No. Uraian
2012 2013
I Media Elektronik
1. TVRI 27 45
2. JTV 19 30
3. Arek TV - -
4. MH TV 2 -
5. Metro TV - -
6. SBO TV - -
7. RRI 29 -
Jumlah Kegiatan
No. Uraian
2012 2013
8. mercury - 4
Jumlah I : 77 79
II Media Cetak
1. Jawa Post 1 1
2. Bhirawa 51 48
3. Harian Bangsa 7 5
4. Metro Jatim 6 3
5. Berita Metro 1 26
6. Jatim Mandiri - -
7. Radar 30 39
8. Memo 56 50
9. Surabaya Post - -
10. Duta 14 22
11. Surabaya Pagi 35 31
12. Surya - -
13. Bisnis Surabaya 7 11
14. Suksesi - 21
15. Bidik - 8
16. Jatim Pos - 12
17. Koran Rakyat - 3
18. News Week - 2
19. Profil Magazine - 2
20. Sindo - 1
Jumlah I : 208 285
III Media Tatap Muka /Sosialisasi 5 39
Jumlah III : 5 39
Jumlah seluruhnya (I+II+III) : 290 403
c) Permasalahan dan Upaya Pemecahannya
Permasalahan yang ada pada Program Peningkatan Kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah adalah :
Penganggaran Belanja Punanjang Kegiatan bagi Pimpinan dan Anggota
DPRD sudah diupayakan sesuai dengan Rencana Kerja DPRD Provinsi Jawa
Timur, namun pelaksanaannya belum sepenuhnya sesuai dengan jadwal
pelaksanaan kegiatannya, sehingga memungkinkan terjadi SiLPA;
Sedangkan upaya pemecahannya; permasalahan diatas akan disampaikan
dan dibahas pada Rapat Pimpinan DPRD dengan Sekretaris Dewan.
variabel produksi tinggi (lebar daun, tinggi tongkol pendek, berat 100 biji
dan tahan bule) yang selanjutnya akan dirakit menjadi Jagung Varietas
Unggul Jawa Timur pada tahun 20132014.
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Jawa Timur yang telah
mengantarkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai provinsi pelopor
penguatan SIDa.
c) Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
Belum banyak hasil-hasil penelitian yang memberikan dampak langsung
dalam pembuatan kebijakan atau untuk diaplikasikan;
Belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek yang menjembatani
interaksi antara lembaga riset dengan kebutuhan pengguna;
Kurang adanya rasa percaya (trush) masyarakat maupun stakeholder
terhadap hasil litbang;
Adanya pesaing (lembaga non litbang) yang melaksanakan kegiatan
litbang;
Solusi
Mempertajam/meningkatkan kualitas hasil penelitian melalui kerjasama
dengan lembaga-lembaga penelitian perguruan tinggi atau dengan para
pakar;
Menciptakan inovasi-inovasi IPTEK secara profesional dan menjaga citra
hubungan yang konsisten dengan kebutuhan pengguna.
Membangun image kepada masyarakat bahwa pengembangan Hasil
Litbang/IPTEK adalah suatu kebutuhan
Meningkatkan sinergi antar lembaga litbang dan intansi terkait melaui
Rapat Koordinasi litbang, kerjasama litbang, Forum Komunikasi
kelitbangan, Seminar, Diskusi, Lokakarya atau Work Shop;
d) Penghargaan yang diterima baik Nasional maupun Provinsi (terkait dengan
program) :
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Jawa Timur yang telah
mengantarkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai provinsi
pelopor penguatan SIDa dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
- 15 LHPPAMJAB Bupati/Walikota
- 16 LHESAKIP SKPD Pemprov Jatim
- 20 LHE Kualitas Penyelenggaraan Pelayanan Publik
- 1 dokumen profil kepuasan pengguna pelayanan publik Jawa
Timur
c) Permasalahan dan solusi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan
salah laporan SKPD atas kinerja selama satu tahun anggaran dan
merupakan representasi dari kinerja SKPD, namun demikian dari hasil
evaluasi SAKIP yang dilaksanakan oleh Inspektorat Provinsi Jawa Timur
pada 15 SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sebanyak
6 SKPD mendapatkan kategori B dan 5 SKPD mendapatkan kategori CC
sedangkan 3 SKPD mendapat kategori C dan 1 SKPD mendapat kategori
D. Hal tersebut dikarenakan sebagian SKPD belum mampu menyajikan
laporan SAKIP, terbukti dari laporan yang disajikan kepada Gubernur
Jawa Timur masih berupa laporan kegiatan dan belum melaporakan
capaian atas kinerja SKPD yang bersangkutan.
Terhadap permasalahan tersebut Inspektorat Provinsi Jawa Timur selaku
Evaluator SAKIP SKPD memberikan kesempatan kepada seluruh SKPD di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk melakukan
koordinasi dengan Inspektorat Provinsi Jawa Timur dalam penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dengan harapan agar
masing-masing SKPD mampu menyajikan LAKIPnya secara akuntabel
dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi keuangan maupun
kinerja dengan membandingkan outcome atau hasil yang dicapai.
Tabel 4.20.15.1
Data Target dan Realisasi PAD Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2012 2013
sarana dan prasarana gedung kantor yang lebih baik dan terpelihara
sehingga dapat menambah umur ekonomis dan menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi BPKAD dalam mengkoordinir dan
memfasilitasi seluruh bidang pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Provinsi Jawa Timur.
(100x).
- Partisipasi/ikut serta dalam pameran-pameran bertaraf Nasional
sebagai sarana promosi produk UKM bagi para pengrajin dari Jawa
Timur sebanyak 18 kali event pameran;
- Meningkatnya pentas seni dari Kabupaten/Kota se Jawa Timur dan
pentas seni Jawa Timuran melalui event organizer (EO) oleh Kantor
Perwakilan Provinsi Jawa Timur dari 70 pementasan pada tahun
2012 menjadi 75 pementasan pada tahun 2013.
c) Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi antara lain :
- Pada aspek pelayanan pada saat saat tertentu keterbatasan personil,
transportasi, akomodasi seringkali tidak mampu dalam menghadapi
pekerjaan secara bersamaan.
- Kurangnya koordinasi antar instansi terkait sehingga terjadi
kesulitan dalam hal-hal tertentu.
- Kurangnya sinergi dengan pihak-pihak terkait di Jawa Timur,
menjadikan tumpang tindih dengan instansi yang lain.
- Lokasi sanggar seni tersebar di wilayah Jabodetabek, sehingga
terdapat sedikit kesulitan untuk menyamakan waktu dalam
pembinaan.
- Jadwal yang telah ditetapkan bisa berubah/terjadi pembatalan
dikarenakan faktor internal daerah Kabupaten/Kota.
Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :
- Pembenahan standar pelayanan kepada pejabat eksekutif dan
legislatif dengan mengacu pada prinsip standar pelayanan publik.
- Peningkatan secara kualitatif dan kuantitatif fasilitas koordinasi
antara daerah pusat dan sebaliknya.
- Lebih meningkatkan koordinasi antara Kantor Perwakilan dengan
unsur-unsur terkait sehingga terjadi sinergi antara UMKM dengan
instansi terkait untuk promosi informasi potensi produk unggulan
Jawa Timur.
- Peningkatan sanggar-sanggar seni binaan yang ada di Jabodetabek
- Lebih meningkatkan pagelaran seni budaya kabupaten/kota se Jawa
Timur di Anjungan Jawa Timur TMII dengan menggali potensi
kesenian Tradisional rakyat dengan terus berupaya melestarikan
budaya daerah Jawa Timur.
d) Penghargaan yang diterima baik Nasional maupun Provinsi (terkait
dengan program)
Solusi :
Perlu pembinaan, pendidikan, dan pelatihan bagi PNS agar kualitas
SDM meningkat dan profesional.
2. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
a) Pagu dan Realisasi Program
Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah dengan
pagu sebesar Rp 1.225.100.500,00 terealisasi 96,50% atau Rp
1.182.281.937,00 Secara rinci realisasi anggaran kegiatan serta
capaian ukuran keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik
16 kolom.
Solusi :
Meningkatkan koordinasi dan fasilitasi bersama pihak terkait dalam
mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban umum.
d) Penghargaan yang diterima baik Nasional maupun Provinsi
Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Nomor :
065/22158/041/2013 atas prestasinya dalam Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintahan Tahun 2013, dengan Predikat Nilai :
KATEGORI B (INTERPRETASI BAIK)
Solusi :
Diadakan sosialisasi dan koordinasi dalam rangka peringatan Hari Jadi
Provinsi Jawa Timur dengan beragam kegiatan setiap tahun bersama
Kabupaten/Kota dan masyarakat.
4. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
a) Pagu dan Realisasi Program
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan pagu sebesar
Rp 76.100.000,00 terealisasi 87,19% atau Rp 66.350.663,00 Secara
rinci realisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran keberhasilannya
dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 kolom.
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan kegiatan
Koordinasi, fasilitasi dan pembinaan Banpol PP di wilayah kerja
Bakorwil Madiun.
b) Hasil Pelaksanaan Pembangunan
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia anggota Banpol PP di
wilayah kerja Bakorwil Madiun. Hasil kegiatan yaitu meningkatnya
kemampuan dan keterampilan Banpol PP dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya.
- Solusi :
Tim penggunaan dan pemanfaatan barang milik daerah beserta
SKPD pengguna segera merumuskan tindakan untuk dapat
mengoptimalkan asset yang telah dimanfaatkan oleh Instansi
Pemerintah/masyarakat agar dapat bermanfaat dalam kaitannya
menumbuhkan investasi daerah, peningkatan perekonomian
daerah, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD), melakukan koordinasi antara SKPD pengguna
asset yang ditengarai masuk kategori masih tanpa perikatan dan
telah dimanfaatkan oleh Instansi Pemerintah/masyarakat dengan
SKPD Provinsi yang membidangi pemanfaatan dan pengaman
asset, serta melakukan inventarisasi asset yang tanpa perikatan
dan yang telah dimanfaatkan oleh Instansi
Pemerintah/masyarakat untuk segera mengusulkan langkah-
langkah penyelesaiannya.
Fasilitasi, Rakor dan Monitoring terhadap yang berpotensi Kerusakan
dan Pencemaran Lingkungan Hidup serta Kebersihan (ADIPURA).
- Permasalahan :
Terdapat perbedaan yang mendasar tentang luas wilayah Ruang
Terbuka Hijau (RTH) untuk criteria dan indicator anugerah
ADIPURA sebesar 20% dari luas wilayah Administrasi, sedangkan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
sebesar 30%, rata rata luas TPA di 8 Kabupaten/Kota sewilayah
BAKORWIL Bojonegoro relative kurang luas dan saat ini dalam
kondisi overloaded, kecuali Kabupaten Jombang yang saat ini luas
lahannya sebesar 33 Ha. Koordinasi, Intergrasi, Sinkronisasi dan
Sinergitas (KISS) oleh Dinas Instansi terkait Program ADIPURA
masih lemah demikian pula terkait dukungan anggaran oleh
pemerintah daerah masih perlu di optimalkan dan Peran aktif
masyarakat dan dunia usaha swasta terkait Program ADIPURA
perlu di tingkatkan.
- Solusi :
Pemerintah Kabupaten/Kota sepanjang DAS Brantas dan DAS
Solo perlu meningkatkan komitmennya, dan implementasi
dukungan baik program maupun kegiatan dalam mewujudkan
serta mengimplementasikan kepada prioritas pembangunan
lingkungan hidup, dalam upaya meningkatkan pengelolaan
lingkungan hidup supaya dilaksanakan koordinasi yang optimal
antara Kabupaten/Kota dengan Instansi/Dinas terkait lainnya
untuk melaksanakan pengawasan, penertiban dan pengendalian
kepada semua masyarakat.
Fasilitasi dalam rangka antisipasi terjadinya bencana alam ( banjir,
angin puyuh, tanah longsor dan kekeringan).
- Permasalahan :
Masih belum adanya sinkronisasi antara BNPB dan Kemendagri
terkait dengan alokasi dana siap pakai dalam pengelolaan
keuangan daerah serta ketergantuangan masyarakat kepada
Pemerintah Daerah dalam penanggulangan bencana alam
maupun bencana social dan kurangnya sarana Transportasi serta
peralatan tanggap darurat kurang memadai.
- Solusi :
Memberikan kesepahaman tentang kebencanaan dan mengubah
mainside (pola pikir) kepada masyarakat bahwa bencana adalah
urusan bersama dan mendorong Kepada Bupati/Walikota/DPRD
kabupaten/Kota yang belum membentuk BPBD agar segera di
bentuk.
Fasilitasi, Sinkronisasi dan sinergi program pembangunan daerah
(MUSRENBANG).
- Permasalahan :
Masih ditemukan ketidaktaatan/konsistensi dari
Kabupaten/Kota untuk mentaati jadual memasukkan hasil akhir
usulan MUSRENBANG Kab/Kota dalam portal yang disediakan
BAPPEDA Provinsi Jawa Timur, masih ditemukan kesalahan
memasukkan program/kegiatan pada SKPD yang bukan menjadi
kewenangan SKPD dimaksud serta masih ditemukan usulan yang
seharusnya menjadi urusan Kab/Kota.
- Solusi :
Pelatihan aplikasi portal dalam memasukan usulan program dan
kegiatan SKPD.
Fasilitasi Kerja sama antar Kabupaten/ Kota, Provinsi dengan
Kabupaten/ Kota, antar Provinsi, Provinsi dengan Badan/ Dinas/
Instansi Sektoral serta kerja sama luar Negeri.
- Permasalahan :
Karena pembentukan Badan Kerjasama Antar Daerah dan
Sekretariat Badan Kerjasama Antar Daerah RATUBANGNEGORO,
(Kabupaten Blora, Rembang Provinsi Jateng dan Kabupaten
Bojonegoro, Tuban Provinsi Jatim) pada tanggal 21 desember
2010, dan yang menjadi sekretariat bersama BKAD wilayah
RATUBANGNEGORO adalah Kabupaten Blora, kemudian di
teruskan Kabupaten Tuban Tahun priode 2013 2014, dengan
demikian sekretariat bersama akan membuat program kerja
BKAD Wilayah RATUBANGNEGORO dan belum melakukan
koordinasi dan komunikasi terhadap program kerja secara
maksimal. Perjanjian kerjasama tentang tata pengaturan air pada
daerah pengaliran sungai bengawan solo tahun 2002, dan
perjanjian kerjasama tentang pelayanan kesehatan, serta
perjanjian kerjasama tentang pengembangan penanaman modal
tahun 2010, belum memberikan kontribusi atau mamfaat kepada
masyarakat serta rencana pembangunan jembatan Bitting dan
jembatan Giyanti yang menggunakan dana sharing antara
kabupaten blora dan kabupaten bojonegoro, belum dianggarkan
secara bersama sama sehingga sampai sekarang pelaksanaan
pembangunan jembatan tersebut belum dapat dilaksanakan.
- Solusi :
Meningkatkan koordinasi kerjasama antar Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota maupun antar Pemerintah Provinsi dengan
Provinsi yang berbatasan dalam upaya untuk segera melakukan
koordinasi dan komunikasi serta pembahasan program
kerjasama antar daerah wilayah RATUBANGNEGORO, sehingga
perjanjian kerjasama bidang pembangunan yang lainnya dapat
direalisasi, untuk menindaklanjuti terhadap perjanjian kerjasama
tentang tata pengaturan air pada sungai bengawan solo, maka
masing masing dinas teknis supaya melakukan perjanjian
- Solusi :
Dalam rangka mempelancar Operasionalisasi Pelaksanaan
Pengarustamaan Gender di Kabupaten/Kota perlu menyusun
perencanaan penganggaran Anggaran Responsif Gender (ARG)
dan pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi atas kebijakan
dari program pelaksanaan Pengarustamaan Gender pada masing-
masing Kabupaten/Kota.
Koordinasi dan fasilitasi permasalahan daerah perbatasan antara
Kabupaten/Kota.
- Permasalahan :
Besarnya Jumlah masyarakat miskin cenderung pada daerah-
daerah di wilayah perbatasan, karena penanganan masalah sosial-
ekonomi dari masing-masing kepala daerah yang berbatasan
kurang mendapatkan perhatian dalam menetapkan program
pembangunan, masyarakat pada daerah perbatasan sering terjadi
ketimpangan masalah pemberian masalah dasar (kesehatan,
pendidikan, air bersih dan infrastruktur lainnya) apabila daerah
tersebut tidak melakukan perjanjian kerjasama bidang
pembangunan, keberadaan usaha pertambangan pasir tidak bisa
terlepas dari suatu mata pencaharian atau pekerjaan yang bisa
mendapatkan penghasilan untuk kehidupan sehari hari dengan
mudah dan cepat dapat uang dan banyak penambang pasir yang
dilegalkan oleh oknum oknum tertentu yang juga terlibat
didalamnya dengan memberikan upeti uang/unsur KKN.
- Solusi :
Untuk mengurangi angka kemiskinan pada daerah lintas/batas,
maka perlu adanya sinkronisasi program-program pembangunan
lintas batas oleh masing-masing Kabupaten/Kota diwilayah
perbatasan, agar tidak terjadi ketimpangan atau kecemburuan
social bagi warga masyarakat yang hidup pada wilayah
perbatasan dalam hal pemberian pelayanan kesehatan,
pendidikan dan sarana infrastruktur lainnya maka diharapkan
pemerintah daerah tersebut supaya melakukan perjanjian
kerjasama antar pemerintah daerah bidang pembangunan.
- Solusi :
Diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan
pemantauan, Pembinaan serta pelatihan terhadap perkembangan
UMKM di daerahnya, guna memperoleh kesinambungan antara
Dinas Instansi dan pelaku UMKM, secara umum pelaku usaha
UMKM belum melakukan administrasi yang memadai sehingga
sulit di ketahui perkembangan riil dari kemajuan usahanya
khususnya pembukuan keuangan yang masih belum dibukukan
secara benar oleh karena itu perlu diadakan pelatihan dari
Instansi terkait Kab/Kota atau Provinsi Jawa Timur.
Fasilitasi, Koordinasi dan Monitoring/ Evaluasi Raskin.
- Permasalahan :
Pelaksanaan Raskin regular dan Raskin 13, 14, 15 tahun 2013
khususnya di Kab/Kota se Wilayah Kerja BAKORWIL Bojonegoro
secara umum berjalan dengan baik dan telah memenuhi target
100% terdistribusi sampai dengan pertanggal 17 desember 2013,
Masih ditemui adanya tunggakan pembayaran RASKIN di
Kabupaten/Kota namun di upayakan awal desember 2013 dapat
dibayar lunas.
- Solusi :
Perlu adanya peran koordinasi yang aktif antara tim Raskin
Pemerintah Kab/Kota dalam perencanaan program dan anggaran
9 pro poor budgeting), Mengharap Pemerintahan Kab/Kota
mengalokasikan dana pendamping dari dana APBD sebagai dana
operasional dan biaya angkut agar tidak membebani RTM serta
perlu adanya pembahasan bersama untuk mendapatkan solusi
penyelesaian adanya tunggakan.
Fasilitasi, Koordinasi dan Monitoring/ Evaluasi Program Penciptaan
Iklim Usaha.
- Permasalahan :
Mengharap Pemerintah Memfasilitasi barcode gratis dan perlu
mengundang Dinas Pertanian agar mengetahui kebutuhan
produsen dengan menyarankan kepada petani/kelompok tani
untuk menanam tanaman sukun, mbote dan gadung karena
kurangnya bahan/komoditi tersebut untuk dibuat bahan baku
sesuai permintaan pasar.
- Solusi :
Masih diperlukan adanya sosialisasi tentang JAMKRIDA masalah
barcode informasi data tentang bahan baku dan kepada para
pengusaha industri diharapkan tidak segan segan untuk
mengkonsultasikan berbagai permasalahan/kendala terkait
usahanya ke Disperindag Provinsi Jawa Timur atau Biro Adm.
Perekonomian Setda Provinsi Jawa Timur untuk memperoleh
informasi dan solusinya.
3) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
a) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan pagu sebesar
Rp. 355.000.000,00 terealisasi sebesar (98,70%), atau Rp.
350.374.500,00 Secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan
dapat dilihat pada Lampiran Formulir matrik 16 kolom.
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik didukung oleh Kegiatan
Memantapkan koordinasi pembinaan pelayanan publik dengan sub
kegiatan antara lain Peringatan Hari Jadi Ke-68 Provinsi Jawa Timur.
b) Hasil Pelaksanaan Pembangunan
Rapat koordinasi, pembinaan dan pemantapan pelaksanaan
pelayanan publik Kab/Kota di wilayah kerja BAKORWIL Bojonegoro
dilaksanakan dengan maksud untuk melakukan peningkatan
kualitas pelayanan publik pada unit unit pelayanan di Kab/Kota;
Guna mendorong kualitas pelayanan publik di daerah sesuai dengan
tujuan good governance maka Pemerintah Pusat berupaya untuk
memberikan penghargaan yaitu berupa Citra Bhakti Abdi Negara
yang akan diberikan kepada Pemerintah Kab/Kota yang telah
melaksanakan prosedur pelayanan dengan baik;
Menekankan kepada Badan/Kantor Pelayanan Perijinan Kab/Kota
supaya meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan
perijinan dengan cepat dan tepat serta transparan sebagai upaya
menarik investor untuk masuk kewilayah Provinsi Jawa Timur;
Perlu adanya sosialisasi dan publikasi yang menyuruh dari
Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada masyarakat di wilayah
Kab/Kota terhadap keberadaan serta tugas pokok dan fungsi Komisi
Pelayanan Publik (KPP) Provinsi Jawa Timur dan lembaga
Ombudsman RI Perwakilan Jawa Timur, agar dapat dikenal dan
diketahui oleh masyarakat umum karena kedua lembaga tersebut
- Solusi:
Diharapkan kepada kantor pelayanan perijinan di Kab/Kota supaya
memasang Skema (mekanisme alur) prosedur pelayanan perijinan
agar mudah dipahami oleh masyarakat yang akan mengajukan
permohonan perijinan dan diharapkan Instansi terkait (Pembina
pelayanan public) Kab/kota secara rutin dan berkala untuk
melakukan pembinaan dan evaluasi terhadap unit unit pelayanan
publik sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan public.
- Permasalahan :
- Masih rendahnya kualitas kehidupan dan penghidupan, baik secara
perorangan, keluarga maupun kelompok masyarakat, yang disebabkan
hilangnya kemandirian, kejujuran, kreativitas serta perlu peningkatan
pengetahuan, keterampilan, hubungan, komunikasi dan penguasaan
teknologi, masih lemahnya sebagian birokrasi kita menggunakan
management power yang artinya kalo tidak diperintah pimpinan tidak
akan menjalankan tugas dan hampir jarang ada kreativitas dari bawah
atau kadang kadang kreativitas itu dari bawah tapi pimpinannya
sering marah marah akhirnya management itu tidak jalan serta
tenaga relawan sosial belum maksimal menjalankan tugas pokok dan
fungsinya.
- Solusi :
Meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan baik secara
perorangan, keluarga maupun kelompok masyarakat dengan cara
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi generasi muda,
meningkatkan pelayanan dan koordinasi khususnya dalam
melaksanakan program kegiatan operasi simpatik penertiban
PMKS dengan memperhatikan daya tamping panti/UPT milik
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan melakukan peningkatan
pada upaya deteksi dini dan pencegahan penularan HIV dari ibu
ke Anak (PPIA) secara komprehensif berkesinambungan agar
dapat berjalan dengan efektif, efisien dan tepat sasaran.
c) Permasalahandan Solusi
Permasalahan :
1) Kegiatan koordinasi fasilitasi dan monitoring peningkatan pelayanan
publik,
Belum adanya penilaian pelayanan publik yang dilaksanakan
Bakorwil.
Kinerja SKPD pelayanan publik belum optimal.
2) Kegiatan monitoring dan evaluasi otonomi daerah,
Falidasi data pemilih, kesadaran pemilih untuk menggunakan hak
pilihnya
3) Kegiatan koordinasi dan fasilitasi peningkatan informasi masyarakat,
Solusi :
1) Fasilitasi Pengembangan Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan;
Membangun komitmen dan melaksanakan program penguatan
kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan hutan
konservasi secara komprehensif yang memuat kebutuhan dasar
masyarakat. Salah satu upaya yang perlu dilakukan diantaranya
adalah membangun Model Desa Konservasi sebagai show window
pemberdayaan masyarakat dikawasan konservasi Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru dengan pola kolaboratif.
2) Fasilitasi Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir/Nelayan;
Perlunya Pemerintah membentuk lembaga yang membantu
kebutuhan nelayan, termasuk modal dan keuangan dan pemasaran.
3) Fasilitasi Pengembangan Usaha Agribisnis;
Dapatnya Pemerintah Kabupaten/Kota menjembatani hal hal yang
dibutuhkan oleh pelaku usaha terhadap fasilitas yang telah disediakan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui UPT industri makanan,
minuman dan kemasan di Surabaya.
4) Fasilitasi Pengembangan Koperasi dan UKM di Jawa Timur;
Pemerintah Daerah perlu memberikan dukungan penuh terhadap
keberadaan Kopwan melalui pembinaan yang intensif bagi
peningkatan perekonomian masyarakat.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur diharapkan dapat terus
memfasilitasi kemudahan akses pelayanan terhadap kopwan di
daerah melalui klinik koperasi dan UMKM Jawa Timur untuk
menyiapkan jangkauan layanan manajemen koperasi secara
cepat, tepat, mudah dan intensif.
Perlu peningkatan kapasitas pengelola kopwan di daerah agar
perkembangan kopwan berjalan lebih baik.
Pemerintah Kabupaten/Kota perlu memberikan dukungan penuh
terhadap keberadaan dan pengembangan UKM bagi peningkatan
perekonomian masyarakat termasuk melalui Klinik UKM Dinas
Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur.
5) Fasilitasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah;
Perlu di intensifkan pembinaan dalam rangka menciptakan IKM yang
sehat secara administrasi dan operasional untuk dapat
mensejahterakan anggotanya.
Solusi :
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan :
- Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa
Timur dan BAPPEDA Provinsi Jawa Timur diharapkan dapat
memfasilitasi pertemuan khususnya terkait dengan penyerahan
DIPA SKPD baik SKPD Provinsi maupun SKPD Kabupaten/Kota
penerima dana APBN dalam rangka meningkatkan pelayanan dan
percepatan pelaksanaan kegiatan.
- DIPA yang diserahkan oleh Gubernur kepada Bupati/Walikota
selanjutnya agar BAPPEDA Kabupaten/Kota dapat difasilitasi
memperoleh copy DIPA yang sama.
Golongan Menang :
Golongan Menang :
Juara I : Pasangan Sapi Stel Balab
Milik Ridei dariKabupaten Pamekasan.
Juara II : Pasangan Sapi Jet Matic 2
Milik Hakiki/ H. Sahiddari Kabupaten Sampang.
Juara III : Pasangan Sapi Kembang Api
Milik Arif / H. Ridwandari Kabupaten Sumenep.
Golongan Kalah :
Juara I : Pasangan Sapi Bintang Lecen
Milik Sugik Putradari Kabupaten Sumenep.
Juara II : Pasangan Sapi Dor To Dor
Milik Abdullah Hidayat dariKabupaten Bangkalan.
Juara III : Pasangan Sapi Lanyar Tancap
Milik H. Fauzandari Kabupaten Sumenep.
Golongan Menang :
Juara I : Pasangan Sapi Satelit
Milik. H. Hamdan dari Kabupaten Sumenep.
Juara II : Pasangan Sapi Gagak Rimang
Milik. H. Tohir dari Kabupaten Bangkalan.
Juara III : Pasangan Sapi Sonar Muda 2
Milik Syaiful Bahri dari Kabupaten Sampang
Golongan Kalah :
Juara I : Pasangan Sapi Sonar Muda
Milik H. Samsudin dari Kabupaten Sumenep.
Juara II : Pasangan Sapi Teror Serdadu
Milik Jamhari dari Kabupaten Sampang.
Juara III : Pasangan Sapi Siluman
Milik Subadar dari Kabupaten Bangkalan.
Solusi
1. Pada Tahun 2012 dan 2013 dilaksanakan dua versi Kerapan Sapi
yaitu dengan memakai kekerasan yang ditempatkan di Kabupaten
Sampang dan tanpa kekerasan yang dilaksanakan di Kabupaten
Bangkalan, hal ini dimaksudkan untuk meredam gejolak yang
mungkin terjadi pada event tersebut, juga dikandung maksud
untuk mensosialisikan Kerapan Sapi tanpa kekerasan. Walaupun
pada tahun 2012 dilaksanakan dua event Kerapan Sapi, pesertanya
tetap diikuti oleh empat kabupaten yang ada di Madura. Sehingga
pada tahun 2014 dan seterusnya masih dipikirkan tentang tata cara
pelaksanaan Kerapan Sapi sesuai dengan aspirasi dari masyarakat
Madura dengan tidak mengesampingkan atauran main yang
ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
2. Upaya untuk mensinkronkan antara usulan yang diajukan pada
pelaksanaan Musrenbang dengan usulan yang dimasukkan di
portal Musrenbang selalu dilakukan dengan cara menghimbau
serta memberi motivasi pada Kabuapaten/Kota, sedangkan tentang
masalah keterlambatan usulan dari Kabupaten/Kota, Bakorwil
Pamekasan selalu mengingatkan tentang batas waktu yang
diberikan, baik melalui surat maupun komunikasi lewat
telepon/fax.
3. Permasalah keterlambatan laporan tentang bencana sering terjadi,
hal ini perlu segera dikoordinasikan pada pihak-pihak terkait,
sehingga keterlambatan informasi tentang bencana bisa segera
ditindak lanjuti, sedangkan pada permasalahan keterlambatan
pendeteksian dini gejala gangguan ketertiban dan keamanan,
diperlukan koordinasi yang lebih intensif pihak-pihak terkait, hal
ini memungkinkan untuk mencegah terjadinya gangguan kemanan
dan ketertiban lebih dini.
4. Pendistribusian Raskin kedepan hendaknya perlu dicarikan solusi
yang terbaik, agar pendistribusian dari titik distribusi ke titik
sasaran di Kecamatan/Kelurahan/Desa dapat tepat waktu dan
tepat sasaran. Dan diharapkan kepada Tim Raskin Kabupaten/Kota
serta Kecamatan se Bakorwil Pamekasan mengadakan pengarahan
etik, serta penghragaan kepada pegawai negeri sipil sesuai ketentuan yang
berlaku di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Tabel 4.20.22.2
Hasil Program Kegiatan Pembinaan Dan
Pengembangan Aparatur
No URAIAN 2012 2013 Ket
1. 2. 3 4 5
1 Diklatpim II 0 17
2 Diklatpim III 0 80
3 Diklatpim IV 0 160
4 Tugas Belajar
1. Strata 1 1 0
2. Strata 2 12 20
3. Strata 3 3 0
5 Inhouse Training 11 0
6 Izin belajar
1. SMP/Paket B 2 3
2. SMA/Paket C 30 14
3. D3 0 2
4. Strata 1 (Sarjana) / Diploma IV 114 247
5. Strata 2 (Magister) 117 77
6. Strata 3 (Doktoral/Spesialis) 9 5
7 Wawasan Kepemimpinan 0 0
8 Ujian Penyesuaian Ijazah
1. Ke Pengatur Muda (II/a) 135 104
2. Ke Pengatur (II/c) 4 22
3. Ke Penata Muda (III/a) 32 44
4. Ke Penata Muda Tingkat I (III/b) 11 5
5. Ke Penata (III/c) 0 0
9. Seleksi Pangkat III/d ke IV/a 96 150
10. Ujian Dinas 188 125
11. Fasilitasi Penerimaan Calon Praja IPDN 109 115
12. Seleksi CPNS
1. Pendaftar On-line 22.425 43.336
2. Pendaftar yang mengirim berkas lamaran 14.380 43.336
3. Pendaftar yang memenuhi syarat 10.304 32.330
4. Lulus 114 560
5. Formasi yang ditetapkan 148 585
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah
Tabel 4.20.22.3
Jumlah Kebutuhan PNS Di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Timur
NO. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
1. 2. 3 4 5 6 7
1. Kebutuhan PNS 30.767 30.767 30.767 33.141 33.141
2. Jumlah PNS 23.371 23.230 22.426 21.092 20.314
3. Kekurangan PNS 7.396 7.537 8.341 12.049 12.827
Sumber data : Simpeg BKD Provinsi Jawa Timur
Tabel 4.20.22.4
Jumlah Kebutuhan Tenaga Non PNS Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
Ket: sejak 2012 tidak diperkenankan lagi adanya penggantian dan tambahan tenaga non pns
Sumber data : Bidang Formasi dan Pengembangan BKD Provinsi Jawa Timur, 2013
Pemecahan Masalah
1. Upaya untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan, perawat,
maupun tenaga teknis khusus sebagaimana formasi kebutuhan
pegawai yang dikecualikan oleh Peraturan Bersama tersebut, maka
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengusulkan formasi kepada
KemenPAN dan RB RI dan untuk penyelenggaraannya mengusulkan
tambahan alokasi anggaran melalui Perubahan Anggaran tahun
2012 kepada Gubernur Jawa Timur.
2. Perhitungan kembali jumlah yang tepat untuk PNS di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui perhitungan berdasarkan
analisis baban kerja dan analisis jabatan, serta menyusun rencana
kebutuhan pegawai untuk 5 (lima) tahun mendatang.
3. Pendidikan dan pelatihan bagi PNS yang menduduki jabatan
fungsional umum untuk diarahkan menjadi tenaga fungsional
tertentu sesuai kebutuhan antara lain juru tera, teraphis, instruktur,
dan jabatan fungsional tertentu lainnya.
4. Usulan ke Presiden 14 57
PNSD Kabupaten/Kota
Tabel 4.20.22.7
Tabel 4.20.23.1
Alumni Diklat Kepemimpinan, Prajabatan, Teknis dan Fungsional
TAHUN
NO NAMA KEGIATAN
2012 2013
1 Diklat Kepemimpinan 7.439 2.606
Kontribusi Instansi Pengirim 7.099 2.147
Diklat Prajabatan Golongan I, II dan III 5.625 874
Diklat Kepemimpinan Tingkat II, III dan IV 1.474 1.273
Solusi
Tabel 4.20.23.2
Evaluasi Penyelenggaraan Diklat.
NO INDIKATOR KRITERIA %
1 Kesesuaian diklat dengan a. Sangat sesuai 53,55
harapan peserta b. Cukup sesuai 39,41
2 Waktu pelaksanaan diklat a. Sangat Cukup 38,60
b. Cukup 42,37
3 Penyelenggaraan a. Sangat baik 36,17
b. Cukup baik 54,87
4 Dukungan terhadap tugas peserta a. Sangat mendukung 65,46
b. Cukup mendukung 29,75
5 Manfaat bagi peserta a. Sangat bermanfaat 69,16
b. Cukup bermanfaat 26,12
6 Persentase materi yang dapat a. 100% 10,56
diserap peserta b. 75% 67,84
c. 50% 14,75
Tabel 4.20.23.3
Evaluasi Pasca Diklat
Respon yang Jumlah
No Indikator %
menyatakan Alumni
a) Berdasarkan 83 324
kebutuhan instansi
Keikutsertaan Peserta
1 b) Karena Penugasan 13
Dalam Diklat 51
atasan semata
c) Inisiatif Sendiri 4 15
Tugas dari Pimpinan a) Ya 95 370
2 untuk menerapkan hasil
diklat b) Tidak 5 20
2. Solusi
- Meningkatkan prosentase jumlah anggota KORPRI peserta
sosialisasi KB dari DP KORPRI 38 Kab/Kota dan unit KORPRI
SKPD Provinsi Jawa Timur.
- Meningkatkan penjaringan aspirasi tim penyusun materi
KORPRI Paradigma Baru
Tabel 4.20.23.2
Perkembangan hasil Pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik tahun 2012-2013
capaian indikator kinerja tahun
No. Indikator kinerja satuan
2012 2013
1. Pemenuhan dokumen
% 40 90
pelaporan dan keuangan
Sumber : Sekretariat Korpri Prov. Jatim
Tabel 4.20.24.3
Perkembangan hasil pelaksanaan Program Pengelolaan Sumber Daya
Manusia Aparatur tahun 2012-2013
SKPD Provinsi serta rapat kerja Dewan Pengurus KORPRI Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Selanjutnya untuk memotivasi kinerja aparatur KORPRI pada
Dewan Pengurus KORPRI unit SKPD Provinsi maupun Dewan Pengurus
KORPRI Kabupaten/Kota setiap tahun diadakan rapat peningkatan
kualitas kinerja dan penilaiankinerja KORPRI melalui lomba Profesional
Award. Penilaian meliputi aspek kelembagaan, aspek perencanaan,
kebijakan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
kinerjaprogram/kegiatan serta memberikan motivasi terhadap
pencapaian kinerja aparatur. Adapun pada tahun 2013 penilaian
Profesional Award dilaksanakan untuk jenjang kepengurusan KORPRI
Kabupaten/Kota dengan pemenang Kabupaten Sidoarjo sebagai Juara I,
Kabupaten Sampang Juara II, Kabupaten Banyuwangi Juara III,
Kabupaten Magetan Juara Harapan I dan Kabupaten Sumenep Juara
Harapan II.
Kegiatan berikutnya adalah pembinaan anggota KORPRI
dimaksudkan untuk menumbuhkan jiwa Korps anggota Korpri yaitu
sadar akan rasa solidaritas, soliditas, kebersamaan, persatuan, kesatuan,
tanggung jawab, dedikasi, kedisiplinan, kreatifitas dan kebanggaan
terhadap organisasi KORPRI dengan tujuan anggota KORPRI dapat
melaksanakan tugas sebagai abdi negara, abdi pemerintah dan abdi
masyarakat. Pembinaan dilakukan melalui pembinaan kesegaran
jasmani melalui lomba olah raga anggota KORPRI, pembinaan kesenian
melalui lomba seni anggota KORPRI, pembinaan wawasan kebangsaan
dan organisasi KORPRI melalui lomba cerdas cermat anggota KORPRI,
pelaksanaan HUT KORPRI serta pengabdian kepada masyarakat. Adapun
daftar pemenang lomba sebagaimana terlampir.
Untuk mengupayakan kesadaran dan perlindungan hukum bagi
anggota KORPRI dilakukan melalui rapat sosialisasi peraturan
perundang-undangan serta memberikan bantuan fasilitasi
pendampingan bagi anggota KORPRI yang mendapat masalah hukum.
Dari jumlah anggota KORPRI yang melapor masih perlu ditingkatkan
kembali sosialisasi tentang adanya bantuan pendampingan hukum bagi
anggota KORPRI yang bermasalah. Adapun daftar tindak lanjut anggota
KORPRI yang melapor dan mendapatkan pendampingan hukum adalah
sebagaimana terlampir.
Cabang yang
No dilombakan Peringkat Nama SKPD
1. Profesional Award Juara I - Kab. Sidoarjo
Cerdas Cermat
2.
Juara I - Dinas Kehutanan
Dinas Kehutanan
Menyanyi
3. Tunggal
Juara I Devi Nahak Serang
(putra) Disbudpar
4. Menyanyi Dispora
Juara I Wahyu Hendri Purwanti
Tunggal Disbudpar
Juara II Kristina Yuliani,SE
(putri) Dinas PU Pengairan
Juara III Katrina Kriswarsanti
Cabang yang
No dilombakan Peringkat Nama SKPD
Paduan Suara
Unit Korpri Kab. Magetan
5. Juara I -
Unit Korpri Kab. Blitar
-
Unit Korpri Kab. Gresik
Juara II -
Unit Korpri Kab.
Ponorogo
Juara III - Unit Korpri Kab.
Trenggalek
Juara Harapan I
Juara Harapan II
Tabel 4.20.24.5
Daftar Tindak lanjut Masalah Hukum yang dilaporkan keLKBH
Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
1.
Permohonan bantuan hukum atas nama Tumpak Sitanggang KORPRI Unit Provinsi
NIP. 19580927 198603 1 005 dari Dinas Pertanian Provinsi
Jawa Timur
DAFTAR FOTO
Medali Perak Kejuaran Bulu Tangkis Ganda Putra (kostum hijau Jawa
Timur)
Dari target indikator kinerja sasaran sebesar 184 KPM, telah terlatih
sebanyak 122 KPM , sehingga capaian kinerja adalah sebesar 66,3%.
Selain pertimbangan kemampuan anggaran, untuk sasaran ini dilakukan
pemeringkatan KPM untuk mengikuti pelatihan implementasi KPM
maupun TOT KPM.
b) Hasil PelaksanaanPembangunan
Penyelenggaraan Kegiatan pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial tahun 2013 difokuskan pada upaya penggalian
pendayagunaan, dan pengembangan potensi dan sumber daya
pembangunan kesejahteraan sosial, yang berasal dari kalangan
masyarakat.Selama kurun waktu 1 tahun penguatan jaringan
pemberdayaan WKSBM telah mencapai 10 WKSBM yang secara aktif
menyelenggarakan kesejahteraan sosial yang tersebar di seluruh
kabupaten dan kota, dan WKSBM yang mendapatkan penanganan telah
mengalami peningkatan kuantitas maupun kualitas dari 114 WKSBM
menjadi 124 WKSBM.
Tabel 4.13.1.1
Perkembangan Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Tabel 4.13.1.2
Perkembangan Pemberdayaan Sosial
s/d Tahun Tahun
No Kegiatan Satuan
2012 2013
1 Pemberdayaan fakir miskin Jiwa/KK 6800 2000
c) Permasalahan
Jangkauan penagnanan keluarga miskin masih belum memenuhi
capaian target yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang Sosial. Hal ini disebabkan masih tingginya jumlah
keluarga miskin dibandingkan dengan kemampuan anggaran yang
disediakan pemerintah.
Tabel 4.13.1.3
Perkembangan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
s/d Tahun
No Kegiatan Satuan Tahun 2013
2012
1 Deteksi Dini Penyandang Cacat Jiwa 877 225
Berbasis Masyarakat
2 Palayanan Lanjut Usia Terlantar Jiwa 550 260
3 Pelayanan anak terlantar Jiwa 875 20
4 Pembinaan anak jalanan Jiwa 750 120
5 Penanganan HIV/AIDS Jiwa 720 65
6 Rehabilitasi Sosial Anak Jiwa 808 20
Nakal/Korban NAPZA
7 Rehabilitasi Sosial Bekas Warga Jiwa 145 15
Binaan Pemasyarakatan
8 Rehabilitasi Sosial Gelandangan Jiwa 640 120
dan Pengemis, eks gelandangan
psikotik
Tabel 4.13.1.4
Masyarakat Kurang Beruntung Yang Mendapatkan
Bantuan dan Perlindungan Sosial
Tahun 2012 2013
c) Permasalahan
1. Masyarakat dan korban masih menganggap tabu jika harus
membuka informasi terhadap kasus yang dialami kepada pihak
lain khususnya kasus tindak kekerasan dan perlakukan salah yang
dialaminya.
2. Secara kuantitas dan kualitas belum tersedia Rumah Perlindungan
Sosial Trauma Center pada Kabupaten/Kota
3. Masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap program
4. ASKESOS, hal ini berpengaruh pada belum optimalnya jangkauan.
Tabel 4.13.1.5
Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat
Tahun 2012 2013
No Komponen Satuan 2012 2013
1 Kesiap-siagaan Penanggulangan Orang/Kab 140/2 1.859/38
Bencana
2 Mitigasi Penanggulangan orang 280 280
Bencana
3 Pemulihan Sosial eks Korban Orang 112 60
Bencana
Tabel 4.13.1.6
Pengembangan Usaha Kesejahteraan Sosial
Tahun 2012 2013
Tabel 4.13.1.7
Peningkatan Pelayanan Sosial Panti Tahun 2012 2013
Tabel 4.17.1.1
Penghargaan Seniman dan Budayawan Jatim
NO KREATOR BIDANG NAMA KAB/KOTA
1 FILM (Alm) IQBAL RAIS SURABAYA
2 SENI RUPA DADANG RUKMANA KOTA MALANG
3 TEATER LUHUR KAYUNGGA SURABAYA
4 TARI DIMAS PRAMUDYA A SURABAYA
5 SASTRA HERI LAMONGAN LAMONGAN
6 MUSIK DJOHAN PERWIRANTO PACITAN
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
NO NAMA KAB/KOTA
1 (Alm) SUPALI KAB. MOJOKERTO
2 H. SYAKIRUN MADIUN
3 TAUFIKURRACHMAN SUMENEP
4 SOLIKIN JABBAR SURABAYA
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Tabel 4.17.1.4
Pemenang Visualisasi Fragmen Kesejarahan
NO JUDUL CERITA PERINGKAT KAB/KOTA
Kiprah humanis dr. Moch.
Kota
1 Saleh dalam Rintihan Sang Juara I
Probolinggo
Pejuang
Bupati Joyonegoro Merebut
2 Juara II Kab. Gresik
Gresik Kembali
Jokotole Raden Aryo
3 Kujokopanole Pangeran Juara III Kab. Sumenep
Secodininingrat III
Peristiwa Palagan Tumpak
4 Harapan I Kab. Pacitan
Rinjing Pacitan Tahun 1949
Benteng Pendem Van Den
Bosch Ngawi Sebelum dan
5 Harapan II Kab. Ngawi
Sesudah Diponegoro 1830-
1845
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Tabel 4.17.1.5
Lawatan Sejarah Tingkat Nasional
Asal
Judul makalah Siswa
Sekolah
TERBAIK I Membangun Karakter Generasi Iqbal SMAN 2
Muda Sumenep melalui Maulana Sumenep
Pemahaman Sejarah Perjuangan Madura,
Ponpes Annuqoyah Guluk-gluk Jatim
dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia
7) Uyon-Uyon
Gelar Kesenian setiap malam jumat pahing oleh Kelompok/Grup
Karawitan yang terdiri dari pengrawit lengkap (18 orang),
penggerong dan sinden. Materi Gending Uyon-uyon pilihan
terdiri dari Purwa, Madya dan Wasana dilaksanakan sebanyak 10
(sepuluh) kali, dihadiri oleh 84 orang undangan terdiri dari
pengamat serta seniman dan budayawan dengan hasil capaian
meningkatnya apresiasi seniman agar tetap produktif khusunya
seni karawitan sebagai aset budaya bangsa:
Tabel 4.17.1.7
Gelar Kesenian oleh Kelompok/Grup Karawitan
8) Road show;
3 22-26 April Inacraft 2013, Tari Emprak, Tari JCC Jakarta 17 penari 15
2013 The 15th Jejer Gandrung, pengrawit dan
Jakarta Tari Kasomber & pemain reog
International Atraksi Reog
Handicraft
Trade Fair
NO KAB/KOTA KETERANGAN
1 SURABAYA SENDRATARIK UNESA SUTALIWA
KARYA : ARIF HIDAYAT
SUTRADARA : ARIF HIDAYAT
2 KOTA MALANG SATRASIA UNIV. KANJURUAN DALAM
BAYANGAN TUHAN
NASKAH : ARIFIN C. NUR
SUTRADARA : DARMANTO, M.Pd
NO KAB/KOTA KETERANGAN
1 JOMBANG KOMUNITAS TOMBO ATI TUK
NASKAH : BAMBANG WIDOYO, SP
SUTRADARA : IMAM GOZALI
2 BANGKALAN KOMUNITAS MASYARAKAT LUMPUR JIWA
ASMARA DAYA
KARYA : HELMY PRASETYA
SUTRADARA : HELMY PRASETYA
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pergelaran Periodik
10 kali 10 kali
Wayang Kulit
Pergelaran Periodik
6 kali, 6 Kab/Kota 10 kali, 10 Kab/Kota
Teater Tradisi
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Festival Kesenian
8 Kab/Kota 8 Kab/Kota
Kawasan Selatan
Festival Kesenian Pesisir
14 Kab/Kota 14 Kab/Kota
Utara
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
JUMLAH
NO NEGARA PENAMPILAN KESENIAN
CREW
1 India The Svayamvara For Sita 16 Orang
12) Lomba-Lomba;
Lomba Cipta Puisi dan Menggambar/Drawing bagi siswa
SMA/SMK/Sederajat yang mempunyai minat seni. Untuk Lomba
Cipta Puisi diikuti oleh 18 Kab/Kota, 54 peserta, 78 puisi dan
Lomba Menggambar/Drawing diikuti oleh 11 Kab/Kota, 23
peserta, 26 drawing dengan hasil capaian dikenalinya STKW
Surabaya melalui kompetisi terbuka se Jatim dan terpilihnya
pemenang sebagai berikut :
LOMBA DRAWING
ANINDIA
JUARA II SMAN 1 JATIROGO TUBAN
HARDIYANTI
NUR HAYATUL SMA ASSA'ADAH SAMPURNAN BUNGAH
JUARA III
KHAMIDAH GRESIK
FIETRIE NUR
HARAPAN I SMAN 1 JATIROGO TUBAN
MAGHFIROH
HARAPAN II MUHAMMAD YUNUS SMAN 2 PASURUAN
HARAPAN III MELLA AMBAR SARI SMA HASAN MUNAHIR
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Penyanyi Unggulan
Penyaji
Unggulan
Penyaji Unggulan
Hadiah Uang
Juara Kab/Kota Peserta Menu
Tunai (Rp)
Juara I Kab. Malang Warung Rahayu Sayur Lodeh 5.000.000,-
Kelingking
Juara II Kab. Jember Catering Kol Tumis 4.000.000,-
Tawangmangu Daun
Mangkoan
Juara III Kab. Sidoarjo The Sun Hotel Buntil Patil 3.000.000,-
UANG
NO NAMA KAB/KOTA PEMENANG PEMBINAAN
(Rp)
1 Alvine Stefan W Kota Madiun Raka Jawa Timur 10.000.000,-
Kab.
2 Yonky Candra P Wakil I Raka Jatim 5.000.000,-
Banyuwangi
Bimanda Wakil Ii Raka
3 Kota Malang 4.000.000,-
Yuswandoyo Jatim
Kab. Harapan I Raka
4 Deny Tedjabhawaka 3.000.000,-
Bojonegoro Jatim
Harapan Ii Raka
5 Weka Allamh A Kab. Blitar 2.000.000,-
Jatim
Raka
6 Firman Prihansyah Kota Batu 2.000.000,-
Persahabatan
7 Tsar Prasojo R.A.W. Kab. Lamongan Raka Favorit 2.000.000,-
Raka Berbusana
8 Firman Prihansyah Kota Batu 1.500.000,-
Terbaik
Kab.
9 Dendit Viegas L. M Raka Berbakat 1.500.000,-
Trenggalek
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
RAKI
UANG
N
NAMA KAB/KOTA PEMENANG PEMBINAAN
O
(Rp)
1 Retno Ambar Arum Kota Malang Raki Jatim 10.000.000,-
2 Wess Kaolinni Kota Surabaya Wakil I Raki Jatim 5.000.000,-
3 Tiara Adinda Sari Kab. Probolinggo Wakil Ii Raki Jatim 4.000.000,-
Harapan I Raki
4 Rifqah Fairuz Putri Kab. Jember 3.000.000,-
Jatim
Harapan Ii Raki
5 Phita Crystalia P. Kab. Ngawi 2.000.000,-
Jatim
Oxza Mahena Raki Persahabata
6 Kota Blitar 2.000.000,-
Choulyn n
7 Imandari Sasmita Kab. Jombang Raki Favorit 2.000.000,-
Raki Berbusana
8 Mega Suryaning Putri Kab. Kediri 1.500.000,-
Terbaik
9 Yanita Tity Wahyuni Kab. Ponorogo Raki Berbakat 1.500.000,-
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
PERINGKAT/NI
NO PROV/KAB/KOTA NAMA POKDARWIS
LAI
1 83 KAB. BLITAR JATIM KAMPUNG WISATA
EKOLOGIS PUSPA JAGAD
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
PERINGKAT
NO PROV/KAB/KOTA NAMA POKDARWIS
/NILAI
KAMPUNG WISATA
1 83 KAB. BLITAR JATIM
EKOLOGIS PUSPA JAGAD
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
perkebunan.
7. Pemberdayaan Usaha Pariwisata dengan sub kegiatan Lokakarya
Usaha Konsultan Pariwisata, Lokakarya Usaha MICE dan Lokakarya
Usaha Impresariat dengan hasil capaian ditetapkannya rekomendasi
oleh 150 orang pengelola usaha pariwisata.
8. Anugerah Wisata Jawa Timur di Hotel Grand Mercury Surabaya
diberikan kepada Pelaku Pengelola Usaha/Industri Pariwisata dan
Pemerintah Kab/Kota di Jatim yang dipilih dan ditetapkan oleh
Dewan Juri melalui 10 kriteria yakni : Pengelola DTW yang meliputi
DTW Alam, DTW Budaya dan DTW Buatan serta Pemerintah
Kab/Kota yang mempunyai komitmen dan kepedulian tinggi dalam
mengembangkan sektor pariwisata dengan hasil capaian terpilihnya
18 nominasi serta 10 pemenang sebagai berikut :
UANG
NO DTW ALAM KAB/KOTA
PEMBINAAN (Rp)
1 KEBUN TEH WONOSARI KAB. MALANG 5.000.000,-
UANG
NO DTW BUATAN KAB/KOTA
PEMBINAAN (Rp)
1 JEMBER TIARA PARK JEMBER 5.000.000,-
WISATA AGRO THE LEGEND
2 NGANJUK 4.000.000,-
WATERPARK
AGRO WISATA TAMBAK
3 SIDOARJO 3.000.000,-
KUSUMA TIRTA
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
NO.
JUARA NILAI NAMA TIM
LAMBUNG
JUARA I 057 790 Didik Ekana/LC Sidoarjo
4 kategori, 10 4 kategori. 10
Anugerah Wisata Jatim
pemenang pemenang
BPD Jawa Timur, PD. Jasa Yasa, Kepala Balai Pelestarian Cagar
Budaya Jawa Timur dengan hasil capaian meningkatnya
kerjasama yang sinergis antara pemerintah Provinsi dengan
Kab/kota serta Instansi terkait lainnya dalam pengumpulan data
Kebudayaan dan Pariwisata di Jawa Timur serta penggalian
gagasan dalam rangka pemutahiran dan identifikasi terhadap
data Kebudayaan dan Pariwisata;
b. Rakor Pemutakhiran Data Statistik Kebudayaan dan Pariwisata 4
kali 76 orang dari dinas Kab/Kota yang menangani kebudayaan
dan pariwisata :
1) Rakor Triwulan I dengan hasil capaian ditetapkannya
kesepakatan sebagai berikut : Penyajian data valid oleh
Kab/Kota setiap bulan, Verifikasi data (online, telp, laporan
secara berkala), Pemanfaatan teknologi informasi (email,
faksimail sebelum dibuatnya web data), Pada Triwulan III
pelaporan menggunakan web sehingga Kab/Kota tinggal
entry;
2) Rakor Triwulan II dengan hasil capaian ditetapkannya
kesepakatan sebagai berikut : meningkatnya sinergitas
kinerja antara Pemerintah Prov dengan Kab/Kota,
Stakeholders dan Instansi Terkait dalam pengumpulan data
Kebudayaan & Pariwisata, merumuskan strategi, sistem dan
mekanisme dalam pengumpulan data Kebudayaan dan
Pariwisata untuk mewujudkan basis data yang akurat dan
aktual, segera mewujudkan pembuatan web data sehingga
memudahkan Kab/Kota dalam pelaporan;
3) Rakor Triwulan III dengan hasil capaian ditetapkannya
kesepakatan sebagai berikut : meningkatnya sinergitas
kinerja antara Pemerintah Prov dengan Kab/Kota,
Stakeholders dan Instansi Terkait dalam pengumpulan data
Kebudayaan dan Pariwisata, merumuskan strategi, sistem
dan mekanisme dalam pengumpulan data Kebudayaan dan
Pariwisata untuk mewujudkan basis data yang akurat dan
aktual, Penyajian data valid oleh Kab/Kota setiap bulan,
Verifikasi data (email,telp, laporan secara berkala),
Pemanfaatan teknologi informasi (email, faksimail sebelum
(i) Nopember
pemantauan kegiatan peningkatan kapasitas desa wisata di
Kab. Ngawi, pemantauan kegiatan fasilitasi & peningkatan
kapasitas kelembagaan desa wisata di Kota Blitar,
pemantauan kegiatan fasilitasi & peningkatan kapasitas
kelembagaan desa wisata di Kab. Tuban;
2) Koordinasi Pengembangan Budpar;
Rapat Koordinasi Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata
Jawa Timur di Hotel Royal Orchid Garden Batu diikuti oleh 100
orang terdiri dari Instansi Kebudayaan dan Pariwisata se Jawa
Timur, Kepala Bidang dan UPT dilingkungan Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Bakorwil dan Instansi
terkait, Taman Nasional di Jawa Timur dan Asosiasi Pariwisata
dengan hasil capaian terwujudnya evaluasi bersama dan
komunikasi dalam pengembangan dan kebijakan kebudayaan
dan pariwisata lintas sektor dan Kab/Kota;
4. Fasilitasi dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Desa Wisata;
1.000 buah, pengadaan handuk 200 buah, pengadaan sprei 100 buah,
pengadaan taplak meja 50 buah; Belanja cetak dan penggandaan;
Belanja modal peralatan, perlengkapan kantor dan rumah tangga :
pembelian 3 set kursi tamu, pembelian mesin cuci 10 kg 2 buah,
pembelian 2 buah jet pump daya hisap 100 meter, korden
penginapan remaja 100 pcs;
6. Sinergitas Publikasi Pariwisata Jawa Timur dengan hasil capaian
terinformasikannya kegiatan kebudayaan dan pariwisata melalui :
1) Publikasi media cetak 5 kali, publikasi pelayanan kepada
masyarakat di media elektronik 2 kali, dokumentasi 1 paket,
booklet fascinating seas of East java 6.000 exp, booklet your
shopping destinations of East Java 6.000 exp, booklet natural
tourism of East Java 6.000 exp, booklet agriculture tourism of East
Java 6.000 exp, booklet wisata ziarah 6.000 exp, booklet wisata
alam Jawa Timur 6.000 exp, booklet wisata belanja Jawa Timur
6.0003 exp, brosur DTW di Jawa Timur 38 Kab/Kota 76.000 exp;
2) Pergelaran Wayang Kulit;
- Ki Soenarjo di Lap. DRPD Prov Jatim;
- Ki Manteb Sudarsono pada tanggal 30 Juni 2013 di
Trenggalek 2 kali;
- Ki Purbo pada tanggal 15 Agustus 2013 di Pacitan
Lakon: Parikesit;
- Ki Bambang (Kab. Blitar) pada tanggal 19 Agustus 2013
di Tulungagung Kec. Boyolangu Kel Pucuk Halal Bihalal
Perangkat Desa;
- Ludruk 1 kali di Taman Budaya Jawa Timur;
3) Pergelaran Atraksi Kesenian;
KAMPUNG WISATA
1 83 KAB. BLITAR JATIM
EKOLOGIS PUSPA JAGAD
Upaya Pemecahan
Mengupayakan produkproduk hukum kearsipan yang nantiakan
dugunakan sebagai dasar pelaksanaan kearsipan
Program Arsip masuk desa menjadi upaya pemerintah untuk
memperdayakan masyarakat desa, hal ini dilakukan melalui pembinaan
kearsipan terhadap Sekretaris Desa maupun pengelola kearsipan di
Provinsi Jawa Timur
Di bidang kearsipan, masih banyak arsip yang belum terkelola dengan baik
di unit unit kerja/SKPD
Kurang memadainya sarana prasarana kearsipan, sehingga pengelolaan
belum maksimal
Munculnya peraturan perundangan yang berdampak pada pengelolaan
kearsipan, juga banyak jasa yang dikelola pihak swasta, sehingga
mengurangi peran penting lembaga kearsipan.
Upaya Pemecahannya
Membangun system administrasi kearsipan dengan pemanfaatan teknologi
informasi dan penyediaan pedoman kearsipan
Menjalin kerjasama dengan instansi Pemerintah, BUMN/D, Orsospol/Ormas,
Swasta maupun Perorangan
Akuisisi arsip statis baik instansi Pemerintah, BUMN/D, Orsospol/Ormas,
Swasta maupun Perorangan.
Meningkatkan preservasi dan alih media arsip statis
Mengelola dan merawat arsip baik statis maupun inaktif
URUSAN PILIHAN
Tabel 4.4.1.1
Perkembangan hasil penyusunan dokumen tahun 2012-2013
No. Uraian Satuan 2012 2013
Tabel 4.4.1.2
Perkembangan hasil pelaksanaan Program Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir tahun 2012 2013
1. Kawasan Konservasi :
3. SPDN Unit 24 28
Penyusunan dokumen rencana
4. Dok 1 1
pengelolaanWP3K/Perda
5. POKMASWAS Kelp 177 215
7. POSKAMLADU Unit 14 14
Jalin Kesra bantuan RTSM di wilayah
8. Paket 3.284 1.890
pesisir
Pembinaan, pelatihan, sosialisasi,
9. Org 4.613 2.980
sinkronisasi, lokakarya dan bimtek
Produksi garam pada tahun 2012 sebesar 952.31 ribu ton dan
pada tahun 2013 mengalami penurunan 34,8 persen atau menjadi 620,95
ton. Penurunan produksi garam dikarenakan adanya musim penghujan
yang cukup lama dan musim kemarau yang hanya dua bulan, yaitu di
bulan September dan Oktober sehingga masa panen garam lebih pendek.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah telah menyusun
langkah strategis, antara lain melakukan intensifikasi dengan tujuan
meningkatkan kualitas garam dan produktivitas di sentra-sentra produksi
garam, diantaranya dengan mengunakan teknik geo membran.
Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan sangat
penting, 60 % biaya produksi penangkapan ikan adalah untuk membeli
BBM. Pada saat musim ikan, kebutuhan BBM akan melonjak Hingga saat
ini jumlah Solar Packed Dealer Nelayan atau SPDN di Jawa Timur
sebanyak 28 unit. Pembangunan SPDN diharapkan dapat menyalurkan
Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk nelayan sesuai dengan harga yang
ditetapkan oleh Pemerintah. Sampai saat ini jumlah SPDN yang telah
dibangun sebanyak 28 unit dimana 25 unit sudah beroperasi dan 3 unit
masih belum beroperasi karena adanya kendala dalam pengelolaan dan
operasionalnya, terkait dengan dana yang harus dikeluarkan.
Dalam upaya meminimalisir terhadap berbagai persoalan yang
muncul dikalangan nelayan serta meminimalisir terjadinya
pelanggaran/tindak pidana yang sering dialami oleh nelayan, Dinas
Perikanan dan Kelautan Jawa Timur meningkatkan peran Pos Keamanan
Perikanan dan Kelautan Terpadu (POSKAMLADU) terkait pengawasan
dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan
sesuai peraturan perundang-undangan dibidang perikanan. Personil
POSKAMLADU terdiri dari unsur TNI-AL, POLAIR dan PPNS Daerah yang
dalam melaksanakan perannya, dilengkapi sarana seperti GPS, kapal
pengawasan, SSB, HT, jaket pelampung dll. Sampai dengan tahun 2012
telah dibangun sebanyak 14 unit yang lokasinya terletak di Tambakboyo-
Tuban. Brondong-Lamongan, Lumpur-Gresik, Arosbaya-Bangkalan,
Camplong-Sampang, Sapeken-Sumenep, Lekok-Pasuruan, Paiton-
Probolinggo, Jangkar-Situbondo, Grajagan-Banyuwangi, Tambakrejo-
Blitar, Prigi-Trenggalek, Tamperan-Pacitan dan Mayangan Kota
Probolinggo. Pada tahun 2013 tidak ada pembangunan POSKAMLADU
baru, namun demikian kegiatannya diarahkan pada operasional dan
- Evaluasi Poskamladu
a. Poskamladu Prigi Kabupaten Trenggalek
b. Poskamladu Lekok Kabupaten Pasuruan
c. Poskamladu mayangan Kota Probolinggo
yang Baik (CPIB) juga tidak kalah penting, karena benih ikan yang
berkualitas merupakan salah satu hal penting dan menentukan berhasil
atau tidaknya sebuah kegiatan budidaya ikan. Pemerintah, dalam hal ini
Dinas Perikanan dan Kelautan saat ini tengah mendorong pelaku usaha
budidaya/pembenihan ikan untuk menerapkan CBIB dan CPIB. Hal
tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya usaha budidaya
perikanan yang bersertifikat CBIB / CPIB, dari 327/25 unit pada tahun
2012, menjadi 463/40 unit pada tahun 2013.
Kegiatan budidaya tidak hanya mencakup kegiatan pembesaran,
akan tetapi juga produksi benih. Untuk memenuhi kebutuhan benih
berkualitas dan perbanyakan induk unggul dalam rangka mendukung
penyediaan benih berkualitas dan siap edar, maka UPTD Provinsi telah
melakukan kegiatan inovatif seperti halnya pemuliaan ikan mas, lele dan
nila. Disamping itu juga melakukan bimtek kepada masyarakat
pembudidaya, kaji terap teknologi, monitoring dan surveillance.
Meningkatnya kinerja UPT, baik UPT budidaya air payau maupun air tawar
dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah produksi benih dan
induk ikan, baik yang dihasilkan oleh UPTD Provinsi, UPR (Unit
Pembenihan Rakyat) maupun BBI. Pada tahun 2012 benih ikan yang
dihasilkan sebanyak 21.622.667 ekor dan ketersediaan induk ikan
sebanyak 867.254 ekor. Tahun 2013 benih ikan meningkat menjadi
29.492.124 ekor sedangkan induk ikan 869.741 ekor. Masing-masing
meningkat 0,2 % untuk induk dan 36,4 % untuk benih
Jalin kesra bantuan RTSM pada tahun 2012 sebanyak 1.095 paket
yang terdiri dari paket perikanan budidaya sebanyak 146 paket dan paket
non perikanan sebanyak 949 . Tahun 2013, jumlah paket yang diberikan
sebanyak 1.620 yang terdiri dari 136 paket budidaya ikan dan 1.484 paket
non perikanan berupa ternak kambing/domba dengan harapan dapat
meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat sangat miskin di
Jawa Timur.
c) Permasalahan dan Upaya Pemecahannya (terkait dengan capaian
pelaksanaan Program / kegiatan) :
Permasalahan
- Harga pakan pabrikan tinggi yang semakin tinggi;
- Ketersediaan benih maupun induk yang bermutu dan layak edar
masih belum mencukupi kebutuhan pasar;
Tabel 4.4.1.4
Perkembangan hasil pelaksanaan program Pengembangan
Perikanan Tangkap
No Indikator Kinerja Satuan 2012 2013
5. Alat Penangkap ikan Laut dan Per. Umum Unit 171.502 177.125
Upaya Pemecahannya
- Melakukan perbaikan sumberdaya habitat dan sumberdaya ikan
melalui pembangunan rumah ikan serta pengkayaan ikan;
- Pemberian bantuan/hibah sarana penangkapan berupa alat
tangkap jaring dan pancing serta alat bantu penangkapan berupa
GPS untuk mempermudah mencari lokasi penangkapan (fishing
ground), penyediaan modal usaha dan kemudahan usaha melalui
pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan.
- Peningkatan ketrampilam berupa pelatihan Ahli Nautika Kapal
Perikanan Tingkat III dan Ahli Tekhnika Kapal Perikanan,
perbaikan mesin, perbaikan jaring, pembuatan palka dan
pemasangan rumpon;
- Melakukan fasilitasi untuk mengurus dokumen kapal dan perijinan
agar tidak melakukan pelanggaran berlayar atau usaha
penangkapan ikan dan melakukan Crash Program untuk
memfasilitasi pengurusan dokumen kapal dan perijinan usaha
penangkapan ikan;
- Sosialisasi pentingnya kelestarian sumberdaya ikan dan
sumberdaya habitat untuk meningkatkan dan mengembalikan
potensi sumberdaya ikan .
d) Penghargaan yang diterima baik Nasional maupun Provinsi
Tingkat Nasional
- Juara I Lomba Kategori Wirausaha Perikanan Tangkap An. Totok
Endrianto Ds Besole Kec. Besuki kabupaten Tulungagung.
- Juara I Kategori Lembaga Keuangan /Perbankan Teladan, Bank
Jatim Surabaya
Tabel 4.4.1.5
Perkembangan hasil pelaksanaan Program Optimalisasi
Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan
tahun 2012-2013
No Indikator Kinerja Satuan 2012 2013
Ekspor :
1. - Volume Ribu Ton 306,89 343,64
- Nilai Juta US$ 1.027,75 1.305,00
Tabel 4.4.1.6
Perkembangan hasil Program Pengembangan Kawasan Agropolitan
tahun 2012-2013
Permasalahan
- Belum semua kawasan agropolitan mendapat dukungan dari lintas
sektor, seperti halnya listrik dan akses jalan.
Pemecahannya
- Perlu koordinasi lintas sektoral untuk dapat merealisasikan
kawasan agropolitan, produsen benih dan pihak lain
Tabel 4.4.1.7
Perkembangan hasil pelaksanaan Program Peningkatan Kesejahteraan
Petani tahun 2012-2013
Permasalahan
- Sumberdaya manusia Pokmas APP bidang perikanan dan kelautan
sebagian anggotanya masih memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang terbatas sehingga belum dapat mandiri dalam
mengatasi permasalahan teknis yang dihadapi seperti kematian,
benih, penyakit, pengelolaan media budidaya dan pertumbuhan
ikan yang tidak seragam.
- Keterbatasan modal dalam pengadaan pakan ikan (pabrikan) yang
harganya cenderung / semakin mahal
- Keterbatasan ketersediaan/pasokan air menjadi fator penghambat
utama bagi pokmas untuk menghasilkan produksi ikan yang
maksimal
Pemecahannya
- Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pokmas APP bidang
perikanan dan kelautan perlu dilakukan secara berkelanjutan
melalui pembinaan/ temu teknis, pelatihan dan pendampingan
teknis secara langsung. Dengan demikian permasalahan teknis
yang terjadi di lapangan dapat diantisipasi dengan baik. Oleh
karenanya perlu penyediaan tenaga pendamping kelompok
masyarakat secara berkelanjutan dengan fasilitasi oleh Pemda
melalui Bappeda Kabupaten/Kota setempat.
- Pembuatan pakan/pellet ikan berbahan baku lokal secara mandiri,
termasuk penyediaan pakan tambahan / bahan lainnya yang
mudah diperoleh di lokasi setempat. Oleh karenanya fasilitas
Produktivitas
Luas Panen (ha) Produksi (ton)
Komoditas (ku/ha)
2012 2013 2012 2013 2012 2013
- Padi 1.975.719 2.037.026 61,74 59,15 12.198.707 12.049.405
- Jagung 1.232.523 1.199.544 51,08 48,03 6.295.301 5.760.959
- Kedelai 220.815 210.618 16,39 15,64 361.986 329.461
- K. Tanah 163.513 150.017 13,07 24,09 213.792 361.367
- K Hijau 55.881 48.845 11,95 11,81 66.778 57.686
- U. Kayu 189.982 168.194 223,50 214,10 4.246.028 3.601.074
Produksi Jawa Timur (Ton) Produksi Nasional (Ton) (%) Jatim thd Nasional
No. Komoditi
2012 2013 2012 2013 2012 2013
1 Padi (GKG) 12.198.707 12.049.405 69.056.126 70.866.571 17,66 17,00
2 Jagung (Pipilan) 6.295.301 5.760.959 19.387.022 18.510.435 32,47 31,12
3 Kedelai (Ose) 361.986 329.461 843.153 807.568 42,93 40,80
4 Kacang Tanah 213.792 361.367 712.857 907.207 29,99 39,83
5 Kacang Hijau 66.778 57.686 284.257 209.924 23,49 27,48
6 Ubi Kayu 4.246.028 3.601.074 24.177.372 25.494.507 17,56 14,12
7 Ubi Jalar 411.957 392.307 2.483.460 2.366.410 16,59 16,58
8 Sayuran ) 1.738.838 1.764.874 10.939.752 11.415.623 15,89 15,46
9 Buah-Buahan ), ) 4.042.257 4.105.173 18.089.952 18.246.774 22,35 22,50
Sumber : Data 2012 ATAP BPS, Data 2013 Tanaman Pangan sesuai ASEM BPS,
) Data 2013 Hortikultura sesuai RKSP Dinas Pertanian dan Prognosa Kementerian
Pertanian Tahun 2013
) produktivitas (kg/phn, rumpun), luas panen (pohon, rumpun), dan produksi (ton)
umbi benih BS-FS dan (2 hektar FS-SS masih di pertanaman); vi) Upaya
penyediaan benih bermutu dan bersertifikat tahun 2013.
Dari progam ini, ketersediaan benih tanaman pangan dan
hortikultura yang bersertifikat dan bermutu untuk tahun 2013 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1.1.4
Perkembangan Ketersediaan Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura
yang Bersertifikat dan sesuai Syarat 6 tepat di Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 4.1.1.5.
Capaian Pengembangan Agribisnis tahun 2013
Lomba Eksportir
Pemenang I : PT. Mitra Tani Dua Tujuh, Kabupaten Jember
Pemenang II : CV. Agri Berkah Lestari, Kota Malang
Pemberdayaan
orang 1.040 1.468
petani
b) Hasil pelaksanaan
Sasaran program peningkatan produksi
pertanian/perkebunan dimaksudkan untuk :
- Meningkatnya produksi komoditi perkebunan yang merupakan
target Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur melalui
pengembangan lahan yang diarahkan pada pembetukan kawasan-
kawasan sebagai basis produksi perkebunan ;
- Meningkatnya produktivitas komoditi perkebunan melalui kegiatan
intensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi sehingga dapat membantu
peningkatan produksi perkebunan.
Tabel 4.1.2.2
Capaian Kinerja Program Peningkatan
Produksi Pertanian/Perkebunan
Capaian Kinerja Program
Uraian
Satuan 2012 2013
Pengembangan areal
Ha 16.434 19.225
tanaman perkebunan
Rehabilitasi tanaman
Ha 250 250
perkebunan
Intensifikasi tanaman
Ha 7.000 8.950
perkebunan
Komoditi tebu pada tahun giling 2012, luas areal mencapai 203.484
hektar dengan produksi gula sebesar 1.252.788 ton atau meningkat
sebesar 19,12 % dibanding produksi gula tahun 2011 sebesar
1.051.642 ton. Sedangkan pada tahun giling 2013 luas areal
mencapai 203.484 hektar dengan produksi gula sebesar 1,240.050
juta ton. Dibandingkan tahun 2012 mengalami penurunan 1,02%
dikarenakan pada awal giling masih terjadi hujan yang
mengakibatkan turunnya rendemen tebu. Produksi gula Jawa
Timur memberikan kontribusi 48 % dari produksi gula nasional
yang mencapai 2.591.687 ton. Sedang untuk kebutuhan gula Jawa
Timur sebesar 550 ribu ton, yang terdiri dari konsumsi masyarakat
450 ribu ton dan untuk industri makanan dan minuman 100 ribu
ton. Sehingga dengan produksi 1.252.788 ton pada tahun 2012,
Jawa Timur surplus produksi gula 700 ribu .
Produksi kakao secara total Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai
32.912 ton dan luas areal 63.040 hektar sedang di Tahun 2013 luas
areal 65.125 hektar dan produksi 39.200 ton. Tanaman kakao
sangat berpeluang besar untuk diusahakan di Provinsi Jawa Timur,
karena masih banyak terdapat lahan potensial yang dapat ditanami
kakao, terutama di Zona Pantai Selatan mulai Kabupaten Pacitan,
Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember dan
Banyuwangi serta di Zona Tengah yang sudah berkembang baik,
mulai Kabupaten Jombang, Nganjuk, Kediri, Madiun, Ngawi,
Ponorogo dan Magetan.
Tabel 4.1.2.4
Capaian Kinerja Program Pengembangan Kawasan Agropolitan
Pelaksanaan promosi
Paket 10 9
hasil perkebunan
Sampai dengan tahun 2013 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur telah
mengembangkan jejaring perdagangan dengan membuka stan
perkebunan di Puspo Agro (Pusat Pasar Agrobisnis) di Jemundo serta
mengikutkan kelompok tani perkebunan dalam lelang komoditi
perkebunan setiap bulan yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdaganagan Provinsi Jawa Timur.
6) Program Peningkatan Ketahanan Pangan
a) Pagu dan Reaisasi
Program Peningkatan Ketahanan Pangan dengan pagu sebesar Rp.
525.000.000,00 dan realisasi Rp. 506.282.600,00 atau (96,43) secara
rinci masingmasing realisasi per kegiatan yang terdiri dari realisasi
anggaran dan capaian ukuran keberhasilan dapat dilihat pada Formulir
Kinerja SKPD format 16 Kolom melalui 2 kegiatan, yaitu :
Pengembangan Desa Mandiri Pangan dan Energi; dan Pengembangan
Tanaman Perkebunan di Lahan Pekarangan.
b) Hasil Pelaksanaan
Sasaran program peningkatan ketahanan pangan yaitu terbangunnya
wilayah di Kabupaten Kota di Jawa Timur yang memiliki ketahanan
pangan dan energi melalui kegiatan fasilitasi pengebangan kawasan
ketahanan pangan dengan bantuan bibit tanaman perkebunan.
Tabel 4.1.2.6
Capaian Kinerja Program
Peningkatan Ketahanan Pangan
Tabel 4.1.3.1
Perkembangan populasi ternak tahun 2012-2013
2012 2013
No Indikator Kinerja
Capaian Capaian
Jumlah populasi
ternak (ekor) :
sapi potong 4.957.478 3.831.537*
2012 2013
No Indikator Kinerja
Capaian Capaian
1 Jumlah RPH yang 5 11
memenuhi persyaratan
higienis sanitasi untuk
mendapatkan NKV (unit)
2 Jumlah unit usaha produk 80 83
non pangan asal hewan
yang menerapkan standar
higienis sanitasi (unit)
Sumber data : Dinas Peternakan Prov. Jawa Timur
Tabel 4.1.3.5
Perkembangan Mempertahankan Status Bebas Penyakit Mulut Dan
Kuku (PMK) Tahun 2012-2013
2012 2013
No Indikator Kinerja
Capaian Capaian
1 Jumlah kasus PMK (kejadian 0 0
penyakit)
Sumber data : Dinas Peternakan Prov. Jawa Timur
Tabel 4.1.3.6
Perkembangan Mempertahankan Status Bebas Penyakit Anthrax Tahun
2012-2013
2012 2013
No Indikator Kinerja
Capaian Capaian
1 Jumlah kasus kejadian penyakit 0 0
Anthrax (kejadian penyakit)
Tabel 4.1.3.6
Perkembangan Kasus Penyakit Brucellosis Pada Sapi Perah
Tahun 2012-2013
No 2012 2013
Indikator Kinerja
Capaian Capaian
1 Persentase kasus penyakit 0,030 0,029
Brucellosis pada sapi perah (%)
Tabel 4.1.3.7
Perkembangan Kejadian Penyakit Avian Influenza Pada Unggas
Tahun 2012-2013
2012 2013
No Indikator Kinerja
Capaian Capaian
1 Persentase kejadian penyakit Avian 0,009 0,008
Influenza pada unggas (%)
Tabel 4.1.3.8
Perkembangan Jumlah Akseptor IB Sapi Potong Dan Jumlah Kelahiran
Sapi Potong Hasil IB Tahun 2012-2013
2012 2013
No Indikator Kinerja
Capaian Capaian
1 Jumlah akseptor IB sapi 1.061.042 1.022.928
potong (ekor)
Tabel 4.1.3.9
Perkembangan Produksi Hasil Ternak Tahun 2012-2013
2012 2013
No Indikator Kinerja
Capaian Capaian
1 Jumlah produksi hasil
ternak (ton)
Daging 351.432 352.004
Telur 317.672 347.611
Susu 568.474 424.857
Sumber data : Dinas Peternakan Prov. Jawa Timur
Tabel 4.1.3.10
Konsumsi Hasil Ternak Tahun 2012-2013
2012 2013
No Indikator Kinerja
Capaian Capaian
1 Jumlah konsumsi hasil ternak
(kg/kapita/tahun)
Daging 9,25 9,00
Telur 6,96 7,21
Tabel 4.1.3.11
Jumlah Kawasan Sentra Pembibitan Ternak
Tahun 2012-2013
2012 2013
No Indikator Kinerja
Capaian Capaian
1 Jumlah kawasan sentra
perbibitan ternak
Sapi (kawasan) 2 5
Kambing PE (kawasan) 8 6
3. URUSAN KEHUTANAN
3.1 DINAS KEHUTANAN
1) Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan
a) Pagu dan Realisasi Program
Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan didukung dana sebesar Rp.
28.508.824.000,00 terealisasi sebesar Rp 26.404.515.196,00 atau 92,62%
secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan serta capaian
keberhasilan dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 kolom.
- KCL, 150 kg
- Bambu, 500 batang
(9) Jombang, Kec. Wonosalam, Ds. Jarak
- Jahe, 100 kg
- Pupuk kandang, 2 ton
- Pupuk urea, 300 kg
- TSP, 150 kg
- KCL, 150 kg
(10)Jombang, Kec. Wonosalam, Ds. Wonosalam
- Jahe, 100 kg
- Pupuk kandang, 2 ton
- Pupuk urea, 300 kg
- TSP, 150 kg
- KCL, 150 kg
(11)Pasuruan, Kec. Purwodadi, Tambaksari
- Jahe, 175 kg
- Pupuk kandang, 2 ton
- Pupuk urea, 300 kg
- TSP, 150 kg
- KCL, 150 kg
- Bambu, 350 batang
(12)Malang, Kec. Singosari, Ds. Kelampok
- Jahe, 175 kg
- Pupuk kandang, 2 ton
- Pupuk urea, 300 kg
- TSP, 150 kg
- KCL, 150 kg
- Bambu, 350 batang
(13)Malang, Kec. Pujon, Ds. Wiyurejo
- Jahe, 150 kg
- Pupuk kandang, 1 ton
- Pupuk urea, 400 kg
- TSP, 200 kg
- KCL, 200 kg
- Bambu, 300 batang
(14)Sampang, Kec. Kedungdung, Ds. Kedungdung
- Mangga, 2150 batang
Tabel 4.2.1.1
Perkembangan capaian kinerja program prioritas
tahun 2012 2013
NO. KOMPONEN SATUAN 2012 2013
1. - Optimalisasi pemanfaatan hutan dan
lahan untuk pengembangan hutan
tanaman dan hutan rakyat
- Meningkatkan pelayanan,
pengawasan dan pengendalian
peredaran hasil hutan
a. Pengawasan dan Pengendalian M3 1.506.053,01 2.581.994.352
peredaran hasil hutan berupa data
perkembangan Penerimaan Kayu
Bulat yang masuk dari luar Jawa ke
Provinsi Jawa Timur
memenuhi pasokan bahan baku kayu bagi industri primer (Industri Primer
Hasil Hutan Kayu).
Kelestarian hutan tidak hanya dilihat dari tanaman atau pohon yang
tumbuh di hutan tetapi juga memperhatikan kawasan yang ditunjuk atau
ditetapkan sebagai kawasan hutan. Penetapan dan pengukuhan kawasan hutan
perlu dilaksanakan agar kawasan hutan tetap utuh sesuai dengan fungsinya.
Selain itu untuk mendukung agar status kawasan hutan memiliki status yang
jelas yang dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melalui UPT
Tahura R.Soerjo selama tahun 2012 telah dilakukan pengukuran dan
pemasangan batas serta pembuatan proyeksi batas ulang dengan maksud
mengembalikan posisi pada peta tata batasnya melalui rekonstruksi tata batas
Tahura R.Soerjo, tahun 2012 sepanjang 50 km. Tahun 2013, rekonstruksi tata
batas sudah selesai diolaksanakan yang terakhir pada tahun 2012 sepanjang 50
km. Untuk menjaga pergeseran tata batas maka Dinas Kehutanan Prov. Jawa
Timur pada Tahun 2012 memberikan bantuan kepada masyarakat berupa
tanaman bambu sebanyak 2.000 batang serta 1.500 kg jahe. Bantuan tersebut
berlanjut pada Tahun 2013 dengan memberikan 1150 bambu dan 1500 kg jahe.
Bantuan tersebut juga dimaksudkan untuk pemberdayaan masyarakat sehingga
masyarakat turut serta dalam pengamanan hutan.
1 2 3 4 5
b. Reboisasi lahan Ha 30 30
kritis dan potensial
kritis:
4. Lokasi reboisasi jauh dan sulit dijangkau dan kondisi lapang/ topografi yang
terjal
5. Sarana dan prasarana pemadam kebakaran hutan sangat terbatas
sedangkan lokasi/kawasan yang terbakar sangat jauh dan sulit dijangkau.
6. Masih terbatasnya pemahaman masyarakat sekitar hutan tentang
pentingnya pelestarian hutan khususnya kawasan konservasi.
7. Pelaksanaan penanaman tergantung pada musim penghujan yang jatuh
pada triwulan keempat.
Solusi:
1. Terkait dengan petugas pengaman hutan di wilayah TAHURA R.Soerjo untuk
segera membentuk/merekrut Satuan Pengamanan Hutan pada Desa
Penyangga yang belum mempunyai Satuan Pengamanan Hutan dan yang
kurang memadai yang pelaksanaannya memperhatikan pasal 20 dan 24 ayat
2 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2011 tentang Penataan
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
2. Mengintensifkan operasi rutin dan gabungan yang melibatkan polisi dan
kelompok tani hutan dengan harapan dapat meminimalisir angka pencurian
kayu.
3. Mengoptimalkan petugas Tahura untuk memberikan pelayanan jasa wisata
kepada masyarakat.
4. Diupayakan kegiatan reboisasi untuk dilaksanakan dengan penaburan
benih secara manual pada lokasi-lokasi yang sulit dilakukan dengan
penanaman.
5. Diusulkan dengan Pemerintah Provinsi sekiranya dapat menjalin kerja sama
dengan instansi/ Dinas lain yang memiliki fasilitas untuk pengendalian
kebakaran hutan (TNI, BBKSDA, BASARNAS)
6. Melaksanakan penyuluhan secara rutin pada masing-masing desa
penyangga dan sekolah-sekolah.
7. Mengingat pelaksanaan kegiatan penanaman yang tergantung pada musim
penghujan, maka proses pengadaan barang disesuaikan dengan musim
tanam
Jumlah
Tahun Lokasi/kabupaten
Biogas
2012 Blitar 2 Unit
2013 Blitar dan Gresik 27 Unit
Upaya Pemecahan :
Memberikan pelatihan pada pengelola dan pengguna biogas serta Aparat
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat.
2) Program Pengembangan dan Pemerataan Pasokan Listrik
a) Pagu dan Realisasi Program
Program Pengembangan dan Pemerataan Pasokan Listrik dengan Pagu
Anggaran sebesar Rp.4.266.365.000,00 dengan realisasi Rp.
3.336.865.159,00 (78,21%) Secara rinci masing-masing realisasi anggaran
kegiatan dapat dilihat pada Lampiran Formulir Matrik 16 kolom.
KK yang
Jumlah
Tahun teraliri Lokasi
PLTMH
listrik
2012 2 244 KK Desa kalianan, Kecamatan Krucil,
Kabupaten Probolinggo
Desa Kandangan Kecamatan Kare
kabupaten Madiun
2013 2 30 KK Desa Besuki, Kecamatan
Munjungan, Kabupaten
Trenggalek
Desa Blimbing, Kecamatan
Klabang, Kabupaten Bondowoso.
Sumber: Dinas ESDM Prov. Jatim
Upaya Pemecahan:
- Meskipun dalam skala kecil, sesuai fungsi dan tugasnya Dinas ESDM
membantu memenuhi kebutuhan listrik/energi melalui pembangunan
PLTMH di daerah-daerah terpencil dengan memanfaatkan potensi mikro
hidro yang terdapat di daerah setempat.
- Pembangunan Pembangkit Listrik dengan memanfaatkan energi
setempat seperti tenaga surya dan tenaga angin.
Tabel 4.3.1.2
Rambu-Rambu Peringatan Bahaya Longsor di Kab/Kota
Tahun 2012-2013
Tabel 4.3.1.3
Pembuatan Sumur Bor Di Daerah Sulit Air di Kabupaten
Di Jawa Timur Tahun 2012-2013
Solusi :
- Pelaksanaan pendidikan bagi karyawan disperindag untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang teknis
- Melakukan outsourcing dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga
pendamping
4) Program Peningkatan Standarisasi Industri
a) Pagu dan Realisasi Program
Program Peningkatan Standardisasi Industri dengan total anggaran
sebesar Rp. 8.115.283.000,00 dengan realisasi Rp. 8.094.422.443,00
(99,74%). secara rinci realisasi anggaran serta capaian ukuran keberhasilan
dapat dilihat pada lampiran format 16 kolom.
Program ini bertujuan meningkatkan perluasan penerapan
standardisasi industri untuk menghasil produk-produk berkualitas sesuai
permintaan pasar serta perlindungan konsumen. Program ini didukung oleh
4 Kegiatan yaitu kegiatan Pengembangan Standardisasi dan HKI Industri,
Kegiatan Fasilitasi Penerapan HKI Tembakau dan Rokok, Kegiatan
Peningkatan Kemampuan SDM Industri Rokok dan Kegiatan Pengembangan
Desain Produk Industri
BAB IV
TUGAS PEMBANTUAN
BAB IV - 1011
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB IV - 1012
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Pembantuan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 dengan total anggaran sebesar Rp
1.358.572.577.000,00 dan realisasi penyerapan sebesar Rp 1.164.416.048.672,00 atau
85,71 % dalam pelaksanaan, pemantauan program, kegiatan serta jenis belanja dapat
berjalan dengan optimal.
Oleh karenanya sesuai Peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 2007, seluruh dana
APBN Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan juga harus disampaikan dalam Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Masyarakat.
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 39 tahun 2006.
BAB IV - 1013
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Gambar 5.1
Realisasi Keuangan Dan Kemajuan Fisik Kementrian/Lembaga Dana Tugas Pembantuan
Tahun 2013 Di Prov. Jatim
56.57 60.00
Tabel 5.1
Rincian pagu. realisasi Kementrian/Lembaga Dana Tugas Pembantuan
Di Prov. Jatim Tahun 2013
BAB IV - 1014
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Dinas PU Bina
Marga Provinsi 86.914.889.000 86.900.686.520 99,98 100,00
Jawa Timur
Kementerian
2
Pekerjaan Umum
Dinas PU
Pengairan Provinsi 61.435.800.000 58.722.373.000 95,58 100,00
Jawa Timur
Dinas Pertanian
Provinsi Jawa 200.558.592.000 192.158.669.975 95,81 97,25
Timur
Dinas Perkebunan
Kementerian Provinsi Jawa 410.459.117.000 292.348.145.513 71,22 85,71
3
Pertanian Timur
Dinas Peternakan
Provinsi Jawa 89.045.725.000 80.239.697.980 90,11 100,00
Timur
Badan Ketahanan
Pangan Provinsi 275.000.000 261.888.888 95,23 100,00
Jawa Timur
Dinas Sosial
4 Kementerian Sosial Provinsi Jawa 2.823.708.000 1.597.499.200 56,57 60,00
Timur
Dinas Tenaga
Kerja,
Kementerian Tenaga
Transmigrasi dan
5 Kerja dan 7.659.845.000 5.835.786.448 76,19 97,99
Kependudukan
Transmigrasi
Provinsi Jawa
Timur
JUMLAH 895.112.676.000 753.175.696.674 84,14 92,70
Sumber : SKPD Pengelola di Prov, Jatim
BAB IV - 1015
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB IV - 1016
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB IV - 1017
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Gambar 5.2
Realisasi Keuangan Kementrian/Lembaga Dana Urusan Bersama
Tahun 2013 Di Prov. Jatim
BAB IV - 1018
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Gambar 5.3
Realisasi Keuangan Kementrian Dalam Negeri Dana Urusan Bersama
Tahun 2012 Di Prov. Jatim
Gambar 1.4
Realisasi Keuangan Kementrian Pekerjaan Umum Dana Urusan Bersama
Tahun 2013 Di Prov. Jatim
105,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100,00
100,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
95,00
95,59
90,00
85,00
84,88 84,04
80,00
75,00
Tabel 5.2
Rincian Pagu dan Realisasi Keuangan Dana Urusan Bersama
Tahun 2013 Kabupaten/Kota di Prov. Jatim
BAB IV - 1019
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB IV - 1020
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Dari Tabel 5.2 Kementerian Dalam Negeri mengalokasian dana Urusan Bersama
di 29 Kabupaten/Kota dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 928.693.908.000,00 dan
realisasi sebesar Rp 923.822.008.990,00 atau 99,48%.
Sedangkan untuk total pagu anggaran yang di alokasikan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum di 15 Kabupaten/Kota adalah sebesar Rp 295.846.250.000,00
dengan realisasi sebesar Rp 287.275.697.500,00 atau 97,10%.
Selanjutnya untuk pelaksanaan dana Dekonsentrasi dari Kementerian/
Lembaga yang dialokasikan di Provinsi Jatim sebagaimana tercantum pada Tabel 5.3
berikut ini :
Gambar 1.3
Realisasi Keuangan Dan Fisik Kementrian/Lembaga Dana Dekonsentrasi Tahun 2013 Di
Prov. Jatim
Tabel 5.3
Rincian Pagu, Realisasi Keuangan Dan Fisik Kementrian/Lembaga Dana Dekonsentrasi
Tahun 2013 Di Prov, Jatim
Realisasi
Instansi Pemberi Real.
Penerima Dekonsentrasi
Dekonsentrasi Pagu (Rp) Fisik
No. (SKPD)
(Kementerian/Lembaga) Rp. % (%)
BAB IV - 1021
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Realisasi
Instansi Pemberi Real.
Penerima Dekonsentrasi
Dekonsentrasi Pagu (Rp) Fisik
No. (SKPD)
(Kementerian/Lembaga) Rp. % (%)
Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi 650.000.000 642.941.775 98,91 100
Jawa Timur
Badan Pemberdayaan
Masyarakat Provinsi Jawa 88.666.865.000 75.572.071.559 85,23 100
Timur
BAB IV - 1022
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Realisasi
Instansi Pemberi Real.
Penerima Dekonsentrasi
Dekonsentrasi Pagu (Rp) Fisik
No. (SKPD)
(Kementerian/Lembaga) Rp. % (%)
Dari tabel 5.3 tersebut dapat dilihat bahwa total alokasi anggaran
Dekonsentrasi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 adalah sebesar Rp
463.459.901.000,00 dan realisasi sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar Rp
411.240.351.998,00 atau sebesar 88,73 %, sedangkan alokasi terbesar adalah
dari Kementrian Pertanian yaitu sebesar Rp 122.807.544.000,00 atau 26,49%
dari total dana dekonstrasi di Provinsi Jawa Timur dan pengalokasian yang
terendah adalah dari Kementerian/Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia
yaitu sebesar Rp 167.706.000,00 atau sebesar 0,04% dari total pagu.
BAB IV - 1023
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
beberapa permasalahan yang sampai saat ini perlu mendapatkan perhatian, yaitu
antara lain :
Permasalahan
1. Sisi Perencanaan dan Penganggaran :
Adanya pemblokiran dan revisi DIPA serta Juklak/Juknis yang sering
terlambat disampaikan kepada daerah, yang berkibat pula pada
terlambatnya pelaksanaan ;
Integrasi dana APBN ke dalam mekanisme perencanaan dan
penganggaran Pembangunan Nasional dan Daerah kurang maksimal ;
Fungsi koordinasi untuk pengelola dana APBN antara SKPD Provinsi, dan
antara Provinsi Kabupaten/Kota dan instansi vertikal pengelola dana
APBN kurang optimal ;
Dalam menyusun program/kegiatan, Kementrian/Lembaga belum
optimal mengikutsertakan daerah dalam menyusun rencana kerja sesuai
dengan permasalahan dan kondisi yang ada di daerah sehingga berakibat
banyaknya kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan ;
2. Sisi Evaluasi dan Pelaporan :
Format laporan yang beragam antara yang dikeluarkan oleh
Kementrian/Lembaga teknis dengan format laporan PP 39/2006,
sehingga berakibat SKPD pengelola dana APBN hanya menyampaikan
langsung laporan pelaksanaan ke Kementerian/ Lembaga teknis terkait
dan tidak menyampaikan tembusan Laporan Triwulan kepada
Bupati/Walikota, sehingga penyampaian laporan dari Bupati/Walikota
kepada Gubernur tidak ada ;
Keterbatasan SDM yang menguasai aplikasi pelaporan yaitu Sistem
Akuntansi Instansi (SAI) dan Peraturan Pemerintah 39/2006 yang
disebabkan terjadinya mutasi pada personil Pengelola Kegiatan, dan
penggantinya belum menguasai sistem aplikasi pelaporan sehingga
berdampak penyampaian pelaporan mengalami keterlambatan ;
Mekanisme pengendalian dan evaluasi belum dapat berjalan dengan
optimal, sehingga belum dapat memberikan rekomendasi tentang
keberlangsungan program/kegiatan yang berakibat belum efektifnya
capaian program yang dilaporkan, oleh karena itu hasil evaluasi belum
maksimal digunakan untuk perencanaan tahun berikutnya ;
Belum optimalnya umpan balik dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah tentang permasalahan yang disampaikan dalam pelaporan
BAB IV - 1024
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
2. Sisi pelaporan :
Sebagaimana amanat dalam Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006
peran Bappeda sebagai koordinator penyelenggaraan Kegiatan APBN
lingkup Kementrian/Lembaga terutama dalam hal penyampaian laporan
pelaksanaan kegiatan lebih dimantapkan ;
Terkait penyampaian laporan, penyeragaman format pelaporan secara on
line oleh pemerintah perlu segera diwujudkan dengan dibarengi
konsistensi Tim Pusat terhadap pemberian insentif dan disentif sesuai
aturan yang berlaku kepada pengelola APBN ;
Dinas pengelola DK/TP di Provinsi dan Bappeda Kabupaten/Kota, sesuai
aturan yang ada harus konsisten dan tertib untuk menyampaikan laporan
akuntabilitas maupun manajerial kepada Gubernur melalui Bappeda Provinsi.
BAB IV - 1025
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V
TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
BAB V - 1026
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1027
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1028
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1029
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1030
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
realisasi sebesar Rp. 5.532.279.530,00 (Lima milyar lima ratus tiga puluh dua
juta dua ratus tujuh puluh sembilan ribu lima ratus tiga puluh rupiah) atau
98,38 % (realisasi berdasarkan pagu baru).
7. Output dari Kerjasama
Output atau hasil dari Kerjasama yang telah dicapai pada Tahun 2013 yakni :
a. Kerjasama antar Provinsi;
- Naskah Perjanjian Kerjasama Antar SKPD/Intansi Provinsi Jawa Timur dengan
SKPD Prov. Kalsel, Prov. Sulbar, Prov. Sultra, yang telah ditandatangani oleh
masing-masing pihak;
- Naskah Perjanjian Kerjasama antara Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak
dan Keluarga Berencana Prov. Sumatera Utara dengan Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana Prov. Jawa Timur tentang Penanganan
Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak serta tindak Pidana
Perdagangan Orang;
b. Kerjasama antar Kabupaten/Kota
- Naskah Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan
Pemerintah Provinsi Gorontalo tentang Kerjasama Pembangunan Kawasan
Transmigrasi;
- Naskah Perjanjian Kerjasama antara Kepala Satuan Polisi Pamong Praja di
Wilayah Ratubangnegoro (Kabupaten Blora, Tuban, Rembang dan
Bojonegoro) tentang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Penegakan
Peraturan daerah di wilayah lintas Batas Jawa Timur dan Jawa Tengah;
- Naskah Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur
dengan 38 (Tiga Puluh Delapan) Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Timur
tentang Pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA);
- Naskah Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur
dengan 38 (Tiga Puluh Delapan) Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Timur
tentang Pelayanan Jaminan Kesehatan Primer;
- Terciptanya koordinasi antara Satuan Polisi Kabupaten perbatasan provinsi
jawa timur dan jawa tengah berupa patroli bersama dalam rangka memonitor
trantib di wilayah perbatasan.
c. Kerjasama Antar Daerah dengan Luar Negeri
- Naskah Technical Agreement antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan
Kedutaan Besar Perancis di Jakarta untuk periode ke II (dua).
- Naskah Letter of Intent (LoI) antara Tim Ekonomi Jawa Timur dengan Asia
Competitiveness Institute, Lee Kian Yew School of Public Policy, National
University of Singapore
BAB V - 1031
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1032
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
e. Monitoring dan evaluasi atas kunjungan yang sudah dilaksanakan oleh SKPD
terkait atau lembaga sosial lainnya, baik dilakukan melalui rapat koordinasi
ataupun kunjungan lapangan, guna melihat dampaknya pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.
BAB V - 1033
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1034
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1035
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1036
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1037
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
kapasitas SDM di Korea Selatan selama kurang lebih 1 bulan dengan pembiayaan
sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Korea Selatan. Pemerintah Provinsi
Jawa Timur senantiasa mengikutsertakan PNSnya untuk pelatihan tersebut sejak
tahun 2011.
Kegiatan kerjasama lainnya adalah Program Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang diimplementasikan dibeberapa Kabupaten di Jawa Timur. Program
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bertujuan meningkatkan akses dan mutu
pelayanan pendidikan bagi anak usia dini, sehingga kelak siap memasuki jenjang
pendidikan dan tahap kehidupan lebih lanjut, meningkatnya kesadaran
pemerintah daerah, keluarga, orangtua dan masyarakat akan pentingnya
pendidikan bagi anak usia dini serta meningkatnya partisipasi dan peran serta
masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia dini dan
tumbuhnya berbagai program PAUD sejenis yang lebih merata dan bermutu.
c. Kerjasama Pemprov Jatim Dengan Singapore International Foundation
(SIF).
Lembaga Intaernasional SIF kegiatannya adalah dibawah naungan
program Special Volunteer Overseas (SVO). Dengan bidang yang dikerjasamakan
antara lain Kesejahteraan sosial, Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, IPTEK,
administrasi dan bidang-bidang lain yang disepakati bersama.
Melalui program SVO dibidang Kesehatan tersebut paramedis dari Jawa
Timur memperoleh tambahan ilmu dan wawasan lewat pelatihan, training dan
studi banding ke Singapura, misal studi kasus aplikasi program Micro Surgery
dalam penanganan operasi face off, serta untuk program Emergency Nursing.
Kerjasama dengan Rumah sakit di Jawa Timur telah menghasilkan kurikulum
pelatihan Emergency Nursing yang telah diadop kedalam program Kementerian
Kesehatan.
Selain daripada itu program SVO dibidang Kesehatan adalah Program
Pshycogeriatry (penanganan manula) yang ditempatkan pada RSJ Wediodiningrat
Lawang. Manfaat dari program tersebut atara lain adalah :
Pasien lanjut usia dapat mengenali permasalahan kejiwaan yang dialaminya
lebih dini;
Pasien lanjut usia dapat menyelesaikan permasalahan kejiwaan yang
dialaminya ;
Terjadi perubahan perilaku pada diri lanjut usia sehingga mampu
berinteraksi sosial dengan lebih baik.
BAB V - 1038
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1039
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1040
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
UMKM. salah satu contohnya adalah budidaya lele di kab. Kediri tentang
peningkatan akses ke lembaga keuangan.
g. Kerjasama Pemprov Jatim dengan Helen Keller International (HKI)
Helen Keller International (HKI) merupakan lembaga internasional asal
Amerika Serikat yang bergerak dibidang pemberdayaan anak-anak
berkebutuhan khusus (ABK) dan pendampingan kesehatan mata anak-anak. Pada
tahun 2013 HKI melakukan pendampingan aktif di Jawa Timur dengan tujuan
meningkatkan kualitas manajemen pendidikan ABK yang bisa diakses secara
merata.
Di Jawa Timur HKI bersama Dinas Pendidikan Prov Jatim telah
melaksanakan kegiatan pendampingan di beberapa sekolah inklusif di beberapa
Kabupaten/Kota serta berkolaborasi untuk memberikan pelatihan bagi tenaga
pengajar. Kegiatan lain adalah program pemeriksaan mata dan pembagian
kacamata baca gratis bagi siswa di 66 Sekolah Menengah di Sidoarjo, Surabaya,
dan Gresik. Tahap berikutnya adalah pemberian nutrisi mata untuk menjaga
kesehatan mata anak didik. Kerjasama dengan HKI tersebut juga menghasilkan
produk Regulasi tentang Pendidikan Inklusif (anak berkebutuhan khusus) di
Jawa Timur yaitu berupa Peraturan Gubernur, yang menjadi salah satu
pertimbangan Jawa Timur mendapat Inclusif Awards tingkat nasional, katagori
Kepala Daerah yang aktif perkembangan sekolah inklusif melalui kebijakan dan
peraturan daerah.
Realisasi kegiatan nyatanya antara lain: Pemeriksaan dan pembagian
kacamata gratis sejumlah 23.000 buah untuk siswa-siswi, guru, kepala sekolah,
penjaga kantin, keamanan sekolah di SMP/Mts di 3 kab/kota (Surabaya, Sidoarjo,
dan Gresik), Pelatihan pemeriksaan mata bagi perawat dan bidan Puskesmas di 3
kab/kota (Mojokerto, Pasuruan, dan Lamongan), Pembangunan ruangan mata
anak dan pemberian peralatan pemeriksaan mata anak senilai + Rp. 800 juta.
Pelatihan manajemen pendidikan inklusi bagi 35 guru sekolah di 5 kab (Tuban,
Nganjuk, Banyuwangi, Sidoarjo, dan Malang)
h. Kerjasama Pemprov Jatim dengan KINERJA-USAID
USAID telah banyak berperan dalam mendukung pembangunan di
Indonesia. KINERJA merupakan program baru dari USAID. Program KINERJA
merupakan pendampingan bagi terwujudnya pelayanan publik yang baik di
bidang pendidikan, kesehatan, dan perijinan usaha. KINERJA melaksanakan
kegiatannya dalam jangka waktu 4 (empat) tahun sejak 20102014. Untuk
implementasi kegiatan terpilih 5 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, yaitu : Kab.
Jember, Kab. Probolinggo, Kab. Tulungagung, Kab. Malang dan Kota
BAB V - 1041
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1042
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1043
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 6.1
Sekolah di Jawa Timur yang terpilih mengikuti BRIDGE Program:
Sebanyak 90 Guru dari Australia dan 90 Guru dari Indonesia, dari 40 sekolah di
Australia dan 40 sekolah di Indonesia turut berpartisipasi dalam program ini.
Salah satu kegiatan dari sekolah partner :
Melalui BRIDGE Program, 2 guru (Cindy Godwin dan Kelly Kenworthy) dari Secret
Harbour Primary School (sekolah partner)yakni berkunjung ke SMP Darul Ulum 1
Jombang selama 5 hari (10 s.d 15 Desember 2011). Selama di Jombang, ke dua guru
tersebut mengelilingi PP Darul Ulum, mengunjungi MIN Rejoso,SD Plus Darul
Ulum,SLB Darul Ulum, sentra kerajinan manik-manik di Gudo dan Kerajinan Batik
Sekar Jati di Jatipelem Jombang. Disamping mengajar para siswa, Cindy Godwin dan
Kelly Kenworthy juga memperkenalkan metode pembelajaran HELPFUL IDEAS AND
TEACHING STRATEGIES FROM AUSTRALIA melalui workshop bagi para guru SMP
Darul Ulum 1 Unggulan.
BAB V - 1044
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1045
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Kerjasama tersebut untuk mewujudkan koordinasi yang cepat, tepat dan terpadu
dalam penyelenggaraan pembinaan, pengendalian, operasional tertib berlalu lintas
dan angkutan barang di jalan dan jembatan timbang di Jawa Timur.
Realisasi kegiatan :
Jembatan Timbang Guyangan Kabupaten Nganjuk, Jembatan Timbang Mojoagung
Kabupaten Jombang,
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Program peningkatan kerjasama, Kegiatan Fasilitasi Kerjasama Daerah dengan
Lembaga Nasional dan Internasional, Tahun Anggaran 2013 dengan PAGU sebesar Rp.
1.500.000.000,00 (Satu milyar lima ratus lima juta rupiah) yang bersumber dari SKPD
Provinsi Jawa Timur dengan realisasi sebesar Rp 1.286.319.442,00 (Satu milyar dua
ratus delapan puluh enam juta tiga ratus sembilan belas ribu empat ratus empat puluh
dua rupiah) atau 87,75 % (realisasi berdasarkan pagu baru).
BAB V - 1046
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
- Masih banyaknya SKPD yang belum paham tentang tata cara pelaksanaan
kerjasama dengan pihak ketiga
- Informasi tentang Lembaga Internasional sangat kurang khususnya tentang
peluang bidang-bidang yang akan dikerjasamakan
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka diperoleh solusi sebagai berikut :
- Melakukan sosialisasi yang berkelanjutan tentang tata cara pelaksanaan
kerjasama daerah dengan pihak ketiga
- Melakukan inventarisasi potensi dan kekurangan Pemerintah Daerah
khususnya di bidang pelayanan publik yang akan dikerjasamakan dengan Pihak
Ketiga.
- Melakukan koordinasi dengan Lembaga Internasional mitra kerjasama
sekaligus melakukan sosialisasi tentang potensi bidang-bidang yang akan
dikerjasamakan.
BAB V - 1047
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1048
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1049
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1050
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Kab. Gresik,
Kab. Tuban,
Kab. Lumajang,
Kab. Pamekasan,
Kab. Sampang,
Kab. Jombang,
Kab. Banyuwangi,
Kab. Ngawi
Sumber : BPBD Prov. Jatim
b. Kekeringan
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor:
188/636/KPTS/013/2013 Tentang Status Keadaan Darurat Bencana
Kekeringan Di Jawa Timur. Daerah yang sedang mengalami bencana kekeringan
ada 21 Kabupaten, 228 Kecamatan dan 945 Desa meliputi Kab. Ngajuk, Kab.
Sumenep, Kab. Trenggalek, Kab. Probolinggo, Kab. Blitar, Kab. Lumajang, Kab.
Jombang, Kab. Pasuruan, Kab. Ponorogo, Kab. Gresik, Kab. Bojonegoro, Kab.
Mojokerto, Kab. Jember, Kab. Banyuwangi, Kab. Madiun, Kab. Pacitan, Kab.
Pamekasan, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo, Kab. Sampang, Kab. Bangkalan,
Kab. Tuban, Kab. Magetan, Kab. Ngawi, Kab. Lamongan, Kab. Tulungagung
dengan Anggaran sebesar Rp. 10.907.350.000,00 bersumber dari Dana Siap
Pakai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Tabel 6.3
Tanggap Darurat Bencana Kekeringan
Tahu Tempat
Penanganan Vol. Ket
n Kejadian
2013 Kab. Ngajuk, Pengadaan Tandon, 622 buah
Kab. Sumenep, Dudukan tandon, 622 buah
Kab. Trenggalek, Pengadaan Jirigen, 12.440 buah
Kab. Probolinggo, Droping air bersih 8 Kab
Kab. Blitar, Pengadaan Sarpras air 9 Kab
Kab. Lumajang, bersih (perpipaan,
Kab. Jombang, bak penampungan air,
Kab. Pasuruan, pompa dan water
Kab. Ponorogo, tower)
Kab. Gresik,
Kab. Bojonegoro,
Kab. Mojokerto,
Kab. Jember,
Kab. Banyuwangi,
Kab. Madiun,
Kab. Pacitan,
Kab. Pamekasan,
Kab. Bondowoso,
Kab. Situbondo,
Kab. Sampang,
Kab. Bangkalan,
Kab. Tuban,
BAB V - 1051
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tahu Tempat
Penanganan Vol. Ket
n Kejadian
Kab. Magetan,
Kab. Ngawi,
Kab. Lamongan,
Kab. Tulungagung
Sumber : BPBD Prov. Jatim
c. Angin Puting Beliung
Bencana Angin Puting Beliung yang mengakibatkan kerusakan-
kerusakan seperti fasilitas umum dan rumah penduduk dengan taksiran
kerugian atau kerusakan lebih kurang sebesar Rp. 2.576.000.000,00 sampai
dengan akhir Juni 2013 dengan alokasi dana bantuan untuk perbaikan rumah
rusak berat/roboh sebesar Rp. 1.081.000.000,00 dengan perbaikan rumah 310
unit rumah yang sudah tertangani kejadian di Kab. Pacitan, Kab. Ponorogo,
Kab. Blitar, Kab. Trenggalek, Kab. Malang, Kab. Probolinggo, Kab. Lumajang,
Kab. Banyuwangi, Kab. Sumenep, Kab. Nganjuk, Kab. Situbondo dan Kab.
Jember.
Untuk penanganan dampak dari angin puting beliung dilaksanakan
Pemkab/Pemkot setempat melalui BPBD Kab/Kota.
Tabel 6.4
Tanggap Darurat Bencana Puting Beliung
BAB V - 1052
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1053
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1054
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1055
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1056
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
berupa kerusakan lingkungan, jiwa dan harta benda. Dampak lebih lanjut
adalah adanya asap yang ditimbulkan yang dapat mengakibatkan pengaruh
pada kesehatan terutama pernafasan serta gangguan aktivitas sehari-hari
seperti terganggunya jadwal penerbangan. Tebalnya asap juga dapat
mengganggu cuaca.
i. Bencana Siklon Angin Tropis
Adapun yang dimaksud dengan angin Puting Beliung adalah angin
kencang, tapi angin kencang belum tentu dikatakan angin puting beliung,
tergantung kecepatan angin yang menyertainya, angin Puting Beliung
kejadiannya singkat antara 3-5 menit setelah itu diikuti angin kencang yang
berangsur-angsur kecepatannya melemah,
Sedangkan Angin Kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan
bisa lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata 20-30 knot, sementara
puting beliung biasa kecepatannya dapat mencapai 40-50 km/jam atau lebih
dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama dengan fenomena badai
yang sering melanda di negara Amerika, Australia, filipina, Jepang, Korea
maupun China.
Karakter klimatologi dan meteorologi Jawa Timur untuk Fenomena
Angin Puting Beliung biasanya terjadi pada saat peralihan musim kemarau ke
musim hujan. Terjadinya angin Puting Beliung kebanyakan pada siang hari,
karena fenomenanya selalu terjadi setelah lepas pukul 13.00-17.00 namun
demikian tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada malam hari.
Fenomena angin puting beliung ini juga berbeda dengan badai tropis.
Adapun daerah di Jawa Timur yang cukup rawan terhadap bencana angin
puting beliung beserta dengan kerangka waktu yang secara umum terjadi
adalah sebagai berikut :
Tabel 6.5
Potensi Rawan Bencana Angin Putting Beliung dan Prakiraan Waktunya
PRAKIRAAN
NO WILAYAH
(Antara)
Blitar bagian selatan,
Pacitan bagian selatan, Awal Nopember s/d
1
Tulungagung bagian selatan, Akhir Nopember
Trenggalek bagian selatan
Magetan bagian selatan,
Pacitan bagian utara,
Ponorogo bagian tengah,
Trenggalek bagian utara, Pertengahan Nopember s/d
2
Tulungagung bagian barat, Awal Desember
Kediri bagian barat,
Tulungagung bagian utara,
Ponorogo bagian timur laut
BAB V - 1057
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
PRAKIRAAN
NO WILAYAH
(Antara)
Bojonegoro bagian selatan,
Pertengahan Nopember s/d
3 Magetan bagian tengah,
Awal Desember
Madiun, Ngawi bagian timur,
Tuban bagian selatan, Awal Nopember s/d
4
Bojonegoro bagian utara Akhir Nopember
Awal Desember s/d
5 Tuban bagian utara
Akhir Desember
Awal Nopember s/d
6 Ngawi bagian barat
Akhir Nopember
Blitar bagian selatan,
Pacitan bagian selatan, Pertengahan Nopember s/d
7
Tulungagung bagian selatan, Awal Desember
Trenggalek bagian selatan
Magetan bagian selatan,
Pacitan bagian utara,
Pertengahan Nopember s/d
8 Ponorogo bag tengah,
Awal Desember
Trenggalek bagian utara,
Tulungagung bagian barat
Kediri bagian barat,
Pertengahan Nopember s/d
9 Tulungagung bagian utara,
awal Desember
Ponorogo bagian timur laut
Bojonegoro bagian selatan,
Pertengahan Nopember s/d
10 Magetan bagian tengah, Madiun,
awal Desember
Ngawi bagian timur
Tuban bagian selatan,
Bojonegoro bagian utara, Awal Nopembers/d
11
Blora bagian utara, Rembang, Akhir Nopember
Tuban bagian utara
Gresik bagian utara,
Kodya Surabaya, Akhir Nopember s/d
12
Tuban bagian timur, pertengahan Desember
Lamongan bagian utara
Gresik bagian selatan,
Lamongan bagian selatan,
Jombang bagian tengah dan utara, Awal Nopember s / d
13
Mojokerto bagian utara, Akhir Nopember
Nganjuk bagian tengah,
Sidoarjo bagian barat
Jombang bagian tenggara,
Malang bagian utara, Awal Nopember s/d
14
Mojokerto bagian selatan, akhir Nopember
Pasuruan bagian barat
Blitar bagian utara,
Kediri bagian tengah, Malang Awal Nopember s/d
15
bagian barat laut, Nganjuk bagian akhir Nopember
timur, Tulungagung bagian timur
Blitar bagian timur laut, Kediri Tengah Nopember s/d
16
bagian tenggara awal Desember
Blitar bagian timur,
Malang bagian tengah,
Awal Nopember s/d
17 Kota Malang bagian selatan,
akhir Nopember
Pasuruan bagian Selatan,
Lumajang bagian barat,
BAB V - 1058
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
PRAKIRAAN
NO WILAYAH
(Antara)
Malang bagian selatan,
Lumajang bagian barat daya,
Jember bagian barat daya,
Lumajang bagian timur,
Jember bagian barat laut,
Jember bagian barat,
Jember bagian tengah,
Bondowoso bagian barat,
Jember bagian timur laut
Banyuwangi bagian barat laut,
Jember bag.timur, Pertengahan Nopembers/d
18
Bondowoso bag.tengah, Situbondo awal Desember
bag. barat
Pasuruan bagian tengah dan utara,
Sidoarjo bagian timur, Kota
Pertengahan Nopember s/d
19 Pasuruan, Kabupaten Pasuruan
awal Desember
bagian tenggara, Probolinggo
bagian barat
Pasuruan bagian timur, Awal Desember s/d
20
Probolinggo bagian utara akhir Desember
Bondowoso bagian Barat,
Probolinggo bagian selatan, Awal Nopember s/d
21
Banyuwangi bagian barat, akhir Nopember
Jember bagian selatan
Bondowoso bagian barat laut,
Probolinggo bagian tengah,
Bondowoso bagian utara,
Akhir Nopember s/d
22 Situbondo bagian tengah,
pertengahan Desember
Banyuwangi bagian utara,
Situbondo bagian timur,
Sekitar Gunuing Ijen-Banyuwangi
Bangkalan bagian selatan,
Pertengahan Nopember s/d
23 Bangkalan bagian barat dan
awal Desember
tengah, Pamekasan bagian barat
Sampang bagian tengah,
Pamekasan bagian tengah,
Sampang bagian timur,
Awal Nopember s/d
24 Bangkalan bagian utara,
akhir Nopember
Pamekasan bagian Utara,
Sumenep bagian tengah dan timur,
Banyuwangi bagian timur,
Sumber: BMKG Tanjung Perak
BAB V - 1059
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
dan/atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang
dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Hutan Raya ini
memiliki ekosistem hutan hujan tropik yang lengkap vegetasinya mulai dari
perdu hingga kanopi.
TAHURA R. Soerjo termasuk dalam kelompok Hutan Arjuno lalijiwo seluas
27.868,30 Ha. Kawasan hutan ini merupakan penggabungan kawasan hutan
lindung seluas 22.908,3 ha dan cagar alam Arjuno Lalijiwo seluas 4.960 ha.
Secara administrasi Tahura Raden Soeryo terletak di Propinsi Jawa Timur di
lima kabupaten/kota yakni Kabupaten Mojokerto (10.181,10 Ha), Kabupaten
Pasuruan (5.894,30 Ha), Kabupaten Malang (4.287,00 Ha), Kabupaten Jombang
(2.864,70 Ha), dan Kota Batu (4.641,20 Ha).
Kriteria penetapan kawasan TAHURA menurut PP No 26 Tahun 2008
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional meliputi:
a. Berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan/atau satwa
yang beragam;
b. Memiliki arsitektur bentang alam yang baik;
c. Memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata;
d. Merupakan kawasan dengan ciri khas baik asli maupun buatan, baik pada
kawasan yang ekosistemnya masih utuh maupun kawasan yang sudah
berubah;
e. Memiliki keindahan alam dan/atau gejala alam; dan
f. Memiliki luas yang memungkinkan untuk pengembangan koleksi tumbuhan
dan/atau satwa jenis asli dan/atau bukan asli.
Tahura R. Soerjo merupakan kawasan hutan di Jatim yang mempunyai
arti strategis yang memiliki potensi sebagai kawasan tangkapan air bagi
sumber-sumber air maupun sungai-sungai penting di sekitar kawasan, seperti
DAS Brantas, DAS Kromong, DAS Kalikunto, dan lain-lain. Disamping itu di
kawasan ini juga terdapat beberapa tumbuhan endemik dan tumbuhan langka,
dan berbagai fauna lain yang bermanfaat untuk penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan. Potensi alam yang ada tersebut juga menjadi obyek dan daya
tarik wisata, seperti alam Gunung Gajah Mungkur, Air Terjun Watu Ondo,
pemandian air panas Cangar, dan lain sebagainya.
Letak Luas dan Batas Wilayah TAHURA R.Soerjo secara rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Letak geografis : 7 40 10 - 7 49 31 LS dan 112 22 13 - 112 46 30 BT
BAB V - 1060
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1061
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1062
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1063
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Kecamatan Prigen: Kel. Prigen, Kel Pecalukan, Kel. Ledug, Ds. Jatiarjo, Ds.
Dayurejo, Ds Lumbangrejo
d. Kabupaten Mojokerto, memiliki 16 Desa penyangga yang tersebar di 4
Kecamatan, yaitu terdiri atas:
Kecamatan Pacet: Ds. Padusan, Ds. Pacet, Ds. Cembor, Ds Claket, Ds. Kemiri,
Ds Sajen, Ds. Wiyu
Kecamatan Trawas: Ds. Ketapanrame, Ds.Trawas
Kecamatan Gondang: Ds. Ngembat, Ds. Begagan Limo, Ds. Dilem, Ds Gumeng
Kecamatan Jatirejo: Ds Tawangrejo, Ds. Rejosari, Ds. Jembul
e. Kabupaten Jombang, memiliki 6 Desa penyangga yang terdiri atas:
Kec. Wonosalam, Ds. Carangwulung, Ds. Galengdowo, Ds. Panglungan, Ds
Jarak, Ds Wonosalam
Kecamatan Kandangan, Desa Medowo.
Kawasan Tahura R. Soerjo dibagai dalam blok-blok berdasarkan ekosistem,
fungsi dan rencana pemanfaatan hutan. Pembagian kawasan sebagaimana
dimaksud terdiri atas :
a. Blok Perlindungan, kegiatan yang dapat dilakukan :
- Penelitian ilmiah;
- Fasilitas pengamanan dan perlindungan hutan terbatas;
b. Blok Pembibitan, kegiatan yang dapat dilakukan :
- Penanaman dan atau pengayaan tanaman hutan dan tanaman makanan
satwa;
- Pembuatan sarana dan prasarana pembinaan flora dan fauna;
- Penelitian flora dan fauna ;
BAB V - 1064
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1065
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1066
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1067
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Tabel 6.7
Rekap laporan kegiatan ketentraman dan ketertiban umum
Kab/Kota Se Jatim Tahun 2013
PELANGGARAN KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN UMUM
Ijin
NO KAB / KOTA Kesusilaan/ Ops. Ops.
Usaha IMB PMKS JUMLAH
Seksual PKL Reklame
/ HO
1 2 3 4 5 6 7 9 10
Kota
1 826 34.505 244 321 9.849 1.004 46.749
Surabaya
2 Kota Madiun 14 75 47 35 83 182 436
3 Kota Blitar 0 0 0 0 407 61 468
4 Kota Kediri 22 10 5 1 41 17 96
Kota
5 1 20 1 5 6 0 33
Mojokerto
6 Kota Malang 0 0 48 0 3 21 72
7 Kota Batu 6 20 0 18 11 26 81
Kota
8 22 256 0 4 65 53 400
Pasuruan
Kota
9 0 587 0 0 140 0 727
Probolinggo
10 Kab. Madiun 7 24 1 0 21 12 65
11 Kab. Blitar 28 6 58 58 51 0 201
12 Kab. Magetan 0 188 0 0 713 157 1.058
13 Kab. Ngawi 5 14 0 0 15 15 49
Kab.
14 0 8 1 3 4 0 16
Ponorogo
15 Kab. Pacitan 11 9 6 2 33 11 72
Kab.
16 0 49 24 26 854 17 970
Trenggalek
Kab.
17 60 132 43 0 113 85 433
Tulungagung
18 Kab. Nganjuk 12 18 12 15 57
19 Kab. Kediri 9 15 3 4 16 31 78
Kab.
20 5 22 3 1 15 6 52
Mojokerto
Kab.
21 13 56 2 1 92 7 171
Bojonegoro
22 Kab. Tuban 16 29 2 2 136 5 190
Kab.
23 11 4 17 14 106 32 184
Lamongan
24 Kab. Jombang 30 10 5 7 327 18 397
25 Kab. Malang 0 0 15 1 78 0 94
26 Kab. Pasuruan 12 4 53 52 2 3 126
BAB V - 1068
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Sedangkan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur melalui
Bidang Kewaspadaan dengan Program Peningkatan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat bertujuan untuk mewujudkan Jatim kondusif, pemantauan kegiatan
orang asing, NGO dan lembaga asing yang ada di Jawa Timur, mengoptimalkan
jaringan informasi konflik, dengan meningkatkan peran Kominda dan Forum
Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM).
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur bertekat
mewujudkan Jawa Timur dalam suasana kondusif yang mendukung proses
penguatan persatuan dan kesatuan bangsa serta mendorong proses peningkatan
pemahaman mengenai hak-hak azasi manusia dan demokrasi dengan upaya
membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa melalui perwujudan sistem dan
iklim kehidupan masyarakat yang demokratis dan berwawasan kebangsaan, serta
melalui pembinaan hubungan antar golongan, antar agama, kelompok dan lembaga
kemasyarakatan yang ada. Meskipun tidak dipungkiri bahwa masih ada beberapa
hal yang perlu dituntaskan agar tidak sampai mengganggu implementasi
BAB V - 1069
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1070
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
3. Jumlah Pegawai :
Dalam menjalankan tugas Satuan Polisi Pamong Praja Propinsi Jawa Timur
pada tahun 2013 memiliki personil sebanyak 156 orang.
Sedangkan Jumlah Pegawai, kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan
pada Bidang Kewaspadaan Bakesbangpol Provinsi Jatim, sebanyak 12 orang yang
terdiri dari :
Pendidikan :
a. S 2 : 2 orang
b. S 1 : 6 orang
c. Pendidikan SMA : 3 orang
d. Pendidikan SMP : 1 orang
Golongan :
a. Golongan II : 2 orang
b. Golongan III : 9 orang
c. Golongan IV : 1 orang
4. Penanggulangan dan Kendalanya
Adapun solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja yaitu membantu Gubernur dalam
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang Ketentraman dan Ketertiban
Umum, Penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah adalah sebagai
berikut :
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan performance Satpol PP dan
PPNS bekerja sama dengan Badan Diklat Provinsi Jawa Timur dan Diklat Polda
Jawa Timur
2. Pengadaan sarana mobilitas dan komunikasi.
3. Koordinasi dengan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota serta aparat penegak
hukum dan instansi terkait dalam pelaksanaan tugas operasional/lapangan
ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah.
BAB V - 1071
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB V - 1072
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
wawasan multikulturalisme/pluralism;
9. Mengambil langkah-langkah cepat, tegas dan tegas serta proporsional yang
meliputi penghentian tindak kekerasaan, menghormati norma dan adat istiadat
serta HAM dan mengedapan aspek Hukum;
Kendala
Dalam penyelenggaraan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum,
penegakan Perda dan perlindungan masyarakat dan peraturan pelaksanaannya
terdapat permasalahanpermasalahan yang sangat mendasar, antara lain :
a. Rekruitmen anggota Satpol PP dan Linmas belum dilaksanakan secara
khusus ;
b. Tingkat pendidikan anggota Satpol PP, PPNS dan Linmas bervariasi ;
c. Anggota Satpol PP, sebagian besar merupakan pegawai yang mendekati purna
dan limpahan dari SKPD lain yang kurang berkompeten;
d. Prosedur Tetap (Protap) belum dituangkan dalam Surat Keputusan (SK)
Gubernur/Bupati/Walikota ;
e. Penyikapan terhadap situasi Tibumtranmas masih perlu ditingkatkan dan
bersikap menunggu instruksi atau perintah ;
f. Kelembagaan Satpol PP Kabupaten/Kota bervariasi serta eselonnya lebih
rendah dari SKPD lainnya;
g. Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) belum optimal oleh
masingmasing SKPD Provinsi dan Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten/Kota ;
h. PPNS dan Satpol PP belum masuk dalam jabatan fungsional yang ditetapkan
oleh Menpan RI.
Mencermati kondisi aparatur Satuan Polisi Pamong Praja danPenyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) seperti yang telah diuraikan diatas, jumlah Satpol PP
dan PPNS di Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya masih belum optimal. Hal ini merupakan tantangan yang perlu
ditindaklanjuti, artinya anggota Satpol PP dan PPNS perlu adanya peningkatan dan
perubahan performance baik kuantitas maupun kualitasnya.
Adapun kendala yang paling menonjol adalah kondisi masyrakat saat ini
kecenderungannya semakin individualistis dan kurang memiliki rasa kepekaan
social serta wawasan kebangsaan yang kurang baik. Disamping itu kurangnya
regulasi/aturan yang dapat digunakan sebagai dasar hokum untuk tindakan
preventif sebagai upaya pencegahan setiap kegiatan masyarakat atau kelompok
BAB V - 1073
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
tertentu yang mengarah kepada tindakan anarkis, baik secara non fisik (provokatif,
brain washing, dll) maupun secara phisic (destruktif).
5. Keikutsertaan Aparat Keamanan Dalam Penanggulangan
Pada setiap pelaksanaan kegiatan selalu melakukan koordinasi dengan
Instansi/Badan Dinas lain yang dapat mendukung dan memberikan bantuan
tenaga maupun pikiran dalam penyelenggaraan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat diantaranya adalah Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten/Kota di Jawa Timur, unsur dari TNI maupun POLRI serta dari SKPD
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/Kota (Dinas Sosial, Dinas ESDM,
Dinas PU Pengairan, Badan Lingkungan Hidup). Kegiatan-kegiatan tersebut di
antaranya Penertiban Penambang Pasir Liar yang dilakukan dengan Satpol PP
Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Jombang, Kab/Kota Kediri,
Kabupaten Nganjuk sampai dengan Kabupaten Ngawi melibatkan satuan dari
POLRI sejumlah 1 (satu) peleton atau 31 (tiga puluh satu) orang dan unsur TNI dari
Koramil setempat sekitar 10 orang sebagai penguatan pengamanan operasi.Untuk
pengamanan unjuk rasa di Gedung Negara Grahadi dan Kantor Gubernur Jl.
Pahlawan melibatkan dari unsur POLRI sejumlah 3 (tiga) SSK atau sekitar 300 (tiga
ratus) orang dan dari unsur TNI sekitar 1 (satu) peleton atau sekitar 31 (tiga puluh
satu) orang.
6. Sumber dan Jumlah Anggaran :
Satpol PP Provinsi Jatim mendapatkan anggaran APBD yang dipergunakan
untuk pendanaan 9 (sembilan) program dan 21 (dua puluh delapan) kegiatan,
sebesar Rp. 22.360.303.000,00 dengan rincian :
Anggaran Tidak Langsung sebesar Rp. 9.962.903.000,00
Anggaran Langsung sebesar Rp. 12.397.400.000,00
Realisasi penyerapan tahun 2013 sebesar Rp 21.850.045.661,00 (Dua Puluh Satu
Milyar Delapan Ratus Lima Puluh Juta Empat Puluh Lima Ribu Enam Ratus Enam
Puluh Satu Rupiah) atau sekitar 97,72%.
Pagu anggaran Bakesbangpol untuk Program Peningkatan Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat/Pemeliharaan dan Pencegahan Tindak
Kriminal/Pemulihan Konflik/Penataan Hubungan Pemerintah dan Masyarakat
sebesar : Rp. 3.000.000.000,00 (Tiga Milyar Rupiah).
BAB V - 1074
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
BAB VI
PENUTUP
pemerintahan dan pembangunan Provinsi Jawa Timur selama tahun 2013, telah
Timur Tahun 2013, diharapkan akan menjadi awal kesepahaman untuk mengarahkan cara
2013 ini dipandang bukan hanya sebagai pemenuhan formalitas belaka, tetapi merupakan
dijelaskan dalam Laporan Penyelengaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Provinsi Jawa Timur
Tahun 2013 ini, sesungguhnya merupakan kinerja bersama antara eksekutif dan legislatif,
karena prosedur yang berlaku sesuai dengan norma yang telah disepakati dan dijalin
(APBD), yang secara jujur dan sangat disadari masih terdapat kekurangan-kekurangan
pembangunan belum semua permasalahan dapat diatasi serta memuaskan semua pihak,
namun apa yang telah dicapai merupakan modal dasar bagi upaya perbaikan maupun
bersama untuk melayani, memberdayakan dan membangun masyarakat. Oleh karena itu,
saya mengajak kepada seluruh komponen masyarakat, khususnya kepada seluruh aparatur
pemerintah daerah untuk menyatukan langkah dan membulatkan tekad serta bekerja keras
dalam mengimplementasikan visi dan misi Provinsi Jawa Timur kearah peningkatan
BAB VI - 1075
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
bahwa peningkatan kinerja yang telah dicapai akan menjadi potensi yang proporsional
sehingga dibutuhkan adanya perubahan cara pandang dan berpikir dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi, utamanya bagi aparatur di daerah dalam mengembang tugas dan
Wassalamualaikum Wr. Wb
Dr. H. SOEKARWO
BAB VI - 1076