TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)
pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Program Pascasarjana (S2)
Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis
Oleh :
NORMAN ISMAIL
NPM : 15.011.571
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
CIAMIS JAWA BARAT
1439 H/2017 M
ABSTRAK
Norman Ismail. Pengembangan Kurikulum Terpadu PAI Sistem Full Day School
(Studi Kasus di MI Al-Mu’minin Kabupaten Ciamis dan SDIT Insantama Kota
Bajar). Tesis Program Pascasarjana (S2) Institut Agama Islam Darussalam (IAID)
Ciamis 2017.
Kurikulum terpadu PAI sistem full day school adalah upaya terencana
penanaman nilai-nilai perilaku (karakter), dan proses pemberian tuntunan kepada
murid untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati,
pikir, raga serta rasa dan karsa baik terhadap Allah swt., diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil berdasarkan tradisi
dan budaya.
Rumusan masalahnya adalah: 1)Bagaimana perencanaan?,2) Bagaimana
pengorganisasian?,3) Bagaimana pelaksanaan?, 4)Bagaimana evaluasi?, dengan
studi deskriptif di MI Al-Mu’minin Kabupaten Ciamis dan SDIT Insantama Kota
Banjar. Tujuan penelitian ini adalah:1)Untuk mengetahui perencanaan,2)Untuk
mengetahui pengorganisasian,3)Untuk mengetahui pelaksanaan, 4)Untuk
mengetahui evaluasi, dengan studi deskriptif di MI Al-Mu’minin Kabupaten
Ciamis dan SDIT Insantama Kota Banjar. Dalam penelitian ini, dengan metode
kualitatif yang bersifat deskriptif karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting) dan data yang terkumpul berupa kata-kata, gambar bukan
angka-angka. Data yang diperoleh meliputi transkip interviu (wawancara), catatan
lapangan, foto, dekumen dan lain-lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah : wawancara , observasi, dan dokumenter.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Pengembangan kurikulum terpadu
PAI sistem full day school di MI Al-Mu’minin Kabupaten Ciamis Dan SDIT
Insantama Kota Banjar meliputi : Pertama, perencanaan, dalam perencanaan ini
diawali dengan mengakomodir keinginan dari wali murid, menyusun visi, misi,
dan tujuan, menyusun jaminan mutu, menyusun program dan strategi, dan
menyusun instrumen penilaian program. Kedua, Pengorganisasian. Keterpaduan
antara kurikulum Nasional dan kurikulum muatan lokal ini merupakan kurikulum
terpadu PAI sistem full day school. Nilai yang dikembangkannya adalah atara lain :
Gemar/suka pada akhlaq yang mulia, asy-syaja`ah (keberanian), al-karam
(pemurah), al`adl (adil), al-iffah (memelihara diri dari perbuatan-perbuatan buruk),
ash-shidiq (benar atau jujur), al-amanat (amanah), ash-shabr (sabar), al-hilm
(lapang hati atau lembut), al-`afw (pemaaf), ar-rahman (kasih sayang), al-
tawadhu (rendah hati), al-wafa (kesetiaan), asy-syura (musyawarah), thibul `isyrah
(kebaikan pergaulan), hub al-amal (cinta bekerja), al-bisyr wa fukhahah (gembira
dan canda). Ketiga, pelaksanaan kurikulum terpadu PAI sistem full day school,
pelaksanaan tersebut adalah: dengan metode percontohan, metode
ceramah/pengarahan, metode pembiasaan, metode penugasan, metode penciptaan
lingkungan, metode karyawisata, metode bercerita, mendongeng (telling story),
metode diskusi, dan metode simulasi. Keempat, kurikulum terpadu PAI sistem Full
day school, dalam evaluasi kurikulum terpadu PAI sistem full day school ini
difokuskan pada hasil kartu kontrol atau absensi kegiatan, dimana keaktifan para
siswa pada setiap kegiatan dan juga keadaan akhlaq siswa menjadi penilan
tersendiri yang hasilnya masuk pada penilaian perilaku.
خالصة ا لبحث
نورمان إسماعيل .تطوير المناهج المتكاملة نظام باي مدرسة يوم كامل (دراسة حالة التخرج
في مي المؤمنين كابوباتن سياميس و سديت إنسانتاما كوتا باجار) .أطروحة برنامجالدراساتا
لعليا للمعهد اإلسالمي في دار السالم سياميس 7102
تعليم الحرف الداخلية المستندة إلى المدرسة هو جهد المخطط زرع قيم السلوك
(أحرف) ،وعملية منح التوجيه للمتعلمين لتصبح أحرف األشخاص كاملة في البعد للقلب،
فضال عن الجسم ،والفكر ،والذوق ،وحسن النية تجاه اللوه سبحانه وتعالى ،.الذاتي ،وجاره،
وحي ،أو الجنسية ،حتى يجري إنسان كامل استنادًا إلى التقاليد والثقافة المدارس الداخلية
والغرض من هذا البحث معرفة التخطيط ومواد وأساليب ووسائل اإلعالم وتقييم الطابع
التربية والتعليم في المدارس الداخلية المستندة إلى المدرسة مع دراسة وصفية في المتكاملة
عالية جونيور بن حسن سياميس.
في هذه الدراسة ،الكاتب يستخدم األسلوب ذات طبيعة وصفية والنوعية ألنه أجرى أبحاثه
على شرط أن طبيعية (اإلعداد الطبيعية) والبيانات التي تم جمعها في شكل الكلمات ،والصور
بدالً من األرقام .وتشمل البيانات التي تم استردادها المقابلة ترانسكيب (مقابلة) والمالحظات
الم يدانية ،والصور الفوتوغرافية ،ديكمن وآخرون .أساليب جمع البيانات المستخدمة:
المقابلة المراقبة فيلم وثائقي
خلصت نتائج هذه الدراسة إلى أن تشمل مدارس داخلية التعليم القائم على إيمبليمنتاسي
حرف في المتكاملة عالية جونيور بن حسن سترة :أوالً ،التخطيط .تبدأ في التخطيط مع مراعاة
رغبة الطالب وأولياء األمور ،ووضع رؤية ،البعثة ،واألهداف ،وتعيين قيمة األحرف ووضع
الجودة وأنشطة بيمبودايان ،ووضع برامج واستراتيجيات ،واستحداث أدوات تقييم البرنامج.
ثانيا ،أن التعليم الطابع المادي .المواءمة بين المناهج الدراسية والمناهج الوطنية مدرسة داخلية
الطابع القائم على التعليم مدارس داخلية .قيمة الحرف الذي يتم وضع جملة أمور :الحب على
أخالق مجيدة ،سياجأة (الشجاعة) ،كرم (واهمة) ،العدل (معرض) ،حماية بن على
(الحفاظ على نفسك من السيئات) ،الرماد-صديق (حقيقية أو صادقة) ،الوالية (والية)،
الرماد-صابر (االنتظار) ،هيلم (الكبد أو لينة مهواة) ،عفو (مسامحة) ،الرحمن (الرحمة)،
إيتسار حي السالم (السالم ،أبو جود (جواد) ،هيا (العار) ،تودو (المتواضع) ،الوفا
(والء) ،الشورى (التشاور) ،ثيبول ' إيسيرة (جيد للرابطة) ،مركزا لألمل (أحب العمل)- ،
أبو بصير وا فوخاهة (متحمس و الطريقة الثالثة لتعليم الحرف .مثل هذه األساليب أسلوب
أخذ العينات ،طريقة لمحاضرة/إحاطة ،طريقة لتكييف ،أسلوب التعيين ،أسلوب تهيئة البيئة،
أسلوب الرحلة الميدانية ،أسلوب يحكي القصة ،القص (رواية القصص) ،أسلوب المناقشة،
وأسلوب المحاكاة .أربع وسائل اإلعالم لتعليم الحرف .وسائل اإلعالم :المدارس الداخلية،
المدرسة ،الوسائط المتعددة آند وسائل اإلعالم على شبكة اإلنترنت ،قصة صورة ،الموسيقى
والدراما ،وحكايات .التقييم الخامس لتعليم الحرف .في تقييم الطابع أساس التعليم مدارس
داخلية ديبوكوسكان على نتائج بطاقة التحكم أو حضور األنشطة ،حيث حيويتها الطالب في
كل نشاط وحالة الطالب أيضا إلى أخالق بينيالن الخاصة به النتائج التي دخلت على تقييم
السلوك
ABSTRACT
Puji dan syukur dipersembahkan ke hadirat Allah swt., al-hamdulillaah atas berkat
dan karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan lancar sesuai dengan
harapan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Berkat Rahman dan Rahim-Nya Allah swt. penulis dapat menyusun dan
Full Day School”. Tesis ini merupakan salah satu tugas dari persyaratan akademik pada
(IAID) Ciamis.
Atas motivasi dan do’a dari kedua orang tua, dalam hal ini mamah tersayang Euis
Ismayanti dan bapak tercinta Suherman, S.Pd yang telah membimbing dan mendidik
hingga aku dewasa, dan dukungan serta do’a dari istriku Elis Nopilah Maulani,
S.Kep.Ners yang tercinta yang selalu memberikan semangat berjuang demi lancarnya
semoga mereka ada dalam lindungan dan kasih sayang serta ridla Allah swt.
Dengan selesainya tesis ini, secara mendalam penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dr. Hj. N.Hani Herlina, S.Ag.,M.Pd.I., selaku Rektor IAID Ciamis Jawa Barat
2. Bapak K.H. Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S., Pembina IAID Ciamis Jawa Barat
i
3. Bapak Dr. Sumadi, M.Ag., selaku pembimbing II, yang telah membimbing penulis
4. Bapak Prof. Dr. H. M. Djaswidi Al-Hamdani, M.Pd., selaku Direktur Program Pasca
Sarjana (S2) Program Studi Pendidikan Islam IAID Ciamis Jawa Barat.
5. Bapak Dr. H. Husni Thoyyar, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Islam
7. Seluruh Dosen dan staf Program Studi Pendidikan Islam Program Pasca Sarjana (S2)
8. Bapak Lukmanul Hakim, S.Sos., selaku Kepala SDIT Insantama Kota Banjar yang
telah banyak menyampaikan informasi tentang kurikulum terpadu PAI sistem full
day school.
9. Ibu Dyta Noermala Selaku Wakasek Kurikulum MI Al-Mu’minin Ciamis yang telah
banyak menyampaikan informasi tentang kurikulum terpadu PAI sistem full day
school.
10. Istri tercinta dan terdepan dalam memberikan motivasi kepada saya untuk mengikuti
dan menyelesaikan Program Studi Pendidikan Islam Pasca Sarjana (S2), anakku yang
pertama ananda Hajjaj Maulana Ismail yang sabar dan taat kepada orang tua, adiku
Jihad Khufaya, Irma Hermayanti yang selalu memberikan nasihat, bantuan dan kasih
bersama, Ketua Yayasan Al-Mu’minin Ciamis Bapak Ir.Dian Heri Sofian, MT yang
telah memberikan izin serta dukungannya, dan semua pihak yang tidak bisa
ii
disebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan dorongan secara moril
maupun spirituil.
Harapan penulis kepada semua pembaca, semoga apa yang ada dalam tesis ini
menjadi landasan teori yang relevan dan dapat dipergunakan untuk peneliti-peneliti
yang akan datang. Penulis berharap adanya saran dan keritik membangun dari setiap
Akhir kata, hanya kepada Allah swt. kita berserah diri, dan inilah tesis yang telah
di susun dari awal sampai akhir berikut lampirannya. Segala hal yang telah memberikan
motivasi, dukungan kepada penulis semoga menjadi catatan amal yang terbaik menurut
pandangan Allah swt dan mendapatkan pahala/imbalan yang berlipat ganda dunia dan
akhirat . Amiin.
Norman Ismail
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6
BAB II LANDASAN DAN KERANGKA TEORETIS ................................... 8
A. Landasan Teori .............................................................................. 8
1. Konsep Kurikulum Terpadu ..................................................... 8
2. Konsep Full Day School…… ................................................... 14
3. Konsep Pendidikan Agama Islam..................... ........................ 17
B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 38
C. Penelitian yang Relevan ................................................................ 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 43
A. Jenis dan Metode Penelitian ............................................................ 43
B. Setting Penelitian ............................................................................. 44
C. Unit Analisis .................................................................................... 44
D. Sumber Data .................................................................................... 45
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 46
F. Uji Keabsahan Data .......................................................................... 50
G. Analisis Data .................................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 54
A. Hasil Penelitian…………………………………………………... 54
1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 54
2. Deskripsi Penelitian ……........................................................ 61
B. Pembahasan…………………………............................................. 89
1. Deskripsi Pembahasan………………………………………. 89
iv
2. Kendala Yang dihadapi Guru Di MI Al-Mu’minin Ciamis
dan SDIT Kota Banjar………………………………………. 97
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 99
A. Kesimpulan .................................................................................... 99
B. Implikasi ........................................................................................ 100
C. Rekomendasi ................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
ketergantungan kultur yang bersifat global. Tenaga kerja dari luar negeri yang akan
masuk ke tanah air tidak dapat dibendung. Kecendrungan ini diperkuat oleh laju
mengubah sikap moral, sosial dan intelektual seseorang dalam waktu cepat
Tantangan di era globalisasi menuntut respons tepat dan cepat dari Sistem
pendidikan Islam secara keseluruhan. Jika kaum Muslimin tidak hanya ingin
sekedar bertahan di tengah persaingan global yang semakin tajam dan ketat, tetapi
Islam tidak boleh berpangku tangan dan menonton dari luar seluruh perkembangan
yang terjadi.
reduksi. Salah satu perubahan yang sangat mendasar adalah lahirnya pandangan
1
dikotomis, yaitu pandangan yang memisahkan ilmu pengetahuan umum dan
2006:3).
(nasional) dan lembaga keagamaan (Islam). Begitu juga telah terjadi pemisahan
Menurut Fazlur Rahman terdapat dua pola yang pernah dilakukan di berbagai
tampaknya hampir mirip dengan apa yang yang telah dilaksanakan pada pendidikan
Islam Indonesia.
dapat mengarah pada upaya pemaduan ilmu pengetahuan umum dan pengetahuan
agama. Berdasarkan kondisi yang dialami lembaga pendidikan Islam serta gagasan
2
pengembangan lembaga pendidikan Islam, maka salah satu upaya yang sangat perlu
dilakukan adalah rekonstruksi ulang konsep kurikulum mata pelajaran umum yang
desired in pupils, and assessment of the extend to which these changes have taken
themes, concepts, and topics secara inter dan antar disiplin atas penggabungan
Sekolah Islam dalam konteks ini adalah sekolah atau lembaga pendidikan
umum yang bernapaskan Islam (Arifin, 2012 : 29). Pada umumnya, model lembaga
dilihat dari perspektif sejarah, sekolah Islam merupakan perkembangan lebih lanjut
dari Sistem sekolah Belanda. Sistem tersebut mulai diadopsi pertama kali oleh
3
Muhammadiyah sejak organisasi ini berdiri, dengan mengambil alih Sistem sekolah
adalah sekolah Islam terpadu, mulai dari Sekolah Dasar Islam Terpadu, Sekolah
Dasar Pertama Islam Terpadu hingga Sekolah Dasar Atas Islam Terpadu. Dengan
dan ditambah dengan kurikulum hasil kajian Jaringan Sekolah Islam Terpadu
(JSIT).
Sistem full day school, di mana Sistem ini merupakan ciri khas sekolah terpadu.
perencanaan pembelajaran dari pagi hingga sore. Full day school adalah sekolah
sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-
15.00 dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali (Baharuddin, 2009 : 227).
Proses pembelajaran full day school sejalan dengan paradigma baru dalam
Perubahan ini proses pendidikan menjadi “proses bagaimana belajar bersama antara
Sistem full day school yaitu pengaplikasian beberapa kurikulum yang mempunyai
4
ciri khas tersendiri menjadi suatu kurikulum yang terpadu yang dapat
full day school mengaplikasikan antara kurikulum Diknas, Kemenag, dan Yayasan.
Al-Mu’minin Ciamis dan SDIT Insantama Kota Banjar, yaitu (1) adanya perbedaan
bentuk pengembangan kurikulum, (2) perbedaan visi dan misi, (3) program
pembelajaran full day school. Secara sekilas yang menjadi ukuran lembaga ini
bermutu, dilihat dari out put sekolah tersebut yang banyak diterima di Sekolah
Dasar dan banyaknya prestasi siswa dalam perlombaan akademik maupun non
B. Perumusan Masalah
Banjar ?
Kota Banjar ?
Banjar ?
5
4. Bagaimanakah evaluasi pengembangan kurikulum terpadu PAI sistem full day
Banjar ?
C. Tujuan Penelitian
Kota Banjar ?
Kota Banjar ?
Banjar ?
D. Kegunaan Penelitian
6
2. Kegunaan Secara Praktis
permasalahan yang ada di sekolah yang berbasis kurikulum terpadu PAI Sistem
full day school di MI Al-Mu’minin Ciamis dan SDIT Insantama Kota Banjar.
b. Hasil penelitian ini dapat di gunakan oleh Wakil Kepala sekolah, dan para
pendidik dalam melakukan kurikulum terpadu PAI sistem full day school.
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi sekolah terhadap pendidikan
d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman atau rujukan praktis bagi
e. Penelitian ini diharapkan dapat menarik minat peneliti lainnya untuk dapat
7
BAB II
A. Landasan Teori
dalam bentuk unik atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan
anak-anak mempunyai pribadi integrated yakni manusia yang sesuai atau selaras
suatu unit mempunyai tujuan yang bermakna bagi anak yang biasanya dituangkan
AlIslamiyah) Gontor.
8
Salahsatu bentuk kurikulum terpadu adalah core curriculum, core yang
berarti inti merupakan bahan penting yang harus diketahui oleh setiap murid pada
1) Core yang terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang diorganisasikan, diajarkan
2) Core yang terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang dihubungkan antara yang
3) Core yang terdiri masalah yang luas, unit kerja atau tema yang disatukan,yang
dipilih untuk menghasilkan arti mengajar secara tepat dan efektif mengenai isi
pelajaran tertentu.
5) Core yang merupakan masalah luas yang dapat memenuhi kebutuhanfisik dan
6) Core merupakan unit kerja yang direncanakan oleh siswa dan guru untuk
pelajaran (isi) atau organisasi kurikulum (isi) menurut Abdullah Idi (2011:163).
Ada dua jenis organisasi kurikulum yang bisa menjadi pilihan, yaitu kurikulum
9
Berdasarkan mata pelajaran, organisasi kurikulum dibedakan menjadi tiga,
curriculum.
pelajaran lain
satu dengan yang lain, sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas.
Pada saat anak didik mempelajari shalat, dapat dihubungkan dengan pelajaran Al-
Qur’an seperti bacaan surat dan hadis yang dihubungkan dengan shalat dll.
Menurut Taba yang dikutip Abdullah Idi, the broad curriculum is essenyilly
pelajaran sejarah, geografi, ilmu ekonomi, dan ilmu politik disatukan menjadi Ilmu
termasuk contoh broad field, karena merupakan kumpulan dri berbagai mata
pelajaran seperti fikih, tauhid, aqidah, akhlak, tarikh, hadits dan mambaca Al-
10
2) Kurikum Terpadu
merupakan suatu produk dari usaha pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai
tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai
disiplin ilmu.
(a) The child centered curriculum (kurikulum yang bepusat pada anak).
utama.
perhatian utama.
harus dilalui.
Menurut Sailor dan Alexander, sebagaimana dikutip oleh Abdullah Idi, core
11
(scheduling) bagian terpenting dari program pendidikan umum di sekolah. Pada
awalnya, core dimaksudkan sebagai bahan penting yang harus diketahui oleh setiap
peserta didik pada semua tingkatan sekolah (core berarti inti).(Idi, 2011:172).
siswa
e. Bentuk kurikulum ini tidak hanya ditunjang oleh semua mata pelajaran atau
bidang studi yang ada, tetapi lebih luas. Bahkan mata pelajaran atau bidang
studi baru dapat saja muncul dan dimanfaatkan guna pemecahan masalah
g. Peran guru sama aktifnya dengan peran murid. Bahkan peran murid lebih
sebagai pembimbing.
12
1) Integration of experiences(Integrasi Pengalaman)
secara harfiah menjadi bagian dari pengalaman belajar yang tak terlupakan.
Pembelajaran semacam itu melibatkan integrasi dalam dua cara: pertama, karena
pengalaman baru "terintegrasi" ke dalam skema makna kita dan, kedua, saat kita
pengalaman pendidikan bersama atau umum bagi kaum muda dengan agama
Islamistik dan latar belakang yang beragam. Gagasan tentang pengalaman semacam
itu telah lama dikaitkan dengan konsep integrasi dengan menekankan kurikulum
13
Beane (1997:7).Berpandangan bahwa dalam mengintegrasikan pengetahuan
membantu memberi orang beberapa ukuran kendali atas kehidupan mereka sendiri.
istilah integrasi digunakan adalah mengacu pada jenis desain kurikulum tertentu.
Seperti yang kita lihat sebelumnya, desain yang diberi nama "integrasi kurikulum"
lain. Pertama, kurikulum disusun seputar masalah dan isu yang memiliki
kepentingan pribadi dan sosial di dunia nyata. Kedua, pengalaman belajar dalam
ini sedang dipelajari daripada mempersiapkan beberapa tes atau tingkat kelas nanti.
Full day school berasal dari bahasa Inggris, yaitu full artinya penuh, day
artinya hari, Adapun school artinya sekolah (Echols dan Shadily, 1996: 259). Jadi
pengertian full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar
mengajar yang diberlakukan dari pagi hari sampai sore hari, mulai pukul 06.45-
15.30 WIB, dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Dengan demikian,
sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot
14
mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. “Hal yang diutamakan
dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman”
yang suasana informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan
kretifitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini Sukur berpatokan pada sebuah
penelitian yang menyatakan bahwa waktu belajar afektif bagi anak itu hanya 3-4
jam sehari dalam suasana formal dan 7-8 jam sehari dalam suasana informal.
Sulistyaningsih (2008: 59). Menyatakan bahwa “sekolah bertipe full day ini
berlangsung hampir sehari penuh lamanya, yakni dari pukul 07.00 pagi hingga
15.00 sore”. Dengan demikian, Sistem full day school adalah komponen-komponen
yang disusun dengan teratur dan baik untuk menunjang proses pendewasaan
manusia (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan waktu di
sekolah yang lebih panjang atau lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada
umumnya.
school adalah sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran sehari penuh dari pagi
hingga sore dengan sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang
Pelaksanaan full day school merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun dalam hal moral atau
15
akhlak. Dengan mengikuti full day school, orang tua dapat mencegah dan
kegiatan yang negatif. Salah satu alasan para orang tua memilih dan memasukkan
anaknya ke full day school adalah dari segi edukasi siswa (Bahruddin, 2010: 230).
pikir dan cara pandang masyarakat. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu
3. Perubahan sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang masyarakat.
Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur keberhasilan dengan materi.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat yang akhirnya
4. Peran ibu yang dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan
tugas utamanya mendidik anak, mulai bergeser. Peran ibu di zaman sekarang
tidak hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga, namun seorang ibu juga dituntut
5. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tidak
16
dunia seolah-olah sudah tanpa batas (borderless world), dengan banyaknya
enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain play station (PS). Adanya
pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru dalam dunia
pendidikan.
paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu upaya pembinaan
akidah dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Full day school juga
memberikan dasar yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu perkembangan
intelektual, fisik, sosial dan emosional. Karena dalam Sistem full day school,
sekolah memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan sekolah dasar
“waktu untuk mendidik siswa dalam Sistem full day school lebih banyak sehingga
tidak hanya teori, tetapi praktek mendapatkan proporsi waktu yang lebih. Sehingga
pendidikan tidak hanya teori mineed tetapi aplikasi ilmu”. Oleh karena itu, agar
semua terakomodir, maka kurikulum program full day school didesain untuk
Pendidikan Agama Islam adalah sama dengan pendidikan Islam. Hal ini
17
pendidikan Islam dapat dipahami dalam tiga perspektif, yaitu : (Muhaimin, 2007 :
7-8).
pengertian yang pertama ini, pendidikan Islam dapat berwujud pemikiran dan
teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangun dan dikembangkan dari
agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi pandangan dan
sikap hidup seseorang. Dalam pengertian yang kedua ini, pendidikan Islam dapat
18
peserta didik dalam menanamkan dan/atau menumbuhkembangkan ajaran Islam
ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.
pendidikan Islam yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat Islam.
Dalam arti proses tumbuh kembangnya Islam dan umatnya, baik Islam sebagai
agama, ajaran, maupun Sistem budaya dan peradaban, sejak zaman Nabi
Muhammad saw. sampai dengan sekarang. Jadi, dalam pengertian yang ketiga ini,
ajaran agama, budaya, dan peradaban umat Islam dari generasi ke generasi
sepanjang sejarahnya.
Islam dari sumber utamanya, yakni al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan
19
agama Islam adalah usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
pendidikan agama Islam adalah usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan
kelak menjadi manusia muslim yang bertakwa kepada Allah swt. berbudi pekerti
memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan
merupakan cerminan falsafah hidup suatu bangsa. Berdasarkan kepada dasar itulah
pendidikan suatu bangsa disusun. Oleh karena itu, Sistem pendidikan setiap bangsa
itu berbda, karena mereka mempunyai falsafah hidup yang berbeda. (Ramayulis,
2008 : 121).
Pendidikan agama Islam tentu saja didasarkan pada falsafah hidup umat
Islam dan tidak didasarkan pada falsafah hidup suatu negara, sebab Sistem
pendidikan Islam tersebut dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja tanpa
Dasar pendidikan agama Islam dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
dasar pokok, dasar tambahan, dan dasar operasional. Dasar pokok pendidikan
agama Islam adalah al-Qur’an dan Hadits. Dasar tambahan pendidikan agama Islam
20
adalah: a) perkataan, perbuatan, dan sikap para sahabat; b) ijtihad (Syafe’I
1) Dasar historis
Dasar historis adalah dasar yang memberikan andil kepada pendidikan dari
hasil pengalaman masa lalu berupa peraturan dan budaya masyarakat. Sistem
pendidikan tidaklah muncul begitu saja, tetapi ia merupakan mata rantai yang
berkelanjutan dari cita-cita dan praktik pendidikan pada masa lalu yang tersurat
2) Dasar sosial
3) Dasar ekonomi
faktor ekonomis.
21
4) Dasar politik
Dasar politik adalah dasar yang memberikan bingkai dan ideologi dasar
yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan
dan rencana yang telah dibuat. Dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah
direncanakan harus bertitik tolak dari ideologi yang dianut, karena hal ini
5) Dasar psikologis
Tujuan adalah suatu yang ingin diharapkan tercapai setelah suatu kegiatan
selesai. Hal yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami pendidikan agama
Islam adalah kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil, yakni
manusia yang utuh jasmani dan ruhaninya, dan dapat hidup dan berkembang secara
wajar dan normal karena takwanya kepada Allah swt. (Daradjat, Zakiah, 2009 : 29).
individu. Hal ini merupakan tujuan pendidikan agama Islam yang pertama dan
22
utama yang harus dicapai dalam berbagai lingkungan pendidikan, baik keluarga,
1) Tujuan umum
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendidikan, baik dengan pembelajaran maupun dengan cara lain. Tujuan ini
meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan,
kebiasaan, dan pandangan. Tujuan umum ini berada pada setiap usia, kecerdasan,
situasi dan kondisi dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola
takwa harus dapat tergambar dalam pribadi seseorang yang sudah dididik walaupun
dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat tersebut.
Cara atau alat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikan adalah pembelajaran. (Aqib, Zainal, 2002 : 41). Oleh karena itu,
sama.
nasional negara tempat pendidikan Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan pula
Tujuan umum itu tidak dapat dicapai kecuali setelah melalui proses pembelajaran,
instruksional.
23
2) Tujuan akhir
akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan umum yang
berwujud insan kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan baik turun,
yang sudah bertakwa dalam wujud insan kamil masih perlu mendapatkan
pemeliharaan supaya tidak luntur dan berkurang. Tujuan akhir pendidikan agama
َسلِمُون
ْ حّقَ ّتُقَاّتِهِ وَالَ َّتمُوّتُنَ إِالَ وَأَنتُم ُم
َ َيَا أَ ُيهَا اّلَذِينَ آمَنُواْ اّتَقُواْ اّللّه
3) Tujuan sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah peserta didik
dapat dianggap sebagai tujuan sementara dengan sifat yang agak berbeda.
24
Pada tujuan sementara, bentuk insan kamil dengan pola takwa sudah
pokok sudah kelihatan pada pribadi peserta didik. Tujuan pendidikan agama Islam
lingkaran tersebut semakin besar. Akan tetapi, sejak tujuan pendidikan tingkat
permulaan, bentuk lingkarannya harus sudah tampak. Bentuk lingkaran inilah yang
menggambarkan insan kamil itu. Di sinilah perbedaan yang mendasar bentuk tujuan
tampak. Dengan kata lain, bentuk insan kamil dengan pola takwa itu harus tampak
dalam semua tingkat pendidikan Islam. Oleh karna itu, setiap lembaga pendidikan
Islam harus dapat merumuskan tujuan pendidikan agama Islam sesuai dengan
4) Tujuan operasional
keterampilan tertentu dari peserta didik. Sifat operasionalnya lebih ditonjolkan dari
sifat penghayatan dan kepribadian. Untuk tingkat yang paling rendah, sifat yang
25
Lebih lanjut dikemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam memiliki
beberapa prinsip dalam formulasinya, yaitu : (Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf,
2006 : 73-74).
masyarakat dan tatanan kehidupannya, serta adanya wujud jagat raya dan hidup.
aspek kehidupan pada pribadi, berbagai kebutuhan individu dan komunitas, serta
masa kini serta berupaya mengatasi masalah-masalah yang sedang dan akan
terjadi.
3) Prinsip kejelasan, yakni prinsip yang di dalamnya terdapat ajaran dan hukum
yang memberi kejelasan terhadap kejiwaan manusia (hati, akal, dan nafsu) dan
hukum masalah yang dihadapi, sehingga terwujud tujuan, kurkulum, dan metode
pendidikan.
26
5) Prinsip realism dan dapat dilaksanakan, yakni prinsi pyang menyatakan tidak
serta adanya kaidah yang praktis dan realistis, yang sesuai dengna fitrah dan
6) Prinsip perubahan yang diingkan, yakni prinsip perubahan struktur diri manusia
yang meliputi jasmani dan ruhani serta perubahan kondisi psikologis, sosiologis,
minat, sikap, tahap kematangan jasmani, akal, emosi, sosial, dan segala
aspeknya. Prinsip ini berpijak pada asumsi bahwa semua individu itu unik dan
lingkungan pendidikan.
agama Islam ada empat, yaitu tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara, dan
tujuan operasional.
disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan
belajarnya saja, tetapi juga meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
27
yang pelaksanaannya bukan saja di sekolah tetapi juga di luar sekolah. (Ramayulis,
2008 : 152).
melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam hal ini,
proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara
dikemukakan oleh Muahimin dan Mujib yang dikuti oleh Ramayulis tidak hanya
terbatas pada program pendidikan, tetapi juga dapat diartikan sesuai dengan
studi, yakni seperangkat mata pelajaran yang mampu dipelajari oleh peserta didik di
sebagai kegiatan berencana, yakni kegiatan yang direncanakan tentang hal-hal yang
akan diajarkan dan dengan cara bagaimana hal itu dapat diajarkan dengan hasil
yang baik; 4) kurikulum sebagai hasil belajar, yakni seperangkat tujuan yang dituju
untuk memperoleh hasil-hasil itu, atau seperangkat hasil belajar yang direncanakan
28
keseluruhan pengalaman belajar yang direncanakan di bawah pimpinan sekolah;
dan 7) kurikulum sebagai produksi, yakni seperangkat tugas yang harus dilakukan
pendidikan agama Islam, yaitu : (Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf, 2006 : 131-
133).
1) Prinsip yang berorientasi pada tujuan. Al-umûr bi maqāshidihā (segala urusan itu
yang disusun sebelumnya dapat tercapai. Di samping itu, perlu adanya persiapan
yang harus dicapai oleh peserta didik seiring dengan tugas manusia sebagai
kurikulum tersebut dapat memenuhi jenis dan mutu tenaga kerja yang
secara cermat dan tepat, sehingga hasilnya memadai dan memenuhi harapan
29
yang berkembang tanpa mengubah tujuan pendidikan yang diinginkan. Prinsip
ini tidak hanya dilihat dari salahs atu faktor saja, tetapi juga dilihat dari totalitas
yang mempengaruhinya.
menghasilkan peserta didik yang mampu menguasai ilmu-ilmu agama dan ilmu-
ilmu umum yang bertujuan mencari ridha Allah swt. Prinsip ini dilakukan
seirama, searah, dan setujuan, serta tidak sampai terjadi ada kegiatan kurikulum
secara demokratis, yakni saling mengerti, memahami keadaan dan situasi tiap-
tiap subjek dan objek kurikulum. Segala tindakan harus dilakukan melalui
30
musyawarah untuk mufakat, sehingga kegiatan itu didukung bersama dan
yang dipergunakan guru atau instruktur; atau teknik penyajian yang dikuasai guru
untuk menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, baik secara
individual atau secara kelompok, agar bahan pelajaran itu dapat diserap, dipahami,
dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik. (Sunhaji : 39). Dari definisi
tujuan pembelajaran.
metode tersebut antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas,
menjunjung tinggi beberapa asas, yaitu: (Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf, 2008
: 170-175).
1) Asas Motivasi
seluruh perhatian mereka tertuju pada materi pembelajaran yang sedang disajikan.
Asas motivasi dapat diupayakan melalui pembelajaran dengan cara menarik sesuai
31
pengaruh yang mengganggu konsentrasi peserta didik, mengadakan kompetisi yang
2) Asas aktivitas
Dalam proses belajar mengajar, peserta didik harus diberi kesempatan untuk
170-175). Asas ini menghindari adanya verbalistis bagi peserta didik. Asas aktivitas
pembuatan konstruksi model, atau juga dengan aktivitas ruhani berupa ketekunan
memecahkan masalah, dan berkemauan keras untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal.
bermakna. Artinya, melalui aktivitas belajar, peserta didik tidak hanya dituntut
untuk menguasai sejumlah informasi, tetapi juga memanfaatkan informasi itu untuk
3) Asas apersepsi
Apersepsi adalah gejala jiwa yang dialami jika kesan baru masuk ke dalam
32
kesadaran proses pengelolaan, sehingga menjadi kesan yang lebih luas. Asas
4) Asas peragaan
dengan mewujudkan bahan-bahan yang diajarkan secara nyata, baik dalam bentuk
aslinya maupun tiruan, sehingga peserta didik dapat mengamati dengan jelas dan
pembelajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang diinginkan. Asas ini
sosiodrama, pantomime, dan tablo (pertunjukan lakon tanpa gerak atau tanpa
dialog).
5) Asas ulangan
(Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, 2006 : 107). Peserta didik dalam aspek
Asas ulangan dapat dilakukan melalui okasional, yaitu diberikan secara kebetulan
atau cara Sistematis, yaitu diberikan secara teratur, kontinu, dan terancana.
6) Asas korelasi
dengan dunia sekitar untuk mencapai tujuan. Itulah sebabnya dalam setiap
33
pembelajaran, pendidik harus menghubungkan suatu materi pembelajaran dengan
amteri pembelajaran lainnya, sehingga membentuk mata rantai yang erat. Asas
7) Asas konsentrasi
Asas konsentrasi adalah asas yang memfokuskan pada suatu pokok masalah
serta memperhatikan peserta didik dalam segala aspeknya. Asas ini dapat
8) Asas individualisasi
individu, seperti perbedaan jasmani, watak, intelegensi, bakat, dan lingkungan yang
9) Asas sosialisasi
yang dapat membangkitkan semangat kerja sama antara peserta didik dengan
pendidik, sesama peserta didik, dan antara peserta didik dengan masyarakat
sekitarnya dalam menerima pelajaran agar lebih berdaya guna dan berhasil guna.
34
Asas evaluasi adalah asas yang memperhatikan hasil dari penilaian terhadap
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebagai umpan balik pendidik dalam
memperbaiki cara mengajar. Asas evaluasi tidak hanya diperuntukkan bagi peserta
didik, tetapi juga bagi pendidik, yaitu sejauh mana keberhasilannya dalam
menunaikan tugasnya.
tindakan bagi peserta didik dengan dibatasi kebebasan yang mengacu pada hal-hal
yang positif. Asas ini mengandung tiga aspek, yakni pengarahan diri, disiplin diri,
pembawaan, tetapi pembawaan itu masih bersifat umum dan harus dikembangkan
yakni peserta didik bereaksi terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya
jiwa yang tetap pada suatu tujuan yang berharga bagi seseorang. Sesuatu akan
berharga jika sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan asas pusat-pusat minat dalam
35
Islam terkandung dalam bahan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan
Pada fase tertentu (Djalaluddin dan Ramayulis, 1998 : 38). Peserta didik
tingkah laku orang di sekitarnya, khususnya pada pendidik yang utama (orang tua).
yang dilakukan oleh peserta didik. Pembiasaan merupakan upaya praktis dalam
diperhatikan dalam pemilihan metode pembelajaran, yaitu : (Sumiati dan Asra, 92-
96).
1) Tujuan pembelajaran
Metode pembelajaran adalah alat untuk mencapai tujuan, maka tujuan itu
harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas sebelum menentukan atau memilih
metode pembelajaran.
2) Materi pembelajaran
beda. Metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan sifat materi
pembelajaran tersebut.
36
3) Kemampuan guru
itu, guru juga harus mampu menyiasati setiap keadaan pembelajaran dengan
keadaan tubuh, atau tingkat kemampuan berpikirnya. Misalnya, peserta didik yang
Sumber dan fasilitas yang tersedia di suatu sekolah tentu saja berbeda-beda
dari segi kuantitas dan kualitas. Sekolah yang sumber dan fasilitasnya lengkap akan
Adapun bagi sekolah yang sumber dan fasilitasnya kurang lengkap, maka metode
tertentu. Situasi dan kondisi ini berkaitan pula dengan jenjang lembaga pendidikan,
37
di mana masing-masing jenjang pendidikan menuntut metode pembelajaran yang
8) Tempat belajar
laboratorium.
B. Kerangka Berfikir
kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua
hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan
kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan,
demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.
38
masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian
tujuan pendidikan, yaitu tujuan umum dan khusus, jangka panjang, Dasar, dan
jangka pendek.
atau komponen kurikulum. Penyusunan Kurikulum terpadu PAI dapat dilihat dari
dua dimensi, yaitu dimensi horisontal dan vertikal. Dimensi horisontal berkenaan
dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Susunan lingkup ini sering
Bahan tersusun mulai dari yang mudah, kemudian menuju pada yang lebih sulit,
sebagai berikut:
kurikulum Pendidikan
Sekolah Dasar
Pemerint
ah
Pendidikan
Kurikulu
Madrasah
m lokal
Ibtidaiyah
39
C. Penelitian yang Relevan
lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Mujayanah (2016). Berjudul: ”Sistem full
day shcool dalam pendidikan agama Islam siswa SDIT Uswatun kelas 4 ”.
agama Islam yang sudah mengikuti program full day school, bagaimana
pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam Sistem full day school , mengukur
sejauh mana keberhasilan dalam Sistem full day school. Hasil penelitian proses
pendidikan agama Islam siswa dengan program sekolah yang meliputi kegiatan
keberhasilan pendidikan agama Islam melalui Sistem full day school ditunjukan
Kautsar, serta faktor pendukung dan penghambatnya. Hasil penelitian ini adalah,
40
visi misi, kurikulum terpadu, pembelajaran terpadu, guru yang berkualitas,
pendekatan terpadu dan budaya sekolah. Keenam point tersebut telah mampu
membentuk siswa berakhlak mulia (beragama Islam), dan keenam point tersebut
controlling, evaluation).
kurikulum terpadu di MTs Full day schoolIbnul Qoyyin Putra mencakup tiga
Ibnul Qoyyim Putra berangkat dari kebutuhan konsep pendidikan yang seimbang
antara pelajaran umum dengan agama dalam satuan pendidikan; (2) pelaksanaan
istilah KTSP, Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagai landasan
penyusunan materi dalam setiap mata pelajaran; dan (3) evaluasi kurikulum
tahunnya.
apektif dan psikomotor terutama di bidang pendidikan Agama Islam yang sudah
41
psikomotor dalam Sistem full day school , mengukur sejauh mana keberhasilan
dalam Sistem full day school. Hasil penelitian proses pembentukan kogninif,
apektif dan psikomotot siswa dengan program sekolah yang meliputi kegiatan
telah dirancang oleh sekolah juga terbentuknya nilai-nilai kogninif, apektif dan
kedisiplinan, kesopanan.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
profesional, dan institusional. Dari segi tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi
penelitian murni dan terapan. Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi
2015:6).
Dalam hal ini di gunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) dan data yang
terkumpul berupa kata-kata, gambar bukan angka angka. Kalaupun ada angka
angka, sifatnya hanya penunjang. Data yang diperoleh meliputi transkip interviu,
43
Al-Mu’minin Kabupaten Ciamis dan SDIT Insantama Kota Banjar, 2) mengetahui
Banjar, 4) evaluasi Pengembangan Kurikulum Terpadu PAI dalam Sistem full day
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Insantama Kota Banjar, adapun alasan lokasi tersebut dijadikan sebagai tempat
penelitian, karena salahsatu permasalahan ada di tempat tersebut dan sumber data
dapat diakses.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan sejak bulan Juni 2017, dan diharapkan bisa selesai
C. Unit Analisis
judul “Pengembangan Kurikulum Terpadu PAI Sistem Full day school” adalah
Sekolah berbasis full day, obyek penelitiannya adalah kurikulum terpadu PAI, dan
sumber data adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru/pendidik dan
44
Dalam penelitian ini ada istilah Subjek penelitian, Responden, dan
1. Subjek Penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita
bicara subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisi, yaitu
2. Responden dari kata asal ”respon” atau penanggap, yaitu orang yang
dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi, angket, atau lisan,
D. Sumber Data
maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu, apabila
45
Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data penulis
Person, yaitu sumberdata yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan
melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Place, yaitu sumber data
yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam, misalnya
ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain. Bergerak, misalnya
aktivtas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyia, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan
belajar mengajar, dan lain sebagainya. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan
2013:172).
sumber data pada penelitian ini meliputi manusia (perkataan dan tindakan) yang
merupakan sumber primer, dan buku, dokumen, dan sumber sumber data lain yang
46
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara, dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting
alamiyah (natural setting), dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data
Sumber Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data,
1) Interview (Wawancara)
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan,
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal hal
47
Menurut Arikunto (2013:270), bahwa secara garis besar ada dua macam
pedoman wawancara :
dalam Sistem full day school di MI Al-Mu’minin Kabupaten Ciamis dan SDIT
Sistem full day school di MI Al-Mu’minin Kabupaten Ciamis dan SDIT Insantama
Kota Banjar.
2) Dokumentasi
Tidak kalah penting dari teknik-teknik atau metode lain dalam hal
adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
(Arikunto, 2013:274).
Metode dekumentasi ini tidaklah sulit dibanding dengan metode lain, karena
apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Yang diamati
48
oleh metode dokumentasi adalah benda mati bukan benda hidup. Metode atau
dalam Sistem full day school di MI Al-Mu’minin Kabupaten Ciamis dan SDIT
Sistem full day school di MI Al-Mu’minin Kabupaten Ciamis dan SDIT Insantama
Kota Banjar.
3) Obsevasi
Metode Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara Sistematis, dengan prosedur yang standar. Tujuan pokok dari
berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala gejala alam, dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. Ditinjau dari segi proses pengumpulan
berperan serta) yaitu, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian, dan non
hanya sebagai pengamat independen. Jika ditinjau dari segi tekninya obsevasi
terbagi menjadi dua, yaitu : Observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur.
49
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara Sistematis,
tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya, Adapun observasi
tidak struktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara Sistematis tentang
Terpadu PAI Sistem full day school di MI Al-Mu’minin Kabupaten Ciamis dan
Pengembangan Kurikulum Terpadu PAI dalam Sistem full day school di MI Al-
Pengembangan Kurikulum Terpadu PAI dalam Sistem full day school di MI Al-
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji
validasi dan reliabilitas. Terdapat dua macam validasi penelitian, yaitu validasi
internal dan validasi eksternal. Validasi internal berkenaan dengan derajad akurasi
desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Validasi eksternal berkenaan dengan
analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.
(Sugiyono, 2015:363-364).
50
Alat pengukur pada umumnya harus memenuhi dua syarat utama. Alat itu
harus valid (sahih) dan harus reliable (dapat dipercaya). Suatu alat pengukur
dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu.
(Nasution, 2011:74). Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam
mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukan hasil
yang sama. Jadi alat yang rreliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila
tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui kebenaran realitas data
menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung
dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar
atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif yang dilakukan dengan
sebagai penegecekan data dari brebagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara Sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
51
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
atau menjadi hipotesis. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak
Namum dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih dipokuskan selama proses
a. Persiapan
b. Tabulasi
komputer.
52
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Yang dimaksud dengan data yang diterapkan dalam perhitungan adalah data
yang disesuaikan dengan jenis data, yakni diskrit, ordinal, interval, dan ratio.
53
BAB IV
A. Hasil Penelitian
kurang, ditambah lagi dengan adanya kurikulum yang disediakan oleh pemerintah
di sekolah dasar hanya 2-3 jam dalam satu minggu, tentunya ini sangat
menghawatirkan bagi para penerus bangsa, orang yang pintar dalam pengetahuan
ilmu umum tapi nihil dalam pengetahuan ilmu agama, sama saja orang tersebut bisa
dikatakan “orang bodoh”. Karena para penuntut (pencari) ilmu agama itu
diibaratkan pasaknya bumi, seandainya saja tidak ada yang mempelajari ilmu
yang berada disekitannya. H. Mu’min Supyan dan Hj. Atik telah mewakapkan
tanah untuk Madrasah Ibtidaiyah, Yayasan Al-Mu’minin Ciamis yang beralamat Jl.
Jendral sudirman BLK No 170 Rt 003 Rw 011 Kel. Sindangrasa Kec. Ciamis Jabar.
2015, ditetapkan dijakarta tanggal 28 oktober 2015, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-
54
Agama Republik Indonesia Nomor: 339 Tahun 2016 tanggal 20 Juni 2016 ,Nomor
M.T pada tahun 2015, sebagai Wakil Kepala sekolah Dyta Ismail,M.Pd.I., semakin
pengajar berperan aktip serta dapat bertanggungjawab dari segi disiplin mengajar,
waktu, akhlaqul karimah, kerapian dan kehadiran , mengajar tepat waktu yang telah
55
MI Al-Mu’minin juga terletak pada wilayah berupa dataran dan dikelilingi
perkantoran. Dari gambaran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian dari
memiliki mata pencaharian sebagai PNS dan karyawan swasta, selain itu wilayah
ini juga merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Ciamis yang cukup padat
penduduk.
membentuk kader umat yang bekualitas, memiliki aqidah yang bersih, ibadah yang
a) Tenaga Pendidik
pengajar yang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
dan sejenisnya. Tenaga Pendidik pada jenjang Sekolah Dasar disebut guru. Guru
Adapun Guru Tidak Tetap (GTT) berjumlah 5 orang. Adapun sumber daya tenaga
56
sehingga untuk mengembangkan keilmuan dibidang pendidikan agama Islam dan
b) Tenaga Kependidikan
adalah tenaga tata usaha yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
penertiban dibidang tenaga kependidikan bias tersusun dengan tertib dan rapih.
5) Data Siswa
terdiri dari 27 perempuan dan 28 laki-laki, dibagi menjadi 4 robel belajar keals 1
Mu’minin Ciamis adalah juara harapan II tartil Al-Qur’an tingkat Jawa Barat, Juara
Harapan 1 lomba menara tingkat kawaran Ciamis, juara III renang tingkat Priangan
Timur.
57
Berdasarkan dokumentasi dapat informasi bahwa fasilitas dan sarana
pendidikan MI Al-Mu’minin adalah kantor wakil kepala sekolah, kantor tata usaha,
ruang guru, musholla, perpustakaan, masjid, aula, dan unit kesehatan siswa (UKS).
8) Struktur Organisasi
Al-Mu’minin Ciamis Sesuai dengan Keputusan Ketua Yayasan pada tahun 2017
adalah Direktur Pendidika, Komite Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Pembantu
Wakil Kepala Sekolah (PKS), Tata Usaha, Perpustakaan, Wali Kelas, Pembimbing
Salam sejahterah bagi umat Islam ditanah air, berdirinya Yayasan Insantama
cendikia banjar dan SDIT Insantama Kota Banjar, sangat membantu bagi
mewakapkan tanah untuk Yayasan Dan SDIT Insantama Kota Banjar, Yayasan
Insantama cendikia banjar yang beralamat Jl. Kantor pos , gang rusa, Rt 02 Rw 08,
dsn jadi mulya, desa hegar sari kota banjar Jabar. SDIT Insantama Kota Banjar
yang Beralamat Jl. Jl. Kantor POS N0. 237 jadimulya pataruman kota banjar Surat
Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor: 420 Tahun 2008 ,Nomor
nasional) 20253922.
Pendiri SDIT Insantama Kota Banjar Bapak H.Rusman pada tahun 2006,
sebagai kepala sekolah Lukman Hakim, S.S, semakin berjalannya waku dan
58
dalam pendidikan, karena dilakukan suatu regenerasi/perubahan yang sangat
signipikan dan dapat dilihat langsung. Guru pengajar berperan aktip serta dapat
berprestasi.
102026903002, NPSN 20253922, alamat sekolah, alamat lengkap Jl. Kantor POS
N0. 237 Desa / Kelurahan Jadi Mulya Kecamatan Pataruman Kabupaten / Kota
pendidikan yang bermutu tinggi dan unggul di Indonesia. Misi SDIT Insantama
sains teknologi dalam suasana budaya pendidikan yang religius serta didukung oleh
59
4) Tenaga Pendidik kependidikan dan siswa
pengajar yang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
dan sejenisnya. Tenaga Pendidik pada jenjang Sekolah Dasar disebut guru. Guru
orang. Adapun Guru Tidak Tetap (GTT) berjumlah 6 orang. Adapun sumber daya
adalah tenaga tata usaha yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
pada jenjang Sekolah Dasar disebut pegawai. Pegawai Tetap Yayasan (PTY) di
Tidak Tetap (PTT) berjumlah 2 orang, dengan sumber daya di bidanngnya sehingga
60
b) Izzah Ryanda Qiera Balqis Juara 1 Hifzdil Qur’an Ken Pataruman
2. Deskripsi Penelitian
berbasis full day school perlu pengamatan lingkungan terlebih dahulu, hal ini
Islam peserta didik. Ada dua lingkungan yang diamati, yaitu lingkungan internal
61
a). Analisis Lingkungan Internal
Mu’minin Ciamis dapat diperoleh data bahwa sumber daya manusia yang dimiliki
oleh sekolah tersebut dalam membentuk agama Islam berbasis full day school
naungan Yayasan Al-Mu’minin Ciamis yang memiliki Visi dan Misi yang jelas.
Visi dan Misi tersebut disampaikan kepada Wakil Kepala MI Al-Mu’minin Ciamis
kreativitas para guru di MI Al-Mu’minin Ciamis dengan kucuran dana yang cukup.
rangka pendidikan agama Islam berbasis full day school telah diberi alokasi dana
merawat berbagai sarana dan prasarana yang digunakan untuk membentuk agama
Islam berbasis full day school. Dana tersebut bersal dari pembiayaan pendidikan
yang telah dibayarkan oleh wali siswa/murid. Hal itulah yang kemudian menjadi
62
sosial keagamaan masyarakat, diperoleh informasi bahwa masyarakat sekitar MI
Al-Mu’minin Ciamis sangat majemuk berbagai aliran dan madzhab ada. Hasil
program pendidikan agama Islam berbasis full day school. Di bidang ekonomi
memiliki keinginan yang kuat tetapi tidak sanggup membiayai naknya, maka ia
pengetahuan dan teknologi, sebgaian besar masyarakat sudah mengenal internet dan
media lainnya. Hal ini menjadi bahan masukan dalam menyusun program
(ancaman).
Ciamis yang mengarah kepada pendidikan agama Islam berbasis full day school
melalui rapat kerja guru, karyawan dan komite sekolah yang juga diikuti oleh Ketua
63
Berdasarkan Visi, Misi dan Tujuan MI Al-Mu’minin Ciamis yang telah
yang mencakup memiliki aqidah yang bersih, membiasakan ibadah yang benar,
pribadi yang matang dan mandiri, cerdas dan kreatif, bersungguh sungguh dan
lain.
aqidah, aspek ibadah, aspek kepribadian, dan kemandirian, aspek kecerdasan dan
kreatif, aspek kesungguhan dan disiplin, aspek keindahan dan ketertiban, aspek
sekolah dan yayasan menentukan program pendidikan agama Islam siswa MI Al-
Mu’minin Ciamis, adalah orientasi siswa, pagi Dhuha, Qur`ani, asma`ul husna dan
kalimah thoyyibah, praktek ibadah, tahfidz Qur’an, tahsin Qur’an, tartil Qur’an,
tilawah Qur’an, zakat fitrah, tebar qurban, tadzabur alam, pemberian reward bagi
siswa yang berprestasi dibidang akdemik dan non akademik, pemberian progress
lima strategi, yaitu melalui memadukan program sekolah dan program yayasan,
berbasis agama Islam dan berbasis IT, kegiatan Ekstrakurikuler, pendidik dan
tenaga kependidikan .
64
Keterpaduan antara program sekolah dengan program yayasan merupakan
yayasan para siswa dididik dan dibina dengan akhlakul karimah secara terus
menerus. Selain itu strategi yang paling efektif dalam pendidikan agama Islam
adalah kegiatan pembiasaan, siswa bukan hanya tahu akan contoh berbagai
perbuatan baik, tetapi secara langsung siswa mempraktekan perbuatan yang baik.
wali siswa dalam upaya mensukseskan program pendidikan agama Islam siswa MI
lembaran pantauan siswa atau kartu kontrol, dibuat berdasarkan jaminan mutu
pendidikan agama Islam berbasis full day school melalui langkah-langkah sebagai
berikut :
65
a) Mengidentifikasi dan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan wali siswa
b) Menyusun visi, misi, dan tujuan MI Al-Mu’minin Ciamis yang tertuju pada
Mu’minin Ciamis.
f) Menyusun program dan strategi pendidikan agama Islam berbasis full day school
Mu’minin Ciamis.
pendidikan agama Islam berbasis full day school yang telah ditetapkan oleh Wakil
berikut:
a) Muatan nasional
66
Mengacu pada standar kompetensi baku dari BSNP, matan nasional terdiri atas
matematika, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, seni budaya dan
b) Muatan lokal
Mengacu pada kurikulum yang disusun secara lokal sesuai visi dan misi MI Al-
diterapkan adalah sebagai berikut, Bahasa Sunda, Bahasa Inggris, bahasa Arab,
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegitan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
yang terdiri atas 8 mata pelajaran. Semua muatan ini mengacu pada standar
kompetensi baku dari BSNP. Muatan nasional tersebut merupakan kurikulum inti
(core curiculum) yang harus dipelajari oleh setiap peserta didik di semua satuan
67
pendidikan pada level pendidikan dasar. Organisasi ini merupakan organisasi broad
fields curriculum.
Muatan nasional yang telah dimodifikasi serta disesuaikan dengan visi dan
PAI menjadi Akidah Akhlak, SKI, fikih, dan Qur’an Hadits. Pengembangan
menekankan pada aplikasi mata pelajaran PAI dengan mengaitkan aspek life skill
pada muatan fikih, Qur‟ an Hadits sehingga PAI menjadi pelajaran yang aplikatif
standar isi dan standar lulusan dalam perilaku keagamaan dan life skill, seperti
praktik ibadah, baca tulis Al-Qur’an, hafalan surat-surat pendek maupun hadits, dll.
Pengembangan mutan lokal bahasa asing dan bahasa Sunda merupakan ciri
sekolah yang unggul dan model bagi madrasah ibtidaiyah. Bahasa Arab digunakan
sebagai sarana untuk mendalami Islam, bahasa Inggris digunakan sebagai sarana
untuk berkomunikasi pada era globalisasi, Adapun bahasa Sunda digunakan sebagai
dan aspek esensial pendidikan karakter untuk membentuk karakter anak yang
Islami dengan tidak meninggalkan sifat nasionalisme dan kebangsaan. Muatan isi
68
Misalnya, kegiatan yang disesuaikan dengan minat dan bakat, pelayanan konseling,
a) Waktu belajar
Pukul 07-00 – 07.30 Pelajaran Al-Qur’an secara intensif dari kelas I s/d III,
kelas I semester I menggunakan Buku dan metode Iqra‟ semester 2 mulai tadarus
Al-Qur’an s/d kelas III sehingga khatam Al-Qur’an. Pukul 07.15-13.00 KBM untuk
kelas I dan II, diselingi Shalat dhuha dan hafalan surah-surah pendek Juz „Amma,
do‟ a kehidupan sehari-hari. Pukul 07.15 – 15.30 KBM untuk kelas III diseling
Shalat dhuha dan hafalan surah-surah pendek Juz „Amma, do‟ a kehidupan sehari-
hari. Bahasa Inggris dan bahasa Arab dimulai kelas I, komputer dimulai Kelas II:
yang padat maka dibutuhkan waktu pembelajaran yang cukup banyak, sehingga
69
menggunakan Sistem full day school, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu
Sistem full day school, MI Al-Mu’minin Ciamis membagi waktu belajar, yaitu
untuk kegiatan intrakurikuler kelas I dan II dari pukul 07.00 s/d 15.30
ditambah dengan pendidikan karakter dan amaliyah Islamiyah, Adapun untuk kelas
I s/d II dari pukul 07.30 s/d 13.00 untuk kegiatan KBM ditambah
pendidikan karakter dan amaliya Islamiyah. Untuk pembelajaran full day school
b) Penamaan kelas
tabi’in,nama surah dalam al-Qur’an dan ilmuan muslim. Penamaan kelas model
70
“Untuk penamaan kelas dulu pernah menggunakan nama-nama tokoh
ilmuan. Pada awal masuk guru punya rasa ingin tahu dari tokoh tersebut
sehingga guru mengeahui tentang tokoh tersebut. Pernah juga menggunakan
namatokoh-tokoh mmuhammadiyah, kemudian diawal disampaikan kepad
siswa di depan kelas. Untuk yang sekarang menggunakan nama surah Al-
Qur’an, guru mau tidak mau mempelajari sirohnya dan asbabul nuzul hal ini
sebagai acuan untuk guru dan murid agar mau mempelajarinya”.
peserta didik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dyta, sebagai berikut:
memberikan pengalaman belajar. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Dyta sebagai
berikut:
71
“Untuk kegiatan out door learning memang banyak kita manfaatkan pada
even-even tertentu. Misalnya yang berkaitan dengan peringatan hari-hari
nasional contohnya tentang pahlawan anak-anak kita ajak ke museum,
peringatan hari Kartini dll. Kalaupun ada kegiatan out door learning yang
lain kita kembalikan pada gur masing-masing. Misalnya untuk pelajaran
IPS dan PKn materi tentang KPU dan DPRD, maka kita ajak langsung
kesana jadi mereka tahu secara langsung. Tentang ekonomi masyarakat
kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan mengunjungi pasar dan bank.
Sekarang kegitan out door penting untuk kita galakkan sudah berjalan
pada even-even tertentu”.
yang berbeda-beda bagi peserta didik. Banyaknya kegiatan out door learning
Media pendidikan agama Islam Dalam hal Pendidikan ada tiga bentuk yang
dimiliki, yaitu pendidikan yang mengarah pada kognitif, afektif dan psikomotor.
yang positif dan lebih dikenal dengan pendidikan agama Islam. Adapun
Salah satu isu nasional saat ini adalah upaya peningkatan agama Islam
menekankan pendidikan kognitif berdampak pada agama Islam yang kurang baik.
pembelajaran yang tepat dan diberikan sejak anak berusia dini. Pendidikan agama
Islam menjadi tanggungjawab semua elemen pendidikan mulai dari dosen, guru,
Ciamis.
72
Dari hasil wawancara dapat informasi bahwa ada beberapa media yang
Ciamis, yaitu sekolah, multimedia & media on line, cerita bergambar, musik dan
yang terukur.
Al-Mu’minin Ciamis tidak hanya menekankan pada salah satu aspek hasil belajar
peserta didik dalam uasahanya mencapai kondisi yang lebih baik dan peserta didk
73
dilaksanakan oleh pendidik di kelas yang bersangkutan. Di MI Al-mu’minin Ciamis
pengukuran dilaksanakan oleh guru kelas, guru bidang studi, atau konselor di kelas
yang bersangkutan. Penilaian dilakukan oleh guru yang melakukan pengukuran dan
nilai, penulisan rapor Diknas, dan rapor lokal serta pengarsipan. Kegiatan penilaian
Islam berbasis full day school di MI Al-Mu’minin Ciamis perlu dilakukan evaluasi.
Hasil yang diperoleh dari evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi
watak atau tabi`at. Ada dua cakupan penilaian sikap, yaitu skiap spiritual yang
berkaitan dengan pendidikan peserta didik yang beriman dan bertaqwa, dan sikap
sosial yang berkaitan dengan pendidikan peserta didik yang berakhlak mulia,
dari menguatnya interaksi vertikal dengan Allah SWT (hablun minAllah), Adapun
dijelaskan bahwa setiap akhir semester dilakukan evaluasi terhadap seluruh mata
pelajaran yang dipelajari oleh para siswa pada semester tersebut. Evaluasi
74
kehadiran (5%), perilaku (5%), Penilaian Harian (60%), Penilaian Tengah Semester
kontrol atau absensi kegiatan, dimana keaktifan para siswa pada setiap kegiatan dan
juga keadaan akhlak siswa menjadi penilan tersendiri yang hasilnya masuk pada
penilaian perilaku.
b. Pengembangan Kurikulum Terpadu PAI sistem Full day school SDIT Insantama
Kota Banjar
Dari hasil wawancara bersama Bapak Kepala SDIT Insantama Kota Banjar,
Kehidupan
berkepribadian Islam, (2) menguasai tsaqofah Islam, (3) menguasai ilmu kehidupan
kepribadian seorang muslim, yakni pada pola berpikir (aqliyah) dan pola bersikapnya
(nafsiyah) yang distandarkan pada aqidah Islam. Islam mendorong setiap muslim
menuntut ilmu, baik ilmu yang berkaitan langsung dengan Islam (tsaqofah Islam)
75
Menguasai ilmu kehidupan (iptek) dimaksudkan agar umat Islam dapat
menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT dengan baik di muka bumi ini.
Lebih dari itu, Islam bahkan menjadikannnya sebagai fardlu kifayah, yaitu suatu
kewajiban yang harus dikerjakan oleh sebagian rakyat apabila ilmu-ilmu seperti
sekolah dan masyarakat. Kondisi faktual obyektif pendidikan saat ini, ketiga unsur
tersebut juga belumlah berfungsi secara benar. Sinergi negatif antar ketiganya,
pengaruh negatif yang ada dan pada saat yang sama meningkatkan pengaruh positif
pada anak didik, diharapkan pengaruh yang diberikan pada pribadi anak didik
adalah positif sejalan dengan arahan Islam. Selanjutnya, dibuka lebar ruang
interaksi dengan keluarga dan masyarakat agar dapat berperan optimal dalam
sekolah – keluarga – masyarakat inilah yang akan menjadikan pribadi anak didik
yang dapat dilakukan. Karena itu, tiga poros sekolah, asrama/pesantren dan masjid
yang berperan penting dalam pengembangan SDM tapi selama ini terpisah-pisah,
76
harus dapat diharmonisasikan. Sekolah berfungsi untuk mengintroduksikan
kurikulum pendidikan secara formal sesuai dengan jenjang yang ada. Asrama
naungan Yayasan instama cendikia banjar yang memiliki Visi dan Misi yang jelas.
Visi dan Misi tersebut disampaikan kepada Kepala SDIT Insantama Kota Banjar
mendukung kreativitas para guru di SDIT Insantama Kota Banjar dengan kucuran
Insantama Kota Banjar dalam rangka pendidikan agama Islam berbasis full day
school telah diberi alokasi dana penyelenggaraannya oleh pihak yayasan. Alokasi
dana juga diberikan untuk merawat berbagai sarana dan prasarana yang digunakan
untuk membentuk agama Islam berbasis full day school. Dana tersebut bersal dari
pembiayaan pendidikan yang telah dibayarkan oleh wali siswa/murid. Hal itulah
yang kemudian menjadi kelebihan dari kelembagaan SDIT Insantama Kota Banjar.
77
Berdasarkan hasil dokumentasi dapat diperoleh data bahwa program
pendidikan agama Islam berbasis full day school yang telah ditetapkan oleh Kepala
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan
pendidikan nasional dan pasal 35 tentang standar nasional pendidikan. Juga adanya
tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan yang memacu agar hasil pendidikan
kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari
pelaksanaannya di sekolah.
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
78
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh
daerah.
tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
kesempatan peserta didik untuk: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar
untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup
bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
tahun 2013 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar
79
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu
perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar. Kurikulum ini disusun oleh satu tim
penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi
dan supervisi Dinas Pendidikan dan Kebudaayaan Kota Banjar, serta dengan
Adapun Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) adalah badan mandiri dan
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
b). Kurikulum
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
80
Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan
d). Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
g). Kompetensi
81
SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
kemampuan minimal peserta didik pada setiap kelompok mata pelajaran yang
mencakup kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika; dan jasmani, olahraga, dan
kesehatan.
ketrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan atau semester untuk
k).Kompetensi Inti
harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu
pendidikan.
kompetensi.
82
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui Sistem tatap muka,
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik
percepatan.
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh
lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur
83
belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum
peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran,
hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar nasional), dan hari
libur khusus.
84
x). Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok yaitu kelompok mata
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan enam tahun mulai kelas I sampai dengan
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah
yang materinya tidak dapat dikelompokkan dalam mata pelajaran yang ada.
merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta
digunakan dalam KMB mengacu pada GBPP 1994 dan suplemen 1999 yang
85
ditetapkan oleh Diknas dan diperkaya dengan muatan lokal yang ditetapkan oleh
Yayasan Insantama Cendekia. Muatan loKal akan selalu dievaluasi sesuai dengan
perkembangan,waktu belajar jam belajar efektif kelas 1 dan 2 dimulai pukul 07.30
dan diakhiri pukul 14.30 jam belajar efektif kelas 3, 4, 5 dan 6 dimulai pukul 07.30
dan diakhiri pukul 16.00, khusus hari Sabtu, jam belajar efektif dimulai pukul 07.30
dan diakhiri pukul 10.00, agenda belajar harian, teknik pengajaran bidang studi.
Anak, Jurnalis Cilik, Pengusaha Kecil, Beladiri, Seni Budaya Islam (kaligrafi,
b). Seragam
Seragam yang dikenakan adalah Senin dan Rabu berseragam merah putih,
Selasa dan Kamis berseragam yayasan memakai kopiah putih, Jumat menggunakan
gamis memakai kopiah putih, Sabtu berseragam pramuka dan pakaian olah raga,
guru pria memakai dasi, khusus hari Jum’at mengenakan baju koko berpeci, guru
olahraga
Standar mutu siswa dilihat dari dua aspek, yaitu kepribadian Islam dan
Islam dilihat secara kualitatif dari kekuatan tauhid, ibadah, akhlak baik dalam
86
Islam. Mutu standar kepribadian Islam (syakhsiyyah Islamiyyah) yang hendak
dimiliki siswa SDIT Insantama antara lain kematangan syakhsiyah Islam dan hafal
Al Quran minimal juz 30 dan 29, mutu ilmu pengetahuan dilihat dari prestasi siswa
minimal NEM rata-rata 40, mutu ketrampilan dilihat dari prestasi siswa dalam
dilihat dari perbandingan dengan SD lain baik dalam hal prestasi akademik (THB
perkembangan psikologi anak, siswa yang perlu ditangani adalah siswa yang
melanggar salah satu atau lebih aturan Islam, melanggar salah satu atau lebih aturan
dan/atau tata tertib sekolah, dan siswa yang memiliki ‘kelebihan’ (seperti hiper
aktif, melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang lain, rewel, sedih
saat datang sekolah dsb), penanganan siswa perlu dilakukan secara dini. Jangan
ditunda atau diulur-ulur. Lebih awal ditangani hasilnya insya Allah akan lebih
baik, penanganan siswa dilakukan pertama kali dilakukan oleh guru. Bila guru
tidak sanggup, penanganannya dilakukan oleh kepala sekolah, kasus yang terjadi
pada siswa diberitahukan kepada orang tuanya melalui buku agenda siswa.
Berikan saran kepada orang tua untuk melakukan hal-hal yang diperlukan.
Juga, sampaikan apa yang telah dilakukan oleh pihak sekolah dalam
memecahkannya. Selesai atau tidak persoalan siswa tersebut, orang tua penting
diberi tahu. Misalnya, guru menulis di agenda siswa : “Kemarin tanggal sekian
bulan sekian ..A.... (nama siswa) jatuh sampai berdarah. Namun, alhamdulillah A
kuat sekali. Baru diberi bethadine, belum diobati lebih lanjut.”, penanganan siswa
87
yang ‘nakal’ perlu dihindari sikap menghakimi. Tanyakan mengapa melakukan hal
tersebut. Lalu, jelaskan kesalahan dan bahayanya. Kalau perlu, tanyakan saran apa
yang perlu dilakukan bapak atau ibu guru agar dia tidak melakukan ‘kenakalan’
lagi. Bila perlu diberi sanksi, berilah sanksi sesuai dengan SOP tentang sanksi
untuk memusyawarahkan teknik penanganan anaknya, bila ada siswa yang sakit
atau kecelakaan di sekolah dan perlu perawatan khusus, segera lakukan penanganan
4). Evaluasi kurikulum pendidikan agama Islam sistem full day school di SDIT
pelajaran dapat dipahami oleh siswa. Evaluasi ini dilakukan setiap akhir pelajaran
dan atau berupa tes sumatif. Metodenya dapat berupa tes lisan atau tes tertulis pada
beberapa contoh siswa atau semua siswa, evaluasi hasil studi merupakan proses
penentuan tingkat kelulusan siswa dalam menempuh studi. Ada tiga tahap evaluasi
studi yaitu, evaluasi hasil belajar akhir caturwulan, evaluasi hasil belajar akhir
tahun dan evaluasi hasil belajar tahap akhir (lokal dan nasional), evaluasi hasil
belajar akhir caturwulan merupakan proses penentuan tingkat prestasi belajar siswa
dalam satu caturwulan, tingkat prestasi diukur dengan suatu Angka Mutu (AM)
berskala 0 - 10.
Angka Mutu satu catur wulan yang digunakan ditetapkan dengan sebuah
surat keputusan Kepala SDIT, evaluasi Hasil Belajar Akhir Tahun merupakan
proses penentuan bagi siswa untuk dapat melanjutkan ke jenjang kelas lebih tinggi
88
penentuan tingkat kelulusan siswa dalam menempuh seluruh mata pelajaran dalam
kurikulum, siswa yang dinyatakan lulus dalam evaluasi hasil belajar tahap akhir
semangatnya untuk meraih prestasi akademik yang bagus. Siswa juga diberikan
latihan ulangan umum seminggu sebelumnya. Dalam rangka mewujudkan hal itu,
nilai kurang dari 6 pada mata pelajaran agama, PPKN, dan Bahasa Indonesia dan
atau terdapat nilai kurang dari 6 pada 5 buah mata pelajaran atau lebih, ketentuan
kelulusan.
B. Pembahasan
1. Deskripsi Pembahasan
89
Dari hasil wawancara bersama Ibu wakil Kepala bid kurikulum MI Al-
Mu’minin Ciamis, diperoleh informasi bahwa pendidikan agama Islam berbasis full
day school perlu pengamatan lingkungan terlebih dahulu, hal ini merupakan proses
didik. Ada dua lingkungan yang diamati, yaitu lingkungan internal dan lingkungan
eksternal.
Ciamis yang mengarah kepada pendidikan agama Islam berbasis full day school
melalui rapat kerja guru, karyawan dan komite sekolah yang juga diikuti oleh Ketua
wali siswa dalam upaya mensukseskan program pendidikan agama Islam siswa MI
komite,tebar qurban.
90
Instrumen penilaian juga disusun untuk mengetahui keberhasilan program
lembaran pantauan siswa atau kartu kontrol, dibuat berdasarkan jaminan mutu
pendidikan agama Islam berbasis full day school yang telah ditetapkan oleh Wakil
yang terdiri atas 8 mata pelajaran. Semua muatan ini mengacu pada standar
kompetensi baku dari BSNP. Muatan nasional tersebut merupakan kurikulum inti
(core curiculum) yang harus dipelajari oleh setiap peserta didik di semua satuan
pendidikan pada level pendidikan dasar. Organisasi ini merupakan organisasi broad
fields curriculum.
Muatan nasional yang telah dimodifikasi serta disesuaikan dengan visi dan
PAI menjadi akidah akhlak, SKI, fikh, dan Qur’an hadits. Pengembangan
menekankan pada aplikasi mata pelajaran PAI dengan mengaitkan aspek life skill
pada muatan fikih, Qur‟ an Hadits sehingga PAI menjadi pelajaran yang aplikatif
91
pengembangan kurikulum PAI di MI Al-Mu’minin Ciamis adalah pengembangn
standar isi dan standar lulusan dalam perilaku keagamaan dan life skill, seperti
praktik ibadah, baca tulis Al-Qur’an, hafalan surat-surat pendek maupun hadits, dll.
Pengembangan mutan lokal BTHQ, Bahasa Arab merupakan ciri khas yang
yang unggul dan model bagi madrasah ibtidaiyah. Bahasa Arab digunakan sebagai
sarana untuk mendalami Islam. Aspek esensial dalam pengembangan bahasa lebih
pendidikan karakter untuk membentuk karakter anak yang Islami dengan tidak
kegiatan yang disesuaikan dengan minat dan bakat, pelayanan konseling, TIK,
92
pengelolaan belajar dan ruang pembelajaran, beberapa program kegiatan, metode
peserta didik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dyta, sebagai berikut:
“Untuk kegiatan out door learning memang banyak kita manfaatkan pada
even-even tertentu. Misalnya yang berkaitan dengan peringatan hari-hari
nasional contohnya tentang pahlawan anak-anak kita ajak ke museum,
peringatan hari Kartini dll. Kalaupun ada kegiatan out door learning yang
lain kita kembalikan pada gur masing-masing. Misalnya untuk pelajaran
IPS dan PKn materi tentang KPU dan DPRD, maka kita ajak langsung
kesana jadi mereka tahu secara langsung. Tentang ekonomi masyarakat
kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan mengunjungi pasar dan bank.
Sekarang kegitan out door penting untuk kita galakkan sudah berjalan
pada even-even tertentu”.
dijelaskan bahwa setiap akhir semester dilakukan evaluasi terhadap seluruh mata
93
pelajaran yang dipelajari oleh para siswa pada semester tersebut. Evaluasi
kehadiran (5%), perilaku (5%), Penilaian Harian (60%), Penilaian Tengah Semester
kontrol atau absensi kegiatan, dimana keaktifan para siswa pada setiap kegiatan dan
juga keadaan akhlak siswa menjadi penilan tersendiri yang hasilnya masuk pada
penilaian perilaku.
b. Pengembangan Kurikulum Terpadu PAI Sistem Full day school SDIT Insantama
Kota Banjar
naungan Yayasan instama cendikia banjar yang memiliki Visi dan Misi yang jelas.
Visi dan Misi tersebut disampaikan kepada Kepala SDIT Insantama Kota Banjar
mendukung kreativitas para guru di SDIT Insantama Kota Banjar dengan kucuran
Insantama Kota Banjar dalam rangka pendidikan agama Islam berbasis full day
school telah diberi alokasi dana penyelenggaraannya oleh pihak yayasan. Alokasi
dana juga diberikan untuk merawat berbagai sarana dan prasarana yang digunakan
untuk membentuk agama Islam berbasis full day school. Dana tersebut bersal dari
94
pembiayaan pendidikan yang telah dibayarkan oleh wali siswa/murid. Hal itulah
yang kemudian menjadi kelebihan dari kelembagaan SDIT Insantama Kota Banjar.
pendidikan agama Islam berbasis full day school yang telah ditetapkan oleh Kepala
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan enam tahun mulai kelas I sampai dengan
Qur’an yaitu metode qiroati yang mana pelajaran tersebut disampaikan di setiap
pagi hari dengan durasi satu jam pelajaran, serta diestiap mata pelajaran di ajarkan
digunakan dalam KMB mengacu pada GBPP 1994 dan suplemen 1999 yang
ditetapkan oleh Diknas dan diperkaya dengan muatan local yang ditetapkan oleh
95
Yayasan Insantama Cendekia. Muatan lokal akan selalu dievaluasi sesuai dengan
perkembangan
Materi pendidikan agama Islam ada materi khusus khas insantama serta
teaching Sistem yang digunakan ketika pembelajaran di dalam kelas, sehingga lebih
4) Evaluasi kurikulum pendidikan agama Islam Sistem full day school di SDIT
evaluasi bidang studi merupakan proses penentuan sejauh mana materi pelajaran
dapat dipahami oleh siswa. Evaluasi ini dilakukan setiap akhir pelajaran dan atau
berupa tes sumatif. Metodenya dapat berupa tes lisan atau tes tertulis pada
dalam menempuh studi. Ada tiga tahap evaluasi studi yaitu, Evaluasi Hasil Belajar
Akhir Caturwulan, Evaluasi Hasil Belajar Akhir Tahun dan Evaluasi Hasil Belajar
tingkat prestasi belajar siswa dalam satu caturwulan. Tingkat prestasi diukur
dengan suatu Angka Mutu (AM) berskala 0 - 10. Angka Mutu satu catur wulan
Evaluasi Hasil Belajar Akhir Tahun merupakan proses penentuan bagi siswa
untuk dapat melanjutkan ke jenjang kelas lebih tinggi di SDIT Insantama. Evaluasi
Hasil Belajar Tahap Akhir merupakan proses penentuan tingkat kelulusan siswa
96
dalam menempuh seluruh mata pelajaran dalam kurikulum. Siswa yang dinyatakan
lulus dalam Evaluasi Hasil Belajar Tahap Akhir berhak memperoleh ijazah SDIT
Insantama.
Proses pembelajaran dalam pendidikan agama Islam yang menarik dan aktif
kurikulum yayasan diharapkan para siswa memiliki pendidikan agama Islam yang
Ciamis dan SDIT Insantama Kota Banjar di padukan antara kurikulum nasional
SDIT Insantama Kota Banjar belum sepenuhnya menggunakan media dan alat
peraga, padahal sekarang sudah banyak hal tersebut di media elektronik, seperti
film yang bercerita tentang tokoh-tokoh yang memiliki agama Islam atau akhlak
yang mulia.
b. Sebagian guru MI Al-Mu’minin Ciamis dan SDIT Insantama Kota Banjar bukan
keluaran dari pondok Pesantren. Sehingga untuk menyatukan visi dan misi
menuju pendidikan agama Islam berbasis full day school akan dirasakan berat
97
c. Keberagaman asal peserta didik baik status sosial, asal keluarga, dan status
ekonomi yang semua ini mempengaruhi pola pikir peserta didik menjadi kendala
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terpadu PAI Sistem Full day school” di muka, dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
Al-Mu’minin Ciamis dan SDIT Insantama Kota Banjar dilakukan melalui rapat
SDIT Insantama Kota Banjar serta Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI Al-
Mu’minin Ciamis dan SDIT Insantama Kota Banjar diawali dengan pengamatan
jaminan mutu, dan kegiatan pembudayaan, menyusun program dan strategi, dan
99
Penciptaan lingkungan, Metode Tadzabur alam, Metode Bercerita, Mendongeng
Banjar adalah Sekolah, Multimedia & media online, Cerita bergambar, Musik
Insantama Kota Banjar terintegrasi kepada setiap mata pelajaran. selain itu para
Islam.
B. Implikasi
sebagai berikut :
2. Para guru dan staf lembaga pendidikan MI Al-Mu’minin dan SDIT Insantama
tugas dengan baik sesuai dengan perjanjian kontrak kerja dengan Yayasan untuk
3. Para guru dan staf lembaga pendidikan MI Al-Mu’minin dan SDIT Insantama
hubungan emosional yang harmoni antara lembaga sekolah dengan orang tua
100
sehingga keduanya ada dalam keharmonisan untuk melaksanakan pendidikan
pengawasan kepada staf dan peserta didik sesuai dengan kebijakan yang telah
dibuat, sehingga apa yang di kerjakan oleh seluruh staf dan peserta didik dapat
C. Rekomendasi
SDIT Insantama Kota Banjar agar memperkuat pendidikan agama Islam dengan
landasan nilai-nilai agama pada setiap bidang pelajaran dengan dasar al-Qur`an dan
al-Sunnah.
Banjar agar istiqomah mendidik dan memberikan suritauladan kepada para siswa,
sehingga nilai-nilai pendidikan agama Islam berlandaskan tradisi dan budaya dapat
101
DAFTAR PUSTAKA
Chirzin, Habib M., dkk., (1995), Ilmu dan Agama dalam Yayasan,
Jakarta: LP3ES
102
Dauly, Haidar Putra, ((2009), Dinamika Pendidikan Islam di Asia
Tenggara, Jakarta, PT Rineka Cipta
103
Mulyono, Nono, (2015), Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung,
Penerbit Rizqi Press
104