PROPOSAL
Oleh :
RUSLAN WAHYONO
1910622036
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2020
KOMPOSISI BAB
Halaman
Lembaran Judul.....................................................................................................
Halaman Pengesahan...........................................................................................
Pernyataan Keaslian............................................................................................
Kata Pengantar...................................................................................................
Abstrak...................................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah..................................................................
C. Tujuan Penelitian...................................................................
D. Manfaat Penelitian.................................................
E. Metode Penelitian...........................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan manusia lainnya. Hubungan ini terjadi sejak manusia dilahirkan sampai ia
mahluk hidup sebagai manusia itu dikodratkan untuk selalu hidup bersama. 1
Dalam hal ini, manusia senantiasa membutuhkan hubungan dan menjalin kerja
beraneka ragam, dimana kebutuhan itu dapat terpenuhi dengan mengadakan kerja
sama yang baik. Sehingga manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa mengadakan kerja sama dengan sesama, dan tanpa
dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945, BAB XA Pasal 28A s/d Pasal 34. Hal
ini dikarenakan dalam hidup bermasyarakat suatu hak dapat dikatakan bebas
apabila kebebasan tersebut tidak mengganggu hak orang lain. Sehingga aturan
yang mengatur terkait hak setiap manusia adalah memberikan kebebasan namun
1
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal 147.
1
Menjalin suatu hubungan kerja sama yang menimbulkan akan
menimbulkan akibat hukum, salah satu unsur yang terpenting adalah kata sepakat
diantara kedua belah pihak. Apa yang telah disepakati akan mengikat bagi kedua
bagi kedua belah pihak. Dengan demikian para pihak yang melakukan
berkaitan persetujuan antara para pihak diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata
yang berbunyi:
peradilan yang ada, tidak dengan jalan main hakim sendiri atau disebut juga
eigenrichting.2
maka kegiatan bisnis menjadi minat yang menjanjikan di masyarakat kita dewasa
2
Ashinta Sekar Bidari, kajian pembatalan suatu akta otentik sebagai legal cover para pihak
terkait dengan syarat sahnya suatu perjanjian, http://www.google.co.id/url/?q=
https://media.neliti.com/media/publications/163569-ID-none.pdf, diakses pada hari kamis 8 Februari
2018.
2
ini. Untuk memulai berbisnis bagi perorangan, atau bagi badan hukum
sebagai modal bisnis atau usaha tertentu. Untuk mendapatkan dana tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya adalah dengan bekerja sama pada
perorangan atau badan hukum yang dapat membatu jalannya usaha tersebut
sebagai perbuatan hukum, yang menimbulkan hak dan kewajiban dapat juga
menimbulkan suatu risiko hukum diantara para pihak. Oleh karenanya banyak
pembuktiannya.3
banyaknya kebutuhan akan pembuatan perjanjian atau kontrak yang dibuat secara
tertulis dengan segala bentuk perjanjian serta pembuatan pernyataan hak seperti
3
Yudha Prasetyo, Anatomi Akta Notaris dan Akibat Hukumnya Apabila Tidak
Terpenuhi, 3 Januari 2016,
http://Anatomi.Akta.Notaris.dan.Akibat.Hukumnya.Apabila.Tidak.TerpenuhiYudha
Herprasetyo_Pulse_LinkedIn.html, diakses pada hari selasa 23 Januari 2018.
3
Jabatan notaris diadakan atau kehadirannya dikehendaki oleh aturan
peristiwa atau perbuatan hukum.4 Notaris merupakan salah satu profesi yang
tanggung jawab berkenaan dengan alat bukti otentik berupa surat-surat, akta-akta
ataupun dokumen yang dibuatnya secara tertulis atas berbagai perbuatan hukum.5
sempurna, artinya bahwa isi akta tersebut oleh hakim harus dianggap benar,
kecuali apabila diajukan bukti lawan, atau dengan perkataan lain bahwa apa yang
termuat dalam akta otentik itu harus dianggap benar selama ketidak-benarannya
itu tidak dibuktikan.6 Perjanjian yang dituangkan dalam akta Notaris, agar akta
tersebut sah selain isi perjanjiannya harus memenuhi 4 (empat) syarat sahnya
tersebut, dapat digunakan oleh salah satu pihak yang keberatan sebagai alasan
Formalitas bentuk akta notaris dipakai sebagai alasan pembatalan akta oleh salah
4
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), hal 14.
5
Ashinta Sekar Bidari, Op, cit. hal 3
6
Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata
dalam Teori dan Praktek, Cet-VIII, (Bandung : CV. Mandar Maju, 1997), hal. 66.
4
satu pihak, karena berpendapat bahwa akta notaris yang berisi tentang perjanjian
tersebut, merupakan pihak ketiga dalam perbuatan hukum tersebut serta tidak
tersebut.
pembatalan akta otentik yang diterbitkan oleh notaris karena salah satu pihak
merasa dirugikan dengan terbitnya akta tersebut. Kemudian salah satu pihak
tulisan ini adalah dapatkah akta notaris yang berkedudukan sebagai akta otentik
tentang pembatalan akta otentik yang dibuat oleh notaris, dan menuliskan
hasilnya melalui kajian tugas akhir skripsi, dengan judul: “ANALISIS HUKUM
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang menjadi alasan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk
notaris ?
5
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui akibat hukum dari pembatalan akta otentik yang dibuat
oleh notaris.
D. Manfaat Penelitian
berkaitan dengan pemberian putusan atas tuntutan pembatalan Akta otentik yang
E. Metode Penelitian
normatif, sehingga penelitian mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam
7
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),
hal 35.
6
peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan serta norma-norma yang
1. Jenis Penelitian
yuridis normatif dan yuridis empiris, sehingga pada tulisan ini, penulis
lainnya.9
2. Sifat Penelitian
8
Zainuddin Ali, M.A, “Metode Penelitian Hukum”, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal 105.
9
Soerjono Soekanto, dan Sri Mahmudji, “Penelitian Hukum Normatif”, Cetakan ke-8, Jakarta:
PT Grafindo Persada, 2004, hal 14.
10
Peter Mahmud Marzuki, Op.cit, hal 32.
7
sebenarnya yaitu tentang pembatalan akta otentik yang diterbitkan oleh
notaris.
3. Pendekatan Penelitian
tinggi.
Sumber bahan hukum penelitian berasal dari data sekunder yaitu data
dengan objek penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis,
8
Tanggungan atas Tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan
46/Pdt.G/2017/PN Pal,
terkait masalah pembatalan akta otentik yang dibuat oleh notaris yang
penelitian terdahulu dan bahan pustaka berbentuk bahan hukum tertulis yang
9
pengajuan premis mayor yang kemudian diajukan premis minor kemudian
12
Ibid, hal 47
10