Anda di halaman 1dari 82

KERTAS KERJA PROYEK PERUBAHAN

(KKPP)

OPTIMALISASI PELAYANAN PAJAK DAN RETRIBUSI


DAERAH MELALUI PROGRAM SITA PADA REDA
DI KABUPATEN LOMBOK UTARA

OLEH
VIDI EKAKUSUMA, S.IP, M.Si.
NIP. 19711210 199303 1 010

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN II
TAHUN 2015

LEMBAR PERSETUJUAN
KERTAS KERJA PROYEK PERUBAHAN
Judul

: Optimalisasi Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Melalui


Program Sita Pada Reda di Kabupaten Lombok Utara

Penulis

: Vidi Ekakusuma, S.IP,M.Si.

NIP

: 19711210 199303 1 010

No Absen : 36
Diklat

: Pendidikan

dan

Pelatihan

Kepemimpinan

Tingkat

III

Angkatan II Tahun 2015 pada Badan Kepegawaian Daerah


Provinsi Nusa Tenggara Barat
Unit Kerja : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Lombok Utara
Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan.

Mataram, Juli 2015


Penulis,

Vidi Ekakusuma, S.IP,M.Si.


NIP. 19711210 199303 1

010

Mentor,

Coach,

Drs. Muh. Irwan, M.Si


NIP. 19600930 199003 1 007

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Pd


NIP. 19720628 199702 2 006

LEMBAR PENGESAHAN
Kerts Kerja Proyek Perubahan (KKPP) ini telah diseminarkan di Badan
Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan Provinsi Nusa Tenggara
Barat, pada:
Hari

Rabu

Tanggal

1 Juli 2015

Pukul

09.30 s.d 10.15 Wita

Kemudian telah diperbaiki sesuai saran, komentar pembahas dan


pengarahan Narasumber, Mentor dan Coach di Badan Kepegawaian
Daerah dan Pendidikan Pelatihan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Telah diperiksa dan disetujui

Mengetahui

Mentor,

Coach,

Drs. Muh. Irwan, M.Si


NIP. 19600930 199003 1 007

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Pd


NIP. 19720628 199702 2 006

Mengetahui:

Narasumber,

Kepala Badan Kepegawaian Daerah


dan Pendidikan Pelatihan
Provinsi Nusa Tenggara Barat

Ir. Tajuddin Erfandy, M.Sc.


NIP. 19581129 198402 1 001

Drs. H. Muh. Suruji


Pembina Utama Muda

(IV/c)

NIP. 19610321 198810 1 001


2

KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, dengan Kehendak dan Ijin Nya kami
dapat menyelesaikan Kertas Kerja Proyek Perubahan (KKPP) sebagai
salah satu indikator penentu dalam Diklat Pim III Angkatan II Tahun 2015.
KKPP memuat dan mengangkat permasalahan teraktual dan paling
dominan untuk kemudian di lakukan langkah-langkah kajian secara
sistematis secara keilmuan ilmiah sehingga mendapatkan hasil sebuah
proyek perubahan guna mengatasi sebagian permasalahan yang ada
dalam bidang tugas kami, berjudul: OPTIMALISASI PELAYANAN PAJAK
DAN RETRIBUSI DAERAH MELALUI PROGRAM SITA PADA REDA DI
KABUPATEN LOMBOK UTARA.
Ucapan terima kasih tak terhingga kami sampaikan masing-masing
kehadapan:
1. Bupati Lombok Utara, Bapak H. Djohan Sjamsu, SH, Sekretaris
Daerah beserta jajarannya yang telah memberi kesempatan kepada
kami untuk mengikuti Diklat ini.
2. Kepala Dinas Pendapatan PKAD Kabupaten Lombok Utara, Bapak
Drs. Muh. Irwan, M.Si., yang telah bersedia menjadi mentor yang
membina

dan

mendukung

kami

dalam

melaksanakan

Proyek

Perubahan.
3. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Bapak

Drs.H.Muhammad

Suruji,

selaku

Penanggungjawab

pelaksanaan Diklat Pim III Angkatan II Tahun 2014.


4. Couch, Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. M.Pd yang telah mengarahkan kami
melalui bimbingan langsung maupun melalui media telekomunikasi,
hingga tersusunnya KKPP ini, beserta Bapak ibu Widyaiswara yang
telah mencurahkan ilmunya selama mengikuti Diklat Pim III ini.
5. Seluruh stakeholders maupun jejaring yang terlibat dalam proyek
perubahan ini..
6. Seluruh keluarga yang telah memberikan semangat, inspirasi dan
integritas dalam bertugas.
4

Sebagai salah satu agent of change pada tataran middle manager


dilingkungan SKPD Kabupaten Lombok Utara, merupakan kewajiban kami
untuk mencarikan dukungan terbaik bagi kelancaran pelaksanaan tugas
yang termaktub dalam tugas pokok dan fungsi SKPD. Pembangunan
adalah sesuatu yang dinamis, sesuatu yang senantiasa melakukan
perbaikan kinerja melalui program-program yang membawa kearah
kemajuan nyata. Hal tersebut akan menghasilkan percepatan, inovasi dan
pada akhirnya akan menghasilkan nilai tambah.
Kami sadar KKPP ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya kritik dan
saran sangat kami harapkan dalam rangka perbaikan dimasa mendatang.
Semoga KKPP ini akan mendatangkan manfaat bagi terbinanya tata
laksana pemerintahan, goodgovernance bagi Pemerintah Kabupaten
Lombok Utara, khususnya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Lombok Utara.
Mataram, 1 Juli 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ...........................................................................


i
Halaman Pengesahan...........................................................................
ii
Kata Pengantar......................................................................................
iii
Daftar Isi.................................................................................................
v
BAB I

LATAR BELAKANG
A. DASAR PEMIKIRAN .......................................................
1
B. AREA PROYEK PERUBAHAN ........................................
5
C. RUANG LINGKUP ............................................................
6
D. KRITERIA KEBERHASILAN ............................................
6
E. TUJUAN DAN MANFAAT .................................................
8

BAB II

KEKUATAN ORGANISASI
A. VISI ...................................................................................
12
B. MISI ..................................................................................
13
C. TUJUAN DAN SASARAN ................................................
14
D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ........................................
15

BAB III

PERMASALAHAN
A. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN
EKTERNAL .......................................................................
16
6

B. MASALAH INTI YANG MENJADI PERHATIAN


UTAMA .............................................................................
21
C. ANALISIS KONDISI EKSISTING .....................................
22
BAB IV PERUBAHAN YANG INGIN DIWUJUDKAN
A. OUTCOME DAN OUTPUT PERUBAHAN .......................
40
B. MENJELASKAN AREA, ISI DAN LINGKUP
PROYEK PERUBAHAN ...................................................
42
C. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN ....................................
43
D. KENDALA YANG AKAN TERJADI ...................................
44

E. STRATEGI PELAKSANAAN ............................................


45
1. STAKEHOLDERS, POSISI,
PERANAN DAN
PENGARUHNYA .............................
45
a. Posisi, Peranan dan
Pengaruh Tiap
Stakeholders .........................
45
b. Netmapping ..........................
48
2. RENCANA AKSI (ACTION
PLAN) ..............................................
49
BAB V

PENUTUP
A. KESIMPULAN ...................................................................

56
B. SARAN...............................................................................
57
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
-

Tabel 1 ..............................................................................
14
Tabel 2 ..............................................................................
17
Tabel 3 ..............................................................................
18
Tabel 4 ..............................................................................
19
Tabel 5 ..............................................................................
20
Tabel 6 ..............................................................................
21
Tabel 7 .............................................................................
24

Tabel 8 ..............................................................................
25
Tabel 9 ..............................................................................
25
Tabel 10 ............................................................................
33
Tabel 11 ............................................................................
55

DAFTAR DIAGRAM
-

Diagram 1 .........................................................................
16
Diagram 2 .........................................................................
30
Diagram 3 .........................................................................
38
Diagram 4 .........................................................................
48

DAFTAR REFERENSI ..........................................................................


59
RIWAYAT PENULIS...............................................................................
60
LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I
LATAR BELAKANG
A. DASAR PEMIKIRAN
Amanat Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, menyatakan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat


melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat,

serta

memperhatikan

peningkatan

prinsip

daya

demokrasi,

saing

pemerataan,

daerah

dengan

keadilan,

dan

kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik


Indonesia.
Menguatnya arus globalisasi, demokratisasi, dan desentralisasi
membawa peluang sekaligus tantangan tersendiri bagi pelayanan
publik, khususnya pelayanan pajak yang bersentuhan langsung
dengan masyarakat, Untuk mewujudkan hal tersebut tentu tidak
mudah karena dibutuhkan perubahan mindset dan culturset dari pola
lama pelayanan yang terkesan kaku dan tertutup menjadi pelayanan
yang lebih fleksibel dan transparan. Melalui proyek perubahan ini akan
mencoba mengadakan perubahan model pelayanan yang lebih
progresif dan responsif dengan melibatkan seluruh komponen terkait
(stakeholder) kedalam pola pelayanan pajak daerah dan retribusi
daerah.
Berangkat dari pemikiran teori perpajakan dan retibusi daerah yang
menegaskan bahwa pajak dan retribusi bersifat dapat dipaksakan,
sehingga bagi pandangan sebagian masyarakat awam terkesan kaku,
rigid dan feodal, sehingga tidak heran beberapa jenis pajak, PBB-P2
misalnya, mendapat resistensi dari beberapa kalangan masyarakat
khususnya mengenai pengenaan ataupun penetapannya. Karenanya
2

menggeser paradigma yang demikian, dilakukan inovasi pelayanan


yang mendekatkan unsur pajak dan retribusi kedalam khazanah luhur
dan kearifan lokal, sehingga pada akhirnya pajak dan retribusi daerah
mendapat dukungan masyarakat.

Hal demikian menjadi embrio

terobosan melalui pendekatan Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah


melalui Pusat Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Sita Pada
Reda.
Sita Pada Reda selain mengangkat nilai masyarakat, secara
etimologis

khazanah

lokal

bermakna

keihlasan

masyarakat,

khususnya bagi masyarakat Lombok Utara (dayan gunung) dalam


membangun daerah melalui kontribusi dalam pajak dan retribusi
daerah. Disisi yang sama merupakan akronim masing-masing dari:
SI= simpatik TA= tanggap PADA= pajak daerah dan REDA= retribusi
daerah. Hal mana masing-masing dapat dijelaskan dengan makna
sebagai berikut, Simpatik: merupakan usaha untuk memperoleh
simpati atau menarik hati wajib pajak sehingga mampu merasakan
apa yang menjadi masalah wajib pajak, dengan demikian diharapkan
terjadi interaksi positif yang berujung pada kesamaan persepsi bahwa
membayar pajak dan retribusi adalah wujud dari kewajiban warga
membangun daerah. Hal konkrit yang dapat dilakukan adalah
terutama

terhadap

sistem

pemungutan

pajak

self-assesment.

Tanggap: adalah ketika pelayan pajak akan memberikan respon


terbaik terhadap segala keluhan bahkan ketika wajib pajak memiliki
3

permasalahan, pelayan pajak dan retribusi daerah akan siap


memberikan bantuan baik berupa konseling maupun mendatangi
lokasi yang diinginkan, dengan menghubungi e-mail dan hotline yang
ditentukan.

Hal

ini

dapat

diterapkan

terutama

pada

sistem

pemungutan pajak menggunakan sistem official assessment.


PAjak DAerah: adalah kontribusi wajib kepada daerah oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan

untuk

keperluan

Daerah

bagi

sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.
REtribusi DAerah: adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dapat dilakukan dengan
cara

memperbaiki

manajemen

kualitas

jasa

(service

quality

management), yakni upaya meminimalkan kesenjangan antara tingkat


layanan yang disediakan disesuaikan dengan kondisi yang diharapkan
oleh masyarakat sebagai costumer.
Untuk itu Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang
dapat dijadikan landasan hukum antara lain:
1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

2. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan


Retribusi Daerah
3. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan
Negara
5. Peraturan

Pemerintah

Nomor

96

Tahun

2012

tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik.
6. Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik.
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Pelayanan Publik.
8. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/

M.PAN/7/2003

tentang

Pedoman

Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik.


9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan
Indeks

Kepuasan

Masyarakat

Unit

Pelayanan

Instansi

Pemerintah.
10. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparasi dan
Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 3 Tahun 2010
tentang Pajak Daerah

12. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 4 Tahun 2010


tentang Retribusi Golongan Jasa Umum
13. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 5 Tahun 2010
tentang Retribusi Jasa Usaha
14. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 6 Tahun 2010
tentang Retribusi Golongan Perizinan Tertentu
15. Peraturan Bupati Lombok Utara Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

B. AREA PROYEK PERUBAHAN


Beberapa area perubahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Terselenggaranya sistematisasi pelayanan pajak dan retribusi
secara progresif kepada masyarakat selaku wajib pajak, melalui
pusat dan pojok pelayanan pajak dan retribusi daerah, media
penyuluhan/sosialisasi pajak, gebyar dan manunggal pajak,
kegiatan-kegiatan: Lampu (Langkah Menjemput Pajak), Spion
(Setiap Pagi Ontime), Weser (Weekend Service=layanan pada hari
sabtu minggu), hotline pada reda dan e-mail, kotak pengaduan
serta kerjasama dengan pelayanan pihak perbankan.
2. Meningkatnya kesadaran wajib pajak dan retribusi daerah, yang
ditandai dengan maningkatnya prosentase pembayaran dan tepat
waktu serta kooperatifnya wajib pajak, serta pihak-pihak yang
terkait, seperti notaris.

3. Terintegrasinya basis data perpajakan dan retribusi daerah, melalui


sistem basis data PBB P2 online, nota kesepahaman pertukaran
data perpajakan dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Nusa Tenggara, penyelenggaraan basis data pendapatan asli
daerah melalui Sistem Informasi Manajemen Pajak dan Retribusi
Daerah (SIMDA Pendapatan) kerjasama dengan BPKP Perwakilan
NTB.
4. Teratasinya permasalahan perpajakan dan retribusi daerah,
dengan indikator turunnya tunggakan/piutang pajak dan retribusi
daerah,

teridentifikasinya

jumlah

piutang

tertagih

dan

penghapusan piutang tak tertagih.

C. RUANG LINGKUP PROYEK PERUBAHAN


1. Ruang lingkup rencana optimalisasi pelayanan pajak dan retribusi
daerah melalui program SITA PADA REDA adalah pada Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Lombok Utara, unit pelayanan kecamatan (BKP) dan
seluruh pasar daerah se Kabupaten KLU, seluruh Dusun, Desa
dan Kecamatan di Wilayah Kabupaten Lombok Utara, BPD NTB
Capem Tanjung dan DJPK Nusa Tenggara;
2. Pokok Pembahasan:
a. Mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh Bidang Teknis
DPPKAD Kabupaten Lombok Utara mengenai pembangunan
teamwork beserta tugas-tugas masing-masing anggota dan
mekanisme yang dilakukan pada proyek perubahan yang
akan dibuat;
b. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Kerja Tim Kerja Sita Pada
Reda, terkait dengan pembagian tugas wewenang dan
tanggungjawab anggota tim;
c. Membangun komunikasi dengan stakeholders eksternal dalam
memberikan dukungan dan komitmen terlaksananya Program
Sita Pada Reda.
D. KRITERIA KEBERHASILAN
1. Kriteria Umum:
a. Terlayaninya wajib pajak melalui pusat kegiatan pelayanan
terpadu dalam kegiatan LAMPU, SPION, WESER.

b. Terlayaninya informasi dan komunikasi bagi wajib pajak melalui


media hotline, e-mail dan website.
c. Terlayaninya wajib pajak PBB P2 melalui kegiatan manunggal
PBB P2 pada tiap kecamatan.
d. Terlayaninya updating realisasi

PBB P2

melalui

Sistem

Informasi Manajemen Informasi Obyek Pajak (SISMIOP) secara


online dari masing-masing BKP Kecamatan kepada Server
induk DPPKAD, dengan BKP Kecamatan Pemenang sebagai
pilot project.
e. Terlayaninya wajib pajak melalui Tax mobile.
f. Terlayaninya wajib pajak melalui kegiatan kerjasama dengan
DJP

Nusa

Tenggara

membuka

pelayanan

bersama,

di

Kecamatan Tanjung sebagai pilot project.


2. Kriteria per tahapan:
a. Menyusun teamwork, dan jejaring eksternal.
b. Menyusun SOP standar pelayanan internal, pedoman teknis dan
buku pintar/ buku saku PAD.
c. Menyiapkan ruang pelayanan, sarana prasarana, kendaraan
operasional PBB P2, software SISMIOP beserta jaringan Wide
Area Network (WAN) dan SDM pelayanan.
d. Menyediakan anggaran pakaian kerja khusus.
e. Menyediakan media layanan surel, web site dan hotline.
f. Menginstal Program Sistem Informasi Manajemen Obyek Pajak
pada BKP Pemenang, menghubungkan dengan server induk
DPPKAD melalui media jaringan WAN.
g. Melakukan sosialisasi PBB P2 dalam rangkaian manunggal PBB
P2 pada seluruh Kecamatan.
h. Melakukan penjemputan pemungutan PBB pada tempat-tempat
keramaian melalui Tax mobile.
9

E. TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK PERUBAHAN


Tujuan yang Ingin Dicapai:
1.Jangka Pendek:
a. Membuka pusat pelayanan pajak dan retribusi daerah di
DPPKAD,

mendatangi

wajib

pajak

bagi

mereka

yang

memerlukan, melayani konsultasi pajak (tax conseling) setiap


jam kerja, dan pelayanan pajak pada hari libur.
b. Memberikan pelayanan dan komunikasi bagi wajib pajak
melalui media hotline, e-mail dan informasi website.
c. Melaksanakan
sosialisasi
dalam
rangkaian

kegiatan

manunggal PBB P2 pada tiap kecamatan.


d. Entry data Sistem Informasi Manajemen Obyek Pajak
(SISMIOP) secara online dari masing-masing BKP Kecamatan
kepada Server induk DPPKAD, dengan BKP Kecamatan
Pemenang sebagai pilot project.
e. Mendekatkan pelayanan (menjemput) wajib pajak melalui Tax
mobile di tempat keramaian (pasar dsb).
f. Membuka jam pelayanan pajak bersama Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Nusa Tenggara melalui Pojok
Pajak (tax corner), di Kecamatan Tanjung sebagai pilot project.
g. Tersedianya anggaran pakaian kerja khusus sebagai
representasi petugas pelayanan pajak dan retribusi daerah
dalam APBD Perubahan 2015.
h. Menyusun rancangan buku pintar/ buku saku PAD.
i. Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada SDM Pelayanan
dan BKP.
2.Jangka Menengah:

10

a. Kerjasama pelayanan perpajakan dan penjaringan obyek pajak


baru dengan DJP Nusa Tenggara

di Kecamatan Pemenang

pada Tahun 2015.


b. Mengadakan gebyar pelayanan PBB P2 pada tanggal 29, 30
dan 31 Juli 2015 kerjasama dengan Panitia Gebyar Musik
Lombok Utara.
c. Menata pedagang pasar se Kabupaten Lombok Utara, melalui
pengadministrasian buku dan kartu kendali pada Bulan Agustus
2015.
d. Menyusun SOP standar pelayanan internal, pedoman teknis
dan buku pintar/ buku saku PAD
3.Jangka Panjang:
a. Kerjasama pelatihan International Standar Operational (ISO)
dengan mitra pihak ketiga untuk meraih sertifikat ISO 2008.
b. Meningkatnya kesadaran wajib pajak dan tergalinya potensi
pajak sehingga dapat mempertahankan trend pertumbuhan PAD
minimal 30% paling lama 5 tahun ke depan.
c. Bekerjasama dengan pihak perbankan (Kas Daerah) dalam
melakukan pelayanan kepada wajib pajak menggunakan
onegate payment dalam Cash Manajemen System (CMS)
secara online.

11

Manfaat yang Diperoleh:


1. Manfaat oleh masyarakat/ wajib pajak
a. Wajib pajak dan retribusi daerah di DPPKAD memperoleh
pelayanan secara proaktif dengan didatangi oleh petugas pajak
yang representatif, dilayani konsultasi pajak (tax conseling)
setiap jam kerja, dan diberi layanan pajak pada hari libur.
b. Wajib pajak memperoleh pelayanan dan komunikasi melalui
media hotline, e-mail dan informasi website.
c. Wajib pajak memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya
mengenai PBB P2 hingga penyelesaian masalahnya langsung
pada lokus.
d. Wajib Pajak

memperoleh

pelayanan

pajak

pusat

pada

Kecamatan Tanjung (Tanjung Tax Corner), yang sebelumnya


harus ke Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah,
sehingga lebih efisien dan efektif.
e. Wajib pajak terhindar dari praktik-praktik pungli yang dilakukan
oleh preman, makelar maupun aparatur yang tidak kompatibel.
2. Manfaat oleh Pemerintah Daerah
a. Pergerakan data pembayaran PBB P2 menggunakan SISMIOP
pada Kecamatan Pemenang dapat dipantau secara real time
dari sebelumnya dilakukan rekapitulasi data pada setiap akhir
tahun, sehingga menghemat waktu lebih dari 10 bulan.
b. Pemerintah dapat lebih mengetahui permasalahan langsung
hingga pada grassroot, untuk segera dicarikan solusi
pemecahannya, sehingga tidak menjadi issu negatif.
c. Petugas menjadi lebih profesional, tanggap dan sistemik
dalam melaksanakan tugas sebagai petugas pajak.

12

d. PAD lebih dapat ditingkatkan, baik melalui kesadaran wajib


pajak, maupun penjaringan obyek pajak baru.
3. Bagi Jejaring:
a. Kanwil DJP Nusa Tenggara memperoleh akses masuk hingga
grass root untuk penjaringan obyek pajak baru dan peningkatan
pajak nasional.
b. Desa termasuk

dusun

memperoleh

manfaat

dengan

peningkatan pembagian dana desa prosentase pajak dan


retribusi daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa.

BAB II
KEKUATAN ORGANISASI
A. VISI
Visi merupakan suatu gambaran menantang tentang masa
depan yang berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan instansi
pemerintah. Adapun Visi Dinas Pendapan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Lombok Utara adalah:
Terwujudnya Pengelolaan Keuangan Daerah yang Akuntabel dan
Transparan untuk Mendukung

Terwujudnya Lombok Utara yang

Maju dan Beradab.


Yang dimaksud keuangan daerah dalam visi tersebut adalah
semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di
dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban daerah. Ruang lingkup keuangan daerah meliputi: hak

13

daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta


melakukan pinjaman; kewajiban daerah untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga;
penerimaan daerah; pengeluaran daerah; kekayaan daerah yang
dikelola sendiri atau pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang,
barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah.

14

B. MISI
Misi

adalah

sesuatu

yang

dilaksanakan

oleh

instansi

pemerintah sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Rumusan


misi melingkup semua pesan yang ada dalam visi, memberikan
petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai, memberikan petunjuk
kelompok

sasaran

mana

yang

akan

dilayani

oleh

instansi

pemerintah, dan memperhitungkan berbagai masukan stakeholders.


Misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Lombok Utara adalah:
1. Membangun dan mengembangkan sistem pengelolaan keuangan
yang didukung sarana, prasarana dan aparatur pengelola
keuangan yang profesional dan amanah.
2. Meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah secara
berkesinambungan berdasarkan potensi.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah yang didukung sistem
penatausahaan yang baik.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur Bidang Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah sesuai standar
pelayanan.
C. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu 1 s.d 5 tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu
pada pernayataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan
analisis strategik. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,
kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun
15

waktu yang lebih pendek dari tujuan, meliputi Indikator sasaran.


Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya
(targetnya) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai
dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan
sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategik.
Tujuan dan Sasaran Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Lombok Utara, sebagai berikut :
Tabel 1
Tujuan dan Sasaran DPPKAD Kabupaten Lombok Utara
No

TUJUAN

SASARAN

1.

Mewujudkan sistem pengelolaan


keuangan yang didukung sarana
prasarana dan aparatur pengelola
keuangan yang profesional dan
amanah

a.

Terwujudnya
system pengelolaan keuangan
daerah yg berkualitas
b.
Tersedianya
laporan keuangan Pemda yang
memenuhi prinsip akuntansi
yang berlaku umum dan sesuai
dengan peraturan per-UU.
c.
Terwujudnya
efisiensi dan efektivitas
pengelolaan keuangan yang
diawali proses penggaran yang
berbasis kinerja

2.

Mewujudkan peningkatan penerimaan


daerah yang bersumber dari PAD
secara berkesinambungan
berdasarkan potensi

Terwujudnya peningkatan
kontribusi PAD sebagai sumber
penerimaan daerah

3.

Mewujudkan pengelolaan aset daerah


yang optimal dengan memperhatikan
asas fungsional dan dapat
dipertanggung-jawabkan

4.

Mewujudkan SDM aparatur yang


berdedikasi tinggi, bertanggungjawab
serta memiliki wawasan dan
keterampilan dalam rangka
meningkatkan pelayanan, sarana
prasarana dan laporan kinerja.

Terwujudnya optimalisasi
pemanfaatan aset daerah dalam
mendukung penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan
daerah serta dapat
dipertanggungjawabkan
Terwujudnya peningkatan SDM
aparatur, sarana prasarana,
pelayanan dan laporan kinerja
yang dapat
dipertanggungjawabkan dan sesuai
kebutuhan stakeholder.

16

D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI


Bidang Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang
jabatan struktural tingkat eselon III b. Kepala Bidang Pendapatan
Daerah mempunyai Tugas Pokok: memimpin, merencanakan,
mengatur, mengawasi, dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan
dalam penyusun kebijakan, pelaksanaan, dan pembinaan teknis
penyelengaraan pendapatan daerah (PAD), dana perimbangan dan
Lain-lain Pendapatan Derah yang Sah.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang
Pendapatan Daerah menyelenggarakan Fungsi:
a. Perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja
Bidang;
b. Pengkoordinasian penyusunan Rencan Kerja Anggaran/Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Seksi
dibawahnya;
c. Perumusan kebijakan

teknis,

pemberian

bimbingan

dan

pembinaan teknis dibidang pemunggutan pendapatan daerah


berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Pelaksanaan koordinasi, informasi dan sinskronisasi dengan
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan Instansi terkait dalam
rangka keterpaduan dan sinskronisasi pelaksanaan program
pendapatan daerah;
e. Penyiapan bahan pengkoordinasian
pendapatan

daerah

dengan

pelaksanaan

pemerinta

program

provensi,

dan

Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait


sesuai ketentuan yang berlaku;
f. Pemunggutan pendapatan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
g. Pengkoordinasian teknis pungutan seluruh usaha dibidang
pemunggutan

retribusi

daerah

dan

punggutan

lainnya

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;


17

h. Perencanaan

pelaksanaan

pengkajian,

pengawasan

dan

pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan teknis administrative;


i. Pengkoordinasian dalam rangka optimalisasi, penerimaan pajak
daerah, retribusi daerah dan pendapatan asli daerah lainnya;
j. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas Bidang;
k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Adapun struktur organisasi tergambar pada diagram berikut ini:
Diagram 1
Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Lombok Utara

18

19

BAB III
PERMASALAHAN
A. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
Analisis

lingkungan

internal

dan

eksternal

dilakukan

dengan

menggunakan alat analisis SWOT, dengan rangkaian langkah sebagai


berikut:
1. Langkah Identifikasi Lingkungan, disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2
Langkah Identifikasi Lingkungan
No

IDENTIFIKASI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN INTERNAL
KEKUATAN (STRENGTH)

a. Sarana Prasarana Tersedia


b. Kuantitas SDM cukup memadai
c. Jaringan Pelayanan Pajak dan Retribusi di Kecamatan
KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Sisdur dan pelayanan belum ada
b. Kualitas dan performa SDM belum memadai
c. Pelayanan belum mengikuti standar
LINGKUNGAN EKSTERNAL
PELUANG ( OPPORTUNITY)
a. Dukungan Pemda dalam penganggaran (APBD)
b. Dukungan masyarakat melalui khasanah dan kearifan lokal
c. Dukungan pelayanan BPD dan Pelayanan Pajak Kanwil DJP Nusa
Tenggara.
ANCAMAN (THREAT)
a. Asumsi pelayanan pajak dan retribusi daerah yang berbelit-belit dan
kaku
b. Terdapatnya pungutan ilegal serta pengelapan pajak dan retribusi

20

c. Terdapat praktek percaloan pajak

21

2. Langkah Perumusan Alternatif Strategi, disajikan dalam tabel


berikut:
Tabel 3
Langkah Perumusan Alternatif Strategi

INTERNAL

EKSTERNAL

PELUANG (O)

Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

Sarana Prasarana Tersedia

Sisdur dan pelayanan belum


ada

Kuantitas SDM cukup


memadai

Kualitas dan performa SDM


belum memadai

Jaringan Pelayanan Pajak


dan Retribusi di Kecamatan

Pelayanan belum mengikuti


standar

KEKUATAN +
PELUANG (SO)

KELEMAHAN+PELUANG
(WO)

Dukungan 1. Atasi penyusunan sisdur dari


Dukungan Pemda dalam 1. Optimalkan
Anggaran Tersedia dengan
penganggaran APBD
penganggaran (APBD)
memanfaatkan sarana dan
prasana yang tersedia

Dukungan masyarakat 2. Optimalkan kuantitas SDM 2. Atasi kekurangan kualitas SDM


yang memadai dengan
dengan
mengikutkan
pada
melalui khasanah dan
memanfaatkan
dukungan
diklat,
bimtek
dan
workshop
kearifan lokal
masyarakat

Dukungan
pelayanan 3. Optimalkan
pelayanan
BPD dan Pelayanan
kecamatan
Pajak Kanwil DJP Nusa
membangun
Tenggara

jaringan 3. Atasi kekurangan pelayanan


hingga
yang belum mengikuti standar
dengan
dengan membangun jejaring
jejaring
kepada pihak BPD dan Kanwil
dengan BPD dan kanwil
DJP Nusa Tenggara.
DJP Nusa Tenggara

Ancaman (T)

KEKUATAN +
ANCAMAN (ST)

KELEMAHAN + ANCAMAN
(WT)

fasilitas 1. Minimalkan asumsi pelayanan


Asumsi pelayanan pajak 1. Dayagunakan
sarana prasarana untuk
pajak dan retribusi daerah yang
dan retribusi daerah
mengatasi
asumsi
berbelit belit dengan
yang berbelit-belit dan
pelayanan
pajak
dan
penyusunan SOP
kaku
retribusi
daerah
berbelit belit

yang

kuantitas 2. Minimalkan kekurangan


Terdapatnya pungutan 2. Dayagunakan
SDM yang memadai dalam
Kualitas dan performa SDM
ilegal/ pengelapan pajak
mengatasi pungutan ilegal/
belum memadai untuk
dan retribusi
penggelapan pajak retribusi

Terdapat praktek

3. Dayagunakan Jaringan
Pelayanan Pajak dan

menghindari pungutan ilegal/


penggelapan pajak retribusi

3. Minimalkan pelayanan yang


belum mengikuti standar untuk

22

percaloan pajak

Retribusi di Kecamatan
untuk mengatasi percaloan
pajak

mengatasi praktek percaloan


pajak.

23

3. Langkah Penentuan Prioritas Strategis, dapat disajikan dalam tabel


berikut
Tabel 4
Langkah Penentuan Prioritas Strategis
N
o
I
1
2
3
II
1
2
3

III
1
2
3

IV
1
2
3

Issu Strategis
KEKUATAN + PELUANG (SO)
Optimalkan Dukungan Anggaran Tersedia dengan
memanfaatkan sarana dan prasana yang tersedia
Optimalkan kuantitas SDM yang memadai
dengan memanfaatkan dukungan masyarakat
Optimalkan jaringan pelayanan hingga kecamatan
dengan membangun jejaring dengan BPD dan
kanwil DJP Nusa Tenggara
KEKUATAN + ANCAMAN (ST)
Dayagunakan fasilitas sarana prasarana untuk
mengatasi asumsi pelayanan pajak dan retribusi
daerah yang berbelit belit
Dayagunakan kuantitas SDM yang memadai
dalam mengatasi pungutan ilegal/ penggelapan
pajak retribusi
Dayagunakan Jaringan Pelayanan Pajak dan
Retribusi di Kecamatan untuk mengatasi
percaloan pajak
KELEMAHAN + PELUANG (WO)
Atasi penyusunan sisdur dari penganggaran
APBD
Atasi kekurangan kualitas SDM dengan
mengikutkan pada diklat, bimtek dan workshop.
Atasi kekurangan pelayanan yang belum
mengikuti standar dengan membangun jejaring
kepada pihak BPD dan Kanwil DJP Nusa
Tenggara.
KELEMAHAN + ANCAMAN (WT)
Minimalkan asumsi pelayanan pajak dan retribusi
daerah yang berbelit belit dengan penyusunan
SOP
Minimalkan kekurangan Kualitas dan performa
SDM belum memadai untuk menghindari
pungutan ilegal/ penggelapan pajak retribusi
Minimalkan pelayanan yang belum mengikuti
standar untuk mengatasi praktek percaloan pajak.

Keterangan :
C = Capability

Kriteria
A R L

16

15

18

16

15

15

13

18

16

17

16

20

Total
Skor

Prioritas

Kemampuan Sumber daya

24

A = Accessibility
pendukung
R = Readiness
software )
L = Leverage
dilaksanakan

Kemudahan

sarana

Kesiapan

piranti

Dampak

dari

/
(

kegiatan

prasarana

Hardware
bila

&

tidak

25

4. Langkah Perumusan Strategi, Sasaran Strategis, dan Tujuan


Strategis, disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5
Langkah Perumusan Strategi, Sasaran Strategis, dan Tujuan
Strategis
No

LANGKAH
STRATEGIS
PRIORITAS

1.

Minimalkan
pelayanan
yang
belum
mengikuti
standar
untuk
mengatasi
terhambatnya
pelayanan publik.

2.

Atasi
kekurangan
kualitas
SDM
dengan
mengikutkan pada
diklat, bimtek dan
workshop.

3.

Optimalkan jaringan
pelayanan
hingga
kecamatan dengan
membangun jejaring
dengan BPD dan
kanwil DJP Nusa
Tenggara

4.

Minimalkan asumsi
pelayanan pajak dan
retribusi daerah yg
berbelit belit dengan
penyusunan SOP

STRATEGI

SASARAN
STRATEGIS

TUJUAN
STRATEGIS

Mengoptimalkan pelayanan
terpadu

Terwujudnya
pelayanan
terpadu yang
optimal

Terlaksanana
Pelayanan
Publik
yang
prima

Memberikan
pemahaman
terhadap SDM

Meningkat-nya
kualitas SDM

Tersedianya
kualitas SDM
yang memiliki
kemampuan
dalam
pelayanan
pajak dan
retribusi
daerah

Melaksanakan
koordinasi dan
konsolidasi

Terwujudnya
jejaring dengan
BPD dan DJP
Nusra

Terjalinnya
jejaring kerja
yang koheren

Menyusun SOP
pelayanan pajak
& retribusi
daerah

Terwujudnya
asumsi
pelayanan pajak
tidak berbelit belit

Tersedianya
SOP
pelayanan
pajak dan

26

reribusi daerah

27

5. Langkah Penentuan Sasaran Strategis Prioritas, disajikan dalam


tabel berikut:
Tabel 6
Langkah Penentuan Sasaran Strategis Prioritas
KRITERIA
NO

1.

2.

3.

4.

SASARAN STRATEGIS

Terwujudnya pelayanan
terpadu yang optimal
Meningkatnya kualitas
SDM
Terwujudnya jejaring
dengan BPD dan DJP
Nusra
Terwujudnya asumsi
pelayanan pajak tidak
berbelit belit

Jumla
h Nilai

Urutan
Prioritas

K
K

FS

FA

LL

29

28

II

23

IV

27

III

Keterangan :
U

Urgensi

KK

Kemampuan Kendali

Biaya

FS

Fisibilitas Sosial

FA

Fisibilitas Administrasi

LL

Landasan Legalitas

B. MASALAH INTI YANG MENJADI PERHATIAN UTAMA

28

Dari rangkaian analisis Lingkungan Internal dan Eksternal pada


pembahasan sebelumnya, maka masalah inti yang menjadi perhatian
utama adalah terwujudnya pelayanan pajak dan retribusi daerah yang
optimal.

29

C. ANALISIS KONDISI EKSISTING DAN BENCHMARKING


1. Analisis Kondisi Eksisting
Susunan organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Lombok Utara, terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat Dinas yang terdiri atas :
1) Sub Bagian Program dan Pelaporan;
2) Sub Bagian Keuangan;
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Pendapatan yang terdiri atas :
1) Seksi Pajak Daerah;
2) Seksi Retribusi dan Lain-lain PAD;
3) Seksi Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan;
d. Bidang Pendataan dan Penetapan yang terdiri atas :
1) Seksi Pendataan dan Perhitungan;
2) Seksi Pemeriksaan dan Penerbitan Surat;
3) Seksi Pengolahan Data dan Informasi;
e. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan yang terdiri atas :
1) Seksi Anggaran;
2) Seksi Perbendaharaan dan Verifikasi;
3) Seksi Kas Daerah;
f. Bidang Akuntansi yang terdiri atas :
1) Seksi Penerimaan;
2) Seksi Pengeluaran;
3) Seksi Neraca dan Pelaporan;
g. Bidang Pengelolaan Aset yang terdiri atas :
1) Seksi Analisa Kebutuhan dan Pengadaan;
2) Seksi Pendataan dan Penerbitan Aset;
3) Seksi Pemeliharaan dan Penghapusan;
h. Kelompok Jabatan Fungsional; dan
i. Unit Pelaksana Teknis Dinas.
Secara umum tugas pokok Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan

dan Aset

pemerintahan

daerah

Daerah
di

adalah

bidang

melaksanakan

pendapatan,

urusan

pengelolaan

keuangan dan aset daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas


pembantuan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut terdapat
beberapa fungsi yang diselenggarakan sebagai berikut :
a. penyusunan rencana strategis bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah;
30

b. perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan, pengelolaan


keuangan dan aset daerah;
c. pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset
daerah;
e. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;
f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
Keadaan Bidang Pendapatan dapat digambarkan melalui kondisi
sebgai berikut:
a. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM)
Kondisi komposisi SDM Bidang Pendapatan dapat disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 7
Kondisi komposisi SDM Bidang Pendapatan Tahun 2015
N
o

Jabatan

Pendidikan

Jurusan/Prog

Gol

Vol

Kabid

S2

Keuangan Daerah

IV

Kasi

S1

Ekonomi, Adm Neg

III

Staf

S1

Adm Negara

III

D3

Adm. Perpajakan

II

SMA

Sosial (A3)

II

14

S1

Teknik Informatika

Kontra
k

D3

Adm. Perpajakan

Kontra
k

Pelaksan
a

31

Ket

SMA

A1, A2, A3

20

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian pendidikan


formal yang dimiliki SDM Pendapatan telah sesuai namun
sebagian besar masih belum sesuai dengan syarat kompetensi
pendidikan yang seharusnya. Karenanya sangatlah penting
untuk dilakukan peningkatan pemahaman staf mengenai bidang
tugasnya melalui Pembinaan Teknis, serta mengirimkan untuk
menjalani pendidikan teknis formal, seperti STAN yang selama
ini telah dikirim sebanyak 2 (dua) orang, namun masih
ditempatkan diluar DPPKAD.

32

kontrak

b. Kondisi Penganggaran
Bidang Pendapatan DPPKAD
mendapatkan

alokasi

dana

Kabupaten
sebesar

Lombok

Utara

Rp.1.887.397.400,-,

masing-masing terdiri dari:


Tabel 8
Sumber Penganggaran Bidang Pendapatan
Pada APBD 2015
N
o

Kegiatan

jumlah

Intensifikasi Sumber Pendapatan Daerah

340.915.000

Konsultasi Koordinasi & Monitoring Penerimaan Dana Perimbangan

Intensifikasi PBB P2

531.538.400

Evaluasi Monev Pasar

183.820.000

Penunjang kegiatan Pendapatan Daerah

255.514.000

Peningkatan Kinerja Pelayanan PBB

557.610.000

Jumlah

18.000.000

1.887.397.400

c. Kondisi Pendukung Pekerjaan


Sarana prasarana pendukung pekerjaan di Bidang Pendapatan
DPPKAD Kabupaten Lombok Utara dapat disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 9
Sarana Prasarana Pendukung
N
o
1
1

Uraian

Tahun

Volume/unit

Kondisi

PC

2010-2014

15 unit

Baik

Laptop

2011

5 unit

Baik

LCD Projector

2012

1 unit

Baik

Printer Laser

2014

3 unit

Baik

Printer inkjet

2012

1 unit

Baik
33

6
1

Plotter A0

2012
3

1 unit
4

Baik
5

Server

2012

1 unit

Baik

High Speed Printer

2012

1 unit

Rusak

High Speed Printer

2013

2 unit

Baik

10 Manual Porporator
11 Automatic Porporator

2010

1 unit

Baik

2012

1 unit

Baik

12 Camera Digital

2012

1 unit

Baik

13 Handycam

2012

1 unit

Baik

14 Metal Tower 25 m

2013

3 unit

Baik

2010-15

18 unit

Baik

15

Meja Kerja

16

Meja Pelayanan

2015

2 unit

Baik

17

Meja Pelayanan BKP

2013

5 set

Baik

18

Kursi kerja

2010-15

30 buah

Baik

19

Sofa tamu

2011

1 set

Baik

20

Mobil Operasional

2012

1 buah

Baik

21

Sepeda lipat

2014

4 unit

Baik

22

Lemari

d. Kondisi Tempat Kerja


Bidang Pendapatan menempati salah satu lokal pada gedung
DPPKAD, dengan kondisi yang masih kurang memadai luasnya
dibanding dengan personil yang bertugas. Prioritas diberikan
kepada pelayanan pada depan lobby kantor. Sedangkan BKP
setiap Kecamatan menempati ruang yang cukup lelauasa untuk
tiap personil melaksanakan tugasnya se hari-hari. Sebagian
ruangan telah dilengkapi oleh alat pendingin (AC) namu
sebagian belum, terutama pada ruang pelayanan. Kebersihan

34

masih dilakukan secara mandiri, belum dilakukan oleh pihak


ketiga (cleaning service)
Dalam melaksanakan tugas

pokok

dan

fungsinya

Bidang

Pendapatan senantiasa melakukan koordinasi dengan Bidang


Pendataan dan Penetapan. Namun keadaan pada saat sekarang
pada tugas pokok dan fungsi Bidang Pendapatan DPPKAD
Kabupaten Lombok Utara yang bermasalah adalah terkendalanya
beberapa pemasukan pajak daerah dari berbagai sumber, yang
diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah rendahnya
pemahaman
Beberapa

wajib
hal

pajak

yang

untuk

dapat

menunaikan

diidentifikasi

kewajibannya.

menjadi

sumber

permasalahan adalah:
a. Belum terdapatnya pusat pelayanan pajak (service tax center),
serta protokol/ provost pajak.
b. Belum adanya pelayanan dan komunikasi bagi wajib pajak
melalui media hotline, e-mail dan informasi website.
c. Belum meratanya informasi dan pelayanan PBB P2 pada tiap
kecamatan.
d. Pelayanan pajak masih menggunakan sistem manual, sehingga
tidak efisien dan efektif.
e. Wajib pajak masih harus meluangkan waktu mengunjungi
pelayanan pajak, serta belum efisien dalam pembiayaan
melunasi pajaknya.
f. Dalam berintegrasi dengan pelayanan masyarakat, masyarakat
masih disulitkan dengan mengurus NPWP dengan jarak yang
cukup jauh, sehingga sering dimanfaatkan oleh para makelar
pajak,
35

g. Petugas

belum

memiliki

pakaian

kerja

khusus

sebagai

representasi petugas pelayanan pajak dan retribusi daerah.


h. DPPKAD belum memiliki panduan kepada wajib pajak dalam
bentuk buku pintar/ buku saku Pajak dan Retribusi Daerah.
i. SDM Bidang Pendapatan DPPKAD Kabupaten Lombok Utara
belum sepenuhnya memenuhi standar kompetensi pelayanan
pajak.
2. Analisis benchmarking
a. Profil Instansi Benchmarking
Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditetapkan
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor: 6 tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi
DIY.
a) Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DIY
Dinas

Pariwisata

melaksanakan

Provinsi

urusan

bidang

DIY

mempunyai

pariwisata,

tugas

kewenangan

dekonsentrasi serta tugas pembantuan yang diberikan oleh


Pemerintah. Dinas Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Adapun Fungsi Dinas Pariwisata mempunyai fungsi:
1) penyusunan program dan pengendalian di bidang
pariwisata;
2) perumusan kebijakan teknis bidang pariwisata;
36

3) pengelolaan pengembangan destinasi pariwisata;


4) pengelolaan pengembangan kapasitas pariwisata;
5) penyelenggaraan pemasaran pariwisata;
6) pemberian fasilitasi bidang pariwisata Kabupaten/Kota;
7) pelaksanaan koordinasi perijinan bidang pariwisata;
8) pelaksanaan pelayanan umum bidang pariwisata;
9) pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja bidang
pariwisata;
10)pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;
11) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur
sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
12)Pelaksanaan kerjasama bidang pariwisata dengan
Pemerintah maupun Swasta di tingkat Regional,
Nasional dan Internasional.
Sedangkan Susunan Organisasi dari Dinas Pariwisata
Provinsi DIY adalah sebagai berikut :
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat:
Subbagian Umum;
Subbagian Keuangan;
Subbagian Program dan Informasi.
3) Bidang Pengembangan Destinasi:
Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata;
Seksi Sarana Prasarana dan Usaha Jasa Pariwisata;
Seksi Standarisasi Produk.
4) Bidang Pengembangan Kapasitas:
Seksi Sumber Daya Manusia;
Seksi Kelembagaan Pariwisata.
37

5) Bidang Pemasaran:
Seksi Analisa Pasar;
Seksi Promosi;
Seksi Pelayanan Informasi Pariwisata.
Adapun bagan struktur organisasi dapat disajikan dalam
diagram sebagai berikut:
Diagram 2
Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DIY

b) Sumber Daya Dinas Pariwisata DIY


Jumlah personil yang mendukung tugas dan fungsi Dinas
Pariwisata DIY sampai akhir tahun 2014 sebanyak 84 orang
yang terdiri atas pejabat struktural sebanyak 16 orang dan
pejabat fungsional umum sebanyak 68 orang.

38

Permasalahan yang dihadapi sehubungan dengan SDM


yang dapat diidentifikasi antara lain:
- Kuantitas/Jumlah sumber daya

manusia

/pegawai

proporsional dengan beban kerja tidak proporsional dan


tingkat kemampuan teknis/ ketrampilan sesuai bidang
tugas

belum

kemampuan

memadai,

dalam

penguasaan

hal

ini

teknologi

kurangnya
informasi,

manajemen pemarasan serta kemampuan berbahasa


-

asing;
Kualitas sumber daya manusia banyak yang belum
sesuai dengan latar belakang pendidikan, pengetahuan

dan kemampuan yang dibutuhkan.


Perubahan pola pikir, sikap, perilaku profesionalisme dan
transformasi birokrasi masih lambat dan memerlukan
waktu percepatan

Untuk menjalankan tugas dan fungsi sehari-hari Dinas


Pariwisata DIY didukung oleh sarana dan prasarana yang
meliputi:
-

Gedung Kantor
Prasarana gedung kantor yang ditempati oleh Dinas
Pariwisata DIY merupakan gedung milik Kementerian
Pekerjaan Umum.

Jaringan Internet dan Telepon PABX

39

Untuk menjalankan tugas dan fungsi sehari-hari kantor


Dinas Pariwisata telah di-sambungkan dengan fasilitas
komunikasi yang berupa sambungan telepon PABX
sejumlah

12

(dua

menghubungkan

belas)
antar

titik

sambungan

ruangan

dan

yang
antar

bidang/sekretariat di lingkungan Dinas Pariwisata, dan 6


(enam) sambungan SLJJ, Sedangkan untuk keperluan
komunikasi dengan berbagai pihak yang membutuhkan
data/informasi melalui jaringan internet maupun intranet
telah disambungkan jaringan internet sebanyak 25 (dua
puluh lima) titik sambungan desk-top dan 7 (tujuh) titik
hot-spot.
-

Meubelair
Jenis meubelair minimal dibutuhkan untuk menunjang
tugas dan fungsi sehari-hari berupa meja-kursi kerja
sebanyak jumlah personil yang ada di Dinas Pariwisata,
meja komputer , almari, filling cabinet, meja-kursi rapat,
dan meja-kursi tamu.

Komputer/Mesin Ketik
Jumlah komputer yang dimiliki untuk mendukung tugas
dan fungsi sebanyak 25 unit, printer 16 (enam belas) unit,
scanner 4 (empat) unit dan jumlah mesin ketik manual

40

sebanyak 4 (empat) buah dengan kondisi rusak sehingga


seringkali memerlukan perawatan lebih.
-

Sarana mobilitas
Mengingat tugas dan fungsinya berupa rapat koordinasi
dengan instansi lain baik di tingkat pemerintah provinsi
maupun kabupaten, memantau pelaksanaan kegiatan
dekonsentrasi, tugas pembantuan, dana alokasi khusus,
memantau

pelaksanaan

program/

kegiatan

pembangunan serta pembinaan di pemerintah kota


maupun kabupaten, maka diperlukan sarana transportasi
yang berupa kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat).
Kendaraan roda 2 (dua) yang dimiliki sebanyak 2 (dua)
unit dan roda 4 sebanyak 7 unit ( 1 unit kendaraan
dinas/operasional Kepala Dinas (tahun 2008), 5 (lima)
unit kendaraan dinas/operasional roda empat minibus
buatan tahun 1990, satu unit hasil pengadaan tahun
2012.
Permasalahan yang dihadapi sehubungan dengan sarana
dan prasarana yang dapat diidentifikasi antara lain:
-

Sarana dan prasarana gedung perkantoran yang kurang


layak

huni

untuk

operasionalisasi

kantor

karena

41

merupakan bekas perkantoran jaman dulu (usia lebih 50


tahun).
-

Kurang memadainya kersediaan mobilitas operasional


kerja (kendaraan roda 4 dan 2) masih terbatas dan
sebagian sudah tua.

Sarana

dan

prasarana

kerja

di

masing-masing

bidang/seksi/subag (Mobile Computer/Laptop dll) masih


kurang

dan

belum

sesuai

dengan

perkembangan

teknologi informasi terkini sehingga kinerja aparatur


belum optimal;
c) Anggaran
Untuk melaksanakan program kegiatan dalam rangka
pembinaan dan pengembangan kepariwisataan DIY, Dinas
Pariwisata DIY didukung dana yang berasal dari APBD DIY
(Murni

dan

dan

keistimewaan)

maupun

APBN

(Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan). Berikut ini tabel


perkembangan APBD tahun 20132014.
Tabel 10
Dana APBD Dinas Pariwisata DIY Tahun 2013-2014
NO
1
2

JENIS BELANJA
Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung
Total

2013
4.221.863.015
9.700.427.139
13.912.290.154

2014
4.333.807.146
9.737.141.000
14.070.948.146

42

d) Kinerja Pelayanan SKPD


Kinerja pelayanan SKPD Dinas Pariwisata DIY untuk
masyarakat secara langsung dapat dilihat atau tercermin
dalam pelaksanaan belanja langsung program/kegiatan
setiap tahunnya. Walaupun realisasi belanja langsung tidak
sesuai dengan usulan perencanaan awal dari Dinas
Pariwisata DIY (hal ini disesuaikan kemampuan APBD).
Diharapkan tahun-tahun berikutnya belanja langsung ke
masyarakat oleh Dinas Pariwisata DIY maupun melalui
SKPD

dan

Sedangkan
langsung

stakeholders
pelaksanaan

lainnya

terus

program/

hubungannya dengan

meningkat.

kegiatan

belanja

target kinerja Dinas

Pariwisata DIY yang sudah tertera dalam RPJMD DIY (20122017)

diharapkan

realisasi/

capaian

kinerjanya

dapat

tercapai/ terlampaui. Harapan ini dimungkinkan terealisasi


jika kondisi DIY setidaknya

terwujud aman dan nyaman

sehingga memungkinkan aktfitas stakholders pariwisata


maupun masyarakat DIY berjalan baik dan lancar.
Prosentase realisasi anggaran

APBD (murni) terhadap

belanja langsung program/ kegiatan Dinas Pariwisata DIY


kepada masyarakat tahun 2013 dengan anggaran Rp.
9.700.427.139,-

dapat

direalisasikan

sebesar

Rp.

43

9.235.335.993 (95,20 %), sedangkan untuk tahun 2014


anggaran belanja langsung sebesar Rp. 9.705.800.000
dapat

direalisasikan

Rp.

8.890.764.292

(91,60

%).

Prosentase realisasi anggaran APBD (Dana Keistimewaan)


terhadap

belanja

langsung

program/kegiatan

kepada

masyarakat tahun 2012 belum ada; sedangkan pada tahun


2013

Dinas

keistimewaan

Pariwisata
sebesar

direalisasikan
sedangkan

DIY

Rp.5.765.079.600

sebesar

pada

2014

Rp.11.370.000.000

dan

mendapat

anggaran
dan

dapat

Rp.4.223.981.920(73,27%);
mendapat
dapat

anggaran

sebesar

direalisasikan

untuk

masyarakat sebesar Rp.11.138.414.525 (97,96 %).


Dinas Pariwisata DIY berusaha untuk mengimplementasikan
program/kegiatan dari tahun ke tahun semakin meningkat
kuantitas

maupun

masyarakat.

kualitasnya

Usaha

ini

terhadap

pelayanan

disamping

untuk

mendorong/meningkatkan kepedulian masyarakat bidang


kepariwisataan (sadar wisata) juga sebagai kepeduliaan
terhadap

kemiskinan,

ketenagakerjaan,

pertumbuhan

ekonomi juga kepedulian terhadap lingkungan.


Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
terutama calon wisatawan maupun wisatawan yang mau ke/

44

berada di Yogyakarta, Dinas Pariwisata DIY melaksanakan 4


program strategis yaitu:
1)

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

2)

Program Pemasaran Pariwisata

3)

Program Pengembangan Kemitraan

4)

Program Pengembangan Desa wisata

Berdasarkan keempat program tersebut

dengan melalui

berbagai kegiatan-kegiatan yang strategis, prioritas, efektif


dan efisien yang telah disinergikan dengan stkeholders
terkait maupun masyarakat dapat mewujudkan capaian yang
telah ditargetkan dalam RPJMD DIY maupun RIPPARDA
DIY. Dari

data

yang

diperoleh

dan

setelah

melalui

perhitungan bahwa untuk indicator kinerja jumlah kunjungan


wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara ke
DIY (di DTW maupun di hotel) mulai dari tahun 2012 2014
mengalami kenaikan yang signifikan, mencapai/melampaui
target bahkan sudah mendekati/melampaui target akhir
RPJMD DIY tahun 2017. Indicator kinerja lainnya seperti
Jumlah Desa Wisata, jumlah Kelompok Sadar Wisata dapat
mencapai target

sesuai diharapkan, sedangkan satu (1)

45

indicator kinerja yang tidak pernah tercapai adalah indicator


Lama Tinggal Wisatawan/ Length of Stay .
b. Inovasi Best Practice
Pemerintah DIY sadar akan kondisi pariwisata yang selama ini
masih mengandalkan herritage tourism, sehingga diperlukan
model pengembangan sektor wisata baru.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
- Identifikasi potensi wisata yang memiliki peluang untuk
-

dikembangkan
Mapping/ pemetaan rencana pengembangan wisata
Penetapan rencana pengembangan destinasi wilayah yang
akan dikembangkan

Dari identifikasi tersebut dan peluang yang ada dilakukan


perencanaan pengembangan secara integral melalui Rencana
Induk

Pengembangan

Pariwisata

Daerah

(RIPDA)

yang

ditetapkan melalui Perda 1 Tahun 2012, dan dilaksanakan


melalui:
-

Renstra Pengembangan Pariwisata DIY dan Renstra SKPD.


Penguatan program dalam mekanisme Musrenbang
Kebijakan khusus Kesultanan yang dilaksanakan secara
linier oleh Pemerintah kabupaten dan Kota.

Best practice pengembangan kawasan wisata salah satunya


dilakukan di Desa Patuk Kecamatan Gunung Kidul selama 2
tahun merubah daerah kering menjadi kawasan strategis
pariwisata. Hal ini dilakukan dengan mengerahkan seluruh

46

SKPD

sesuai

dengan

Tupoksinya

dalam

melakukan

pengembangan daerah ini.


Selain itu upaya yang dilakukan adalah pengembangan
kapasitas melalui pelaksanaan kegiatan yang melibatkan
seluruh stakeholder di kawasan destinasi, seperti kelompok
sadar wisata, kelompok petani sayur (pemenuhan kebutuhan
kuliner), pengusaha homestay dsb. Disini ditanamkan rasa
memiliki,

yakni

pariwisata

untuk

semua,

semua

untuk

pariwisata, sehingga muncul dukungan dari lapisan masyarakat.


Sebagai forum komunikasi dengan pelaku wisata dilakukan
melalui travel dialog, untuk mendapatkan masukan kritik dan
saran dalam upaya memperoleh feedback sebagai bahan
pembinaan dan pengembangan destinasi.
Dukungan eksternal dimana DIY sebagai wakil Indonesia
menjadi anggota EATOF (East Asia Tourism Organisation
Forum), melibatkan kerjasama 10 gubernur dari 10 negara
sebagai berikut: Indonesia, Jepang, Vietnam, Mongolia, Rusia,
China, Korea, Malaysia, Laos dan Filipina.
Faktor pendukung kepemimpinan Sultan selaku Gubernur
sangat berpengaruh dalam menetapkan kawasan yang akan
dikembangkan.

47

Diagram 3

Jumlah konsumsi dibandingkan investasi pariwisata.

48

a) Konsumsi wisnus pada mencapai Rp 3,3 triliun sedangkan


konsumsi wisman sebesar Rp 1,75 triliun. Investasi yang
terkait dengan pariwisata kurang lebih sebesar 7,43 triliun
dimana investasi swasta ini sebagian besar merupakan
investasi di bidang hotel.
b) Total belanja pariwisata yang besarnya sekitar Rp 5,05 triliun
telah berdampak terhadap penciptaan output ekonomi DIY
senilai Rp 17,09 triliun atau sebesar 14,98%.
c) Sektor yang paling banyak menikmati dampak belanja
pariwisata adalah sektor penyediaan akomodasi (18,95%),
Perdagangan

besar

dan

eceran

selain

mobil/motor

(10,78%), dan penyediaan makan minum (10,26%).


c. Manajemen Implementasi dan Suksesi Inovasi
Dalam melaksanakan tugas fungsinya Dinas Pariwisata telah
menjalankan fungsi-fungsi manajemen yakni:
a) Perencanaan yang menyeluruh dan terintegrasi
b) Pengorganisasian melalui pelibatan multi pihak
c) Pelaksanaan kegiatan yang melibatkan berbagai sumber
daya.
d) Pengawasan

melalui

rapat-rapat

koordinasi

dengan

stakeholder.
Suksesi inovasi dilakukan melalui berbagai pilot project.
d. Kendala dan Pemecahannya
a) Masih lemahnya manajemen pariwisata dalam mendukung
tumbuhnya kekuatan ekonomi lokal
b) Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membangun
citra pariwisata
49

c) Belum optimalnya promosi dan informasi kepariwisataan


d) Masih kurangnya sarana dan prasarana (atraksi
dan
aksesibilitas) pada kawasan ODTW
e) Masih lemahnya networking antarwilayah dan antara pelaku
pariwisata;
f) Koordinasi lintas sektor terkait yang belum sinergis.
g) Kurangnya Pengembangan Produk Wisata
h) Keterbatasan Kemampuan Anggaran Pemerintah Daerah.
Solusinya adalah dengan melakukan pola kemitraan melalui
kegiatan sharring anggaran antara pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/ kota serta lembaga perbankan, pihak
perhotelan

dsb,

serta

menggalakkan

koordinasi,

membangun networking dari semua unsur serta stakeholder.

BAB IV
PERUBAHAN YANG DIINGINKAN
1. OUTCOME DAN OUTPUT PERUBAHAN
Manfaat proyek perubahan ini diharapkan mendukung program
reformasi birokasi dan perbaikan kinerja Bidang Pendapatan serta
meningkatkan kualitas pelayanan publik juga mendukung transparansi
Pemerintahan yang bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme yang
menjadi tanggung jawab Dinas Pedapatan Pengelolaan keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Lombok Utara.
Proyek Perubahan ini diharapkan akan memberi manfaat dan hasil
pada:
1. DPPKAD Kabupaten Lombok Utara
2. Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah.
50

3. Masyarakat Kabupaten Lombok Utara.


4. Stakeholder terkait.
Selanjutnya secara rinci, manfaat yang diperoleh:
1. Manfaat oleh masyarakat/ wajib pajak
a. Wajib pajak dan retribusi daerah di DPPKAD memperoleh
pelayanan secara proaktif dengan didatangi oleh petugas pajak
yang representatif, dilayani konsultasi pajak (tax conseling)
setiap jam kerja, dan diberi layanan pajak pada hari libur.
b. Wajib pajak memperoleh pelayanan dan komunikasi melalui
media hotline, e-mail dan informasi website.
c. Wajib pajak memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya
mengenai PBB P2 hingga penyelesaian masalahnya langsung
pada lokus.
d. Wajib Pajak

memperoleh

pelayanan

pajak

pusat

pada

Kecamatan Tanjung (Tanjung Tax Corner), yang sebelumnya


harus ke Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah,
sehingga lebih efisien dan efektif.
e. Wajib pajak terhindar dari praktik-praktik pungli yang dilakukan
oleh preman, makelar maupun aparatur yang tidak kompatibel.
2. Manfaat oleh Pemerintah Daerah
a. Pergerakan data pembayaran PBB P2 menggunakan SISMIOP
pada Kecamatan Pemenang dapat dipantau secara real time
dari sebelumnya dilakukan rekapitulasi data pada setiap akhir
tahun, sehingga menghemat waktu lebih dari 10 bulan.
b. Pemerintah dapat lebih mengetahui permasalahan langsung
hingga

pada

grassroot,

untuk

segera

dicarikan

solusi

pemecahannya, sehingga tidak menjadi issu negatif.

51

c. Petugas menjadi lebih profesional, tanggap dan sistemik dalam


melaksanakan tugas sebagai petugas pajak.
d. PAD lebih dapat ditingkatkan, baik melalui kesadaran wajib
pajak, maupun penjaringan obyek pajak baru.
3. Bagi Jejaring:
a. Kanwil DJP Nusa Tenggara memperoleh akses masuk hingga
grass root untuk penjaringan obyek pajak baru dan peningkatan
pajak nasional.
b. Desa termasuk

dusun

memperoleh

manfaat

dengan

peningkatan pembagian dana desa prosentase pajak dan


retribusi daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa.

52

2. AREA, ISI DAN RUANG LINGKUP PERUBAHAN


Area Perubahan yang dilakukan adalah berangkat dari pemikiran
bahwa Publik berhak memperoleh pelayanan prima dari pemerintah,
karenanya menjadi tugas dan tanggungjawab bidang Pendapatan
selaku bidang yang bertanggungjawab pada pemasukan PAD.
Sehingga berangkat dari pemikiran yang demikan area organisasi
yang menjadi area perubahan yang dilakukan adalah pada tugas
pelayanan dalam rangka memaksimalkan pengkoordinasian dalam
guna optimalisasi, penerimaan pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan asli daerah lainnya
Adapun isi Perubahan adalah melakukan perubahan pada pola
pelayanan, peningkatan mutu SDM dan pola kemitraan dengan
stakeholder terkait, dengan konsep saling mendukung kegiatan
masing-masing.
Adapun ruang lingkup perubahan meliputi:
a. Mengadakan forum diskusi persiapan penyusunan Keputusan
Bupati dan merancang pola kerja, tugas-tugas, penentuan sistem
prosedur, dan metoda jaringan kerja dengan membentuk tim
kelompok kerja/ teamwork serta in charge duty yang akan
dituangkan dalam Keputusan Kepala DPPKAD.
b. Mengenalkan layanan LAMPU berarti LAngkah Menjemput Pajak
atas Undangan (pemberitahuan melalui sms dsb), SPION atau
Setiap PagI ON-time waktu memulai pelayanan dan WESER berarti
WEekend SERvice, atau layanan pada hari libur kerja
Mengkoordinir persiapan pelaksanaan program kerja pelaksanaan
terdiri dari:

53

Perencanaan

dan

pengaturan

sarana

prasarana

(jaringan

komputer, display, televisi, tagline banner, spanduk dsb)


Pemetaan SDM dan perlengkapan kerja
Penentuan jadwal piket dan pembebanan tugas
c. Menyediakan meja pelayanan informasi (conseling desk), nomor
telepon pelayanan dan e-mail khusus serta kotak saran guna
bahan evaluasi paling sedikit setiap bulan.
d. Mengadakan bintek pelayanan yang meliputi materi, antara lain:
a. Pengetahuan dan administrasi perpajakan dan retribusi
b. Kepribadian dan integritas
c. Bahasa Inggris
3. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan dari terlaksananya proyek perubahan ini adalah:
a. DPPKAD dapat melaksanakan pelayanan publik yang lebih
maksimal
b. Terbukanya akses kepada stakeholder masyarakat
c. Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap kewajiban dan
d.
e.
f.
g.
h.

tata cara membayar pajak daerah.


Terjalinnya komunikasi dua arah dengan jejaring
Lebih efektif dan efisiennya proses pemasukan PAD
Terpetakannya kendala-kendala pemasukan PAD
Masyarakat memperoleh informasi dan pelayanan yang lebih baik.
Lebih dapat memaksimalkan penggalian potensi PAD.

54

Kerugian dari pelaksanaan proyek perubahan ini adalah:


a. Membutuhkan SDM yang cukup banyak
b. Tidak dapat dilihat keberhasilannya secara spontan dan kuantitatif,
tetapi

lebih

pada

dampak

yang

dapat

dirasakan

dalam

melaksanakan tugas secara kualitatif.


4. KENDALA YANG AKAN TERJADI
a. Kendala Internal dan Eksternal
Secara umum kendala yang dihadapi adalah kurangnya waktu
yang tersedia, namun secara garis besar dapat diidentifikasikan
kendala sebagai berikut:
Kendala Internal
a) Intensitas kegiatan rutin yang tinggi, sehingga tumpang tindih
dengan milestone yang direncanakan.
b) Salah seorang Kepala Seksi Bidang pendapatan, juga sedang
mengikuti Diklat Pim IV.
c) Kemampuan SDM pelayanan yang masih belum mumpuni.
Kendala Eksternal
a) Belum

difahaminya

program

proyek

perubahan

oleh

masyarakat, sehingga banyak yang memahami sebagai sebuah


gerakan politis.
b) Pada keinginan untuk melaksanakan online CMS pada pajak
PHR masih terkendala pada kemampuan BPD NTB.
1. STRATEGI MENGATASI KENDALA
Dalam menghadapi kendala internal maupun eksterna dilakukan
sebagai berikut:

55

KENDALA INTERNAL
a) Memanfaatkan celah waktu untuk konsolidasi internal dan
menyesuaikan

dan

menggabungkan

kegiatan

dengan

milestones.
b) Memadukan milestone dengan kegiatan area perubahan Diklat
Pim IV mengenai pengadministrasian buku dan kartu kendali
pasar.
c) Menyelenggarakan Bimbingan Teknis, memperkuat teamwork.
d) Menyesuaikan milestone jangka pendek, menengah dan
panjang.
KENDALA EKSTERNAL
a) Menggunakan

stakeholder

promoter,

dalam

rangka

penyampaian informasi tujuan proyek perubahan.


b) Mengajukan telaahan staf kepada Stakeholder promoter, agar
bersurat secara resmi untuk mencarikan solusi pada tahapan
milestone jangka panjang.
5. STRATEGI PELAKSANAAN
1. STAKEHOLDER: POSISI, PERANAN DAN PENGARUHNYA
a. POSISI, PERANAN DAN PENGARUH TIAP STAKEHOLDERS
Stakeholders Utama
1) Internal
a) Promoters
- Kepala Dinas PPKAD
- Bidang Pendapatan
- Kepala Seksi Pajak Daerah
- Kepala Seksi Retribusi dan LLPAD
- Kepala Seksi Dana Transfer dan LLPD
- BKP Kecamatan se Kabupaten Lombok Utara
- Staf Bidang Pendapatan
56

- Staf Bidang Pendataan dan Penetapan


b) Defenders
- Sekretaris Dinas PPKAD
- Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan
c) Latents
- TAPD Kabupaten Lombok Utara
- Bappeda Kabupaten Lombok Utara
d) Apathetics
- Beberapa staf yang memiliki kepentingan
- BAKK Provinsi NTB
- Bendahara pengurus barang
2) Eksternal
e) Promoters
- Bupati Lombok Utara
- Sekretaris Daerah
f) Defenders
- PT Bank NTB
- Kanwil DJP Nusa Tenggara
- Kejaksanaan Negari
g) Latents
- Wakil Bupati Lombok Utara
- LSM, fasilitator perpajakan
- Dinas Hubkominfo
- Media massa
h) Apathetics
- Konsultan pajak
- Calo pajak
Stakeholders Primer
1) Internal
a) SDM Staf Bidang Pendapatan DPPKAD Kabupaten
Lombok Utara
b) SDM BKP Kecamatan se Kabupaten Lombok Utara
c) SDM Staf BKP Kabupaten Lombok Utara
d) Pembekel Pekasih Kabupaten Lombok Utara
2) Eksternal
a) Wajib Pajak dan Wajib Retribusi
b) Masyarakat Lombok Utara yang membutuhkan informasi
perpajakan
c) BPD NTB
d) Kanwil DJP Nusa Tenggara
e) Konsultan perpajakan

57

Stakeholders Sekunder
1) Internal
a) SDM Staf Bidang Pendapatan DPPKAD Kabupaten

BPD

DJP Nusra

BKP & PP
Staf

Sekdis

Lombok Utara
b) SDM BKP Kecamatan se Kabupaten Lombok Utara
c) Kades
SDM Staf BKP Kabupaten Lombok Utara
d) Pembekel Pekasih Kabupaten Lombok Utara
2) Eksternal
Ka Bappeda
a) Kepala Desa
b) Kepala Dusun
c) Kadus
LSM, fasilitator perpajakan

b. NETMAPPING
Gambaran hubungan pada tiap stakeholder dapat digambarkan
Camat

Sekda

dalam diagram berikut:


Diagram 4
Hubungan stakeholder (netmapping)

Ka DPPKAD

POWER

ahan
erub
P
k
e
Proy

58

2. RENCANA AKSI
TAHAPAN PELAKSANAAN
Rencana aksi proyek perubahan diawali dengan rangkaian
tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Rapat Koordinasi Internal penyusunan Teamwork
Merupakan pentahapan awal dari rencana aksi proyek
perubahan. Rapat koordinasi awal ini dimaksudkan agar para
stakeholders internal mengetahui dengan jelas maksud dan
tujuan diadakannya proyek perubahan.
Pelaksanaan rapat koordinasi ini dilakukan pada hari Senin, 4
Mei 2015 dihadiri oleh Kepala Bidang Pendapatan, Kepala
Seksi Pajak dan Retribusi, seluruh BKP, Pembekel Pekasih dan
staf Bidang Pendapatan.
Dalam rapat tersebut stakeholder dijelaskan maksud dan tujuan
proyek perubahan, area perubahan dan teamwork yang
dibentuk.

Hasilnya

seluruh

Stakeholders

setuju

untuk

mendukung dan terlibat dalam kegiatan Proyek Perubahan


yang akan dilakukan dengan milestones yang dipaparkan oleh
Kabid Pendapatan sebagai Project Leader.
b. Penyusunan SE Kepala DPPKAD
Surat Edaran diperlukan sebagai landasan kepada aparatur
palayanan mengenai tata cara dan etika melayani. Disusun
pada tanggal 5 Mei 2015 oleh Kepala Seksi Pajak dan

59

disempurnakan

oleh

Kepala

Bidang

Pendapatan,

untuk

kemudian ditandatangani oleh Kepala DPPKAD.


c. Penyusunan Rancangan Buku Pintar/ Buku Saku Potensi Pajak
Retda
Pembuatan buku saku sebagai pedoman dan referensi wajib
pajak dan aparatur pengelola pajak daerah, sebagai bahan
pelayanan offline berisi informasi potensi pajak daerah,
pengertian pajak dan retribusi daerah, peraturan landasan
pelaksanaan dsb. Disusun oleh teamwork inti, mulai tanggal 8
Mei 2015.
d. Penyusunan Surat Tugas Personil Pelayanan
Penugasan personil pelayanan yang bertugas di loket depan
dilakukan dengan jadwal, dan penempatannya ditetapkan
melalui Surat Tugas Personil Pelayanan, dibuat pada tanggal
11 Mei 2015 dan berlaku sejak ditetapkan.
e. Komunikasi dengan eksternal stakeholder
Sebagai wujud dari komitmen eksternal stakeholder dalam
mendukung proyek perubahan, dibubuhkan dalam pernyataan
tertulis, hingga diperoleh 11 dukungan tertulis (terlampir),
dilaksanakan mulai tanggal 30 April 2015 hingga 22 Mei 2015.
Dalam dukungan tersebut secara garis besar dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Utara: berperan aktif
dalam memberi arahan jika diperlukan kepada teamwork,
serta memberi solusi jika proyek perubahan menghadapi
masalah.
2) Kepala BPD Cabang Pembantu Tanjung: belum bisa
melaksanakan cash management system (CMS) karena
harus melakukan komunikasi lebih lanjut dengan kantor
60

BPD Cabang Utama Mataram, namun akan membukakan


loket penerimaan khusus bagi wajib pajak dan BKP.
3) Bappeda
Kabupaten
Lombok
Utara:
bersedia
menganggarkan kebutuhan pakaian kerja khusus aparatur
pajak dan retribusi dalam proyek perubahan, sebesar Rp.
50.000.000,- setelah melalui rapat TAPD yang dipimpin
Ketua TAPD pada tanggal 30 Mei 2015.
4) Seluruh Camat/ Sekcam (5 kecamatan), dan seluruh Kepala
Desa serta Kepala Dusun se Kabupaten Lombok Utara:
menyatakan

kesiapannya

dalam

mendukung

proyek

perubahan, dalam bentuk manunggal PBB P2 (sosialisasi,


anjangsana,

gebyar

pajak),

Tax

mobile

di

seluruh

wilayahnya.
5) Kanwil DJP Nusa Tenggara: berpendapat bahwa proyek
perubahan melalui program Sita Pada Reda selaras dengan
tujuan mereka, juga mengatasi kesulitan mereka dalam
mengakses potensi pajak pada tingkat masyarakat lokal.
Sehingga disepakati untuk membentuk Tim gabungan, yakni
Tim Pencari Data, Tim Sosialisasi dan Tim Aksi serta
melaporkan kegiatan ini sebagai salah satu pilot project ke
Kementrian Keuangan. Hal ini akan dituangkan dalam MoU
yang draftnya dibuat pada tanggal 12 Juni 2015.
6) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Praya: berkaitan dengan
pelayanan PBB P2 bersedia sebagai narasumber PBB P2
pada acara sosialisasi pada seluruh Kecamatan pada
tanggal 18 s.d 21 Mei dan 25 Mei 2015.
61

7) Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara: bersedia


memberikan
pelayanan

data
PAD

potensi

serta

konsultasi

kendala

di sektor pariwisata, selama proyek

perubahan dilaksanakan.
f. Penyusunan draft MoU dengan DJP
Pada tanggal 22 Mei 2015 Kepala Dinas PPKAD bersama
project leader dan beberapa tim work mendapat kesempatan
menjelaskan potensi PAD Gili Trawangan di Kantor Wilayah
DJP Nusra dipimpin Kakanwil DJP Nusra, dalam kesempatan
tersebut Kepala Dinas PPKAD dan project leader menjelaskan
proyek perubahan Sita Pada Reda, dan disambut positif oleh
Kakanwil DJP Nusra, yang menyatakan kesulitan pekerjaan
DJP ke masyarakat

grass root,

sehingga

program ini

dinyatakan sesuai dengan tujuan mereka. Sehingga disepakati


untuk membentuk teamwork gabungan dan dituangkan dalam
MoU yang segera dirancang untuk ditandatangani bersama
pada milestone jangka menengah.
g. Penambahan jam kerja pelayanan bersama Pojok Pajak
Tanjung:
Merupakan salah satu komitmen dukungan Kanwil DJP Nusa
Tenggara, pelayanan Pojok Pajak Tanjung (Tanjung Tax
Corner) dijadikan salah satu indikator peningkatan signifikan
dalam

pemasukan

pajak

pusat,

sehingga

dilakukan

penambahan jam kerja pelayanan dari satu kali seminggu

62

menjadi tiga kali seminggu, yakni pada hari Senin, Rabu dan
Jumat, mulai Bulan Mei 2015.
h. Penyelenggaraan Bimtek SDM Pelayanan
Sebagai bentuk persiapan personil pelayanan dilakukan
dengan meningkatkan pengetahuan SDM personil, yang
dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2015. Dilaksanakan oleh
Teamwork Bidang Pendapatan diikuti oleh seluruh BKP dan
staf pelayanan Bidang Pendapatan.

63

i. Pelaksanaan sosialisasi PBB P2, dan Tax Mobile.


Dilaksanakan secara marathon diseluruh Kecamatan dengan
narasumber DPPKAD dan KPP Pratama Praya, dengan
melibatkan stakeholders seluruh camat, seluruh kepala desa,
seluruh kepala dusun tokoh agama, tokoh masyarakat se
Kabupaten Lombok Utara, berlangsung dari tanggal 18 sampai
25 Mei 2015. Hasil dari sosialisasi ini seluruh stakeholders
tingkat desa siap menyukseskan dan memediasi pelayanan
dalam rangka manunggal PBB P2 hingga tingkat dusun,
sepanjang Tahun 2015. Sedangkan tax mobile dilaksanakan
dalam rangkaian menghilangkan kesenjangan baik jarak
maupun

komunikasi

menggunakan

terhadap

kendaraan

wajib

operasional

pajak,
PBB

P2,

dilakukan
dengan

teamwork dan BKP masing-masing Kecamatan, dilaksanakan


mulai Bulan Juni 2015, seminggu sekali dengan menempatkan
kendaraan tersebut di beberapa tempat keramaian dan
strategis..
j. Uji coba Implementasi Pelayanan Weekend Service (WESER)
Uji coba weser pada pelayanan tingkat BKP dilakukan di BKP
Tanjung dan Pemenang, pada tanggal 6 dan 13 Juni 2015,
namun terkendala Bulan Ramadhan, dan diteruskan setelah itu.
k. Online SISMIOP
Kegiatan pengentrian hasil pungutan PBB P2 direkam dalam
program Sistem Manajemen Informasi Obyek Pajak, selama
Tahun 2014 dilaksanakan secara manual di DPPKAD pada
akhir tahun, setelah memperoleh kiriman data dari BKP
64

Kecamatan. Namun dengan dimanfaatkannya jaringan WAN,


pengentrian hasil pungutan PBB dapat dilakukan secara online
dari BKP. Dari hal yang demikan, maka hasil perolehan PBB P2
dapat disajikan secara realtime. Sebagai pilot project dilakukan
online SISMIOP mulai pada minggu terakhir Bulan Juni di BKP
Pemenang, dengan server induk di DPPKAD Kabupaten
Lombok Utara, persiapan online tanggal 22 s.d 24 Juni 2015.
l. Pembuatan e-mail, website dan hotline Sita Pada Reda
Sebagai bentuk pelayanan yang lebih cepat dan transparan,
guna menerima keluhan, aduan maupun saran dan keperluan
pelayanan wajib pajak, maka melalui pelayanan Sita Pada
Reda
hotline:

dibuat

layanan

+62819

e-mail:
1600

sitapadareda@yahoo.co.id,
1174,

www.sitapadareda.wordpress.com.

dan

website:

Pembuatannya

pada

tanggal 25 dan 26 Juni 2015.


m. Penyusunan anggaran pakaian kerja khusus
Guna menampilkan peforma petugas resmi pajak, perlu
diadakan pakaian kerja yang representatif beserta id card.
Project

leader

berhasil

mempengaruhi

TAPD

untuk

menganggarkan pakaian kerja khusus sebesar Rp. 50.000.000


pada APBD Perubahan 2015.
n. Sosialisasi program sita pada reda pada media massa:
Guna mengenalkan program terobosan pelayanan Sita Pada
Reda, maka dilakukan perluasan informasi pada media massa
dan media internet, masing masing terbit: Lombok Post, 9 dan
11 Mei 2015, Radar Lombok 9 dan 11 Mei 2015, Pos Bali, 9 Mei

65

2015,

Suara

NTB,

Mei

2015,

www.mandalikanews

(http://mandalikanews.com/index.php/2015/

06/01/klu-

targetkan-rp-5-miliar-untuk-pajak/).

66

o. Penyusunan draft SOP


SOP pelayanan disusun guna membakukan sistem prosedur
pelayanan serta menerapkan peraturan, dan hal ini diawali
dengan

pembuatan

draft,

oleh

teamwork,

berdasarkan

pengalaman dan referensi Peraturan Bupati Lombok Utara


Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pelayanan Publik.
p. Rapat Evaluasi Kegiatan
Hasil kegiatan teamwork dievaluasi guna mengetahui progress
dan kendala untuk dilakukan langkah perbaikan dimasa
mendatang, dilaksanakan pada Senin, 29 Mei 2015.
Secara keseluruhan tahapan-tahapan tersebut dirangkum dalam
tabel berikut.
Tabel 11
Capaian Pentahapan pada Laboratorium Kepemimpinan

No

TAHAPAN UTAMA

WAKTU
KEGIATA
N

OUTPUT

Qn
ty
Un
it

KE
T
%
10
0

Rapat Koordinasi Internal


penyusunan teamwork

4 Mei

Notulen

Penyusunan SE Kepala DPPKAD

5 Mei

SE

8 Mei

Buku saku

50

11 Mei

SK

30 Apr22 Mei

Dukungan

11

12 Juni

Draft MoU

27 Mei

Jam kerja (hari)

15 Mei

Bimtek (kali)

18-25

- Sosialisasi (keg)

3
4
6
7
8
9
10

Penyusunan Rancangan Buku


Pintar Pajak Retda
Penyusunan SK Personil
Pelayanan
Komunikasi dengan eksternal
stakeholder
Penyusunan draft MoU dengan
DJP
Penambahan jam kerja pojok
pajak tanjung
Penyelenggaraan Bimtek SDM
Pelayanan
Pelaksanaan sosialisasi PBB P2,

10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10

67

No

11

12

13
14
15

WAKTU
KEGIATA
N

TAHAPAN UTAMA

Qn
ty
Un
it

OUTPUT

dan tax mobile

Mei

- Tax mobile (keg)

Online SISMIOP

22-24
Juni

Online data

Pembuatan e-mail, website dan


hotline Sita Pada Reda

25-26
Juni

sitapadareda@yahoo.c
o.id;
+62819 1600 1174
www.sitapadareda.wor
dpress.com

Uji coba Implementasi


Pelayanan Weser
Penyusunan anggaran pakaian
kerja khusus
Sosialisasi program ke media
massa

6 dan 13
Juni

Pelayanan (hari)

30 Mei

Anggaran

9-11 Mei

Pemberitaan

KE
T
%
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Proyek perubahan

dalam

rangkaian

tahapan

Laboratorium

Kepemimpinan (Breaktrough II) yang mengangkat thema Optimalisasi


Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah melalui Program Sita Pada
Reda, telah menghasilkan hal-hal sebagaimana diurai dalam Bab-bab
sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Pelayanan pajak dan retribusi daerah di Kabupaten Lombok Utara
telah mendapat langkah awal dengan upaya pendekatan kepada
masyarakat dalam beberapa bentuk kegiatan di masyarakat. Hal

68

ini

memberikan

gambaran

upaya

Pemerintah

yang

telah

melakukan apa yang menjadi kewajiban dalam memberikan


pelayanan publik yang menjadi hak dari masyarakat (wajib pajak),
disisi yang sama masyarakat tergugah untuk sadar dan taat tanpa
adanya paksaan dalam menunaikan kewajibannya mambayar
pajak dan retribusi daerah.
2. Terdapat khazanah lokal yang menjadi ciri khas pelayanan pajak
dan retribusi daerah, yang tergambar pada tagline sita pada reda,
sehingga masyarakat tergugah kesadarannya bahwa pajak dan
retribusi daerah perlu diupayakan meningkat untuk kemajuan dan
pembangunan daerah itu sendiri.

Hal itu tercermin juga pada

peningkatan target PAD yang signifikan setiap tahunnya, dan


setelah program ini dilakukan selama 60 hari terjadi pertumbuhan
target pendapatan tertinggi, yakni 70,92% pada KUA PPAS
Perubahan 2015.
3. Bagi stakeholder eksternal, seperti Kantor Wilayah DJP Nusa
Tenggara, program optimalisasi pelayanan Sita Pada Reda ini
dapat dikolaborasikan dengan kegiatan mereka, karena program
ini memiliki kekuatan informasi dan pelayanan hingga grassroot
terbawah.
4. Program ini sangat menunjang pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi DPPKAD Kabupaten Lombok Utara, karena selaras dengan
visi misi Kabupaten Lombok Utara, serta mendukung strategi
penguatan kemampuan fiskal daerah dan juga bagi kelancaran
kebijakan pemerintah daerah.
69

5. Searah dengan

program pemerintah inovasi program ini dapat

memiliki leverage bagi upaya mengatasi stagnasi simpul-simpul


sumber

PAD

baik

kendala

secara

intensifikasi

maupun

ekstensifikasi, sehingga diharapkan kedepan Kabupaten Lombok


Utara akan makin mandiri dan berdikari.
B. SARAN
1. Proyek

perubahan

Kepemimpinan

dalam

(Breaktrough

rangkaian
II)

yang

tahapan

Laboratorium

mengangkat

thema

Optimalisasi Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah melalui


Program Sita Pada Reda, setidaknya telah menerapkan prinsipprinsip pelayanan publik yang menjadi hak masyarakat, sehingga
diharapkan

kedepan

Pemerintah

Daerah

dan

masyarakat

Kabupaten Lombok Utara dapat terbangun sebuah komunikasi


imbal balik yang pada kaedahnya mendatangkan mashlahat bagi
kemajuan Kabupaten Lombok Utara.

70

2. Leadership Laboratory bagi eselon III tidak cukup dilaksanakan


dengan kurun waktu 60 hari, disarankan agar kedepannya dapat
diperpanjang, karena berkaitan dengan implementasi program
kegiatan. Agar juga tidak dilaksanakan pada Bulan Ramadhan,
karena banyak jadwal implementasi dapat tertunda.
3. Bidang Pendapatan DPPKAD sangat besar urusan tupoksinya,
karenanya
memisahkan

disarankan
menjadi

kepada
instansi

Pemerintah
pemungut

Daerah

tersendiri

dapat
secara

nomenklatur.

DAFTAR REFERENSI
Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Undang Undang Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik.
Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik.
Peraturan

Menteri
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor
PER/20/M.Pan/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Pelayanan Publik.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/


M.Pan/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.

71

Keputusan
Menteri
Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
KEP/25/M.Pan/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan
Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah.
Keputusan
Menteri
Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Kep/26/m.pan/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparasi dan
Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Pajak Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Retribusi Golongan Jasa Umum
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Retribusi Jasa Usaha
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Retribusi Golongan Perizinan Tertentu
Peraturan Bupati Lombok Utara Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Dokumen Rencana Strategis DPPKAD Kabupaten Lombok Utara Tahun
2011-2015

72

RIWAYAT PENULIS

Vidi

Ekakusuma,

lahir

di

Jakarta,

10

Desember 1971. Menikah dengan Deasy Rini


Ariyanti tahun 2001, dikaruniai 4 orang putra
putri. Mengawali karier sebagai PNS di
Kantor Departemen Penerangan Kabupaten
mulai tahun 1993 s.d 2000, selanjutnya BIKD
Provinsi NTB dari tahun 2001 s.d

2006, Biro Pemerintahan Setda

Provinsi NTB mulai tahun 2006 s.d 2011, terakhir pada Pemerintah
Kabupaten Lombok Utara hingga kini.
Pendidikan penjenjangan ADUM pada Tahun 2000 di Yogyakarta,
sedangkan karier jabatan diawali pada tahun 2011 sebagai Kepala
Seksi Anggaran DPPKAD Kabupaten Lombok Utara dan mendapat
promosi sebagai Kepala Bidang Pendapatan DPPKAD Kabupaten
Lombok Utara mulai tahun 2013 hingga sekarang. Pendidikan formal
Sarjana Ilmu Sosial dan Politik pada Univertas Terbuka selesai pada
Tahun 1997. Pada tahun 2008 s.d 2009 mendapat kesempatan
mengikuti tugas belajar pendidikan pascasarjana pada Universitas
Hasanuddin Makassar program study Magister Keuangan Daerah.
Selain kegiatan formal, penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi
olah raga catur menjabat sebagai Sekretaris Umum Pengurus Provinsi
Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) NTB, sejak tahun 2010
hingga sekarang. Penulis juga merupakan seorang Wasit Nasional
dalam olah raga tersebut.

Anda mungkin juga menyukai