Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL
BINA PEMERINTAHAN DESA
Jalan Raya Pasar Minggu Km.19 Tlpn (021) 7942373/74 Jakarta Selatan
12072

SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL
BINA PEMERINTAHAN DESA

PADA
RAPAT KERJA TEKNIS
KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN DAERAH
DALAM RANGKA PENUGASAN URUSAN
PEMERINTAH KEPADA DESA
BAGI APARATUR PEMERINTAH PUSAT,
DAERAH DAN PEMERINTAH DESA

Batam, 12 Februari 2018


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Selamat Malam dan
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Suastiastu.

Yth. Gubernur Kepulauan Riau;


Yth. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa Provinsi Kepulauan Riau;
Yth. Para Pejabat dari Kementerian/Lembaga
terkait;
Yth. Para Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa Provinsi atau yang mewakili;
Yth. Para Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa dari Kabupaten Terpilih;
Yth. Para Pejabat Lingkup Ditjen Bina
Pemerintahan Desa;
Yth. Para Camat dari Kabupaten Lingga;
Yth. Para Kepala Desa dari Kabupaten Lingga;
Yth. Para Narasumber dan Peserta Rakernis.

Pada kesempatan yang baik ini, marilah


kita kembali memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya, kita masih
diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan
untuk melanjutkan tugas dan pengabdian kita kepada
masyarakat, bangsa, dan negara tercinta.

-2-
Alhamdulillah puji syukur pada hari ini kita dapat
bertemu dalam acara Rakernis Kementerian/
Lembaga dan Daerah Dalam Rangka Penugasan
Urusan Pemerintah Kepada Desa Bagi Aparatur
Pemerintah Pusat, Daerah dan Pemerintah Desa.
Acara ini bertujuan untuk menghimpun sebanyak
mungkin masukan dari Peserta Rakernis untuk
bersama-sama memajukan desa menjadi desa yang
mandiri, maju dan sejahtera seperti apa yang
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa.

Hadirin yang berbahagia.


Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014
menyebutkan bahwa desa memiliki kewenangan.
Kewenangan desa terdiri atas (a) kewenangan
berdasarkan hak asal usul, (b) kewenangan lokal
berskala desa, (c) kewenangan yang ditugaskan
pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota, (d) kewenangan
lain yang ditugaskan pemerintah, pemerintah daerah
provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Dua kewenangan yang disebut pertama adalah


kewenangan asli desa. Kewenangan asal usul adalah
kewenangan dasar yang memungkinkan desa hadir.
-3-
Setelah desa ada dan menyelenggarakan
pemerintahan desa, akan muncul kewenangan lokal
skala desa. Dengan demikian Kewenangan lokal
skala desa adalah kewenangan yang muncul sebagai
kebutuhan desa. Kedua kewenangan asli desa ini
lahir dari desa. Ia tidak berasal dari urusan yang
bersumber dari kekuasaan Negara.

Negara dalam konstruksi Undang-Undang Desa


wajib mengakui kewenangan dasar ini. Sedangkan
kedua kewenangan yang ditugaskan tidak lain adalah
kewenangan yang bersumber dari urusan konkuren
dan urusan pemerintahan umum. Dengan demikian,
pengaturan kewenangan desa terdiri atas dua
dimensi. Pertama, dimensi rekognisi, di mana
pemerintah mengakui kewenangan asal usul dan
kewenangan lokal berskala desa. Kedua, dimensi
penataan, di mana pemerintah menata urusan
konkuren dan urusan pemerintahan umum yang
ditugaskan kepada desa. Dua dimensi dimaksud
harus utuh dengan bidang-bidangnya yaitu bidang
pemerintahan, bidang pembangunan, bidang
kemasyarakatan dan pemberdayaan.

Hadirin yang berbahagia.


Untuk mewujudkan kemandirian desa dan
kesejahteraan masyarakat, kementerian/lembaga
-4-
masing-masing menjalankan program sektoral
sesuai dengan tugas dan fungsinya baik diwujudkan
dalam bentuk fisik maupun non fisik begitu
juga dengan Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemberian program
tersebut perlu juga diperhatikan bagaimana tata
cara pelaksanaannya, bagaimana konsepsinya,
bagaimana melengkapinya dan tertuang dalam
sistem pemerintahan desa. Ini yang perlu
kita bangun dan menjadi pemahaman bersama
dalam kerangka pemikiran penugasan urusan
kementerian/lembaga dalam memahami kewenangan
desa, seperti yang telah tertulis dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa dan sudah direvisi dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa bahwa
program sektoral perlu diinformasikan kepada
pemerintah desa untuk diintegrasikan ke dalam
pembangunan desa dan juga tercatat di dalam
lampiran APB Desa. Karena bila tidak melibatkan
pemerintah desa, program tersebut bisa menjadi
tidak tepat sasaran atau overlapping dengan kegiatan
lain.
-5-
Demikian juga bila Program dapat ditangani oleh
desa maka Pemerintah, atau Pemerintah Propinsi,
Kabupaten/Kota dapat menyerahkan sebagian urusan
kepada desa menurut prinsip pendelegasian. Untuk
itu kita letakkan kerangka kewenangan desa
sehingga betul-betul dapat berdaya guna dan berhasil
guna. Dengan demikian desa harus menetapkan
kewenangan terlebih dahulu.

Menindaklanjuti PP 47/2014 tentang Perubahan


Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tshun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.6 Tahun 2014
tentang Desa telah ditetapkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Kewenangan Desa yang isinya antara lain
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk membuat
Peraturan Bupati/Peraturan Walikota tentang Daftar
Kewenangan Desa. Berdasarkan itu Ditjen Bina
Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri
mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
untuk segera membuat regulasi Peraturan
Bupati/Walikota tentang Daftar Kewenangan Desa
dan selanjutnya desa menindaklanjuti dengan
membuat Peraturan Desa berdasarkan list
kewenangan desa dalam Peraturan Bupati/Peraturan
Walikota serta mempertimbangkan kebutuhan dan
potensi desa.
-6-
Hadirin yang berbahagia,
Dengan ditetapkannya regulasi tentang desa
maka sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah desa
untuk menetapkan peraturan terkait kewenangannya
sebagai payung hukum sehingga desa dapat
mengelola, menyusun program, kegiatan serta
anggaran dan sebagainya .

Hadirin yang berbahagia.


Sebelum saya akhiri sambutan ini, mari kita
manfaatkan kegiatan ini untuk mendapatkan masukan
dari bapak dan ibu para Peserta Rakernis guna
menentukan dimensi rekognisi dan dimensi penataan.
Kami percaya, Bapak dan Ibu memiliki pengetahuan
tentang praktek dan pengalaman penyelenggaraan
program/kegiatan yang bersinggungan dengan desa.
Oleh karena itu forum ini juga dapat digunakan/
dimanfaatkan untuk saling sharing dan saling belajar
di antara kita di tingkat pemerintah pusat, Pemerintah
Daerah Propinsi Kabupaten/Kota, Kecamatan dan di
tingkat Desa.

Demikianlah beberapa hal yang dapat saya


sampaikan pada kesempatan ini, akhirnya
dengan mengucapkan “Bismillahirohmanirrohim
Penyelenggaraan Rapat Kerja Teknis Kementerian/

-7-
Lembaga dan Daerah dalam rangka Penugasan
Urusan Pemerintah Kepada Desa Bagi Aparatur
Pemerintsh Pusat, Daerah dan Pemerintah Desa
secara resmi saya nyatakan dibuka”.
Wabillahitaufiq Wallhidayah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Direktur Jenderal
Bina Pemerintahan Desa,

Dr. Nata Irawan

-8-
Desa dulu belum berperan tapi setelah
diundangnkannu uu tentang desa .....daikui

Diperkuat dengan program nawacita presiden


membangun desa mulai dari pinggiran

tentang Pemerintahan Desa dalam rangka


mendukung terwujudnya penyelenggaraan
Pemerintah Desa yang bersih, efektif, demokratis,
dan akuntabel. Dan kemudian selanjutnya pemda
menindaklanjuti kepada pemerintah daerah
dibawahnya.
Namun

Menjadi tugas Pemerintah melalui Kementerian


Dalam Negeri, dalam hal ini Ditjen Bina Pemerintahan Desa
untuk memberikan peningkatan pemahaman secara
komprehensif bagi Pemerintah Daerah dan Pemerintah
Desa atas substansi regulasi tentang Pemerintahan Desa
dalam rangka mendukung terwujudnya penyelenggaraan
Pemerintah Desa yang bersih, efektif, demokratis, dan
akuntabel. Maka dari itu, secara bertahap Ditjen Bina
-9-
Pemerintahan Desa akan melaksanakan sosialisasi
dimaksud di 3 (tiga) wilayah pada Tahun Anggaran 2016 ini
yakni Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Kepulauan Riau, dan
Provinsi Kalimantan Timur. Tentunya hal semacam ini bukan
hanya menjadi tugas Ditjen Bina Pemerintahan Desa saja
melainkan tugas Pemerintah Daerah pula untuk bersama-
sama memberikan peningkatan pemahaman secara
komprehensif atas substansi regulasi tentang Pemerintahan
Desa dalam rangka mendukung terwujudnya cita-cita di atas
dengan sasaran Pemerintah Daerah di bawahnya.
Begitu mulianya tugas yang kita emban ini,
pesan saya dalam mewujudkan cita-cita kita bersama ini,
mari kita lakukan dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja
tuntas, dan kerja ikhlas. Berbagai regulasi telah diterbitkan,
mana yang menjadi tugas dan kewenangan Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga Pemerintah
Desa maka lakukan lah sesuai yang diamanatkan secara
komprehensif dan tentunya koordinatif. Namun, sebelum kita
melaksanakan hal-hal tersebut, terlebih dahulu kita pahami
dan resapi bersama makna, esensi, dan substansi yang
terkandung di dalam regulasi-regulasi tentang Pemerintahan
Desa. Maka dari itu, saya minta kepada Bapak/ibu sekalian
untuk secara sungguh-sungguh mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan sosialisasi ini.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Demikianlah beberapa hal penting yang perlu


kami sampaikan, dan akhirnya dengan mengucapkan
“Bismillahirrahmannirrahim”, saya nyatakan bahwa kegiatan
Sosialisasi Regulasi tentang Pemerintahan Desa secara
resmi dibuka.

- 10 -
Dalam menata kewenangan desa telah ditetap

Pemeriintah desa harus mampu melakukan


inovasi baru dalam menata kewenangan desanya
Pemerintah desa mempunyai peran yang
penting dalam memanage roda pemerintahan desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44
Tahun 2016 mengamanatkan bahwa Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota memiliki tugas membina
desa dalam menata kewenangan desa.
Pembinaan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah adalah fasilitasi dalam rangka identifikasi
dan inventarisasi kewenangan desa.

Dengan ditetap[akannya aturan tersebut


diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah daerah
melakukan pembinaannya. Karena
Desa harus memahamai kewenangan apa
yang mereka punya untuk itu Menjadi tugas
Pemerintah baik dari Kementerian Dalam Negeri

- 11 -
melalui Kementerian Dalam Negeri, dalam hal
ini Ditjen Bina Pemerintahan Desa untuk
memberikan peningkatan pemahaman secara
komprehensih bagi Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Desa atas substansi regulasi tentang
Pemerintahan Desa dalam rangka mendukung
terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintah Desa
yang bersih, efektif, demokratis dan akuntabel,
demikian juga

tiga diantaranya sedang proses diundangkan.


Permendagri nomer 44 tentang kewenangan desa
yang ditetapkan pada tahun 2016 merupan

di yang dikeluarkan termasuk diantaranya


Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang
Kewenangan Desa

pengaturan kewenangan desa terdiri atas dua


dimensi. Pertama, dimensi rekognisi dimana
pemerintah mengakui kewenangan asal usul dan
kewenangan lokal skala desa. Kedua, dimensi
penataan dimana pemerintah menata urusan konkuren

- 12 -
dan urusan pemerintahan umum yang ditugaskan
kepada desa.

Patut diingat bahwa baik rekognisi maupun


penataan, kewenangan desa dimaksud harus utuh
dengan bidang-bidangnya yaitu bidang pemerintahan,
bidang pembangunan, bidang kemasyarakatan dan
pemberdayaan.

Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat


Jenderal Bina Pemerintahan Desa mengemban
amanat terkait dengan diundangkannya Undang-
undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, serta
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 tahun 2015, yang mengamanatkan ada 18
(delapan belas) bidang ketentuan yang perlu diatur
lebihlanjut dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri,dan untuk saat ini baru 13 aturan yang
dikeluarkan, yaitu: (1) Permendagri Nomor 111
Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan

- 13 -
Desa, (2) Permendagri 112 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Desa (3) Permendagri Nomor 113
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
(4) Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Desa (5) Permendagri
Nomor 81 Tahun 2015 tentang Evaluasi
Perkembangan Desa, (6) Permendagri Nomor 82
Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa, (7) Permendagri
Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa, (8) Permendagri
Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintah Desa, (9) Permendagri
Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Aset
Desa, (10) Permendagri Nomor 44 Tahun 2016
tentang Kewenangan Desa, (11) Permendagri
Nomor 45 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penetapan dan Penegasan Batas Desa (12)
Permendagri Nomor 46 Tentang Laporan Kepala
Desa dan (13) Permendagri Nomor 47 Tentang
Administrasi Pemerintahan Desa dan rencana
beberapa Permendagri yang sudah dilakukan
finalisasi dan harmonisasi.

Hadirin yang berbahagia,


Dengan telah ditetapkannya peraturan
tersebut semakin lengkaplah regulasi tentang desa
sehingga secara bertahap desa akan
melaksanakan kewenangannya untuk mengatur

- 14 -
dan mengurus urusan pemerintahan,
pembangunan, kemasyarakat-an dan
pemberdayaan masyarakat dengan harapan
pencapaian desa menjadi pondasi yang penting
bagi kemajuan bangsa dan negara dimasa yang
akan datang dapat tercapai. Disisi lain harus diakui
pada kenyataanya kondisi desa hingga sekarang
masih menghadapi sejumlah kendala antara lain
keterbatasan kapasitas sumber daya manusia baik
perangkat atau masyarakat belum cukup optimal
untuk membangun dirinya sendiri dan masih
tergantung pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah dalam mengatur segala permasalahan yang
ada diwilayahnya. Berbagai intervensi/ terobosan
telah dilakukan oleh pemerintah baik melalui
penyediaan anggaran, pengembangan kapasitas
dan lain-lain.
Pemerintah Desa sebagai pionir dalam
melaksanakan pembangunan di tingkat desa belum
maksimal melakukan fungsi dan perannya. Oleh
sebab itu masih perlu adanya pembinaan yang
terus menerus melalui penguatan kapasitas
pemerintah desa, baik itu dilakukan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten/Kota.
Hadirin yang berbahagia,
Dalam konteks pembangunan terpadu maka
pemerintah desa dan masyarakat harus secara
bersama-sama untuk merencanakan melaksanakan
- 15 -
dan mengawasi setiap proses yang dilakukan,
maka penting untuk memberikan pemahaman
secara komprehensif atas substansi regulasi
tentang Pemerintahan Desa.
Dalam rangka mendukung terwujudnya
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang bersih,
efektif, demokratis dan akuntabel tidak hanya
menjadi tugas Pemerintah Pusat dalam hal ini
Ditjen Bina Pemerintahan Desa - Kementerian
Dalam Negeri tetapi juga merupakan tugas
Pemerintah Daerah baik provinsi maupun
kabupaten/kota sesuai tugas, fungsi dan
kewenangannya. Untuk itu marilah kita bersama-
sama dengan bekerja semaksimal mungkin
sehingga dapat mewujudkan cita-cita tersebut.
Terkait dengan acara ini, saya ingin
menyampaikan beberapa hal:
1. Berbagai regulasi telah diterbitkan, saya
mengharapkan peran Pemerintah Provinsi, dan
Kabupaten/Kota untuk menindaklanjuti aturan
yang telah ada yang diamanatkan secara
komprehensif dalam aturan yang telah ada.
2. Untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan agar melakukan Sosialisasi
terhadap berbagai peraturan secara berjenjang
kepada aparat dibawahnya;
3. Untuk melakukan fasilitasi bagi kabupaten/kota
untuk menyusun berbagai aturan turunannya

- 16 -
sehingga desa dapat melaksanakan dengan
mudah;
4. Menyediakan anggaran yang diperlukan untuk
evaluasi dan peningkatan kapasitas desa;
5. Saya mengharapkan agar Bapak/Ibu sungguh-
sungguh mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
sosialisasi ini. Dan pada akhir kegiatan ini,
diminta kepada Saudara untuk mengisi
Rencana Kerja Tindaklanjut (RKTL) yang akan
Saudara pergunakan untuk menyusun kegiatan
di daerah Tahun 2017.\

Hadirin yang berbahagia,


Demikianlah beberapa hal penting yang dapat
saya sampaikan pada kesempatan ini, akhirnya
dengan mengucapkan “Bismillahirohmanirrohim”
Penyelenggaraan Sosialisasi Peraturan Menteri
Dalam Negeri secara resmi dibuka.
Wabillahitaufiq Wallhidayah.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi wabarrakatuh.
DIREKTUR JENDERAL
BINA PEMERINTAHAN DESA,

NATA IRAWAN, SH.M.Si


Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19601224.198503.1.001
- 17 -
Menjadi tugas Pemerintah baik dari
Kementerian Dalam Negeri

melalui Kementerian Dalam Negeri, dalam hal


ini Ditjen Bina Pemerintahan Desa untuk
memberikan peningkatan pemahaman secara
komprehensih bagi Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Desa atas substansi regulasi tentang
Pemerintahan Desa dalam rangka mendukung
terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintah Desa
yang bersih, efektif, demokratis dan akuntabel,
demikian juga

Oleh sebab itu Ditjen Bina Pemerintahan


Desa melakukan forum sosialisasi ini sebagai
wadah perpanjangan dari Pusat ke daerah .....

- 18 -
tersebut diharapkan dapat menjawab berbagai
permasalahan di desa yang meliputi aspek sosial,
budaya, ekonomi serta memperkuat desa sebagai
entitas masyarakat yang kuat dan mandiri.

Pertemuan pada hari ini adalah dalam kerangka ..

Desa tidak dapat membangun dirinya sendiri, desa


masih membutuhkan ukuran tangan pemerintah
dalam pembangunan desa. ...... ..akhir kata saya
berharap, Saudara-saudara dapat memanfaatkan
kegiatan sosialisasi ini dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah beberapa yang dapat saya sampaikan
pada kesempatan ini akhirnya dengan
mengucapkan “Bismillahirohmanirrohim
- 19 -
Penyelenggaraan Sosialisasi Peraturan Menteri
Dalam Negeri terkait Penataan dan Administrasi
Pemerintahan Desa secara resmi saya nyatakan
dibuka”
Wabillahitaufiq Wallhidayah.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi wabarrakatuh.
DIREKTORAT JENDERAL
BINA PEMERINTAHAN DESA,
NATA IRAWAN, SH.M.Si
Pembina Utama Madya
NIP. 19601224.198503.1.001

Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 43


Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015, telah ditetapkan
beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri antara
lain:Permendagri Nomer 112 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Desa, Permendagri Nomor 82
Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa, Permendagri Nomor
83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa, Permendagri
Nomor 84 Tahun 2015 Tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa,
- 20 -
Permendagri Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Kewenangan Desa, Permendagri Nomor 45
Tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa,
Permendagri Nomor 46 Tentang Laporan Kepala
Desa dan Permendagri Nomor 47 Tentang
Administrasi Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun


2016 tentang Kewenangan Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri dimaksud
merupakan Pedoman/acuan bagi daerah dalam
menata kewenangan desa yang berhubungan
dengan Penataan Desa, Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Perencanaan Pembangunan
Desa, Penyusunan APBDesa, Penyusunan Standar
Pelayanan Minimal Desa, Penetapan Tugas Fungsi
Lembaga Kemasyarakatan Desa/ Badan
Permusyawaratan Desa dan Pelaporan Pemerintah
Desa serta beberapa hal terkait dengan tata kelola
Desa.

Hadirin yang berbahagia,


Seperti kita ketahui bersama tujuan akhir dari
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa adalah: (a) memberikan pengakuan dan
penghormatan atas desa yang sudah ada dengan
keberagamannya sebelum dan sesudah
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
(b) memberikan kejelasan status dan kepastian
- 21 -
hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia; (c) melestarikan dan
memajukan adat, tradisi dan budaya masyarakat
desa; (d)mendorong prakarsa, gerakan dan
partisipasi masyarakat desa untuk pengembangan
potensi dan aset desa guna kesejahteraan
bersama; (e) membentuk Pemerintahan Desa yang
profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta
bertanggungjawab; dan (f) meningkatkan
pelayanan publik bagi warga masyarakat desa
guna mempercepat perwujudan kesejahteraan
umum; (g) meningkatkan ketahanan sosial budaya
masyarakat desa guna mewujudkan desa yang
mampu memelihara kesatuan sosial sebagai
bagian dari ketahanan nasional; (h) memajukan
perekonomian masyarakat desa serta mengatasi
kesenjangan pembangunan nasional; dan (i)
memperkuat masyarakat desa sebagai subjek
pembangunan.
Guna mencapai tujuan sebagaimana tersebut
diatas, desa dan desa adat perlu diberikan
kewenangan yang lebih luas. Kewenangan mana
yang memungkinkan desa untuk tumbuh pada
kekuatannya sendiri serta mampu menata masa
depan yang lebih baik.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44
Tahun 2016 mengamanatkan bahwa Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

- 22 -
Daerah Kabupaten/Kota memiliki tugas membina
desa dalam menata kewenangan desa.
Pembinaan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah adalah fasilitasi dalam rangka identifikasi
dan inventarisasi kewenangan desa.
Pertemuan pada hari ini adalah dalam
kerangka konsolidasi tugas dan kewenangan
pemerintah ke desa. Konsolidasi tugas bermakna
saling berbagi informasi tentang tugas-tugas
kementerian/lembaga di desa. Konsolidasi
kewenangan bermakna saling menguatkan
kewenangan kementerian/ lembaga dalam
membina desa.
Output pertemuan ini adalah tersusunnya
daftar identifikasi tugas dan kewenangan
kementerian/lembaga di desa, dengan daftar
dimaksud kita dapat saling bekerjasama
memperkuat dan membangun desa dari tugas
fungsi kita masing-masing.

Hadirin yang Saya Hormati,


Desa tidak dapat membangun dirinya sendiri,
desa masih membutuhkan uluran tangan
pemerintah dalam pembangunan desa. Kelompok
kerja ini adalah ikatan yang menyatukan visi kita
membangun desa.
Saya berharap, Saudara-saudari dapat saling
berkomunikasi secara aktif, saling bersinergi dalam

- 23 -
bekerja serta saling menggali gagasan guna
kemajuan desa di Indonesia

Demikian beberapa yang dapat saya


sampaikan pada kesempatan ini, akhirnya dengan
mengucapkan: “Bismillahirohmanirrohim
Penyelenggaraan Sosialisasi Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa secara resmi saya nyatakan
dibuka”
Wabillahitaufiq Wallhidayah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

DIRETUR JENDERAL
BINA PEMERINTAHAN DESA,

NATA IRAWAN, SH. Msi


Pembina Utama Madya
19601224.198503.1.001

Titik semua masuk di pemerintahan

- 24 -
Pemerintahan yang menggerakkan pembangunan.
Pemberdayaan masyarakat
Mulai dari pemantauan pembinaan ...

Materi ini sgt penting sisampaikan .... yang tidak


berkompeten

- 25 -

Anda mungkin juga menyukai