1
KRONOLOGIS URUSAN PERTANAHAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMERINTAHAN
1945 1960 1974 1988 1999 2001 2003 2004 2006 2007 2012
Keppres No.
10/2001
Urusan Tanah
Urusan Pusat
UUD 1945 UU No. 22 Thn 1999 ttg Pemda
Pasal 18 UU No. 5 Tahun 1974
(OTONOMI) Pasal 11
Ttg pembagian Pemda PP No. 38 Thn
Urusan Pertanahan di serahkan UU No. 32
pemerintahan (SENTRALISTIK) 2007
ke Pemda Thn 2004 Pemb.Urusan
Pemda Pem
(OTONOMI)
PASAL 33 AYAT (3) UUD 1945
Bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai negara dan
dipergunakan bagi sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
4
Undang-Undang No. 32 Thn 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, mengatur :
5
Peraturan Pemerintah No.38Thn
2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 2 ayat (4) huruf i : urusan
pertanahan merupakan bagian dari 31
bidang urusan pemerintahan
Pasal 7 ayat (2) huruf r : urusan
pertanahan merupakan urusan wajib
KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH MENURUT
UUPA NO 5 THN 1960
KEWENANGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERTENTANGAN
IMPLIKASI DI LAPANGAN
21
PERMASALAHAN BIDANG PERTANAHAN
KEBIJAKAN:
1. Peraturan perundang-undang yang tumpang tindih yang mengatur pertanahan
2. Undang-undang 32/2004 menyatakan kewenangan wajib, tapi Keppres 10/2006 tetap
kewenangan pusat
3. TAP MPR IX/MPR/2001, KEPPRES 34/2003 memerintahkan Reforma Agraria, SIP,
Pengelolaan SDA dan Revisi UU 5/1960 sampai sekarang belum dilaksanakan
4. Ditjen Agraria melakukan Penyuluhan hukum pertanahan kepada masyarakat dan
pembinaan kepada Kepala Desa dan kelurahan dilakukan secara intensif, karena SKT
dibuat oleh desa/kelurahan.
1. BPN tidak memiliki hubungan hirarki dengan Pemda
IMPLIKASI DI LAPANGAN :
1. Penguasaan kepemilikan yang tidak seimbang (UU 56/ 1960 ttg Batas-batas Kepemilikan)
2. Pengaturan penggunaan tanah UU 5/1960 Pasal 14 ayat (2) kewenangan Pemda sangat
besar, dalam kenyataannya tidak berjalan
3. Penerbitan sertifikat tumpang tindih
4. Penerbitan sertifikat tanpa meneliti riwayat tanah
5. Pembebasan tanah tanpa memberikan ganti rugi yang pantas
6. Pembayaran ganti rugi bukan kepada yang berhak
7. Konflik /sengketa pemberian hak dengan kehutanan, pertambangan , perkebunan dengan
tanah adat/ulayat/marga/suku
PERMASALAHAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN PERTANAHAN
- Pasal 14, UU 5/1960
(Persediaan tanah oleh Pemda BATAS WILAYAH/DAERAH
melalui Perda)
- Keppres 34 thn 2003 LAHAN TRANSMIGRASI
(Revisi UU 5/1960, SIP, 9 kewenangan )
- Perlu data base pertanahan PEMUKIMAN RAKYAT/
TANAH ULAYAT
TNI/POLRI/BUMN
BATAS WILAYAH/DAERAH
BATAS WILAYAH/DAERAH
PEMERINTAH
DAERAH
PERKEBUNAN
PERTAMBANGAN
KAWASAN HUTAN
BATAS WILAYAH/DAERAH 13
RENC KEMENDAGRI MEMINIMALISIR PERMASLAHAN PERTANAHAN
menyusun data pertanahan pada Desa/Kelurahan sebagai basis data pertanahan, dengan manfaat
yang di harapkan yaitu:
1. Untuk pelaksanaan tertib administrasi pertanahan, tertib hukum pertanahan, tertib penguasaan
dan pemilikan tanah serta tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan hidup (Catur Tertib
Pertanahan)
2. Penyusunan basis data pertanahan sebagai landasan kebijakan pertanahan dalam penyelesaian
konflik pertanahan seperti :
a. Penataan kembali penguasaan dan pemilikan tanah (reforma agraria).
b. Penataan dan pemanfaatan sekaligus untuk mengetahui riwayat tanah (alih fungsi kawasan
perkotaan, pedesaan, kawasan kehutanan, kawasan pertambangan, kawasan perkebunan dan
kawasan transmigrasi)
c. Sebagai dasar Pemerintah Daerah dalam menyusun rencana persediaan, peruntukan dan
penggunaan tanah (land use planning) dalam rangka mempermudah pengadaan tanah untuk
kepentingan pembangunan.
d. Sebagai dasar Pemerintah Daerah dalam menyusun dan pelaksanaan Rencana Detil Tata
Ruang (RDTR) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
e. Perbaikan basis data pertanahan bagi Pemerintah Daerah yang terkait dengan jumlah bidang
tanah sebagai landasan penetapan NJOP dalam rangka penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB).
f. Penyediaan basis data untuk percepatan pelayanan pertanahan sebagai dasar penerbitan
Surat Keterangan Tanah (SKT) di desa/kelurahan.
g. Penyediaan basis data untuk penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan.
14
h. Mempermudah penetapan dan penyelesaian sengketa batas antar daerah/wilayah.
ARAH PENYEMPURNAAN UUPA
MONITORING
EVALUASI
FASILITASI
PPATS
LANGKAH – LANGKAH :
STATUS TANAH;
LOKASI TANAH;
EIGENDOM VERPONDING;
1
LUAS TANAH :
TANDA BATAS TANAH
AHLI WARIS
PENERIMA KUASA
DALAM PROSES FASILITASI :