1. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dunia saat ini mengalami perubahan lingkungan strategis yang cepat, dinamis,
kompleks, tidak terduga, dan tidak pasti di era yang disebut VUCA (Valotility,
Uncertainty, Complexcity and Ambiguity) yang disebabkan oleh perubahan era industri
4.0 dan terjadi disrupsi dimana-mana dengan adanya pandemi. Seperti yang
disampaikan oleh Kemenpan, mengutip dari pendapat Neo dan Chen dalam suatu
kesempatan diskusi dan dimuat di dalam webside www.menpan.go.id 14 Januari 2022
bahwa tiga aspek penting kunci keberhasilan membangun birokrasi yang dinamis yang
terjadi di Singapura yaitu atas dukungan orang orang yang cakap, proses yang gesit dan
kebijakan yang adaptif.
Sejalan dengan hal tersebut Renstra Sekretariat Jenderal DPR RI (Struktur
Perubahan) Tahun 2021 - 2024 menyatakan pada intinya dalam rangka mendukung visi
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang modern, terbuka, aspiratif dan
berintegritas, Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
sebagai lembaga yang modern, terbuka, aspiratif dan berintegritas. Sekretariat Jenderal
DPR RI harus menjadi supporting system yang profesional dan modern. Salah satu
upaya mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan melakukan serangkaian upaya
perbaikan melalui serangkaian upaya terpadu di sektor birokrasi yang meliputi tata
kelola pemerintahan yang berkualitas, terlaksananya keterbukaan informasi dan
pemerintahan berbasis elektronik dan peningkatan kualitas pelayanan kedewanan.1
Melalui SILEG juga dimaksudkan masyarakat dapat memberikan peran serta masukan
kepada para pembentuk Undang - undang di setiap tahapan seperti halnya yang diatur
dalam RUU perubahan UU No. 12 Tahun2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan mengenai peran serta masyarakat. Namun sayangnya SILEG ini
tata kelolanya belum optimal, pengaturan dalam payung hukumnya belum komprehensif,
efektifitas keberadaanya belum bisa diketahui melalui statistik pengunjung atau viewer
per hari, perminggu atau perbulan, upaya sosialisasi juga masih kurang. Menurut
pendapat pakar hukum Tehnologi Informasi Dr. Hamrin, SH MH, rendahnya kinerja
penyelenggaraan sebuah System Informasi akan melemahkan kinerja suatu lembaga.2
TUJUAN PENULISAN
2
Makalah Diskusi Biro Persidangan I tema “Landasan Hukum Dalam Pengimplementasian Sistem Informasi Digital”,
Jakarta 17 Februari 2022
3. Pengunjung Sileg tidak dapat diketahui sehingga tidak ada statistik
pengunjung yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kemanfaatan
SILEG.
3
Peraturan Sekretaris Jenderal DPR RI No. 13 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Legislasi
DPR RI, hal.3
b) RUU dalam tahapan yaitu Penyusunan, Harmonisasi, Penetapan Usul,
Pembahasan, Keputusan dan telah selesai.
c) Pengusul RUU yaitu DPR, Pemerintah dan DPD
Data mengenai hal tersebut, disertakan sebagai lampiran makalah ini jika
diperlukan. Mekanisme kerja dalam tim SILEG telah ditunjuk pegawai atau SDM
staf /pelaksana dari setiap Sekretariat Komisi, Alat Kelengkapan Dewan (Pansus
dan Banggar) dan Bagian Persidangan Paripurna untuk menginput data RUU
dalam setiap tahapan. Namun kenyataannya pada tahun 2021 hanya 20 % yang
terinput data RUU dalam tingkat I (perencanaan, penyusunan dan pembahasan)
dan pada tahun 2020 hanya 45 % data RUU yang terinput dalam tahapan tingkat I
(perencanaan, penyusunan dan pembahasan). Sedangkan untuk tingkat II
(paripurna) sejak 2 tahun akhir akhir ini sudah cukup up date dalam menginput
data RUU yang disahkan di tingkat II. 5Berdasarkan masukan masukan dari
anggota Tim Pengelola SILEG hal ini terjadi karena staf pelaksana di Komisi,
AKD masih belum memprioritaskan tugas dan tanggung jawab untuk menginput
data RUU ke dalam SILEG.
Kemudian terkait kewajiban bagi staf / pelaksana di Komisi dan AKD
serta Persidangan Paripurna untuk melaksanakan input data berikut sangsinya
apakah sudah diatur dalam Peraturan Sekretaris Jenderal No. 13 Tahun 2020
tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Legislasi ? ternyata hal tersebut
belum diatur dalam instrumen Persekjen dan belum diikuti dengan SOP terkait
penyelenggaraan SILEG tersebut.
4
Sumber : Data Rekapitulasi Admin SILEG Persidangan Paripurna 2022
5
Wawancara dengan anggota tim pengelola SILEG (Fadlun Bariyah) tanggal 6 Maret 2022
Dalam permasalahan selanjutnya berdasarkan informasi yang disampaikan
oleh Pengelola SILEG tidak ada statistik yang dapat menunjukkan jumlah
pengunjung SILEG, karena penggunaan google analytic saat ini diterapkan hanya
untuk menghitung berapa pengunjung web DPR secara keseluruhan. Sehingga
tidak dapat diketahui pengunjung dari setiap aplikasi yang ada di DPR RI secara
pasti per hari atau perminggu dan perbulan 6. Menurut saya hal ini penting karena
untuk mengetahui kehadiran SILEG apakah masih dimanfaatkan atau tidak oleh
penggunanya.
Terkait sosialisasi SILEG maka dalam suatu kesempatan pernah diajukan
pertanyaan kepada mahasiswa Kampus Merdeka yang berada di DPR mengenai
keberadaan SILEG, namun mereka tidak mengetahui kehadiran SILEG dan apa
manfaatnya SILEG. Meski sebenarnya SILEG telah disosialisasikan melalui
Webside www.dpr.go.id .
Menurut Dr, Hamrin, SH, MH dalam sebuah diskusi bertemakan
Landasan Hukum Dalam Pengimplentasian Sistem Informasi Digital7,
permasalahan terkait pengelolaan sebuah sistem informasi digital dikatakan bahwa
belum adanya strategi optimalisasi yang baik dan komprehensif untuk
mensinergikan tim, proses dan tehnologi, hal ini sama dengan mengakibatkan
kesenjangan implementasi sistem informasi Digital dan adanya kesenjangan
implementasi sistem informasi digital mengakibatkan melemahnya kinerja suatu
lembaga.
Apa yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat terhadap
keberhasilan mengelola Sistem Informasi di sebuah lembaga ? Jika dipetakan
menurut saya maka ada faktor pendukung yang bersifat internal dan eksternal serta
ada faktor penghambat yang bersifat internal dan eksternal, saya identifikasi
sebagai berikut :
1) Sebagai faktor pendukung dari internal : Komunikasi telah dibangun oleh tim
pengelola SILEG sejak tahun 2020. Namun komunikasi hanya dibangun dalam
rapat koordinasi dan konsinyering yang frekwensinya sangat jarang hanya 2
kali dalam 1 tahun. Rapat dihadiri oleh Kepala Bagian Badan Legislasi selaku
penanggung jawab tahapan unggahan di tahap 1, 2, 3 dan 5. Pemimpin Rapat
6
Wawancara dengan anggota Tim pengelola SILEG dari Pustekinfo (Fariza) tanggal 4 Maret 2022
7
Dr. Hamrin, SH, MH. Loc. Cit.
hanya menghimbau dalam setiap rapat mengingatkan mengenai input data
SILEG. Rapat tidak dihadiri oleh JPT Pratama Biro Persidangan II yang
membawahi Sekretariat Badan Legislasi tempat di mana SILEG berada serta
mengkoordinasikan seluruh kegiatan terkait penyelenggaraan SILEG. Rapat
tidak dihadiri oleh JPT Pratama Lintas Unit Kerja ( Cross Functional Section)
maupun pihak pihak lain yang sebenarnya terkait dengan manajemen
pengelolaan SILEG. Faktanya hanya ada yang rutin menginput data RUU ke
dalam SILEG dan ada yang tidak rutin melaksanakan tugas input data RUU.
2) Sebagai faktor pendukung dari internal : Landasan Hukum telah dibentuk
Peraturan Sekretaris Jenderal tentang Pedoman PelaksanaanSILEG yang berisi
Informasi yang dihasilkan/ditampilkan SILEG adalah mengatur tentang segala
kegiatan yang terkait dengan RUU mencakup :
a) Semua RUU yang terdaftar baik Prolegnas atau Kumulatif.
b) RUU dalam tahapan : Penyusunan, Harmonisasi, Penetapan Usul,
Pembahasan, Keputusan, dan telah selesai.
c) Pengusul RUU : DPR, Pemerintah dan DPD
Sedangkan kewajiban input data RUU oleh SDM di Sekretariat Komisi dan
Sekretariat Rapat Paripurna tidak diatur berikut sangsi jika tidak melaksanakan
kewajiban input data secara rutin.
3) Faktor pendukung dari internal : penerapan alat berupa google analytic untuk
mengetahui statistik pengunjung SILEG perhari, perminggu atau perbulan
belum diterapkan.
Tabel 2. Program Kerja Rakor daring dan luring dan Komunikasi melalui media WA:
No Kegiatan Sasaran Keluaran/Outcome/manfaat
1 Rakor daring maupun Anggota Tim pengelola Komunikasi tidak Sesuai kebutuhan
luring termasuk penginput data bersandar pada
RUU topdown
(eselonisasi) dan
penerima manfaat
Lembaga
Keluaran/Outcome/manfaat/
No Kegiatan Sasaran
Jangka waktu
Tabel 6. Program Kerja Revisi Peraturan Sekjen Tentang Sileg diikuti dengan SOP
Keluaran/Outcome/manfaat/
No Kegiatan Sasaran
Jangka Waktu
Jika data telah terisi semua dalam SILEG maka untuk mengukur keberhasilan
pemanfaatan SILEG, dapat dilakukan Survei Kepuasan Layanan penggunaan SILEG (E-
Survei) pada bulan Juni dan Juli, 2022 dan Agustus 2022 sudah melaksanakan pelaporan
kepada Sekretaris Jenderal DPR RI. Responden pelaksanaan survei pihak internal anggota
DPR RI, TA, Sekretariat Jenderal, dan eksternal seperti Akademisi, LSM, Media, K/L dll
Dengan karakteristik pertanyaan kepada responden seputar kemudahan akses, manfaat
SILEG, Frekwensi Akses, Kepuasan penggunaan layanan SILEG. Dalam survei ini
melibatkan K/L lain selaku responden.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan kepada data dan fakta yang diperoleh oleh JPT Pratama Biro
Persidangan II telah dielaborasi dan dianalisis maka disusun program kerja dengan
pendekatan yang digunakan oleh suatu organisasi yang bergerak dengan cara
kolaborasi bekerjasama antar seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan
proses pembentukan RUU. Biro Persidangan II, Biro Persidangan I, Biro SDMA,
Biro Organisasi dan Perencanaan, Pustekinfo, Biro Pimpinan dan Pemberitaan
Parlemen, Pusat Penelitian, Pusdiklat. Bekerja secara bersama dan terintegrasi.
Tidak bersifat SILO. Juga menggunakan metode agile organization.
Hasilnya di tuangkan ke dalam suatu rencana aksi yaitu berupa rencana
aksi : 1) pelatihan singkat, 2).komunikasi dalam WA group, rakor secara daring
maupun luring, 3). menambah bentuk sosialisasi ke dalam media digital yang
merupakan portal berita (internal dan eksternal) dan platform sosial yang dimiliki
DPR RI seperti face book, Instagram, twitter, 4) pembangunan system atau
integrasi system, 5) penguatan kapabilitas yang lain bagi admin pranata komputer
berlangsung mandiri dan 6) sebagai alat ukur keberhasilan setelah 3 bulan semua
upaya dilakukan maka bulan ke 4 atau ke 5 dilaksanakan Survei kepuasan layanan
penggunaan SILEG kepada para penerima manfaat SILEG dan mencari feed back
dari para penerima manfaat SILEG.
Demikian gambaran program kerja JPT Biro Persidangan II dalam
penyelesaian permasalahan terkait tata kelola SILEG, pengaturan payung hukum
SILEG yang komprehensif, mengetahui kemanfaatan SILEG melalui statistik pengunjung
dan upaya perluasan sosialisasi SILEG dan pendekatan penyelesaiannya dengan cara
kolaborasi antar unit kerja juga K/L. Kemudian digunakan juga pendekatan agile
organization yang memiliki karakter akan cepat merespon perubahan dan
penyelesaian masalah. Karena tipe organisasi yang agile adalah organisasi yang
pembelajar, namun cepat mengeksekusi sebuah rencana perubahan. Apabila
Program dan rencana aksi tersebut berjalan maka yang menerima dampaknya
tidak hanya Tim Pengelola SILEG, tetapi juga anggota DPR RI, Sekretariat
Jenderal DPR RI, Tenaga Ahli, dan pihak eksternal yaitu K/L dan masyarakat,
dampaknya luas dan bersifat nasional.
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
- Memimpin Reformasi Birokrasi
- Reformasi Birokrasi Indonesia dan Revolusi Industri 4.0
2. Makalah
Makalah Dr. Hamrin SH, MH tema Landasan Hukum Dalam
Pengimplementasian Sistem Informasi Digital, 17 Februari 2022.