Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERIKANAN

PERAN AGEN PEUBAH PENYULUH

OLEH KELOMPOK IX

NAMA: 1. ARIYATI MALENGSANG

2. SELVIANA MBORO

3. SENJAYATI DAMA

4. SITI MARIAM I. UMAR

5. ULRIKUS J. WANGGE

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penyuluhan merupakan suatu proses aktif yang memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku. Dengan kata lain
kegiatan penyuluhan tidak terhenti pada penyebarluasan informasi, dan memberikan
penerangan. Akan tetapi, merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus, sekuat
tenaga dan pikiran,memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan
perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan yang menjadi client (relasi)
penyuluhan (Rohman, 2008). Penyuluhan seringkali diasosiasikan dengan penerangan
atau propaganda, padahal penyuluhan ialah upaya mengubah perilaku individu,
kelompok, atau komunitas agar tahu, mau, dan mampu memecahkan masalah yang
dihadapi supaya dapat hidup lebih baik dan bermartabat. Agar penyuluhan dapat
berlangsung dengan baik diperlukan pendidikan dan komunikasi untuk berbagi informasi.
Hal ini dapat dilakukan oleh fasilitator, baik yang berasal dari suatu sistem sosial itu
sendiri (internal agent of change) atau yang berasal dari luar sistem sosial itu, seperti
penyuluh lapangan atau pekerja pembangunan dari sebuah lembaga swadaya masyarakat
(LSM).
Penyuluh perikanan dalam hal ini berperan penting sebagai agent of change (agen
utk perubahan) yang dapat menyokong kinerja sistem penyuluhan tersebut. Selain itu,
prinsip mengutamakan kebutuhan pelaku utama harus tetap menjadi paradigma dominan
dalam penyelenggaraan sistem penyuluhan tersebut. Implikasinya, ketika profesi
penyuluh perikanan telah secara formal dilegitimasi (keterangan yang sah) oleh
pemerintah, maka kompetensi penyuluh menjadi penting untuk senantiasa dikembangkan
sesuai perubahan yang terjadi. Atas dasar itulah, pembahasan tentang kompetensi
penyuluh penting dilakukan sebagai respon atas diakuinya profesi penyuluh perikanan.
Pada prinsipnya penyuluhan menerapkan pendekatan yang serupa dengan yang dipegang
oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) RI.
1.2 rumusan masalah
 Apa itu penyuluh perikanan ?
 Siapa saja pelaku penyuluh perikanan ?
 Apa saja tugas pokok penyuluh perikanan ?
 Apa saja peran penyuluh perikanan ?
 Apa saja peran agen perubahan ?

1.3 tujuan
Adapun tujuan adari pembuatan makalah ini adalah:

 Apa itu penyuluh perikanan ?


 Siapa saja pelaku penyuluh perikanan ?
 Apa saja tugas pokok penyuluh perikanan ?
 Apa saja peran penyuluh perikanan ?
 Apa saja peran agen perubahan ?
BAB II

PEMBAHASAN

 Pengertian penyuluhan perikanan


Penyuluhan perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Menurut PERMEN No. PER/19/M.PAN/10/2008 Penyuluh perikanan yaitu “jabatan


yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk penyuluhan
perikanan yang diduduki oleh pegawai negeri sipil dengan hak dan kewajiban secara penuh
yang diberikan oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup perikanan untuk
melakukan kegiatan penyuluhan”. Jika dilihat, sangat jelas bahwa kegiatan penyuluhan
terhadap masyarakat kelautan perikanan menjadi satu satuan domain kegiatan yang hanya
bisa dilakukan oleh seorang penyuluh perikanan.Saat ini, pada era reformasi dan otonomi
daerah, penyuluh perikanan bekerja dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati atau
Gubernur melalui pejabat yang diberi wewenang dalam hal ini biasanya kepada badan
pelaksana penyuluhan (sesuai amanat UU No. 16 Tahun 2006) dan bila disuatu daerah tidak
ada badan pelaksana penyuluhan maka wewenang tersebut diberikan kepada Kepala Dinas
yang menangani kegiatan perikanan. Menurut Sumardi Suriatna penyuluhan perikanan adalah
proses pembelajaran dalam rangka peningkatan kapasitas kemampuan para pelaku utama dan
pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan untuk mengorganisasikan dirinya dalam
mengembangkan bisnis perikanan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya
dengan tetap memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Tujuan dari penyuluhan perikanan, yaitu untuk mengembangkan masyarakat


pedesaan secara sosial, ekoonomi, dan budaya dengan sarana pendidikan. Hal ini diwujudkan
dengan meningkatkan tingkat produktivitas perikanan dan meningkatkan taraf hidup
nelayan/ masyarakat pesisir.
 Pelaku Penyuluh Perikanan

Pelaku penyuluh perikanan merupakan orang yang melakukan suatu perbuatan, atau
merupakan pelaku utama dalam perubahan situasi tertentu.

Pelaku penyuluh perikanan menurut Soe’nan Hadi Poernomo meliputi :

 Penyuluh fungsional adalah PNS yang diangkat oleh pejabat berwenang dalam
jabatan fungsional penyuluh.
 Penyuluh nonfungsional adalah PNS bukan pejabat fungsional penyuluh yang
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas penyuluhan
perikanan.
 Penyuluh tenaga kontrak adalah seseorang yang diberi tugas oleh perusahaan yang
terkait dengan usaha perikanan, baik secara langsung atau tidak langsung,
melaksanakan tugas penyuluhan perikanan.
 Penyuluh mandiri adalah seseorang yang atas kemauan sendiri melaksanakan
penyuluhan perikanan.
 Penyuluhan kehormatan adalah seseorang yang bukan petugas penyuluhan perikanan
yang karena jasanya diberi penghargaan sebagai penyuluh kehormatan oleh Menteri
Kelautan dan Perikanan berdasarkan rekomendasi dari Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan dan wakil masyarakat.

 Tugas Pokok Penyuluh Perikanan


Menurut PERMEN No.PER/19/M.PAN/10.2008), tugas pokok penyuluh perikanan
adalah melakukan kegiatan penyuluhan perikanan yang meliputi persiapan, pelaksanaan,
evaluasi dan pelaporan serta pengembangan penyuluhan perikanan.

Menurut Roger dan Shoemaker (1971) ada beberapa tugas utama dari seorang penyuluh,
yaitu :

 Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan.


 Membina change relationship atau hubungan untuk suatu perubahan.
 Mendiagnosa permasalahan yang dihadapi masyarakat.
 Menerjemahkan keinginan masyarakat menjadi tindakan nyata
 Menjaga kestabilan perubahan dan mencegah terjadinya drop out atau kemandegan
 Mencapai suatu terminal hubungan dengan masyarakat setempat, sehingga para
nelayan atau pembudidaya ikan tersebut dapat menjadi agen perubahan dirinya
sendiri, sedangkan penyuluh bisa berpindah tugasnya ketempat lain.

Tugas pokok penyuluh perikanan menurut Pusbangluh,(2009), sebagai berikut :

 Identifikasi potensi wilayah dan ekosistem perairan


 Idenfikasi kebutuhan teknologi kelautan dan perikanan
 Penyusunan program dan rencana kerja penyuluhan kelautan dan perikanan
 Penyusunan penerapan dan pengembangan metode dan materi penyuluhan kelautan
dan perikanan.
 Bimbingan dan pembinaan kemampuan teknis biofisik kelautan perikanan
 Pembinaan pengelolaan ekosistem perairan
 Pendampingan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan bisnis perikanan
 Bimbingan mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut
 Pengembangan swadaya (tenaga ) dan swakarya(hasil kerja sendiri) pelaku utama
 Pembinaan kesadran dan penataan hukum pemanfaatan sumber daya laut dan ikan
 Pembinaan peningkatan kemitraan(rekan/persahabatan) pelaku utama dan pelaku
usaha dalam pengembangan bisnis perikanan
 Penumbuhan laboratorium penyuluhan kelautan perikanan
 Penumbuhan jejaring kerja antara sumber informasi dan teknologi dengan pengguna
 Evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan penyuluhan kelautan perikanan
 Evaluasi dampak penyuluhan kelautan perikanan: pengembangan metode/sistem kerja
penyuluhan kelautan perikanan
 Pengembangan wirausaha bidang kelautan perikanan
 Penggalangan solidaritas(sifat) dan kepedulian dalam menjaga/memelihara saran
prasarana kelautan perikanan
 Pengembangan profesi penyuluh kelautan perikanan

 Peran Penyuluh Perikanan

Keberhasilan proses penyuluhan ditandai timbulnya partisipasi aktif dari pelaku utama
dan pelaku usaha dibidang perikanan (masyarakat sasaran), sehingga dalam pengembangan
penyuluhan kedepan harus diarahkan pada model yang berpusat pada manusia, dimana peran
penyuluh dalam proses penyuluhan adalah sebagai relasi yang berorientasi pada masyarakat
sasaran. Dalam pelaksanannya sebuah proses penyuluhan harus dimulai dari pemahaman
masyarakat terhadap potensi dan masalah yang dihadapinya, sehingga terdorong untuk
mengupayakan pemecahan masalah melalui pengembangan semua potensi yang dimilikinya.
Pada tahap inilah dimulai peran seorang penyuluh “untuk membantu peningkatan
kesejahteraan masyarakat sasaran dari kegiatan usahanya”, dengan pola pikir yang coba
dibangun adalah pengembangan komoditas yang dimilikinya melalui pemanfaatan semua
potensi sumber daya yang ada,jadi peran seorang penyuluh adalah berupa fasilitasi,
pengawalan, mobilisasi, pembentukan jaringan kerja dan kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha dibidang perikanan.

 Peran penyuluh perikanan dalam pembangunan perikanan :


 Memperkuat pengembangan perikanan yang maju dan modern dengan tetap
memperhatikan keberdayaan, kelestarian dan keberlanjutan sumber daya ikan yang
terjaga.
 Pemberdayaan masyarakat pelaku utama usaha dan pelaku utama perikanan.
Peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim dan kondisi yang terbilang
kondusif(memberikan peluang pd hsl yg diinginkan yg bersift mndkung),
penumbuhan motivasi, baik motivasi untuk sukses dalam berusaha dan bergerak
dibidang perikanan.
 Memberikan kepastian hukum bagi terselenggaranya penyuluhan yang produktif,
efektif, efisien, terdesentralisasi, partisipatif, terbuka, berswadaya, bermitra sejajar,
kesetaraan gender, berwawasan luas kedepan, berwawasan lingkungan, dan
bertanggung gugat yang dapat menjamin terlaksananya pembangunan perikanan.
 Memberikan perlindungan, keadilan, dan kepastian hukum, bagi pelaku utama dan
pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluhan serta bagi penyuluh dalam
melaksanakan penyuluhan.
 Mengembangkan sumberdaya manusia perikanan yang maju, profesional, sejahtera
sebagai pelaku dan sasaran utama pembangunan perikanan

 Adapun beberapa peran penyuluh sebagai berikut :


a. Penyuluh sebagai penasihat
 Petugas penyuluh yang siap mendengarkan pembudidaya, membantu
memecahkan masalah
 Bertindak sebagai dinamisator(menjadikan); mengubah dan membangkitka
semangat perhatian pembudidaya
 Bertindak sebagai motivator(pendorong); menggerakan usaha yang lebih baik,
menguntungkan dan berorientasi bisnis

b. Penyuluh sebagai teknisi


 Kredibilitas(kepercayaan) seorang penyuluh ditentukan oleh : kemampuan
penguasaan/kompetensi teknis yang akan dijadikan bahan alih teknologi
maupun materi-materi perubahan yang disarankan
 Upaya penyuluh agar tetap sebagai sumber teknologi bagi pembudidaya
dimana upaya terapan selalu berkembang, upaya yang dapat dilakukan :
latihan, konsultasi dengan penyuluh ahli/spesialis, aktif mengikuti
pertemuan,diskusi,sarasehan, aktif mengikuti informasi, dan berlangganan
surat kabar dibidang perikanan.
c. Penyuluh sebagai penghubung
 Sebagai penghubung antara berbagai kelembagaan yang membina keluarga
pembudidaya/nelayan.
 Penyuluh sebagai penghubung antara peneliti dengan pembudidaya/nelayan
d. Penyuluh sebagai organisatoris
 Bagaimana cara mengorganisir pembudidaya dalam kelompok tani yang lebih
efektif, bagaimana menetapkan pengurus kelompok, bagaimana mengatur
kegiatan kelompok, serta mengadakan pembagian kerja.
 Diarahkan dalam membentuk dan mengembangkan kelompok tani
(perkembangan kelompok tani menjadi ukuran tingkat keberhasilan kegiatan
penyuluh).
e. Penyuluh sebagai agen pembaharu ditunjang oleh beberapa faktor :
 Gencarnya usaha promosi seperti, sering berada di lapangan, sering kontrak
dengan kliennya dalam menyebarkan ide baru.
 Berorientasi(upaya lebih tau) pada klien, penyuluh lebih berorientasi(tau)
dalam memenuhi harapan-harapan masyarakat
 Kerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat
 Kredibilitas agen pembahru/apa yang datang dari agen akan lebih mudah
diterima.
Gambar: peran penyuluhan
 Peran penyuluh menurut beberapa para ahli :
 Bungaran Saragih (2001) : sebagai fasilitator, komunikator, motivator, konsultan,
dan penggerak petani nelayan dalam pembangunan
 Kurt Lewin (1945) : pencairan diri dengan masyarakat sasaran, menggerakan
masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan, dan pemantapan hubungan
dengan masyarakat sasaran
 Lippit (1956) : pengembangan kebutuhan untuk melakukan perubahan-perubahan,
menggerakan masyarakat untuk melakukan perubahan, memantapkan hubungan
dengan masyarakat sasaran

 Peran Agen Perubahan


Fungsi agen perubahan sebagai suatu mata rantai komunikasi antara dua
orang atau lebih dalam sistem sosial, seperti dapat dilihat pada gambar 7-1. Sebagai
contoh, seorang salesman perusahaan menjalin hubungan antara negara maju dengan
kliennya di negara berkembang dengan cara memperkenalkan inovasi-inovasi.

Seringkali terjadi jurang sosial antara sistem yag dipresentasikan oleh agen
perubahan dan sistem klien.Perbedaan khas antara sistem seperti itu termasuk
perbedaaan bahasa subkultur (walaupun keduannya bisa saja berpura-pura berbagi
bahasa yang umum atau memakai bahasa yang sama-sama mereka mengerti), status
sosial ekonomi, kemampuan teknis, kepercayaan dan tingkah laku. Agen perubahan,
walaupun dia menghubungkan dua sistem sosial, bisa saja berbeda-beda dalam
hubungan dengan klien atau kepada atasan. Jurang perbedaan pada kedua sisi
perubahan menciptakan konflik peran dan masalah komunikasi.
Mengembangkan keinginan akan perubahan. Seorang pelaku perubahan
biasannya bersedia membantu kliennya untuk berhati-hati terhadap keinginan untuk
merubah sifatnya.
Adapun peran agen perubahan sebagai berikut:
 Menjalin hubungan perubahan. Sekali kebutuhan akan perubahan diciptakan. Seorang
agen perubahan harus menjalin hubungan dengan kliennya.
 Kenali masalah. Agen perubahan bertanggungjawab untuk menganalisa
situasi permasalahan kliennya agar dapat menentukan mengapa alternatif yang telah
ada tidak dapat memenuhi kebutuhan klien.
 Menciptakan maksud untuk merubah klien. Setelah seorang agen perubahan
menyelami bermacam-macam kesempatan yang dapat diambil kliennya agar
tercapai tujuan mereka, ia harus dengan jujur memberitahukan maksud untuk
berubah, suatu motif untuk berkembang. Disinilah peran agen perubahan untuk
memotivasi.
 Menerjemahkan maksud menjadi tindakan. Seorang agen perubahan
berusaha untuk mempengaruhi tindakan kliennya menurut rekomendasinya
berdasarkan pada kebutuhan kliennya.
 Mengawal perubahan yang telah tercapai dan mencegah ketidakberlanjutan. Atau
“membekukan” perubahan yang telah tercapai.
 Menerima hubungan akhir. Tujuan akhir dari setiap agen perubahan
adalah mengembangkan sikap memperbaharui bagian dari kliennya.

Kredibilitas Agen Perubahan

Kredibilitas adalah tingkat dimana sumber komunikasi atau saluran dirasakan dapat
dipercaya dan kompeten oleh si penerima. Dalil dasar dari studi percobaan laboratorium
akan komunikasi bahwa perubahan kelakuan seseorang secara positif didasarkan pada
kredibilitas. Jika seorang klien merasa bahwa si agen perubahan memiliki kredibilitas
relatif lebih tinggi daripada sumber atau saluran lain, klien akan lebih dapat menerima dari
agen perubahan tersebut.

 Studi kasus

Desa Latuhalat berada di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. Desa ini merupakan
desa yang berada di kawasan ekosistem pesisir dengan beragam kekayaan hayati,
sumberdaya alam perikanan, mineral dan bahan galian, yang selama ini dimanfaatkan oleh
penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup. Desa Latuhalat merupakan salah satu desa
yang memberikan sumbangan terbesar terhadap total produksi perikanan di kawasan
perairan Teluk Ambon Luar, yakni sebesar 1.775,91 ton per tahun dari 4.253,63 ton per
tahun total produksi perikanan di Teluk Ambon Luar (Dinas Kelautan dan Perikanan
Ambon, 2008)

Peran kelembagaan lokal sangat penting dalam proses berpartisipasi. Pendekatan


pengembangan kelompok-kelompok kecil dimasyarakat bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menghadapi berbagai permasalahan dan kebutuhannya.
Strategi yang dilakukan untuk pemberdayaan nelayan di Desa Latuhalat adalah strategi
yang mengarah pada kelompok usaha bersama, yang mampu meningkatkan pendapatan
nelayan dan penciptaan lapangan kerja.

Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang dikaji di desa Latuhalat adalah KUB
Risna yang tergolong KUB lama dan KUB Sibu-Sibu yang tergolong KUB baru.KUB ini
bergerak dalam bidang usaha penangkapan purse seine, KUB ini merupakan
kelembagaan nelayan yang berasal dari keinginan masyarakat nelayan di Desa Latuhalat.
Tujuan dibentuknya KUB perikanan tangkap adalah meningkatkan taraf hidup nelayan
dan menjadi salah satu usaha yang produktif khususnya sektor perikanan tangkap serta
diharapkan menjadi wadah bagi nelayan untuk memfasilitasi kebutuhan di bidang
perikanan tangkap.

ABK dari ke dua KUB ini berasal dari desa Latuhalat. Kesamaan bahasa
memudahkan setiap anggota kelompok ini untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Begitu
juga dengan suku dan agama. Kesamaan dalam suku dan agama dapat meminimalisir
terjadinya konflik dalam kelompok nelayan yang dapat diakibatkan karena perbedaan akar
budaya dan pandangan hidup.Menurut Wahab dan Azis (2008), kebudayaan setiap
masyarakat pastilah berbeda dengan kebudayaan masyarakat lain. Hal ini disebabkan
kebudayaan tersebut berbeda pada tempat dan kondisi tertentu, norma sosial yang
berbeda-beda ukurannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Perbedaan-
perbedaan inilah yang memungkinkan terjadinya konflik sosial. Oleh karena itu, dengan
adanya kesamaan budaya pada suatu kelompok akan mudah mengarahkan pada tujuan
bersama dan dapat meminimalisir konflik.

Struktur organisasi yang dibentuk oleh KUB Risna dan KUB Sibu-Sibu adalah
struktur berdasarkan hubungan kekerabatan. Merangkapnya kerja oleh setiap pengurus
KUB ini menyebabkan fungsi dari masing-masing pengurus tidak maksimal.
Perkembangan Kelembagaan KUB Risna dan Sibu-Sibu yang sedang berjalan dapat
dikatakan lamban jika kita lihat dari perkembangan hasil produksi perikanan tangkap.
Menurut Pace & Faules (2006), dalam konteks penyelenggaran manajemen organisasi,
kejelasan kedudukan dan uraian tugas seseorang dalam struktur organisasi akan
mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya
keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang. Apabila
fungsi pengurus tidak maksimal maka akan mempengaruhi keberhasilan atau efektivitas
organisasi.

Lambatnya perkembangan kelembagaan KUB ini disebabkan karena belum


adanya pengetahuan di bidang manajemen organisasi dan pelayanan kepada anggota
(ABK). Kurangnya pengetahuan di bidang manajemen organisasi terlihat dari mekanisme
yang diterapkan dalam penyerapan program-program bantuan yang diberikan oleh
pemerintah, akibatnya bantuan yang diberikan tidak memberikan hasil yang optimal
dalam peningkatan usaha perikanan tangkap. Keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan
tergantung dari manajemennya apabila manajemennya baik dan teratur maka tercapainya
tujuan kegiatan(Anonim, 2014).
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

 Penyuluhan perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku


usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya sebagai
upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan
hidup.
 Pelaku penyuluh perikanan merupakan orang yang melakukan suatu perbuatan, atau
merupakan pelaku utama dalam perubahan situasi tertentu.
 Menurut PERMEN No.PER/19/M.PAN/10.2008), tugas pokok penyuluh perikanan
adalah melakukan kegiatan penyuluhan perikanan yang meliputi persiapan,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan serta pengembangan penyuluhan perikanan.
 Dalam pelaksanannya sebuah proses penyuluhan harus dimulai dari pemahaman
masyarakat terhadap potensi dan masalah yang dihadapinya, sehingga terdorong
untuk mengupayakan pemecahan masalah melalui pengembangan semua potensi yang
dimilikinya. Pada tahap inilah dimulai peran seorang penyuluh “untuk membantu
peningkatan kesejahteraan masyarakat sasaran dari kegiatan usahanya”, dengan pola
pikir yang coba dibangun adalah pengembangan komoditas yang dimilikinya melalui
pemanfaatan semua potensi sumber daya yang ada,jadi peran seorang penyuluh
adalah berupa fasilitasi, pengawalan, mobilisasi, pembentukan jaringan kerja dan
kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha dibidang perikanan.
 Peran agen perubahan adalah: 1. Mengembangkan keinginan akan perubahan.
Seorang pelaku perubahan biasannya bersedia membantu kliennya untuk berhati-hati
terhadap keinginan untuk merubah sifatnya. 2. Menjalin hubungan perubahan. Sekali
kebutuhan akan perubahan diciptakan. Seorang agen perubahan harus menjalin
hubungan dengan kliennya. 3. Kenali masalah. Agen perubahan
bertanggungjawab untuk menganalisa situasi permasalahan kliennya agar dapat
menentukan mengapa alternatif yang telah ada tidak dapat memenuhi kebutuhan
klien. 4. Menciptakan maksud untuk merubah klien. Setelah seorang agen
perubahan menyelami bermacam-macam kesempatan yang dapat diambil kliennya
agar tercapai tujuan mereka, ia harus dengan jujur memberitahukan maksud untuk
berubah, suatu motif untuk berkembang. Disinilah peran agen perubahan untuk
memotivasi. 5. Menerjemahkan maksud menjadi tindakan. Seorang agen
perubahan berusaha untuk mempengaruhi tindakan kliennya menurut
rekomendasinya berdasarkan pada kebutuhan kliennya. 6. Mengawal perubahan yang
telah tercapai dan mencegah ketidakberlanjutan. Atau “membekukan” perubahan
yang telah tercapai. 7. Menerima hubungan akhir. Tujuan akhir dari setiap
agen perubahan adalah mengembangkan sikap memperbaharui bagian dari
kliennya.
DAFTAR PUSTAKA

Fayyadh Arkana Yahya. 2013. Atualisasi Peran Penyuluh Perikanan Dalam Mendukung
Akselerasi Pembangunan Perikanan.

http://Fayyadharkanayahya.blogspot.com/2013/08/atualisasi-peran-penyuluh-perikanan.
html. 28 Oktober 2017.

Asngari, Pang S. 2001. “Peran agen pembaharuan/penyuluh dalam usaha memberdayakan


(Empowerment) sumberdaya manusia pengelola Agribisnis”. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap
Ilmu Sosial Ekonomi Peternakan. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

Saragih, Bungaran. 2001. Suara Dari Bogor: Membangun Sistem Agribisnis. Yayasan
USESE Bekerjasama Dengan Sucofindo. Bogor

Lewin, Kurt. 1945. Conduct, Knowledge, and Acceptance Of New Values

Lippit. 1956. The Transition To Socialism In China (Routledge Revivals)

Anda mungkin juga menyukai