Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr, wb.

Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat ridho-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah
untuk Mata Kuliah Akuabisnis ini dengan maksimal dan tepat waktu.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Mata


Kuliah Manajemen Akuabisnis yang telah membimbing kami mahasiswa-
mahasiswanya dalam menyusun dan menyelesaikan tugas makalah ini.

Tidak lupa juga kami berterimakasih kepada orangtua dan keluarga kami
yang selalu setia mendukung kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran-saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca sehingga makalah ini dapat tersaji
menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

Atas perhatian dan waktu yang diluangkan untuk sekedar membaca makalah
ini, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum, wr, wb

Palu, Mei, 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perikanan dalam arti modern tidak hanya berkutat pada kegiatan
usaha perikanan saja tetapi juga dalam kegiatan pengelolaan penyediaan
atau pengadaan sarana produksi, penanganan pasca panen, pengolahan,
serta pemasaran. Dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut suatu
perusahaan harus memiliki modal.
Menurut Gilarso (1993), mengemukakan bahwa modal merupakan
sarana atau bekal untuk melaksanakan usaha. Secara ekonomi modal
adalah barang-barang yang bernilai ekonomi yang digunakan untuk
menghasilkan tambahan kekayaan ataupun untuk meningkatkan produksi.
Modal dalam usahaperikanan bersamaan dengan faktor produksi lainya
akan menghasilkan produk. Modal ini semakin berperan dengan
berkembangnya usahaperikanan tersebut. Pada usaha perikanan sederhana
peran modal yang diperlukan kecil, namun semakin maju usaha perikanan
modal yang diperlukan semakin besar. Dalam perusahaan modal tersebut
adalah seluruh kekayaan yang digunakan dalam usaha.

1.2 Rumusan Masalah


- Apakah yang dimaksud dengan modal dalam usaha perikanan?
- Apa sajakah unsur-unsur dan faktor modal?
- Berasal dari mana saja modal dalam usahatani?
- Bagaimana cara menghitung kebutuhan modal dalam usaha perikanan?
- Bagaimana contoh permodalan dalam suatu jenis komoditas?

1.3 Tujuan Penulisan


- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan modal dalam usaha
perikanan.
- Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur dan faktor modal.
- Untuk mengetahui berasal dari mana saja modal dalam usaha
perikanan.
- Bagaimana cara menghitung kebutuhan modal dalam usaha perikanan.
- Bagaimana contoh permodalan dalam suatu jenis komoditas.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang penulis gunakan untuk membuat Makalah


ini adalah dengan cara mencari sumber dari berbagai media massa yaitu
media cetak dan elektronik yang menjadi bahan dari makalah ini. Dengan
metode penulisan yang telah diuraikan di atas, penulis dapat membuat
laporan ini dengan sebaik-baiknya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Modal dan Manajemen dalam Usaha Tani


2.1.1 Definisi Modal
Dalam arti ekonomi, modal merupakan sebagian hasil produksi yang
disisihkan untuk dipergunakan dalam produksi selanjutnya. Modal adalah
suatu faktor diantara tiga faktor yang dipadukan sebagai faktor produksi
usaha. Dalam suatu usaha perikanan, yang disebut modal adalah seluruh
kekayaan perusahaan yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut, dan
menghasilkan pendapatan pada pemiliknya.
Modal sebagai faktor produksi mempunyai pengertian bahwa modal
tersebut merupakan sub sistem produksi, sebab apabila modal ini tidak ada,
maka akan mengganggu proses produksi yang perusahaan.
2.1.2 Definisi Manajemen
Manajemen merupakan aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan
pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan secara efisien sumber-sumber yang terdapat dalam keadaan
terbatas, yang meliputi ternak, tenaga kerja dan modal. Manajemen usaha
perikanan adalah penggunaan secara efektif dan efisienTujuan seorang
pengusaha perikanan pada umumnya dan petani sebagai pengelola dan
manajer usaha perikanan pada khususnya adalah:
1. Untuk memperoleh kesempatan menyelenggarakan hidup yang baik
atau sebaik mungkin
2. Untuk dapat membina masa depan yang terjamin bagi keturunannya.

Tujuan hidup seperti itu hanya dapat dicapai apabila pendapatan dari usaha
perikanan yang dikelolanya tinggi dan terus meningkat sesuai dengan
kebutuhan hidup yang meningkat pula. Pendapatan yang tinggi itu dapat
dicapai apabila produktivitas usaha tani terus meningkat. Berdasarkan tujuan
pengusaha tersebut, maka tujuan manajemen adalah untuk menjalankan
perusahaan sedemikian rupa sehingga dari perusahaannya itu diperoleh
pendapatan yang maksimal dan penggunaan sumber daya nya efektif dan
efisien.

2.2 Unsur dan Faktor Modal dalam Usahatani serta Manajemen dalam
usaha perikanan

2.2.1 Unsur-Unsur Modal dalam usaha perikanan Berdasarkan Sifat


Substitusinya

- Land saving capital, jika dengan modal tersebut dapat


menghemat penggunaan lahan, tanpa menambah luas lahan,
produksi dapat ditingkatkan. Misalnya dengan intensifikasi,
penggunaan bibit unggul, pupuk, dan lain lain.
- Labor saving capital, jika dengan modal tersebut dapat
menghemat penggunaan tenaga kerja. Misalnya penggunaan
traktor untuk membajak lahan,.
1. Berdasarkan Sifat Tenaga Kerjanya
- Modal yang dapat menghemat tenaga kerja dengan menggunakan
teknologi mekanis.
- Modal yang dapat mempertinggi penggunaan tenaga kerja dengan
menggunakan teknologi teknis, biologis, dan panca usaha
perikanan.
2. Berdasarkan Kegunaannya
- Modal aktif, yaitu modal langsung maupun tidak langsung dapat
meningkatkan produksi. Contohnya adalah pupuk, terasering, dan
lain-lain.
- Modal pasif, yaitu modal untuk mempertahankan produk usaha
perikanan seperti bungkus, karung, kantong plastik, gudang untuk
menyimpan, dan lain-lain.
3. Berdasarkan Waktunya
- Modal produktif, yaitu modal yang langsung meningkatkan
produksi. Contohnya adalah pakan dan bibit unggul.
- Modal prospektif, yaitu modal yang meningkatkan produksi
dalam jangka lama. Contohnya adalah investasi dan terasering.
4. Berdasarkan Fungsinya
- Modal tetap, yaitu modal yang digunakan dalam beberapa kali
proses produksi. Modal tetap terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Modal tetap yang dapat bergerak atau mudah dipindahkan
baik hidup maupun mati.
b. Modal tetap tidak bergerak baik hidup maupun mati.
Contohnya adalah lahan, rumah, dan lain-lain.
- Modal tidak tetap, yaitu modal yang hanya dipergunakan dalam
sekali produksi. Contohnya adalah pupuk, pakan, benih, dan lain-
lain.
- Berdasarkan Jenis Modal usaha perikanan
- Modal sendiri adalah modal yang dikeluarkan petani itu
sendiri yang berasal dari tabungan atau sisa dari hasil usaha
perikanan sebelumnya.
- Modal pinjaman adalah modal yang didapat petambak/nelayan
diluar pendapatan petani. Pinjaman usaha perikanan yaitu
berupa kredit formal, kredit non formal dan kemitrausahaan
(Marunung, 1998).
Kredit formal dapat dibedakan menjadi kredit program dan
kredit non program (kredit komersial). Kredit program
umumnya bersifat sektoral untuk menbcapai sasaran yang
diinginkan. Contoh kelembagaan kredit formal adalah bank,
koperasi, dan pegadaian. Kelembagaan kredit informal pada
umumnya tidak memerlukan persyaratan yang rumit seperti
agunan dan persyaratan lain. Hubungan antara peminjam
dengan pihak yang meminjamkan hanya didasarkan sikap yang
saling mempercayai satu sama lain. Contoh sumber kredit non
formal, seseorang mempunyai kenalan pedagang, pelepas
uang, dan lain-lain. Di dalam pasar kredit pedesaan terjadi
segmentasi pasar, karena kedua kredit menjadi sumber modal
masyarakat pedesaan tersebut masing-masing mempunyai
karakteristik yang khas.

2.2.2 Unsur-Unsur Manajemen dalam Usahatani

(a) Pengurusan
Pengurusan adalah menjalankan perusahaan menurut cara-cara
yang sudah berlaku secara turun-temurun dengan usaha untuk
memperoleh tambahan pendapatan untuk melakukan hal-hal yang
sudah biasa berlaku tersebut. Tujuan pengurusan adalah untuk
menjamin bahwa perusahaan dapat mengalami perumbuhan dari tahun
ke tahun. Cirri dari perusahaan yang baikadalah pertumbuhan kondisi
perusahaan setiap tahun baru harus melebihi tahun yang sebelumnya
betapapun kecilnya.
Pengurusan unit-unit usaha perikanan yang terdapat di Indonesia
pada umumnya, dilihat dari segi ilmu manajemen belum dapat
dikatakan melaksanakan manajemen modern, karena banyak hal yang
menyimpang dari kaidah-kaidah yang biasa dikenal alam ilmu
manajemen. Dengan demikian maka pengelolaan usaha perikanan di
Indonesia dapat dikatakan sebagai pengurusan sja sifatnya.
Teknologi yang diterapkan sebagian besar merupakan teknologi yang
biasa dilakukan oleh para nenek moyangnya. Oleh karena itu,
produktuvitas usaha perikanan dari tahun ketahun berikutnya dapat
dikatakan relatif sama dengan kecenderungan terus menurun karena
tidak ada usaha perbaikan teknologi.
(b) Pelaksanaan
Tujuan pokok dari setiap perusahaan tidak lain adalah untuk
mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana. Tujuan
tersebut dicapai apabila perusahan tersebut dapat berjalan secara terus-
menerus, dalam pengertian bahwa seakali berjalan tetep harus
berjalan. Dalam kegiatan usahatani, komando yang efektif terhadap
kapan pelaksanaan kegiatan dalam usaha perikanan tersebut dimulai.
(c) Kewaspadaan
Yang dimaksud dengan kewaspadaan adalah melindungi diri
terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya risiko atau kerugian.
Tindakan-tindakan si pengusaha/petani harus diperhitungkan menurut
ukuran, ruang dan waktu sedemikian rupa sehingga diperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya bagi perusahaan. Di dalam usaha perikanan
risiko atau kerugian setiap saat dapat mengancam karena faktor-faktor
yang mempengaruhinya sebagian besar belum mampu dikuasai
manusia. Oleh karena itu, kewaspadaan dalam mengambil setiap
keputusan harus didasarkan pada berbagai informasi yang lengkap,
baik informasi dari dalam usahatani sendiri, maupun informasi sesuatu
masalah akan mengurangi kemungkinan terjadinya suatu kegagalan
yang besar.
(d) Risiko usaha
Tiap usaha selalu akan menghadapi risiko, besar kecilnya risiko
yang dialami seorang pengusaha atau petani tergantung pada
keberanian untuk mengambil suatu keputusan. Dalam usahatani risiko
itu sulit untuk diduga karena faktor-faktor yang mempengaruhu
kegiatan usahatani sebagian besar belum dapat dikuasai secara
sempurna oleh manusia, misalnya faktor iklim dan perubahannya.
Oleh karena itu, risiko dalam usahatani setiap saat akan mengancam
petani, baik perorangan maupun kelompok
Dalam kegiatan usaha perikanan umumnya dan pada khususnya
ada dua macam risiko yang mugkin dihadapi petambak/nelayan, yaitu
(1) risiko yang sulit diduga dan (2) risiko yang mudah diduga.
Risiko yang sulit diduga misalnya adanya serangan hama penyakit
organisme budidaya, dan risiko yang yang mudah diduga misalnya
jatuhnya harga hasil usaha perikanan pada waktu panen. Oleh karena
itu unsur kewaspadaan dan unsur risiko merupakan dua hal yang
sangat erat hubungannya, dalm pengertian bahwa kewaspadaan dalam
memilih atau mengambil keputusan akan diikuti suatu risiko. Besar
kecilnya risiko yang diderita seorang pengusaha akan dipengaruhi
oleh keberanian mengambil keputusan terhadap suatu masalah yang
dihadapi.
Untuk mengurangi risiko tersebut caranya adalah memperoleh
informasi sebanyak-banyaknya tentang suatu masalah tersebut. Dalam
hal ini catatan tentang sesuatu kejadian yang dialami dalam periode
tertentu amat diperlukan, agar apabila menghadapi masalah yang sama
pada periode berikutnya tidak menderita risiko yang terlalu tinggi.
Kebanyakan petani di Indonesia tidak melakukan pencatatan atas
segala kejadian yang dialami tahun yang silam., sehingga setiap
keputusanhanya didasarkan pada pengalaman saja, yang sifatnya
hanya diingat di kepala. Oleh karena itu, kegiatan usahatani yang
bersifat kerutinan, seperti tahun-tahun yang telah dilewati, jarang
mengadakan perubahan-perubahan yang drastis terhadap kegiatan
usahataninya.
(e) Sarana penunjang
Yang dimaksud dengan sarana penunjang adalah segala peralatan
yang dapat menunjang kelancaran kegiatan pelaksanaan usaha dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sarana ini dapat berupa
sarana fisik maupun nonfisik. Saran fisik adalah peralatan kerja yang
sesuai dengan kegiatan keja yang dilakukan, sedangkan sarana
nonfisik misalnya ketenangan bekerja dan lingkungan kerja. Kegiatan
manajer tidak akan efektif dan efisien apabila sarana yang tersedia
tidak memadai, baik dalam jumlah maupun ukuran dan jugs ketepatan
sarana tersebut dengan kegiatan yang ada dalam usahatani.

2.2.3 Faktor Manajemen dalam Usahatani


Manajemen dalam usaha perikanan adalah aktivitas keahlian
pengorganisasian, pengoperasian dari ketiga faktor produksi yang lain
(tanah, tenaga kerja, modal dalam proses produksi). Di dalam faktor
manajemen juga terdapat faktor keahlian (skill) yaitu keahlian dan
kemampuan pengusaha-pengusaha untuk mandiri dan mengembangkan
berbagai kegiatan usaha.
Keahlian-keahlian tersebut meliputi:
a. Technical skill atau keahlian teknis, yaitu keahlian yang diperlukan
untuk melakukan pekerjaan spesifik tertentu sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan baik. Seperti mengeoperasikan komputer, mendesain
bangunan, membuat layout perusahaan, dan sebagainya.
b. Human relation skill atau keahlian berkomunikasi dan berinteraksi
dengan masyarakat. Seperti keahlian dalam bernegara, memotivasi,
meyakinkan konsumen, dan sebagainya,
c. Conceptual skill atau keahlian konseptual, yaitu keahlian dalam
berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya
mendiagnosa dan menganalisis berbagai masalah dalam situasi yang
berbeda-beda bahkan keahlian untuk empridiksi di masa yang akan
datang.
d. Decision making skill atau keahlian dalam pengambilan keputusan,
yaitu keahlian untuk mengidentifikasikan masalah sekaligus
menawarkan berbagai alternatif solusi atas permasalahan yang
dihadapi.
e. Time managment skill atau keahlian dalam mengelola waktu, yaitu
keahlian dalam memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.
f. Global managment skill atau keahlian dalam manajemen global, yaitu
keahlian manajemen yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di
negara tertentu akan tetapi juga lintas negara bahkan lintas budaya.
g. Techmological skill atau keahlian dalam hal teknologi, yaitu keahlian
manajerial dalam mengikuti dan menguasai perkembangan teknologi
yang terjadi.
h. Managerial skill, yaitu kemampuan dalam mengorganisasikan semua
faktor produksi agar mencapai tujuan.
i. Organizational skill, yaitu keahlian pengusaha dalam memimpin
berbagai usaha tidak hanya intern perusahaan yang bersifat bisnis,
tetapi juga organisasi dalam bentuk lain.
j.
2.3 Sumber Pembiayaan usaha perikanan /Agribisnis perikanan

Modal dapat diperoleh dari dalam maupun luar usaha perikanan


yang dilakukan. Secara tradisional modal dari dalam usaha perikanan
diperoleh dari warisan atau keuntungan yang disimpan sedangkan modal
dari luar usaha perikanan diperoleh secara bergotong-royong. Pada usaha
perikanan modern, petani merencanakan keuangannya serta membuat
struktur modal sesuai dengan kondisi mereka. Pembiayaan biasanya
berupa gabungan antara modal sendiri dan modali luar (kredit) dari
lembaga keuangan seperti bank komersial atau pasar modal.

a. Pembiayaan jangka pendek


Pembiayaan jangka pendek/kredit musiman diperlukan untuk
menutupi modal kerja pada musim tanam yaitu untuk keperluan
pertumbuhan tanaman, pembayaran upah, pembelian pakan dan
keperluan jangka pendek lainnya selama proses produksi.

Sumber pembiayaan jangka pendek yang dimiliki secara pribadi


oleh petani adalah laba ditahan, penundaan pembayaran pajak,dan
persediaan biaya depresiasi. Sedangkan pembiayan jangka pendek yang
bersumber dari luar adalah pinjaman berjangka (temporary loans) dan
kredit perdagangan yang pada umumnya didapat langsung maupun
tidak dlangsung dari bank komersia (trade creditor).

Tabel 1. Sumber Pembiayaan Usahatani

No Jangka pendek Jangka Jangka panjang


menengah

1. Laba ditahan
Retained Retained earning
(retined earning)
earning
Kartu kredit Pinjaman bank
2. -
(Over draft)
Kredit
perdagangan/kop
3. Sewa sewa
erasi

/stop order

pembayaran
pajak yang
ditunda
4. Alat-alat yang gadai
persediaan dana disewakan
u/ depresiasi

-
-
5. pasar modal

-
pinjaman
6. pinjaman pribadi
pribadi
perusahaan asu-ransi
perusahaan asu-
pemerintah
7. ransi
pemerintah

Laba ditahan (Retained Earning)

Laba ditahan adalah sebagian pendapatan yang dipakai untuk


investasi kembali, karena bersifat mandiri maka relatif
menguntungkan. Namun waktu penerimaanya relatif lama sebab hanya
diterima dari penjualan hasil panen.

Overdraft

Pinjaman dari bank biasanya dalam dua bentuk yaitu pinjaman


berjangka dan overdraft. Overdraft adalah pinjaman yang hanya bagi
catatan nasabah yang diijinkan untuk menarik cek melebihi batas yang
ditentukan bersama, artinya lebih besar dari yang disimpan di bank
untuk jangka waktu tertentu. Biasaya diberikan pada petani yang dapat
dipercaya dengan menaikkan bunga sebesar 2-4 %. Keuntungan
overdrafrt adalah tidak perlu mengadakan akad tambahan. Akan tetapi
hal ini tidak bisa dilakukan terus menerus artinya hanya dalam waktu
relatif singkat.

Kartu kredit (Credit card)

Fasilitas kartu kredit (Credit card) membolehkan pemegangnya


untuk memperoleh barang dan jasa dengan cara kredit dari suplier
tertentu dengan jumlah maksimum yang disepakati. Untuk melunasinya
minimal setiap bulan dipastikan waktu pembayarannya. Pemegang
kartu kredit tidak akan membayar bunga jika dapat melunasi kredit
sampai satu bulan. Namun jika tidak bunga bisa membengkak sampai
30,6%.

Akan terapi pada umumnya kartu kredit dipermasalahkan oleh


petugas pengontrol perusahaan tersebut pada bank-bank komersial dan
dengan adanya kartu kredit suplier tidak akan memberikan potongan
bunga.

Kredit perdagangan (Trade credit)

Kredit perdanganan (trade credit) berupa barang atau jasa biasanya


diberikan oleh pedagang atau perusahaan kepada petani agar dapat
membeli barang yang diperlukan tanpa pembayaran tunai, sehinga
petani memperoleh modal untuk menjalankan usahanya.
Kredit dagang bersifat informal dan membantu petani saat kredit
bank sangat terbatas. Kredit dagang umumnya diberikan oleh
pedagang (dealer) pelelang (auctioneer) dan pedagang
besar(merchant). Keuntungan kredit ini adalah petani akan mendapat
potongan harga bila membayar tepat waktu dan menguntungkan hanya
bagi pembiayaan jangka pendek.
Beberapa kelemahan kredit dagang antara lain:
1. Kekuatan penawaran petani lemah jika ia juga bekerja sama
dengan pedagang lain atau penyakap.
2. Kredit dagang merugikan karena pedagang besar yang meminjam
darii bank seringkali membayar bunga yang ditanggung
pembayarannya oleh petani sehingga biasanya harga barang yang
diperjualbelikan lebih mahal.
Stop order dan kredit koperasi

Stop order merupakan kredit perdagangan yang formal, petani


tambak/nelayan mengambill barang-barang kredit dan memberikan hak
gadai pada pedagang atas pendapatan hasil panen sebagai jaminan,
artinya petani hanya akan menjual hasil panen pada pedagang tersebut
(debitur).

Dengan stop order tingkat bunga yang tinggi dapat dihindari.


Sebagai contoh: petambak udang mellakukan top order, ia akan
mendapatkan pembayaran hasil panen yang akan digunakan untuk
memualai penanaman tembakau jika memang petani tambak telah
melunasi kredit yang telah dignakan pada mepenanaman yang lalu.
Kelemahan stop order adalah kerugian yang ditanggung pedagang yaitu
membayar pembelian akhir petani yang tidak melakukan top order
(petani yang tidak jujur) dan tidak membayarkan sisa peminjaman pada
akhir panen karena ketidaktahuan pedagang tersebut.

Kredit koperasi yaitu pemberian kredit berupa barang-barang atau


jasa(kadang kala uang tunai) dari koperasi untuk petani dan hasil panen
yang dijual pada koperasi tersebut. Petani biasanya memperoleh harga
faktor produksi lebih murah melalui koperasi tersebut. Petani biasanya
memperoleh harga faktor produksi lebih murah melalui koperasi jika
membeli dalam jumlah yang besa. Kredit koperasi biasanya dilakukan
pada negara yang pemerintahnya mengatur pemberian kredit bagi para
petani tambak/nelayan.
Penundaan pembayaran pajak dan persediaan biaya depresiasi

Meskipun besarnya pajak terhutang serta jatuh temponya tidak


dapat dirubah, pada kenyataannya pajak itu akan dibayar dalam waktu
yang relatif lama setelah mendapatkan keuntungan dari hasil penjulan
panen yaitu menunggu sampai dterima surat penagihan terakhir.
Sementara itu dana untuk pembayaran pajak dapat dipakai sebagai
kredit karena pada saatnya pajak tetap harus dibayar. Penundaan
persediaan biaya depresiasi dapat dijadikan sebagai sumber modal
jangka pendek.

b. Pembiayaan Jangka Menengah


Pembiayaan jangka menengah mencakup dana untuk jangka
waktu satu sampai dengan lima tahun yang digunakan untuk proses
produksi. Dana tersebut digunakan untuk aset yang merupakan modal
tetap seperti kendaraan, traktor, perlengkapan, gedung temporer,
perluasan usaha jangka menengah dan persediaan barang. Selain itu
keuangan jangka menengah dibutuhkan untuk membuka lahan baru,
konservasi atau untuk pengembangan.

Pinjaman jangka menengah sebagian bersifat liquid karena harus


dibayar dari pendapatan bersih selama beberapa tahun. Sumber dana
jangka menengah diantaranya:

Pinjaman Pribadi (Privat Loan)

Pinjaman pribadi didapat dari famili atau rekan-rekannya.


Pinjaman dari famili berupa hibah dari orngtuanya yang dimanfaatkan
untuk usaha perikanan sehingga ia harus membayar pada saudaaranya
yang lain sebagai hipotik (gadai). Sumber pinjaman pribadi merupakan
bentuk sederhana dan lazim dilakukan. Keuntungan pinjaman pribadi
adalah tingkat bunga yang rendah bahkan tanpa bunga. Bagaimanapun
pinjaman pribadi ini masih ada kekuranganya yaitu karena sifatnya
yang informal memungkinkan ditagih secara tiba-tiba meskipun
biasanya dalam jangka waktu yang cukup lama. Pinjaman pribadi
terkadang tidak mencukupi jika usahatani dilanda gagal panen,
turunnya harga atau hal lainnya. Untuk itu sumber-sumber keuangan
atau pembiayaan dari lembaga keuangan lebih memungkinkan untuk
memiliki dana yang cukup jika memang hal ini benar-benar diperlukan.

Pinjaman bank (bank loan)

Pada masa inflasi dan terbatasnya kredit, petani akan lebih


mengerti perlunya untuk merencanakan asset yang telah rusak seperti
mesin-mesin dengan pinjaman dari bank untuk pembayaran tunai yang
diharapkan mendapatkan potongan harga beli.

Periode pengembalian biasanya ditetapkan 2 sampai 3 tahun


atau lebih, besar pinjaman dan tingkat unga tergantung perkiraan bank
terhadap nasabah, kemamanan (jaminan) dan tujuan peminjaman (kredit
investasi, konsumsi, modal kerja, dan lain-lain).

Sewa-menyewa (Leasing)

Sistem sewa semakin penting untuk mendaptakan keuntungan.


Dengan menyewa memungkinkan petani untuk memperluas
usahataninya yang menggunakan peralatan guna meningkatkan hasil,
mnekan biaya tenaga kerja dan meningkatkan laba. Dengan menyewa
petani terhindar dari puntugan pajak dan biaya depresiasi peralatan.

Peralatan yang mahal dapat digunakan tanpa mengeluarkan


biaya banyak serta supaya dapat menjaga dana (modal) menunggu
sampai cukup tersedia dana atau menunggu peminjaman dana
tambahan.

Pembelian sewa (Hire purhases)

Pembelian sewa adalah kredit dagang dimana uang pokok


dibayar terlebih dulu, sisa harga pembelian beserta bunganya dibayar
dalam angsuran berikutnya. Barang yang dibeli (traktor, kendaraan
bermotor, peralatan pengairan, dan lain-lain) dianggap disewakan untuk
periode tertentu biasanya 2-3 tahun dan bila telah lunas baru menjadi
milik pemakai. Berbeda dengan pembelian kredit, pada pembelian
sewa barang tetap menjadi milik penjual sampai pembayaran terakhir
dilakukan. Saat pembayaran terakhir itulah barang baru menjadi milik
pembeli.

Pembelian sewa membantu bisnis kecil atau usaha perikanan


baru yang dananya kurang untuk pembelian tunai atas barang-
barangatau peralatan mesin dan tidak dapat memperoleh pinjaman dari
bank. Dibandingkan dengan menyewa pembelian sewa dalam
pembayaran angsuran, petani lebih suka membayarnya pada saat setelah
panen daripada membayar angsuran bulanan. Kerugian akan semakin
besar jika terjadi musim paceklik karena pembayaran angsuran akan
terhambat. Jikalau penjual menarik kembali barang tersebut nilainya
sudah berkurang9adanya depresiasi) maka si penjual biasanya
memberi kelonggaran waktu pembayaran dengan pertimbangan
tertentu. Selain itu kerugian pembelian secara sewa jika dibandingkan
dengan pembelian tunai adalah harganya lebih tinggi bahkan biaya
dapat 2 kali lipat dari biaya yang dapat dipinjam dari bank. Kerugian-
kerugian tadi terjadi karena petani melakukan pembelian sewa pada
dealer-dealer melalui lembaga keuangan petani membayar biaya pokok,
sisanya dilunasi oleh lembaga keuangan sehingga untuk selanjutnya
petani membayar pada lembaga keuangan tersebut yang notabene
membungakan angsuran tersebut.

Perusahaan-perusahaan Asuransi

Perusahaan asuransi memberikan pinjaman ssampai 90 % dari


nilai jaminan yang diserahkan (agunan), namun untuk usaha perikanan
biasanya 60% darii nilai usaha perikanan. Hutang dibayar beserta
bunganya jika peminjam meninggall dunia sementara hutangnya belum
lunas, maka perusahaan asuransi akan mendapat kan jaminan tersebut
untuk melunasi hutangnya.
Organisasi Pemerintah dan Semi Pemerintah

Di beberapa negara pemerintah membentuk organisasi-organisasi


khusus seperti departemen pertanian, sumber daya alam, peternakan,
pengembangan air, perumbahan dan sebagainya. Guna menyediakan
kredit bagi petani pada masa sulit misalnya saat paceklik dan depresi
ekonomi.

Kredit yang bersumber dari negara bagi petani biasanya dibarengi


dengan subsidi serta jaminan kredit pun tidak terlalu ketat. Sebagai
upaya untuk menutupi biaya depresiasi untuk fasilitas fisik seperti
irigasi dapat melalui iuran sebagai sewa.

c. Pembiayan jangka Panjang


Tidak ada batasan pasti jangka waktunya, namun umumnya
antara 10 s.d 30 tahun. Permodalan jangka panjang digunakan untuk
membiayai asset jangka panjang seperti tanah(lahan), peralatan mesin,
pengembangan lahan, bangunan, pemagaran ataupun peralatan
penyediaan air (irigasi).

Keuntungan pembiayaan jangka panjang adanya kepastian


tingkat bunga serta dana dapat digunakan dalam periode yang lama.
Kerugiannya bagi petani mungkin uang untuk membayar bunga
tersebut masih diperlukan untuk biaya lain, pinjaman jangka panjang
umumnya tidak fleksibel hanya untuk pembiayaan berskala besar dan
pembayaran bunga yang cukup besar.

Jaminan-jaminan

Jaminan yang digunakan biasanya berupa tanah atau gedung.


Pinjaman jangka panjang ini dapat dipergunakan untuk memulai
usahatani atau pengembangan usahatani.
Leaseback

Dalam persetujuan penjualan dan leaseback atau renting back,


pemilik semuala dari suatau aset modal (petani/perusahaan) menjual
haknya kepada investor lembaga keuangan/pengusaha) sehingga untuk
selanjutnya si pemilik semula akan menjadi penyewa pada investor, bila
asset modal tersebut berupa usahatani maka ia menjadi petani penyewa.

Petani tambak/nelayan yang memiliki lahan menjual haknya lebih


kecil dari 85 atau 90% pada investor kemudian investor membayarkan
uang tiap tahun sebagai penanam modal. Petani tersebut dapat
menggunakan uang tadi untuk pengembangan usahataninya.
Selanjutnya investor menerima 5% tiap tahun dari keuntungan yang
didapat oleh petani (deviden). Keuntungan bagi petani dengan
leaseback ini yaitu tetap menjalankan usahataninya sehingga dengan
uang yang didapat petani dapat mengembangkan usahataninya.

Perusahaan Perikanan

Sumber modal jangka panjang sustu perusahaaan diasanya disebut


sebagai struktur modal (capital). sumber yang dipilih sebagai alternatif
tergantung besarnya biaya, tipe usahanya, pendapatan sebelumnya,
pendapatan yang diinginkan, pajak dan faktor-faktor lainnya.

Kebanyakan modal perusahaan diperoleh dengan cara pembagian


keuntungan, tetapi hal ini buaknlah deviden yang besarnya tetap karena
beesarnya tergantung pda laba bersih yang diproleh petani. Struktur
modal tergantung pda banyaknya, tipe pembagian keuntungan dan
ketergantungannya pada dana tetap berbunga (gearing). Tipe utama
permodalan atau keuangan perusahaan yaitu surat hutang, saham
pilihan dan ordinary shares atau saham biasa.

1. Surat hutang (Debentures)


Surat hutang digunakan untuk perusahaan guna memperoleh modall
pinjaman sebagai ikatan perjanjian peminjam dana jaminan untuk
membayar 10-40 tahun mendatang, biasanya dua kali setahun
membayar beserta tingkat bunga tertentu. Pemberi modal pinjaman
bukanlah anggota perusahaan sehinga tidak dapat ikut campur dalam
urusan perusahaan. Tingkat bunga surat hutang lebih rendah dari
saham pilihan, namun resiko yang ditanggung para investor tetap
harus dibayar sebelum deviden dibagikan untung maupun rugi.

2. Saham pilihan (Preference shares)

Pembayaran saham pilihan dilakukan setelah debentures bila ada,


dan sebelum saham biasa pdada keadaan untung maupun rugi.
Pemegang saham pilihan tidak menuntut pembayaran bila tidak ada
keuntungan yang didapat atau keuntungan yang dibagikan.
Pemegang saham bpilihan mendapta deviden terlebih dulu dengan
prosentase tertentu sebelum dibagikan pada pemegang saham biasa.

3. Saham biasa (Ordinary shares)

Ordinary shares disebut juga equities atau modal yang berisiko.


Umumnya pra pemegang saham biasa berani mengambil risiko
(tidak mendapatkan deviden) ddan mengharapkan keuntungan yang
besar. Pemegang saham biasa memiliki hak suara karena memiliki
perusahaan tersebut, hal ini adail karena pemegang saham biasa
paling besar menanggung resiko. Pemegang saham biasa hanya
mendapat deviden jika perusahaan mendapatkan laba, hal ini
merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Kerugiannya,
perusahaan tidak dapat mengandalkan pada modal yang didapat dari
saham biasa dan jikalau membuka saham biasa baru, maka hal ini
akan mempengaruhi stabilitas perusahaan tersebut. Kerugian lainnya
deviden yang dibagikan belum dikurangi pajak sehingga investor
harus menanggung risiko bila perusahaan rugi (tidak mendapat
deviden).

Gearing
Gearing yaitu rasio antara pinjaman jangka panjang beserta
tingkat bunga tertentu dengan modal yang dimiliki untuk mengetahui
sejauhmana ketergantungan pada modal pinjaman. Gearing suatu
perusahaan ditunjukkan oleh perbandingan pembayaran saham tahunan
dan debentures yang dikeluarkannya dengan keuntungan yang tersedia
untuk dibagikan sebagai deviden. Gearing akan tinggi bila sebagian
besar modal diperoleh dari pinjaman jangka panjang karena
pembayaran debentures dan deviden saham pilihan menyerap sebagain
besar pendaptan sehingga sedikit yang tersisa untuk para pemegang
saham biasa. Sebsaliknya gearing akan rendah bila kewajiban
membayar tersebut sedikit. Dengan gearing yang tinggi dapat
memperbesar resiko, inilah dilema dalam perusahaan pertanian,
semakin besar gearing, resiko yang ditanggung pun semakin besar pula.

2.4 Menghitung Kebutuhan Modal dalam Usahatani

Nilai depresiasi akan tergantung nilai pembeli awal, umur ekonomis, dan
nilai sisa pada saat alat tersebut sudah tidak ekonomis. Besarnya nilai
penyusutan atau depresiasi per tahun dapat dihitung dengan rumus :

Nilai Depresiasi (ND) = (NP-NS)

UE

Keterangan :

NP = Nilai pembelian awal, satuan dalam rupiah

NS = Nilai sisa pada saat alat tersebut tidak dapat dipergunakan lagi secara
ekonomis, satuan dalam rupiah

UE=Usia ekonomis, jangka waktu alat-alat dapat dipakai secara ekonomis,


satuan dalam tahun
Di dalam praktik biasanya nilai penyusutan dihitung dari nilai buku pada
setiap akhir pembukuan dengan presentase yang tetap. Rumus depresiasi
dengan menggunakan nilai pembukuan dapat menggunakan rumus
penyusutan sebagai berikut :

X = 100 (1-√NS ) satuan %

NP

Keterangan :

X = Persentase penyusutan NP = Nilai pembelian awal (


nilai baru )

NS = Nilai sisa pada saat alat tersebut tidak dapat dipergunakan lagi secara
ekonomis, satuan dalam rupiah

N = Usia ekonomis, satuan dalam tahun

Dalam menghitung nilai penyusutan tetap dari nilai buku akhir tahun,
yang harus diperhatikan adalah penilaian kita terhadap keadaan barang modal
yang bersangkutan dan perkembangan harga yang terjadi di pasar, karena
dengan demikian dapat terjadi nilai pada pembukuan tahunan kedua atau
tahun ketiga lebih besar nilainya daripada buku pada tahun awal, sehingga
mengakibatkan nilai penyusutannya menjadi lebih besar.

Oleh karena itu petani umumnya tidak mengadakan penyusutan terhadap


alat-alat tetap yang dipakainya, akibatnya pada saat alat itu rusak atau kurang
efisien dalam pemakaiannya tidak dapat membeli lagi yang baru, karena tidak
ada dana keperluan tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam arti ekonomi, modal merupakan sebagian hasil produksi yang
disisihkan untuk dipergunakan dalam produksi selanjutnya. Modal adalah
suatu faktor diantara tiga faktor yang dipadukan sebagai faktor produksi
usaha. Dalam suatu usaha tani, yang disebut modal adalah seluruh
kekayaan perusahaan yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut, dan
menghasilkan pendapatan pada pemiliknya.
Manajemen dalam usaha perikanan adalah aktivitas keahlian
pengorganisasian, pengoperasian dari ketiga faktor produksi yang lain
(tanah, tenaga kerja, modal dalam proses produksi). Di dalam faktor
manajemen juga terdapat faktor keahlian (skill) yaitu keahlian dan
kemampuan pengusaha-pengusaha untuk mandiri dan mengembangkan
berbagai kegiatan usaha.
Modal dapat diperoleh dari dalam maupun luar usaha perikanan yang
dilakukan. Secara tradisional modal dari dalam usahatani diperoleh dari
warisan atau keuntungan yang disimpan sedangkan modal dari luar
usahatani diperoleh secara bergotong-royong. Pada usahatani modern,
petani merencanakan keuangannya serta membuat struktur modal sesuai
dengan kondisi mereka. Pembiayaan biasanya berupa gabungan antara
modal sendiri dan modali luar (kredit) dari lembaga keuangan seperti
bank komersial atau pasar modal.
Dalam menghitung nilai penyusutan tetap dari nilai buku akhir tahun,
yang harus diperhatikan adalah penilaian kita terhadap keadaan barang
modal yang bersangkutan dan perkembangan harga yang terjadi di pasar,
karena dengan demikian dapat terjadi nilai pada pembukuan tahunan
kedua atau tahun ketiga lebih besar nilainya daripada buku pada tahun
awal, sehingga mengakibatkan nilai penyusutannya menjadi lebih besar.
3.2 Saran

Modal sebagai faktor produksi mempunyai pengertian bahwa modal


tersebut merupakan sub sistem produksi, sebab apabila modal ini tidak
ada, maka akan mengganggu proses produksi yang perusahaan. Modal
harus dapat dikelola sedemikian rupa sehingga akan didapat hasil yang
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Dalam Buku:

Rodjak, Abdul. 2006. Manajemen Usahatani. Pustaka Giratuna: Bandung.

Robbins, Stephen, dkk. 2010. Manajemen, Edisi Kesepuluh. Erlangga: Jakarta.

Dalam Internet:

Anonim. 2009. Analisis Usahatani. Dalam:


mikolehi.files.wordpress.com/2009/06/analisis-usahatani.ppt. Diakses
pada tanggal 02 Oktober 2013 pukul 07.15.

Hag, Husaini. 2011. Modal Dalam Usahatani. Dalam:


http://kecamatanmuarasugihan.blogspot.com/2011/06/modal.html. Diakses
pada tanggal 02 Oktober 2013 pukul 09.00.

Riyanto, Slamet. 2010. Manajemen Usahatani. Dalam:


http://putrajagebob.blogspot.com/2010/05/menejemen-usahatani.html.
Diakses pada tanggal 02 Oktober 2013 pukul 08.00.

Susanti, Susi. 2013. Faktor Produksi Usahatani. Dalam:


http://santiicuitcuit.blogspot.com/2013/01/faktor-produksi-usahatani.html.
Diakses pada tanggal 02 September 2013 pukul 09.39.

Anonim. 2013. Analisis Usaha Budidaya Cabai. Dalam:


http://www.tanijogonegoro.com/2012/10/analisa-usaha-budidaya-
cabai.html Diakses pada tanggal 02 September 2013 pukul 08.26

Anda mungkin juga menyukai