TINJAUAN PUSTAKA
yang termasuk dalam kelompok sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti
sumberdaya mineral, logam, minyak dan gas bumi. Sedangkan jenis sumberdaya
yang termasuk ke dalam kelompok yang dapat diperbaharui adalah ikan (Fauzi,
2006).
(common pool resources) yaitu sumberdaya yang berada pada suatu wadah atau
antara jenis ikan serta antara ikan dengan lingkungannya. Sifat indivisibilitas
atau milik wilayah perairan tertentu. Sifat ini muncul karena ikan melakukan
migrasi antar wilayah dan tidak bisa dibatasi pergerakannya dalam suatu
diambil oleh orang tertentu pada waktu tertentu akan mempengaruhi keberadaan
dan ketersediaan ikan bagi orang lain di waktu yang lain. (Nikijuluw, 2005).
11
2.2 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan
produktivitas sumber daya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati. Pada
Pasal 3, yaitu (1) meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidaya ikan
kecil, (2) meningkatkan penerimaan dan devisa negara, (3) mendorong perluasan
meningkatkan produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing, (7) meningkatkan
sumber daya ikan secara optimal, serta (9) menjamin kelestarian sumber daya
12
Pengelolaan sumberdaya perikanan dapat dibagi dalam dua kelompok
besar yaitu (1) res communes atau properti bersama, atau ada yang memiliki, dan
(2) res nullius atau tanpa pemilik. Rezim sumberdaya yang dimiliki bersama (res
communes) dapat dibagi menjadi : (1) dimiliki oleh semua orang sehingga
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya tersebut terbuka bagi setiap orang, (2)
dimiliki oleh atau property masyarakat tertentu yang jelas batas-batasnya dan
karena itu sumberdaya hanya terbuka bagi masyarakat itu dan tertutup bagi
masyarakat lain, (3) properti pemerintah yang berarti bahwa hak-hak pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya tersebut ada di tangan pemerintah yang dapat saja
dialihkan kepada masyarakat, dan (4) properti swasta dimana swasta selaku
sumberdaya perikanan tanpa pemilik (res nullius) artinya bahwa sumberdaya tidak
dimiliki oleh siapapun. Rezim ini bisa berupa de-facto atau de-jure tanpa pemilik.
De-facto tanpa pemilik artinya rezim tersebut secara de-jure memang dimiliki
harus disetujui dan didukung oleh segenap dari mereka yang terlibat dan yang
terhadap pemanfaatan dan pengelolaan jangka panjang atas sumberdaya ikan dan
13
Dalam kasus perikanan, Ruddle (1999) diacu dalam Satria (2009)
b) Aturan: berisi hal-hal yang diperbolehkan dan yang dilarang. Dalam dunia
adalah keterbatasan hak atas sumberdaya (property right). Hal ini tidak terlepas
dari karakter sumberdaya ikan yang bersifat common properties dan open access.
14
Karakter sumberdaya yang seperti ini juga diperburuk oleh adanya ketidakpastian
berbagai bentuk kompetisi yang tidak sehat dan konflik. Sehingga untuk konflik
diberi tugas dan tanggung jawab yang sama. Salah satu pendekatan pengelolaan
yang memberikan ruang bagi adanya pembagian tugas dan tanggung jawab antara
Dikelola Pengelolaan
sendiri oleh
Informatif Advisori Kooperatif Konsultatif Instruktif
secara
masyarakat sentralistik oleh
Ko-manajemen pemerintah
15
Pembagian distribusi tanggung jawab antara pemerintah dan pelaku
perikanan sangat bervariasi mulai dari tipe informatif hingga tipe instruktif. Tipe-
pemerintah), (2) advisori, dalam kerangka ini pelaku perikanan memberikan input
keputusan tersebut, (3) kooperatif, dalam level ini pemerintah dan pelaku
memiliki posisi tawar yang sama (equal partner), (4) konsultatif, terdapat
keputusan masih dilakukan pemerintah, dan (5) instruktif, tipe ini terjadi ketika
terdapat komunikasi dan tukar informasi yang minimal antara pemerintah dan
pelaku perikanan.
co-management yang dapat disusun dari bentuk yang paling sedikit partisipasi
tanggung jawab dan wewenang masyarakat rendah pada suatu bentuk co-
tanggung jawab dan wewenang masyarakat tinggi, maka tanggung jawab dan
16
Masyarakat dan pemerintah saling bertukar informasi; (6) Masyarakat dan
pemerintah saling memberi nasehat dan saran; (7) Masyarakat dan pemerintah
melakukan kegiatan atau aksi bersama; (8) Masyarakat dan pemerintah bermitra;
2.4 Kelembagaan
kontrak, sistem politik, organisasi, pasar, dan lain sebagainya) serta informal
(norma, tradisi, sistem nilai, agama, tren sosial, dan lain sebagainya) yang
Unit Desa dan sejenisnya. Kelembagaan sebagai aturan main dapat diartikan
Kelembagaan sebagai aturan main (rule of the game) yang terlibat dalam
17
kondisi, setiap anggota menerima apa yang telah menjadi ketentuan, merasa aman
penegakan.
sebagai aransemen berdasarkan konsesus atau pola tingkah laku dan norma yang
oleh keluarga, masyarakat, adat, dan sebagainya. Hampir semua aktivitas manusia
18
memerlukan konvensi-konvensi pengaturan yang memfasilitasi proses-proses
sosial, dan begitu juga dalam setiap setting masyarakat diperlukan seperangkat
diperbolehkan. Jika aturan diikuti, proses- proses sosial bisa berjalan baik.
Namun, jika dilanggar maka yang akan timbul hanya kekacauan dalam
masyarakat.
kelembagaan, antara lain adanya sebuah struktur yang didasarkan pada interaksi
diantara para aktor, adanya pemahaman bersama tentang nilai-nilai dan adanya
tekanan untuk berperilaku sesuai dengan yang telah disepakati. Lebih lanjut,
Bogason (2000) menyatakan ada tiga level aturan, yaitu level aksi, level aksi
kolektif, dan level konstitusi. Pada level aksi, aturan secara langsung
mempengaruhi aksi nyata. Dalam hal ini biasanya ada standar atau rules of
conduct. Pada level aksi kolektif, kita mendefinisikan aturan untuk aksi-aksi pada
masa yang akan datang. Aktivitas penetapan aturan seperti ini sering juga disebut
demokrasi. Aturan-aturan pada level konstitusi ini biasanya ditulis secara formal .
sebagai aransemen sosial yang mengatur: (1) individu atau kelompok pemilik, (2)
objek nilai bagi pemilik dan orang lain, serta (3) orang dan pihak lain yang terlibat
19
2.5 Biaya transaksi
manajemen perikanan menjadi tiga kategori, yaitu: (1) biaya informasi, (2) biaya
pengambilan keputusan bersama, dan (3) biaya operasional. Kategori pertama dan
kedua merupakan biaya transaksi sebelum kegiatan kontrak (ex ante transaction
cost), sedangkan kategori ketiga merupakan biaya transaksi sesudah kegiatan (ex
transaksi. Pertama, biaya informasi mencakup beberapa aktivitas, yaitu (a) upaya
memperoleh dan menggunakan informasi, dan (c) biaya penyusunan strategi dan
keikutsertaan dalam pertemuan atau rapat, (c) membuat kebijakan atau aturan, (d)
menyampaikan hasil keputusan, dan (e) melakukan koordinasi dengan pihak yang
berwenang di tingkat lokal dan pusat. Ketiga, biaya operasional bersama dalam
tersebut adalah : (1) Biaya pemantauan, penegakan dan pengendalian terdiri dari
20
perlindungan terhadap hak-hak penangkapan, peningkatan stok sumberdaya, dan
evaluasi terhadap kondisi sumberdaya. (3) Biaya distribusi sumberdaya terdiri dari
Menurut North dan Thomas (1973) diacu dalam Anggraini (2005), biaya
transaksi meliputi :
21