Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENADAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki pelabuhan perikanan yang tersebar di seluruh penjuru tanah


air sebagai salah satu elemen penting dan strategis dalam pengembangan sub-sektor
perikanan tangkap. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 45 Tahun 2009
tentang Pelabuhan Perikanan, fungsi pelabuhan perikanan adalah sebagai pusat
pelayanan masyarakat dalam kaitannya dengan tambat labuh perikanan, pendaratan ikan,
pemasaran distribusi ikan, pelaksanaan pembinaan mutu, memperlancar kegiatan
operasional perikanan, dan pelaksanaan kesyahbandaran.
Dalam fungsinya menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.
10 Tahun 2004, pelabuhan sebagai tempat pelayanan masyarakat. Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap mengelompokan pelabuhan perikanan menjadi 4 (empat) tipe menurut
kriteria-kriteria tipe pelabuhan (Lubis, 2000).
Pelabuhan Perikanan adalah salah satu paduan dari wilayah perairan tertentu
yang tertutup dan terlindung dari gangguan badai dan merupakan tempat yang aman untuk
akomodasi kapal-kapal yang sedang mengisi bahan bakar, perbekalan, perbaikan dan
bongkar muat barang (Guckian dalam Hudaibiah, 2007).
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat berlabuh atau bertambahnya
perahu/kapal perikanan guna mendaparatkan hasil tangkapannya, memuat perbekalan
kapal serta sebagai basis kegiatan produksi, pengolahan, pemasaran ikan dan pembinaan
masyarakat perikanan (Anonimous).
Tempat Pendaratan Ikan (TPI) adalah tempat para nelayan mendaratkan hasil
tangkapanya atau merupakan pelabuhan perikanan skala lebih kecil
(Anonimous).Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian (1981)
Pelabuhan Perikanan Adalah Pelabuhan yang secara Khusus menampung kegiatan
masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek
pemasaranya.

1
Pelabuhan perikanan pantai Kupang memiliki peranan strategis dalam pengembangan
perikanan dan kelautan, yaitu sebagai pusat atau sentral kegiatan perikanan laut.
Pelabuhan perikanan pantai Kupang selain merupakan penghubung antara nelayan
dengan pengguna-pengguna hasil tangkapan, baik pengguna langsung maupun tak
langsung seperti: pedagang, pabrik pengolah, rumah makan dan lain-lain, juga merupakan
tempat berinteraksinya berbagai kepentingan masyarakat yang bertempat di sekitar
pelabuhan perikanan pantai Kupang.
Berfungsinya dengan baik sebuah pelabuhan perikanan pantai merupakan titik temu
(terminal point) yang menguntungkan antara kegiatan ekonomi di laut dengan kegiatan
ekonomi di darat. Keberhasilan dalam pembangunan dan pengelolaan suatu pelabuhan
perikanan atau pangkalan pendaratan ikan serta optimalisasi dalam operasionalnya
merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan perikanan tangkap.
Hal ini dapat menimbulkan dampak pengganda (multiplier effects) bagi pertumbuhan
sektor ekonomi lainnya yang pada giliranya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, selain itu pengembangan dan pembangunan pelabuhan perikanan/pangkalan
pendaratan ikan dapat memajukan ekonomi di suatu wilayah dan sekaligus dapat
meningkatkan penerimaan negara dan Pendapatan Asli Daerah.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan dari PKL ini adalah untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada di
pelabuhan perikanan pantai tenou kupang.

1.3 Manfaat Kerja Lapangan

1. meningkatkan pemahaman tentang fungsi di pelabuhan perikanan pantai tenou kupang


2. sebagai bahan tujuan dalam mengembangan pelabuhan perikanan pantai tenou kupang
3. Sebagai definisi bagi nelayan sebagai pengguna jasa di pelabuhan perikanan tenou
kupang.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Umum Pelabuhan Perikanan


Pengertian pelabuhan secara umum adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau
danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke
dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat
dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga
disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula
disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang.
Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta
penyelengaraannya. Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang
terlindung dari gelombang laut dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi :
 dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
 crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
 gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang
akan di pindah ke kapal.
Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar,
berlabuh, dan /atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.
Pelabuhan perikanan mempunyai fungsi pemerintahan dan pengusahaan guna
mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran.
Fungsi pelabuhan perikanan dapat berupa :
1) pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;
2) pelayanan bongkar muat;
3) pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan;

3
4) pemasaran dan distribusi ikan;
5) pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;
6) tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat perikanan;
7) pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;
8) tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan;
9) pelaksanaan kesyahbandaran;
10) tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;
11) publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal
pengawas kapal perikanan;
12) tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan;
13) pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari; dan / atau
14) pengendalian  lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.16/MEN/2006
tentang Pelabuhan Perikanan, Pelabuhan Perikanan dibagi menjadi 4 kategori utama yaitu
1. PPS (Pelabuhan Perikanan Samudera)
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), dikenal juga sebagai pelabuhan kelas A atau
kelas I. Pelabuhan perikanan ini khusus dirancang untuk melayani kapal yang
berukuran > 60 GT.
Pelabuhan ini dapat menampung 100 kapal atau total 6000 GT sekaligus, atau dapat
pula melayani kapal perikanan yang beroperasi di perairan lepas pantai, ZEE, dan
perairan internasional. Jumlah ikan yang didaratkan sekitar 40.000 per tahun dan juga
memberikan pelayanan untuk ekspor.
Selain itu juga tersedia tanah untuk industri perikanan. Perum Prasarana Perikanan
Samudera adalah badan yang bertanggung jawab atas pelabuhan ini. Fungsi dari
Perum Prasarana Perikanan Samudera adalah untuk :
2. Pelabuhan Perikanan Nusantara (tipe B)
1. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan 30-50 GT.
2. Melayani kapal-kapal perikanan 50 unit per hari.
3. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan
industri.
4. Skala layanan sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di
wilayah laut teritorial dan wilayah ZEE Indonesia.

4
Contoh: PPN Ambon, PPN Brondong (Lamongan), PPN Palabuhan Ratu
(Sukabumi), PPN Pekalongan, PPN Prigi (Trenggalek).
3. PPP (Pelabuhan Perikanan Pantai)
Pelabuhan Perikanan Pantai disebut juga pelabuhan taraf C atau kelas II.
Pelabuhan ini dirancang untuk melayani kapal perikanan yang berukuran 5-15 GT.
Pelabuhan ini dapat menampung 50 kapal atau 500 GT sekaligus. Pelabuhan ini juga
melayani kapal perikanan yang beroperasi di perairan pantai.
1. Terdapat beberapa fasilitas-fasilitas dalam pelabuhan perikanan pantai, yaitu
Pelindung
a) Breakwater panjang
b) Revetment panjang
c) Groin panjang
2. Tambat / labuh
a) Dermaga panjang
b) Jetty panjang
3 Perairan
a) Alur pelayaran panjang
b) Kolam pelabuhan luas
4. Penghubung
a) Jalan panjang
b)   Jembatan panjang
c) Drainase terbuka panjang
d)   Drainase tertutup panjang
5. Pembatas lahan
a) Pagar keliling panjang
4. PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan)
Pangkalan pendaratan ikan pada umumnya adalah pelabuhan kecil yan
umumnya dikelola oleh Daerah ataupun yang diusahakan oleh pihak nelayanjuga para
bisnis sekalipun itu adalah para pemilik kapal (koperasi dan paguyuban). PPI biasanya
berskala kecil pada suatu perairan pantai.
Sifat dari pangkalan ini adalah :
1.    Melayani kapal sampai dengan yang berukuran 10 GT

5
2.   Jumlah ikan yang didaratkan setiap hari sekitar 10 ton atau 2000 ton per tahun
3.    Melayani kapal perikanan yang beroperasi di periran pantai.

2.2 Klasifikasi dan jenis Pelabuhan Perikanan :


Ditinjau dari aspek teknis, berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
No.  16 tahun 2006. Klasifikasi pelabuhan perikanan adalah :
1. Pelabuhan Perikanan Samodra ( PPS)
a) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut teritorial,
Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan laut lepas;
b)  Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran se kurang –
kurangnya 60 GT;
c) Panjang dermaga se kurang – kurangnya 300 m , dengan kedalaman kolam
sekurang – kurangnya minus 3 m;
d) Mampu menampung sekurang – kurangnya 100 kapal perikanan atau jumlah
keseluruhan sekurang – kurangnya 6.000 GT kapal perikanan sekaligus;
e)  Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan exspor;
f)  Terdapat industri perikanan.
2. Pelabuhan Perikanan Nusantara ( PPN )
a) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan Perikanan dilaut teritorial
dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
b) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang –
kurangnya 30 GT;
c) Panjang dermaga sekurang – kurangnya 150 m,, dengan Kedalaman kolam
sekurang – kurangnya minus 3 m;
d) Mampu menampung sekurang – kurangnya 75 kapal Perikanan  atau jumlah
keseluruhan sekurang kurangnya 2.250 GT Kapal perikanan sekali gus.
e) Terdapat industri perikanan
3. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP )
a) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan di perairan pedalaman,
perairan kepulauan dan laut territorial
b) Memilik fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan Berukuran sekurang –
kurangnya 10 GT;

6
c) Panjang dermaga sekurang – kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam
sekurang – kurangnya minus 2m;
d) Mampu menampung sekurang – kurangnya 30 kapal perikanan atau jumlah
keseluruhan sekurang – kurangnya 300 GT kapal perikanan sekaligus.
5. Pusat  Pendaratan Ikan (PPI)
a) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan
pedalaman dan perairan kepulauan;
b) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-
kurangnya 3 GT;
c) c  Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50m, dengan kedalaman kolam minus 2
m;
d) Mampu menampung sekurang-kurangnya 60 GT kapal perikanan sekaligus.      
Menurut Bagakali (2000),  mendefinisiskan pelabuhan adalah pelabuhan yang
secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek
produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya. Selain memberikan perlindungan
bagi kapal-kapal perikanan yang mengisi bahan bakar, mendaratkan ikan maupun yang
berlabuh, melayani penanganan dan pemprosesan hasil tangkapan serta tata niaganya.
Pelabuhan perikanan harus pula dapat melayani kebutuhan nelayan untuk beristirahat
atau melakukan kegiatan sosial lainnya di daratan.
Menurut Direktorat Jendral Perikanan (1996), mendefinisikan pelabuhan perikanan
sebagai tempat pelayanan umum bagi masyarakat nelayan dan usaha perikanan, sebagai
pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan
fasilitas di darat dan di perairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan
operasional tempat berlabuh, bertambat, mendaratkan hasil, penanganan pengolahan,
distribusi dan pemasaran hasil perikanan.
Menurut Lubis (2000), menjelaskan bahwa fungsi pelabuhan perikanan adalah
sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan serta agrobisnis perikanan, tempat
berlabuhnya kapal perikanan, tempat pendaratan ikan hasil tangkapan, sebagai pusat
untuk memperlancar kegiatan dan perbaikan kapal perikanan serta pemasaran dan
distribusi ikan hasil tangkapan, pusat pengembangan industri dan pelayanan ekspor
perikanan serta pusat penyuluhan dan pengumpulan data.

7
Direktorat jenderal perikanan (1994), pembangunan pelabuhan perikanan
dimaksudkan untuk menjadi penggerak utama perekonomian masyarakat nelayan,
sehingga berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
nelayan. Untuk maksud tersebut, maka pengembangan pelabuhan perikanan harus
didasarkan pada :
1. Resouces based yaitu adanya ketersediaan sumberdaya ikan secara berkesinambungan
2. Market oriented yaitu bahwa hasil tangkapan yang didaratkan haruslah memiliki nilai
ekonomi penting dan industri pengolahan yang memberikan nilai tambah (added
value) yang besar
3. Community based development yaitu pelibatan masyarakat dalam proses
perencanaan dan pemanfaatannya sehingga memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi masyarakat khususnya stakeholder perikanan
4. keterkaitan antar sektor dimana keberadaan pelabuhan perikanan harus memberikan
multiplier effect secara lintas sektor, lintas wilayah dan lintas pelaku bagi
pengembangan industri yang terkait baik industri hulu maupun hilir sehingga
keberadaannya akan mampu mendorong pertumbuhan industri perikanan yang
bermanfaat bagi peningkatan devisa negara (lewat komoditas ekspornya), alternatif
saluran baru bagi produksi perikanan yang selama ini masih didominasi oleh
pemasaran ikan segar dan memberikan insentif bagi masuknya investasi modal swasta
ke dalam sector perikanan
Direktorat jenderal perikanan tangkap (1996), pelabuhan perikanan sebagai
pusat kehidupan masyarakat nelayan dan pusat kegiatan industri perikanan, memiliki
beberapa peranan, yakni :
a. Peranan pelabuhan perikanan yang berkaitan dengan aktifitas produksi, antara
lain:
 Tempat mendaratkan hasil tangkapan perikanan.
 Tempat untuk persiapan operasi penangkapan ( mempersiapkan alat, bahan
bakar, perbaikan alat tangkap, ataupun kapal ).
 Tempat berlabuh kapal perikanan.
b. Sebagai pusat distribusi, peranan pelabuhan perikanan yang berkaitan dengan
aktivitas distribusi antara lain :
 Tempat transaksi jual beli ikan.

8
 Sebagai terminal untuk mendistribusikan ikan.
 Sebagai terminal ikan hasil laut.
c. Sebagai pusat kegiatan masyarakat nelayan, pelabuhan perikanan yang berkaitan
dengan aktivitas ini antara lain sebagai pusat :
 Kehidupan nelayan
 Pengembangan ekonomi masyarakat nelayan
 Lalu lintas jaringan informasi antara nelayan dengan pihak luar.
2.3 Keadaan Umum Pelabuhan Perikanan Pantai Tenou Kupang
Pelabuhan perikanan pantai tenou kupang mempunyai sifat dan fasilitas-fasilitas
yang sangat memadai sehingga pelabuhan tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Beberapa sifat alami yang dimiliki oleh pelabuhan perikanan pantai tenou yaitu :
1) jarak tidak terlalu jauh dari fishing ground;
2) lokasi berhubungan dengan daerah pemasaran ikan;
3) memiliki daerah yang luas untuk pendaratan ikan dan industri penunjang           
lainnya;
4) mempunyai MC tempat untuk tinggal nelayan, penjual ikan dan  pengusaha
ikan;
5) aman dalam segala cuaca; 
6) aman secara alami dan buatan bagi kapal yang berlabuh dari segala cuaca          
waktu;
7) mempunyai  kedalaman air yang memadai pada alur pelabuhan dan pangkalan
pelabuhan;
8) pempunyai pemecah gelombang, pangkalan  pelabuhan, dan sarana di pantai
menjadi satu unit yang disesuaikan dengan   perencanaan terpadu.
2.4 . Fasilitas Pelabuhan Perikanan
Menurut Lubis (2000), di dalam pelaksanaannya fungsi dan peranannya, pelabuhan
perikanan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Kapasitas dan jenis fasilitas-fasilitas
atau sarana-sarana yang ada pada umumnya akan menentukan skala atau tipe dari suatu
pelabuhan dan akan berkaitan pula dengan skala usaha perikanannya. Fasilitas-fasilitas
yang terdapat di Pelabuhan Perikanan atau di Pangkalan Pendaratan Ikan pada
umumnya terdiri atas fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas tambahan/
penunjang.

9
Pelabuhan perikanan pada hakekatnya merupakan prasarana ekonomi perikanan
yang dibangun dengan maksud tercapainya tujuan pembangunan perikanan, karena
pelabuhan perikanan berperan penting dan strategis dalam menunjang peningkatan
produksi perikanan, memperlancar arus lalu lintas kapal perikanan, mendorong
pertumbuhan perekonomian masyarakat perikanan, serta mempercepat pelayanan
terhadap seluruh kegiatan yang bergerak dibidang usaha perikanan (Oktavariza et. all,
1996)
1. Fasilitas pokok
Menurut Lubis (2000), fasilitas pokok adalah fasilitas yang diperlukan untuk
kepentingan aspek keselamatan pelayaran dan juga tempat berlabuh, bertambat serta
bongkar muat. Fasilitas pokok yang harus dimiliki oleh pelabuhan antara lain terdiri
dari:
a. Dermaga
b. Kolam pelabuhan
c. Alat bantu navigasi
d. Breakwater atau Pemecah gelombang
2. Fasilitas fungsional
Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang diperlukan untuk mendayagunakan
pelayanan yang menambah nilai guna segala kegiatan kerja di areal pelabuhan yang
optimal dapat dicapai. Menurut Lubis (2000), fasilitas fungsional dapat
dikelompokkan menjadi 4 bagian berdasarkan fungsinya yaitu :
a. Untuk penanganan hasil tangkapan dan pemasarannya, yang terdiri dari Tempat
Pelelangan Ikan (TPI), pemeliharaan dan pengolahan hasil tangkapan ikan,
pabrik es, gudang es refrigasi/ fasilitas pendingin, dan gedung-gedung
pemasaran;
b. Untuk pemeliharaan dan perbaikan armada kapal dan alat penangkap ikan, ruang
mesin, tempat penjemuran alat penangkap ikan, bengkel, slipways, dan gudang
jarring;
c. Untuk perbekalan yang teridiri dari tangki, dan instalasi air minum serta BBM;
d. Untuk komunikasi yang terdiri dari : stasiun jaringan telepon, radio SSB.
3. Fasilitas penunjang

10
Menurut Kramadibrata (1985), fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak
langsung meningkatkan peranan pelabuhan perikanan atau para pelaku mendapatkan
kenyamanan melakukan aktifitas di pelabuhan. Berikut ini adalah contoh dari
fasilitas penunjang :
a. Fasilitas kesejahteraan : MCK, poliklinik, mess, kantin/ warung, musholla;
b. Fasilitas administrasi : kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syah
bandar, kantor beacukai.
Ini lah beberpa fasilitas yang harus ada pada pelabuhan perikanan pantai
khususnya di pelabuhan perikanan Ppp Tenou Kupang.

BAB III

METODOLGI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Waktu Dan Tempat

Praktek kerja lapangan (PKL) ini di lakukan di pelabuhan perikanan tenou kupang
kelurahan alak, kecamatan kota kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur dari tanggal 1
februari sampai dengan tanggal 28 februari 2019.
a. Alat dan bahan yang di gunakan

No Alat Dan Bahan Fungsi Alat

1 Buku Dan Belpoin Mencatat data-data selama PKL

2 kamera Pengambilan gambar selama PKL

b. Metode Praktek Kerja Lapangan

Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah metode survei
yaitu melakukan pengamatan, pengambilan data dan informasi secara langsung di
lapangan .
4.3.1 Prosedur Praktek Kerja Lapangan

11
Di Dinas Perikanan dan Kelautan Tenou Kupang.penulis di tempatkan di bagian
bidang admistrasi. Selama praktek PKL penulis melaksanakan kegiatan serperti
membuat surat ijin, membereskan arsip-arsip dan menyusun arsip-arsip.
Penulis akan bekerja di saat ada perintah dari atasan (PNS) untuk membuat surat
ijin, membereskan arsip-arsip dan menyusun arsip-arsip. Disaat tidak ada pekerjaan
penulis hanya merapihkan ruangan.
Hasil dari kegiatan yang penulis kerjakan di Dinas Perikanan dan Kelautan Tenou
Kupang. di bidang atdistrasi ini adalah penulis mendapatkan banyak ilmu dan
pengalaman yang baik disini. Banyak yang belum penulis ketahui sebelumnya dalam
dunia kerja sekarang ini. Semua pengalaman itu sangat bermanfaat bagi penulis
kedepan serta bekal bagi penulis untuk terjun langsung dalam dunia
pekerjaan.                                                                     
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Lokasi Dan Sejarah PPP Tenou Kupang

A. Lokasi Dan Sejarah PPP Tenou Kupang


Pelabuhan perikanan pantai Kupang adalah perlabuhan perikanan tipe C di
kawasan Timur Indonesia bagian selatan yang dibangun sejak tahun 1977/1978 yang
berada di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur. (PPP) Kupang Terletak Di Jalan Yos
Sudarso,Osmok Tenou Kelurahan Alak, Kecamatan Kota Kupang ,Profinsi NTT.
Pelabuhan perikanan ini berdiri di atas tanah dengan luas areal ± 5,220 Ha, pelabuahan
perikanan pantai kupang merupakan unit pelaksana teknis ( UPT ) yang dalam
melaksanakan pelayanan jasa kepada para pemakai jasa di lengkapi dengan fasilitas
pelabuhan . fasilitas pelabuhan di bangun secara bertahap mulai tahun 1977 dengan
standar pelabuhan perikanan tipe c
Pelabuhan perikanan pantai Kupang mempunyai posisi strategis karena dekat
dengan sumberdaya perikanan di perairan samudera Indonesia bagian Timur sebab laut
Sawu dan laut Timor diketahui mempunyai potensi sumberdaya perikanan laut sebesar
292.800 ton/tahun dan tingkat pemanfaatan belum efisien yaitu baru mencapai 30%.
B. Letak geografis Pelabuhan Perikanan Pantai Tenou kupang

12
Pelabuhan perikanan pantai Kupang berlokasi di pesisir pantai Nusa Tenggra
Timur di kawasan Timur Indonesia bagian selatan, tepat nya di Kelurahan Alak,
Kecamatan Kota Kupang ,Profinsi NTT. Terletak pada koordinat 10 012’-18005’ LS dan
123013’-17008’ BT.
C. Kedudukan , Tugas Pokok dan fungsi PPP Tenou Kupang.
Pelabuhan perikanan pantai tenou kupang (PPP), merupakan unit pelaksana teknis
pada dinas kelautan dan perikanan profinsi Ntt yang di pimpin oleh seorang kepala PPP
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas.
Pelabuhan perikanan pantai tenou kupang mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan / atau kegiatan teknis penunjang dinas di
bidang kepelabuhanan perikanan pantai untuk melaksanakan tugas,pelabuhan perikanan
pantai tenou kupang menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan rencana teknis operasional tata pengusahaan, tata pelayanan dan
kesyahbandaran pelabuhan perikanan pantai;
b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional tata pengusahaan, tata pelayanan dan
kesyahbandaran pelabuhan perikanan pantai;
c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelabuhan perikanan pantai;
d) Pengelolaan ketatausahaan;
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
D. STRUKTUR ORGANISASI

UPT PELABUHAN PERIKANAN PANTAI KUPANG

SK: Nomor 36 tahun 2008 Tanggal 03 november 2008

Kepala pelabuhan perikanan


FRANSISKO MEO, A. Pi
NIP: 19630707 199003 1 010

KELOMPOK SUB BAGIAN TATA USAHA


JABATAN TIKNJOSANJOTO,S.Pi
FUNGSIONAL NIP: 19650512 199303 1 017

13
SEKSI KESYAHBANDARAN

SEKSI OPERASIONAL AHMAD M. GORANG,S.Pi


PELABUHAN FERDINAND LUIK, NIP: 19770513 200012 1 002
S.Pi

4.2 Kondisi Umum fasilitas Pelabuhan Upt. Pelabuhan Pantai Kupang


Menurut Lubis (2000), fasilitas pokok adalah fasilitas yang diperlukan untuk
kepentingan aspek keselamatan pelayaran dan juga tempat berlabuh, bertambat serta
bongkar muat. Fasilitas pokok yang dimiliki oleh Pelabuhan Perikanan Pantai Tenou
Kupang antara lain terdiri dari:
A. Table 1 Fasilitas pokok

No Nama fasilitas Satuan/


kondisi Keterangan
luas/vol

1. 4,02 ha di peroleh melalui proses ganti


rugi pemilik tanah masyarakat kelurahan
Sebagian alak
1 berbukit-bukit 2. 2. 1,20 ha merupakan areal daratan hasil
Tanah /daratan 5,220 ha kemiringan pekerjaan reklamasi dari proyek SPL-
sekitar 25% DECF/INP22.
3. Pada tahun 2012 di lakukan reklamasi
dari seluas 2100 m2

2 Dermaga 3unit(derma Baik dan 1. .Dermaga -1 kontruksi beton dengan


ga1,dermag berfungsi ukuran panjang 50 m dan lebar 8 m,di
2,dan bangun dengan sumber dana proyek SPL-
dermaga -3) DCEF/INP22 pada tahun 2012 di lakukan
perpanjangan pada dermaga 1 sepanjang
66 m, panjang keseluruhan 116 m.
2. Dermaga 2 kontruksi beton dengan
ukuran panjang 30 m dan lebar 6 m,di
bangun dengan sumber dana proyek
pengembangan dermaga PT.pelindo iii
(persero) cabang kupang sebagai
kompensasi pembongkaran dermaga

14
perikanan yang terkekana kegitan
reklamasi
3. Dermaga 3 kontruksi beton dengan
ukuran panjang 6 m lebar 4 m, di bangun
oleh KSU “lestari” bekerja sama dengan
pihak swasta untuk kegiatan penyaluran
BBM (solar)

Baik dan Befungsi sebagai penahan gelombang dan


3 Jetty / jembatan 205 M’ sebagai jalan penghubung menuju
befungsi
penghubung dermaga juag sebagai batas daerah /
lingkungan kerja dengan PT. pelindo
iii (persero) cabang kupang.
Di peruntukan bagi tempat berlabuh bagi
4 Kolam pelabuhan 10,500 M2 berfungsi kapal – kapal perikanan /plasma untuk
istrahat dan perbaikan ,serivis dan
reparasi;

Beberpa ruas jalan telah mengalami


5 Jalan kompleks 2,550 M’ Cukup baik dan
kerusakan dan sudah di lakukan
berfungsi
perbaikan jalan sepanjang 2000 M.

Sumber ppp tenou kupang

B. Fasilitas fungsional
Pelabuhan perikanan pantai tenou kupang memiliki fasilitas yang mampu mendukung
tercapainya fungsi pelabuhan perikanan secara maksimal.fasiliatas tersebut sbb

Table 2 Fasilitas fungsional

N
O NAMA FASILITAS SATUAN/LUAS/VOL KONDISI

1. TPI 300 m2 Baik dan berfungsi


2. Pabrik es 40 ton/hari Baik dan berfungsi
3. Cold storage 15 ton daya tamping ikan Baikdan berfungsi
4. Bengkel 1 unit seluas 180m2 Baik dan berfungsi
5. Generaror 200 kwa Baik dan berfungsi
6. Listrik PLN 164 kwa Baik dan berfungsi
7. SPDN 1 unit Belum aktif
8. Air bersih 3 sumur bor Baik dan berfungsi
Balai pertemuan 125 m2
9. Baik dan berfungsi
nelayan
10 Bak penampung air 3 unit 260 m3
Baik
bersih
11 Pos operasional 120 m2 Baik dan berfungsi
12 Pagar keliling 1000 m2 Baik dan berfungsi

13 Pintu utama Cukup baik

14 Gedung kanter upt 180 m2 Berfungsi tetapi beberapa

15
. mengalami keusakan
Sumber ppp tenou kupang

C. Fasilitas penunjang
Menurut Kramadibrata (1985), fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara
tidak langsung meningkatkan peranan pelabuhan perikanan atau para pelaku
mendapatkan kenyamanan melakukan aktifitas di pelabuhan. Berikut ini fasilitas
penunjang pelabuhan perikanan panatai teno kupang.

Table 3
N NAMA FASILITAS
SATUAN/LUAS/VOL KONDISI
O
1. Mess operator pelabuahan 120 m2 Baik dan berfungsi
2. Mess karyawan 160 m2 Baik dan berfungsi
3. Mess nelayan 400m2 Baik dan berfungsi
4. Pos satuan pengamanan 24 m2 Baik dan berfungsi
5. Gudang peralatan 4 40 m Baik dan berfungsi
6. Mck 30 m2 Baik dan berfungsi
7. Kendaraan dinas 2 unit Baik dan berfungsi
( Sumber ppp tenou kupang)

Selain fasiltas-fasilitas tersebut , kegiatan dan pelayanan yang di lakukan di


kawasan pelabuahan perikanan pantai tenou kupang antara lain :
1. Fasilitasi pemeriksaan cek fisik kapal perikanan
2. Fasilitasi perjanjian usaha perikanan ( kapal 10-30 GT).
3. Pembinaan nelayan dan bakul ikan
4. Penyuluhan kebersihan , ketertiban dan keamanan serta pengendalian sumber daya
ikan.
5. Penerbitan surat perjanjian berlayar ( SPB) oleh syahbandar perikanan
6. Menyediakan data bagi pusat informasi pelabuhan perikan pantai kupang
7. Pelayan nelayan andon
8. Penerbitan SKPI (Surat Keterangan Penderatan Ikan)
Pelabuhan Perikanan Pantai ( PPP ) tenou kupang di harapkan dapat memfasilitasi
kegiatan usaha penangkapan ikan yaitu sebagai pusat pengembangan masyaraakat
nelayan tempat berlabuh kapal perikanan , pusat pemasaran dan pembinaan mutu hasil
perikanan.
4.3 Kriteria -Ppp Tenou Kupang

16
A. Pelabuhan perikanan pantai kupang dapat di operasikan dan dapat menampung jumlah
kapal sbb:
1. Mampu melayani kapal perikanan yang melakuakan kegitan perikanan di bawah
perairan pedalaman ,perairan kepulauan dan laut toritorial;
2. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang
kurangnya 10 / 30 GT
3. Panjang dermaga 116 m dengan kedalam kolam 3 m2
4. Mamapu menampung sekurang kurangnya 30 kapal perikanan atau jumlah
keseluruhan sekurang kurangnya 300 GT kapal perikanan sekaligus

Gambar kolam pelabuhan

B. Produksi Dan Pendaratan Ikan PPP Tenou Kupang


Jenis ikan yang di daratkan di pelabuhan perikanan pantai kupang pada umumnya
adalah ikan-ikan kualitas ekspor yakni ikan tuna dan cakalang yang di tangkap dengan
alat pole and line dari kapal-kapal plasma milik perusahaan perikanan . jenis ikan
ekspor lainnya yang di tngkap dengan pancing rawai dasar dan bubu adalah ikan
kerapu,ikan kurisi (Anggoli) dan kakap merah ,udang di tangkap dengan alat tangkap
pukat udang. sedangkan jenis-jenis ikan seperti tembang,kembung ,sardien,bentong di
tangkap oleh para nelayan tradisional setempat menggunakan mini purse seine,pancing
ulur dan alat tangkap lainnya.
Jumlah produksi dan pendaratan ikan dari 2017/2018 sebanyak 7.270.982 kg, yang
terdiri dari jenis ikan : cakalang ,tuna , togkol , kakap , kerapu , kerapu hidup , kurisi ,
lencan , anggoli , manyung , tembang , teri , kembung , laying , selar , cumi-cumi ,
julung- julung , lemuru , cucut, tenggiri , lobster , dan ikan pelagis kecil lainnya.
pusat penyuluhan dan pengimpulan data , pusat pelaksanaan pengawasan sumber
daya ikan serta pusat pelayanan informasi sepatutnya harus lebih di optimalkan. Selain

17
itu, dalam rangka optimalisasi fungsi pelabuhan dan pendukung program Ditjen
Perikanan Tangkap yakni pengembangan dan pembangunan pelabuahan perikanan di
lingkar luar wilayah perairan indonesia ( Outer Ring Fishing Port / ORFP) di perlukan
perencanaan pengembangan yang matang. Perncanaan pengembangan pelabuahan di
harapkan mempunyai rentang proyeksi ke depan ( jangka pendek, menengah, dan
panjang) agar dapat mengantisipasi pertumbuhan perokonomian di masa mendatang

C. Peranan Pelabuhan Perikanan tenou kupang


Pada hakekatnya pelabuhan perikanan merupakan basis utama kegiatan
industri perikanan tangkap yang harus dapat menjamin suksesnya aktivitas usaha
perikanan tangkap di laut. Pelabuhan perikanan berperan sebagai terminal yang
menghubungkan kegiatan usaha di laut dan di darat ke dalam suatu sistem usaha dan
berdayaguna tinggi. Aktivitas unit penangkapan ikan di laut, keberangkatannya dari
pelabuhan harus dilengkapi dengan bahan bakar, perbekalan makanan, es dan lain-lain
secukupnya. Informasi tentang data harga dari kebutuhan ikan di pelabuhan perlu
dikomunikasikan dengan cepat d a r i  pelabuhan ke kapal di laut. Setelah selesai
melakukan pekerjaan di laut kapal akan kembali dan masuk ke pelabuhan untuk
membongkar dan menjual ikan hasil tangkapan.
Undang-undang No. 9 tahun 1985 menyebutkan bahwa pelabuhan perikanan
sebagai sarana penunjang untuk meningkatkan produksi dan sesuai dengan sifatnya
sebagai suatu lingkungan kerja mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) pusat pengembangan masyarakat nelayan,
2) tempat berlabuh kapal perikanan,
3) tempat pendaratan ikan hasil tangkapan,
4) tempat untuk memperlancar kegiatan-kegiatan kapal perikanan,
5) pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan,
6) pusat pelaksana pembinaan mutu hasil perikanan, serta
7) pusat pelaksana penyuluhan dan pengumpulan data perikanan.
Merujuk kepada fungsi-fungsi pelabuhan perikanan pantai kupang tersebut, maka
pelabuhan perikanan menduduki posisi yang strategis dalam upaya peningkatan
produksi perikanan laut yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan negara,
pemerintah daerah maupun masyarakat nelayan maupun dalam upaya pemberdayaan
masyarakat nelayan sehingga mereka mampu berusaha mandiri.

18
Pembangunan pelabuhan perikanan dimaksudkan untuk menjadi penggerak utama
perekonomian masyarakat nelayan yang berada di wilayah kota kupang sehingga
berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi wilayah dan kesejahteraan masyarakat
nelayan.
Untuk maksud tersebut, maka pengembangan pelabuhan perikanan harus
didasarkan pada Pelabuhan Perikanan Pantai ( PPP ) tenou kupang di harapkan dapat
memfasilitasi kegiatan usaha penangkapan ikan yaitu sebagai pusat pengembangan
masyaraakat nelayan , tempat berlabuh kapal perikanan , pusat pemasaran dan
pembinaan mutu hasil perikanan, pusat penyuluhan dan pengimpulan data , pusat
pelaksanaan pengawasan sumber daya ikan serta pusat pelayanan informasi sepatutnya
harus lebih di optimalkan. Selain itu, dalam rangka optimalisasi fungsi pelabuhan dan
pendukung program Ditjen Perikanan Tangkap yakni pengembangan dan
pembangunan pelabuahan perikanan di lingkar luar wilayah perairan indonesia ( Outer
Ring Fishing Port / ORFP) di perlukan perencanaan pengembangan yang matang.
Perncanaan pengembangan pelabuahan di harapkan mempunyai rentang proyeksi ke
depan ( jangka pendek, menengah, dan panjang) agar dapat mengantisipasi
pertumbuhan perokonomian di masa mendatang

DAFTAR PUSTAKA
Menurut Lubis (2000), fasilitas fungsional dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian.
Menurut Bagakali (2000),  mendefinisiskan pelabuhan. Menurut Kramadibrata (1985),
fasilitas penunjang. Menurut Lubis (2000), fasilitas fungsional, Menurut Lubis (2000),
fasilitas pokok. Direktorat jenderal perikanan tangkap (1996), (Murdiyanto, 2004). Arti
pelabuhan menurut Ensiklopedia Id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan
Hutabarat, Nia. 2011. Pelabuhan Perikanan. http://nilahutabarat.blogspot.com. Diakses
tanggal 14-04-2012 pukul 12:09
Prima,Andika. 2009. Pelabuhan perikanan Indonesia. http://andikaprima.wordpress.com.
Diakses tanggal 14-04-2012 pukul 12:11
Dachosta, John. 2009. Profil Pelabuhan Perikanan Indonesia-Nautika Perikanan Laut.
http://john-doank.blogspot.com. Diakses tanggal 14-04-2012 pukul 11:43

19
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Pelabuhan perikanan pantai kupang di bangun pada tahun 1977 sejak tahun 2001 adalah
bertatus unit pelaksana teknis dinas (UPT)
Pelabuahn perikanan pantai kupang merupakan indikator kegiatan dan pertumbuhan
ekonomi perikanan tangkap yang selama ini telah berjalan sesuai tugas pokok dan fungsi
pelayanan kepada masyarakat nelayan, maka di lengkapai dengan beberapa fasilitas
pelayanan .
Aktifitas nelayan maupun perusahaan makin berkembang dan meningkat, sehingga
beberapa fasilitas pelabuhan tidak memedai lagi untuk mendukung pelayan , maka
perlunya di upayakan peningkatan daya dukung fasilitas pelabuhan agar kegiatan
masyarakat nelayan dan perusahaan menjadi ekonmis.

20
B.. SARAN
1. Agar UPT
.pelabuhan perikanan pantai kupang dapat memberikan pelayanan prima kepada
masyrakat nelayan maupun perusahaan perikanan ,maka perlu mendapat perhatian dari
pemerintah profinsi nusa tenggara timur , terutama anggran peningkatan daya dukiung
maupun rehabilitas fasilitas pelabuhan perikan.
2. di
harapkan kepada kepala pelabuahn perikanan tenou dapat mengarahkan para nelayan
agar faslitas yang ada pada pelabuhan perikanan pantai teno kupang.

Lampiran

21
STRUKTUR ORGANISASI

UPT PELABUHAN PERIKANAN PANTAI KUPANG

SK: Nomor 36 tahun 2008 Tanggal 03 november 2008

Kepala pelabuhan perikanan


FRANSISKO MEO, A. Pi
NIP: 19630707 199003 1 010

KELOMPOK SUB BAGIAN TATA USAHA


JABATAN TIKNJOSANJOTO,S.Pi
FUNGSIONAL 22 NIP: 19650512 199303 1 017
SEKSI KESYAHBANDARAN

SEKSI OPERASIONAL AHMAD M. GORANG,S.Pi


PELABUHAN FERDINAND LUIK, NIP: 19770513 200012 1 002
S.Pi

Gambrar pelabuhan perikanan tenau kupang

23

Anda mungkin juga menyukai