USULAN PENELITIAN
RIZKI AMELIA
NIM. 170565201026
Menyetujui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
DAFTAF ISI
i
DAFTAF ISI................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................17
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................18
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................18
1.4.1 Manfaat Teoritis...............................................................................18
1.4.2 Manfaat Praktis.................................................................................19
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA......................................................................................20
2.1 Tinjauan Pustaka........................................................................................20
2.1.1 Tinjauan Literatur.............................................................................20
2.2 Kerangka Teori..........................................................................................26
2.2.1 Perlindungan.....................................................................................27
2.2.2 Perlindungan Hukum........................................................................28
2.2.3 Pelayanan Publik..............................................................................31
2.3 Kerangka Pemikiran..................................................................................33
2.4 Defenisi Konsep........................................................................................34
2.4.1 Perlindungan Sebelum Bekerja........................................................34
2.4.2 Perlindungan Selama Bekerja...........................................................34
2.4.3 Perlindungan Setelah Bekerja...........................................................35
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN...................................................................37
3.1 Pendekatan Penelitian................................................................................37
3.2 Objek dan Lokasi Penelitian......................................................................37
3.3 Fokus Penelitian........................................................................................39
3.4 Sumber Data..............................................................................................39
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................40
3.6 Informan....................................................................................................41
3.7 Teknik Analisis Data.................................................................................41
3.8 Jadwal Penelitian.......................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................45
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pasal 27 Ayat (2) yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas
beraneka ragam sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup seseorang perlu
bekerja, baik bekerja dengan membuat usaha sendiri ataupun bekerja kepada
orang lain. Bekerja kepada orang lain dapat dilakukan dengan bekerja kepada
negara yang selanjutnya disebut sebagai pegawai ataupun bekerja kepada orang
lain (swasta) yang disebut sebagai buruh atau pekerja dengan bekerja mereka
mendapat upah untuk biaya hidup. Karena bagaimanapun juga upah merupakan
1
Tenaga kerja merupakan pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik
adanya keterlibatan tenaga kerja secara langsung pada sebuah proses produksi
salah satu penggerak tata kehidupan ekonomi dan merupakan sumber daya yang
tenaga kerja adalah setiap orang atau individu yang mampu melakukan pekerjaan
maupun masyarakat. Pada umumnya, tenaga kerja memiliki kriteria yang harus
dipenuhi, yaitu berada pada usia produktif atau usia kerja yaitu antara 18 tahun
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa
kerja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tenaga kerja adalah orang
bekerja atau mengerjakan sesuatu pekerja, pegawai dan sebagainya. Adapun jenis-
jenis tenaga kerja di Indonesia terbagi menjadi empat, baik dilihat dari sisi
1. Jika melihat dari sisi kualitas maka tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu :
2
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang membutuhkan pendidikan
dapat bekerja. Contohnya, tukang pahat, tukang jahit, supir, dan montir.
Tenaga Kerja Tidak terdidik adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan
2. Jika melihat dari sifatnya maka tenaga kerja dapat diklasifikasikan menjadi
biasanya adalah orang yang bekerja di tempat yang relative bersih dan
3. Berdasarkan hubungan dengan produk, maka jenis tenaga kerja ini dapat
3
Tenaga Kerja Langsung adalah mereka yang bekerja dan turun
perusahaan tekstil.
4. Berdasarkan pada jenis pekerjaan yang dilakukan, maka tenaga kerja dapat
Tenaga Kerja Pabrik yaitu tenaga kerja yang bekerja di pabrik, biasanya
di bagian produksi.
Tenaga Kerja untuk bekerja didalam negeri saja tetapi juga memberikan peluang
4
untuk bekerja diluar negeri. Seperti yang kita ketahui untuk penyebutan pekerja
Indonesia yang bekerja diluar Negeri disebut dengan Tenaga Kerja Indonesia
adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar
negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.
TKI keluar negeri disebutkan bahwa TKI adalah baik laki-laki maupun
perempuan yang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan
Undang-undang ini yang dimaksud dengan PMI adalah setiap warga negara
Indonesia yang akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima
sedang bekerja dan setelah berakhirnya hubungan kerja seperti yang tercabtum
5
PMI terbagi menjadi tiga, yakni perlindungan sebelum bekerja, perlindungan
Secara umum perlindungan seperti menjamin setiap hak yang dimiliki oleh
tenaga kerja ditegaskan dalam Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 seperti
yang dijelaskan diatas, bahwa tiap-tiap warga negara Indonesia berhak atas
wewenang penuh kepada pekerja/buruh baik dari segi upah dan jam kerjanya.
Suatu pekerja tidak hanya mempunyai nilai ekonomi saja, tetapi juga harus
mempunyai nilai kelayakan bagi manusia yang tinggi. Suatu pekerjaan baru
memenuhi semua itu bila keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pelaksananya
adalah terjamin
Perlindungan terhadap PMI harus diutamakan terutama bagi PMI yang jauh
dari Tanah Air dan keluarga mereka. Kekerasan terhadap PMI sudah sangat sering
terjadi hingga kini, dan yang menjadi korban kebanyakan dari mereka yang
bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga (ART). Seperti kasus-kasus yang terjadi
baru-baru ini pada November 2020 lalu diberitakan melalui situs Batampos bahwa
ada 123 PMI yang ada di Soloman bekerja dengan tidak dibayar dikarenakan
6
negara tersebut terkena dampak dari Corona. Untuk pemulangan Pekerja Migran
Pekerti. Dari pernyataan tadi bisa dilihat bahwa kurangnya kontribusi Pemerintah
dalam menangani hal tersebut terutama dari Pemerintah Daerah dan dari BP2MI
kota Tanjungpinang.
kembali nota kesepakatan antara dua negara terkait penempatan buruh migran
yang lebih aman. Kecaman serupa juga disampaikan Indonesian Legal Resource
sekujur tubuh. Selain sayatan pisau di bagian dagu dan telapak tangannya, dia
juga mengalami luka bakar di wajah, badan, kaki kiri dan dada.
ILRC mencatat buruh migran yang bekerja di sektor domestik dari sejumlah
7
orang. Dari keterangan salah satu anggota ILRC mengutarakan dari ratusan ribu
dalam rumah tangga ketimbang yang bekerja di perusahaan yang dapat dipantau
dalam satu tempat. Selain itu, menurutnya proses hukum terkait kasus kekerasan
Malaysia menjadi negara nomor satu yang sering mendapat laporan dari buruh
kasus MH, juga terdapat kasus penyiksaan PMI Adelina Lisau di Penang hingga
kasus penyiksaan lainnya, yaitu PMI Suyanti Sutrisno, pelakunya, Datin Rozita,
Gambar 1.1 Data diolah dari website: BP2MI 2018 dan 2019
8
Kemudian dari beberapa kasus yang diberitakan dimedia massa seperti
diatas, kepala BP2MI pada website resmi BP2MI 24 Mei 2020 lalu mengutarakan
bahwa banyak terjadi kasus penghinaan, penyitaan barang dan Tindakan kurang
terpuji yang dilakukan oleh pegawai imigrasi Malaysia kepada para PMI detensi
negara Suriname, Amerika Selatan, yang juga merupakan wilayah koloni Belanda.
Sejak 1890 pemerintah Belanda mulai mengirim sejumlah besar kuli kontrak asal
Suriname. Tujuannya untuk mengganti tugas para budak asal Afrika yang telah
perbudakan sehingga para budak tersebut beralih profesi serta bebas memilih
lapangan kerja yang dikehendaki. Dampak pembebasan para budak itu membuat
yang bergantung dari hasil perkebunan turun drastis. Adapun dasar pemerintah
9
Belanda memilih TKI asal Jawa adalah rendahnya tingkat perekonomian
Batavia (Jakarta) pada 21 Mei 1890 dengan Kapal SS Koningin Emma. Pelayaran
jarak jauh ini singgah di negeri Belanda dan tiba di Suriname pada 9 Agustus
1890. Jumlah TKI gelombang pertama sebanyak 94 orang terdiri 61 pria dewasa,
berjalan sejak 1890 sampai 1939 mencapai 32.986 orang, dengan menggunakan
77 kapal laut.
1947 menjadi tanggal bersejarah bagi lembaga Kementerian Perburuhan dalam era
10
bersifat tradisonal. Negara tujuan utamanya adalah Malaysia dan Arab Saudi yang
berdasarkan hubungan agama (haji) serta lintas batas antarnegara. Untuk Arab
Saudi, para pekerja Indonesia pada umumnya dibawa oleh mereka yang
mengurusi orang naik haji/umroh atau oleh orang Indonesia yang sudah lama
tinggal atau menetap di Arab Saudi. Adapun warga negara Indonesia yang bekerja
membawa surat dokumen apa pun, karena memang sejak dahulu telah terjadi
lintas batas tradisional antara dua negara tersebut. Hanya pada masa konfrontasi
kedua negara di era Orde Lama kegiatan pelintas batas asal Indonesia menurun,
Lalu pada era Orde Baru Penempatan TKI yang didasarkan pada kebijakan
pemerintah Indonesia baru terjadi pada 1970 yang dilaksanakan oleh Departemen
Antarkerja Antarnegara (AKAN), dan sejak itu pula penempatan TKI ke luar
negeri melibatkan pihak swasta (perusahaan pengerah jasa TKI atau pelaksana
Program AKAN ditangani oleh pejabat kepala seksi setingkat eselon IV dan
Tugas Timur Tengah dan Satuan Tugas Asia Pasifik. Sementara itu pelayanan
11
untuk Kabupaten. Kegiatan yang dinaungi oleh Dirjen Bina Guna ini berlangsung
hingga 1986.
Penempatan (Binapenta). Pada 1986 ini Seksi AKAN berubah menjadi Pusat
Ekspor Jasa TKI (eselon II) di bawah Direktorat Jenderal Binapenta. Namun pada
1999 Direktorat Ekspor Jasa TKI diubah menjadi Direktorat Penempatan Tenaga
Kerja Luar Negeri (PTKLN). Dalam upaya meningkatan kualitas penempatan dan
12
Jenderal PPTKLN pun membentuk struktur Direktorat Sosialisasi dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, yang pada pasal 94 ayat (1)
awal ditunjuk Moh Jumhur hidayat sebagai Kepala BNP2TKI melalui Keppres No
presiden. Tidak lama setelah Keppres pengangkatan itu yang disusul pelantikan
13
peraturan ini adalah Instruksi Presiden (Inpres) No 6/2006 tentang Kebijakan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi namun tanggung jawab tugasnya kepada
pemerintah Jepang untuk penempatan G to G TKI perawat pada 2008, baik untuk
tahun 2019 tentang Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, yang menunjuk
14
profesional guna meningkatkan kesejahteraan PMI dan keluarganya sebagai aset
sudah tercantum dalam Perpres nomor. 90 tahun 2019. Sebelum mengenal istilah
letak kota Tanjungpinang yang strategis berdekatan dengan Kota Batam sebagai
BP3TKI sebagai pegawai tetap daerah dan BP2MI sebagai pegawai dari pusat.
15
urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan, dan dipimpin oleh Kepala.
Sebagai Ibu Kota dari Provinsi Kepulauan Riau, posisi Kota Tanjungpinang
perdagangan bebas, dan Negara Singapura sebagai pusat perdagangan dunia, Kota
Tanjungpinang juga terletak pada posisi silang perdagangan dan pelayaran dunia,
antara timur dan barat, yakni di antara Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan.
Vietnam dan Philipina. Demikian juga merupakan jalan lalu lintas antara negara
telah ditetapkan menjadi daerah entry point sesuai dengan Radiogram Mendagri
Provinsi Kepulauan Riau memiliki peranan penting sebagai daerah entry point
16
penempatan (Tim Koordinasi Pemulangan Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah
Data ini juga diperkuat dengan adanya pemulangan ratusan PMI dari
bulan April 2021 lalu, seperti yang dikutip pada laman Batam News bahwa
Sedikitnya 109 orang yang pulang ini merupakan PMI yang kelar menjalani masa
pemulangan PMI ini ada sebanyak 110 orang. Namun 1 orang batal pulang karena
Beberapa hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih
fokus penilitian ini yaitu : Bagaimana Peran Badan Perlindungan Pekerja Migran
17
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penilitian ini selain untuk memperaktekkan cara berpikir ilmiah
ilmiah, juga mempunyai tujuan untuk mengetahui secara lebih jelas dan luas
Dari hasil penelitian yang kelak akan dilakukan, besar harapan penelitian ini
(BP2MI).
18
1.4.2 Manfaat Praktis
19
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
20
perlindungan sosial bagi Pekerja Migran Bermasalah. Upaya perlindungan
daerah asal.
21
hukum berkaitan dengan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Hasil
Indonesia sejauh ini dapat dilihat dari bentuk peraturan perundangan yang
setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek yaitu pra penempatan, penempatan,
nasib mencari uang ke luar negeri dengan harapan akan dapat memenuhi
Tahun 1999 pasal 38 ayat 2 tentang hak asasi manusia menyatakan bahwa
22
warga Negara berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya.
bekerja dimana saja termasuk di luar negeri dengan syarat sudah memnuhi
sejak akan berangkat, pada penempatan, dan pasca menjadi tenaga kerja
23
yang menyebabkan seseorang bermigrasi ke luar negeri. Namun ada juga
difokuskan pada PPI di negara yang memiliki jumlah TKI paling banyak
24
hukum terhadap tenaga kerja wanita Indonesia korban exploitation rape
pada saat ini ?, faktor – faktor apa yang menjadi kendala dalam
rape pada masa yang akan datang ?. Penelitian ini menggunakan metode
Indonesia yang bekerja di luar negeri. Hasil penelitian dalam skripsi ini
Indonesia korban exploitation rape pada saat ini masih sebatas pemenuhan
hak – hak korban saja yang bekerja secara legal, tidak untuk TKW yang
25
hukum bagi tenaga kerja wanita Indonesia di luar negeri yang menjadi
korban exploitation rape pada masa yang akan datang dilakukan dengan
menjalin kerja sama dengan negara penerima TKI yang sudah memuat
dan sinergi kerja sama dari semua pihak untuk perlindungan terhadap
TKW.
Dari beberapa jurnal dan skripsi diatas ada perbedaan membuat peneliti
yakni peneliti terdahulu sudah sangat sering membahas mengenai peran dari
pemerintah pusat dalam melindungi nasib para pekerja migran dan perlindungan
hukum yang diberikan kepada pekerja migran, namun masih sangat minim yang
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). oleh karena itu peneliti ingin
Pekerja Migran Indonesia yang dimaksud dengan PMI adalah setiap warga negara
26
Indonesia yang akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima
Terdapat beberapa definisi mengenai tenaga kerja menurut para ahli, yaitu:
2.2.2 Perlindungan
27
proteksi, yang artinya adalah proses atau perbuatan memperlindungi, sedangkan
berbahaya, sesuatu itu bisa saja berupa kepentingan maupun benda atau barang.
dari delapan arti, yaitu hukum dalam arti penguasa, hukum dalam arti para
petugas, hukum dalam arti sikap tindakan, hukum dalam arti sistem kaidah,
hukum dalam arti jalinan nilai, hukum dalam arti tata hukum, hukum dalam arti
ilmu hukum, hukum dalam arti disiplin hukum. Beberapa arti hukum dari
tertulis dan aparat penegak hukum seperti yang selama ini dipahami oleh
masyarakat umum yang tidak tahu tentang hukum. Tetapi hukum juga meliputi
penjagaan agar tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan yang layak bagi
kemanusiaan, salah satu bentuk perlindungan hukum yaitu norma kerja yang
28
kerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti, kesusilaan ibadah menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
peraturan yang dibuat oleh pemerintah atau yang data berlaku bagi semua orang
kepentingannya tersebut.
29
4. Menurut Hetty Hasanah perlindungan hukum yaitu merupakan segala
yuridis menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak dan mempunyai kesempatan
yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan
minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang
jenis kelamin, suku, ras, agama, warna kulit, dan aliran politik.
dari suatu ketentuan hukum dan segala peraturan hukum yang diberikan oleh
pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang lain dan
perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua hak-
hak yang diberikan oleh hukum. Perlindungan hukum ada 2 (dua) bentuk:
a. Preventif
30
Adalah perlindungan hukum yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan
b. Represif
Adalah perlindungan hukum yang berupa sanksi seperti denda, penjara, dan
sengketa.
bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
tersebut dilaksanakan oleh pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang
31
bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan
devisa. Pelayanan yang baik kepada Tenaga Kerja Indonesia atau pengguna
mampu memahami serta dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai
pemberi layanan. Selain itu juga, mereka tentu harus memiliki komitmen dan
Tenaga Kerja Indonesia tentunya ingin mendapatkan kualitas pelayanan yang baik
32
2.3 Kerangka Pemikiran
33
2.4 Defenisi Konsep
1. pelindungan administratif;
2. pelindungan teknis.
c. Jaminan Sosial,
34
a. pendataan dan pendaftaran oleh atase ketenagakerjaan atau pejabat
kondisi kerja,
negara setempat,
h. fasilitasirepatriasi.
meninggal dunia,
35
e. pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya.
36
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
(Sugiyono, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan,
fenomena, variable dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan
berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu fenomena social dan masalah
manusia. Pada penelitian ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti
kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal
objektif, valid dan reliable tentang suatu hal. Dalam penelitian ini yang menjadi
37
objek yaitu Peran Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Wilayah
mengenai data yang diperlukan. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di kota
Tanjungpinang. Ada beberapa hal yang membuat peneliti tertarik memilih lokasi
samping berdekatan dengan Kota Batam sebagai kawasan perdagangan bebas, dan
Philipina.
Kepulauan Riau dan Kota Tanjungpinang dapat diakses dengan mudah melalui
jalur laut.
telah ditetapkan menjadi daerah entry point, Kota Tanjungpinang yang merupakan
Ibu Kota dari Provinsi Kepulauan Riau memiliki peranan penting sebagai daerah
entry point dari pemulangan Tenaga Kerja Indonesia yang dideportasi dari negara
penempatan.
38
Hal menarik lainnya ialah banyaknya kasus kekerasan yang dialami oleh
PMI dan dari sekian banyak kasus ada beberapa yang berasal dari Kota
Tanjungpinang.
Menurut Hasan (2002:82) data primer adalah data yang diperoleh atau
Tanjungpinang
39
data sekunder dalam penelitian ini seperti berita online terkait dengan
1. Pengamatan (Observasi).
perusahaan.
2. Wawancara
3. Dokumentasi
terbagi dalam dua kategori yaitu sumber resmi dan sumber tidak resmi.
40
lembaga atau perorangan atas nama lembaga. Sumber tidak resmi adalah
dokumen yang dibuat atau dikeluarkan oleh individu tidak atas nama
harian.
3.6 Informan
dipandang tahu tentang objek penelitian yang ingin diketahui oleh peneliti.
penelitian ini penentuan informan yang menjadi sumber data dilakukan dengan
teknik purpose sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu
NO INFORMAN
1. Kepala UPT.BP2MI kota Tanjungpinang
2. Ketua Koordinator Pemulangan PMI Kota Tanjungpinang
3. Pekerja Migran Indonesia
setelah data terkumpul, atau analisi data tidak mutlak dilakukan setelah
pengolahan data selesai. Analisa data adalah proses penyederhanaan data dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Data yang diperoleh
41
kemudian dianalisis secara bersamaan dengan proses pengumpulan data, proses
analisis yang dilakukan merupakan suatu proses yang cukup panjang. Data dari
data seperti menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusun dalam satuan-
1. Reduksi Data
hal yang penting tentang penelitian dengan mencari tema dengan pola
2. Penyajian Data
Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap
42
pengumpulan data berikutnya. Namun, apabila kesimpulan pada tahap
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
43
3.8 Jadwal Penelitian
(Pra) Penelitian
d. Penulisan Proposal
Usulan Penelitian
e. Pengajuan Judul
Usulan Penelitian
f. Pengesahan Judul
Usulan Penelitian
g. Bimbingan
2. Tahap Penelitian
a. Observasi
b. wawancara
c. Pengolahan Data
d. Analisa Data
e. Penyusunan Laporan
3. Tahap Pengujian
a. Seminar Usulan
Penelitian
b. Revisi usulan
Penelitian
c. Sidang Skripsi
d. Revisi Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Subarsono, AG, 2013, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi,
Jakarta: Pustaka Pelajar.
Sriyanto, N. (2015). Politik luar negeri indonesia dan isu migrasi internasional:
Suatu pengantar. Di Sriyanto, N., & Yustiningrum, RR. E. (Eds.), Politik
44
luar negeri indonesia dan isu migrasi internasional (hal. 1-18). Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Farida Nur Hidayah. (2015). Perlindungan hukum terhadap tenaga kerja wanita
indonesiadi luar negeri korban exploitation rape. In Jurnal Hukum.
45
(Bp3tki) Semarang Provinsi Jawa Tengah. Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, 53(9), 1689–1699.
Peraturan Perundang-undangan
Indonesia.
46