Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3 HUKUM KETENAGAKERJAAN

8
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

TUGAS TUTORIAL 3

ADBI4336/Hukum Ketenagakerjaan

Soal no 1

Fajar selaku pengacara yang sering menangani kasus Hubungan Industrial menerima
kuasa dari klien yang mengalami pemutusan Hubungan Kerja secara massal. Namun
Fajar lebih mengarahkan kliennya untuk menyelesaikan sengketa di Luar Pengadilan,
karena menurut Fajar penyelesaian sengketa di Luar Pengadilan lebih efektif dan dapat
menguntungkan para pihak. Sementara jika penyelesaian sengketa melalui Pengadilan
akan memerlukan waktu yang cukup lama.

Berikan analisis anda apakah sengketa hubungan industrial dapat diselesaikan di


luar pengadilan beserta dasar hukumnya!

Soal no 2

TEMPO.CO, Bekasi - Seorang pekerja tewas setelah tubuhnya masuk ke mesin


penggilingan limbah plastik. Kecelakaan ini terjadi di lapak barang bekas RT 02 RW 04,
Kelurahan Sumurbatu, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Kamis, 17 Januari
2018. "Kejadiannya sekitar pukul 10.00 WIB di lapak barang bekas, bukan sebuah
pabrik," kata Kapolsek Bantargebang Komisaris Siswo, Jumat, 18 Januari 2019.

Menurut Siswo, pekerja itu bernama Sariman. Tubuh pria berusia 35 tahun itu hanya.
Hanya bagian kakinya saja yang utuh.

Tidak ada saksi yang melihat bagaimana tubuh Sariman bisa masuk ke mesin
penggilingan itu. Kecurigaan baru muncul saat Mamat, rekan Sariman, mendengar
suara yang janggal pada mesin. Saat diperiksa, ia melihat darah mengalir deras ke
bawah."Saksi kemudian melihat ada kaki di dalam mesin," kata Siswo.

Mamat segera mematikan mesin yang masih dipenuhi limbah plastik tersebut. Ia
meminta bantuan kepada warga sekitar lalu diteruskan ke Kepolisian di Bantargebang.

Polisi masih menyelidiki insiden yang menyebabkan seorang pekerja tewas ini. Diduga


Sariman terpeleset saat memasukan limbah plastik ke dalam mesin. "Saksi baru satu
diperiksa, yaitu orang yang pertama kali melihat," ujar Siswo. 

Sumber : https://metro.tempo.co/read/1166244/pekerja-tewas-tergiling-mesin-daur-
ulang-plastik/full&view=ok

Berdasarkan berita diatas, suatu kecelakaan kerja tidak akan terjadi jika
keselamatan dan kesehatan kerja ditaati sesusai prosedur dan ketentuan hukum.
TUGAS 3 HUKUM KETENAGAKERJAAN
8
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

Uraikan analisis anda apa saja yang harus dilakukan pengusaha untuk bisa
mematuhi keselamatan dan kesehatan kerja dan sanksi hukum bagi yang tidak
melaksanakannya!

Soal no 3

Rian mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari tempat bekerja karena
melakukan kesalahan berat yang sebelumnya tercantum dalam Perjanjian Kerja
Bersama (PKB). Dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tersebut tercantum
Perusahaan dapat mem-PHK karyawan yang melakukan kesalahan berat.

Berdasarkan kasus diatas, uraikan analisis anda apakah tindakan perusahaan


telah sesuai  berdasarkan UU 13 Tahun 2003, Putusan MK 12/2003 terkait judicial
review Pasal 158 UU 13 Tahun 2003, serta SEMA 3 Tahun 2015! Dan uraikan
apakah PHK baru dapat dilakukan pemberi kerja setelah ada putusan PHI!

Jawaban:

1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.


Dalam pasal 1 angka 16 mengartikan “Hubungan Industrial  adalah suatu sistem
hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang
dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah
yang berdasarkan nilai nilai Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945”. 

Jika dianalisis setidaknya ada empat manfaat penyelesaian perselisihan


hubungan industrial di luar pengadilan di antaranya; penyelesaian lebih cepat,
tepat, adil, dan murah. Selain empat manfaat tersebut, penyelesaian perselisihan
hubungan industrial di luar pengadilan juga bermanfaat untuk menjamin
kerahasiaan dari para pihak yang bersengketa.

Meninjau dari pengertian undang-undang tersebut dapat ditarik kesimpulan


hubungan industrial merupakan hubungan antara seluruh pihak terkait dan
berkepentingan. Terutama yang menangani proses produksi maupun pelayanan
dari sebuah suatu perusahaan. Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik,
dapat memulai untuk menciptakan hubungan industrial yang sejalan,
mensejahterakan, harmonis, serta aman.

Penyelesaian perselisihan hubungan industrial dilakukan melalui Lembaga


Perselisihan Hubungan Industrial (LPHI).
TUGAS 3 HUKUM KETENAGAKERJAAN
8
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

Di antaranya ialah; Mediasi, konsiliasi, dan arbitrase yang merupakan pilihan


penyelesaian. Jika salah satu dipilih, maka yang lainnya tidak lagi berwenang
menyelesaikan perselisihan. Karena tidak hirarkis dan suatu alternatif sehingga
dikatakan penyelesaian di luar pengadilan.

Penyelesaian perselisihan dengan cara bipartite adalah penyelesaian


perselisihan yang dilakukan dengan prinsip musyawarah untuk mufakat oleh
pekerja atau yang mewakili dengan pengusaha atau yang mewakili yang
dilakukan antara pengusaha dengan pekerja tanpa melibatkan pihak lain.

UU No. 2 tentang penyelesaian hubungan industrial (2004, pasal 1 pada poin ke


11 dan 12 menjelaskan; Mediasi adalah penyelesaian perselisihan hak,
perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, dan
persilisihan antarserikat pekerja.serikat buruh hanya dalam satu perusahaan
melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih mediator yang
netral.

Konsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk


mencapai persetujuan dan menyelesaikan perselisihan. Menurut UU No. 2
tentang Penyelesaian Hubungan Industrial (2004), pasal 1 pada poin ke 13 dan
14, yang dimaksud Konsiliasi adalah penyelesaian perselisihan kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja, atau persilihan antarserikat
pekerja.serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang
ditengahi oleh seorang atau lebih konsiliator yang netral.

Arbitrase adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk


mencapai persetujuan dan menyelesaikan perselisihan. Menurut UU No. 2
tentang Penyelesaian Hubungan Industrial (2004), pasal 1 pada poin ke 15 dan
16, yang dimaksud Abitrase adalah ‘penyelesaian perselisihan kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja, atau perselisihan antarserikat
pekerja.serikat buruh dalam satu perusahaan, di luar pengadilan hubungan
industrial melalui kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih untuk
menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter yang putusannya
mengikat para pihak dan bersifat final”.

2. Setalah Putusan Mahkamah Konstitusi, lahir Permenakertrans RI No. 20 Tahun


2012 tentang Perubahan atas peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Per-12/Men/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan,
Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
TUGAS 3 HUKUM KETENAGAKERJAAN
8
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

Dalam prosesnya pekerja/buruh dalam aturan tersebut diwajibkan untuk


mendaftar sendiri ke instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
di wilayahnya dengan tembusan ke Badan Penyelenggara setempat.

Sudah sepatutnya untuk mewujudkan Keamanan dan Keselamatan Kerja bagi


tenaga kerja pihak perusahaan harus mempermudah memberikan surat
keterangan pembayaran upah dan surat masih aktif bekerja.

Pengusaha harus mendaftarkan tenaga kerja secara kolektif kepada Badan


penyelenggara.

3. Dengan adanya putusan MK ini, PHK atas kesalahan berat baru dapat dilakukan
oleh pengusaha setelah pelaku terbukti dan dinyatakan bersalah oleh
pengadilan. Sebagai tindak lanjut atas Putusan MK RI No. 012/PUU-I/2003
tersebut, pada tanggal 7 Januari 2005, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Menakertrans) juga sudah mengeluarkan Surat Edaran No. SE.13/MEN/SJ-
HKI/I/2005 yang pada intinya meminta pengusaha baru melakukan PHK kepada
pekerja karena alasan kesalahan berat setelah adanya putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap yang menyatakan bahwa pekerja benar telah
melakukan kesalahan berat.

Oleh sebab itu, dengan dicabutnya Pasal 158 Undang-Undang Ketenagakerjaan,


berarti rincian kesalahan berat oleh pekerja/buruh dalam rangka suatu hubungan
kerja, menjadi pengaturan di luar Undang-Undang Ketenagakerjaan. Kesalahan
berat itu sepenuhnya berada dalam ranah hukum pidana. Kesalahan berat
adalah perbuatan tindak pidana yang terbukti dilakukan dan dihukum oleh
pengadilan berdasarkan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Sepanjang putusan itu belum ada, PHK belum dapat dijatuhkan, kecuali
berformat skorsing.

Referensi :

- BMP ADBI4336 Hukum Ketenagarakerjaan Universitas Terbuka


- Materi Inisiasi
- https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5deddfb425d37/problematika-
ketentuan-phk-karena-kesalahan-berat/
- https://www.fardalaw.com/id/2019/01/14/penerapan-phk-karena-kesalahan-berat-
pasca-putusan-mk/
- http://www.pta-pontianak.go.id/berita/artikel/816-perselishan-dan-penyelesaian-
perselisihan-hubungan-industrial-oleh-shanty-hermawati
- https://www.neliti.com/id/publications/240017/alternatif-penyelesaian-
perselisihan-hubungan-industrial-di-luar-pengadilan
TUGAS 3 HUKUM KETENAGAKERJAAN
8
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

Anda mungkin juga menyukai