1. 1. Merujuk pada Buku Materi Pokok Hukum Islam dan Acara Peradilan Agama,
Tingkatan Kemaslahatan terbagi menjadi tiga tingkatan, yakni untuk menjamin hal
yang bersifat primer (dharuriyat), sekunder (hajjiyat), dan mencapai kebaikan atau
keutamaan (tahsiniyat). Ketiga hal tersebut bersifat hierarkis.
Kemaslahatan yang menjadi tujuan syari’at ini dibatasi dalam lima hal, yaitu agama,
jiwa, akal, keturunan dan harta. Setiap hal yang mengandung penjagaan atas lima
hal tersebut disebut maslahah dan setiap hal yang membuat hilangnya lima hal
disebut mafsadah.
1
Jawaban UAS HKUM4408 Hukum Islam dan Acara Peradilan Agama
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842
tersebut berkaitan dengan keberlangsungan hidup sang Ibu, dan amanat akhirat
sebagai anak yang berbakti kepada orang tua.
Kemudian dalam hal telah berjanji kepada anak untuk membelikan sepeda guna
keberlangsungan pendidikan dan semangat berprestasi adalah kepentingan hajjiyat
atau sekunder, karena yang tanpanya kelangsungan hidup masih dapat
dipertahankan, namun anak akan kesulitan untuk pergi ke sekolah.
- QS Surah At Taubah ayat 103. Ambillah zakat dari harta mereka, guna
membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
- Nabi saw. bersabda, “Jagalah harta-harta kalian dengan zakat, obatilah
orang-orang sakit di antara kalian dengan shadaqah, dan bersiap-siaplah
terhadap musibah dengan doa.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ath-
Thabarani, imam Abu Nuaim, dan imam Al-Khathib dari sahabat Ibnu Mas'ud
r.a.
Selain syarat seorang untuk berzakat seperti Mukmin dan Muslim, Baligh dan
berakal sehat, dan memiliki harta yang mencapai nishab dengan milik sempurna,
adapun syarat terhadap harta yang dizakati ada enam yakni;
a. Pemilikan yang pasti atau penuh, didapatkan dengan cara yang halal dan
dimanfaatkan secara penuh oleh pemiliknya.
b. Berkembang berarti harta tersebut dapat berkembang baik secara alami
maupun ikhtiar pemilik atau manusia.
c. Melebihi kebutuhan pokok, berarti harta itu melebihi kebutuhan pokok atau
kebutuhan rutin diri sendiri dan keluarganya yang hidup wajar sebagai
manusia.
d. Bebas dari Hutang baik kepada Allah (nazar atau wasiat), maupun hutang
kepada sesama manusia.
2
Jawaban UAS HKUM4408 Hukum Islam dan Acara Peradilan Agama
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842
Semua syarat tersebut adalah satu kesatuan bersifat kumulatif dan mutak, jika satu
syaratnya tidak terpenuhi, maka zakat tidak wajib atas harta kekayaan tersebut.
Mrs. Y mendapatkan bonus dari kantor berupa perhiasan emas. Yang mana emas
adalah salah satu logam mulia yang semua ulama sepakat bahwa emas termasuk
harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Karena Islam memandang bahwa emas
berpotensi untuk hidup dan berkembang demi kemaslahatan ummat. “Wahai orang-
orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib
mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka)
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar
gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.
(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu
dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan)
kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri,
maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (QS. At-Taubah ayat 34-
35).
Kemudian diketahui Mrs. Y memiliki total emas perhiasan sebanyak 95 gram (nishab
zakat emas adalah 20 dinar atau setara 85 gram), yang Ia simpan selama 1 tahun
(haul). Maka perhiasan emas tersebut wajib untuk dizakati sebesar 2,5%.
3
Jawaban UAS HKUM4408 Hukum Islam dan Acara Peradilan Agama
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842
Hal tersebut disebabkan oleh pembatalan terhadap Pasal 55 ayat 2 yang dalam
penjelasannya “penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi Akad” adalah
upaya musyawarah, mediasi perbankan, melalui Basyarnas atau lembaga arbitrase
lain, dan atau melalui pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum.
Penjelasan Pasal tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi melalui perkara No.
93/PUU-X/2013 yang dalam amar putusannya menegaskan bahwa Penjelasan
Pasal 55 ayat 2 UU Nomor 21/2008 tentang Perbankan Syariah bertentangan
dengan UUD 1945 dan sebab itu tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Dari
putusan dimaksud, jika ada pilihan penyelesaian sengketa dalam akad menunjuk
pengadilan di lingkungan Peradilan Umum maka klausul tersebut dinyatakan batal
demi hukum.
Dalam hukum Islam dikenal sebagai istilah tahkim atau tahkam, yaitu pengangkatan
seorang atau lebih sebagai wasit atau juru damai oleh dua orang lebih yang
bersengketa. Tahkim atau tahkam di Indonesia badan penyelesaian sengketa
ekonomi syariah disebut dengan Badan Arbitrase Nasional Syariah (Basyarnas)
yang semula adalah bernama Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (Bamui).
Penyelesaian sengketa menggunakan jalur arbitrase nasional syariah tidak berbeda
jauh karena relatif sama dengan arbitrase konvensional pada umumnya, karena
ketentuan–ketentuannya terkait pada Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Arbiter tidak boleh
menguntungkan atau merugikan salah satu pihak karena harus berimbang guna
untuk menegakkan keadilan yang haikiki sesuai dengan ajaran Al- Qur’an dan
Sunnah Rasul. Tujuan Basyarnas sebagai penyelesaian sengketa di luar pengadilan
adalah untuk menyelesaikan sengketa perdata dengan prinsip mengutamakan
perdamaian/islah, memberikan penyelesaian secara adil dan cepat, menyelesaikan
sengketa perdata diantara bank/lembaga keuangan syariah dengan nasabah dan
4
Jawaban UAS HKUM4408 Hukum Islam dan Acara Peradilan Agama
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842
menjadikan syariah islam sebagai dasarnya. Dalam para pihak untuk memilih
penyelesaian sengketa melalui arbitrase syariah, hal tersebut tidak menjamin bahwa
penyelesaian sengketa melalui arbitrase tidak memiliki konsekuensi.
Apabila terjadi sengketa hak milik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang subjek
hukumnya antara orang-orang yang beragama Islam, objek sengketa tersebut
diputus oleh pengadilan agama bersama-sama perkara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 49.
Para pihak yang bersengketa dalam kasus adalah Mr. Z beragama Kristen dengan
Mrs. Y, sehingga sesuai peraturan maka penyelesaian sengketa dapat diselesaikan
melalui Peradilan Umum.
Apabila terjadi sengketa hak milik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang subjek
hukumnya antara orang-orang yang beragama Islam, objek sengketa tersebut
diputus oleh pengadilan agama bersama-sama perkara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 49.
5
Jawaban UAS HKUM4408 Hukum Islam dan Acara Peradilan Agama
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842
Para pihak yang bersengketa dalam kasus adalah Mr. Z beragama Kristen dengan
Mrs. Y, sehingga sesuai peraturan maka penyelesaian sengketa dapat diselesaikan
melalui Peradilan Umum.
Di Indonesia, Hibah juga diatur dalam hukum perdata, ketentuan Hibah diatur dalam
Pasal 1666 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW), bahwa hibah merupakan
pemberian oleh seseorang kepada orang lainnya secara cuma-cuma dan tidak
dapat ditarik kembali, atas barang-barang bergerak maupun barang tidak bergerak
(dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah – “PPAT”) pada saat pemberi hibah
masih hidup. Dalam hal ini yang dihibahkan adalah Tanah (barang tidak bergerak.
Maka prosesnya harus dilakukan dihadapan PPAT/PPATS.
6
Jawaban UAS HKUM4408 Hukum Islam dan Acara Peradilan Agama
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842
dan tidak melanggar hak mutlak ahli waris, maka tanah tersebut adalah sah beralih
kepemilikannya penerima hibah tersebut.
Adapun memberikan hibah pada non muslim, menurut Imam Syafi’i, itu
diperbolehkan. Namun memberikan zakat pada non muslim itu yang dilarang.
"Berkata Imam Syafi’i: Dan tidak apa-apa memberikan sedekah sunnah pada non
muslim, akan tetapi sedekah wajib (zakat) tidak diperbolehkan diberikan pada non
muslim."
Pendapat serupa juga dikatakan oleh Syaikh Ali Al-Saghdi—seorang ulama dari
mazhab Hanafiyah—lewat kitab Al-Nutaf fi Al-Fatawa, ia menuturkan bahwa
menghibahkan harta benda pada non-muslim hukumnya boleh. Hibah itu boleh
disalurkan pada orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi. "Adapun hibah orang muslim
kepada orang non-muslim itu boleh, baik orang non-muslim tersebut adalah orang
Yahudi, Nasrani, Majusi, atau non-muslim yang mencari suaka dan keamanan di
negara Islam."
Sehingga baik secara Islam dan Hukum Perdata, Hibah Tanah tersebut sah.
Selanjutnya terkait para pihak yang bersengketa dalam kasus adalah Mr. Z
beragama Kristen dengan Mrs. Y, sehingga sesuai peraturan maka penyelesaian
sengketa dapat diselesaikan melalui Peradilan Umum.
Referensi :
1. Buku Materi Pokok Hukum Islam dan Acara Peradilan Agama Univesitas Terbuka
2. Materi Inisiasi
3. https://eprints.uai.ac.id/1587/2/ILS0040-21_Isi-Artikel.pdf
4. http://pta-semarang.go.id/artikel-pengadilan/199-peran-maqashid-syari-ah-dalam-
pengembangan-sistem-ekonomi-islam
5. https://islami.co/tingkatan-dan-pembagian-maqasid-syariah-menurut-para-ulama-
kebutuhan-primer-sekunder-dan-tersier-demi-kemaslahatan-hidup-manusia/
6. https://islamqa.info/id/answers/10001/posisi-keluarga-dalam-islam
7. https://www.republika.co.id/berita/qbj2al320/urutan-wajib-nafkah-dalam-islam-justru-istri-
nomor-kedua
8. https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/maslahah-mursalah-dalam-kedudukannya-sebagai-
sumber-hukum-islam
9. https://kumparan.com/berita-hari-ini/bagaimana-hukum-suami-lebih-mementingkan-ibunya-
daripada-istrinya-1xFuJ1vNWf0/full
10. https://business-law.binus.ac.id/2018/08/09/kewenangan-penyelesaian-sengketa-untuk-
non-muslim-dalam-aktivitas-ekonomi-syariah/
7
Jawaban UAS HKUM4408 Hukum Islam dan Acara Peradilan Agama
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842
11. https://jurnal.komisiyudisial.go.id/index.php/jy/article/viewFile/256/pdf#:~:text=(1)%20Penyel
esaian%20sengketa%20perbankan%20syariah,dilakukan%20sesuai%20dengan%20isi%20
akad.
12. https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-3-2006-perubahan-uu-7-1989-peradilan-agama
13. https://pa-sambas.go.id/kewenangan-pengadilan-agama/
14. https://bali.kemenag.go.id/denpasar/berita/29188/hukum-memberikan-harta-hibah-pada-
non-muslim-bolehkah
15. https://business-law.binus.ac.id/2018/08/09/kewenangan-penyelesaian-sengketa-untuk-
non-muslim-dalam-aktivitas-ekonomi-syariah/
16. https://money.kompas.com/read/2021/08/23/212240626/apa-yang-dimaksud-dengan-hibah-
dan-bagaimana-aturan-hukumnya