WADIAH
DISUSUN OLEH
NAMA : SERI DEPI
NIM : 17.06.0293
SEMESTER : 1 (SATU)
RUANG : 1 (SATU)
DOSEN PEMBIMBING : RISDIANTO, M.Hi
Kata Wadiah berasal dari wada asy syai-a yaitu meninggalkan sesuatu. Sesuatu
yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebut wadiah, karena dia
meninggalkannya pada orang yang sanggup menjaga. Secara harfiah, Al-wadiah
dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak yang lain, baik
individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si
penitip menghendakinya.
1.4.1. Definisi Menurut Bahasa dan Istilah
Menurut bahasa wadiah artinya yaitu : meniggalkan atau meletakkan. Yaitu
meletakan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara atau dijaga.
Menurut istilah wadiah artinya yaitu : memberikan kekuasaan kepada orang lain
untuk menjaga hartanya atau barangnya dengan secara terang-terangan atau
dengan isyarat yang semakna dengan itu
2.2.2. Definisi Menurut Ulama Fiqh
Ada 2 definisi yang dikemukakan oleh ulama fiqh yaitu:
1. Ulama mahzab hanafi mendefinisikan
mengikut sertakan orang lain dalam memelihara harta baik dengan ungkapan
yang jelas maupun yang isyarat.
2. Ulama mahzab hambali, syafiI dan maliki ( jumhur ulama ) mendifinisikan
wadiah sebagai berikut:
mewakilkan orang lain untuk memelihara harta tertentu dengan cara tertentu
Sedangkan tokoh-tokoh ekonomi perbangkan berpendapat bahwa wadiah
adalah akad penitipan barang atau uang kepada pihak yang diberi kepercayaan
dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan dan keutuhan barang atau
uang tersebut.
1.5. Dasar Hukum Wadiah
2.2.1. Dasar Hukum berdasarkan Al-Quran
Wadiah diterapkan mempuyai landasan hukum yang kuat yaitu dalam Al-
Qurannul karim suroh An-Nisa ayat 58 :
sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
maha mendengar lagi maha melihat.
Dan satu lagi orang yang menjaga barang titipan (Muwaddi) boleh-boleh saja
bukan harus untuk memberikan bonus diperuntukan kepada penitip (Wadii)
Contoh:
Ust Irwan : adri, ni ane nitip motor dulu yaa, bapak mau ngajar sebentar
Adri : owh. Ywdah pak, taro aja disitu
Ust Irwan : ntar kalau mau dipeke, pake ja.
Adri : ya, makasih pak
(lalu motor itu dipakai adri untuk keperluaannya dan saat pengembilan barang)
Ust Irwan : adri, kunci motornya mana?
Adri : niih pak, tadi bensin udah ane isiin penuh, tapi Cuma
kepakai sedikit, sisanya buwat bapak aja. Bonus
Ust Irwan : oh gitu, makasih yaa dri.
1.10.2. Wadiah Yad Amanah
Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima (Wadii) tidak
diperkenankan penggunaan barang/uang dari si penitip (Muwaddi) tersebut dan
tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kelalaian yang bukan disebabkan
oleh kelalaian si penerima titipan (Wadii). Dan sebagai gantinya si penitip
(Muwaddi) wajib untuk membayar kepada orang yang dititipi (Wadii), namun
boleh juga untuk tidak membayar asalkan orang yang dititipi tidak merasa
keberatan dan menganggapnya sedekah.
Ada dalil yang menegaskan bahwa wadiah adalah akad tanpan jaminan, yaitu
adalah :
1. Amr Bin Syuaib meriwayatkan dari bapaknya, dari kakeknya bahwa Nabi SAW
bersabda : penerima titipan itu tidak menjamin
2. Karena Allah menamakannya amanat, dan jaminan bertentangan dengan amanat
3. Penerima titipan telah menjaga titipan tersebut tanpa imbalan (tabarru)
Contoh:
Kadang kita mungkin tidak sadar bahwa waktu memarkir mobil atau motor
sebenarnya kita sedang menitipakan barang milik kita yaitu mobil atau motor kita.
Dan tentunya kita tidak mengizinkan tukang parkirna untuk menggunakan mobil
atau motor kita tersebut, jadi sudah kewajiban kita untuk membayarkan tarif
kepada tukang parkir tersebut.
1.11. Aplikasi dalam Perbankan
2.1. Kesimpulan
1. Pengertian Wadi`ah menurut bahasa adalah berasal dan akar kata Wada`ayang
berarti meninggalkan atau titip. Sesuatu yang dititip baik harta, uang maupun
pesan atau amanah. Jadi wadi`ah titipan atau simpanan. Para ulama fiqh berbeda
pendapat dalam penyampaian defenisi ini karena ada beberapa hukum yang
berkenaan dengan wadi`ah itu seperti, Apabila si penerima wadi`ah ini meminta
imbalan maka ia disebut TAWKIL atau hanya sekedar menitip.
2. Jenis-jenis akad wadiah adalah :
a. Wadiah Yad Dhamanah
b. Wadiah Yad Amanah
3. Aplikasi akad wadiah dalam Perbankan Syariah antara lain :
a. Giro wadiah
b. Tabungan wadiah
2.2. Penutup
Dengan segala keterbatasan ilmu dan sumber-sumber yang kami pelajari, kami
dari tim penyusun mengakui banyaknya kekurangan dan
ketidak sempurnaan kami dalam penyusunan makalah ini. Karenanya, kami
mohon maaf dengan kerendahan hati senantiasa kami harapkan kritik dan saran
dari para rekan mahasiswa, dosen dan para ustadz guna menunjang perkembangan
pembuatan makalah kami ke depan, selanjutnya semua kami serahkan kepada
Allah SWT selaku pemilik ilmu ini dan Dia-lah dzat yang Maha Benar lagi Maha
Sempurna.
Semoga tugas makalah ini dicatat sebagai amal baik kami oleh Allah Swt. Sebagai
amal shalih dan bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA