Nim : 11823136
Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Islam
A. Pengertian
Pengertian harta (maal) dalam bahasa Arab ialah apa saja yang dimiliki manusia.
Pengertian harta secara Istilah Madzhab Hanafiyah: Semua yang mungkin dimiliki, disimpan
dan dimanfaatkan. Menurut Jumhur Fuqaha; Setiap yang berharga yang harus diganti apabila
rusak.Menurut Hambali: apa-apa yang memiliki manfaat yang mubah untuk suatu keperluan
dan atau untuk kondisi darurat. Imam Syafii: barang-barang yang mempunyai nilai untuk dijual
dan nilai harta itu akan terus ada kecuali kalau semua orang telah meninggalkannya (tidak
berguna lagi bagi manusia). Ibnu Abidin: segala yang disukai nafsu atau jiwa dan bisa disimpan
sampai waktu ia dibutuhkan. As Suyuti dinukil dari Imam Syafii: tidak ada yang bisa disebut
mal (harta) kecuali apa-apa yang memiliki nilai penjualan dan diberi sanksi bagi orang yang
merusaknya.
ZAKAT
A. Definisi Zakat
Pengertian zakat dari segi bahasa, zakat yang berarti suci dan subur. Menurut istilah syara’
ialah: mengeluarkan sebagian dari harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib
kepada mereka yang telah ditetapkan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan oleh hukum
Islam. Definisi zakat secara terminologi (istilah), terdapat beberapa pendapat yang bervariasi
yang dikemukakan oleh para ulama. Meski demikian, semuanya mengacu pada makna dan
substansi yang sama. Karena itu, Wabah al-Zuhaili menyebutkan dalam bukunya bahwa
pengertian zakat secara umum adalah “ hak tertentu yang terdapat dalam harta seseorang”.
Definisi umum ini dihimpun dan muncul dari saringan berbagai definisi yang lebih spesifik
yang dikemukakan oleh ahli fiqih. Misalnya ulama dari kalangan mazhab Syafi’I
mendefinisikannya sebagai: “suatu istilah tentang suatu ukuran tertentu dari dari harta yang
telah ditentukan,yang wajib dibagikan kepada golongan-golongan tertentu serta dengan syarat
yang ditentukan”.
B. Yang Berhak Menerima Zakat
Kitab suci Al-Quran dalam surat At-Taubah ayat 60 menetapkan orang–orang yang berhak
menerima zakat dari negara. Mereka terdiri atas delapan orang yang menurut Sayyid
Muhammad Rasyid Ridha dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1. Individu-individu, terdiri atas enam golongan:
a. Golongan fakir (fuqoro) yang terlantar dalm kehidupan karena ketiadaan alat dan
syarat-syaratnya.
b. Golongan Miskin (masakin) yang tidak mempunyai apa-apa
c. Golongan para pegawai (‘amilin ‘alaiha) yang bekerja untuk mengatur pemungutan dan
pembagian zakat tersbut.
d. Golongan orang-orangyang perlu dihibur hatinya (muallafati qulubuhum), yang
memerlukan bantuan materi atau keuangan untuk mendekatkan hatinya kepada Islam.
e. Golongan orang-orang yang terikat oleh utang (ghorim), yang tidak menyanggupi
dirinya untuk melunasi utang tersebut.
f. Golongan orang-orang yang terlantar dalm perjalanan (ibnu sabil), yang memerlukan
bantuan ongkos untuk kehidupan dan kediamannya serta untuk pulang ke daerah
asalnya.
2. Kepentingan umum dari masyarakat dan negara, terdiri atas dua golongan:
a. Untuk pembebasan dan kemeedekaan, bagi masing-masing diri, (individu),suatu
golongan, atau suatu bangsa, yang dinamakan fir riqaab.
b. Untuk segala kepentingan, masyarakat dan negara, yang bersifat pembangunan dalam
segala lapangan atau pembelaan perjuangan yang dinamakan fisabilillah.
C. Macam- Macam Zakat Yang Harus Dipungut
Selain penetapan pembagian harta-harta zakat yang tersbut dalm Al –Quran, hadist Nabi
yang diriwayatkan oleh Bukhori menyebutkan pula macam-macam benda yang harus ditarik
zakatnya. Jika disimpulkan dapat dibagi empat bagian:
a. Zakat harta kekayaan yang dinamakan (zakat an-nuqud), yaitu barang-barang emas
dan perak, mata uang, uang kertas, cek, dan sebagainya.
b. Zakat hewan yang dinamakan (zakat al-an’am), yaitu unta, sapi, kerbau, kambing, dan
domba.
c. Zakat perdagangan yang dinamakan (zakat at-tijaroh), yaitu segala macam barang
perdagangan.
d. Zakat pertanian yang dinamakan (zakat az-ziro’ah), yaitu beras, gamdum, jagung, dll.
D. Syarat-Syarat Zakat
1. Dimiliki secara sempurna.Pemilik harta yang hakiki sebenarnya adalah Allah Ta’ala.
Harta yang hakikatnya milik Allah ini telah dikuasakan pada manusia. Jadi manusia yang
diberi harta saat ini dianggap sebagai pemegang amanat harta yang hakikatnya milik
Allah.Sedangkan yang dimaksud dengan syarat di sini adalah harta tersebut adalah milik
di tangan individu dan tidak berkaitan dengan hak orang lain, atau harta tersebut
disalurkan atas pilihannya sendiri dan faedah dari harta tersebut dapat ia peroleh.
2. Termasuk harta yang berkembang.Yang dimaksudkan di sini adalah harta tersebut
mendatangkan keuntungan dan manfaat bagi si empunya atau harta itu sendiri
berkembang dengan sendirinya.
3. Telah mencapai nishob. Nishob adalah ukuran minimal suatu harta dikenai zakat. Untuk
masing-masing harta yang dikenai zakat, ada ketentuan nishob masing-masing yang nanti
akan dijelaskan.
4. Telah mencapai satu haul. Artinya harta yang dikenai zakat telah mencapai masa satu
tahun atau 12 bulan Hijriyah.
5. Kelebihan dari kebutuhan pokok. Harta yang merupakan kelebihan dari kebutuhan pokok,
itulah sebagai barometer seseorang itu dianggap mampu atau berkecukupan.
Nama : Ega Rafiansyah
Nim : 11823136
Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Islam
WAKAF
A. Definisi Wakaf
Wakaf menurut bahasa adalah sesuatu (kendaraan, tanah, dsb) yg diberikan secara ikhlas
untuk kepentingan umum yg berhubungan dengan agama. Sedangkan menurut Al-Syarbani Al-
Khatib wakaf berasal dari kata waqf yang berarti radiah (terkembalikan), al-tahbis (tertahan)
dan al-man’u (mencegah).
B. Definisi Wakaf Uang
Wakaf uang (wakaf tunai) menurut Syauqi Beik (2014) merupakan dana atau uang yang
dihimpun oleh institusi pengelola wakaf (nadzir) melalui penerbitan sertifikat wakaf uang yang
dibeli oleh masyarakat. Dalam pengertian lain wakaf uang dapat juga diartikan mewakafkan
harta berupa uang atau surat berharga yang dikelola oleh institusi perbankkan atau lembaga
keuangan syari’ah yang keuntungannya akan disedekahkan, tetapi modalnya tidak bisa
dikurangi untuk sedekahnya, sedangkan dana wakaf yang terkumpul selanjutnya dapat
digulirkan dan diinvestasikan oleh nadzir ke dalam berbagai sektor usaha yang halal dan
produktif, sehingga keuntungannya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan umat dan bangsa.
C. Pengelolaan Invesatasi Wakaf Uang
Investasi Wakaf tunai dapat dilakuan dengan berbagai jenis investasi antara lain:
1. Investasi jangka pendek yaitu investasi dalam bentuk mikro kredit.
2. Investasi jangka menengah yaitu investasi kepada industri dan usaha kecil.
3. Investasi jangka panjang yaitu investasi untuk industri manufaktur, atau industri besar
lainnya .
Nabi Muhammad SAW melarang para pelaku bisnis yang melakukan sumpah palsu dalam
melakukan transaksi bisnis. Nabi Muhammad SAW bersabda : dengan melakukan sumpah
palsu barang-barang memang terjual tetapi hasilnya tidak berkah “ (H.R. Bukhori )
Peraktek sumpah palsu dalam kegiatan bisnis saat ini sering dilakuakan karna dapat
menyakinkan pembeli dan pada giliranya meninggatkan daya beli atau pemasaraan. Namun
harus disadari bahawa meskipun keuntungan melimpah, tetapi hasilnya tidak berkah.