Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat mal atau harta adalah zakat yang diwajibkan Allah SWT terhadap
kaum muslimin yang telah memiliki harta mencapai nishab dan haul serta syarat-
syaratnya lainnya.
       
          
Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi
mereka. Allah maha mendengar, maha mengetahui. (QS. At-Taubah: 103).
Tujuan zakat adalah untuk membersihkan diri dari sifat kikir dan cinta yang
berlebih-lebihan pada harta benda. Adapun manfaat zakat adalah menyuburkan sifat-
sifat kebaikan dalam hati dan mengembangkan harta benda. Selain itu, untuk
menjaga harta itu sendiri, sebagaimana dalam hadis Jabir bin Abdullah r.a bahwa
Nabi saw bersabda, “Apabila engkau telah mengeluarkan zakat dari hartamu, maka
sesungguhnya engkau telaha menghilangkan keburukannya.”(HR Imam Hakim).
Diantara harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah emas dan perak,
sebagaimana firman-Nya, “….Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak
dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beri tahukanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah: 34).
Allah juga mewajibkan zakat hasil pertanian, sebagaimana firman-Nya, “Dan
Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung, pohon kurma, tanaman-
tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk
dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-
macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-An’am:
141).
1
Allah juga mewajibkan zakat atas semua penghasilan seorang muslim jika
telah mencapai nishab, yaitu yang disebut zakat profesi. Hal ini berdasarkan firman-
Nya, “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketauhilah bahwa Allah
Maha Kaya, Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah: 267).
Rasulullah SAW mewajibkan zakat perdagangan, berdasarkan riwayat
Samurah bin Jundub, “Amma ba’du, sesungguhnya Rasulullah SAW menyuruh kami
mengeluarkan zakat dari barang-barang yang kami sediakan untuk perdagangan.”
(HR. Abu Daud). Beliau pun mewajibkan zakat pada hewan ternak dengan sabdanya,
“Pada unta ada zakatnya dan pada kambing ada zakatnya.” (HR Baihaqi).

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat
dirumuskan permasalahan dalam makalah ini adalah bagaimana strategi
pengembangan lembaga Baitu Mal Kota Lhokseumawe yang maju dan terpercaya.

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan dari pokok permasalah yang telah dirumuskan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dari permasalahan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
strategi pengembangan lembaga Baitu Mal Kota Lhokseumawe yang maju dan
terpercaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Baitul Maal


Secara harfiah/lughowi, baitul maal berarti rumah dana.. Baitul mal berfungsi
sebagai pengumpulan dan men-tasyaruf-kan untuk kepentingan sosial. Menurut
Ensiklopedia hukum Islam, baitul mal adalah lembaga keuangan negara yang
bertugas menerima, menyimpan, dan mendistribusikan uang negara sesuai dengan
aturan syariat. Dan jika dilihat dari segi istilah fikih Baitul mal adalah “suatu
lembaga atau badan yang bertugas mengurusi kekayaan negara terutama keuangan,
baik yang berkenaan dengan soal pemasukan dan pengelolaan maupun yang
berhubungan dengan masalah pengeluaran dan lain-lain.” 
Secara terminologis (ma’na ishtilah) sebagaimana uraian Abdul Qadim Zallum
(1983) dalam kitabnya al-Amwaal fi Daulah Al-khilafah, Baitul Maal adalah suatu
lembaga atau pihak (Arab: A-Jihat) yang mempunyai tugas khusus menangani segala
harta umat, baik berupa pendapatan maupun pengeluaran negara. Jadi setiap harta
baik berupa tanah, bangunan, barang tambang, uang, komoditas perdagangan,
maupun harta benda lainnya dimana kaum muslimin berhak memilikinya sesuai
hukum syara’.

B. Sumber Pendapatan Baitul Maal


Sumber pendapatan baitul maal dapat dibagi kepada dua bagian :
1. Sumber Dauriyyah 
Sumber Dauriyyah yaitu sumber keuangan yang dikumpulkan dalam waktu-
waktu  tertentu dalam satu tahun berjalan, diantaranya :
a. Zakat
Menurut bahasa adalah membersihkan diri atau mensucikan diri. Sedangkan
menurut istiah zakat adalah kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan kepada
orang yang membutuhkan atau yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat
tertentu sesuai dengan Syariat Islam

3
b. Kharaj (pajak tanah)
Kharaj atau biasa disebut dengan pajak bumi/tanah adalah jenis pajak yang
dikenakan pada tanah yang terutama ditaklukan oleh kekuatan senjata, terlepas
dari apakah si pemilik itu seorang yang dibawah umur, seorang dewasa, seorang
bebas, budak, muslim ataupun tidak beriman.
c. Jizyah
ْ
Jizyah atau jizya Arab: ‫;جزية‬ (balasan) adalah pajak perkapita yang
diberikan pada penduduk non-Muslim pada suatu negara di bawah peraturan
Islam. Jizyah ini dimaksudkan sebagai wujud loyalitas mereka. sebagai imbalan
mereka karena mereka telah menikmati beberapa hak, termasuk telah terjaminya
keamanan diri dan harta mereka kepada pemerintahan islam dan konsekwensi dari
perlindungan yang diberikan pemerintahan islam kepada mereka yang telah
memanfaatkan sarana-sarana umum.
d. Al-‘Usyur (bea cukai)
Usyur adalah pajak perdagangan yang dikenakan kepada pedagang
muslim ataupun  non muslim yang melakukan transaksi bisnis di Negara Islam.

2. Sumber Ghair Dauriyyah 
 Sumber Ghair Dauriyyah artinya sumber keuangan yang dimasukkan
kedalam baitul maal tanpa priode tertentu dalam tahun berjalan. Diantaranya :
a. Ghanimah dan fai
Ghanimah adalah harta kekayaan yang diperoleh orang-orang muslim dari
non muslim melalui peperangan. Ghanimah ini tidak hanya perupa harta ( baik
bergerak maupun tidak bergerak ) tetapi juga orang-orangnya, dapat berupa
tawanan perang, atau perempuan dan anak-anak. Sedangkan Fa’I adalah harta
rampasan yang diperoleh kaum Muslimin tanpa pertemputran atau dengan cara
damai.
b. Barang Tambang (ma’din) dan Harta Terpendam (rikaz)
Ma’din adalah hasil tambang yang terdapat dalam kawaasan tanah Negara.
Rikaz adalah harta yang di dapat dari hasil temuan peninggalan masa lampau.

4
c. Harta Warisan dan Wasiat
Harta ini merupakan herta dari warisan orang yang sudah meninggal dan
tidak memiliki ahli waris.
d. Shadaqah Tatawwu’
Harta yang diperoleh dari orang islam yang ingin membantu orang yang
lemah dengan niat mendapat pahala di sisi allah.
e. Nazar dan Kafarat
Nazar adalah harta yang diperoleh dari seseorang yang berniat untuk
memberikanya apabila ke inginanya terwujud. Kafarat adalah harta yang di
peroleh seseorang dari denda karena telah melanggar aturan Allah.

C. Strategi Pengembangan Lembaga Baitul Mal Kota Lhokseumawe Yang


Maju dan Terpercaya
Strategi yang diperlukan dalam pengembangan Lembaga Baitul Mal Kota
Lhokseumawe yang maju dan terpercaya diantaranya adalah
1. Meningkatkan tata kelola (good governance) sesuai dengan misi dan visi
Lembaga Baitul Mal Kota Lhokseumawe.
2. Meningkatkan kualitas layanan dengan peningkatan kompetensi, keterampilan
dan pengetahuan sumber daya insani melalui pelatihan dan pembinaan Lembaga
Baitul Mal Kota Lhokseumawe.
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dengan menjalin kerjasama/ kemitraan
dengan lembaga-lembaga Pemerintah dan perbankan serta aktif dalam asosiasi
untuk dapat mengembangkan pembinaan Lembaga Baitul Mal Kota
Lhokseumawe dalam lingkup yang lebih luas.
4. Dukungan pemerintah dapat digunakan untuk membenahi sistem teknologi dan
informasi yang digunakan untuk semakin memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat.
5. Mengembangkan transparansi dalam proses pengambilan dan penyalurannyan
dengan mengunakan sistem digintal dengan membuat aplikasi seperti Aplikasi
Badan Amil Zakat, Infaq dan Sadaqah (BAZIS) yang dibuat di pusat (Indonesia).

5
6. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang sistem zakat, dll untuk
membuka wawasan masyarakat tentang Baitul mal dan mempromosikannya.
7. Membenahi sarana dan prasana dalam mengembangkan potensi yang ada di
Lembaga Baitul Mal Kota Lhokseumawe.
Dengan adanya 7 point di atas dapat membawa perkembangan dan kemajuan
Lembaga Baitul Mal Kota Lhokseumawe yang lebih maju dan terpercaya sehingga
nantinya dapat menjadi tempat bagi masyarakat untuk menyalurkan zakat dan
masyarakat percaya akan kerja dan kinerja Lembaga Baitul Mal Kota Lhokseumawe.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari seluruh uraian yang telah dipaparkan dapatlah ditarik beberapa
kesimpulan umum sebagai berikut: 
1. Baitul Maal yaitu sebagai sebuah lembaga atau pihak (al-Jihat) yang menangani
harta negara, baik pendapatan maupun pengeluaran.
2. Sumber pendapatan dari baitul maal adalah : Zakat, Kharaj, Jizyah, Al-‘Usyur ,
Ghanimah, fai’, ma’din, rikaz, Harta Warisan, Wasiat, Shadaqah Tatawwu’,
Nazar dan Kafarat.
3. Strategi yang diperlukan dalam pengembangan Lembaga Baitul Mal Kota
Lhokseumawe yang maju dan terpercaya diantaranya adalah
a. Meningkatkan tata kelola (good governance) sesuai dengan misi dan visi
Lembaga Baitul Mal Kota Lhokseumawe.
b. Meningkatkan kualitas layanan dengan peningkatan kompetensi, keterampilan
dan pengetahuan sumber daya insani melalui pelatihan dan pembinaan
Lembaga Baitul Mal Kota Lhokseumawe.
c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dengan menjalin kerjasama/ kemitraan
dengan lembaga-lembaga Pemerintah dan perbankan serta aktif dalam asosiasi
untuk dapat mengembangkan pembinaan Lembaga Baitul Mal Kota
Lhokseumawe dalam lingkup yang lebih luas.
d. Dukungan pemerintah dapat digunakan untuk membenahi sistem teknologi dan
informasi yang digunakan untuk semakin memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat.
e. Mengembangkan transparansi dalam proses pengambilan dan penyalurannyan
dengan mengunakan sistem digintal dengan membuat aplikasi seperti Aplikasi
Badan Amil Zakat, Infaq dan Sadaqah (BAZIS) yang dibuat di pusat
(Indonesia).
f. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang sistem zakat, dll untuk
membuka wawasan masyarakat tentang Baitul mal dan mempromosikannya.

7
g. Membenahi sarana dan prasana dalam mengembangkan potensi yang ada di
Lembaga Baitul Mal Kota Lhokseumawe.

B. Saran
Disarankan kepada seluruh elemen masyarakat, Ulama, umara dan
masyarakat luas, agar tidak berpolemik pada masalah zakat dan melakukan evaluasi
mendalam terhadap peneglolaan zakat, wakaf dan harta agama lainnya, apa sebabnya
zakat yang sudah dilaksanakan ratusan tahun di Aceh belum bisa memakmurkan
masyarakat Aceh. Padahal kemakmuran umat dengan konsep zakat sudah pernah
terjadi pada masa Khalifah Umar Inb Aziz, apa dan di mana kesalahan kita hari ini?

8
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Amil_Zakat_Nasional QANUN ACEH NOMOR 10


TAHUN 2007 TENTANG BAITUL MAL

Karim, Adiwarman Azhar.2004. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Edisi. 2. Jakarta: PT.


Raja Grafindo Persada.

Soemitra , Andri.2009. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Anda mungkin juga menyukai