Anda di halaman 1dari 17

Bagaimana

Optimalisasi
Peran Zakat
dan Pajak
dalam
Perspektif
Islam
“ Disusun Oleh :
Aghnina Elvia Fauziah / 142011233061
Alika Imani Nabila / 102011133234
Dwi Unzila Putri / 102011133254
Rike Sinta Kurnia Sari / 102011133256

2
A . Menelusuri Konsep dan Fungsi Zakat dalam
Pandangan Islam

1. Pengertian Zakat
A. Zakat secara bahasa menurut Sayid
Sabiq berasal dari kata “zaka” yang
berarti mensucikan.
B. Al-Qardawi menyebutkan makna C. Secara istilah syara’, zakat
zakat secara bahasa adalah suci, ialah kewajiban atas harta atau
tumbuh, berkah, dan terpuji. Kata kewajiban atas sejumlah harta
dasar dari Zakat memiliki arti tertentu untuk kelompok tertentu
berkembang (ziyadah) dan tumbuh, dan dalam waktu tertentu.
menumbuhkan (numuwwun) D. Adapun menurut Sulaiman
Rasyid, zakat yaitu kadar harta
tertentu yang diberikan kepada
yang berhak menerimanya
dengan beberapa syarat

3
Landasan Hukum Zakat

1. At-Taubah : 103 dijelaskan bahwa Allah memerintahkan agar mengambil zakat bagi orang yang
memiliki harta. Dapat dipahami juga bahwa zakat merupakan usaha untuk mensucikan diri dari
kemungkinan pemiliknya cinta berlebih-lebihan kepada harta dan dari kemungkinan memiliki harta
kotor yang disebabkan bercampurnya harta bersih dengan harta yang menjadi hak orang lain
dengan jalan memberikan sebagian hartanya kepada orang yang berhak menerimanya

2. Undang-Undang tentang 3. Pada UU nomor 3 tahun 2011


pengelolaan zakat disahkan zakat dilaksanakan oleh Badan Amil
melalui UU nomor 3 tahun Zakat Nasional (BAZNAS)
2011.

4
4. Hadist : Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin ‘Umar
bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: aku
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Islam dibagun di atas lima hal: syahadat
lâ ilâha illâllâh dan Muhammadur Rasûlûllâh,
menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji ke
Baitullah, dan puasa Ramadhan.” (HR Al-Bukhari no.
8 dan Muslim no 16)

5. At-Taubah : 60 menjelaskan bahwa zakat harus


didistribusikan kepada delapan ashnaf, yaitu :
fuqara, masakin, ‘amilin, mu’allaf, Riqab (hamba
sahaya yang ingin memerdekan dirinya), gharimin
(orang yang banyak utang), fi sabilillah dan ibnu
sabil.

5
Keberadaan Zakat
bagi umat Islam
Padanan kata yang paling tepat untuk Pajak adalah Dhariibah ( ‫) ا لضريبة‬
yang artinya beban. Karena sifat pajak bagi umat islam adalah kewajiban
tambahan (Tathowwu’) atas harta setelah zakat, sehingga dalam
pelaksanaannya akan dirasakan sebagai beban, sedangkan kelembagaan
pajak dalam bahasa Arab bernama maslahah ad-dharaib.

● Dalam sistem ekonomi Islam, pajak disebut


dengan Dharibah bukan jizyah karena jizyah
lebih tepat diterjemahkan dengan upeti (pajak
kepala) yang dikenakan kepada ahli kitab
(nasrani dan Yahudi) dan Majusi. 6
● Ulama ekonomi Islam dalam berbagai literatur menyebutkan pajak dengan
padanan kata Kharaj (pajak tanah), atau ‘Ushr (bea masuk) selain Jizyah
(upeti).
Dari sisi objek pajak (dharibah) terdiri dari Jizyah (An-Nafs), objek Kharaj
adalah tanahnya (status tanah) dan objek ‘Ushr adalah biaya masuk barang-
barang (impor). Sehingga sangat tidak sesuai dengan objek pajak (dharibah)
itu sendiri, sedangkan obek pajak yang sasaran objeknya pada harta
penghasilan/harta disebut Dharibah.
Pendapatan Negara menurut Islam


Pendapatan negara (mawarid Ad-Daulah) pada zaman pemerintahan Rasulullah SAW (610-632 M) dan
khulafaurrasyidin (632-650 M) di klasifikasikan menjadi : Ghanimah, Fai’ dan Shodaqah serta Zakat.
Sedangkan harta Fai’ terbagai atas Kharaj, Usyr dan Jizyah.

1. Ghanimah adalah harta rampasan perang yang diperoleh dari non muslim melalui peperangan.

2. Fai’ adalah harta rampasan perang yang diperoleh dari kaum muslim dari musuh tanpa terjadinya
pertempuran.

3. Kharaj adalah sewa tanah yang dipungut kepada non muslim di wilayah Islam.

4. ‘Ushr adalah biaya impor (biaya masuk) yang dikenakan kepada semua pedagang yang melintasi perbatasan
negara. Wajib di bayar satu kali dalam setahun, dengan ketentuan barang yang bernilai lebih 200 dirham.
Untuk non muslim 5% dan muslim 2,5%, sehingga umat Islam yang membayar tergolong sebagai zakat.

5. Jizyah atau upeti atau pajak kepala yang di bayarkan oleh non muslim khususnya perlindungan jiwa, properti,
ibadah, dan tidak wajib militer.
6. Zakat (shodaqah) adalah kewajiban umat Islam atas harta tertentu yang telah mencapai satu nishab 8
Sebab-sebab Munculnya
Pajak dalam Islam
❖ Pada masa pemerintahan ❖ Jalan pintas untuk
Rasulullah SAW dan sahabat, pertumbuhan ekonomi
Pajak (Dharibah) belum ada, suatu negara.
karena dari pendapatan ❖ Imam (Khalifah)
Ghanimah dan Fay’I sudah cukup berkewajiban memenuhi
untuk membiayai berbagai kebutuhan rakyatnya.
pengeluaran umum negara. Hal
ini menyebabkan Ghanimah dan
Fay’i berkurang (bahkan tidak
ada).

9
Hukum Membayar Pajak
dalam Islam
Ulama berbeda pendapat mengenai kewajiban lainnya bagi seorang muslim terhadap harta selain zakat.
Mayoritas fuqaha berpendapat bahwa zakat adalah satu-satunya, namun di sisi lain beberapa ulama
mengungkapkan ada kewajiban lainnya terhadap harta selain zakat.

Jalan tengah dari kedua perbedaan ini adalah bahwa kewajiban atas harta adalah zakat, namun jika datang
kondisi yang mengehendaki keperluan tambahan (darurat), maka ada kewajiban tambahan berupa pajak
(dharibah). Pemungutan pajak yang diperkenankan pun atas dasar kemaslahatan umat karena biaya
pemerintah yang dalam kondisi darurat atau tidak mencukupi.

Dalam pemungutan pajak ini, negara memiliki kewajiban, antara lain :

a. Penerimaan pajak harus dipandang sebagai amanah yang harus dibelanjakan secara amanah, jujur, dan
efisien untuk merealisasikan fungsi pajak.
b. Pendistribusian beban pajak harus secara merata kepada mereka yang wajib membayarnya.

10
Landasan Hukum Pajak dalam
Islam
Pajak sendiri murni semata-mata hasil ijtihad Khalifah (persetujuan ulama) karena negara mengalami krisis tertentu.
Tidak ada dalil yang tegas baik dari Al-Qur’an, hadits, maupun ijma’ sahabat.

Namun demikian ada beberapa pembahasan tentang pajak dalam Al-Qur’an dilandaskan oleh dasar hukumnya pada :

1. QS. Al-Baqarah(2) : 177 “ wa aata al maala a’laa hubbihi” (Dan memberikan harta yang dicintai). Ayat ini
memerintahkan seorang muslim memberikan harta selain zakat.
2. QS. Al-An’am (6) : 141, yang artinya : “Tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya”
3. QS. An-Nisa (4) : 59, yang artinya :

Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil amri (pemerintah) di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan
Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudoan. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.

4. Dalam Hadist Rasulullah menjelaskan :

“ Di dalam harta terdapat hak-hak yang lain di samping zakat” (HR. Tirmodzi dari Fathimah binti Qais ra.)

11
Definisi Pajak Menurut
Pandangan Islam
Yusuf Qardawi Gazi Inayah
Pajak adalah kewajiban yang Pajak adalah kewajiban untuk
ditetapkan terhadap wajib pajak yang membayar tunai yang ditentukan oleh
harus dibayarkan kepada negara, yang pemerintah atau pejabat berwenang
hasillnya untuk membiayai yang bersifat mengikat tanpa adanya
pengeluaran umum dan merealisasikan imbalan tertentu. Ketentuan ini sesuai
sebagian tujuan ekonomi, sosial, dan dengan kemampuan 0emilik harta dan
politik dan tujuan lain yang ingin dialokasikan untuk memenuhi
dicapai oleh negara. kebutuhan pangan umum dan tuntutan
politio keuangan bagi pemerintah.

12
Definisi Pajak Menurut
Pandangan Islam
Abdul Qadim Zallum
Pajak adalah .harta yang diwajibkan Allah SWT kepada kaum muslim untuk
membiayai berbagai kebutuhan dan ps-pos pengeluaran yang memang diwajibkan
atas mereka, pada kondisi baitul mal tidak ada uang/harta.
Unsur penting pajak berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Abdul Qadim
Zallum :
1. Diwajibkan oleh Allah SWT
2. Obyeknya harta
3. Subjeknya kaum muslim yang kaya
4. Tujuannya untuk membiayai kebutuhan mereka
5. Diberlakukan karena adanya kondisi darurat yang harus segera diatasi oleh
pemerintah

13
Karakteristik Pajak Menurut
Syariat Islam
1. Pajak (dharabah) bersifat temporer, yidak bersifat kontinyu, hanya boleh
dipungut ketika di baitul mal tidak ada harta atau kurang
2. Pajak (dharabah) hanya boleh dipungut untuk pembiayaan yang
merupakan kewajiban bagi kaum muslimin dan sebatas jumlah yang
diperlukan untuk pembiayaan wajib tersebut
3. Pajak (dharabah) hanya dimbil dari kaum muslim, daei non muslim
disebut Jizyah
4. Pajak (dharabah) hanya dipungut dari kaum muslim yang kaya
5. Pajak (dharabah) hanya dipungut sesuai dengan jumlah pembiayaan yang
dibutuhkan
6. Pajak (dharabah) dapat dihapus jika sudah tidak diperlukan

14
Persamaan dan Perbedaan
Zakat dan Pajak
Persamaan Zakat dan Pajak
1. Bersifat wajib dan mengikat atas harta penduduk suatu negeri, apapbila
melalaikannya terkena sanksi
2. Harus disetorkan kepada lembaga resmi agar tercapai efisiensi penariakan
keduanya dan alokasi penyalurannya
3. Dalam pemerintahan Islam, zakat dan pajak dikelola oleh negara
4. Tidak ada ketentun memperoleh imbalan materi tertentu di dunia
5. Untuk menyelesaikan problem ekonomi dan mengentaskan kemiskinan di
masyarakat

15
Perbedaan Zakat dan Pajak

Zakat Pajak

Manifestasi ketaatan umat terhadap Manifestasi ketaatan seorang warga


perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW negara kepada Ulil Amrinya

Kadarnya ditentukan oleh Al-Qur’an dan Kadarnya ditentukan oleh hukum negara
Hadits

Hanya dikeluarkan oleh kaum muslimin Dikeluarkan oleh setiap warga negara
tanpa memandang agama dan
keyakinannya

Berlaku bagi setiap muslim yang telah Hanya berlaku dalam batas garis
mencapai nishab tanpa memandang di teritorial suatu negara
negara mana ia tinggal

Suatu ibadah yang didahului oleh niat Tidak memakai niat

16
Ketentuan Perpajakan
Tentang Zakat
1. Zakat bukan obyek pajak
2. Zakat bukan biaya yang diperkenankan untuk mengurangi
penghasilan bruto
3. Zakat adalah pengurang penghasilan kena pajak, tetapi bukan
pengurang pajak terutang
4. Implementasi perajakan
● Zakat yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto untuk
menentukan penghasilan kena pajak adalah Zakat Penghasilan
yang merupakan obyek pajak yang dikenakan PPh
● Besarnya zakat yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Kena
Pajak adalah 2,5% dari jumlah penghasilan yang merupakan
obyek pajak yang dikenakan PPh.

17

Anda mungkin juga menyukai