Anda di halaman 1dari 49

1

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
i

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR


TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

KEPALA LABORATORIUM KIMIA DASAR


Dr. Ir. Hj. Andi Artiningsih., ST., MT., IPP
KOORDINATOR LABORATORIUM KIMIA DASAR
Ir. Muh Arman., ST,. MT

Revisi Edisi Pertama 2019


Editor Sampul : Anjas Marta
Penyusun :
Anjas Marta Resky Windisari N
Winda Novia Husnah Faradillah
Sakina Ade Ulmu Kalsum
Azimatul Afifah Mahdiyah Denisya
Dirga Yudistirah Nur Atika Rahman
Fitriyah Dwi Pratiwi Farma Fitria
Andi Nurwidiyah M Muh. Fadel Ramadhan
Nurul Fadilah Putri Elfira Usman
Nurussarirah M Abuhaji Febrian

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan Penuntun Laboratorium Kimia Dasar ini dengan sebaik-
baiknya.
Penulisan Penuntun ini kami buat didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan di
Laboratrium Kimia Dasar serta literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun dari sumber
lainnya.
Dengan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-
pihak yang telah membantu, khususnya kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan, baik secara material maupun spiritual.
2. Ketua Yayasan Wakaf UMI Bapak H.M Mokhtar Noer Jaya
3. Bapak Prof Dr. Basri Modding SE., M.Si Sebagai Rektor Universitas Muslim Indonesia
4. Bapak Dr. Ir. H. Zakir Sabara HW, ST.,MT.,ASEAN Eng. selaku Dekan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
5. Bapak Dr.Ir Andi Suryanto, ST., MT.,IPM.,ASEAN Eng. Selaku ketua Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
6. Kepala Laboratorium Kimia Dasar Dr. Ir. Hj. Andi Artingsih., ST., MT., IPP dan
Koordinator Laboratorium Operasi Teknik Kimia Ir. Muh Arman., ST,. MT
7. Asisten-asisten Laboratorium Kimia Dasar.
Tim Penyusun menyadari dalam penyusunan Penuntun ini tidak menutup kemungkinan
adanya kekeliriauan, untuk itu kami mohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan tidak
menutup diri terhadap segala saran, kritik serta masukan yang bersifat kontruktif bagi kami.
Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sediri, institusi pendidikan dan masyarakat
luas. Aamin !

Makassar, 2019

Tim Penyusun

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
TATA TERTIB ............................................................................................................ iv
KETENTUAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM ................................... vi
PERCOBAAN I
MEMBUAT LARUTAN ............................................................................................... 1
PERCOBAAN II
STOIKIOMETRI ........................................................................................................... 5
PERCOBAAN III
SIFAT-SIFAT UNSUR ................................................................................................. 8
PERCOBAAN IV
IKATAN KIMIA ........................................................................................................... 14
PERCOBAAN V
KESETIMBANGAN ION ............................................................................................. 18
PERCOBAAN VI
ELEKTROLISIS ............................................................................................................ 22
PERCOBAAN VII
ANALISA TANAH ....................................................................................................... 28
PERCOBAAN X
ANALISA KUALITATIF & KUANTITATIF ............................................................. 31
PERCOBAAN IX
ADSORPSI DAN KOLOID ........................................................................................... 37
KARTU KONTROL

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
iv

TATA TERTIB
I. MASUK LABORATORIUM
1. Telah berada didepan Laboratorium Kimia Dasar 15 menit sebelum praktikum
dimulai.
2. Membawa perlengkapan praktikum.
a. Jas Laboratorium
b. Lap kasar dan lap halus
c. Masker kain
d. Alat tulis
e. Laporan yang telah di ACC
f. Tugas Pendahuluan (TP) sesuai dengan judul percobaan
g. Kartu Kontrol (Foto Wajib)
h. Buku Penuntun (wajib diprint)
i. Kalkulator ilmiah tiap kelompok
3. Menggunakan kemeja putih, celana kain hitam (laki – laki), rok hitam
(perempuan), sepatu tertutup dan warna jilbab sesuai kesepakatan saat pengarahan
Laboratorium.
4. Rambut laki – laki maksimal 2 cm, kuku harus pendek, dan tidak menggunakan
perhiasan kecuali perhiasan.
5. Telah lulus respon pertama Tugas Pendahuluan di masing – masing asisten.

II. DIDALAM LABORATORIUM


1. Berdo’a sebelum memulai praktikum.
2. Respon kedua Tugas Pendahuluan di asisten masing – masing.
3. Dilarang keluar masuk tanpa izin asisten.
4. Dilarang makan dan minum di dalam Laboratorium.
5. HP di silent dan disimpan dalam loker selama praktikum berlangsung.
6. Dilarang memasuki “Ruang Alat dan Bahan” tanpa seizin asisten.
7. Menggunakan bahan secukupnya dan membersihkan alat yang telah digunakan.
8. Mengisi bon alat dan log book Neraca Analitik.
9. Menjaga kebersihan Laboratorium.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
v

III. RESPON TUGAS PENDAHULUAN & ASISTENSI LAPORAN

1. Wajib menghubungi asisten 1 hari sebelum respond an asistensi.


2. Hanya ketua kelompok yang menghubungi asisten, jika ketua berhalangan yang
menghubungi asisten adalah anggota yang ditunjuk.
3. Menggunakan pakaian sopan (kemeja) saat respon dan asistensi.
4. Telah menyelesaikan Tugas Pendahuluan secara lengkap sebelum respon.
5. Wajib memahami Prosedur Kerja sebelum memasuki Laboratorium.
6. Membawa kartu kontrol.
7. Dilarang menggunakan HP saat respon dan asistensi berlangsung.
8. Respon dan asistensi dilakukan jika anggota kelompok telah lengkap, jika
berhalangan hadir, wajib menghubungi asisten yang bersangkutan beberapa jam
sebelumnya.
9. Waktu respon hari Senin – Sabtu (08.00 - 17.00 Wita).
10. Melakukan asistensi maksimal 3x (Tergantung ketetapan masing – masing
Asisten).
11. Wajib membawa kalkulator tiap kelompok saat asistensi.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
vi

KETENTUAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. Laporan disusun diatas kertas ukuran A4 jenis tulisan Times New Roman, ukuran font
12 dan Spasi 1,5 (Sampul)
2. Sampul laporan (lihat Lamp. 1)
3. Bagian isi:
Judul bab dari bagian inti adalah sebagai berikut:
1. Bab I (PENDAHULUAN) (Lamp. 2)
Bagian pendahuluan memuat hal-hal sebagai berikut:
4.1 Latar Belakang
Berisi gambaran umum mengenai Penetapan. Sumber harus dari buku/
jurnal dari 5 Tahun terakhir.
4.2 Tujuan Percobaan
Berisi uraian dari tujuan dilakukannya praktikum dari penetapan yang
dilakukan.
2. Bab II (TINJAUAN PUSTAKA)
Bagian Tinjauan Pustaka memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Materi yang di muat berisi uraian-uraian yang menyangkut dengan penetapan.
2) Sumber yang di masukkan harus dari sumber pustaka primer seperti jurnal
penelitian, buletin, buku, prosiding seminar, maupun internet (situs resmi) 5
tahun terakhir.
3. Bab III (PROSEDUR PERCOBAAN) (Lamp. 2)
Bagian Prosedur Percobaan memuat hal-hal sebagai berikut:
3.1 Alat
Gambar alat harus jelas dan disertai keterangan nama alat.
3.2 Bahan
Bahan harus dilengkapi nama, rumus senyawa dan konsentrasinya.
3.3 Cara Kerja
Cara kerja berupa kalimat aktif dalam bentuk paragraf, serta kerja harus
dilengkapi dengan Diagram Alir.
4. Bab IV (HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN)
Bagian hasil perhitungan dan pembahasan memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Menuliskan data pengamatan sesuai dengan penetapan.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
vii

2) Jika data pengamatan dalam bentuk tabel, tidak menggunakan garis vertical,
hanya menggunakan garis horizontal.
3) Pembahasan harus mempunyai sumber pustaka primer seperti jurnal penelitian,
buletin, buku, prosiding seminar, maupun internet (situs resmi).
5. Bab V (PENUTUP)
Bagian penutup memuat hal-hal sebagai berikut:
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan percobaan.
4.2 Saran
Saran terdiri dari dua yaitu saran untuk laboratorium dan saran untuk
asisten.
6. DAFTAR PUSTAKA (Lamp. 3)
1) Daftar Pustaka memuat referensi yang telah disitasi di dalam laporan.
2) Jumlah pustaka minimal 5 referensi (2 buku dan 3 jurnal).
3) Format penulisan sitasi/ catatan kaki dan Daftar Pustaka dalam bentuk Harvard
Style.
7. Ayat yang Berhubungan (Lamp. 4)
Ayat yang berhubungan ditulis latin dan harus sesuai dengan isi percobaan.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
viii

Lampiran 1 Format Sampul

Nama : Dirga Yudistirah


Stambuk : 09220160031
Kelas/Kelompok : C2/ 1 (Satu)

Asisten

2019

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
ix

Lampiran 2. Bab I

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
x

Lampiran 2. Bab 3

Lampiran 3. Daftar Pustaka


BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
xi

Lampiran 4. Ayat yang Berhubungan

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
1

PERCOBAAN I
MEMBUAT LARUTAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari cara membuat larutan dari bahan cair dan bahan padat dengan
konsentrasi tertentu.

B. PENDAHULUAN
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam
komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut. Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain
air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak,
asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan. Sebagai contoh,
jika sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut
pada dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian (Putri, Laili Mei Ari.,dkk, 2017).
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk
menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan yang
menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Untuk jumlah terlarut
yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang berbeda pula, yang
nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu larutan
merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara
luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan) (Putri.,dkk, 2017).
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi
berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam
suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap
pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila
mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer (Puspita, 2013).

Untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu sebagai berikut (Nurrahmaniah, 2013):

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
2

a. Persen berat → satuannya (%)


gram zat terlarut
% b b= x 100 %
gram larutan

b. Persen volume → satuannya (%)


ml zat terlarut
% v⁄v = x 100 %
ml larutan
c. Persen berat volume → satuannya (%)
gram zat terlarut
%b v= x 100 %
ml larutan

d. Kemolaran (M) → satuannya (mol L)


W
M =
Mr x V
gram
= gr
mol x L

= mol L
eq
e. Kenormalan (N) → satuannya ( L)
W
N =
Be x V
gram
= gr
eq x L
eq
= L
kg
f. Kemolalan (n) → ( mol)
W 1000
M = x
Mr p
gram 1000 kg/gr
= gr x
mol gram

kg
= mol
g. Part per million (ppm) atau bagian perjuta

mg zat terlarut
ppm = x 106
L pelarut

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
3

mg
ppm =
L

h. Part per billion (ppb) atau bagian permiliar

mg zat terlarut
ppb = x 109
L pelarut

mg
ppb =
L

i. Fraksi mol (X)

jumlah mol zat terlarut


X zat terlarut =
jumlah mol zat terlarut +jumlah mol pelarut

jumlah mol pelarut


X pelarut =
jumlah mol zat terlarut +jumlah mol pelarut

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Labu ukur 100 mL
b. Gelas piala 100 mL
c. Pipet skala
d. Botol semprot
e. Pipet tetes
f. Batang pengaduk
g. Neraca analitik
h. Corong
i. Spatula
2. Bahan
a. Padatan NaOH (Natrium Hidroksida) atau NaCl (Natrium Klorida atau Garam
dapur)
b. Larutan CH3COOH (Asam Asetat) atau HCl (Asam Klorida) pekat
c. Aquadest

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
4

D. CARA KERJA
1. Bahan Padat
a. Sediakan alat dan bahan yang digunakan
b. Timbang gelas piala 100 mL dalam keadaan kosong, catat.
c. Timbang NaOH atau NaCl dengan berat tertentu ke dalam gelas piala 100 mL, catat.
d. Larutkan NaOH atau NaCl dengan aquadest dan masukkan kedalam labu ukur 100
mL, dengan bantuan corong.
e. Himpitkan hingga tanda garis atau miniskus.
f. Larutan kemudian dihomogenkan dan diberi label sesuai dengan konsentrasinya.
2. Bahan Cair
a. Sediakan alat dan bahan yang digunakan
a. Pipet larutan CH3COOH atau HCl pekat (konsentrasi 37% dan bj 1,18 g/mL)
dengan volume tertentu kedalam labu ukur 100 mL yang telah berisi aquadest ±
setengah volume labu ukur tersebut.
b. Tambahkan aquadest hingga garis miniskus (dihimpitkan) kemudian didinginkan.
c. Larutan kemudian dihomogenkan dan diberi label sesuai dengan konsentrasinya.

E. DAFTAR PUSTAKA
Nurrahmaniah, Waode . 2013 “Kimia Dasar I SMK Negeri SMAK Makassar” . Kementrian
Perindustrian : Makassar.
Putri, Laili Mei Ari., et al . 2017. “Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan
Suhu Larutan’. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP . Universitas Jember . Jember,
pp 1-3.
Puspita, Fika . 2013 . “Pembuatan Larutan” . Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Universitas Jendral Sudirman . Purwokerto

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
5

PERCOBAAN II
STOIKIOMETRI

A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan titik stoikiometri sistim H2SO4 dan NaOH.

B. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah melihat sesorang yang sedang membuat kue.
Perlu diketahui bahwa kue dibuat menurut resep atau formula tertentu, yaitu perbandingan
antara bahan-bahan yang diperlukan. Hal yang kira-kira sama juga berlaku dalam reaksi
kimia. Setiap senyawa kimia memiliki komposisi tertentu. Sehingga, untuk membuat suatu
senyawa melalui reaksi kimia, harus diperhitungkan campuran bahan-bahan dalam
perbandingan tertentu. Hal inilah yang menjadi pembahasan dalam makalah ini. Hal-hal
yang akan dibahas yaitu tentang perbandingan unsur-unsur dalam senyawa, serta
perbandingan zat-zat dalam reaksi kimia (Indrawan, 2011).
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun atas
partikel-partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Susunan
dan sifat partikel setiap zat berbeda-beda. Susunan dan sifat partikel sangat menentukan
wujud zat. Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya tetap.
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam
komposisi yang bervariasi (Petrucci. 1985). Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat
lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula dilarutkan dalam air
dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya akan seragam (sama) di
semua bagian (Laili Mei Ari Putri, Trapsilo Prihandono, 2017).
Hal yang pertama kita sebut stoikiometri senyawa, sedangkan yang kedua kita sebut
stoikiometri reaksi. Istilah stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata
stoicheion yang berarti unsur, dan metron yang berarti mengukur. Jadi, stoikiometri berarti
perhitungan kimia. Konsep-konsep yang mendasari perhitungan kimia adalah massa atom
relatif, rumus kimia, persamaan reaksi, dan konsep mol (Indrawan, 2011).

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
6

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat
a. Gelas piala
b. Batang pengaduk
c. Termometer
d. Pipet ukur
3. Bahan-bahan
e. Larutan NaOH (Natrium Hidroksida) 1 M
f. Larutan H2SO4 (Asam Sulfat) 0,5 M

D. CARA KERJA
1. Masukkan 20 ml NaOH ke dalam gelas piala dan catat temperaturnya
2. Sementara diaduk tambahkan larutan 5 ml H2SO4. Sebelum ditambahkan H2SO4 ukur
dulu temperaturnya (usahakan sama dengan temperatur NaOH).
3. Setiap pencampuran amati temperatur maksimumnya.
Nomor 1 2 3 4

Volume NaOH (ml) 20 15 10 5

Volume H2SO4 5 10 15 20

Volume Total (ml) 25 25 25 25

1. Buat kurva antara temperatur rata-rata dengan volume H2SO4 atau volume NaOH.
2. Tentukan titik stoikiometri

E. PENGAMATAN
Volume Volume Temperatur Temperatur Temperatur
NaOH (mL) H2SO4 (mL) mula-mula akhir rata-rata

20 5

15 10

10 15

5 20

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
7

F. PERHITUNGAN
Grafik hubungan antara temperatur dan volume

G. DAFTAR PUSTAKA
Indrawan, Muh. Rasyid (2011) ‘Stoikiometri’ . Universitas Mulawarman : Semarang
Laili Mei Ari Putri, Trapsilo Prihandono, B. S. (2017) ‘Pengaruh konsentrasi larutan
terhadap laju kenaikan suhu larutan’. Universitas Jember., Jurnal Pembelajaran
Fisika, 6(2), pp. 151–157.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
8

PERCOBAAN III
SIFAT-SIFAT UNSUR

A. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari sifat-sifat unsur golongan Alkali (IA) dan Alkali tanah (IIA).

B. PENDAHULUAN
Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis atom. Variasi
yang luar biasa yang mengelilingi jagat raya tersusun atas substansi-substansi yang bisa
juga disebut dengan unsur. Singkatnya unsur adalah suatu bahan murni yang terdiri dari
proton, neutron, dan elektron sebagai pembentuk unsur. Unsur tersebut harus
berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa unsur kimia (Dwinata, 2016).
1. Golongan Alkali (IA)
Golongan 1 – lithium, natrium, kalium, rubidium dan cesium. Muatan positif pada
inti berkurang akibat kenegatifan elektron-elektron terdalam. Ini juga berlaku bagi
atom-atom lain dalam Golongan 1.Kelektronegatifan merupakan ukuran
kecenderungan sebuah atom untuk menarik sepasang elektron ikatan.
Keelektronegatifan biasanya diukur dalam skala Pauling, dimana pada skala ini unsur
yang paling elektronegatif (fluorine) diberi nilai kelektronegatifan 4,0. Semua unsur
pada gambar di atas memiliki kelektronegatifan yang sangat rendah. (Zulfina, 2011).
2. Golongan Alkalli Tanah (IIA)
Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang
termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium
(Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra).
Unsur-unsur golongan IIA disebut juga alkali tanah sebab unsur-unsur tersebut
bersifat basa dan banyak ditemukan dalam mineral tanah. Logam alkali tanah
umumnya reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali. Unsur-
unsur Golongan 2 Alkali Tanah Logam:
Konfigurasi Elektron :
Berelium (Be) = 1s2 2s2
Magnesium (Mg) = 1s2 2s2 2p6 3s2
Kalsium (Ca) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
Stronsium (Sr) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
9

Barium (Ba) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2
Golongan alkali tanah elemennya semua adalah logam yang mengilap, warna
putih keperakan. Logam alkali tanah yang tinggi dalam rangkaian reaktivitas logam,
tapi tidak setinggi logam alkali golongan 1A.
a. Sifat Fisik
1. Lebih keras dan padat dibandingkan natrium dan kalium
2. Memiliki titik leleh yang lebih tinggi. Disebabkan oleh kehadiran dua
valensi elektron pada setiap atom, yang mengarah pada ikatan logam yang
lebih kuat daripada terjadi di golongan 1A.
3. Tiga elemen ini memberikan karakteristik warna ketika dipanaskan dalam
api:
Putih cemerlang : Mg
Merah bata : Ca
Merah : Sr
Hijau : Ba
4. Jari-jari atom dan ion semakin besar (dari atas ke bawah). Jari-jari ion jauh
lebih kecil daripada jari-jari atom. Hal ini karena atom mengandung dua
elektron dalam tingkat s relatif jauh dari nukleus, dan inilah elektron yang
dikeluarkan untuk membentuk ion. Sisa elektron dengan demikian dalam
tingkat lebih dekat ke inti, dan di samping meningkatnya biaya nuklir efektif
menarik elektron menuju inti dan mengurangi ukuran ion.
b. Sifat Kimia
Sifat-sifat kimia unsur-unsur kelompok 2 didominasi oleh mengurangi tenaga
yang kuat dari logam. Unsur-unsur menjadi semakin turun elektropositif di
golongan. Begitu dimulai, reaksi dengan oksigen dan klorin yang kuat. (Zulfina,
2011).

C. ALAT DAN BAHAN


a. Alat-alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Spritus
4. Rak tabung

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
10

5. Pipet skala
b. Bahan-bahan
1. MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2, dengan konsentrasi 0,5 M
2. Magnesium dan Kalsium
3. H2SO4 0,5 M
4. NaOH 0,5 M
5. Aquadest

D. CARA KERJA
1. Reaktifitas unsur
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Disiapakan dua buah tabung reaksi, kemudian diisi dengan 2 mL aquadest.
c. Magnesium dan kalsium dalam jumLah tertentu dimasukkan kedalam tabung reaksi.
d. Diamati reaksi yag terjadi, jika tidak terjadi reaksi (ditandai dengan adanya
gelembung-gelembung gas), tabung reaksi kemudian dipanaskan hingga terjadinya
reaksi.
e. Didinginkan tabung reaksi, kemudian ditambahkan indikator fenoftalin, dan
diamati perubahan yang terjadi.
2. Kelarutan garam sulfat
1. Disiapkan 4 buah tabung reaksi.
2. Tabung reaksi (I) diisi dengan larutan MgCl2, tabung reaksi (II) dengan larutan
CaCl2, tabung reaksi (III) dengan larutan SrCl2, dan pada tabung reaksi (IV) diisi
dengan larutan BaCl2, masing-masing diisi larutan sebanyak 1 mL.
3. Setiap tabung reaksi ditambahkan dengan larutan H2SO4 0,5M sebanyak 1 mL.
4. Diamati setiap perubahan yang terbentuk, dan kemudian dibandingkan dengan
endapan yang terbentuk pada setiap tabung.
3. Kelarutan garam hidroksida
1. Disiapakan 4 buah tabung reaksi.
2. Pada tabung reaksi (I) diisi dengan larutan MgCl2, tabung reaksi (II) diisi dengan
larutan CaCl2, tabung reaksi (III) diisi dengan larutan SrCl2, dan tabung reaksi (IV)
diisi dengan larutan BaCl2. Kemudian pada setiap tabung diisi larutan sebanyak 1
mL.
3. Setiap tabung reaksi ditambahkan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 1 mL.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
11

5. Diamati endapan yang terbentuk, dan kemudian dibandingkan dengan endapan


yang terbentuk pada setiap tabung.

E. PENGAMATAN
a. Reaktifitas unsur
Unsur Aquadest Pemanasan Penambahan keterangan
Indikator PP
Magnesium

Kalsium

b. Pengandapan garam sulfat


Larutan Penambahan H2SO4 Keterangan

MgCl2

CaCl2

SrCl2

BaCl2

c. Pengendapan garam hidroksida


Larutan Penambahan NaOH Keterangan

MgCl2

CaCl2

SrCl2

BaCl2

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
12

F. REAKSI
a. Mg + H2O 
Ca + H2O 
b. MgCl2 + H2SO4 
CaCl2 + H2SO4 
SrCl2 + H2SO4 
BaCl2 + H2SO4 
c. MgCl2 + NaOH 
CaCl2 + NaOH 
SrCl2 + NaOH 
BaCl2 + NaOH 

G. DAFTAR PUSTAKA
Dwinata, R. A. D. (2016) ‘Rancangan bangun Aplikasi Tabel Periodik Unsur dan
Perumusan Senyawa Kimia dari Unsur imia dasar Berbasis Android’, Jurnal
Rekursif. Teknik Informatika. Fakultas Teknik. Universitas Bengkulu, 4(2 Juni
2016, ISSN 2303-0755), pp. 176–183.
Zulfina .(2011). Struktur Senyawa Anorganik Alkali Dan Alkali Tanah Sifat Fisik dan
Sifat Atom dari Unsur-unsur Golongan 1. http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/logam-alkali- dan-alkali-tanah/

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
13

PERCOBAAN IV
IKATAN KIMIA

A. TUJUAN PERCOBAAN
Membedakan Reaksi senyawa – senyawa berikut :
1. Senyawa yang berikatan elektrovalen dan ikatan kovalen
2. Reaksi Pembentukan senyawa kompleks dan non kompleks

B. PENDAHULUAN
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-atom
yang berikatan. Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang
atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya
disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik.
Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam. Atom
unsur logam cenderung melepas elektron membentuk ion positif, dan atom unsur non-
logam cenderung menangkap elektron membentuk ion negatif. Contoh: NaCl, MgO, CaF2,
Li2O, dan lain-lain (Himawan, 2012).
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom
yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektronikatan
(PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen
disebut pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom
unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh:
H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut
senyawa kovalen.
Senyawa kompleks terdiri dari ion kompleks dan counter ion pembuat netral. Ion
kompleks mempunyai atom pusat yang mengikat ligan berupa molekul netral atau anion
dimana memiliki satu atau lebih atom penyumbang untuk berpasangan. Bentuk senyawa
kompleks yang paling sering dijumpai adalah octahedral. Rumus kimia dan penamaan dari
senyawa kompleks mengikuti aturan yang ditetapkan. Alfred Werner adalah orang yang
pertama kali menemukan struktur dari senyawa kompleks. Senyawa kompleks dapat
memperlihatkan fenomena isomerisasi, bisa berupa stereoisomer ataupun constitutional
isomers (Himawan, 2012).

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
14

Teori medan Kristal menjelaskan warna dan sifat kemagnetan dari kompleks. Karena
dipengaruhi oleh ligan-ligan disekitarnya, energy pada orbital d terpisah. Besarnya energy
pemisahan tergantung dari ion logam dan kekuatan dari ligannya. Semakin kuat ligannya
maka semakin besar energy pemisahannya dan sebaliknya (Himawan, 2012).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
c. Gelas piala
d. Pipet skala
2. Bahan
a. NaCl h. AgNO3
b. CH3COOH i. C2H5OH
c. CuSO4 j. FeCl3
d. CCl4 k. K3Fe(CN)6
e. K4Fe(CN)6 l. Aqudest
f. NH4OH
g. BaCl2

D. CARA KERJA
1. Ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen
a. Disiapkan tiga buah tabung reaksi
b. Masing – masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL AgNO3 0,1 M
c. Tabung reaksi (1) ditetesi dengan NaCl, tabung reaksi (2) dengan CCl4 dan tabung
reaksi (3) dengan C2H5OH masing – masing sebanyak 3-6 tetes.
d. Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.
2. Ikatan kompleks dan non kompleks
a. Disiapkan dua buah tabung reaksi
b. Masing – masing tabung reaksi diisi dengan 1mL CuSO4
c. Tabung reaksi (1) ditetesi dengan BaCl2 tabung reaksi (2) dengan larutan
K4Fe(CN)6 masing – masing sebanyak 3-6 tetes.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
15

d. Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.


e. Kemudian setelah dicatatan kedua tabung rekasi tersebut ditambahkan dengan
larutan NH4OH.
3. Ikatan kompleks dan non kompleks
a. Disiapkan tiga buah tabung reaksi
b. Masing – masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL KCNS
c. Tabung reaksi (1) ditetesi dengan FeCl3, tabung reaksi (2) dengan K3Fe(CN)6
masing – masing sebanyak 3-6 tetes.
d. Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.

E. PENGAMATAN
a. Ikatan kovalen dan ikatan elektrovalen
Pereaksi Larutan AgNO3 Keterangan
NaCl
CCl4
C2H5OH

b. Ikatan kompleks dan non kompleks


Larutan CuSO4 +
Pereaksi Larutan CuSO4 Keterangan
NH4OH
BaCl2
K4Fe(CN)6

c. Ikatan kompleks dan non kompleks


Pereaksi Larutan KCNS Keterangan
FeCl3
K3Fe(CN)6

F. REAKSI
a. Ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen
NaCl + AgNO3 ………. + ………

CCl4 + AgNO3 ………. + ………

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
16

C2H5OH + AgNO3 ………. + ………

b. Ikatan kompleks dan non kompleks


CuSO4 + NH4OH …a…. + …b…

(a) + BaCl2 ………. + ………

(b) + K4Fe(CN)6 ………. + ………

c. Ikatan kompleks dan non kompleks


NaCl + AgNO3 ………. + ………

CCl4 + AgNO3 ………. + ………

G. DAFTAR PUSTAKA
Himawan,Ahmad Andika (2012),”Kimia Organik”,Teknik Kimia Undip,Semarang.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
17

PERCOBAAN V
KESETIMBANGAN ION

A. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Memperkirakan nilai pH dari berbagai macam larutan dengan menggunakan larutan
indikator.
b. Menentukan tetapan disosiasi dari suatu larutan yang pH-nya diketahui.

B. PENDAHULUAN
Kesetimbangan kimia adalah proses dinamis ketika reaksi ke depan dan reaksi balik
terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada setiap zat
tinggal tetap pada suatu suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir dan
mencapai satu titik konsentrasi zat-zat bereaksi dan produk tidak ada lagi berubah dengan
berubahnya waktu. Molekul-molekul tetap berubah dari produk menjadi pereaksi tetap
tanpa perubahan nefto konsentrasinya (Stephen,2016).
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible. Ketika reaksi itu baru mulai
proses reversible hanya berlangsung ke arah pembentukan produk, namun ketika molekul
produk telah terbentuk maka proses sebaliknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari
molekul produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi
tekanan telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri dan konsentrasi reaktan dan konsentrasi
produk tidak berubah lagi. Kesimpulannya, kesetimbangasn kimia adalah proses dinamis
(Purwoko,2016).
Dua model kesetimbangan yang sangat luas digunakan adalah model isoterm Langmuir
dan isoterm Freundlich. Bila nilai tetapan pada masing masing persamaan diketahui maka
pada keadaan setimbangan untuk setiap konsentrasi larutan akan memberikan konsentrasi
terjerap yang tertentu. Tetapan yang ada dimasing-masing persamaan dicari dengan cara
membandingkan data kesetimbangan hasil penelitian dengan hasil perhitungan. Penentuan
waktu kesetimbangan merupakan langkah awal karena semua data kesetimbangan diambil
pada waktu dimana kesetimbangan dianggap telah tercapai (Heltina dan Indriani,2017).
Topik kesetimbangan kimia merupakan bagian esensial dalam kimia, karena mendasari
konsep kimia lanjut misalnya kesetimbangan larutan, kesetimbangan fasa, dan
kesetimbangan reaksi sel elektrokimia. Konsep esensial dalam kesetimbangan kimia adalah

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
18

mol dan stoikhiometri, konsentrasi dan tetapan kesetimbangan, prinsip Le Chatelier's dan
reaksi fasa gas dan hukum gas ideal. Definisi konsentrasi berlebih pada sistem
kesetimbangan adalah jumlah mol yang tidak bereaksi (bagi pereaksi) atau jumlah mol
yang dihasilkan pada reaksi kimia (bagi hasil reaksi). Apabila produk reaksi sudah ada
sebelum keadaan setimbang terjadi, maka konsentrasi setimbang konsentrasi zat yang
dihasilkan oleh reaksi dan zat yang ada sebelum reaksi berlangsung (Mutiah, 2017).
Kesetimbangan kimia didalamnya terdapat konsep pereaksi, hasil reaksi, reaksi
reversible, dan laju reaksi. Laju reaksi merupakan dasar pemahaman kesetimbangan kimia.
Untuk memahami kesetimbangan kimia dengan benar diperlukan pemahaman dengan
benar tentang konsep-konsep lain yang mendasarinya, yaitu konsep pereaksi, hasil reaksi,
reaksi reversible, dan laju reaksi. Pada saat mempelajari laju reaksi, pengaruh temperatur
melibatkan konsep energi kinetik dan teori tumbukan, yaitu peningkatan temperatur akan
meningkatkan kecepatan gerakan molekul, peningkatan gerakan molekul akan
meningkatkan energi kinetik dan laju tumbukan molekul. Reaktan dapat bereaksi
menghasilkan produk jika molekul yang bertumbukan memiliki energi kinetik total sama
atau lebih besar dari energi aktivasi (Umam dkk.,2017).

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat
a. Tabung Reaksi
b. Pipet Tetes
c. Gelas Piala 100 mL
2. Bahan
a. Na2CO3 0,2 M
b. NaCl 0,2 M
c. CH3COOH 0,2 M
d. NH4Cl 0,2 M
e. Larutan Indikator MM, MO, MV, BTB, Alizarin (Al), dan Kuning Titan (KT).
3. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyiapkan tabung reaksi (sesuai jumlah yang diperlukan) dan isilah dengan
larutan Na2CO3 0,2 M masing -masing 5 mL (5 tetes).

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
19

3. Tambahkan masing -masing tabung reaksi dengan larutan indikator (2 tetes) yang
tersedia.
4. Catat perubahan warnanya dan tentukan harga pH masing-masing larutan dalam
tabung reaksi.
f. Ulangi prosedur diatas, dengan menggunakan larutan NaCl 0,2 M, CH3COOH 0,2
M, dan NH4Cl 0,2 M.

D. DATA PENGAMATAN
Larutan MV MO MM BTB PP Al KT

Na2CO3

NaCl

CH3COOH

NH4Cl
Keterangan : isi kotak diatas sesuai warna dengan indikator larutan

E. GRAFIK DAN PERHITUNGAN


1. Grafik
Asam : Arah Panah Kiri
Basa : Arah Panah Kanan
Sumbu x : Nilai pH Larutan
Sumbu y : Larutan Indikator
2. Perhitungan
a. Reaksi
b. Menghitung pH larutan (Sumbu Berpotongan)
c. Menghitung pH masing -masing larutan untuk mengetahui konsentrasi senyawa
d. Mencari nilai Ka sesuai pH masing- masing larutan

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
20

F. DAFTAR PUSTAKA
Heltina,D. and Indriani,R.,2009.Biosorpsi Pb (II) Pada Jamur Trichoderma Asperrellum
TNJ- 63. Jurnal Rekayasa Prosel, 3(1), pp.1-4.
Mutiah.,2007.Analisis Miskonsepsi Mahasiswa pada Empat Konsep Esensial
Kesetimbangan Kimia.Jurnal Pijar Mipa, 7(1), pp.1-6.
Purwoko.2006.Kimia Universitas.Jakarta : Erlangga.
Stephen.2002.Istilah Kimia Umum.Jakarta : Erlangga.
Umam,Y.I., Iskandar,S.M. and Budiasih,E.,2015.Analisis Dampak Kesalahan Konsep Laju
Reaksi Terhadap Kesalahan Kesetimbangan Pada Siswa SMA.Jurnal
Pendidikan, 3(2), pp.68-73.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
21

PERCOBAAN VI
ELEKTROLISIS

A. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari proses elektrolisis larutan KI dan FeCl3

B. PENDAHULUAN
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan
menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang
dihubungkan dengan kutub negatif) dan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub
positif). Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh anoda
sehingga jumlah elektronnya berkurang atau bilangan oksidasinya bertambah (Penyusun,
2013).
Proses penyepuhan logam-logam merupakan proses elektrolisis. Untuk terjadinya
proses elektrolisis diperlukan energi listrik dari sumbernya. Dengan demikian, pada
elektrolisis terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kimia.
Reaksi redoks yang mengakibatkan terjadinya perubahan energi kimia menjadi energi
listrik, atau sebaliknya merupakan proses elektrokimia.
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi
redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di masyarakat. Baterai aki yang dapat
diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-
hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik yang
diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan.
Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis. Proses
ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g)

Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan.
Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi
di anoda. (Setiasih, 2014).

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
22

C. ALAT DAN BAHAN


a. Alat-alat
1. Pipa U
2. Sumber arus searah
3. Elektroda
4. Stopwatch
5. Gelas piala
6. Tabung reaksi
7. Standar tabung

b.Bahan-bahan
1. Larutan KI 0,25 M
2. Larutan FeCl3
3. Indikator PP
4. NH4OH
5. CHCl3

D. CARA KERJA
a. Elektrolisis Larutan KI
4. Masukkan larutan KI 0,25 M ke dalam tabung U
5. Pasan elektroda dan hubungkan denan sumberarus searah 6 volt selama 5 menit,
lalu putuskan arusnya.
6. Catat perubahan yang terjadi dalam ruangan anoda dan katoda.
7. Siapkan 3 buah tabung reaksi.
8. Tabung reaksi (1) dan (2) di isi 2 mL larutan dalam ruan katoda, dan tabun reaksi
(3) diisi 2 mL larutan dalam anoda.
9. Tabung reaksi (1) ditambahkan 1 mL larutan FeCl3 dan tabung raksi (3)
ditambahkan 1 mL larutan CHCl3.
10. Kocok dan amati perubahan yang terjadi.
b. Elektrolisis Larutan FeCl3
1. Kerjakan sepertih prosedur kerja 1-3 diatas (KI diganti dengan larutan FeCl3)
2. Siapkan empat buah tabung rekasi

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
23

3. Tabung reaksi (1) dan (2) di sis 2 ml larutan dalam ruan katoda, dan tabun reaksi
(3) dan (4) diisi 2 ml larutan dalam anoda.
4. Tabung reaksi (1) dan (3) ditambahkan 1 tetes indikator pp, tabung rekasi (2) dan
(4) ditambahkan 2 ml larutan NH4OH.
5. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
6. Bandingkan larutan aslinya (FeCl3 yang belum dielektrolisa).

E. PENGAMATAN
1. Elektolisis Larutan KI

Setelah Setelah Setelah


Warna ditambahkan
Ruang ditambahkan ditambahkan
Larutan NH4OH
indicator PP FeCl3

Katoda

Anoda

KI

2. Elektrolisis Larutan FeCl3


Setelah Setelah ditambahkan
Ruang Warna Larutan ditambahkan NH4OH
indicator PP
Katoda

Anoda

FeCl3

F. REAKSI
1. Untuk larutan KI
a. Di katoda :........
b. Di anoda :........
c. Reaksi Sel :

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
24

....................+ FeCl3.............
....................+ CHCl3............
2. Untuk Larutan FeCl3
a. Di katoda :........
b. Di anoda :........
c. Reaksi Sel :
....................+ NH4OH..........

G. DAFTAR PUSTAKA :
Penyusun, tim (2013) ‘Elektrokimia’, in Elektrolisis, pp. 1–8.
Setiasih, S. (2014) Sel Elektrolisis.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
25

PERCOBAAN VII
ANALISA TANAH

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui pH Tanah.
2. Untuk mengetahui adanya SO4 , Cl , dan NH4.

B. PENDAHULUAN
Tanah, selain sebagai tempat hidup berbagai macam organisme, juga merupakan salah
satu medium tumbuh bagi tanaman. Pada tanah, terdapat berbagai unsur-unsur yang
dibutuhkan tamanan untuk tumbuh. Tanah itu sendiri, berasal dari pelapukan bebatuan yang
telah mengalami pelapukan (pelapukan secara fisika maupun pelapukan kimia).
Kation – kation yang biasa terdapat dalam tanah dalam tanah adalah : Ca2+, Mg2+, K+ ,
Na+ , Al3+ , Fe3+, Mn2+, NH+. Sedangkan anion-anionnya terdiri dari : NO3-, SO42-, Cl-, dan
PO43-. Kation dan anion tersebut secara langsung akan mempengaruhi pH tanah.
Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam tanah.
Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah
selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya sebanding dengan
banyaknya H+. Pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-.
Sedangkan pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan
H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH 7.
Ion-ion (kation dan anion) dapat dideteksi dan diidentifikasi dengan cara-cara biasa
(Liat percobaan IV). Seiring ekstrak yang diperoleh berwarna, jika ingin terjadi berarti tanah
tersebut organik yang dapat dihilangkan dengan menggunakan proses adsorpsi (arang aktif).
Selain itu logam-logam berat menggunakan dalam identifikasi anion yang terdapat dalam
ekstrak. Untuk menghilangkan gangguan ini, logam berat dapat diendapkan dengan
karbonat (sebagai karbonatnya).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat - Alat :
a. Tabung Reaksi f. Gelas Piala
b. Corong g. Erlenmeyer

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
26

c. Gelas Ukur h. Batang Pengaduk


d. Pipet Tetes i. Pipet Volume
e. Kertas Saring
2. Bahan - Bahan :
a. Indikator (Percobaan IV) e. Ammonium Asetat pH 4,8
b. Pereaksi Nessler f. AgNO3
c. BaCl2 g. KCl
d. Aquadest h. HCl

D. CARA KERJA
1. pH Tanah
- Timbang 5 gram tanah, masukkan kedalam gelas piala
- Tambahkan 50 mL air
- Kocok dan diamkan 20-30 menit (sesekali diaduk)
- Selanjutnya disaring dan filternya digunakan untuk menentukan pH
- Tentukan pH tanah tersebut.
2. Identifikasi SO42- dan Cl-
- Kerjakan seperti pada (1. pH Tanah), air diganti dengan ammonium asetat pH 4,8.
- Ambil 20 mL filter, jika berwarna hilangkan dengan arang aktif.
- 10 mL larutan ini dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan Na2CO3
sampai terjadi endapan sempurna ( > 50 tetes tidak terbentuk endapan sempurna,
berarti SO42-, tidak ada)
- Siapkan 2 buah tabung reaksi dan masing-masing diisi dengan 2 mL filtrate
- Tabung pertama di tambahkan HCl dan BaCl2
- Tabung kedua di tambahkan AgNO3
- Amati dan catat perubahan yang terjadi
E. PENGAMATAN
Tuliskan hasil pengamatan saat praktikum.

F. REAKSI
 SO42- + BaCl2 …. + ….
 Cl- + AgNO3 …. + ….

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
27

 NH4+ + HgI2 / KOH …. + ….


(Pereaksi Nesler)
G. PERHITUNGAN

pH = 14 – pOH-

H. DAFTAR PUSTAKA
Hedrawati, Mariam Sitti (2017) “Analisa Kation Anion dalam Tanah” Program Studi
Kimia Fakultas Sains dan Teknologi.UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
28

PERCOBAAN VIII
ANALISA KUALITATIF & KUANTITATIF
A. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Menentukan adanya kation dan anion dalam suatu sampel


b. Untuk mengetahui kadar asam asetat dalam cuka yang beredar dipasaran dengan
metode volumetrik.

B. TEORI
Kimia analisis adalah studi pemisahan, identifikasi, dan kuantifikasi komponen kimia
dalam bahan alam maupun buatan.[1] Analisis kualitatif memberikan indikasi identitas
spesies kimia di dalam sampel. Sedangkan analisis kuantitatif menentukan jumlah
komponen tertentu dalam suatu zat. Pemisahan komponen seringkali dilakukan sebelum
melakukan analisis.
Metode analisis dapat dibagi menjadi klasik dan instrumental.[2] Metode klasik
(dikenal juga sebagai metode kimia basah) menggunakan pemisahan seperti pengendapan,
ekstraksi, dan distilasi serta analisis kualitatif berdasarkan warna, bau, atau titik leleh
(organoleptis). Analisis kuantitatif klasik dilakukan dengan menentukan berat atau volum.
Metode instrumental menggunakan suatu peralatan untuk menentukan kuantitas fisik suatu
analit seperti serapan cahaya, fluoresensi, atau konduktivitas. Pemisahan dilakukan
menggunakan metode kromatografi, elektroforesis atau fraksinasi aliran medan.
Kimia analisis juga fokus pada peningkatan rancangan percobaan, kemometri, dan
pembuatan alat ukur baru agar dapat menyediakan informasi kimia yang lebih baik. Kimia
analisis telah diaplikasikan di bidang forensik, bioanalisis, analisis klinik, analisis
lingkungan, dan analisis bahan.
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada
tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau
tampilan lainnya.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
29

Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value
free) Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip
objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang
telãh diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi
sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan
nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian
kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya.

C. ALAT & BAHAN


1. Analisis Kualitatif
Alat-alat :
Tabung reaksi
Pipet tetes
Bahan-bahan :
Dimetil glioksima (DMG) CH3C(NOH)C(NaOH)CH3
NH4OH 1M AgNO3 0,1 M
NH4OH Pekat HCl 1 M
NH4Cl BaCl2
NaClO4 20 % FeCl
K2Cr2O7 KCNS
Difenil Karbazida (C6H5NH)2CO
FeSO4 H2SO4
2. Analisa Kuantitatif
Alat-alat :
Corong Labu Ukur
Gelas Piala Pipet Volume
Erlenmeyer Batang Pengaduk
Bahan-bahan :
Cuka makan
Indicator PP
NaOH

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
30

Cara Kerja
Analisa Kualitatif
A. Indentifikasi Kation
1. Sediakan 5 macam larutan dengan tanda A, B, C, D dan E
2. Ambil masing-masing 1 ml, tambahkan 2-3 tetes zat pereaksi dan catat
endapannya (menurut table)
B. Indentifikasi Anion
C. Sediakan 6 macam larutan dengan simbil X, Y, Z, P, Q dan R, kerjakan seperti
langkah awal.
Analisa Kuantitatif
Volumetri : (asam asetat dalam cuka)
1. Pipet 10 ml cuplikan ke dalam labu ukur 100 ml
2. Encerkan dengan air hingga tanda garis, kocok
3. Pipet 10 ml larutan ini kedalam Erlenmeyer, tambahakan 2 tetes indikator PP
4. Titrasi dengan NaOH 1N hingga terjadi perubahan warna (dari tidak berwarna
menjadi berwarna merah muda).
5. Catat bolume NaOH dan hitung konsentrasi asam asetat dalam cuplikan tersebut
(kerja duplo)
D. PENGAMATAN
 Analisi Kuantitatif
a. Kantion
Pereaksi A B C D E
KCNS
NH4OH +
DMG
NaClO4
HCl +
NH4OH
HCl +
Pemasasan
K2Cr2O7
Keterangan : Endapan / warna

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
31

b. Anion
Pereaksi X Y Z P Q R
AgNO3
+NH4OH
FeCl3 +
HCl
H2SO4 +
FeSO4
Keterangan : Endapan / Warna
 Analisis Kuantitatif
Volumetri
Volume Contoh Pengenceran Volume Titran Konst. NaOH

E. REAKSI
 Analisa kualitatif
a. Kation
Fe+ + KCNS
Ni+ + C4H2N2O2
K+ + NaClO4
Ag+ + HCl (a)
(a) + NH4OH
Pb+ + HCl (b)
(b) dipanaskan
b. Anion
Cl- + AgNO3 … + …
Br- + AgNO3 (c) + …
I- + AgNO3 (d) + …
(c) + NH4OH … + …
(d) + NH4OH …. + …
SO42- + BaCl2 … + …

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
32

CH3COO + FeCl3 (e) + …


(e) + HCl … + …
NO3- + FeSO4 … + …

F. DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun (2018)”Buku penuntun Kimia Dasar” Fakultas Teknologi industry.
Universitas Muslim Indonesia.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
33

PERCOBAAN IX
ADSORPSI DAN KOLOID
A. TUJUAN
Mempelajari sistem koloid dan daya adsorpsi arang aktif terhadap asam asetat dan
berbagai kosentrasi

B. PENDAHULUAN
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar), contohnya lem, kanji, santan, dan jeli. Analisis
sistem koloid diawali oleh percobaan Thomas Graham. Thomas Graham menemukan
bahwa berbagai larutan misalnya HCl dan NaCl mudah berdifusi, sedangkan zat-zat seperti
kanji, gelatin dan putih telur sangat lambat atau sama sekali tidak berdifusi. Ia menemukan
waktu difusi relative untuk berbagai zat. Oleh karena zat yang mudah berdifusi biasanya
berbentuk kristal dalam keadaan padat, Graham menyebutnya kristaloid. Sedangkan, zat-
zat yang sukar berdifusi disebutnya koloid. Istilah koloid berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“kolla” dan “oid”. Kolla berarti lem sedangkan oid berarti seperti. Dalam hal ini yang
dikaitkan dengan lem adalah sifat difusinya, sebab sistem koloid mempunyai nilai difusi
yang rendah seperti lem. Untuk memahami system koloid, kita dapat membandingkan tiga
jenis campuran yaitu campuran kopi dalam air, campuran garam dalam air dan campuran
susu dalam air (Mose Yumike, 2014).
Koloid adalah campuran heterogen dan merupakan sistem dua fase. Dua fase ini
meliputi zat terlarut sebagai partikel koloid atau yang sering dikenal dengan fase terdispersi
serta zat yang merupakan fase kontinyu dimana partikel koloid terdispersi yang disebut
medium pendispersi. Ukuran partikel koloid berkisar antara 10-7-1-5 (1-100 nm). Ukuran
inilah yang membedakan koloid dengan larutan dan suspense.
Jika kita campurkan susu (misalnya susu bubuk) dalam air, ternyata susu larut tetapi larutan
itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan campuran itu tidak memisah dan juga
tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara
makroskopik, campuran ini homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra
ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu tersebar dalam air. Campuran
seperti ini yang disebut koloid. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1 nm-100 nm.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
34

Gambar 1.1 Larutan, Koloid, Suspensi


Sumber : (Mose Yumike, 2014).
1. Jenis-Jenis Koloid
Berdasarkan fase terdispersinya sistem koloid dapat dikelompokan menjadi tiga
yaitu :
a. Sol (fase terdispersi berupa zat padat)
b. Emulsi (fase terdispersi berupa zat cair)
c. Buih (fase terdispersi berupa gas)
2. Sifat-Sifat Koloid
Suatu campuran digolongkan kedalam sistem koloid apabila memiliki sifat-sifat
yang berbeda dari larutan sejati. Beberapa sifat fisik yang membedakan sistem koloid
dari larutan sejati seperti berikut ini
a. Efek Tyndall
b. Gerak Brown
c. Adsorpsi (Mose Yumike, 2014).

C. BAHAN DAN ALAT


a. Bahan
1. Asam Asetat (CH3COOH) kosentrasi 0,5 M, 0,4 M, 0,1 M
2. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,2 M
3. Indikator PP
4. Arang
b. Alat
1. Gelas piala 5. Buret
2. Batang pengaduk 6. Pipet tetes
3. Corong 7. Kertas saring
4. Erlenmeyer 8. Pipet ukur

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
35

D. CARA KERJA
a. Siapkan larutan asam asetat (CH3COOH) dalam 5 kosentrasi yaitu 0,5 M, 0,4 M, 0,3
M, 0,2 M, dan 0,1 M
b. Ambil 5 buah gelas piala, untuk gelas pertama tambahkan 25 mL CH3COOH 0,5 M,
untuk gelas kedua tambahkan 25 mL CH3COOH 0,4 M dan seterusnya sampai gelas
kelima.
c. Lalu tambahkan arang 0,5 gram pada kelima gelas yang berisi asam asetat tadi
d. Aduk dan biarkan kira-kira 1 jam, sering kali diaduk pada selang waktu tertentu. Saring
dengan menggunakan kertas saring kemudian pipet sebanyak 10 mL filtrap pada gelas
1 kedalam. Erlenmeyer nomor 1, tetesi dengan indikator PP dan titrasi dengan NaOH
0,2 M.
e. Catat volume NaOH yang digunakan
f. Ulang porsedur diatas (d. saring…) dengan menggunakan filtrap nomor 2, dan
seterusnya sampai dengan filtrap nomor 5 (untuk setiap kosentrasi lakukan titrasi
sebanyak 2 kali)
g. Dari data diatas hitung berat molekul asam asetat yang teradsorpsi untuk masing-
masing kosentrasi dan selanjutnya lengkapi tabel.
h. Buat grafik hubungan antar log x/m vs log Co. Hitung tetapan k dan t

E. PENGAMATAN
Kosentrasi awal Adsorben Volume filtrat Volume titran (mL)
CH3COOH (M) (gram) (mL) NaOH(0,2 M/KOH (0,5 N)

0,5 0,5 10

0,4 0,5 10

0,3 0,5 10

0,2 0,5 10

0,1 0,5 10

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
36

F. REAKSI
Tuliskan reaksi yang terjadi saat pratikum.

G. PERHITUNGAN

Co (M) C (M) x/m Log x/m Log Co

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

H. DAFTAR PUSTAKA
Mose Yumike. (2014). Penerapan Model Pembelajaran. Predict-Observe-Explain (POE)
Pada Materi Koloid Untuk Meningkatkan Keterampilan. Berpikir Kritis dan
Keterampilan Proses Sains Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia
repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu.

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR
FOTO
KARTU KONTROL LABORATOIRUM KIMIA DASAR
2X3
NAMA :
KELAS :
KELOMPOK :

NO Judul Percobaan Respon Asistensi ACC

PENUNTUN
LABORATORIUM KIMIA DASAR

Anda mungkin juga menyukai