DISUSUN OLEH:
RENALDI MASIKOME
19211026
2021
BAB.1
PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk menjelaskan kepada para
pembaca tentang gaya arsitektur yaitu arsitektur gothic serta sejarah dan
perkembangan dari masa ke masa.
BAB.2
PEMBAHASAN
A. Arsitektur Gotik
Awal popularitas arsitektur Gotik oleh seorang kepala biara (Abbott) bernama
Suger dengan merenovasi gereja dari biara (Abbey) St. Denis, di sebelah utara
Paris, pada tahun 1137. Pada awalnya Abbott Suger membangun ulang bagian
barat, membuat tiga lengingan pintu masuk dan menambahkan elemen jendela
mawar, yaitu kaca patri hias berbentuk lingkaran. Kemudian Suger melakukan
perombakan bagian chancel uruk lebih banyak memasukan sinar
matahari. Menurut catatan, Suger berpendapat bahwa pengalaman religius banyak
dimanifestasikan dalam bentuk kehadiran cahaya sehingga perombakan St. Denis
melayani untuk menghadirkan cahaya ke dalam ruang gereja secara artistik. Selain
itu, artikulasi bentuk pada elemen-elemen bangunan seperti pada kolom dan
lengingan gereja Gotik menyajikan pengalaman ruang yang jauh berbeda dengan
gereja Romanik.
Bagian chancel gereja St. Denis tidak lagi berupa dinding masif berbentuk
setengah silinder seperti pada gereja-gereja Romanik melainkan terartikulasi
menjadi lebih kompleks berupa dua lapis ambulatory. Pada bagian ini busur api
sebagai ribbed vault. Pada ambulatory, lapis luar, bidang langit-langitnya
berbentuk segilima dan memiliki bidang kaca patri yang lebar dan
banyak. Permukaan kolom-kolom berpenampang kecil sehingga kolom tidak lagi
nampak masif dan tebal seperti arsitektur Romanik. Hasilnya, ruang dalam
berarsitektur Gotik tampak ringan dan bermandikan cahaya.
Upaya untuk memperlebar bidang kaca patri dan membuat-elemen bangunan padat
yang diikuti juga dengan skala bangunan yang lebih lebar dan lebih tinggi. Ruang
dalam yang lebih tinggi, namun terlihat lebih ramping dari struktur yang
bertentangan dengan kaidah. Konstruksi dinding masif yang biasa terdapat pada
arsitektur Romanik tidak lagi cukup untuk menopang skala arsitektur Gotik
sehingga beberapa inovasi struktural dihadirkan. Apabila kita memperhatikan
denah-denah gereja Gotik seperti Notre Dame di Paris (1163-1250), katedral
Lincoln di Inggris (1230-1250), katedral Chartres (1194-1220), dan Katedral
Amiens di Bourges (1195-1214), rata- Rata-rata dinding luar gereja-gereja tersebut
meningkat berupa dinding terus menerus, melainkan bidang-bidang dinding tebal
yang menonjol tegak lurus terhadap bidang dinding. Bidang- bidang tersebut
dinamakan penopang. Buttress berguna untuk mengalirkan beban vertikal dari atap
ke tanah sekaligus menahan beban horizontal. Buttres sudah dikenal dalam
pembangunan gereja-gereja Romanik sebagai elemen penguat untuk menahan gaya
horizontal yang di hasilkan beban dari atap, terutama pada gereja-gereja yang
memiliki Ade yang tinggi dan lebar. Pada gereja Romanik, pantat tampil sebagai
tonjolan-tonjolan bidang pada dinding. Semakin tinggi dan lebar nave yang dibuat,
semakin besar pula tonjolan buttress yang di hasilkan. Peran penopang pada gereja
Gotik semakin penting karena dinding tebal khas gereja Romanik tidak lagi ada,
dan pembebanan hanya ditumpu oleh penopang.
Namun karena Ade pada katedral Gotik dibuat begitu tinggi, beban horizontal yang
harus diberikan oleh penopang semakin besar. Supaya distribusi beban lebih
merata dan penopang tidak menjadi terlalu besar maka dibuat beberapa lapis
penopang, sesuai dengan banyaknya lapisan pulau, yang berfungsi untuk
mengalirkan beban sebanyak dan berlangsung mungkin ke tanah. Untuk itu
buttress dan dinding Ade dilayani oleh flying buttress. Penopang terbang ini
mendominasi bagian luar gereja-gereja Gotik sehingga secara keseluruhan tampak
seperti rangkaian mahkota yang kaya ornamen.
Salah satu ciri khas arsitektur Gotik adalah lengkungan dan lengkungan tidak lagi
berbentuk lingkaran lingkaran tapi membentuk ujung yang runcing, atau biasa
disebut lengkungan. Lemari besi selangkangan atau kubah bergaris lain yang
dihasilkan pun berbentuk meruncing. Variasi lengingan dan kubah bergaris lain
yang dihasilkan pada era Gotik juga mencangkup lengkungan tertekan, yaitu busur
dengan kelengkungan yang landai, kubah kipas, yaitu rusuk kubah rapat yang di
jajar seperti kipas, atau beberapa varian lain.
Rangkuman ciri khas dan karakter bangunan bergaya gotik antara lain:
1. Menara (Tower)
Keberadaan menara di depan dan belakang bangunan menjadi ciri khas
bangunan bergaya gotik, terutama pada bangunan gereja. Pada masa itu
menara berfungsi sebagai pertanda bahwa bangunan itu adalah bangunan
peribadatan di dalam gereja, dan terbukti sampai saat ini persyaratan
pertanda itu masih digunakan sampai sekarang. Menara yang menjulang
tinggi tersebut juga mempunyai fungsi sebagai tempat lonceng yang di
letakkan di atas menara tersebut.
6. Ini adalah salah satu pembeda arsitektur gotik dengan periode sebelumnya
yaitu sistem struktur kolom dan langit-langit tidak terpisah. Kolom di sini
digabung yang berbagi cerita dan selanjutnya berkembang menjadi mirip
kipas.
Ruang yang ada dalam gereja-gereja pada masa lampau harus diimplementasikan
dengan cara yang berbeda dengan yang sesuai saat ini. Bisa jadi berbagai
pemaknaan, simbol, dan kegunaan bergeser dan berubah sehingga ruang-ruang
yang masih ada dalam gerejagereja tua di Eropa tidak lagi sama. Meskipun
demikian, bentukan-bentukan ruang tertentu senantiasa dibuat ulang atau
dikembangkan dengan fungsi dan pemaknaan baru.
Prosesi dan liturgi yang diadakan dalam upacara-upacara keagamaan juga
menjelaskan pemaknaan ruang-ruang yang ada. Prosesi dalam ruang gereja
Bizantium berbeda dari urutan prosesi yang di wariskan sejak Abad
Pertengahan. Begitu pula antara gereja Bizantium dengan gereja Roma. Pada era
gereja Bizantium, prosesi masuk yang simbolis, menggambarkan peran politik dan
interaksi antara kw dan gereja, antara negara dan agama. Beberapa elemen tradisi
ini masih dalam praktikkan pada ritual di gerejagereja Kristen Ortodoks /
Yunani. Prosesi memasuki gereja melewati narthex masih dilakukan di tradisi
Katolik Roma oleh imam dan beberapa orang putra altar (asisten imam pada
upacara) dengan membawa dupa, salib, dan berbagai perlengkapan
upacara. Variasi bentuk gereja tidak berhenti sampai di sana, namun tetap
berlangsung hingga saat ini,
Orientasi dan sumbu utama gereja-gereja awal masih sangat dapat diandalkan oleh
orientasi kuil-kuil pagan yang biasanya menghadap timur (kadang bergeser sedikit
ke arah tenggara). Hal ini bisa jadi berhubungan dengan ritual pemujaan matahari
yang senantiasa datang dari timur sehingga cahaya pagi masuk menyinari ruang
dalam yang gelap dan dingin. Orientasi menghadap timur ini tetap bertahan lama
dalam tradisi gereja, meskipun tidak ada lagi menyisakan makna yang mungkin
dulu ada. Pengalaman dan sensasi keuangan yang ditimbulkan oleh masuknya sinar
matahari ke dalam ruang gereja senantiasa diasosiasikan dengan makna-makna
baru.
Satu tipe bangunan yang maknanya sudah cukup kuat dalam masyarakat biasanya
bertahan dalam jangka waktu yang sangat panjang. Namun satu ideologi atau
gagasan akan satu keyakinan dapat lebih cepat bergeser arsitektur. Arsitektur
bahkan bisa dibangkitkan kembali pada satu kurun waktu ketika menjawab
kembali yang relevan dengan nilai-nilai baru.
Pengalihgunaan bangunan religius menjadi bangunan religius lain kejadian yang
sangat lazim terjadi. Kadang kala pergantian rezim yang relatif damai tidak serta-
merta membangkitkan kebencian atau penghancuran simbol rezim
terdahulu. Pengalihgunaan bangunan bangunan juga dapat terjadi karena alasan
praktis (kebutuhan akan bangunan yang kedekatan) atau memang disadari bagian
dari strategi politik untuk tetap menjaga perdamaian (dalam konteks masyarakat
yang berkonflik). Mungkin juga disebabkan pergantian rezim tidak memberikan
keyakinan atau rezim yang bertentangan, justru berbagi identitas kultural di dalam
peninggalan arsitekturnya. Beberapa bangunan religius yang kerap di hormati tidak
hanya oleh masyarakat pembuatnya, namun juga di hargai dan mewakili identitas
kultural rival-rival politiknya. Di Timur Tengah banyak situs yang suci tidak hanya
oleh satu kelompok keyakinan, namun oleh beberapa kelompok keyakinan dengan
mengacu pada satu peristiwa sejarah yang spesifik, atau peninggalan dari tokoh
tertentu (makam misalnya). Penguasaan oleh salah satu pihak saja biasanya
berujung pada konflik antar keyakinan yang sangat sulit dipadamkan.
Bahan:
Material gotik berasal dari Negara - Negara di Eropa seperti kapur dari Prancis &
Inggris, marmer dari Italia, batu bata dari Jerman dan Skandinavia yang bangunan
gaya gotiknya dinamakan “Brick Gothic”.
Agama:
Fitur utama: busur lancip yang mengarah vertikal ke atas. Bagian barat gereja
adalah bagian yang paling kaya ornamen. Umumnya terdapat tiga pintu masuk,
pintu masuk bagian tengah adalah yang paling besar.
Patung-patung pada kolom dibuat di depan kolom, bukan menjadi bagian dari
kolom (disebut juga dengan figur kolom).
Figur manusia pada sculpture Gothic terlihat amat natural. Di bagian atas pintu
kadang juga terdapat jendela berbentuk lingkaran besar yang terdiri dari banyak
bagian-bagian kecil mosaik. Jendela ini disebut juga jendela mawar (rose
window).
Pada bagian depan terdapat dua menara utama di samping kiri dan kanan. Di titik
perpotongan nave dan transept (bagian tengah denah salib) terdapat menara tengah
yang biasanya mempunyai atap yang sangat tinggi.
Interior
Denah dasar gereja Gothic adalah salib. Susunan tiga tingkat juga ada pada gereja
Gothic, dan juga bervariasi pada gereja satu dengan gereja lainnya.
Struktur atap menggunakan jenis langit-langit lengkung dengan rusuk (rib vault).
Rusuk, yang terbuat dari batu, dibuat lebih dahulu, lalu ruang di antara rusuk diisi
dengan bahan yang lebih ringan.
Fungsi dari penopang melayang (flying buttress) adalah untuk menyalurkan gaya
beban dari langit-langit yang menekan dinding ke tanah. Karena dinding tidak lagi
menopang beban yang banyak, maka dinding dapat digantikan dengan jendela-
jendela yang besar dan tinggi. Jendela ini dihiasi dengan kaca mosaik (potongan-
potongan kaca yang dibentuk menjadi gambar/lukisan, diwarnai, direkatkan satu
sama lain dengan timah).
Fitur Lain
Dengan semakin berkembangnya gaya Gothic, rusuk pada langit-langit juga makin
beragam, makin dihias secara dekoratif. Kolom terlihat ramping. Kolom besar
merupakan kumpulan dari kolom-kolom, dikenal dengan kumpulan kolom
(cluster-piers).
Capital kolom selalu didekorasi dengan pahatan dedaunan. Pada masa Gothic akhir
figur manusia dan binatang juga ditemukan.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN :
Putra sion mandiri (2018).arsitektur bergaya gothic. Dikutip pada tanggal 11 Maret
2021, Diakses pada jam 12.00 Wita. https://putrasionmandiri.co.id/arsitektur-
bergaya-gothic/.com
thyphanorama (2018). Sejarah seni gothic, fitur, arsitektur, lukisan dan patung..
Dikutip 12Maret 2021, Diakses jam 08:00 wita. Sejarah seni gothic, fitur,
arsitektur, lukisan dan patung.https://id.thpanorama.com/articles/arte/arte-gtico-
historia-caractersticas-arquitectura-pintura-y-escultura.html
architectaria (2012). Lebih dekat dengan gaya arsitektur gothic. Dikutip pada
Tanggal 12 April 2021,Diakses jam 15.30. Lebih dekat dengangaya arsitektur
gothic http://architectaria.com/lebih-dekat-dengan-gaya-arsitektur-gotik.html
justmagic (2019). Sejara bangsa gotic dan asal usulnya.dikutip pada tanggal 12
april 2021,diakses jam 14.00. https://justmejic.wordpress.com/2019/03/16/sejarah-
bangsa-gothic-dan-asal-usul-nya/