BEDAH BUKU “ZAKAT DALAM PEREKONOMIAN MODERN” Di Analisis Oleh: Refaldi R. Ihsan Nim 2130401114
Dosen Pengampu: Amri Effendi,S.H.I.,MA,
PRODI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR TAHUN 2022 A. Analisis Buku Buku ini berjudul “Zakat Dalam Perekonomian Modern”. Buku ini ditulis oleh Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc. dan disunting oleh Irwan Kelana, selaku anggota tim GIP (GEMA INSANI PRESS). Buku ini merupakan cetakan pertama pada tanggal Rabi'ul Awwal 1423 H/Mei 2002 dan diterbitkan oleh Gema Insani Press. Buku ini memiliki 154 halaman. Pada Bab I Penulis menjelaskan konsep dari harta dan sumber zakat. Pengertian zakat menurut penulis buku ini adalah dari segi bahasa, Lata zahat mempunyai beberapa arti, yaitu al- barahatu'keberkahan , al-naman 'pertumbuhan dan perkembangan', ath-thahar 'kesucian', dan ash- shalahu 'keberesan'. Secara istilah, zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. Penulis menjelaskan terdapat hikmah dan manfaat dari zakat diantaranya: 1. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta yang.dimiliki. 2. Zakat merupakan hak mustahik, maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka, terutama fakir miskin, ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka, ketika mereka melihat orang kaya yang memiliki harta cukup banyak. 3. Sebagai pilar amal bersama (ama'i) antara orang-orang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah. 4. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam. 5. Memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagran dari hak orang lain daritrta kita yang kita usahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah Swt. 6. Zakalmerupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan baik, dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pehdapatan, economic with equity. 7. Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orangorang yang beriman untuk berzakat, berinfak, dan bersedekah menunjukkan bahwa ajaran Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki hsrta kekayaan yang di samping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya, juga berlomba- lomba menj adi muzakki dan munfik. Penulis juga menjelaskan harta sebagai sumber zakat. Secara umum dan global Al-Qur'an menyatakan bahwazakat itu diambil dari setiap harta yang kita miliki, seperti dikemukakan dalam surah at-Taubah: I03 dan juga diambil dari setiap hasil usaha yang baik dan halal, seperti juga digambarkan dalam surah al-Baqarah: 267 . Di dalam buku juga terdapat persyaratan harta menjadi sumber atau objek zakat, yang didalamnya terdapat sebanyak enam poin utama, yaitu: 1. Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang halal. 2. Harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk dikembangkan, seperti melalui kegiatan usaha, perdagangan, melalui pembelian saham, atau ditabungkan, baik dilakukan sendiri maupun bersama orang atau pihak lain. 3. Milik penuh, yaitu harta tersebut berada dibawah kontrol dan di dalam kekuasaan pemiliknya 4. Harta tersebut harus mencapai nishab, yaitu jumlah minimal yang menyebabkan haru terkena kewajiban zakat. Contohnya nishab zakat emas adalah 85 gram, nishab zakat hewan ternak karabing adalah 40 ekor, dan sebagainya. 5. Sumber-sumber zakat tertentu, seperti perdagangan, peternakan, emas dan perak, harus sudah berada atau dimiliki ataupun diusahakan oleh muzakki dalam tenggang waktu satu tahun. 6. Zakat dikeluarkan setelah terdapat kelebihan dari kebutuhan hidup sehari-hari yang terdiri atas kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam buku juga terdapat sumber-sumber zakat secara terperinci yang terbagi menjadi landasan, yaitu: 1. Landasan Al-Quran dan Hadits a. Hewan Ternak, Dalam berbagai hadits dikemukakan bahwa hewan ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya setelah memenuhi persyaratan tertentu, ada tiga jenis, yaitu unta, sapi, dan domba atau kambing. Adapun persyaratan utama kewajiban zakat pada hewan ternak adalah sebagai berikut. 1) Mencapai nishab, syarat yang pertama ini berkaitan dengan jumlah minimal hewan yang dimiliki, yaitu lima ekor untuk unta, 30 ekor untuk sapi, dan 40 ekor untuk kambing ataupun domba. 2) Telah melewati waktu satu tahun (haul) 3) Digembalakan di tempat penggembalaan umum, yakni tidak diberi makan di kandangnya kecuali sangat jarang sekali. 4) Tidak dipergunakan untuk keperluan pribadi pemiliknya dan tidak pula dipekerjakan. b. Emas dan Perak, Kewajiban mengeluarkan zakat emas dan perak, setelah memenuhi persyaratan tertentu, dinyatakan dalam surah at-Taubah: 34-35 dan dalam hadits sahih riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah. Adapun syarat utama zakat pada emas dan perak adalah mencapai nishab dan telah berlalu satu tahun. c. Perdagangan, kewajiban zakat pada perdagangan yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Terdapat 3 syarat utma kewajiban zakat pada perdagangan, yaitu: 1) Niat berdagang atau niat memperjualbelikan komoditas-komoditas tertentu. 2) Nishab dari zakat harta perdagangan adalah sama dengan nishab dari.zakat emas dan perak. 3) Telah Berlalu Waktu Satu Tahun. d. Tanaman, tumbuhan, buah-buahan, dan hasil pertanian lainnya yang telah memenuhi persyaratan wajib zakat, harus dikeluarkan zakatnya. e. Barang Temuan dan Barang Tambang Yang menjadi dasar diwajibkannya zakat pada barang temuan dan barang tambang dengan disertai perbedaan pendapat para ulama dalam menentukan besar zakatnya, yaitu sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Sunan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda “Sumur itu adalah jubar, barang tambang adalah jubar. Dan pada hasil temuan (waiib dikeluarkan zakatnya) satuperlima". 2. Pendapat Para Ulama di Sekitar Sumber Zakat Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama tentang sumber-sumber zakat. Sebagian ada yang menyempitkan pendapatnya hanya pada sumber-sumber atau objek-objek zakat yang terdapat contohnya di zaman Nabi, sedangkan sebagian lagi meluaskan pendapatnya didasarkan analogi (qiyas) pada sumber-sumber zakat di zaman Nabi tersebut, atau dengan cara mengambil kesimpulan dari pengertian harta yang bersifat umum. Dalam buku ini, juga terdapat hubugan antara zakat dan pajak yang ditinjau dari 3 aspek, yaitu persamaan, perbedaan, dan pembayaran yang ketiganya jika di jabarkan sebagai berikut: 1. Persamaan (Adanya unsur: paksaan,pengelola,dan tujuan) 2. Perbedaan antara zakat dan pajak, diantaranya: a. Dari segi nama b. Dari Segi Dasar Hukum Dan Sifat Kewaiiban Zakat ditetapkan berdasa rliain nnsh-nash Al-Qur'an dan hadits Nabi yang bersifat qathi', sehingga kewajibannya bersifat mutlak atau absolut dan sepanjang masa. Sedangkan pajak, keberadaannya sangat bergantung pada kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam bentuk undang-undang. c. Dari Sisi Objek dan Persentase dan Pemanfaatan 3. Pembayaran Zakat Dan Pajak Apabila dana zalat belum memenuhi kebutuhan mustahih secara optimal, terutama dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan mereka, ataupun kekurangan dana untuk kepentingan pembangunan masyarakat secara lebih luas, maka ajaran Islam mendorong unvrtnya untuk tidak hanya menunaikan kewajiban zakat, tetapi juga menunaikan infak dan sedekah yang tidak terbatas jumlahnya sekaligus pemanfaatan dan pendayagunaannya yang sangat luas dan fleksibel, mencakup semua bidang dan sektor kehidupan yang diperintahkan oleh ajaran Islam. Allah SWT. Demikian pula halnya pembayaran pajak yang ditetapkan oleh pemerintah melalui undang-undangnya wajib ditunaikan oleh kaum muslimin, selama itu untuk kepentingan pembangunan di berbagai bidang dan sektor kehidupan yang dibutuhkan oleh masyarakat secara lebih luas. Pada Bab II Penulis menjelaskan tentang konsep perekonomian modern yang mana akan terlihat hubungan antara zakat dengan ekonomi modern. Pada bagian awal penulis menjelaskan pengertian ekonomi modern, yaitu suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang per orang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam ragam keinginan tersebut, tersedia sumber daya yang dapat digunakan. Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karenanya, sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternatif. Pilihan pengguuan dapat terjadi antara penggunaan sekarang dan penggunaan nrasil depan. Selain itu penggunaan sumberdaya tersebut menimbulkan pula biaya dan manfaat. Mengingat adanya biaya dan manfaat maka diperlukan pertimbangan efesiensi dalam penggurumn sumber daya. Pada bagian selanjutnya dari Bab II menjelaskan tentang dasar dari kehidupan perekonomian yaitu pertanian. Kemakmuran negara seringkali ditandai oleh tingginya tingkat efektivitas penanian. Di negara yang miskin umumnya lebih dari 60 persen penduduknya bekerja untuk menghasilkan bahan makanan, sedangkan di negara-negara yang relatif kaya jumlah mereka untuk itu hanya berkisar arrtara 12 sampai dengan 15 persen, dan jumlah produksi bahan makanan seringkali melebihi kebutuhan dalam negeri sendiri, sehingga dapat diekspor ke negara- negara lain. Karena itu negara-negara maju dapat membebaskan sebagian penduduknya dari sektor pertanian dan bekerja di sektor industri sekunder dan tersier. Ini menunjukkan kemampuan petani menghidupi bangsanya. Terdapat lima arti penting pertanian yaitu: (l) sebagai sumber pokok mata pencaharian, (2) sebagai sumber persediaan pangan dan lahan di sebuah perekonomian, (3) sebagai pasar pokok industri, (4) sebagai sumber pendapatan dalam perdagangan luar negeri dan (5) sebagai sumber pasokan sumber dayabagisektorsektor perekonomian lainnya. Setelah pertanian, penulis juga menjelaskan tentang industry yang menjadi sektor yang sangat penting dalam pembangunan sebuah negara. Selain tentang industri buku ini juga menuliskan konsep tentang jasa. Diantara pertanian, industry, dan jasa. Terdapat perbedaan yang mendasar yaitu Sektor jasa telah mengambil peranan penting dalam menyumbang produk domestik bruto berbagai negara, yang dimana Iaju pertumbuhan sektor pertanian yang merupakan sektor primer sangat menurun, sedangkan sektor industri memiliki laju pertumbuhan rata-rata per tahun yang cukup stabil dan tinggi. Selain itu juga di dalam Bab II juga menjelaskan potensi zakat sector-sektor ekonomi diantaranya: a. Sektor pertanian hampir tidak memiliki perkembangan yang mencolok dibandingkan dengan masa-masa yang lalu. Sektor ini hampir keseluruhannya diusahakan oleh masyarakat baik dalam skala kecil, menengah maupun besar. b. Sektor indusri merupakan sektor yang terus mengaiami peningkatan peran dan memberikan sumbangan yang semakin besar dalam perekonomian suatu negara. Sektor ini, dengan demikian merupakan sumber zakat yang sangat penting pada masa modern ini. c. Sektor jasa menjadi sebuah barometer kemajuan perekonomian sebuah negara, karena kecenderungan peranannya yang semakin dominan. Selain melahirkan sejumlah perusahaan dan kalangan profesional sebagaimana pada sektor-sektor lainnya, sektor ini juga banyak melahirkan bidang-bidang usaha baru yang seringkali unik karakteristiknya. Dalam pembahasan Bab III, buku ini menjelaskan sumber-sumber zakat dalam perekonomian modern yang dibagi sebanyak 10 point, yaitu: 1. Zakat Profesi a. Pengertian: Yusuf al-Qaradhawi menyatakan bahwa di antara hal yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian kaum muslimin saat ini adalah penghasilan atau pendapatan yang diusahakan melalui keahliannya, baik keahlian yang dilakukannya secara sendiri maupun secara bersama-sama. b. Nishab, Waktu, Kadar, dan Cara Mengeluarkan Zakat Profesi 1) zakat perdagangan, maka nishab, kadar, dan waktu mengeluarkannya sama dengan zakat emas dan perak. 2) Zakat pertanian, maka nishabnya senilai 653 kg padi atau gandum, kadar zakatnya sebesar 5% dan dikeluarkan setiap mendapatkan gaji. 2. Zakat Perusahaan Nishab, Waktu, Kadar, dan Cara Mengeluarkan Zakat Perusahaan secara umum pola pembayaran dan penghitungan zakat perusahaan adalah sama dengan zakat perdagangan. Demikian pula nishab-nya adalah senilai 85 gram emas, sama dengan nishab zakat perdagangan dan sama dengan nishab zakat emas dan perak. 3. Zakat Surat-Surat Berharga a. Zakat saham, wajib dikeluarkan setelah keuntungan(dividen) perusahaan, termasuk kerugiannya diketahui, dengan syarat perusahaan yang bergerak di bidang bukan perdagangan tidak wajib untuk dizakati. b. Zakat obligasi Penulis memberikan pendapatnya tentang zakat obligasi hanya berupa pengambilan zakat hanya dilakukan pada harta yang halal dan baik, sedangkan obligasi berasal atau bergantung pada bunga yang merupakan bentuk dari riba. Tetapi disini penulis tidak memberikan argument terkait bagaimana agar obligasi ini dapat di jadikan salah satu sumber dari zakat. d. Zakat Pedagangan Mata Uang Adapun mengenai zakatnya, dianalogikan dengan zakat perdagangan, baik nishab, waktu, maupun kadarnya. Nishab-nya adalah senilai 85 gram emas dengan kadar sebesar 2,5 persen dikeluarkan satu tahun sekali. e. Zakat Hewan Ternak Yang Diperdagangkan Untuk zakat hewan ternak yang diperdagangkan, penulis buku berpendapat bahwa zakat ini termasuk ke zakat perdagangan, karena menurut penulis zakat ini tidak lagi memnuhi syarat dari zakat peternakan yang salah satunya adalah al-saum’ yang artinya merumput sendiri. Maka nishab-nya adalah senilai 85 gram emas, dan kadar zakatnya sebesar 2,5 persen, dikeluarkan setiap tahun satu kali. f. Zakat Madu Dan Produk Hewani a. Disini terdapat pendapat penulis mengenai zakat madu yang berbunyi sebagai berikut Menurut penulis, analogi tersebut adalah benar, karena didasarkan pada dalil-dalil yang kuat dan pasti, bahwa zakat madu itu dianalogikan padazakat pertanian, baik dalam nishab, maupun kadarnya atau persentasenya. Akan tetapi, jika sejak dari awal diniatkan sebagai komoditas perdagangan, maka mgnurut penulis, zakatnya dianalogikan pada zakat perdagangan. Balk nishab-nya, yaitu senilai 85 gram emas, dan persentasenya 2,5 persen, dikeluarkan satu tahun sekali. b. Untuk zakat produk hewani, penulis juga berpendapat bahwa produk-produk hewani tersebut jelas sekarang ini termasuk ke dalam sumber zakat, bahkan juga menjadi komoditas perdagangan. Tumbuh dan berkembangnya pabrik susu, dan pabrik sutra sekarang ini membuktikan kenyataan tersebut. Atas dasar itu pula, penganalogian obyek zakat tersebut pada zakat perdagangan, akan lebih relevan. Nishabnya senilai 85 gram emas, dan wajib dikeluarkan zakatnya setiap tahun sebesar 2,5 persen. g. Zakat Investasi Properti (Pabrik,Gedung, Dan Yang Sejenisnya) Pada zakat ini terdapat pula pendapat dari penulis yaitu Penulis berpendapat bahwa para ulama yang menganalogikan sumber zakat tersebut pada zakat perdagangan, adalah pendapat yang lebih kuat alasannya, karena fegiatan menyewakan gedung, alat transportasi dan yang lainnya, merupakan kegiatan perdagangan yang bertujuan mencari keuntungan. Kerena dianalogikan pada pada zakat perdagangan,maka nishab-nya adalah senilai 85 gram ernas, dengan kadar zakat sebesar 2,5 persen dari hasil sewa-menyewa tersebut, setelah dikurangi berbagai biaya yang diperlukan, dan dikeluarkan zakatnya setahun sekali. h. Zakat Asuransi Syariah Perusahaan Asuransi Syariah termasuk ke dalam sumber atau obyek zakat. Sehingga setiap tahun, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 persen dari total asset yang dimilikinya setelah diperhitungkan rugi labanya. Demikian pula nasabah atau peserta atau ahli warisnya yang mendapatkan klaim asuransi, pada saat menerimanya, ia wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5 persen dari seluruh klaim yang diterimanya, jika jumlahnya mencapai lebih atau sama dengan senilai 85 gram emas. i. Zakat Usaha Tanaman Anggrek,Sarang Burung Walet,Ikan Hias, Dan Sektor Modern Iainnya Yang Sejenis Usaha-usaha di atas terrnasuk ke dalam kategori zakat pertanian, karena hasilnya yang bersifat musiman. Oleh karena masuk kategori zakat pertanian, maka nishabnya adalah senilai 653 kg gabah/ gandum, dikeluarkan pada saat panen, dengan kadar zakatlimapersen, setelah dikurangi keperluan dan biaya dari usaha tersebut. j. Zakat Sektor Rumah Tangga Modern Menurut penulis, asesoris rumah tangga yang mewah tersebut menjadi sumber zakat yarg wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 persen setiap tahun, karena dianalogikan pada emas dan perak. Zakat ini dikeluarkan setiap tahunnya, sampai pada batas kepemilikan yang dianggap wajar, misalnya sampai batas nishab, baik dengan cara ditentukan oleh pemiliknya sendiri berdasarkan keimanan dan keikhlasarurya, maupun dilakukan oleh Lembaga atau Badan Amil Zakat (LAZ dan BAZ) Pada Bab IV membahas tentang Lembaga Pengelola Zakat, yang terdiri dari Urgensi-nya, persyaratannya, organisasinya, dan cara penyaluran zakat itu sendiri. Untuk urgensi lembaga pengelola zakat, Pelaksanaan zakat didasarkan pada firman Allah SWT yang terdapat dalam surah at-Taubah: 60, yang artinya “sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk dihatinya untuk (memerdekakan) budak, orang -orang yang berutang, unfuk jalan Allah, dan orang-orang gang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwaiibkan AIIah. Dan Allah Iagi Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana". Adapun persyaratan lembaga pengelola zakat, yaitu: 1. Beragama Islam. 2. Mukallaf. 3. Memiliki sifat amanah atau jujur. 4. Mengerti dan memahami hukum-hukum zakat yang menyebabkan ia mampu melakukan sosialisasi segala sesuatu yang berkaitan dengan zakat kepada masyarakat. 5. Memilki kemampuan untuk melakukan tugas dengan sebaik-sebaiknya. 6. Kesungguhan amil zakat dalam melaksanakan tugasnya. Organisasi Lembaga Pengelola Zakat, didasarkan pada Undang-Undang RI Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Bab III pasal 6 dan pasal 7 menyatakan bahwa lembaga pengelolaan zakat di Indonesia terdiri dari dua macam, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Cara menyalurkan zakat sesuai dengan surah at-Taubah: 60 sebagai berikut: 1. Fakir dan Miskin Zakat yang disalurkan pada kelompok ini dapat bersifat konsumtif, yaitu untuk memenuhi keperluan konsumsi sehari-harinya dan dapat pula bersifat produktif, yaitu untuk menambah modal usahanya. 2. Kelompok Amil (Petugas Zakat) Kelompok ini berhak mendapatkan bagian dari zakat, maksimal satu perdelapan atau 12,5 persen, dengan catatan bahwa petugas zakat ini memang melakukan tugas-tugas keamilan dengan sebaik-baiknya dan waktunya sebagian besar atau seluruhnya untuk tugas tersebut. 3. Kelompok Muallaf Mereka diberi agar bertambah kesungguhannya dalam ber-Islam dan bertambah keyakinan mereka, bahwa segala pengorbanan mereka dengan masuk Islam tidaklah sia-sia. Bahwa Islam dan umatnya sangat memperhatikan mereka, bahkan memasukkannya ke dalam bagian penting dari salah satu Rukun Islam yaitu Rukun Islam ketiga. 4. Dalam Memerdekakan Budak Belian Bahwa zakat itu antara lain harus dipergunakan untuk membebaskan budak belian dan menghilangkan segala bentuk perbudakan. 5. Kelompok Gharimin Atau Kelompok Yang Berutang Dalam buku tidak dijelaskan bagaimana cara pemberian zakat pada orang yang berutang. 6. Fi Sabilillah sebagian ulama membolehkan memberi zakat tersebut untuk membangun masjid, lembaga pendidikan, perpustakaan, pelatihan para da’I, menerbitkan buku, majalah, brosur, membangun mass media, dan lain sebagainya. 7. Ibnu Sabil Orang yang terputus bekalnya dalam perjalanan. Pada bab V kesimpulan dari keseluruhan isi buku ditulis dalam bentuk poin-poin penting yang mencakup keseluruhan isi buku mulai dari Bab I sampai Bab IV. Namun, dalam penulisannya terdapat ketidak rapian dalam penyusunan poin-poin yang diberikan sehingga. Pada bagian saran, penulis buku ini juga memaparkannya berupa poin-poin dan terdapat pula ketidak rapian dalam peyusunannya. B. Saran Terhadap isi buku Menurut saya kelebihan dari buku ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelas materi atau pokok-pokok pembahasan dengan memberikan pendapat dari tokoh- tokoh yang menerangkan penjelasan materi baik yang pro maupun yang kontra. 2. Hampir disetiap bab saya menemui pendapat pribadi dari penulis buku. Menurut saya kekurangan dari buku ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam menjelaskan materi, penulis buku menggunakan peristiwa masa lampau yang dijelaskan kembali secara rinci sehingga pembaca akan menjadi bosan dari yang disampaikan. 2. Terdapat beberapa paragraph yang belum rapi