Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KAPITA SELEKTA FIKIH

BEDAH BUKU
“ZAKAT DALAM PEREKONOMIAN MODERN”
Di Analisis Oleh:
Refaldi R. Ihsan Nim 2130401114

Dosen Pengampu:
Amri Effendi,S.H.I.,MA,

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
TAHUN 2022
A. Analisis Buku
Buku ini berjudul “Zakat Dalam Perekonomian Modern”. Buku ini ditulis oleh Dr. K.H.
Didin Hafidhuddin, M.Sc. dan disunting oleh Irwan Kelana, selaku anggota tim GIP (GEMA
INSANI PRESS). Buku ini merupakan cetakan pertama pada tanggal Rabi'ul Awwal 1423 H/Mei
2002 dan diterbitkan oleh Gema Insani Press. Buku ini memiliki 154 halaman.
Pada Bab I Penulis menjelaskan konsep dari harta dan sumber zakat. Pengertian zakat
menurut penulis buku ini adalah dari segi bahasa, Lata zahat mempunyai beberapa arti, yaitu al-
barahatu'keberkahan , al-naman 'pertumbuhan dan perkembangan', ath-thahar 'kesucian', dan ash-
shalahu 'keberesan'. Secara istilah, zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu,
yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak
menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.
Penulis menjelaskan terdapat hikmah dan manfaat dari zakat diantaranya:
1. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya,
menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan
sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus
membersihkan dan mengembangkan harta yang.dimiliki.
2. Zakat merupakan hak mustahik, maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan
membina mereka, terutama fakir miskin, ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih
sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat
beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus
menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka,
ketika mereka melihat orang kaya yang memiliki harta cukup banyak.
3. Sebagai pilar amal bersama (ama'i) antara orang-orang kaya yang berkecukupan
hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan
Allah.
4. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang
harus dimiliki umat Islam.
5. Memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah membersihkan
harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagran dari hak orang lain daritrta kita
yang kita usahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah Swt.
6. Zakalmerupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang
dikelola dengan baik, dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus
pemerataan pehdapatan, economic with equity.
7. Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orangorang yang beriman untuk
berzakat, berinfak, dan bersedekah menunjukkan bahwa ajaran Islam mendorong
umatnya untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki hsrta kekayaan yang
di samping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya, juga berlomba-
lomba menj adi muzakki dan munfik.
Penulis juga menjelaskan harta sebagai sumber zakat. Secara umum dan global Al-Qur'an
menyatakan bahwazakat itu diambil dari setiap harta yang kita miliki, seperti dikemukakan
dalam surah at-Taubah: I03 dan juga diambil dari setiap hasil usaha yang baik dan halal, seperti
juga digambarkan dalam surah al-Baqarah: 267 .
Di dalam buku juga terdapat persyaratan harta menjadi sumber atau objek zakat, yang
didalamnya terdapat sebanyak enam poin utama, yaitu:
1. Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang halal.
2. Harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk dikembangkan, seperti melalui
kegiatan usaha, perdagangan, melalui pembelian saham, atau ditabungkan, baik
dilakukan sendiri maupun bersama orang atau pihak lain.
3. Milik penuh, yaitu harta tersebut berada dibawah kontrol dan di dalam kekuasaan
pemiliknya
4. Harta tersebut harus mencapai nishab, yaitu jumlah minimal yang menyebabkan haru
terkena kewajiban zakat. Contohnya nishab zakat emas adalah 85 gram, nishab zakat
hewan ternak karabing adalah 40 ekor, dan sebagainya.
5. Sumber-sumber zakat tertentu, seperti perdagangan, peternakan, emas dan perak, harus
sudah berada atau dimiliki ataupun diusahakan oleh muzakki dalam tenggang waktu
satu tahun.
6. Zakat dikeluarkan setelah terdapat kelebihan dari kebutuhan hidup sehari-hari yang
terdiri atas kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Dalam buku juga terdapat sumber-sumber zakat secara terperinci yang terbagi menjadi
landasan, yaitu:
1. Landasan Al-Quran dan Hadits
a. Hewan Ternak, Dalam berbagai hadits dikemukakan bahwa hewan ternak yang
wajib dikeluarkan zakatnya setelah memenuhi persyaratan tertentu, ada tiga jenis,
yaitu unta, sapi, dan domba atau kambing. Adapun persyaratan utama kewajiban
zakat pada hewan ternak adalah sebagai berikut.
1) Mencapai nishab, syarat yang pertama ini berkaitan dengan jumlah minimal
hewan yang dimiliki, yaitu lima ekor untuk unta, 30 ekor untuk sapi, dan 40
ekor untuk kambing ataupun domba.
2) Telah melewati waktu satu tahun (haul)
3) Digembalakan di tempat penggembalaan umum, yakni tidak diberi makan di
kandangnya kecuali sangat jarang sekali.
4) Tidak dipergunakan untuk keperluan pribadi pemiliknya dan tidak pula
dipekerjakan.
b. Emas dan Perak, Kewajiban mengeluarkan zakat emas dan perak, setelah
memenuhi persyaratan tertentu, dinyatakan dalam surah at-Taubah: 34-35 dan
dalam hadits sahih riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah. Adapun syarat utama
zakat pada emas dan perak adalah mencapai nishab dan telah berlalu satu tahun.
c. Perdagangan, kewajiban zakat pada perdagangan yang telah memenuhi persyaratan
tertentu. Terdapat 3 syarat utma kewajiban zakat pada perdagangan, yaitu:
1) Niat berdagang atau niat memperjualbelikan komoditas-komoditas tertentu.
2) Nishab dari zakat harta perdagangan adalah sama dengan nishab dari.zakat
emas dan perak.
3) Telah Berlalu Waktu Satu Tahun.
d. Tanaman, tumbuhan, buah-buahan, dan hasil pertanian lainnya yang telah
memenuhi persyaratan wajib zakat, harus dikeluarkan zakatnya.
e. Barang Temuan dan Barang Tambang Yang menjadi dasar diwajibkannya zakat
pada barang temuan dan barang tambang dengan disertai perbedaan pendapat para
ulama dalam menentukan besar zakatnya, yaitu sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Sunan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw.
bersabda “Sumur itu adalah jubar, barang tambang adalah jubar. Dan pada hasil
temuan (waiib dikeluarkan zakatnya) satuperlima".
2. Pendapat Para Ulama di Sekitar Sumber Zakat
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama tentang sumber-sumber
zakat. Sebagian ada yang menyempitkan pendapatnya hanya pada sumber-sumber atau
objek-objek zakat yang terdapat contohnya di zaman Nabi, sedangkan sebagian lagi
meluaskan pendapatnya didasarkan analogi (qiyas) pada sumber-sumber zakat di
zaman Nabi tersebut, atau dengan cara mengambil kesimpulan dari pengertian harta
yang bersifat umum.
Dalam buku ini, juga terdapat hubugan antara zakat dan pajak yang ditinjau dari 3 aspek,
yaitu persamaan, perbedaan, dan pembayaran yang ketiganya jika di jabarkan sebagai berikut:
1. Persamaan (Adanya unsur: paksaan,pengelola,dan tujuan)
2. Perbedaan antara zakat dan pajak, diantaranya:
a. Dari segi nama
b. Dari Segi Dasar Hukum Dan Sifat Kewaiiban
Zakat ditetapkan berdasa rliain nnsh-nash Al-Qur'an dan hadits Nabi yang bersifat
qathi', sehingga kewajibannya bersifat mutlak atau absolut dan sepanjang masa.
Sedangkan pajak, keberadaannya sangat bergantung pada kebijakan pemerintah yang
dituangkan dalam bentuk undang-undang.
c. Dari Sisi Objek dan Persentase dan Pemanfaatan
3. Pembayaran Zakat Dan Pajak
Apabila dana zalat belum memenuhi kebutuhan mustahih secara optimal,
terutama dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan mereka, ataupun kekurangan dana
untuk kepentingan pembangunan masyarakat secara lebih luas, maka ajaran Islam
mendorong unvrtnya untuk tidak hanya menunaikan kewajiban zakat, tetapi juga
menunaikan infak dan sedekah yang tidak terbatas jumlahnya sekaligus pemanfaatan dan
pendayagunaannya yang sangat luas dan fleksibel, mencakup semua bidang dan sektor
kehidupan yang diperintahkan oleh ajaran Islam. Allah SWT. Demikian pula halnya
pembayaran pajak yang ditetapkan oleh pemerintah melalui undang-undangnya wajib
ditunaikan oleh kaum muslimin, selama itu untuk kepentingan pembangunan di berbagai
bidang dan sektor kehidupan yang dibutuhkan oleh masyarakat secara lebih luas.
Pada Bab II Penulis menjelaskan tentang konsep perekonomian modern yang mana akan
terlihat hubungan antara zakat dengan ekonomi modern. Pada bagian awal penulis menjelaskan
pengertian ekonomi modern, yaitu suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang per orang
dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Manusia mempunyai keinginan yang
tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam ragam keinginan tersebut, tersedia sumber daya
yang dapat digunakan. Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karenanya,
sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternatif. Pilihan pengguuan dapat
terjadi antara penggunaan sekarang dan penggunaan nrasil depan. Selain itu penggunaan
sumberdaya tersebut menimbulkan pula biaya dan manfaat. Mengingat adanya biaya dan
manfaat maka diperlukan pertimbangan efesiensi dalam penggurumn sumber daya.
Pada bagian selanjutnya dari Bab II menjelaskan tentang dasar dari kehidupan
perekonomian yaitu pertanian. Kemakmuran negara seringkali ditandai oleh tingginya tingkat
efektivitas penanian. Di negara yang miskin umumnya lebih dari 60 persen penduduknya bekerja
untuk menghasilkan bahan makanan, sedangkan di negara-negara yang relatif kaya jumlah
mereka untuk itu hanya berkisar arrtara 12 sampai dengan 15 persen, dan jumlah produksi bahan
makanan seringkali melebihi kebutuhan dalam negeri sendiri, sehingga dapat diekspor ke negara-
negara lain. Karena itu negara-negara maju dapat membebaskan sebagian penduduknya dari
sektor pertanian dan bekerja di sektor industri sekunder dan tersier. Ini menunjukkan
kemampuan petani menghidupi bangsanya. Terdapat lima arti penting pertanian yaitu: (l) sebagai
sumber pokok mata pencaharian, (2) sebagai sumber persediaan pangan dan lahan di sebuah
perekonomian, (3) sebagai pasar pokok industri, (4) sebagai sumber pendapatan dalam
perdagangan luar negeri dan (5) sebagai sumber pasokan sumber dayabagisektorsektor
perekonomian lainnya.
Setelah pertanian, penulis juga menjelaskan tentang industry yang menjadi sektor yang
sangat penting dalam pembangunan sebuah negara. Selain tentang industri buku ini juga
menuliskan konsep tentang jasa. Diantara pertanian, industry, dan jasa. Terdapat perbedaan yang
mendasar yaitu Sektor jasa telah mengambil peranan penting dalam menyumbang produk
domestik bruto berbagai negara, yang dimana Iaju pertumbuhan sektor pertanian yang
merupakan sektor primer sangat menurun, sedangkan sektor industri memiliki laju pertumbuhan
rata-rata per tahun yang cukup stabil dan tinggi.
Selain itu juga di dalam Bab II juga menjelaskan potensi zakat sector-sektor ekonomi
diantaranya:
a. Sektor pertanian hampir tidak memiliki perkembangan yang mencolok dibandingkan
dengan masa-masa yang lalu. Sektor ini hampir keseluruhannya diusahakan oleh
masyarakat baik dalam skala kecil, menengah maupun besar.
b. Sektor indusri merupakan sektor yang terus mengaiami peningkatan peran dan
memberikan sumbangan yang semakin besar dalam perekonomian suatu negara. Sektor
ini, dengan demikian merupakan sumber zakat yang sangat penting pada masa modern
ini.
c. Sektor jasa menjadi sebuah barometer kemajuan perekonomian sebuah negara, karena
kecenderungan peranannya yang semakin dominan. Selain melahirkan sejumlah
perusahaan dan kalangan profesional sebagaimana pada sektor-sektor lainnya, sektor ini
juga banyak melahirkan bidang-bidang usaha baru yang seringkali unik karakteristiknya.
Dalam pembahasan Bab III, buku ini menjelaskan sumber-sumber zakat dalam
perekonomian modern yang dibagi sebanyak 10 point, yaitu:
1. Zakat Profesi
a. Pengertian: Yusuf al-Qaradhawi menyatakan bahwa di antara hal yang sangat
penting untuk mendapatkan perhatian kaum muslimin saat ini adalah penghasilan
atau pendapatan yang diusahakan melalui keahliannya, baik keahlian yang
dilakukannya secara sendiri maupun secara bersama-sama.
b. Nishab, Waktu, Kadar, dan Cara Mengeluarkan Zakat Profesi
1) zakat perdagangan, maka nishab, kadar, dan waktu mengeluarkannya sama
dengan zakat emas dan perak.
2) Zakat pertanian, maka nishabnya senilai 653 kg padi atau gandum, kadar
zakatnya sebesar 5% dan dikeluarkan setiap mendapatkan gaji.
2. Zakat Perusahaan
Nishab, Waktu, Kadar, dan Cara Mengeluarkan Zakat Perusahaan secara umum pola
pembayaran dan penghitungan zakat perusahaan adalah sama dengan zakat perdagangan.
Demikian pula nishab-nya adalah senilai 85 gram emas, sama dengan nishab zakat
perdagangan dan sama dengan nishab zakat emas dan perak.
3. Zakat Surat-Surat Berharga
a. Zakat saham, wajib dikeluarkan setelah keuntungan(dividen) perusahaan,
termasuk kerugiannya diketahui, dengan syarat perusahaan yang bergerak di
bidang bukan perdagangan tidak wajib untuk dizakati.
b. Zakat obligasi
Penulis memberikan pendapatnya tentang zakat obligasi hanya berupa
pengambilan zakat hanya dilakukan pada harta yang halal dan baik, sedangkan
obligasi berasal atau bergantung pada bunga yang merupakan bentuk dari riba.
Tetapi disini penulis tidak memberikan argument terkait bagaimana agar obligasi
ini dapat di jadikan salah satu sumber dari zakat.
d. Zakat Pedagangan Mata Uang
Adapun mengenai zakatnya, dianalogikan dengan zakat perdagangan, baik nishab, waktu,
maupun kadarnya. Nishab-nya adalah senilai 85 gram emas dengan kadar sebesar 2,5
persen dikeluarkan satu tahun sekali.
e. Zakat Hewan Ternak Yang Diperdagangkan
Untuk zakat hewan ternak yang diperdagangkan, penulis buku berpendapat bahwa zakat
ini termasuk ke zakat perdagangan, karena menurut penulis zakat ini tidak lagi memnuhi
syarat dari zakat peternakan yang salah satunya adalah al-saum’ yang artinya merumput
sendiri. Maka nishab-nya adalah senilai 85 gram emas, dan kadar zakatnya sebesar 2,5
persen, dikeluarkan setiap tahun satu kali.
f. Zakat Madu Dan Produk Hewani
a. Disini terdapat pendapat penulis mengenai zakat madu yang berbunyi sebagai
berikut Menurut penulis, analogi tersebut adalah benar, karena didasarkan pada
dalil-dalil yang kuat dan pasti, bahwa zakat madu itu dianalogikan padazakat
pertanian, baik dalam nishab, maupun kadarnya atau persentasenya. Akan tetapi,
jika sejak dari awal diniatkan sebagai komoditas perdagangan, maka mgnurut
penulis, zakatnya dianalogikan pada zakat perdagangan. Balk nishab-nya, yaitu
senilai 85 gram emas, dan persentasenya 2,5 persen, dikeluarkan satu tahun
sekali.
b. Untuk zakat produk hewani, penulis juga berpendapat bahwa produk-produk
hewani tersebut jelas sekarang ini termasuk ke dalam sumber zakat, bahkan juga
menjadi komoditas perdagangan. Tumbuh dan berkembangnya pabrik susu, dan
pabrik sutra sekarang ini membuktikan kenyataan tersebut. Atas dasar itu pula,
penganalogian obyek zakat tersebut pada zakat perdagangan, akan lebih relevan.
Nishabnya senilai 85 gram emas, dan wajib dikeluarkan zakatnya setiap tahun
sebesar 2,5 persen.
g. Zakat Investasi Properti (Pabrik,Gedung, Dan Yang Sejenisnya)
Pada zakat ini terdapat pula pendapat dari penulis yaitu Penulis berpendapat bahwa para
ulama yang menganalogikan sumber zakat tersebut pada zakat perdagangan, adalah
pendapat yang lebih kuat alasannya, karena fegiatan menyewakan gedung, alat
transportasi dan yang lainnya, merupakan kegiatan perdagangan yang bertujuan mencari
keuntungan. Kerena dianalogikan pada pada zakat perdagangan,maka nishab-nya adalah
senilai 85 gram ernas, dengan kadar zakat sebesar 2,5 persen dari hasil sewa-menyewa
tersebut, setelah dikurangi berbagai biaya yang diperlukan, dan dikeluarkan zakatnya
setahun sekali.
h. Zakat Asuransi Syariah
Perusahaan Asuransi Syariah termasuk ke dalam sumber atau obyek zakat. Sehingga
setiap tahun, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 persen dari total asset yang
dimilikinya setelah diperhitungkan rugi labanya. Demikian pula nasabah atau peserta atau
ahli warisnya yang mendapatkan klaim asuransi, pada saat menerimanya, ia wajib
mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5 persen dari seluruh klaim yang diterimanya, jika
jumlahnya mencapai lebih atau sama dengan senilai 85 gram emas.
i. Zakat Usaha Tanaman Anggrek,Sarang Burung Walet,Ikan Hias, Dan Sektor Modern
Iainnya Yang Sejenis
Usaha-usaha di atas terrnasuk ke dalam kategori zakat pertanian, karena hasilnya yang
bersifat musiman. Oleh karena masuk kategori zakat pertanian, maka nishabnya adalah
senilai 653 kg gabah/ gandum, dikeluarkan pada saat panen, dengan kadar
zakatlimapersen, setelah dikurangi keperluan dan biaya dari usaha tersebut.
j. Zakat Sektor Rumah Tangga Modern
Menurut penulis, asesoris rumah tangga yang mewah tersebut menjadi sumber zakat yarg
wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 persen setiap tahun, karena dianalogikan pada
emas dan perak. Zakat ini dikeluarkan setiap tahunnya, sampai pada batas kepemilikan
yang dianggap wajar, misalnya sampai batas nishab, baik dengan cara ditentukan oleh
pemiliknya sendiri berdasarkan keimanan dan keikhlasarurya, maupun dilakukan oleh
Lembaga atau Badan Amil Zakat (LAZ dan BAZ)
Pada Bab IV membahas tentang Lembaga Pengelola Zakat, yang terdiri dari Urgensi-nya,
persyaratannya, organisasinya, dan cara penyaluran zakat itu sendiri. Untuk urgensi lembaga
pengelola zakat, Pelaksanaan zakat didasarkan pada firman Allah SWT yang terdapat dalam
surah at-Taubah: 60, yang artinya “sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk dihatinya untuk
(memerdekakan) budak, orang -orang yang berutang, unfuk jalan Allah, dan orang-orang gang
sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwaiibkan AIIah. Dan Allah Iagi Maha
Mengetahui lagi Mahabijaksana".
Adapun persyaratan lembaga pengelola zakat, yaitu:
1. Beragama Islam.
2. Mukallaf.
3. Memiliki sifat amanah atau jujur.
4. Mengerti dan memahami hukum-hukum zakat yang menyebabkan ia mampu
melakukan sosialisasi segala sesuatu yang berkaitan dengan zakat kepada masyarakat.
5. Memilki kemampuan untuk melakukan tugas dengan sebaik-sebaiknya.
6. Kesungguhan amil zakat dalam melaksanakan tugasnya.
Organisasi Lembaga Pengelola Zakat, didasarkan pada Undang-Undang RI Nomor 38
tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Bab III pasal 6 dan pasal 7 menyatakan bahwa lembaga
pengelolaan zakat di Indonesia terdiri dari dua macam, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ). Cara menyalurkan zakat sesuai dengan surah at-Taubah: 60 sebagai
berikut:
1. Fakir dan Miskin
Zakat yang disalurkan pada kelompok ini dapat bersifat konsumtif, yaitu untuk
memenuhi keperluan konsumsi sehari-harinya dan dapat pula bersifat produktif, yaitu
untuk menambah modal usahanya.
2. Kelompok Amil (Petugas Zakat)
Kelompok ini berhak mendapatkan bagian dari zakat, maksimal satu perdelapan atau
12,5 persen, dengan catatan bahwa petugas zakat ini memang melakukan tugas-tugas
keamilan dengan sebaik-baiknya dan waktunya sebagian besar atau seluruhnya untuk
tugas tersebut.
3. Kelompok Muallaf
Mereka diberi agar bertambah kesungguhannya dalam ber-Islam dan bertambah
keyakinan mereka, bahwa segala pengorbanan mereka dengan masuk Islam tidaklah
sia-sia. Bahwa Islam dan umatnya sangat memperhatikan mereka, bahkan
memasukkannya ke dalam bagian penting dari salah satu Rukun Islam yaitu Rukun
Islam ketiga.
4. Dalam Memerdekakan Budak Belian
Bahwa zakat itu antara lain harus dipergunakan untuk membebaskan budak belian
dan menghilangkan segala bentuk perbudakan.
5. Kelompok Gharimin Atau Kelompok Yang Berutang
Dalam buku tidak dijelaskan bagaimana cara pemberian zakat pada orang yang
berutang.
6. Fi Sabilillah
sebagian ulama membolehkan memberi zakat tersebut untuk membangun masjid,
lembaga pendidikan, perpustakaan, pelatihan para da’I, menerbitkan buku, majalah,
brosur, membangun mass media, dan lain sebagainya.
7. Ibnu Sabil
Orang yang terputus bekalnya dalam perjalanan.
Pada bab V kesimpulan dari keseluruhan isi buku ditulis dalam bentuk poin-poin penting
yang mencakup keseluruhan isi buku mulai dari Bab I sampai Bab IV. Namun, dalam
penulisannya terdapat ketidak rapian dalam penyusunan poin-poin yang diberikan sehingga.
Pada bagian saran, penulis buku ini juga memaparkannya berupa poin-poin dan terdapat pula
ketidak rapian dalam peyusunannya.
B. Saran Terhadap isi buku
Menurut saya kelebihan dari buku ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelas materi atau pokok-pokok pembahasan dengan memberikan pendapat dari tokoh-
tokoh yang menerangkan penjelasan materi baik yang pro maupun yang kontra.
2. Hampir disetiap bab saya menemui pendapat pribadi dari penulis buku.
Menurut saya kekurangan dari buku ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjelaskan materi, penulis buku menggunakan peristiwa masa lampau yang
dijelaskan kembali secara rinci sehingga pembaca akan menjadi bosan dari yang
disampaikan.
2. Terdapat beberapa paragraph yang belum rapi

Anda mungkin juga menyukai