Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FIQH IBADAH

ZAKAT
DOSEN Dra. RUKIAH, M.H

KELOMPOK 4
DIAN

NUR ALYA

CHERINA

MASNIATI

RESKY AMELYA PUTRI

NUR REZKI ASKINA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

AKUTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


KATA PENGANTAR
Pujisyukurkehadirat Allah SWT kami panjatkan, karenaatashidayah,
karuniasertalimpahanrahmat-
Nyasehinggamakalahinidapattersusunsebagaimanamestinya.Makalah yang
berjudul “ZAKAT” inidisusununtukmemenuhitugasmatakuliahfiqihdengan
guru pembimbingIbu Dra.Rukiah M.H

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah
Fiqih yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami
Wa'alaikumsalam Wr.Wb

Atas selesainya penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang telah memberikan
motivasi, serta teman-teman dan pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam
penulisan makalah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Jazakumullahu Khairan Katsiran.

DAFTAR ISI
Halaman Judul

KATA PENGANTAR...........................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A.LatarBelakang....................................................................................
B.RumusanMasalah.........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.Jama’ danShalat Qoshor........................................................ 2

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan................................................................................................
B.Saran...................................................................................................

C.Daftar
pustaka...................................................................................................... 9

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap orang muslim mengakui bahwa zakat merupakan salah satupenyangga


tegaknya Islam yang wajib ditunaikan Zakat adalah rukun Islam yang ketiga,
di wajibkan di Madinah pada tahun kedua hijriah.Namun, ada juga yang
berpendapat bahwa perintah ini diwajibkan bersama diwajibkan dengan
perintah kewajiban shalat ketika Nabi masihberada di Makkah. Zakat
menurut bahasa yaitu tumbuh dan tambah. Kata‘ zakat’ juga di gunakan
untuk ungkapan pujian, suci, keshalehan, dan berkah.SaaikhTaqiyudin
berkata, “Lafaz zakat secara bahasa menunjukkan arti tumbuh.”

Di dalam buku Al Mughni karangan ibnu qudamah AbuMuhammad bin Abu


Qutaibah mengatakan: zakat berasal dari kata zakat(bersih), namaa (tumbuh
dan berkembang) dan ziadah pengembangan harta

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian zakat

2. Rukun dan syarat zakat

3. Jenis dan ketentuan zakat

4. Mustahiq zakat

5. Landasan hukum zakat

6. Hikmah zakat

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ZAKAT

A. ZAKAT

Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh umat Muslim untuk
diberikan kepada golongan yang berhak menerima, seperti fakir miskin dan
semacamnya,sesuai dengan yang ditetapkan oleh syariah . Zakat termasuk
rukun Islam ke-4 dan menjadi salah satu unsur paling penting dalam
menegakkan syariat Islam.Oleh karena itu ,hukum zakat adalah wajib bagi
setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu .Zakat juga
merupakan bentuk ibadah seperti shalat ,puasa,dan lainnya dan telah diatur
dengan rinci berdasarkan Al-Quran dan Sunnah.Mengeluarkan zakat
hukumnya wajib bagi tiap-tiap Muslim yang mempunyai harta benda
menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum Islam.Zakat
merupakan pranata keagamaan yang memiliki kaitan secara
fungsionaldengan upaya memecahkan masalah-masalah sosial, seperti
kemiskinan dan kesenjangan sosial akibat perbedaan dalam kepemilikan
kekayaan. Adapun salah satu tujuan zakat adalah mempersempit perbedaan
ekonomi antara si kaya dan si miskin untuk tetap menjaga keamanan dan
kedamaian antara sesama manusia.Zakat juga sebagai alat distribusi sebagian
harta orang kaya kepada golongan miskin,karena begitu pentingnya peranan
zakat dalam rangka mengentaskan kemiskinan masyarakat dan membunuh
kesadaran pada kalangan orang kaya akantanggung jawab sosial
mereka,Rasulullah saw. Serta para Khulafa Ar-Rasyidin melakukan tindakan
yang tegas bagi mereka yanga tidak mau membayar zakat maupun yang
menyalagunakanya.

B. Rukun dan Syarat-Syarat Wajib Zakat

1. Rukun Zakat
Rukun zakat adalah pelepasan atau pengeluaran hak milik pada
sebagian harta yang dikenakan wajib Zakat terhadapnya,
penyerahansebagian harta tersebut dari orang yang mempunyai harta
kepadorangyang mengelola ( amil Zakat) atau harta tersebut diserahkan
kepada wakilnya yakni imam dan penyerahan amil kepada orang yang berhak
menerima Zakat sebagai milik.
a. Syarat - Syarat Wajib Zakat
Sejalan dengan ketentuan ajaran Islam yang selalu menetapkan
standarumum pada setiap kewajiban yang dibebankan kepada umatnya,
maka dalam penetapan harta menjadi sumber atau objek zakat pun terdapat
beberapa ketentuan yang harus dipenuhi. Apabila harta seseorang muslim
tidak memenuhi salah satu ketentuan, misalnya belum mencapai nishab,
maka harta tersebut belum menjadi sumber atau objek yang wajib
dikeluarkan zakatnya. Meskipun demikian, ajaran Islam telah membuka pintu
yang sangat longgar yang dapat dilakukan oleh setiap muslim dalam setiap
situasi dan kondisi, yaitu infaq dan sedekah.
1) Milik penuh, yaitu harta tersebut berada dibawah kontrol dan didalam
kekuasaan pemiliknya, didalamnya tidak tersangkut hak orang lain, dan ia
dapat menikmatinya. Adapun yang menjadi penetapan alasan ini adalah
penetapan pemilikan yang jelas ( misalnya harta mereka dalam berbagai ayat
al-Qur’an maupun hadits Nabi yang berkaitan dengan Zakat.

Misalnya Firman Allah SWT dalan surat At- Taubah ayat 103 dan surat al-
Ma’arij ayat 24-25:

juga Hadits Nabi dari Mu’adz bin jabal yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim ketika Rasulallah mengutusnya ke Yaman, dalam Hadits tersebut
terdapat kalimat:

... ‫َ أن هللا الثر في عليهم في أموالهم صدقة لو حد من أعيالهم‬


...bahwasanya Allah telah mewajibkan Zakat atas harta-harta mereka, diambil
dari orang-orang kaya diantara mereka.

Alasan lainnya, bahwa Zakat adalah pemberian pemilikan kepada orang-


orang yang berhak, yaitu fakir miskin dan yang lainnya, dan pemberian
pemilikan disini merupakan unsur memiliki. Sebab bagaimana mungkin
seseorang memberikan pemilikan kepada orang lain bila ia sendiri bukanlah
pemiliknya,

2) Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang halal.
Artinya harta yang haram,baik substansi bendanya maupun cara
mendapatkannya, jelas tidak dapat dikenakan kewajiban Zakat, karenaAllah
SWT tidak akan menerimanya. Hal ini sejalan denga firman Allah SWT dalam
surat an-Nisa: 29:

Surat an-Nisa: 29,

‫بنائها الذين امنوا ال تأكلوا أموالكم بينكم بالعمل إال أن تكون عجرة في‬

)2( ‫ترامي منكم وال تقتلوا أنفسكم إن هللا كان بكم رحيما‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
(Q.S An-Nisa:29)

Didalam shahih Bukhari terdapat satu bab yang menguraikan bahwa sedekah
(zakat) tidak akan diterima dari harta yang ghulul (harta yang didapatkan
dengan cara menipu ) dan tidak akan diterima pula, kecuali dari hasil usaha
yang halal dan bersih.

3) Binatang Gembalaan

Binatang ternak itu sengaja diurus sepanjang tahun, supaya dapat diambil
manfaatnya, seperti susunya, dagingnya, dan untuk dikembangbiakkan.
Binatang gembalaan harus diberikan makan dan minumnya, apakah pada
padang rumput atau tempat yang khusus untuk ternak itu, seperti kandang
Binatang yang dipergunakan untuk keperluan pribadi (termasuk tamu), tidak
dikenakan Zakatnya apakah untuk untuk keperluan disawah (ladang) atau
angkutan (transportasi). Binatang gembalaan tidak sepenuhnya makanannya
disiapkan pemiliknya, karena dilepas ditempat gembalaan. Kalau tidak
sepanjang hari dilapangan, tentu sekedarnya disiapkan asal tidak
memberatkan pemiliknya karena banyak pengeluaran.

Kalau kita pikirkan dalam-dalam, sebenarnya zakat itu tidak berat dan tidak
puyla menyusahkan pemiliknya. Sebab, kalau sudah lebih dari keperluan,
itulah yang akan dikeluarkan zakatnya, sebagaimana firman Allah dalam surat
al-Baqarah:219

‫ويسئلونك ماذا ينفقون قل العفو كذلك يبين هللا لكم األيت‬

‫ العلكم تتفكرون‬-

Artinya: "Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.


Katakanlah: "yang lebih dari keperluan. "Demikianlah Allah 24 menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir." (surat al- Baqarah: 219)

Kalau bukan Binatang gembalaan seperti dikurung dikandang, tentu biayanya


cukup besar. Makanannya harus dibeli (disiapkan), air minumnya disiapkan.
Dalam keadaan seperti ini perhitungan zakatnya tentu tidak seperti
dikemukakan diatas. Perhitungannya tentu masuk kedalam binatang sebagai
usaha dagang, yang segala pengeluarannya dan orang memeliharanya harus
diperhitungkan, karena dianggap sebagai barang dagangan.

4) Tidak dipekerjakan

Binatang ternak yang dipergunakan (dimanfaatkan) untuk kepentingan


pemiliknya, tidak dikenakan zakatnya, seperti menggarap tanah pertanian,
dijadikan sebagai alat untuk mengambil air guna menyiram tanaman dan
untuk alat angkutan. Pendapat diatas berbeda denga pendapat Malik, bahwa
binatanggembalaan atau yang diberi makanan dikandang, Binatang
yangdipekerjakkan atau tidak, tetap di kenakan Zakat. Hal ini
dikemukakanoleh Tsauri, yang menyebutkan bahwa Malik berpendapat
demikian.

5) Harta tersebut Berkembang atau Berfotensi untuk di kembangkan, seperti


melalui kegiatan usaha, perdagangan, melalui pembelian saham, atau
ditabungkan, baik dilakukan sendiri maupun bersama orang atau pihak lain.
Harta yang tidak berkembang atau tidak berpotensi untuk berkembang, maka
tidak dikenakan kewajiban Zakat. Kuda untuk berperang atau hamba sahaya,
di Zaman Rasulullah saw termasuk harta yang tidak produktif.

syarat ini sesungguhnya mendorong setiap muslim untuk memproduktifkan


harta yang dimilikinya. Harta yang diproduktifkan akan selalu berkembang
dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan salah satu makna zakat secara
bahasa, yaitu an- Namaa berkembang atau bertambah"..

6) Bebas dari Hutang

Bebas dari hutang disyaratkan bagi wajib Zakat, karena seseorang


yang sedang berada dalam kesulitan membayar hutangnya, sebenarnya dia
ini sma atau mungkin lebih parah dari pada orang miskin. Sedangkan seorang
miskin tidak wajib membayar Zakat, dia berhak menerima Zakat.

7) Sampai atau cukup senisab

Yakni batas minimum jumlahnya untuk dikenakan Zakat. Nisab dan Zakat
unta tidak wajib zakat atasnya kecuali jika telah mencapai lima ekor. Untuk
mencapai jumlah tersebut (sampai sembilan ekor) zakatnya ialah seekor
domba yang usianya setahun lebih atau kambing biasa yangusianya dua
tahun lebih.
Adapun Yang dimaksud dengan cukup senisab menurut Syaukani 27 Ismail
adalah jumlah minimal harta (kekayaan) yang dimiliki oleh seseorang atau
badan yang karena itu dikenakan wajib Zakat. Sedangkan senisab artinya
telah memenuhi jumlah minimal yang ditentukan. Persyartan diwajibkannya
Zakat karena mencapai Nishab. Juga harus telah mencaoai masa 1 (satu)
tahun lamanya, kebanyakan fuqaha mensyaratkan haul bagi wajibnya zakat
pada emas, perak dan hewan ternak.

8) Haul (telah dimiliki satu tahun)

Binatang ternak itu dikeluarkan Zakatnya sesudah samapai satu tahun.


Ketentuan ini berlaku berdasarkan praktik yang telah berlaku, yang pernah
dilaksankan RasulAllah SAW dan Khalifah sesudah beliau (Hkalifah Abu Bakar,
Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abu Thalib). Sebagai
landasan haul itu adalah Sabda RasulAllah SAW, yang artinya: "Tidak
dikenakan Zakat Harta, sehingga sampai satu Tahun, "(HR. Abu Dawud)

Dan jika ternak dijual atau dihibahkan pada pertengahan haul, makahaul-nya
itu terputus, tidak ada zakat atasnya.

C. Jenis dan ketentuan Zakat

Ketahui Macam Macam Zakat & Ketentuannya (yang Ada di


Indonesia)

Salah satu kewajiban umat muslim adalah membayarkan zakat fitrah


yang dibayarkan setiap bulan Ramadan. Zakat dibayarkan dengan 3,5
liter makanan pokok dari daerah tempat Anda tinggal, dalam hal ini di
Indonesia adalah beras. Selain zakat fitrah, ternyata masih banyak
macam-macam zakat yang ada.

A. Jenis Zakat

Terdapat macam-macam zakat yang wajib Anda ketahui serta ketentuannya


antara lain:

 1) Zakat Fitrah


Salah satu jenis zakat yang wajib ditunaikan umat muslim adalah zakat fitrah.
Seperti yang telah disebutkan di atas, zakat fitrah adalah jenis zakat yang
wajib dibayarkan umat muslim ketika bulan Ramadan atau hari raya Idulfitri
datang. Selanjutnya, zakat fitrah dapat dibayar dengan 3,5-liter makanan
pokok dari daerah yang bersangkutan.  Di Indonesia biasanya orang akan
memberikan beras.

Ada juga yang memberikan biji-bijian, gandum, hingga kurma kering untuk
diberikan sebagai zakat fitrah. Fungsi zakat fitrah bertujuan mensucikan
orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan dosa. Hal ini dilakukan
dengan cara memberikan makan kepada fakir miskin dengan cara membantu
mencukupi kebutuhan fakir miskin.

2) Zakat Maal

Selain zakat fitrah, ternyata ada macam-macam zakat lainnya yakni zakat
maal (harta). Zakat maal adalah zakat penghasilan, selanjutnya, ada beberapa
jenis zakat penghasilan yaitu zakat hasil pertambangan, hasil pertanian, hasil
laut, hasil ternak, perak, dan ternak. Masing-masing jenis zakat memiliki
ketentuan dan perhitungannya sendiri.

Pengelolaaan zakat bahkan sudah diatur dalam undang-undang, lho.


Pengelolaan zakat diatur dalam Undang-undang (UU) pengelolaan zakat
nomor 38 tahun 1998 “Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang
muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan
agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.”

Selanjutnya, UU tersebut juga menjelaskan tentang pengelolaan zakat, fungsi


zakat dan siapa yang berhak mengatur zakat. Berikut beberapa ketentuan
zakat yang ada di Indonesia:

3) Emas dan Perak

Ketentuan zakat yang pertama adalah ketentuan zakat emas dan perak. Anda
diwajibkan membayar zakat yang cukup nisabnya dan telah dimiliki selama
setahun. Perhitungannya adalah sebesar 2,5% dari nilai emas tersebut.
Sebagai contoh jika Anda memiliki emas sebesar 100 gr, maka zakat yang
wajib dibayarkan adalah harga 2,5 persen dari emas.
Sebagai contoh 1 gr emas berharga Rp 50.000, maka besaran zakat yang
harus dibayarkan yaitu adalah 100gr x Rp 50.000 x 2.5 persen = Rp 125.000.

4) Binatang Ternak

Selanjutnya, zakat penghasilan yang harus Anda bayarkan adalah hasil ternak.
Hewan ternak yang terkena wajib zakat adalah dengan hewan yang
memberikan manfaat bagi manusia, digembalakan, mencari makan sendiri
melalui gembala, telah dimiliki satu tahun dan mencapai nishab. Masing-
masing hewan ternak berbeda-beda. Sebagai contoh sapi, jika jumlahnya
mencapai 30 ekor, maka zakatnya berupa seekor anak sapi satu tahun.

5) Zakat Perdagangan atau Tijarah

Zakat perdagangan atau zakat tirakat yaitu zakat yang berkaitan dengan
komoditas perdagangan. Zakat ini memiliki ketentuan yakni diambil dari
modal, dan dihitung dari total penjualan barang sebesar 2,5 persen. Anda
bisa membayarkan uang dengan seharga nilai tersebut atau berupa barang
dagangan.

Itulah macam-macam zakat dan ketentuannya yang ada di Indonesia. Lebih


lanjut, Anda juga bisa memilih Asuransi Jiwa Syariah. Perbedaan utama
antara Asuransi Jiwa Syariah dengan Asuransi Jiwa Konvensional terletak
pada konsep dasar dan cara pengelolaan dana yang sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah.

Asuransi Jiwa Syariah adalah Asuransi yang didasari prinsip saling tolong
menolong dan melindungi diantara para peserta melalui kontribusi ke Dana
Tabarru’, yaitu kumpulan dana kebajikan dari uang kontribusi para peserta
Asuransi Jiwa Syariah yang setuju untuk saling bantu bila terjadi risiko di
antara mereka. Dana ini kemudian dikelola sesuai prinsip Syariah dan di
bawah pengawasan Dewan Syariah untuk menghadapi risiko tertentu.
Terdapat berbagai macam produk Asuransi Jiwa Syariah yang bisa Anda
pilih di sini.

D. Rukun-Rukun Zakat

Rukun zakat adalah hal-hal yang harus dilakukan ketika ingin berzakat.
Berikutadalah rukun-rukun zakat:
1. Niat
Ketika menunaikan zakat, hendaknya membaca niat untuk berzakat.
Hal ini untuk mengingatkan kita bahwa kita berzakat semata-mata
hanya untuk Alah SWT.
a. Pemeberian zakat
Pemeberian zakat,atau biasa disebut muzakki adalah orang yang
berkewajiban untuk membayar zakat. Seperti yang sudah
disebutkan di atas, syarat-syarat untuk orang pemberi zakat
adalah Islam, merdeka, dewasa, tidak memiliki hutang dan
memiliki harta yangcukup.
b. Penerima zakat
Penerima zakat biasa disebut dengan mustahik. Mustahik ini
adalah orang-orang yang berhak menerima zakat.
Orang yang hidup tanpa mata pencharian, orang yang tidak bisa
memenuhi kebutuhan pokoknya, orang yang mengumpulkan
zakat, orang yang baru saja masuk islam, orang yang bebas dari
perbudakan melalui akad, orang yang memiliki hutang yang sangat
besar, orang yang berperang di jalan Allah, orang yang dalam
perjalanan atau pengelana yang terlantar,adalah orang-orang
yang wajib menerima zakat atau mustahik.
2. Harta yang dizakatkan
a. Emas dan perak adalah logam mulia. Islam menganggap logam
mulia seperti emas dan perak sebagai harta yang dapat
berkembang. Cek, deposito, saham atau surat berharga lainnya
termasuk dalam kategori emas dan perak yang bisa di zakatkan.
Rumah, tanah, kendaraan, juga termasuk kategori emas dan perak
yang bisa dizakatkan.
b. Bintang ternak yang wajib untuk dizakatkan adalah hewan-hewan
yang ternak yang besar seperti sapi, kambing, kerbau,unta, ayam.
c. Hasil pertanian yang wajib untuk dizakatkan adalah tumbuh-
tumbuhan yang memiliki nillai ekonomis. Hasil pertanian yang bisa
dizakatkan adalah umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, tanaman
hias dan lain-lain.
d. Harta perniagaan adalah semua yang digunakan dalam jual-beli.
Contoh dari harta perniagaan adalah alat-alat, perhiasan, pakaian.
Perniagaan atau perdagangan yang dilakukan bisa melalui
perorangan atau perusahaan besar.
e. Kekayaan laut dan hasil pertambangan adalah benda-benda yang
berasal dari dalam perut bumi dan bisa juga dizakatkan karena
memiliki nilai ekonomis. Hasil-hasil dari perut bumi dan bisa juga
dizakatkan karena memiliki nilai ekonomis. Hasil-hasil dari perut
bumi itu meliputi minyak bumi, tembaga, timah, batubara.
Kekayaan laut yang bisa dizakatkan yaitu mutiara, dan ambar.
f. Rikaz adalah harta yang sudah terpendam lama sejak zaman
dahulu. Salah satu contoh rikaz atau harta terpendam adalah
harta karun. Harta rika yang ditemukan tentunya tidak boleh ada
pemiliknya maka baru boleh dizakatkan.
Untuk zakat fitrah bisa berupa uang, beras, kurma atau gandum
denganberat 2.5 kg.

E.Landasan Hukum Zakat

Zakat adalah rukun Islam yang ketiga yang diwajibkan di Madinah


pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah setelah diwajibkannya puasa
Ramadhan dan zakat fitrah.
Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim
yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan
puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur’an dan As
Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan
yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia.

Landasan hukum diwajibkannya zakat adalah :


– Al-Qur’an surat At-Taubah : 103
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka …”
– Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 43
“Dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang
ruku’ ”
– Surat Al-An’aam : 141
“Makanlah buahnya jika telah berbuah dan tunaikan haknya (kewajibannya)
di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya
– Hadits riwayat Bukhari – Muslim dari Abdullah bin Umar :
“Islam dibangun atas lima rukun : syahadat ‘Tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad Saw utusan Allah’, menegakkan shalat, membayar zakat,
menunaikan haji dan shaum ramadhan”.
– Hadits riwayat Tabrani dari Ali ra :
“Sesungguhnya Allah mewajibkan (zakat) atas orang-orang kaya dari ummat
Islam pada harta mereka dengan batas sesuai kecukupan fuqara diantara
mereka. Orang-orang fakir tidak akan kekurangan pada saat mereka lapar
atau tidak berbaju kecuali karena ulah orang-orang kaya diantara mereka.
Ingatlahbahwa Allah akan menghisab mereka dengan keras dan mengadzab
mereka dengan pedih”.

Adapun 5 Syarat-syarat Wajib Zakat


a. Muslim
b. Aqil
c. Baligh
d. Memiliki harta yang mencapai nishab

6. Yang Berhak Menerima Zakat


Dalam Quran surat at Taubah ayat 58-60, Allah berfirman yang artinya:
“… Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah bagi fakir miskin, para amil, para
muallaf yang dibujuk hatinya, mereka yang diperhamba, orang-orang yang
berutang, yang berjuang di jalan Allah, dan orang kehabisan bekal di
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Jadi jelaslah disini, bahwa golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq)
ada delapan golongan, yaitu:

1. Fakir dan Miskin


Fakir dan miskin adalah golongan yang pertama dan kedua disebutkan dalam
surat at Taubah, dengan tujuan bahwa sasaran zakat adalah menghapuskan
kemiskinan dan kemelaratan dalam masyarakat Islam. Menurut pemuka ahli
tafsir, Tabari, yang dimaksud fakir, yaitu orang dalam kebutuhan, tapi dapat
menjaga diri tidak meminta-minta. Sedangkan yang dimaksud dengan miskin,
yaitu orang yang dalam kebutuhan dan suka meminta-minta.

2 Amil (Pengelola Zakat)


Sasaran ketiga adalah para amil zakat. Yang dimaksud dengan amil zakat
adalah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari
para pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya. Juga mulai
dari pencatat sampai kepada penghitung yang mencatat keluar masuk zakat.

3 Muallaf
Yang dimaksudkan dengan golongan muallaf, antara lain adalah mereka yang
diharapkan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat bertambah
terhadap Islam, atau terhalangnya niat jahat mereka atas kaum Muslimin,
atau harapan akan adanya kemanfaatan mereka dalam membantu dan
menolong kaum Muslimin dari musuh.

macam-macam golongan muallaf adalah :


1. Golongan yang diharapkan keislamannya atau keislaman kelompok serta
keluarganya
2. Golongan orang yang dikuatirkan kelakuan jahatnya
3. Golongan orang yang baru masuk Islam
4. Pemimpin dan tokoh masyarakat yang telah memeluk Islam yang
mempunyai sahabat-sahabat kafir.
5. Pemimpin dan tokoh kaum Muslimin yang berpengaruh di kalangan
kaumnya, akan tetapi imannya masih lemah.
6. Kaum Muslimin yang tinggal di benteng-benteng dan daerah perbatasan
musuh.
7. Kaum Muslimin yang membutuhkannya untuk mengurus zakat orang yang
tidak mau mengeluarkan, kecuali dengan paksaan.
4 Riqab (budak belian)
Cara membebaskan bisa dilakukan dengan dua hal: Pertama, menolong
hamba mukatab, yaitu budak yang telah ada perjanjian dan kesepakatan
dengan tuannya, bahwa bila ia sanggup menghasilkan harta dengan nilai dan
ukuran tertentu, maka bebaslah ia. Kedua, seseorang dengan harta zakatnya
atau seseorang bersama temannya membeli seorang budak kemudian
membebaskan. Atau penguasa membeli seorang budak dari harta zakat yang
diambilnya, kemudian ia membebaskan.

5 Gharim (orang yang berutang)


Gharimun (orang yang berhutang) adalah termasuk golongan mustahiq.
Menurut Ibnu Humam dalam al Fath, gharim adalah orang yang mempunyai
piutang terhadap orang lain dan boleh menyerahkan zakat kepadanya karena
keadaannya yang fakir, bukan karena mempunyai piutangnya. Ada dua
golongan bagi orang yang mempunyai utang, yaitu golongan yang
mempunyai utang untuk kemaslahatan diri sendiri, seperti untuk nafkah,
membeli pakaian, mengobati orang sakit. Golongan lain adalah orang yang
mempunyai utang untuk kemaslahatan orang lain, seperti mendamaikan dua
golongan yang bermusuhan, orang yang bergerak di bidang sosial, seperti
yayasan anak yatim, rumah sakit untuk fakir, anak yatim piatu dan lain-lain.

6 Fi Sabilillah (di jalan Allah)


Quran menggambarkan sasaran zakat yang ketujuh dengan firmanNya: “Di
jalan Allah”. Sabil berarti jalan. Jadi sabilillah artinya jalan yang
menyampaikan pada ridha Allah, baik akidah maupun perbuatan. Sabilillah
adalah kalimat yang bersifat umum, mencakup segala amal perbuatan ikhlas,
yang digunakan untuk bertakkarub kepada Allah, dengan melaksanakan
segala perbuatan wajib, sunat dan bermacam kebajikan lainnya.

7 Ibnu sabil
Ibnu sabil, menurut Jumhur ulama adalah kiasan untuk musafir, yaitu orang
yang melintas dari suatu daerah ke daerah lain. Dikatakan untuk orang yang
berjalan di atasnya karena tetap di jalan itu. Menurut pendapat beberapa
ulama, ibnu sabil mempunyai hak dari zakat, walaupun ia kaya, apabila ia
terputus bekalnya. Ibnu Zaid berkata: “Ibnu sabil adalah musafir, apakah ia
kaya atau miskin, apabila terdapat musibah dalam bekalnya, atau hartanya
samasekali tidak ada, atau terkena sesuatu musibah atas hartanya, atau ia
samasekali tidak memiliki apa-apa, maka dalam keadaan demikian itu, hanya
bersifat pasti.
Sedangkan fihak-fihak di luar dari 8 golongan (asnaf) ini tidak dibenarkan
menerima uang dari zakat. Tetapi tidak tertutup fihak-fihak tersebut
menerima bantuan dari infaq. Jadi sasaran zakat lebih spesifik dari pada
infaq.

f.hikma zakat
Kewajiban atau kefardhuan zakat merupakan jalan yang paling

utama untuk menyelesaikan kesejangan sosial. Disamping itu, zakat

merupakan formula yang paling kuat untuk merealisasikan sifat


gotongroyong dan tanggung jawab sosial dikalangan umat Islam.

Tujuan tersebut mempunyai hkmah yang utama yaitu agar

manusia lebih tinggi nilainya daripada harta, sehingga ia menjadi

tuannya harta bukan menjadi budaknya harta. Karena, tujuan zakat

terhadap si pemberi sama dengan tujuan terhadap si penerima.

Hikmah zakat ada 2 (dua) macam yaitu hikamh bagi si pemberi

dan hikmah bagi si penerima.

1.hikmah zakat bagi penerima sebagai berikut;

a) Mensucikan jiwa dari sifat kikir. Sifat kikir merupakan tabiat

manusia yang tercela, sifat ini timbul karena rasa keinginan untuk

memiliki sesuatu sehingga manusia cenderung mementingkan diri

sendiri terhadap hal-hal yang baik dan bermanfaat dari pada orang

lain.

b) Merupakan manifestasi syukur atas nikmat Allah. Karena

sesungguhnya Allah SWT senantiasa memberikan nikmat kepada

hambanya baik yang berhubungan dengan diri maupun hartanya.

c) Mengembangkan kekayaan batin. Dengan mengeluarkan zakat

berarti telah berusaha menghilangkan kelemahan jiwanya,

egoisme serta menghilangkan bujukan setan dan hawa nafsu.

2.Hikmah bagi si penerima sebagai berikut:

a) Membebaskan si penerima sari kebutuhan. Allah SWT telah

mewajibkan zakat dan menjadikannya tiang agama dalam Islam,

dimana zakat diambil dari orang-orang kaya dan diberikan kepada


orang-orang fakir, dengan adanya zakat tersebut mereka dapat

memenuhi kebutuhan materinya.

b) Menghilangkan sifat benci dan dengki. Dengan adanya kewajiban

zakat orang akan merasa baha muslim yang satu bersaudara dengan

muslim yang lain, sehingga tidak ada rasa dendam, dengki dan benci.

Anda mungkin juga menyukai