Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah masail fiqih
Nama Mahasiswa :
Masriyah (
Marlita (
2019/1440
KATA PENGANTAR
Sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW, sang penerang umat, juga kepada keluarga yang mulia, sahabatnya yang
tercinta dan umatnya yang setia akhir zaman semoga kita mendapat syafaat-Nya, Aamiin….
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan,
Seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Sebagaimana pepatah mengatakan Tiada gading yang tak retak, maka penulisan
makalah inipun tentunya dijumpai banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya dan mengharap tegur serta saran-saran penyempurnaan, agar
kekurangan dan kelemahan yang ada tidak sampai mengurangi nilai dan manfaat bagi
pendidikan studi Islam pada umumnya.
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian zakat dan pajak.
2. Untuk mengetahui macam-macam zakat.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber zakat dan pajak.
BAB II
Pembahasan
A. Definisi zakat
Zakat menurut etimologi adalah suci, tumbuh berkembang dan berkah. Menurut
terminologi adalah sebagian (kadar) harta tertentu yang memenuhi syarat minimal (nishab)
dalam rentang waktu satu tahun (haul) yang diberikan kepada yang berhak menerimanya
(mustahig) dengan syarat tertentu. Apabila seseorang telah mengeluarkan zakat berarti dia
telah membersihkan diri, jiwa dan hartanya. Dia telah membersihkan nya dari penyakit kikir
dan membersihkan hartanya dari hak orang lain yang ada dalam hartanya orang itu. Orang
yang berhak menerimanya pun akan bersih jiwanya dari penyakit iri, dengki, iri hati dari
orang lain yang mempunyai harta. 1
Sebagaimana telah diketahui bahwa zakat adalah salah satu pemasukan sumber
keuangan Negara (Negara islam). Berbeda dengan di Indonesia pada umumnya anggota
masyarakat langsung menyerahkan zakatnya kepada yang berhak (mustahig), walaupun
sudah berjalan penyerahan zakat kepada BAZIS ( badan amil zakat infaq dan sedekah) dan
jenisnya. Walaupun proses pengaturan zakat oleh lembaga- lembaga tersebut masih belum
jelas, padahal UU pengelolaan zakat sudah disahkan.
Urgensi zakat, Zakat merupakan pilar ketiga islam sebagaimana dijelaskan sebuah
hadis nabi SAW yang artinya:”Islam dibangun atas 5 rukun yaitu syahadat, bahwa tiada tuhan
selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusanya, mendirikan shalat, membayar zakat,
puasa ramadhan dan menunaikan haji ke baitullah bagi orang-orang yang mampu.
Kelima rukun islam itu sama kedudukanya antara satu dengan yang lainya dan dengan mudah
dapat dipahami, karena semuanya bernilai ritual dan ibadah mahdhah kepada Allah yang
harus diterima secara ta’abbudi, kecuali zakat yang agak sukar untuk dipahami dan diyakini
karena ia menyangkut materi yang paling disayang.2
Secara teoritis, sulitnya memahami dan mengamalkan kewajiban zakat dapat
dipahami karena ia merupakan suatu yang bertentangan dengan naluri manusia yang pada
umunnya sangat mencintai harta benda. Justru itu pula al-quran memberi sebutan harta itu
dengan mal yang berarti cenderung, karena manusia sangat cenderung kepadanya.
Tujuan zakat baru dapat dipahami dan diyakini apabila didalam jiwa seseorang telah
tumbuh beberapa nilai seperti, keimanan, kemanusiaan, dan keadilan. Oleh karena itu, al-
2. Urgensi-dan-tuntutan-zakat-dalam-islam
quran menggunakan kata sadakah sebagai padanan dari kata zakat tersebut, karena makna
sadakah itu sendiri merupakan manifestasi atas pengakuan dan pembenaran yang melahirkan
keyakinan, sehingga timbul kesadaran untuk memberikan sebagian dari harta yang disayangi
dalam bentuk zakat. Hal itu dipandang logis dan wajar, bahkan merupakan keharusan.
Pajak didalam ensiklopedi Indonesia dalam sebagaimana yang dikutip oleh hasan,
disebutkan bahwa pajak ialah sesuatu pembayaran yang dilakukan kepada pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan dalam hal penyelenggaraan jasa-jasa,
untuk kepentingan umum.3
Menurut para ahli keuangan pajak adalah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak,
yang harus disetorkan sesuatu kepada Negara dengan ketentuan, tanpa mendapat prestasi
kembali dari Negara dan hasilnya untuk membiayaai pengeluaran-pengeluaran umum di satu
pihak dan untuk merealisir sebagian tujuan ekonomi, social, politik, dan tujuan-tujuan lain
yang dicapai oleh Negara. Setelah kita amati pengertian zakat dan pajak maka pada
prinsipnya kedua-duanya diserahkan kepada Negara (amil) untuk kepentingan umum dan
pembangunan. Setiap warga Negara mempunyai kewajiban untuk mengeluarkan zakat (bagi
orang yang sudah memenuhi ketentuan) dan pajak.
Di zaman Rasulullah dan para sahabat, pemungutan dan pengelolaan zakat
diserahkan pada amil yang mendapat wewenang penuh dari Rasulullah. Mereka bertugas
mencatat kaum Muslimin yang wajib mengeluarkan zakat dan mendistribusikan zakat
tersebut kepada mereka yang berhak. Karena tugasnya khusus, maka para muzakki
(pembayar zakat) dan mustahiq (penerima zakat) terdaftar secara akurat, Selain itu,
Rasulullah pernah berpesan kepada Muadz bin Jabal RA sebelum berangkat ke Yaman untuk
menyebarkan Islam. Pesan tersebut berisi tentang kewajiban pembayaran zakat, seperti
diriwayatkan Bukhari dan Muslim.4
“Sungguh, Allah SWT telah mewajibkan zakat terhadap harta mereka, yang diambilkan dari
orang-orang kaya di antara mereka dan didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan.”
3. Wikipedia.org/wiki/Pajak/ensiklopedia-perpajakan-indonesia
4. Hak memungu dan mengelola zakat ada dipemerintah
B. MACAM – MACAM ZAKAT:
A) Zakat Profesi
1) Pengertian Profesi
Yusuf Al-Qaradhawi menyatakan bahwa diantara hal yang sangat penting untuk
mendapatkan perhatian kaum muslimin saat ini adalah penghasilan atau pendapatan yang
diusahakan melalui keahliannya, baik keahlian yang dilakukan secara sendirimaupun bersama
– sama.
2) Landasan Hukum Kewajiban Zakat Provesi
Semua penghasilan melalui kegiatan professional tersebut, apabila telah mencapai
nishob, maka wajib di keluarkan zakatnya. Seperti yang telah tertera dalam firman Allah
SWT dalam surat adz-dzariat : 19,
“ dan pada harta – harta mereka ada hak – hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bagian.”
3) Nishab, waktu, Kadar, dan cara mengeluarkan zakat Profesi
Terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan dalam menentukan Nishab, kadar, dan
waktu mengeluarkan zakat profesi. Hal ini sangat tergantung pada qiyas (analogi) yang di
lakukan. Contohnya jika dianalogikan pada zakat perdagangan, maka nishab, kadar, dan
waktu mengeluarkannya sama dengannya dan sama pula dengan zakat emas dan perak.
Nishabnya senilai 85 gram emas, kadar zakatnya 2,5 persen dan waktu mengeluarkannya
setahun sekali, setelah dikurangi kebutuhan pokok.5
B) Zakat Perusahaan
1) Landasan Hukum
Adapun yang menjadi landasan hukum kewajiban zakat pada perusahaan adalah nash
– nash yang bersifat umum, seperti termaktub dalam surah al-baqarah: 267 dan at-taubah:
103. Juga merujuk kepada sebuah hadits riwayat imam bukhori (hadits ke-1448 dan
dikemukakan kembali dalam hadits ke-1450 dan 1451).
6. Syauqi Ismail Sahhatih, Penerapan Zakat dalam Bisnis Modern, (Bandung: Pustaka Setia, 2007)
bukhari berkata Abu sa’id tentang tukar menukar uang, aku mendengar rasulullah SAW
bersabda,
“ Emas dengan emas harus sama (ukuran dan beratnya). Perak dengan perak harus sama
(ukuran dan beratnya).”
Adapun pertukaran mata uang berbeda jenisnnya seperti antara rupiah dan dolar, rupiah
dengan riyal, dan mata uang lainya, maka berlandaskan ijma’ Ulama hal itu boleh dilakukan
dengan beberapa syarat antara lain sebagai berikut.7
Pertama, terjadi saling menerima mata uang (taqaabul) ditempat terjadinya akad jual beli,
agar tidak sampai jatuh pada riba nasi’ah jika tidak dilakukan pada saat terssebut. Dalam
sebuah hadis diriwayatkan dalam sebuah hadis riwayat imam bukhori, dikemukakan bahwa
umar bin khatab mendengar seseorang menukarkan emas sambil berkata ketika ia menerima
tukarannya: tuggulah penjagaku pulang dari hutan , ‘lalu umar berkata, ‘demi allah, janganlah
engkau berpisah denganya sehingga terjadi proses pertukaranya.
Alludin mahmud zartari menyatakan bahwa alasan pertukaran mata uang yang satu dengan
yang lainya harus dilakukan kontan, oleh karena sering terjadinya fluktuasi harga dari waktu
ke waktu, dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam.
Kedua, hendaknya pertukaran itu dilakukan dengan nilai tukar yang sama antara suatu mata
uang dengan mata uang lainya. Adapun yang menjadi landasan keabsahan tukar menukar
mata uang yang berbeda dengan persyaratan tersebut diatas.
Adapun mengenai zakatnya, dianalogikan dengan zakat perdagangan baik nishab, waktu,
maupun kadarnya.
Adapun mengenai jenis-jenis harta yang menjadi sumber zakat yang dikemukakan
secara terperinci dalam Al-Qur’an dan hadis menurut ibnul Qoyyim pada dasarnya ada
empat jenis yaitu tanaman-tanaman, buah-buahan dan hewan ternak, emas dan perak, serta
harta perdagangan. Menurut ibnul Qoyyim ke empat jenis inilah yang paling banyak beredar
dalam kalangan umat manusia.
Al- Habsyi menyatakan hal sama yaitu emas perak, perdagangan, pertanian dan
hewan ternak. Al-Utsaimin dalam fiqh ibadah menjelaskan pula bahwa harta yang wajib
dikeluakan zakatnya yang diungkapkan Al-Qur’an hadis secara rinci adalah emas dan perak,
segala yang dikeluarkan dari bumi seperti tanam-tanaman dan biji-bijian, hewan ternak dan
harta perdagangan.8
8. http://datarental.blogspot.com/2016/10/sumber-sumber-zakat-secara-terperici.html
9. Prof. DR Abdullah bin Muhammad Ath-Thayyar perbedaan-antara-zakat-dan-pajak.html
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Dari kajian dan pembahasan tentang zakat sebagaimana telah diuraikan pada bab diatas,
dapat disimpulakn sebagai berikut: 1. Zakat adalah ibadah ma’aliyah ijtima;iyah artinya
ibadah dibidang harta yang memiliki kandungan yang sangat penting dalam membangun
masyarakat. 2. Banyak hikmah dan manfaat. Pajak merupakan kewajiban yang ditentukan
oleh pemerintah dan harus dibayar setahun sekali atau sudah pada waktu haulny. Sebagai
kewajibanya pajak dibayar dengan menyesuaikan kondisi materi seseorang.
DAFTAR PUSTAKA