Anda di halaman 1dari 13

Tugas Pendidikan Agama Islam

Konsep Zakat untuk Kesejahteraan Umat

Oleh:
1. Nadiah Nur Atikah (1315030066)
2. Nisrina Puspita Sari (1315030110)
Teknik Telekomunikasi 1D
Teknik Elektro

Politeknik Negeri Jakarta


2015-2016

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini diharapkan mampu membantu saya memperdalam materi tentang konsep
zakat untuk kesejahteraan umat dalam kegiatan belajar. Selain itu, makalah ini diharapkan
agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar dapat lebih mengenal konsep zakat yang
nantinya dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, makalah ini diharapkan agar kita sebagai umat muslim mampu
memanfaatkan konsep zakat dengan baik dalam kehidupan dan dapat membantu memajukan
kesejahteraan di masyarakat.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan
membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi saya dan
pembaca. Aamiin.

Bogor, 15 Oktober 2015

Penulis

Daftar Isi
2

Kata Pengantar ......................................................................................................................... 2


Daftar Isi ................................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN..........................................................................................................7
a. Ekonomi Islam dan Konsep Zakat.................................................................................7
b. Zakat Untuk Kesejahteraan Umat..................................................................................9
BAB III. PENUTUP.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN
3

Krisis yang terjadi di tengah-tengah masyarakat bisa terjadi kapan saja dan di mana
saja. Baik itu karena bencana alam, salah urusan, ataupun dikarenakan musibah yang
menimpa dirinya. Pada saat-saat seperti ini biasanya yang akan merasakan langsung
adalah golongan kaum bawah.
Sementara golongan orang-orang yang berada di atas cenderung lebih santai, karena
mereka masih mempunyai tabungan lebih. Bahkan ada yang santai-santai saja tanpa
peduli apakah harta yang dimilikinya itu bercampur dengan harta titipan orang lain.
Dalam agama islam, tidak ada teori secara khusus yang mengatur ilmu ekonomi
sebagaimana ekonomi kapitalis. Namun dalam ajaran agama islam mempunyai konsep
yang normatif, konsep ini digunakan untuk mengatur kehidupan umat. Hal yang tak kalah
penting adalah kehidupan sosial, solidaritas sesama muslim untuk terhindar dari
kemiskinan. Islam mengajarkan banyak cara dalam mengentaskan kemiskinan di dunia
ini, antara lain dengan adanya zakat, infaq dan sedekah.
Secara Bahasa, Zakat berarti tumbuh; berkembang dan berkah atau dapat pula berarti
membersihkan atau mensucikan. Sedangkan menurut terminologi syariah (istilah), zakat
berarti kewajiban atas harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok
tertentu dalam waktu tertentu. Zakat merupakan pokok agama yang sangat penting dan
strategis dalam Islam, karena zakat adalah rukun Islam ketiga setelah syahadat dan shalat.
Jika shalat berfungsi untuk membentuk keshalihan dari sisi pribadi, maka zakat berfungsi
membentuk keshalihan dalam sistem sosial kemasya-rakatan.
Secara garis besar zakat dibagi menjadi dua, yaitu zakat mal dan zakat fitrah.
1. Zakat Mal : Zakat mal adalah bagian dari harta kekayaan seseorang atau badan hukum
yang wajib diberikan kepada orang tertentu setelah mencapai jumlah minimal tertentu
dan setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu. Yang termasuk zakat mal adalah
emas dan perak, binatang ternak (anam), hasil tanaman dan buah-buahan, harta
terpendam (rikaz), hasil tambang (madin), harta profesi, dan investasi.
2. Zakat Fitrah : Zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan pada akhir bulan puasa
Ramadhan bagi setiap muslim, bagi anak kecil maupun orang dewasa, baik laki-laki
maupun perempuan. Zakat fitrah pembagiannya diprioritaskan bagi fakir miskin,
mengingat maksud utamanya adalah untuk membantu fakir miskin pada hari lebaran.
Zakat fitrah bertujuan menyucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan

perbuatan yang tidak berguna, memberi makan pada orang-orang miskin, dan
mencukupi kebutuhan mereka pada Hari Raya Idul Fitri.
Orang-orang yang berhak menerima zakat dijelaskan dalam surah at-Taubah ayat 60,
yang berbunyi :

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang


miskin,

pengurus-pengurus

zakat,

Para

muallaf

yang

dibujuk

hatinya,

untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana
Jadi orang yang berhak menerima zakat adalah :
1.

Orang Fakir, yaitu orang yang Amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan

2.

tenaga untuk memenuhi penghidupannya.


Orang miskin, yaitu orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan

3.

kekurangan.
Pengurus zakat, yaitu orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan

4.

zakat.
Muallaf, yaitu orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk

5.

Islam yang imannya masih lemah.


Memerdekakan budak, mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh

6.

orang-orang kafir.
Orang berhutang, yaitu orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan
maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk
memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia

7.

mampu membayarnya.
Orang yang berjuang pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan
Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah
itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah

8.

sakit dan lain-lain.


Musafir, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami
kesengsaraan dalam perjalanannya.
Zakat merupakan ibadah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah (hablu minallah) dan
sebagai kewajiban kepada sesama manusia (hablu minannaas). Zakat juga sering disebut
5

sebagai ibadah kesungguhan dalam harta (maaliyah ijtihadiyah). Tingkat pentingnya zakat
terlihat dari banyaknya ayat yang menyandingkan perintah zakat dengan perintah shalat.
Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat merupakan
salah satu implementasi asas keadilan dalam sistem ekonomi Islam. Zakat mempunyai
enam prinsip, yaitu:
1. Prinsip keyakinan keagamaan, yaitu bahwa orang yang membayar zakat merupakan
salah satu manifestasi dari keyakinan agamanya.
2. Prinsip pemerataan dan keadilan; merupakan tujuan sosial zakat, yaitu membagi
kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil kepada manusia.
3. Prinsip produktivitas, yaitu menekankan bahwa zakat memang harus dibayar karena
milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah lewat jangka waktu tertentu.
4. Prinsip nalar, yaitu sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu harus
dikeluarkan.
5. Prinsip kebebasan, yaitu bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas atau
merdeka (hurr).
6. Prinsip etika dan kewajaran, yaitu zakat tidak dipungut secara semena-mena, tapi
melalui aturan yang disyariatkan.
Tujuan zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi. Tujuan utama
diwajibkannya zakat atas umat islam itu adalah untuk memecahkan masalah kemiskinan,
memeratakan pendapatan, dan meningkatkan kesejahteraan umat dan Negara.

BAB II.
PEMBAHASAN

A. Ekonomi Islam dan Konsep Zakat


Ekonomi Islam atau sering disebut ekonomi syariah yang dalam dekade terakhir terlihat
signifikan perkembangannya, memiliki keunggulan yang telah cukup teruji, dan karena itu
diharapkan dapat menjadi solusi alternatif di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dunia.
Pada dasarnya Ekonomi Islam yang merupakan sistem ekonomi syariah itu berdiri
tegak pada azas-azas kebersamaan dan keadilan dalam mencapai tujuan. Paling tidak terdapat
empat prinsip yang melandasi praktik ekonomi Islam. Pertama, anjuran membelanjakan harta
di jalan Allah semaksimal mungkin guna tercapainya keadilan dan kesejahteraan sosial.
Malalui prinsip ini kemudian terejawantahkan konsep zakat, sedekah, infak, wakaf dan
sebagainya. Kedua, larangan untuk melakukan riba. Ketiga, membagi resiko bersama (risk
sharing). Keempat yaitu melarang terjadinya eksploitasi dari satu manusia pada manusia
lainnya. Artinya, salah satu pihak yang bersepakat untuk suatu usaha (bisnis) tidak boleh
menjadi kaya sendiri sementara pihak lain dalam situasi menderita. Prinsip kelima adalah
larangan melakukan usaha yang bersifat spekulasi. Contoh kongkrit adalah judi.
Salah satu instrumen untuk pemerataan kesejahteraan masyarakat dalam pandangan
ekonomi Islam adalah zakat. Konsep zakat semestinya dapat diberdayakan untuk
menjembatani kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin sehingga akan mampu
mewujudkan keadilan sosial yang pada gilirannya kondusif bagi perkembangan iklim usaha.
Konsep zakat yang berfungsi untuk pemerataan kesejahteraan umat ini adalah bagian dari
ekonomi Islam. Namun sayangnya masyarakat Muslim termasuk pemerintah tampak lebih
sibuk dengan perbankan dan keuangan syariah semata. Sehingga tidak heran jika mencuat
pertanyaan, bisakah ekonomi Islam memberikan sumbangan berarti bagi kesejahteraan
rakyatnya di suatu Negara berdaulat yang mayoritas beragama Islam? Hal ini karena awam
melihat ekonomi Islam masih sebatas perbankan dan keuangan yang dalam berbagai aspek
operasional masih mirip dengan sistem ekonomi konvensional. Disisi lain kita masih terpaku
dan hanya berkutat pada perbankan dan keuangan syariah semata, sementara zakat belum
terperhatikan dengan baik dan sistematik.
7

B. Zakat untuk Kesejahteraan Umat


Di zaman globalisasi dan zaman kemajuan ekonomi seperti saat ini, masyarakat
muslim Indonesia seharusnya mampu mengoptimalkan pendayagunaan zakat bagi
kesejahteraan umum. Sayangnya, pengelolaan zakat masih menyisakan beberapa kendala
konseptual dan teknis. Salah satu akar persoalannya ada pada formalitas zakat. Artinya, zakat
hanya diangap sebagai kewajiban normatif, tanpa memperhatikan efeknya bagi
pemberdayaan ekonomi umat. Akibatnya, semangat keadilan ekonomi dalam implementasi
zakat menjadi hilang.
Zakat sangat berpotensi menghilangkan konsentrasi kekayaan di kalangan elit
ekonomi tertentu. Tidak hanya itu, ia juga berpotensi meningkatkan produktivitas masyarakat
dan konsumsi total. Jika dikelola secara profesional, apalagi jika ada dukungan politik yang
kuat dari pemerintah (Indonesia), instrumen ekonomi ini juga dipercaya mampu mengurangi
tingkat pengangguran dan kemandirian ekonomi.
Para cendekiawan muslim banyak yang menerangkan tentang tujuan-tujuan zakat, baik secara
umum yang menyangkut tatanan ekonomi, sosial, dan kenegaraan maupun secara khusus
yang ditinjau dari tujuan-tujuan nash secara eksplisit.
1.

Menyucikan harta dan jiwa muzaki.

2.

Mengangkat derajat fakir miskin.

3.

Membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnusabil, dan mustahiq lainnya.

4.

Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada
umumnya.

5.

Menghilangkan sifat kikir dan loba para pemilik harta.

6.

Menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang miskin.

7.

Menjembatani jurang antara si kaya dengan si miskin di dalam masyarakat agar tidak
ada kesenjangan di antara keduanya.

8.

Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama bagi yang
memiliki harta.

9.

Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang
lain padanya.

10.
11.
12.
13.
14.
15.

Zakat merupakan manifestasi syukur atas Nikmat Allah.


Berakhlak dengan akhlak Allah.
Mengobati hati dari cinta dunia.
Mengembangkan kekayaan batin.
Mengembangkan dan memberkahkan harta.
Membebaskan si penerima (mustahiq) dari kebutuhan, sehingga dapat merasa hidup

tenteram dan dapat meningkatkan kekhusyukan ibadat kepada Allah SWT.


16. Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial.
17. Tujuan yang meliputi bidang moral, sosial, dan ekonomi. Dalam bidang moral, zakat
mengikis ketamakan dan keserakahan hati si kaya. Sedangkan, dalam bidang sosial,
zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat. Dan di bidang
ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan di tangan sebagian kecil manusia dan
merupakan sumbangan wajib kaum muslimin untuk perbendaharaan negara.
Solusinya agar konsep zakat dapat lebih dikembangkan dalam kehidupan
bermasyarakat adalah dengan sosialisasi dan edukasi tentang hikmah dan tujuan zakat yang
mencakup berbagai dimensi, merupakan langkah yang bernilai strategis untuk
mengaktualisasikan urgensi zakat bagi ketahanan ekonomi umat. Upaya tersebut dikaitkan
dengan makna zakat yang secara fungsional mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Zakat, infaq dan sedekah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para mustahiq,
terutama fakir-miskin. Termasuk di dalamnya membantu di bidang pendidikan,
kesehatan dan kegiatan ekonomi.
2. Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan etos kerja. Allah berfirman.
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1) (yaitu) orang-orang yang
khusyu dalam shalatnya (2) dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna (3) dan orang-orang yang menunaikan zakatnya (QS. AlMukminun: 1-4).

3.

Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan etika bekerja dan berusaha, yakni hanya
mencari rizki yang halal. Rasulullah Saw. Bersabda: Sesungguhnya Allah tidak akan

4.

menerima sedekah yang ada unsur tipu daya. (HR. Muslim).


Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan aktualisasi potensi dana untuk membangun
umat, seperti untuk membangun sarana pendidikan yang unggul tetapi murah, sarana

kesehatan, institusi ekonomi, institusi publikasi dan komunikasi serta yang lainnya.
5. Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual
dan sosial. Artinya, kesediaan ber-ZIS ini akan mencerdaskan untuk mencintai
sesamanya, terutama kaum dhuafa.
6. , Zakat, infaq dan sedekah akan mengakibatkan ketenangan, kebahagiaan, keamanan
dan kesejahteraan hidup. Allah berfirman, Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At-Taubah:
103).
7. Zakat, infaq dan sedekah terkait dengan upaya menumbuh-kembangkan harta yang
dimiliki dengan cara mengusahakan dan memproduktifkannya. Allah berfirman, Dan
sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia,
maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa
zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (QS. Ar-Rum:
39).
8. Zakat, infaq dan sedekah juga akan menyebabkan orang semakin giat melaksanakan
ibadah mahdlah, seperti shalat maupun yang lainnya. Allah berfifman, Dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku.
(QS. Al-Baqarah: 43).
9. Zakat mencerminkan semangat sharing economy, dimana trend dunia saat ini
menuju sharing economy. Semangat berbagi diyakini akan menjadi solusi untuk
mengatasi masalah ekonomi termasuk resesi (Swiercz dan Smith, Georgia University).
10. Zakat, infaq dan sedekah juga sangat berguna dalam mengatasi berbagai macam
musibah yang terjadi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Hal-hal tersebut tidak
mungkin bisa diaplikasikan, kecuali melalui amil zakat yang amanah, transparan dan
bertanggung jawab.
Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan urgensi zakat bagi ketahanan
ekonomi dalam perspektif Islam berdasarkan al-Quran dan hadits.
10

BAB III.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Zakat merupakan ibadah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah (hablu minallah) dan
sebagai kewajiban kepada sesama manusia (hablu minannaas). Zakat juga sering disebut
sebagai ibadah kesungguhan dalam harta (maaliyah ijtihadiyah).
Zakat sebenarnya sangat penting untuk kemajuan ekonomi suatu negara dan
masyarakat, karena zakat memiliki prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang dapat
mengentaskan kemiskinan di masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan di
masyarakat sesuai dengan aturan islam. Juga dengan menekankan prinsip keadilan, zakat
dapat membuat perekonomian suatu negara atau masyarakat menjadi lebih merata. Namun,
karena banyaknya masyarakat yang terlalu mengikuti perkembangan zaman atau globalisasi
terutama di bidang ekonomi, maka zakat hanya dipandang sebagai suatu kewajiban dalam
menjalankan rukun islam walaupun sebenarnya zakat merupakan strategi yang sangat baik
agar menumbuhkan tingkat kesejahteraan di masyarakat sesuai dengan aturan Islam.
Oleh sebab itu, perlu kesadaran dari masyarakat sendiri untuk lebih memanfaatkan
konsep dan prinsip dari zakat ke dalam kehidupan sehari-hari agar dapat meningkatkan
kesejahteraan di masyarakat. Peran pemerintah dalam memanfaatkan konsep zakat sebagai
salah satu bagian dari ekonomi islam untuk perekoniman negara juga sangat diperlukan untuk
menciptakan kemerataan tingkat kesejahteraan hidup di masyarakat. Selain itu, diperlukan
juga edukasi mengenai ekonomi islam dan konsep zakat di masyarakat, agar masyarakat
dapat lebih memahami dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

11

DAFTAR PUSTAKA

Pengertian,Hukum,Macam,dan Syarat Zakat Menurut Al Qur-an dan As Sunnah | Artikel


Bagus.Artikel Bagus. http://www.artikelbagus.com/2011/08/pengertianhukummacamdan-syaratzakat-menurut-al-qur-an-dan-as-sunnah.html (25 Okt. 2015)

Zakat Sebagai Upaya Membangun Kesejahteraan Umat. My World My Life.


http://navisiis.blogspot.co.id/2014/04/makalah-zakat-sebagai-upaya-membangun.html (25 Okt. 2015)

Potensi Zakat untuk Kesejahteraan Rakyat di Indonesia. Dhan Zia - Academia.edu.


https://www.academia.edu/4906436/Potensi_Zakat_untuk_Kesejahteraan_Rakyat_di_Indonesia (24
Okt. 2015)

Peran Strategis Zakat Dalam Pembangunan Sosial Masyarakat. GALI POTENSI RAIH PRESTASI.
http://mul_irawan-pasca10.web.unair.ac.id/artikel_detail-116573-Makalah%20Ekonomi%20IslamPeran%20Strategis%20Zakat%20Dalam%20Pembangunan%20Sosial%20Masyarakat.html (24 Okt.
2015)

12

13

Anda mungkin juga menyukai