PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur
keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Prinsip utama bank syariah adalah harus
menuju pada pengembangan kesejahteraan masyarakat yang bermuara kepada
kondisi sosial masyarakat yang menentramkan. Itulah sebabnya mengapa salah
satu misi bank syariah adalah mengutamakan dana dari golongan menengah dan
ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah dan kecil, serta
mendorong terwujudnya manajemen zakat, infak, dan sedekah yang lebih efektif
sebagai cerminan kepada kepedulian sosial.
Aspek pelayanan dalam perbankan syariah merupakan gabungan antara
aspek moral dan aspek bisnis. Dalam operasionalnya selalu bertujuan untuk
mendapatkan
keuntungan
dan
terbebaskan
dari
unsur
perjudian,
garar (ketidakjelasan/manipulasi), dan riba. Oleh karena itu, bank syariah tidak
bebas bertransaksi semaunya, melainkan harus mengintegrasi nilai-nilai moral
dengan tindakan-tindakan ekonomi berdasarkan syariah. Uang dan kekayaan
hanya sebatas menjadi alat terpadu untuk mencapai kebaikan dalam masyarakat.
Sedangkan landasan utama perbankan syariah adalah keyakinan, kebebasan,
kejujuran, dan kegigihan untuk meraih sukses, ditunjang faktor-faktor sumber
dana, sumber daya manusia, mitra usaha, dan perkembangan teknologi.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Dana Zakat
2.1.1. Definisi Dana Zakat
Dari segi bahasa, zakat memiliki kata dasar zakat yang berarti berkah,
tumbuh, suci, bersih, dan baik. Disebut zakat karena dia memberkahi kekayaan
yang dizakatkan dan melindunginya.
Menurut UU No. 38 Tahun 1998 tentang Pengelolaan Zakat, pengertian
zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang
dimiliki oleh orang muslim sesuai ketentuan agama untuk diberikan kepada yang
berhak menerimanya.
Menurut istilah, zakat ialah kewajiban seorang muslim untuk
mengeluarkan nilai bersih dari kekayaannya yang tidak melebihi satu nisab,
diberikan kepada mustahik dengan beberapa syarat yang telah ditentukan. Didin
Hafidhuddin mendefinisikan zakat yaitu bagian dari harta dengan persyaratan
tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan
kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. Dalam
pengertian zakat tersebut tercakup pengertian zakat mal (zakat harta) dan zakat
fitrah (zakat jiwa).
Zakat adalah sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh wajib zakat
(muzakki) untuk diserahkan kepada penerima zakat (mustahiq). Pembayaran zakat
dilakukan apabila nisab dan haulnya terpenuhi dari harta yang memenuhi kriteria
wajib zakat (PSAK 101 paragraf 71).
Dengan demikian, zakat tidaklah sama dengan donasi/sumbangan/shadaqah yang
bersifat sukarela.
Zakat merupakan suatu kewajiban muslim yang harus ditunaikan dan
bukan merupakan hak, sehingga kita tidak dapat memilih untuk membayar atau
tidak. Zakat memiliki aturan yang jelas, mengenai harta apa yang harus
dizakatkan, batasan harta yang terkena zakat, demikian juga cara perhitungannya,
bahkan siapa yang boleh menerima harta zakat pun telah diatur oleh Allah SWT.
dan Rasul-Nya.
2.1.2. Sumber Hukum Zakat
Ada beberapa ayat dalam Al-Quran yang menjadi dasar kewajiban untuk
menunaikan zakat.
kewajiban yang sifatnya simultan. Bahkan kata zakat dalam Alquran selalu
berdampingan dengan salat. Oleh karena itu, salat dan puasa tidaklah cukup untuk
membuktikan kesaksian seorang manusia di hadapan Allah, tetapi perlu ada
kesaksian lain yang bisa dilihat dan dirasakan bagi sesama manusia. Sebagai
amalan yang mulia, zakat merupakan rangkaian panggilan Tuhan pada satu sisi,
dan panggilan dari rasa kepedulian dan kasih sayang terhadap sesamanya pada sisi
lain.
Istilahnya bahwa salat merupakan ibadah badaniyah dan zakat
merupakan ibadah maliyah (harta). Salat merupakan hubungan vertikal murni
kepada Allah, sedangkan zakat lebih bersifat horizontal dan sosial (ijtimaiyah).
Begitu besarnya keterkaitan antara salat dan zakat, sehingga Ibn Katsir
sebagaimana yang dikutip oleh Nipan Abdul Halim mengatakan bahwa amal
seseorang itu tidak berguna, kecuali ia melaksanakan salat dan menunaikan zakat
sekaligus. Kewajiban zakat didalamnya terdapat dimensi sosial dan dimensi
ibadah yang menyatu secara integral. Inilah keunikan ajaran Islam, yang tidak
menarik garis pemisah antara institusi sebagai ibadah di satu pihak dan konteks
sosial di pihak lain. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang selalu
disejajarkan dengan salat. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya zakat
sebagai salah satu rukun Islam.
2.1.3.
Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat
merupakan salah satu implementasi asas keadilan dalam sistem ekonomi Islam.
M.A. Mannan dalam bukunya Islamic Economics: Theory and Practice,
sebagaimana yang dikutip oleh Hikmat Kurnia dan A. Hidayat menyebutkan
bahwa zakat mempunyai enam prinsip, yaitu:
1. Prinsip keyakinan keagamaan, yaitu bahwa orang yang membayar zakat
merupakan salah satu manifestasi dari keyakinan agamanya.
2. Prinsip pemerataan dan keadilan; merupakan tujuan sosial zakat, yaitu
membagi kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil kepada
manusia.
3. Prinsip produktivitas, yaitu menekankan bahwa zakat memang harus
dibayar karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah
lewat jangka waktu tertentu.
4. Prinsip nalar, yaitu sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan
itu harus dikeluarkan.
5. Prinsip kebebasan, yaitu bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas
atau merdeka (hurr).
6. Prinsip etika dan kewajaran, yaitu zakat tidak dipungut secara semenamena, tapi melalui aturan yang disyariatkan.
Secara umum tujuan zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi.
Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta si
kaya untuk dialokasikan kepada si miskin.
Para cendekiawan muslim banyak yang menerangkan tentang tujuan-tujuan
zakat, baik secara umum yang menyangkut tatanan ekonomi, sosial dan
kenegaraan maupun secara khusus yang ditinjau dari tujuan-tujuan nash secara
eksplisit. Tujuan-tujuan itu antara lain:
6
2.1.4.
dana, penggunaan dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu, serta saldo
dana zakat yang menunjukan dana yang belum disalurkan pada tanggal tertentu
(paragraf 72). Dalam hal ini, dan zakat tidak diperkenankan untuk menutup
penyisihan kerugian aset produktif.
Sumber dana zakat di bank syariah terdiri dari :
1.
2.
Fakir
Miskin
Amil
Golongan Mualaf
Orang Yang Belum Merdeka (Riqab)
Orang Yang Berhutang (Gharimin)
Orang Yang Berjuang Dijalan Allah (Fi sabilillah)
Orang Yang Melakukan Perjalanan (Ibnu Sabil)
Tanggal
15 January
20XB
Rekening
Db. Kas
Debit(R
p)
3.000.0
00
3.000.0
00
12.000.
000
Db. Kas
12.000.
000
Kredit(R
p)
12.000.
10
000
12.000.
000
Kr. Kas
01 april 20XB
50.000.
000
50.000.
000
10.000.
000
10.000.
000
10.500.
000
10.500.
000
Kr. Kas
16 Agustus
20XB
20.000.
000
20.000.
000
65.000.
000
65.000.
000
Kr. Kas
30 November
20XB
2.000.0
00
2.000.0
00
Kr. Kas
15 Desember
20XB
500.000
Kr. Kas
15 Desember
20XB
500.000
500.000
500.000
11
12
istilah dana kebajikan. Akan tetapi, pada PSAK 101, istilah ini diganti dengan
istilah Dana Kebajikan. Tidak ada keterangan resmi alasan penggantian istilah
ini dalam PSAK 101. Akan tetapi, adanya istilah dana kebajikan memberi
fleksibilitas dalam sumber maupun penggunaan dana tersebut, mengingat istilah
qardh lebih tepat digunakan untuk transaksi yang terkait dengan pinjam
meminjam tanpa bunga.
2.2.2.
13
denda
atas
keterlambatan
14
pembayaran
cicilan
11 Jun 2013
12 Agt 2013
08 Sep 2013
Hasan tahap 1 oleh Mbah Mujir sebesar Rp 50.000.
15
07 Maret 2013
13 April 2013
Rekening
Debet(Rp)
Db. Kas
Kr. Dana Kebajikan
Db.Rekening
Nasabah
Kr. Dana Kebajikan
Db. Rekening
Nasabah
Kr. Dana Kebajikan
Db. Rekening
Nasabah
2.000.000
16
Kredit(Rp)
2.000.000
5.000.000
5.000.000
100.000
100.000
10.000.00
0
30 April 2013
15 Mei 2013
11 Juni 2013
12 Agustus
2013
8 September
2013
18 Oktober
2013
17 Desember
2013
10.000.000
250.000
250.000
10.000.00
0
10.000.000
5.000.000
5.000.000
100.000
Db. Kas
Kr. Dana Kebajikan
50.000
500.000
Db. Kas
Kr. Dana Kebajikan
150.000
17
100.000
50.000
500.000
150.000
18
2)
Menyalurkan dana sosial yang dihimpun oleh bank syariah, baik dari
sumber dana yang sesuai dengan syariah, seperti dana infak, sedekah,
hibah, denda, dan lainnya maupun tidak sesuai dengan syariah, seperti
bunga bank konvensional yang tidak dapat dihindari terkait dengan
3)
4)
5)
bank. Sumber pinjaman qardh yang berasal dari eksternal bank berasal dari dana
20
infak, sedekah, dan sumber non-halal, sedangkan pinjaman qardh yang berasal
dari internal bank adalah ekuitas bank syariah. Pinjaman qardh dengan sumber
dana internal biasanya digunakan untuk bantuan sosial terhadap pihak yang
memiliki hubungan bisnis dengan bank syariah antara lain, pegawai bank syariah
sendiri, nasabah deposito yang butuh uang, tetapi tidak dapat mencairkannya, dan
nasabah yang mengonversi pinjaman dari konvensional ke syariah. Adapun
pinjaman qardh dengan sumber dana eksternal biasanya digunakan untuk bantuan
sosial kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan secara ekonomi.
2.3.2. Ketentuan Syari Transaksi Pinjaman Qardh
Disyariatkannya qardh mengacu pada Alquran dan Sunah, antara lain:
Q.S. Al-Baqarah: 245, Siapakah yang mau memberi kepada pinjaman kepada
Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan di jalan Allah), maka Allah akan
memperlihatkan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.
Hadist riwayat Ibnu Hibban, Setiap muslim yang memberikan pinjaman kepada
sesamanya dua kali, maka itu seperti orang yang bersedekah satu kali.
Hadist riwayat Bukhari, Berikan saja kepadanya. Sesungguhnya orang
yang terbaik adalah yang paling baik dalam mengembalikan utang.
Ketentuan yang terkait dengan transaksi pinjaman qardh meliputi berbagai aspek
antara lain:
1.
21
Dalam
pinjaman
qardh
tidak
dibolehkan
disyaratkan
tambahan
baik
dalam
mengembalikan utang.
2.
Larangan menunda pembayaran pinjaman bagi orang yang mampu
Orang yang meminjam tidak boleh menunda pembayarannya jika dalam
keadaan mampu membayar sebagaimana disebut dalam hadist riwayat Jamaah
yang artinya:
penundaan pembayaran oleh orang yang mampu adalah suatu kezaliman.
3.
Perintah meringankan beban orang yang kesulitan membayar pinjaman
Upaya meringankan beban orang yang kesulitan membayar pinjaman
dapat dilakukan dalam bentuk tangguh maupun menghapus pinjaman. Perintah
Allah memberi tangguh orang yang kesulitan membayar pinjaman terdapat dalam
Q.S. Al-Baqarah (2): 280 yang artinya:
Dan jika ia dalam kesulitan, berilah tangguh sampai ia berkelapangan.
Sedangkan menghapus pinjaman orang yang kesulitan membayar
pinjaman adalah didasarkan pada hadist Nabi Muhammad saw., riwayat Muslim
yang artinya:
22
Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah akan
melepaskan kesulitannya di hari kiamat, dan Allah senantiasa menolong hambaNya selama ia suka menolong saudaranya.
4.
Pembolehan mengenakan biaya administrasi
Fatwa DSN membolehkan untuk pemberi pinjaman untuk membebankan
biaya administrasi kepada nasabah. (Fatwa Nomor 19 tahun 2009). Dalam
penetapan besarnya biaya administrasi sehubungan dengan pemberian qardh, tidak
boleh berdasarkan perhitungan persentase dari jumlah dana qardh yang diberikan.
5.
Pembolehan pengenaan sanksi pada peminjam yang mampu, telah
melalaikan kewajibannya
Berdasarkan Fatwa DSN nomor 19 disebutkan bahwa dalam hal nasabah
tidak
menunjukkan
keinginan
mengembalikan
sebagian
atau
seluruh
a. Transaktor
Transaktor pada transaksi pinjaman qardh terdiri atas pemberi pinjaman (muqridh)
dan penerima pinjaman (muqtaridh).
b. Objek qardh (mahall al-qardh)
Objek qardh (mahall al-qardh) dapat berupa uang atau benda habis pakai. Uang
yang digunakan sebagai objek qardh oleh bank syariah dibatasi sumbernya dari
(1) bagian modal bank,
(2) keuntungan bank yang disisihkan, dan
(3) lembaga lain atau indvidu yang mempercayakan penyaluran infak kepada
bank.
c. Ijab dan kabul
23
Ijab dan kabul dalam transaksi pinjaman qardh merupakan pernyataan dari kedua
belah pihak yang berkontrak dengan cara penawaran dari pemberi pinjaman (bank
syariah) dan penerima yang dinyatakan oleh penerima pinjaman (nasabah).
Pelafalan perjanjian dapat dilakukan dengan lisan, isyarat (bagi yang tidak dapat
bicara), tindakan maupun tulisan, bergantung pada praktik yang lazim di
masyarakat dan menunjukkan keridhaan satu pihak untuk meminjamkan sejumlah
dana (objek qardh) dan pihak lain untuk menerima dan melunasi pinjamannya.
2.3.4.
24
Keterangan:
1. Bank syariah melakukan evaluasi dan seleksi terhadap kelayakan nasabah
yang menerima pinjaman qardh. Evaluasi dan seleksi lebih dilihat pada
aspek kesesuaian nasabah dengan kriteria yang ditetapkan bagi penerima
25
qardh disebutkan bahwa pinjaman qardh diakui sebesar jumlah yang dipinjamkan
pada saat terjadinya. Pengenaan biaya administrasi qardh diakui sebagai
pendapatan operasi lainnya. Sekiranya, bank syariah menerima imbalan yang
tidak dipersyaratkan sebelumnya, maka imbalan tersebut diakui sebagai
pendapatan operasi lainnya sebesar jumlah yang diterima.
2.3.7. Teknis Perhitungan Dan Penjurnalan Transaksi Pinjaman Qardh
Transaksi Pinjaman Qardh dengan sumber dana Intern (ekuitas) bank
syariah
Bapak Hartanto yang bekerja pada sebuah bank syariah meminjam kepada bank
syariah tersebut dengan skema qardh untuk membayar uang masuk sekolah
anaknya di Perguruan tinggi. Pinjaman qardh ini menggunakan dana intern bank.
Informasi terkait akad yang disepakati adalah sebagai berikut:
Jumlah pinjaman
: Rp 1.000.000,00
Lama pinjaman
: 4 bulan
26
Biaya administrasi
: Rp 10.000,00
Rp 1.000 .000
4
Misalkan pada tanggal 20 Agustus 2013, bank syariah menyetujui pinjaman qardh
Bapak Hartanto dan langsung memasukkannya dalam rekening atas nama bapak
Hartanto. Pada hari yang sama, bank syariah langsung memotong biaya
administrasi atas transaksi pinjaman qardh.
Tanggal
20 agustus 2013
Rekening
Debit (Rp)
Db.Pinjaman qardh
1.000.000
Kredit (Rp)
1.000.000
10.000
Kr.Pendapatan administrasi
10.000
Misalkan pada tanggal 20 September 2013 (tanggal jatuh tempo cicilan pertama),
bank syariah mendapati rekening nasabah memiliki saldo dana yang cukup untuk
pembayaran cicilan, maka pencatatan yang dilakukan BSP adalah sebagai berikut:
Tanggal
Rekening
28
20/09/13 Db.RekeningBpk Hartanto
Kr.Pinjaman qardh
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
250.000
250.000
Misalkan pada tanggal 20 Oktober 2013 tidak terdapat dana sama sekali yang
dapat didebit untuk pembayaran cicilan. Barulah pada tanggal 5 November 2013,
bapak Hartanto memasukkan sejumlah dana, sehingga memungkinkan bank
syariah mendebit rekening sebesar cicilan yang jatuh tempo.
Jurnal atas transaksi tanggal 20 Oktober dan 5 November 2013 adalah
sebagai berikut:
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
20/10/13
250.000
Kr.Pinjaman qardh
250.000
250.000
250.000
05/11/13
(iii)
Misalkan tanggal 20 November 2013 terdapat dana yang terbatas, sehingga bank
syariah hanya mendebit sebesar Rp 150.000. pelunasan pembayaran baru dapat
dilakukan pada tanggal 10 Desember 2013. Jurnal atas transaksi tersebut adalah
sebagai berikut:
29
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
150.000
100.000
Kr.Pinjaman qardh
250.000
100.000
100.000
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
20/11/13
Db.Kas
275.000
Kr.Pinjaman qardh
Kr.Pendapatan
Kredit (Rp)
250.000
operasi
25.000
lainnya
30
adanya dan setelah dikaji lebih lanjut, Bapak Hartanto dinyatakan layak untuk
mendapat penghapusam pinjaman qardh yang masih tersisa (Rp 250.000).
Maka, jurnal penghapusan pinjaman qardh, adalah sebagai berikut:
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
250.000
Pengungkapan
PAPSI (2004) menyatakan bahwa hal-hal berikut haruslah diungkap
dalam cacatan atas laporan keuangan bank syariah sekiranya memiliki transaksi
pinjaman qardh:
1. Rician jumlah pinjaman qardh berdasarkan sumber dana, jenis
penggunaan, dan sektor ekonomi.
2. Jumlah pinjaman qardh yang diberikan kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa.
3. Kebijakan manajemen dalam pelaksanaan pengendalian risiko
pinjaman qardh,
31
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bank syariah dalam kegiatannya menjalankan 3 fungsi yaitu:
32
1. fungsi investor
2. fungsi jasa perbankan
3. fungsi sosial
Dalam fungsi sosial bank syariah terdiri dari transaksi dana zakat, dana
kebajikan dan pinjaman qardh. Zakat adalah sebagian harta yang wajib
dikeluarkan oleh wajib zakat (muzakki) untuk diserahkan kepada penerima zakat
(mustahiq). Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana zakat meliputi
sumber dana, penggunaan dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu,
serta saldo dana zakat yang menunjukan dana yang belum disalurkan pada tanggal
tertentu. Dalam hal ini, dan zakat tidak diperkenankan untuk menutup penyisihan
kerugian aset produktif.
Dana kebajikan merupakan dana sosial diluar zakat yang berasal dari
masyarakat yang dikelola oleh bank syariah. dana kebajikan dapat digunakan
untuk dana kebajikan produktif, sumbangan, dan penggunaan lainnya untuk
kepentingan umum.
Transaksi qardh pada dasarnya merupakan transaksi yang bersifat sosial
karena tidak diikuti dengan pengambilan keuntungan dari dana yang dipinjamkan.
33