Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala anugerah dan
karunia yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga pembuatan makalah
tentang Fiqh Zakat dan Wakaf ini dapat penulis selesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan moril
maupun materil. Pada kesempatan kali ini juga penulis menyampaikan banyak
ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kesehatan dalam
penyusunan makalah ini.
2. Kedua orangtua penulis yang telah memberikan dukungan doa, materil, serta
fasilitas selama kami penulis makalah ini.
3. Dosen pembimbing/pengajar di bidang mata kuliah Fiqh Zakat dan Wakaf ini
yang telah memberikan pembelajaran bagaimana struktur pembuatan makalah.
4. dan Kepada semua teman-teman yang telah banyak mendukung dalam
membuat makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis meminta kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat diterima dan
memiliki manfaat bagi yang membacanya dan mempelajari isi dari materi
makalah ini.
Bukittinggi, 22 Februari 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rumusan masalah kali ini, kita mengkaji tentang Fiqh Zakat dan Wakaf.
Yang mana di dalam Islam ini merupakan salah satu dari Rukun Islam, yakni yang
pertama (1) mengucapkan dua kalimat syahadat, (2) menunaikan shalat, (3)
membayar zakat/sedekah (4) puasa pada bulan ramadhan, (5) naik haji bagi yang
mampu. Islam telah mengajarkan semuanya tentang bagaimana hukum
memanfaatkan harta yang kita miliki agar bermanfaat baik di dunia maupun di
akhirat. Karena, bagi siapa orang yang mengeluarkan sebagian hartanya, Allah
akan mengampuni dosa kita, diangkatkan derajat kita, dan ini juga bisa
menyembuhkan kita dari sifat kikir, rajus, egois, dan kapitalis.
Tidak jauh berbeda dengan wakaf, wakaf merupakan menahan harta tertentu yang
dialihkan hak miliknya dari pihak wakif untuk kepentingan umum, tujuan
pemanfaatannya untuk kebajikan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah.
Intinya segala yang telah diperintahkan Allah merupakan kasih sayang Allah
kepada umatnya, agar umatnya selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya.
B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian Fiqh, Zakat dan Wakaf?
B. Apa dasar hukum Zakat dan Wakaf?
C. Bagaimana sejarah dan eksistensi Zakat dan Wakaf?
D. Bagaimana perspektif/peranan Zakat dan Wakaf dalam Islam?
E. Apa jenis-jenis harta yang wajib dizakatkan dan diwakafkan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Fiqh
Fiqh adalah hukum-hukum syara yang praktis, yang diambil dari dalildalilnya secara terinci atau dengan kata lain, Fiqh adalah hukum-hukum
syarayang bersifat praktis yang diambil dari dalil-dalilnya secara terperinci.1
Menurut Bahasa Fiqh Berarti faham atau tahu. Menurut istilah, fiqh berarti
ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum syara yang berkenaan dengan
amal perbuatan manusia yang diperoleh dari dalil-dali tafsil (jelas).Orang yang
mendalami fiqh disebut dengan faqih. Jamanya adalah fuqaha, yakni orang-orang
yang mendalami fiqh.
Dalam kitab Durr al-Mukhtar disebutkan bahwa fiqh mempunyai dua makna,
yakni menurut ahli usul dan ahli fiqh. Masing-masing memiliki pengertian dan
dasar sendiri-sendiri dalam memaknai fiqh.
Menurut ahli usul, Fiqh adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum shara
yang bersifat fariyah (cabang), yang dihasilkan dari dalil-dalil yang tafsil
(khusus, terinci dan jelas). Tegasnya, para ahli usul mengartikan fiqh adalah
mengetahui fiqh adalah mengetahui hukum dan dalilnya.
Menurut para ahli fiqh (fuqaha), fiqh adalah mengetahui hukum-hukum shara
yang menjadi sifat bagi perbuatan para hamba (mukallaf), yaitu: wajib, sunnah,
haram, makruh dan mubah.
Lebih lanjut, Hasan Ahmad khatib mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
fiqh Islam ialah sekumpulan hukum shara yang sudah dibukukan dari berbagai
madzhab yang empat atau madzhab lainnya dan dinukilkan dari fatwa-fatwa
sahabat dan tabiin, baik dari fuqaha yang tujuh di madinah maupun fuqaha
makkah, fuqaha sham, fuqaha mesir, fuqaha Iraq, fuqaha basrah dan lain-lain.
Disimpulkan bahwa pengertian Fiqh adalah ilmu yang menerangkan hukumhukum syari yang bersifat amali (amalan sehari-hari) yang dicari / digali dari
dalil-dalil yang terperinci. Kata syarI adalah aturan-aturan Allah yang telah
berlaku di dalam al-Quran.
2. Definisi Zakat
Segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti
berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Sesuatu itu zaka, berarti tumbuh dan
berkembang, dan seorang itu zaka, berarti orang itu baik. Menurut Lisan al-Arab
arti dasar dari kata zakat, secara bahasa, adalah suci, tumbuh, berkah, dan terpuji.
1 Prof.Abdul Wahhab Khailaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Semarang : Dina Utama), hlm. 1.
Tetapi yang terkuat, menurut Wahidi dan lain-lain, kata dasar Zaka berarti
bertambah dan tumbuh.
Zakat dari segi istilah fikih berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak disamping berarti
mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri. Jumlah yang dikeluarkan dari
kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu menambah banyak,
membuat lebih berarti, dan melindungi kekayaan itu dari kebinasaan, demikian
Nawawi mengutip pendapat Wahidi.
Ibnu Taimiyah berkata, Jiwa orang yang berzakat itu menjadi bersih dan
kekayaannya akan bersih pula, bersih dan bertambah maknanya. Arti tumbuh
dan suci tidak dipakaikan hanya buat kekayaan, tetapi lebih dari itu, jiwa orang
yang menzakatkannya, sesuai dengan firman Allah:
Pungutlah zakat dari kekayaan mereka, engkau bersihkan dan sucikan mereka
dengannya.2 (QS. At-Taubah : 103)
Definisi zakat lainnya dalam pengertian bahasa Arab, zakat berarti kebersihan,
perkembangan, dan berkah. Dengan kata lain kalimat zakat diartikan bersih, bisa
diartikan bertambah, atau juga bisa diberkahi.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wwa Sallam bersabda,
Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kekayaan. Allah tidak akan
menambahkan pada diri seorang hamba yang telah diampuni kecuali keluhuran,
dan siapapun yang bersikap tawadhu kepada Allah niscaya Allah akan
mengangkat derajatnya. (HR. Muslim).
Sementara menurut istilah Bersumber dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu
sesungguhnya para ulama ahli fikih, zakat adalah menyerahkan harta secara putus
2 Dr. Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Bogor : Pustaka Litera AntarNusa, 2011), hlm. 3435.
yang telah ditentukan oleh syariat kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Ada yang berpendapat hak Allah Swt yang harus dipenuhi terhadap harta tertentu.3
Berdasarkan kutipan buku lain, bahwa zakat menurut istilah agama Islam
artinya kadar harta yang tertentu yang diberikan kepada yang berhak
menerimanya dengan beberapa syarat.
Allah Swt berfirman:
Islam itu ditegakkan atas lima dasar: (1) bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang
hak kecuali Allah, dan bahwasanya Nabi Muhammad itu utussan Allah, (2)
mendirikan shalat lima waktu, (3) membayar zakat, (4) mengerjakan ibadah haji
ke Baitullah, (5) berpuasa dalam bulan Ramadhan. (Sepakat Ahli Hadis).
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. Telah berkata, seorang yang menyimpan
hartanya, tidak dikeluarkan zakatnya, akan dibakar dalam neraka jahannam,
baginya dibuatkan setrika dari api, kemudian disetrikakan ke lambung dan
dahinya, dan seterusnya. (Hadis ini panjang). (Riwayat Ahmad dan Muslim).4
Syarat-syarat Zakat Harta Benda
3 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Ibadah (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2003), hlm. 501-502.
4 H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2012), hlm. 192193.
yang wajib dizakati dan mencapai nishab, serta berada ditangannya selama
satu tahun, maka harta hitungan itu wajib dizakati.
Hambali : Hutang itu mencegah zakat. Maka barangsiapa yang
mempunyai hutang, dan dia mempunyai harta, dia harus membayar hutangnya
mencapai nishab zakat, maka dia harus menzakatinya. Tapi kalau tidak, dia
tidak wajib menzakatinya.
Maliki: hutang itu hanya mencegah zakat bagi emas dan perak, tetapi
tidak untuk biji-bijian, binatang ternak, dan barang tambang. Maka
barangsiapa yang mempunyai hutang, dan dia mempunyai harta yang berupa
emas dan perak yang sudah mencapai nishab, dia harus membayar hutangnya
terlebih dahulu, baru kemudian mengeluarkan zakatnya. Tapi kalau dia
mempunyai hutang, dan harta miliknya selain dari emas dan perak serta sudah
mencapai nishab, maka dia tetap wajib menzakatinya.
Hanafi: kalau hutang tersebut menjadi hak Allah yang harus dilakukan
oleh seseorang, dan tidak ada manusia yang menuntutnya, seperti haji dan
kifarah-kifarah, maka ia tidak dapat mencegah zakat. Tapi kalau hutang
tersebut untuk manusia, atau untuk Allah, dan dia mempunyai tuntutan
(tanggung jawab) seperti zakat sebelumnya yang dituntut oleh seorang Imam,
maka ia tidak wajib mengeluarkan zakat dari semua jenis hartanya, kecuali
zakat tanam-tanaman dan buah-buahan.
Ulama Mazhab sepakat bahwa zakat itu tidak diwajibkan untuk barangbarang hiasan dan permata, juga untuk tempat tinggal (rumah dan sebagainya),
pakaian, alat-alat rumah, kendaraan, senjata dan lain sebagainya yang menjadi
kebutuhan, seperti alat-alat, buku-buku dan perabot-perabot. Imamiyah juga
berpendapat: Harta benda yang sudah dicairkan ke dalam emas dan perak
tidak wajib dizakati.5
3. Definisi Wakaf
Wakaf bila dijamakkan menjadi auqaf dan wuquf, sedangkan kata kerjanya
(fiil) adalah waqaf. Adapun penggunaan kata kerja auqaf, menurut kitab
Tadzkirah karya Allamah Al-Hilli, terbilang langka.
5 Muhammad Jawad Mughniyah, FIQIH Lima Mazhab, (Jakarta: LENTERA, 2012),
hlm. 177-178.
disewakan,
dipinjamkan,
dan
sejenisnya.
Sedangkan
cara
10
11
Orang yang menerima wakaf ialah orang yang berhak memelihara barang
yang diwakafkan dan memanfaatkannya. Untuknya disyaratkan hal-hal
berikut:
a. Hendaknya orang yang diwakafi tersebut ada ketika wakaf terjadi.
b. Hendaknya orang yang menerima wakaf itu mempunyai kelayakan untuk
memiliki.
c. Hendaknya tidak merupakan maksiat kepada Allah, seperti tempat
pelacuran, perjudian, tempat-tempat minuman keras, dan para perampok.
Adapun wakaf kepada non-muslim, seperti orang dzimmi, disepakati oleh
12 para ulama mazhab sebagai sah, berdasar ayat al-Quran yang
berbunyi:
Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. (QS. Al-Mumtahanah: 8)
d. Hendaknya jelas orangnya dan bukan tidak diketahui. Jadi, kalau
seseorang mewakafkan kepada seorang laki-laki atau perempuan (tanpa
disebutkan secara jelas siapa orangnya), batallah wakafnya.6
B. Dasar Hukum
1. Zakat
Zakat adalah salah satu rukun di antara rukun-rukun Islam. Zakat hukumnya
wajib berdasarkan al-Quran, as-Sunnah, dan ijma atau kesepakatan umat Islam.
Di dalam al-Quran, zakat disebut-sebut secara langsung sesudah shalat dalam 82
ayat. Ini menunjukkan betapa pentingnya zakat, sebagaimana shalat. Berikut
adalah contohnya:
Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. (al-Muzzammil: 20).7
6 Muhammad Jawad Mughniyah., hlm. 635-648.
7 Syaikh Hasan Ayyub., Lo.Cit., hlm. 502.
12
Sebagian ahli mengatakan bahwa kata zakat yang selalu dihubungkan dengan
shalat terdapat 82 tempat di dalam Quran, jumlah ini terlalu dibesar-besarkan,
sehingga tidak sesuai dengan perhitungan yang kita sebutkan tersebut. Tetapi bila
yang dimaksudkan mereka adalah juga kata-kata lain yang sama maksudnya
dengan zakat seperti al-infaq, pemberian, al-Maun, barang-barang kebutuhan,
dan thanam, al-Miskin, memberi makan orang miskin dan lain-lain, maka kita
belum mengetahui jumlahnya secara pasti namun akan berkisar antara 32 sampai
82 tempat.8
Dasar hukum wajibnya zakat secara umum adalah beberapa ayat al-Quran. Di
antaranya adalah firman Allah: Quran At-Taubah:103
ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka. (QS. At-Taubah: 103)
Maksudnya, zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan terhadap harta benda. Dan zakat itu menyuburkan sifat-sifat
kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.
Dan beberapa hadits, di antaranya adalah sabda Nabi Saw., kepada Muadz ra.
Ketika beliau mengirimkannya ke Yaman.
13
Tidak diperkenankan wakaf berupa alat permainan, atau dirham yang akan
digunakan untuk perhiasan. Bahan makanan dan minyak wangi tidak sah
untuk diwakafkan.
2) Wakaf harus berdasar pokok yang terwujud dan cabang tak putus. Maksudnya,
pihak yang diberi wakaf itu memang jelas ada dan aka nada penerusnya yang
tidak akan terputus.
3) Wakaf hendaknya tidak untuk kepentingan ysng terlarang. Tidak sah wakaf
tanah untuk membangun gereja.
Karena beratnya tanggungan dan hukumnya wakaf, sebaiknya orang yang
akan mewakafkan hartanya berkonsultasi dengan hakim atau imam dahulu
bersama orang yang akan diberi tanggung jawab wakaf.10
Dasar hukum wakaf terdapat di dalam al-Quran:
14
15
Lain dengan wakaf, mengenai sejarah munculnya istilah wakaf, memang sulit
menetapkan kapan munculnya istilah tersebut, karena dalam buku-buku fiqih
tidak ditemui sumber yang menyebutkan secara tegas. Tetapi secara tidak
langsung dapat dikatakan bahwa sebelum Islam lahir, belum dikenal istilah wakaf.
Begitu juga halnya bahwa orang-orang jahiliyah belum pernah mengenal dan
mengetahui tentang wakaf.
Sejalan dengan itu, Imam SyafiI juga berpendapat bahwa pada zaman
Jahiliyah tidak ditemukan suatu indikasi yang menunjukkan bahwa mereka pernah
melakukannya. Mereka tidak pernah mewakafkan rumahnya atau pun tanahnya
yang saya ketahui, kata Imam SyafiI, Sesungguhnya wakaf itu (habs) itu khusus
milik orang Islam.
Pendapat yang senada juga datang dari An-Nawawi, wakaf itu khusus ada
bagi orang-orang Muslim. Ini artinya pada zaman sebelum Islam datang wakaf
belum dikenal. Sayyid Sabiq, lebih tegas menyatakan munculnya istilah wakaf
setelah Islam datang dan berkembang. Kemudian semakin populer setelah Nabi
Muhammad SAW secara langsung mempraktekannya.
Mayoritas Ulama menyatakan, asal mula di syariatkannya ibadah wakaf dalam
Islam pada masa Umar bin Khattab mendapat sebidang tanah diperkebunan
Khaibar, sebagaimana tergambar dalam hadits. Kepada Rasulullah, Umar meminta
pendapat tentang hartanya itu. Saat itu Rasul menasehatkan, jika Umar suka lebih
baik tanah itu diwakafkan saja dan hasilnya disedekahkan kepada orang yang
memebutuhkan. Tanah tersebut langsung diwakafkan Umar serta hasilnya
disedekahkan kepada fakir miskin, untuk memerdekakan budak dan kepentingan
lainnya di jalan Allah, sedangkan bagi nadzir (orang yang mengurus wakaf itu)
diberi upah sekedarnya.
dimensi
vertical
dan
dimensi
hablumminannas
atau
dimensi
16
17
a) Islam atau orang murtad yang hartanya diam tidak berubah jumlahnya.
Maka ketika si murtad tadi kembali masuk Islam, dia harus membayar
kewajiban zakatnya ketika masih murtad. Orang kafir juga tidak wajib
b)
c)
d)
e)
membayar zakat
Merdeka, bukan seorang budak.
Harta milik yang sempurna yang dimiliki secara penuh.
Mencapai satu nisab.
Satu tahun penuh.11 Sabda Rasulullah Saw:
Dari Ibnu Umar. Rasulullah Saw., telah berkata, Tidak ada (wajib) zakat
pada harta seseorang sebelum sampai satu tahun dimilikinya (Riwayat
Daruqutni).12
f) Hewan ternak yang dipelihara namun digembalakan lepas di tanah yang
luas dan diperbolehkan oleh pemilik tanah selama satu tahun penuh.13
18
Nishab Sapi
Bagi pemilik sapi yang jumlahnya mencapai 30 ekor, wajib mengeluarkan satu
ekor tabi atau tabiah. Dan setiap 40 ekor, wajib mengeluarkan satu ekor
musannah. Setiap 60 ekor sapi wajib mengeluarkan dua tabi. Setiap 70 ekor,
wajib mengeluarkan satu musannah dan satu tabi. Setiap 90 ekor, wajib
mengeluarkan tiga tabi. Setiap 100 ekor, wajib mengeluarkan satu ekor
19
musannah dan satu ekor tabi. Setiap 120 ekor, wajib mengeluarkan tiga ekor
musannah dan empat ekor tabi. Begitulah seterusnya.
Nishab Kambing
Setiap jumlah 40 ekor kambing, wajib mengeluarkan satu ekor kambing.
Setiap 121 ekor, wajib mengeluarkan dua ekor kambing. Dan apabila mencapai
jumlah 201 ekor, wajib mengeluarkan tiga ekor kambing. Ketentuan ini disepakati
semua ulama mazhab.
2. Binatang ternak yang dipelihara secara bebas. Binatang tersebut sepanjang
hari dalam satu tahun mencari makan (rumput) sendiri di tempat-tempat yang
dibolehkan atau memang tempat gembala, dan tidak dibebani pemiliknya
kecuali hanya sekali-kali. Syarat ini disepakati oleh semua ulama mazhab
kecuali Maliki. Maliki berpendapat: Binatang yang dipelihara secara bebas
maupun tidak, tetap wajib dizakati.
3. Binatang tersebut sudah satu tahun. Maksudnya pemiliknya memilikinya
genap satu tahun settelah mencapai nishab.
4. Binatang-binatang itu tidak dipergunakan untuk bekerja, seperti sapi yang
dipergunakan untuk membajak, dan unta untuk mengangkut barang. Maka
kalau kesepakatan semua ulama mazhab selain Maliki tidak wajib dizakati,
bila ada factor-faktor tersebut sekalipun sudah mencapai nishab dan sudah
genap satu tahun.16
20
dan
orang-rang
yang
menyimpan
emas
dan
perak,
dan
tidak
21
Islam.
Merdeka.
Milik yang sempurna.
Sampai nisabnya.
Biji makanan itu ditanam oleh manusia.
Biji makanan itu mengenyangkan dan tahan disimpan lama.
22
Rasulullah Saw., telah menyuruh supaya menaksir buah anggur itu berapa
banyak buahnya, seperti menaksir buah kurma, dan beliau menyuruh juga
supaya memungut zakat anggur sesudah kering, seperti mengambil zakat
buah kurma, juga sesudah kering. (Riwayat Tirmizi dan ia menilainya
sebagai hadis Hasan).
Syarat bagi pemilik buah-buahan yang wajib dizakati itu adalah:
a.
b.
c.
d.
Islam.
Merdeka.
Milik yang sempurna.
Nisab (sampai satu tahun).20
Nisab hasil bumi atau makanan pokok dan buah-buahan adalah 5 ausaq. Ausaq
merupakan suatu kumpulan atau himpunan yang diperkirakan setara dengan 1600
kati di Irak atau sekitar 1200 kg. Hasil bumi, makanan pokok, dan buah-buahan
tersebut jika pengairannya tanpa mengeluarkan biaya, misalnya dari air hujan, air
embun, salju yang mencair, atau air aliran sungai maka zakat yang harus
dikeluarkan adalah sepersepuluh dari hasil seluruhnya. Namun, apabila disiran air
dengan tenaga hewan atau irigasi yang membutuhhkan biaya, zakat yang wajib
dikeluarkan adalah1/20, sedangkan, tanaman disirami dengan gabungan sistem
pengairan tadi, zakat yang harus dikeluarkan adalah 1/40.21
5) Harta perniagaan
Harta perniagaan wajib dizakati, dengan syarat-syarat seperti yang telah
disebutkan pada zakat emas dan perak.
Sabda Rasulullah Saw:
20 H. Sulaiman Rasjid., hlm.196-197.
21 Marzuqi Yahya., hlm. 66.
23
24
menurut pendapat yang masyhur. Menurut pendapat lain 1/5 ini diberikan kepada
mereka yang berhak menerima harta fai.23
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembahasan kali ini, dapat disimpulkan bahwa arti dari Fiqh ialah ilmu
yang menerangkan hukum-hukum syari yang bersifat amali (amalan sehari-hari)
yang dicari / digali dari dalil-dalil yang terperinci. Amalan sehari-hari tersebut
dapat berupa, seperti, shalat, puasa, sedekah/ zakat, dan lain-lain.
Zakat disimpulkan ialah pemberian dari sebuah nama harta tertentu dalam
bentuk khusus atau cara tertentu yang dimanfaatkan untuk sekelompok orang
yang telah ditentukan pula.
Dan wakaf juga dapat disimpulkan, yaitu sebuah rasa menahan harta agar bisa
dimanfaatkan semua bidang yang dapat dirasakan orang-orang secara umum, guna
mencapai kemaslahatan.
Adapun dasar hukum dari pembahasan di dalam makalah ini dapat kita ambil
dalam al-Quran, hadist Rasul dan juga menurut ahli mahzab-mahzab termasyhur.
B. Saran
Saran dari penulis, semoga apa yang kita bahas di dalam makalah ini, agar
dapat mengetahui, betapa pentingnya zakat dalam Islam, begitupun dengan wakaf,
yang mana memberikan manfaat bagi semua orang dan kepentingan umum,
terutama, kita lebih dapat mendekatkan diri kepada Allah dan mengikuti sunnah
Rasul.
Penulis juga mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan sarannya juga
terhadap penyusunan kalimat yang telah penulis susun, agar bisa dimaklumi untuk
dapat juga sebagai pembelajaran bagi penulis dan kawan-kawan lainnya di masa
yang akan datang. Amin.
26
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Khailaf, Abdul Wahhab. Ilmu Ushul Fiqh. Semarang : Dina Utama.
Qardawi, Yusuf. 2011. Hukum Zakat. Bogor : Pustaka Litera AntarNusa.
Ayyub, Syaikh Hasan. 2993. Fikih Ibadah. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.
Rasjid,Sulaiman. 2012. Fiqh Islam. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Mughniyah, Muhammad Jawad. 2012. FIQIH Lima Mazhab. Jakarta: LENTERA.
Al Bigha, Mustofa Dieb. Fiqih Islam. Surabaya: INSAN AMANAH.
Yahya, Marzuqi. 2012. Panduan Fiqih Imam SafiI. Jakarta: Al-Maghfirah.
27