2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, Alhamdulillah puji syukur
senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Manajemen Keuangan
Syariah yang berjudul “Modal Kerja Dalam Keuangan Syariah”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan kritik dan juga saran
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Kami
selaku penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kurniyati,
S.E., M.M selaku dosen pengampu Mata Kuliah Manajemen Keuangan Syariah
yang telah memberikan tugas sehingga dapat menambah dan memperdalam
pengetahuan serta wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni. Ucapan
terimkasih juga kami sampaikan kepada seluruh anggota kelompok yang telah
senantiasa berkontribusi membagikan sebagian pengetahuannya untuk
merampungkan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan juga sebuah kritikan
yang membangun dari berbagai pihak, kami juga berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Akhir kata kami ucapkan
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarokatuh.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Permasalahan.............................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjalankan suatu perusahaan banyak hal yang harus
dipertimbangkan. Salah satunya adalah modal kerja. Modal kerja merupakan
modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari,
terutama yang memiliki keterkaitan waktu dalam jangka pendek, yaitu kurang dari
satu tahun. Dengan demikian, manajemen modal kerja merupakan pengelolaan
investasi perusahaan dalam aset jangka pendek dan juga bagaimana cara
mendanainya.1 Besarnya kecilnya modal kerja menentukan besar kecilnya
profitabilitas dan risiko. Semakin kecil modal kerja semakin besar
profitabilitasnya dan semakin besarnya risikonya. Berlaku sebaliknya, apabila
semakin besar modal kerja semakin tidak efisien dana yang tertanam dalam modal
kerja tersebut, yang ini menyebabkan profitabilitasnya rendah, tetapi risiko
kekurangan dana untuk membayar kewajiban yang segera dibayar juga rendah.
Agar dapat menopang pencapaian tujuan perusahaan, perusahaan harus
melakukan manajemen modal kerja yang efektif dan efisien.2
B. Rumusan Permasalahan
1. Apa saja alasan perlunya modal kerja?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat modal kerja?
3. Bagaimana strategi modal kerja?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih jelas
mengenai tentang “Modal Kerja Dalam Keuangan Syariah” yang dimana untuk
mengetahui lebih jelas alasan perlunya modal kerja, faktor yang mempengaruhi
tingakat modal kerja, dan startegi modal kerja yang dimana dapat menambah
wawasan serta pengetahuan terhadap modal kerja dalam keuangan syariah.
1
Miswanto, “Kebijakan Dalam Penentuan Dan Pendanaan Modal Kerja Perusahaan”, hal. 181.
2
Ullul Hidayati Rofi’ah, “Manajemen Modal Kerja Dan Menetapkan Kebijakan Kebutuhan Modal Kerja
Yang Sesuai Syariah”. Vol. 04, Nomor 01, Juni 2017, hal. 39.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alasan Perlunya Modal Kerja
Secara bahasa (arab) modal atau harta disebut al-amal (mufrad tunggal), atau
al-amwal (jamak). Adapun dalam istilah syar’i, harta diartikan sebagai segala
sesuatu yang dimanfaatkan dalam perkara yang legal menurut syara‟ (hukum
islam), seperti bisnis, pinjaman, konsumsi dan hibah (pemberian). Pengertian
modal dalam konsep ekonomi Islam berarti semua harta yang bernilai dalam
pandangan syar’i, dimana aktivitas manusia ikut berperan serta dalam usaha
produksinya dengan tujuan pengembangan. 3
3
Ibid.
4
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008). hal. 258
5
Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), hal.89.
2
1) Modal harus diketahui
Jika modal tidak diketahui jumlahnya maka sama dengan spekulatif yang
berimplikasi pada ketidaksahan transaksi. Dimana modal akan menjadi rujukan
Ketika aliansi usaha bubar.
Modal harus ada secara rill pada saat transaksi terjadi. Karena jika modal
ada saat transaksi maka aliansi dapat dilanjutkan, namun apabila modal tidak ada
maka aliansi tersebut secara otomatis batal
Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya riba. Karena jika modal dianggap
sebagai utang, maka kelebihan pengembalian pokok disebut sebagai riba.
6
Ullul Hidayati Rofi’ah, Manajemen Modal Kerja Dan Menetapkan Kebijakan Kebutuhan Modal Kerja Yang
Sesuai Syariah . Vol. 04, Nomor 01, Juni 2017, hal. 49.
3
diperlukan, namun keputusan modal kerja dalam situasi tersebut tidak akan
mempengaruhi nilai perusahaan.
1) Biaya Transaksi
Biaya transaksi mencakup biaya eksplisit dan biaya implisit. Dimana contoh dari
biaya eksplisit yaitu biaya komisi pembelian/penjualan asset. Dan biaya implisit
yaitu harga yang terlalu murah (mahal) jika perusahaan menjual (membeli) suatu
asset dengan terburu-buru (fire sale atau fire purchase).
2) Kelambatan/Ketidaksinkronan Aktivitas
4
Sektor usaha (Industri) mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain
termasuk dalam penggunaan modal kerja. Sektor retail cenderung mempunyai
persediaan barang dagangan (yang artinya modal kerja) yang lebih besar
dibandingkan perusahaan manufaktur. Sektor tertentu mempunyai utang lancar
yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva lancarnya.
- Ukuran perusahaan
- Aktivitas perusahaan
Jika penjualan stabil, aktiva lancar cenderung semakin kecil. Sebaliknya jika
penjualan berfluktuasi, aktiva lancar akan cenderung semakin besar.
Industri tertentu cenderung mempunyai utang lancar lebih besar. Contoh, usaha
ritel menggunakan aktiva lancar (biasanya dalam bentuk barang dagangan) yang
lebih besar dibandingkan dengan industry manufaktur. Barang dagangan biasanya
5
diperoleh melalui pendanaan yang spontan (utang dagang), sehingga aktiva lancar
yang tinggi akan mengakibatkan utang dagang yang tinggi juga.
Modal kerja dimana disebut dengan keseluruhan aktiva lancar yang digunakan
dalam operasional perusahaan. Jika perusahaan mempunyai aktiva lancar yang
lebih tinggi, maka perusahaan bisa mengurangi resiko, tetapi konsekuensinya
perusahaan akan memperoleh profitabilitas yang lebih rendah dan sebaliknya.
8
Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014. hal.353-354.
6
.
Perusahaan dengan strategi modal kerja konservatif memiliki asset lancar yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kewajibannya. Strategi konservatif lebih
cocok untuk perusahaan yang berfokus pada profitabilitas. Kebalikannya,
perusahaan dengan strategi agresif akan memiliki kewajiban lancar yang lebih
tinggi dibandingkan dengan asset lancar yang ia miliki. Umumnya,
perusahaan dengan strategi agresif adalah perusahaan yang berfokus
meningkatkan pangsa pasar.9
2. Strategi Pendanaan
9
Alvin Leonardo, Juliana Rita, Pengaruh Manajemen Dan Strategi Modal Kerja Terhadap Kinerja
Keuangan Di Berbagai Tahap Siklus Hidup Perusahaan, Jurnal Ilmiah MEA, Vol. 6 No. 1, 2022.
10
Miswanto, Kebijakan Dalam Penentuan Dan Pendanaan Modal Kerja Perusahaan, Jurnal Economia, Vol.
08, No. 02, oktober 2022. Hal. 185.
7
Dalam gambar tersebut pada pendekatan maturity matching semua aktiva
tetap dan aktiva lancar permanen didanai dengan sumber dana jangka Panjang.
Sedangkan aktiva lancar temporary didanai oleh sumber dana jangka pendek
(contoh: utang jangka pendek).
b) Strategi Agresif
8
Kebijakan perusahaan dalam membelanjai seluruh aktiva tetap serta sebagian dari
aktiva lancar permanen dengan hutang jangka panjang dan modal sendiri,
sedangkan seluruh aktiva lancar temporer serta sebagian dari aktiva lancar
permanen lainnya didanai dengan hutang jangka pendek. Kebijakan ini disebut
agresif karena penggunaan hutang jangka pendek untuk membelanjai sebagian
aktiva lancar permanen relatif beresiko. Investasi pada aktiva lancar permanen
pengembaliannya dalam waktu yang panjang, oleh karena itu perusahaan yang
menggunakan hutang jangka pendek untuk membelanjai aktiva tersebut beresiko
tidak dapat melunasi hutangnya saat jatuh tempo karena waktu yang relatif
pendek. Hutang jangka pendek bunganya lebih rendah daripada hutang jangka
panjang karena waktunya lebih singkat. Semakin banyak perusahaan
menggunakan hutang jangka pendek maka biaya bunga yang ditanggung oleh
perusahaan akan lebih kecil daripada menggunakan hutang jangka Panjang.
c) Strategi Konservatif
9
ini dinilai mahal karena pada umumnya hutang jangka panjang lebih tinggi suku
bunganya. Tetapi perusahaan memiliki waktu yang cukup lama untuk melunasi
kewajibannya karena semakin lama umur hutang berarti perusahaan memiliki
banyak waktu untuk melunasi pembayarannya. Hutang jangka Panjang disamping
memiliki biaya yang tinggi perusahaan juga akan tetap membayar bunga selama
periode pinjaman yang berdampak pada rendahnya profit.11
BAB III
PENUTUP
11
Musdholifah, Eko Triambodo, Analisis Probabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Yang
Menerapkan Kebijakan Modal Kerja Agresif, Moderat, dan Konservatif di Bursa Efek Indonesia, Hal. 85-86.
10
A. Kesimpulan
Kebijakan modal kerja dalam keuangan syariah dapat dilakukan dengan
mengembangkan harta untuk usaha (modal) sesuai prinsip syariah yang telah
ditetapkan agar nantinya menghindari risiko-risiko pada perusahaan yang tidak
sesuai dengan prinsip syariah dan diharapkan dapat memberikan kemanfaatan
bagi masyarakat. Alas an perlunya suatu modal kerja tidak lepas dari
ketidaksemprnaan pasar seperti biaya transaksi, ketidaksinkronan aktivias,
kesulitan pembayaran. Dan tingkat modal kerja mempunyai faktor faktor yang
terkait seperti dari segi faktor yang mempengaruhi aktiva lancar dan faktor yang
mempengaruhi utang lancar. Suatu perusahaan memiliki strateginya sendiri dalam
mengelola modal kerja yang dimana dapat dilihat dari strategi aktiva lancar dan
strategi pendanaannya.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan kepada para pembacanya
dan dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, jadi
kami membutuhkan kritik dan saran agar lebih baik nantinya dalam pembuatan
makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alvin Leonardo, Juliana Rita, Pengaruh Manajemen Dan Strategi Modal Kerja
Manufaktur
dan
Kebutuhan Modal Kerja Yang Sesuai Syariah. Vol. 04, Nomor 01, Juni
2017,
12