Disusun oleh:
Kelompok 6
Irfan C A31116005
Garry Alexandre Rantetoding A31116021
Ainul Islamiyah Sidik A031171322
Alisha Dwi Putri A031171338
Maghfiranti Zulqawi A031171341
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas hikmat dan berkatNya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah dengan judul “Model Rantai
Teknologi-Ke-Kinerja” disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Sistem Informasi
Keperilakuan, serta memberikan pengetahuan baru bagi kami sebagai penulis dan pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dengan tujuan agar makalah
selanjutnya menjadi lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hubungan kesesuaian ke kinerja merupakan hal yang penting, karena tujuan utama
dari kesesuaian itu sendiri adalah meningkatkan kinerja pemakai teknologinya. Secara
empiris, hubungan antara teknologi informasi dan kinerja individual telah menjadi perhatian
di penelitian-penelitian sistem informasi dan mulai banyak diteliti. Bab ini akan membahas
model dari kesesuaian tugas- teknologi yang dihubungkan dengan kinerjanya. Model ini
disebut model rantai teknologi-ke-kinerja dengan (Technology-to-Performance Chain atau
TPC).
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep model TPC.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan aliran pemakaian (utilization).
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan aliran kesesuaian (Fit).
4. Untuk mengetahui model gabungan Rantai Teknologi-Ke-Kinerja.
5. Untuk mengetahui hasil penelitian terkait TPC.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1994) untuk mendapatkan sistem yang berkualitas (Lucas, 1975). Idenya adalah
meningkatkan pemakaian (utilization) akan menyebabkan kinerja yang positip.
3
Model aliran kesesuaian (fit) juga mempunyai beberapa kekurangan sebagai berikut
ini. Model yang hanya memfokuskan pada kesesuaian (fit) saja tidak memberikan perhatian
yang cukup pada kenyataannya bahwa system-sistem harus dipakai (utilized) terlebih dahulu
sebelum mereka memberikan dampak-dampak kinerja. Karena pemakaian (utilization)
dianggap sebagai suatu hasil yang komplek berbasis pada banyak faktor disamping
kesesuaian sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian (utilization) dapat berupa
kebiasaan (habit), norma-norma sosial (social norms), dan faktor-faktor situasional lainnya.
Dengan mempertimbangkan pemakaian (utilization), model kesesuaian (it) akan
mendapatkan banyak manfaat dari pemahaman pemakaian (utilization) itu dan juga
dampaknya pada kinerja.
4
Gambar 14.4 berikut ini menunjukkan gambar kombinasi yang lebih terinci dari dua
buah teori, yaitu teori kesesuaian (fit) dengan teori pemakaian (utlization).
5
Karakteristik-karakteristik dari individual (pelatihan, pengalaman komputer,
motivasi) akan mempengaruhi kemudahan dan kualitas menggunakan teknologinya.
Kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) atau TTF adalah seberapa besar suatu
teknologi membantu seorang individual dalam melakukan kumpulan dari tugas-tugasnya.
Sebenarnya, TTF terbentuk dari gabungan kesesuaian kebutuhan-kebutuhan tugas,
kemampuan individual, dan fungsionalitas dari teknologi.
Pendahulu dari TTF adalah interaksi antara tugas, teknologi dan individual. Tugas-
tugas tertentu (misalnya tugas-tugas interdependen membutuhkan informasi dari banyak
unit-unit organisasi) membutuhkan fungsionalitas khusus dari teknologi (misalnya basis
data terintegrasi secara korporasi). Jika terjadi jarak antara kebutuhan-kebutuhan dari suatu
tugas dan fungsionalitas dari teknologi melebar, maka TTF akan berkurang.
TPC merupakan model yang luas dan akan sulit untuk dilakukan pengujian dalam satu
penelitian tunggal. Beberapa bagian dari model ini juga sebenarnya sudah diuji oleh
beberapa penelitian sebelumnya. Dukungan untuk suatu hubungan yang sesuai (fit) antara
karakteristik-karakteristik tugas, karakteristik-karakteristik teknologi dan karakteristik-
karakteristik individual dan evaluasi TTF oleh pemakai telah ditemukan oleh Goodhue
6
(1995). Dukungan untuk hubungan TTF dan kinerja ditemukan oleh Javerpaa (1989) dan
Vessey (1991). Dukungan dari pemakaian (utilization) telah ditemukan oleh Adams et al.
(1992), Davis (1989), dan beberapa penelitian lainnya. Akan tetapi, belum ada penelitian-
penelitian yang menguji seluruh lingkup dari model ini.
2.5.2 Pengukuran
Beberapa konstruk dibentuk dari beberapa item hasil kuestioner. Lima konstruk perlu
dibentuk, yaitu kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit), karakteristik-karakteristik
tugas (task characteristics), karakteristik-karakteristik teknologi (technology
characteristics), pemakaian (utilization), dan dampak-dampak kinerja (performance
impacts).
8
Goodhue (1993) dengan menggabungkan dimensi-dimensi yang digunakan oleh
Perrow (1967) dan Thompson (1967) membuat konstruk untuk mengukur karakteristik-
karakteristik tugas (task characteristics). Dimernsi-dimensi ini adalah ketidak-kerutinan
(non-routineness) dan interdependen (interdependence) dengan unit-unit organisasi lainnya.
Lima pertanyaan digunakan untuk membentuk kedua dimensi ini, yaitu tiga pertanyaan
untuk ketidak-kerutinan (non-routineness) dan dua pertanyaan untuk interdependen
(interdependence). Analisis faktor digunakan untuk menguji validitas konstruk ini dan
berhasil mengelompokkan dengan benar pertanyaan-pertanyaan ke dalam dimensi-
dimensinya dengan factor loading minimal 0,51. Cronbach alpha untuk reliabilitas adalah
sebesar 0,73 dan 0,76 untuk kedua dimensi berturut-turut untuk ketidak-kerutinan (non-
routineness) dan interdependen (interdependence).
Tugas yang dilakukan oleh pemakai sistem tergantung dari tingkat manajemennya dan
tingkat klerikal, manajemen level rendah sampai ke manajemen level atas. Untuk
menangkap perbedaan ini, variabel-variabel dumi digunakan untuk menangkap masing-
masing dari delapan titel pekerjaan (job title).
9
Asumsi yang digunakan di penelitian ini adalah karakteristik untuk masing-masing
sistem dianggap sama untuk semuanya. Untuk responden yang menggunakan satu macam
sistem saja, karakteristik-karakteristik di tangkap dengan suatu variabel dumi (1
menunjukkan menggunakan sistem, 0 menunjukkan tidak menggunakan). Jika responden-
responden menggunakan lebih dari satu sistem informasi, variabel dumi dirata-rata
tertimbang. Misalnya seorang responden menggunakan tiga macam sistem informasi akan
menerima suatu bobot 1/3 untuk masing-masing dari ketiga sistem ini dan bernilai nol untuk
sistem informasi lainnya yang tidak digunakan.
Departemen dari responden juga digunakan sebaga proksi kedua untuk mengukur
karakteristik-karakteristik dari sistem informasi. Departemen sistem informasi dapat
dibedakan dengan departemen-departemen pemakai dalam bentuk perhatian, tekanan,
prioritas, dan hubungan manajemennya. Perbedaan ini dapat mengakibatkan perbedaan jasa
yang diberikan kepada departemen-departemen pemakai dari departemen sistem informasi.
Satu kumpulan variabel-variabel dumi departemental digunakan untuk menangkap tingkat-
tingkat perhatian yang berbeda yang diberikan oleh departemen sistem informasi kepada
masing-masing dari 26 departemen pemakai yang berbeda. Dengan masing demikian 26
variabel dumi digunakan, dengan nilai 1 untuk pemakai yang ada di departemen tersebut
dan nilai 0 untuk pemakai sistem yang berkerja bukan di departemen tersebut.
Pemakaian (utilization)
Pemakaian (utilization) idealnya diukur sebagai proporsi dari waktu yang digunakan
oleh pemakai-pemakai sistem untuk menggunakan sistemnya. Masalahnya adalah proporsi
waktu tersebut tidak mudah diukur untuk penelitian lapangan yang menggunakan survei.
Permasalahan lainnya adalah permasalahan dalam penggunakan wajib atau mandatori.
Untuk beberapa sistem, penggunaannya diwajibkan sebagai bagian deskripsi pekerjaan.
Misalnya adalah pegawai bank teller yang harus menggunakan sistem informasi untuk
melayani nasabah, Jika sistem mandatori, maka semua pemakai akan menggunakannya dan
tidak akan banyak terjadi perbedaan jumlah pemakaian. Jika terjadi jumlah pemakaian ini
karena aturan bukan karena keinginan pemakai sendiri untuk menggunakan sistemnya.
Solusi yang dilakukan adalah dengan mengkonsepsualisasikan pemakaian (utilization)
sebagai seberapa jauh sisetm-sistem informasi telah diintegrasikan kedalam rutin-rutin
pekerjaan masing-masing individual, apakah oleh pilihan individualnya atau oleh mandat
organisasinya.
10
Pemakaian (utilization) kemudian di penelitian Goodhue dan Thompson (1995) ini
dioperasionalkan dengan menanyakan kepada pemakai-pemakai untuk merating seberapa
besar mereka tergantung pada system yang tersedia di organisasi. Responden-responden
dipilih hanya yang menggunakan sampai dengan lima system informasi. Ketergantungan
untuk masing-masing system dirating pada skala tiga-poin (0 tidak sangat tergantung, 1 =
agak tergantung; 2 sangat tergantung). Ketergantungan keseluruhan dari sistem-sistem
(sebagai pengukur utilization) dihitung sebagai jumlah ketergantungan dilaporkan untuk
pemakaian sampai 5 sistem-sistem.
11
2.5.3 Hasil Empiris
Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menguji modelnya.1 Beberapa
koefisien pengaruh di model akan diuji. Pengaruh-pengaruh di model yang akan diuji adalah
sebagai berikut ini.
Pengaruh-pengaruh Terhadap TTF
Panah yang mengarah ke kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) di Gambar
14.6 menunjukkan pengaruh terhadap TTF. Pengaruh-pengaruh ini diuji dengan
menggunakan delapan regresi berganda dengan masing-masing dependen variabel adalah
dimensi dari TTF. Regresi berganda ini disebut dengan regresi model penuh (full model).
Tiga regresi berganda tambahan dilakukan dengan melepaskan variabel-variabel dumi.
Regresi berganda tanpa variabel-variabel dumi ini disebut dengan regresi model dikurangi
(reduced model). Tiga regresi berganda model dikurangi (reduced model) yang dibuat
adalah regresi berganda dengan melepas variabel-variabel dumi kerja (job dummy
variables), regresi berganda dengan melepas variabel-variabel dumi sistem-sistem (systems
dummy variables), dan regresi berganda dengan melepas variabel-variabel dumi departemen
(department dummy variables). Dengan mengikuti pendekatan yang disarankan oleh Neter
dan Wasseman (1974, hal. 274) penelitian ini menguji efek dari variabel-variabel dumi
dengan menggunakan statistik-F. Nilai statistik ini dihitung dengan melepas semua variabel-
variabel dumi dan kemudian membandingkan hasil regresinya (reduced model) dengan hasil
12
regresi semua variabel (full model). Hasil dari regresi-regresi ini tampak di Tabel berikut
ini.
Kolom 1 dan 2 menunjukkan dampak-dampak dari tugas-tugas tidak rutin dan tugas-
tugas interdependen. Pengaruh tugas-tugas tidak rutin ke TTF secara signifikan terjadi pada
dimensi-dimensi kualitas (Quality), lokatabilitas (Locatability), (Compatibility), dan
kemudahan digunakan (Ease of use). Hasil-hasil signifikan dan negatif ini berarti bahwa
individual-individual yang terlibat di tugas-tugas tidak rutin akan menilai sistem-sistem
informasi mereka rendah di autorisasi (Authorization), kompatibiltas kualitas datanya, sulit
untuk diakses, rendah autorisasinya, kurang kompatibel dengan sistem-sistem yang lainnya,
dan kurang mudah digunakan. Ini konsisten dengan ide bahwa sifat pekerjaan-pekerjaan
tidak rutin membuat pemakai-pemakai ini dipaksa menggunakan sistem-sistem tersebut
untuk menghadapi permasalahan-permasalahan baru yang muncul, semacam mencari data
yang baru dan menggabungkannya dengan cara-cara yang kurang dikenal. Oleh karena itu,
mereka akan lebih menuntut pada sistem-sistem tersebut dan lebih peka terhadap
kekurangan-kekurangan sistem-sistemnya.
13
reliability). Hasil-hasil signifikan dan negatif ini berarti bahwa individual-individual yang
telibat di tugas-tugas yang interdependen dengan tugas-tugas lainnya akan menilai sistem-
sistem informasi mereka kurang kompatibel dengan sistem-sistem yang lainnya, dan kurang
dapat diandalkan.
Secara sama, Tabel 14.5 juga menunjukkan bahwa manajer-manajer level atas akan
menemukan lebih mudah mendapatkan autorisasi akses ke data. Sebaliknya, manajer level
bawah dan menengah akan lebih sulit mendapatkan autorisasi untuk mengakses data karena
manajer-manajer tingkat ini harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dengan prosedur yang
lebih ketat dibandingkan dengan manajer atas untuk mengakses data.
14
Pengaruh-pengaruh Karakteristik-karakteristik Teknologi Terhadap TTF
15
hasilnya tidak signifikan. Alasan yang diberikan adalah sama dengan tidak signifikannya
sistem-sistem yang digunakan dengan kualitas dari data (Quality), yaitu banyaknya variabel-
variabel dumi yang digunakan. Tanpa variabel-variabel dumi sistem di regresi, variabel-
variabel dumi departemen merupakan predictor yang signifikan pada tingkat 0,05 terhadap
hubungan dengan pengguna-pengguna (Relationship with users).
Dua dari tiga hasil yang signifikan pengaruh kesesuaian tugas-teknologi (task-
technology fit) ke pemakaian (utilization) adalah keandalan sistem (Systems reliability), dan
hubungan dengan pengguna-pengguna (Relationsltip with users). Interpretasi menggunakan
teori perilaku yaitu sikap (atitude) dan kepercayaan-kepercayaan (beliefs) mempengaruhi
perilaku (behavior), kedua hasil koefisien yang negatip tersebut berarti pemakai-pemakai
yang percaya bahwa sistem-sistem yang digunakan kurang dapat diandalkan dan merasa
kurang positip tentang hubungan dengan departemen sistem informasi, kemungkinan akan
16
lebih menggunakan sistem-sistem tersebut. Alasan ini kurang masuk akal karena sistem
yang jelek akan lebih diminati.
Interpretasi yang lebih masuk akal adalah pengaruh kausal ini berkerja dengan arah
yang berlawanan dengan yang diteorikan disebabkan oleh umpan balik (feedback) yang
tampak di Gambar 14.2. Misalnya adalah pemakai- pemakai yang sangat tergantung dengan
sistem-sistem yang digunakannya akan sangat frustasi jika sistem-sistem yang digunakan
mereka rusak karena akan mempengaruhi kinerja mereka. Pemakai-pemakai ini akan
cenderung memberi rating pada sistem sebagai yang tidak dapat diandalkan. Dengan
demikian walaupun sistem tidak dapat diandalkan, pemakai-pemakai ini akan tetap
menggunakan sistem-sistemnya. Secara sama dapat dijelaskan bahwa pemakai-pemakai
yang sangat mengandalkan sistem-sistem akan sangat frustasi dengan hubungan yang jelek
dengan departemen sistem informasi dan akan memberikan rating jelek kepada hubungan
ini. Walaupun ini tidak konsisten dengan teori perilaku yaitu sikap dan persaan (attitude dan
affect) akan mempengaruhi utilization (merupakan suatu perilaku), tetapi konsisten dengan
argumentasi yang diberikan oleh Melone (1990) bahwa dibawah keadaan-keadaan tertentu,
utilization akan mempengaruhi sikap-sikap.
17
bahwa konsepsualisasi dari pemakaian (utilization) bukan penyebab rendahnya
pengaruh TTF ke pemakaian.
2. Penjelasan yang lebih menjanjikan adalah hubungan langsung antara TTF dengan
pemakaian (utilization) mungkin tidak dapat dijustifikasi secara umum, yang berarti
tidak hanya TTF saja yang mendominasi keputusan untuk menggunakan (utilize)
teknologi. Akan tetapi, pengaruh-pengaruh lain dari teori perilaku (behavior) seperti
misalnya kebiasaan (habit), norma-norma sosial (social norms), dan lainnya
mungkin berpengaruh. Ini mengusulkan bahwa hubungan antara TTF terhadap
pemakaian (utilization) perlu mempertimbangkan variabel-variabel lainnya dari
penelitian-penelitian perilaku.
3. Penjelasan yang mungkin adalah tidak ada konseptualisasi dari pemakaian
(utilization) saat ini yang cocok diterapkan di penelitian lapangan dimana banyak
sekali teknologi-teknologi yang tersedia dan banyak tugas-tugas yang dihadapi oleh
pemakai sistem-sistem.
18
Hasil-hasil yang disajkan di Tabel 14.7 menunjukkan bahwa pemakaian (utilization)
saja hanya menjelaskan 4% (nilai adj. R2) dari variasi. Bersama-sama pemakaian
(utilization) dan TTF menjelaskan 16% dari varians.
19
Banyak bukti dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukan terjadinya dampak
kegunaan (usefulness), keuntungan relatif, dan kepentingan (importance)terhadap
pemakaian (utilization) mengusulkan bahwa paling tidak untuk beberapa keadaan suatu
huibungan antara TTF degan pemakaian (utilization) terjadi.
Karena dampak-dampak kinerja dari sistem teknologi informasi sulit diukur secara
langsung, peneliti sering menggunakan proksi (proxy) atau surogasi (surrogate) untuk
mengukur kesuksesan dari sistem teknologi informasi. Jika surogasi yang dipilih tepat, maka
model yang akurat akan dapat menjelaskan bagaimana sistem teknologi informasi
memberikan nilai yang diperlukan.
Seseorang dapat berargumentasi bahwa bahwa satu konstruk saja sudah dapat menjadi
surogasi yang tepat jika konstruk yang lainnya sudah pasti. Misalnya, TTF dapat menjadi
surogasi yang tepat, jika pemakaian (utilization) dipastikan (yaitu digunakan secara
mandatori). Bukti dari penelitian terakhir menunjukkan bahwa pemakaian (utilization)
bersifat kontinyu dan individual-individual biasanya melakukan pemakaian sebagian
dengan sukarela. Jika pemakaian (utilization) adalah sebagian sukarela, maka TTF sendiri
adalah surogasi yang tidak lengkap untuk kesuksesan sistem teknologi informasi. Secara
sama, walaupun pemakaian (utlization) merupakan surogasi yang baik jika TTF dipastikan,
sangat jarang dapat dirasakan sebelumnya (a priori) bahwa sistem informasi sudah sesuai
(fit) dengan kebutuhan dan kemampuan pemakai kenyataannya.
Dapat juga diargumentasi bahwa salah satu dari konstruk ini dapat menjadi sebuah
surogasi yang baik untuk kesuksesan sistem teknologi, jika kedua konstruk yait pemakaian
(utlization) dan TTF berkorelasi. Kenyataannya pada hasil-hasil penelitian ini, kedua
kontruk ini tidak berkorelasi dengan kuat. Jika pemakaian (utlization) sebagian sukarela dan
20
pemakaian (utlization) juga dipicu oleh ekspektasi dampak-dampak kinerja, maka surogasi
yang tepat untuk dampak-dampak kinerja seharusnya melibatkan kedua pengukuran-
pengukuran TTF dan pemakaian (utlization).
Sebagaimana model TPC menjadi lebih solid didukung, dan peran kritis dari TTF
dalam memberikan dampak-dampak kinerja sudah jelas, diusulkan bahwa TTF adalah fokus
yang baik untuk mengembangkan suatu alat diagnostik untuk sistem dan pelayanan sistem
teknologi informasi di suatu perusahaan tertentu. Untuk lebih berguna, diagnostik ini harus
lebih dari konstruk yang umum (semacam keuntungan relatif) ke konstruk yang lebih terinci
(misalnya kualitas data, lokabilitas, keandalan sistem, dan lain-lainnya) yang dapat lebih
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kemapuan-kemampuan sistem dan
kebutuhan-kebutuhan pemakai. Berbasis pada pemahaman perbedaan-perbedaan yang
spesifik, manajer-manajer mungkin dapat memutuskan: 1) menghentikan atau merancang
ulang kepuasan pemakaian, kegunaan, atau sistem-sistem atau kebijakan-kebijakan, 2)
melakukan pelatihan pada program-program yang diseleksi untuk meningkatkan
kemampuan pemakai-pemakai, 3) merancang ulang tugas-tugas untuk mendapatkan
keuntungan lebih lanjut dari potensial sistem teknologi informasi. Lebih lanjut dari sekedar
mendukung pentingnya konstruk TTF, penelitian ini mendorong usaha untuk
mengidentifikasikan mengukur komponen-komponen berbeda dari dan kesesuaian tugas-
teknologi. Dengan demikian, merupakan langkah yang sangat penting menyediakan suatu
alat diagnostik yang berarti untuk keperluan praktek.
21
2.5.8 Implikasi untuk Penelitian Mendatang
22
pemikiran kedalam jalur di model, menutupi untuk melihat bagian apa yang sedang terjadi
di domain yang modelkan. Sudah dipercaya bahwa model TPC merupakan model evolusi
yang berguna dari model-model tentang peranan teknologi informasi yang mempengaruhi
dampak-dampak kinerja. Ini seharusnya menyediakan basis yang lebih baik untuk
memahami konstruk-konstruk kritis dan unituk memahami bagaimana mereka berhubungan
dengan isu-isu penelitian sistem informasi yang lainnya.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Model TPC yang dikenalkan ini mampu menunjukkan bahwa bagaimana teknologi-
teknologi dapat menambah nilai kepada kinerja individual. Hasil-hasil yang diperoleh
adalah dukungan moderat bahwa TTF merupakan fungsi baik karakteristik-karakteristik
sistem-sistem dan karak-teristik-karakteristik teknologi, dan dukungan yang kuat, yaitu
untuk memprediksikan kinerja baik TTF dan pemakaian (utilzation) harus dilibatkan.
Banyak bukti dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukan terjadinya dampak
kegunaan (usefulness), keuntungan relatif, dan kepentingan (importance)terhadap
pemakaian (utilization) mengusulkan bahwa paling tidak untuk beberapa keadaan suatu
huibungan antara TTF degan pemakaian (utilization) terjadi.
24
DAFTAR PUSTAKA
25