Anda di halaman 1dari 28

Makalah Sistem Informasi Keperilakuan

MODEL RANTAI TEKNOLOGI-KE-KINERJA

Disusun oleh:
Kelompok 6

Irfan C A31116005
Garry Alexandre Rantetoding A31116021
Ainul Islamiyah Sidik A031171322
Alisha Dwi Putri A031171338
Maghfiranti Zulqawi A031171341

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas hikmat dan berkatNya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah dengan judul “Model Rantai
Teknologi-Ke-Kinerja” disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Sistem Informasi
Keperilakuan, serta memberikan pengetahuan baru bagi kami sebagai penulis dan pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dengan tujuan agar makalah
selanjutnya menjadi lebih baik.

Makassar, 24 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASSALAH ..................................................................................................... 1
1.3 TUJUAN ................................................................................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 KONSEP MODEL TPC ......................................................................................................... 2
2.2 ALIRAN PEMAKAIAN (UTILIZATION) ............................................................................ 2
2.3 ALIRAN KESESUAIAN (FIT) ............................................................................................ 3
2.4 GABUNGAN MODEL : MODEL RANTAI TEKNOLOGI-KE-KINERJA ........................ 4
2.5 PENELITIAN TPC ................................................................................................................ 7
2.5.1 Sampel ................................................................................................................................. 7
2.5.2 Pengukuran .......................................................................................................................... 8
2.5.3 Hasil Empiris ....................................................................................................................... 12
2.5.4 Simpulan Penelitian............................................................................................................. 19
2.5.5 Implikasi Untuk Mewakili Kesesuaian Sistem Informasi ................................................... 20
2.5.6 Implikasi Untuk Dampak Keterlibatan Pemakai ................................................................. 21
2.5.7 Implikasi Untuk Perancangan Diagnostic Permasalahan-Permasalahan Sistem Teknologi
Informasi ........................................................................................................................... 21
2.5.8 Implikasi Untuk Penelitian Mendatang ............................................................................... 22
BAB III : PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bab sebelumnya telah membahas konsep dari kesesuaian tugas-teknologi (task-


technology fit). Konsep kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) di bab sebelumnya
hanya membahas tentang kesesuaian itu sendiri dan walaupun telah disinggung belum
dihubungkan secara langsung dengan kinerja akibat dari kesesuaiannya.

Hubungan kesesuaian ke kinerja merupakan hal yang penting, karena tujuan utama
dari kesesuaian itu sendiri adalah meningkatkan kinerja pemakai teknologinya. Secara
empiris, hubungan antara teknologi informasi dan kinerja individual telah menjadi perhatian
di penelitian-penelitian sistem informasi dan mulai banyak diteliti. Bab ini akan membahas
model dari kesesuaian tugas- teknologi yang dihubungkan dengan kinerjanya. Model ini
disebut model rantai teknologi-ke-kinerja dengan (Technology-to-Performance Chain atau
TPC).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana konsep model TPC?
2. Apakah yang dimaksud dengan aliran pemakaian (utilization)?
3. Apakah yang dimaksud dengan aliran kesesuaian (Fit)?
4. Bagaimana model gabungan Rantai Teknologi-Ke-Kinerja?
5. Bagaimana hasil penelitian terkait TPC?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep model TPC.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan aliran pemakaian (utilization).
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan aliran kesesuaian (Fit).
4. Untuk mengetahui model gabungan Rantai Teknologi-Ke-Kinerja.
5. Untuk mengetahui hasil penelitian terkait TPC.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP MODEL TPC


Model rantai teknologi-ke-kinerja (Technology-to-Performance Chain atau TPC)
merupakan suatu model komprehensif yang dibangun dari dua aliran penelitian yang saling
melengkapi, yaitu sikap pemakai (user attitude) sebagai prediktor dari pemakaian
(utilization) dan kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) sebagai Performance
Chain prediktor dari kinerja. Inti dari model gabungan ini yang di sebut dengan nama
Technology-to-Performance Chain (TPC) dapat dijelaskan bahwa untuk suatu teknologi
supaya mempunyai dampak positip pada kinerja individual harus digunakan (utilized) dan
sesuai (fit) dengan tugas-tugas yang mendukungnya.
Berikut ini adalah dua model dari dua aliran yang disebut sebelumnya, yaitu aliran
pemakaian (utilization) dan aliran kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) beserta
kelemahannya masing-masing.

2.2 ALIRAN PEMAKAIAN (UTILIZATION)

Aliran ini menggunakan sikap-sikap (attitude) dan kepercayaan-kepercayaan (beliefs)


dari pemakai untuk memprediksi pemakaian (utilization) dari sistem informasi. Gambar
berikut ini menunjukkan model pemakaian (utilization) secara umum.

Kebanyakan penelitian-penelitian pemakaian (utilization) berbasis pada teori-teori


sikap (attitude) dan perilaku (behavior) (Bagozzi, 1982; Fishbein dan Ajzen, 1975). Aliran-
aliran pemakaian (utilization) sudah banyak di bahas di bab-bab sebelumnya (misalnya
TRA, TPB, TAM dan lainnya). Aspek dari aliran ini adalah mengarah ke sikap-sikap
pemakai tentang sistem, misalnya kegunaan system Davis, 1989), kepuasan pemakai
(Baroudi et al., 1986), sikap pemakai dengan norma-norma sosial (Hartwick dan Barki,

2
1994) untuk mendapatkan sistem yang berkualitas (Lucas, 1975). Idenya adalah
meningkatkan pemakaian (utilization) akan menyebabkan kinerja yang positip.

Model aliran pemakaian (utilization) mempunyai beberapa kekurangan-kekurangan


sebagai berikut ini.

1. Pemakaian (utilization) tidak selalu sukarela. Untuk beberapa pemakai-pemakai


sistem, pemakaian (utilization) adalah tidak lebih dari suatu fungsi yang menjelaskan
bagaimana pekerjaan-pekerjaan dirancang bukannya menekankan pada kualitas atau
kegunaan dari sistem. Pemakaian (utilization) di beberapa sistem juga berupa sikap-
sikap dari pemakai-pemakai terhadap menggunakan sistemnya. Karena pemakaian
(utilization) sikapnya tidak sukarela, dampak-dampak pada kinerja akan tergantung
banyak dari kesesuaian tugas-teknologi bukannya dari pemakaian (utilization).
2. Lebih banyak pemakaian (utilization) belum tentu mengarah ke kinerja yang lebih
baik. Sistem yang jelek juga banyak terjadi pemakaian (utilization) disebabkan
karena faktor-faktor sosial, kebiasaan, ketersediaan dan lainnya. Misalnya suatu
penelitian mengenai auditor-auditor pajak ditemukan sikap positip terhadap
komputer personal dan mereka menggunakannya secara ekstensif, tetapi pemakaian
(utilization) ini tidak meningkatkan kinerja mereka bahkan ditemukan menurunkan
kinerja (Pentland, 1989). Hasil ini dijelaskan karena komputer personal dan
perangkat lunaknya mempunyai kesesuaian yang jelek terhadap tugas-tugas yang
harus dilakukan auditor (Pentland, 1989).

2.3 ALIRAN KESESUAIAN (FIT)

Beberapa penelitian mulai memfokuskan pada situasi dimana pemakaian (utilization)


dapat diasumsikan terjadi dan berargumentasi bahwa dampak kinerja diperoleh dari
kesesuaian antara teknologi dengan tugasnya, yaitu ketika teknologi menyediakan fitur-fitur
dan dukungan yang sesuai (fit) terhadap kebutuhan-kebutuhan suatu tugas. Pandangan ini
dapat digambarkan seperti di Gambar 14.2 berikut ini.

3
Model aliran kesesuaian (fit) juga mempunyai beberapa kekurangan sebagai berikut
ini. Model yang hanya memfokuskan pada kesesuaian (fit) saja tidak memberikan perhatian
yang cukup pada kenyataannya bahwa system-sistem harus dipakai (utilized) terlebih dahulu
sebelum mereka memberikan dampak-dampak kinerja. Karena pemakaian (utilization)
dianggap sebagai suatu hasil yang komplek berbasis pada banyak faktor disamping
kesesuaian sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian (utilization) dapat berupa
kebiasaan (habit), norma-norma sosial (social norms), dan faktor-faktor situasional lainnya.
Dengan mempertimbangkan pemakaian (utilization), model kesesuaian (it) akan
mendapatkan banyak manfaat dari pemahaman pemakaian (utilization) itu dan juga
dampaknya pada kinerja.

2.4 MODEL GABUNGAN: MODEL RANTAI TEKNOLOGI-KE-KINERJA

Model rantai teknologi-ke-kinerja (technology-to-performance task) dibangun dengan


menggabungkan model pemakaian (utilization) dengan model kesesusaian (fit). Model
rantai teknologi-ke-kinerja (technology-to-performance task) atau TPC adalah model yang
mana teknologi akan mengakibatkan ke dampak-dampak kinerja jika digunakan oleh
individual-individual. Dengan menyadari bahwa teknologi harus digunakan (utilized)
terlebih dahulu dan sesuai (fit) dengan tugas yang didukung oleh teknologinya untuk
mendapatkan dampak kinerja, model ini memberikan gambaran yang lebih akurat tentang
bagaimana teknologi, tugas-tugas pemakai, dan pemakaian (utilization) berhubungan untuk
mencapai kinerja. Model TPC tampak pada Gambar 14.3 berikut ini.

4
Gambar 14.4 berikut ini menunjukkan gambar kombinasi yang lebih terinci dari dua
buah teori, yaitu teori kesesuaian (fit) dengan teori pemakaian (utlization).

5
Karakteristik-karakteristik dari individual (pelatihan, pengalaman komputer,
motivasi) akan mempengaruhi kemudahan dan kualitas menggunakan teknologinya.
Kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) atau TTF adalah seberapa besar suatu
teknologi membantu seorang individual dalam melakukan kumpulan dari tugas-tugasnya.
Sebenarnya, TTF terbentuk dari gabungan kesesuaian kebutuhan-kebutuhan tugas,
kemampuan individual, dan fungsionalitas dari teknologi.

Pendahulu dari TTF adalah interaksi antara tugas, teknologi dan individual. Tugas-
tugas tertentu (misalnya tugas-tugas interdependen membutuhkan informasi dari banyak
unit-unit organisasi) membutuhkan fungsionalitas khusus dari teknologi (misalnya basis
data terintegrasi secara korporasi). Jika terjadi jarak antara kebutuhan-kebutuhan dari suatu
tugas dan fungsionalitas dari teknologi melebar, maka TTF akan berkurang.

Pemakaian (utilization) adalah suatu perilaku menggunakan teknologi dalam


menyelesaikan tugas-tugas. Pengukuran-pengukuran semacam frekuensi penggunaan
banyak digunakan untuk mengukur konstruk pemakaian (utilization).

Pengaruh TTF ke pemakaian (utilization) terlihat lewat kepercayaan dari konsekuensi-


konsekuensi harapan pemakaian (expected consequences of utilization). Hubungan ini
terjadi karena TTF seharusnya menjadi penentu yang penting apakah sistem-sistem
dipercaya menjadi lebih berguna, lebih penting atau memberikan keuntungan relatif. Semua
konstruk-konstruk ini telah ditunjukkan mempengaruhi pemakaian (utilization) dari sistem-
sistem, walaupun kepercayaan dari konsekuensi-konsekuensi harapan pemakaian (expected
consequences of utilization) bukan pengaruh satu-satunya ke pemakaian (utlization). Faktor-
faktor lainnya yang mempengaruhi pemakaian (utlization) adalah perasaan mengarah ke
penggunaan (affect toward using), norma-norma sosial (social norms), kebiasaan (habbit),
dan kondisi-kondisi pemfasilitasi (facilitating conditions).

Umpan-balik (feedback) merupakan aspek yang penting di model. Sekali teknologi


sudah digunakan dan efek-efek kinerja sudah dirasakan, akan muncul banyak macam umpan
balik.

TPC merupakan model yang luas dan akan sulit untuk dilakukan pengujian dalam satu
penelitian tunggal. Beberapa bagian dari model ini juga sebenarnya sudah diuji oleh
beberapa penelitian sebelumnya. Dukungan untuk suatu hubungan yang sesuai (fit) antara
karakteristik-karakteristik tugas, karakteristik-karakteristik teknologi dan karakteristik-
karakteristik individual dan evaluasi TTF oleh pemakai telah ditemukan oleh Goodhue

6
(1995). Dukungan untuk hubungan TTF dan kinerja ditemukan oleh Javerpaa (1989) dan
Vessey (1991). Dukungan dari pemakaian (utilization) telah ditemukan oleh Adams et al.
(1992), Davis (1989), dan beberapa penelitian lainnya. Akan tetapi, belum ada penelitian-
penelitian yang menguji seluruh lingkup dari model ini.

2.5 PENELITIAN TPC

Sebelumnya, tidak ada penelitian-penelitian yang menguji model rantai teknologi-ke-


kinerja (technology-to-performance chain atau TPC) secara lengkap. Goodhue dan
Thompson (1995) yang pertama menguji model TPC ini. Tujuan dari penelitian Goodhue
dan Thompson (1995) ini adalah untuk menguji komponen-komponem inti dari model
dengan penekanan utama pada peranan kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit).
Model ini didasarkan pada dua asumsi penting, yaitu:

1. kesesuaian tugas-teknologi (task-teclmology fit atau TTF) akn mempengaruhi


dengan kuat kepercayaan individual tentang konsekuensi-konsekuensi dari
pemakaian (utilization), dan
2. kepercayaan-kepercayaan pemakai ini akan mempunyai dampak terhadap
pemakaian (utilization).

Gambar berikut ini menunjukkan model rantai teknologi-ke- kinerja (technology-to-


performance chain atau TPC) yang disederhanakan dengan menghilangkan konstruk
kepercayaan-kepercayaan (beliefs). Model yang disederhanakan ini yang akan diuji.

2.5.1 Sampel Penelitian


7
Sampel penelitian ini diambil dari dua perusahaan besar, yaitu perusahaan transportasi
dan perusahaan asuransi. Kuestioner digunakan untuk mendapatkan data. Untuk perusahaan
A, kuestioner dikirimkan ke 1.200 pemakai teknologi dan yang kembali hanya 400
kuestioner. Pemakai di sampel ini menggunakan 25 teknologi yang berbeda dan berkerja di
25 departmen bukan sistem informasi yang berbeda. Untuk perusahaan B, respon dari
kuestioner yang kembali adalah 262 kuestioner. Untuk kedua perusahaan, total respoden
yang dapat digunakan adalah sebanyak 662.

2.5.2 Pengukuran
Beberapa konstruk dibentuk dari beberapa item hasil kuestioner. Lima konstruk perlu
dibentuk, yaitu kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit), karakteristik-karakteristik
tugas (task characteristics), karakteristik-karakteristik teknologi (technology
characteristics), pemakaian (utilization), dan dampak-dampak kinerja (performance
impacts).

Kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit)

Kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) diukur dengan pengukuran yang


dikenmbangkan oleh Goodhue (1993). Instrumen Goodhue (1993) terdiri dari 14 dimensi-
dimensi. Di penelitian ini, 7 dimensi ditambahkan sehingga menjadi 21 dimensi.
Berdasarkan penilaian dari reliabilitas dan validitas diskriminan (discriminant validity),
sebanyak 5 dimensi harus di drop. Dengan menggunakan analisis factor komponen-
komponen prinsipal (principal components factor analysis) dengan rotasi promax, jumlah
dimensi yang di usulkan hanya menjadi 8 dimensi. Cronbach alpha untuk kedelapan dimensi
ini berkisar dari 0,60 sampai dengan 0,88.

Karakteristik-karakteristik Tugas (task characteristics)

8
Goodhue (1993) dengan menggabungkan dimensi-dimensi yang digunakan oleh
Perrow (1967) dan Thompson (1967) membuat konstruk untuk mengukur karakteristik-
karakteristik tugas (task characteristics). Dimernsi-dimensi ini adalah ketidak-kerutinan
(non-routineness) dan interdependen (interdependence) dengan unit-unit organisasi lainnya.
Lima pertanyaan digunakan untuk membentuk kedua dimensi ini, yaitu tiga pertanyaan
untuk ketidak-kerutinan (non-routineness) dan dua pertanyaan untuk interdependen
(interdependence). Analisis faktor digunakan untuk menguji validitas konstruk ini dan
berhasil mengelompokkan dengan benar pertanyaan-pertanyaan ke dalam dimensi-
dimensinya dengan factor loading minimal 0,51. Cronbach alpha untuk reliabilitas adalah
sebesar 0,73 dan 0,76 untuk kedua dimensi berturut-turut untuk ketidak-kerutinan (non-
routineness) dan interdependen (interdependence).

Tugas yang dilakukan oleh pemakai sistem tergantung dari tingkat manajemennya dan
tingkat klerikal, manajemen level rendah sampai ke manajemen level atas. Untuk
menangkap perbedaan ini, variabel-variabel dumi digunakan untuk menangkap masing-
masing dari delapan titel pekerjaan (job title).

Karakteristik-karakteristik Teknologi (technology characteristics)

Karakteristik-karakteristik teknologi (technology characteristics) diukur dengan


banyak dimensi. Dalam penelitian ini digunakan dua proksi yaitu proksi pertama adalah
sistem-sistem informasi tertentu yang digunakan oleh responden, dan proksi kedua adalah
departemen dari responden. Dari kuestioner dapat diidentifikasikan sekitar 20 macam sistem
informasi dominan di masing-masing perusahaan. Masing-masing repsonden
didentifikasikan menggunakan sampai 5 macam sistem informasi. Dua puluh lima macam
sistem informasi (13 di perusahaan transportasi dan 12 di perusahaan asuransi) digunakan
minimum oleh lima karyawan.

9
Asumsi yang digunakan di penelitian ini adalah karakteristik untuk masing-masing
sistem dianggap sama untuk semuanya. Untuk responden yang menggunakan satu macam
sistem saja, karakteristik-karakteristik di tangkap dengan suatu variabel dumi (1
menunjukkan menggunakan sistem, 0 menunjukkan tidak menggunakan). Jika responden-
responden menggunakan lebih dari satu sistem informasi, variabel dumi dirata-rata
tertimbang. Misalnya seorang responden menggunakan tiga macam sistem informasi akan
menerima suatu bobot 1/3 untuk masing-masing dari ketiga sistem ini dan bernilai nol untuk
sistem informasi lainnya yang tidak digunakan.

Departemen dari responden juga digunakan sebaga proksi kedua untuk mengukur
karakteristik-karakteristik dari sistem informasi. Departemen sistem informasi dapat
dibedakan dengan departemen-departemen pemakai dalam bentuk perhatian, tekanan,
prioritas, dan hubungan manajemennya. Perbedaan ini dapat mengakibatkan perbedaan jasa
yang diberikan kepada departemen-departemen pemakai dari departemen sistem informasi.
Satu kumpulan variabel-variabel dumi departemental digunakan untuk menangkap tingkat-
tingkat perhatian yang berbeda yang diberikan oleh departemen sistem informasi kepada
masing-masing dari 26 departemen pemakai yang berbeda. Dengan masing demikian 26
variabel dumi digunakan, dengan nilai 1 untuk pemakai yang ada di departemen tersebut
dan nilai 0 untuk pemakai sistem yang berkerja bukan di departemen tersebut.

Pemakaian (utilization)

Pemakaian (utilization) idealnya diukur sebagai proporsi dari waktu yang digunakan
oleh pemakai-pemakai sistem untuk menggunakan sistemnya. Masalahnya adalah proporsi
waktu tersebut tidak mudah diukur untuk penelitian lapangan yang menggunakan survei.
Permasalahan lainnya adalah permasalahan dalam penggunakan wajib atau mandatori.
Untuk beberapa sistem, penggunaannya diwajibkan sebagai bagian deskripsi pekerjaan.
Misalnya adalah pegawai bank teller yang harus menggunakan sistem informasi untuk
melayani nasabah, Jika sistem mandatori, maka semua pemakai akan menggunakannya dan
tidak akan banyak terjadi perbedaan jumlah pemakaian. Jika terjadi jumlah pemakaian ini
karena aturan bukan karena keinginan pemakai sendiri untuk menggunakan sistemnya.
Solusi yang dilakukan adalah dengan mengkonsepsualisasikan pemakaian (utilization)
sebagai seberapa jauh sisetm-sistem informasi telah diintegrasikan kedalam rutin-rutin
pekerjaan masing-masing individual, apakah oleh pilihan individualnya atau oleh mandat
organisasinya.

10
Pemakaian (utilization) kemudian di penelitian Goodhue dan Thompson (1995) ini
dioperasionalkan dengan menanyakan kepada pemakai-pemakai untuk merating seberapa
besar mereka tergantung pada system yang tersedia di organisasi. Responden-responden
dipilih hanya yang menggunakan sampai dengan lima system informasi. Ketergantungan
untuk masing-masing system dirating pada skala tiga-poin (0 tidak sangat tergantung, 1 =
agak tergantung; 2 sangat tergantung). Ketergantungan keseluruhan dari sistem-sistem
(sebagai pengukur utilization) dihitung sebagai jumlah ketergantungan dilaporkan untuk
pemakaian sampai 5 sistem-sistem.

Dampak-dampak Kinerja (performance impacts)

Dampak-dampak kinerja (performance impacts) diukur dengan dampak-dampak


kinerja persepsian. Digunakan pengukuran persepsian (perceived) karena pengukuran
kinerja yang obyektif tidak tersedia di kontek lapangan, dan masing-masing pengukuran
dapat tidak sesuai lintas individual-individual dengan tugas-tugas yang berbeda. Tiga
pertanyaan digunakan yang menanyakan individual-individual untuk melaporkan sendiri
sesuai dengan persepsinya pada dampak persepsian sistem-sistem komputer dan pelayanan-
pelayanannya terhadap efektivitas, produktivitas, dan kinerja di pekerjaan mereka. Karena
terjadi korelasi yang rendah antara satu pertanyaan dengan kedua pertanyaan yang lain, yaitu
berkorelasi sebesar 0,23 dengan satu pertanyaan dan 0,21 dengan pertanyaan yang lain,
maka pertanyaan ini didrop. Cronbach alpha untuk kedua pertanyaan yang digunakan adalah
sebesar 0,61.

Gambar berikut ini menunjukkan model penelitian dengan pengukuran-pengukuran di


masing-masing konstruk.

11
2.5.3 Hasil Empiris
Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menguji modelnya.1 Beberapa
koefisien pengaruh di model akan diuji. Pengaruh-pengaruh di model yang akan diuji adalah
sebagai berikut ini.
Pengaruh-pengaruh Terhadap TTF
Panah yang mengarah ke kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) di Gambar
14.6 menunjukkan pengaruh terhadap TTF. Pengaruh-pengaruh ini diuji dengan
menggunakan delapan regresi berganda dengan masing-masing dependen variabel adalah
dimensi dari TTF. Regresi berganda ini disebut dengan regresi model penuh (full model).
Tiga regresi berganda tambahan dilakukan dengan melepaskan variabel-variabel dumi.
Regresi berganda tanpa variabel-variabel dumi ini disebut dengan regresi model dikurangi
(reduced model). Tiga regresi berganda model dikurangi (reduced model) yang dibuat
adalah regresi berganda dengan melepas variabel-variabel dumi kerja (job dummy
variables), regresi berganda dengan melepas variabel-variabel dumi sistem-sistem (systems
dummy variables), dan regresi berganda dengan melepas variabel-variabel dumi departemen
(department dummy variables). Dengan mengikuti pendekatan yang disarankan oleh Neter
dan Wasseman (1974, hal. 274) penelitian ini menguji efek dari variabel-variabel dumi
dengan menggunakan statistik-F. Nilai statistik ini dihitung dengan melepas semua variabel-
variabel dumi dan kemudian membandingkan hasil regresinya (reduced model) dengan hasil

12
regresi semua variabel (full model). Hasil dari regresi-regresi ini tampak di Tabel berikut
ini.

Pengaruh-pengaruh Karakteristik-karakteristik Tugas Terhadap TTF

Kolom 1 dan 2 menunjukkan dampak-dampak dari tugas-tugas tidak rutin dan tugas-
tugas interdependen. Pengaruh tugas-tugas tidak rutin ke TTF secara signifikan terjadi pada
dimensi-dimensi kualitas (Quality), lokatabilitas (Locatability), (Compatibility), dan
kemudahan digunakan (Ease of use). Hasil-hasil signifikan dan negatif ini berarti bahwa
individual-individual yang terlibat di tugas-tugas tidak rutin akan menilai sistem-sistem
informasi mereka rendah di autorisasi (Authorization), kompatibiltas kualitas datanya, sulit
untuk diakses, rendah autorisasinya, kurang kompatibel dengan sistem-sistem yang lainnya,
dan kurang mudah digunakan. Ini konsisten dengan ide bahwa sifat pekerjaan-pekerjaan
tidak rutin membuat pemakai-pemakai ini dipaksa menggunakan sistem-sistem tersebut
untuk menghadapi permasalahan-permasalahan baru yang muncul, semacam mencari data
yang baru dan menggabungkannya dengan cara-cara yang kurang dikenal. Oleh karena itu,
mereka akan lebih menuntut pada sistem-sistem tersebut dan lebih peka terhadap
kekurangan-kekurangan sistem-sistemnya.

Untuk pengaruh tugas-tugas interdependen ke TTF secara signifikan hanya terjadi


pada dimensi-dimensi kompatibiltas (Compatibility), dan keandalan sistem (Systems

13
reliability). Hasil-hasil signifikan dan negatif ini berarti bahwa individual-individual yang
telibat di tugas-tugas yang interdependen dengan tugas-tugas lainnya akan menilai sistem-
sistem informasi mereka kurang kompatibel dengan sistem-sistem yang lainnya, dan kurang
dapat diandalkan.

Kolom 3 menunjukkan dampak-dampak dari titel-titel pekerjaan (job titles) terhadap


TTF dan hanya signifikan pada dua dimensi-dimensi TTF, yaitu kompatibiltas data
(Compatibility), dan kemudahan autorisasi (Authorization). Tabel 14.4 dan 14.5 berikut ini
menunjukkan analisis yang lebih terinci tentang pengaruh titel-titel pekerjaan terhadap
kompatibiltas data (Compatibility) dan kemudahan autorisasi (Authorization). Hasil di Tabel
14.4 menunjukkan bahwa staf dan manajer tingkat lebih bawah dan menengah merasakan
bahwa data kurang kompatibel, sedang manajemen level atas merasa data kompatibel. Hasil
ini konsisten dengan proposisi bahwa manajemen tingkat atas seringkali sudah mendapatkan
data yang sudah dikumpulkan dari banyak sumber dan tidak pernah terlibat dalam kesulitan
mengumpulkan dan menggabungkannya. Sebaliknya manajer bawah dan menengah serta
staf yang harus mengumpulkan sendiri data tersebar sering menemui kesulitan dan frustasi
dengan data yang tidak kompatibel.

Secara sama, Tabel 14.5 juga menunjukkan bahwa manajer-manajer level atas akan
menemukan lebih mudah mendapatkan autorisasi akses ke data. Sebaliknya, manajer level
bawah dan menengah akan lebih sulit mendapatkan autorisasi untuk mengakses data karena
manajer-manajer tingkat ini harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dengan prosedur yang
lebih ketat dibandingkan dengan manajer atas untuk mengakses data.

14
Pengaruh-pengaruh Karakteristik-karakteristik Teknologi Terhadap TTF

Dua proksi digunakan untuk memproksi karakteristik-karakteristik teknologi, yaitu


sistem-sistem informasi tertentu yang digunakan (Particular Systems Used) dan departemen
(Department). Kolom 4 dan 5 di Tabel 14.3 menunjukkan hubungan antara karakteristik-
karakteristik teknologi ini terhadap dimensi-dimensi TTF.

Proksi karakteristik-karakteristik teknologi yang pertama adalah -sistem-sistem


informasi tertentu yang digunakan (Particular Systems Used). Pengaruh dari sistem-sistemn
yang digunakan terhadap TTF hanya signifikan pada dimensi lokabilitas (Locability) dan
reliabilitas sistem-sistem (Systems Reliabiliy). Ini menunjukkan bahwa beberapa sistem
lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya untuk lokabilitas (Locability) dan
reliabilitasnya (Systems Reliabiliy). Area lain yang diharapkan signifikan untuk
menunjukkan adanya perbedaan antar sistem-sistem yang digunakan adalah kualitas dari
data (Quality), tetapi dimensi ini tidak signifikan. Penjelasannya adalah proksi yang
digunakan untuk mengukur karakteristik-karakteristik teknologi terlalu kasar untuk dapat
menangkap pengaruh yang kuat di penelitian Goodhue dan Thompson (1995) ini. Proksi
yang menangkap pengaruh karakteristik-karakteristik tugas dan karakteristik-karakteristik
teknologi adalah sebanyak 47 variabel-variabel dumi yang akan menghilangkan dampak
dari pengaruh-pengaruhnya. Untuk alasan ini, data kemudian dianalisis lebih lanjut dengan
membuang variabel-variabel dumi departemen yang memang tidak digunakan dan
mempertahankan variabel-variabel dumi sistem di regresi untuk memprediksi kualitas
(Quality). Pembuangan variabel-variabel dumi departemen ini dimaksudkan untuk
mengurangi jumlah variabel-variabel dumi semuanya tidak diperlukan. Tanpa variabel-
variabel dumi departemen di regresi, variabel-variabel dumi sistem merupakan prediktor
yang signifikan pada tingkat 0,05 terhadap kualitas (Quality).

Proksi karakteristik-karakteristik teknologi yang kedua adalah departemen. Hasil di


kolom 5 menunjukkan bahwa departemen adalah prediktor yang signifikan untuk evaluasi
pemakai terhadap ketepatan-waktuan produksi (Production timeliness) dan kemudahan
digunakan (Ease of use). Jika departemen TI lebih menekankan pada suatu departemen
tertentu (misalnya karena alasan strategik), maka diharapkan departemen ini akan mendapat
pelatihan dan kemudahan untuk menggunakan sistem, serta fasilitas yang lebih baru akan
diberikan di departemen tersebut. Area lain yang diharapkan signifikan adalah hubungan
departemen sistem informasi dengan pengguna-pengguna (Relationship with users), tetapi

15
hasilnya tidak signifikan. Alasan yang diberikan adalah sama dengan tidak signifikannya
sistem-sistem yang digunakan dengan kualitas dari data (Quality), yaitu banyaknya variabel-
variabel dumi yang digunakan. Tanpa variabel-variabel dumi sistem di regresi, variabel-
variabel dumi departemen merupakan predictor yang signifikan pada tingkat 0,05 terhadap
hubungan dengan pengguna-pengguna (Relationship with users).

Pengaruh TTF Terhadap Pemakaian

Panah dari kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) ke pemakaian (utilization)


di Gambar 14.6 menunjukkan pengaruh TTF ke pemakaian. Hasil-hasil yang ditunjukkan di
Tabel 14.6 menyediakan dukungan yang kecil terhadap pengaruh TTF ke pemakaian ini.
Hanya tiga variabel saja yang signifikan, yaitu hubungan dengan pengguna-pengguna
(Relationship with users), ketepat-waktuan produksi (Production timeliness), dan keandalan
sistem (Systems reliability). Walaupun tiga dimensi signifikan, tetapi regresi secara
keseluruhan hanya mempunyai adjusted R2 yang sangat kecil yaitu 0,02 signifikan pada
tingkat 0,05.

Dua dari tiga hasil yang signifikan pengaruh kesesuaian tugas-teknologi (task-
technology fit) ke pemakaian (utilization) adalah keandalan sistem (Systems reliability), dan
hubungan dengan pengguna-pengguna (Relationsltip with users). Interpretasi menggunakan
teori perilaku yaitu sikap (atitude) dan kepercayaan-kepercayaan (beliefs) mempengaruhi
perilaku (behavior), kedua hasil koefisien yang negatip tersebut berarti pemakai-pemakai
yang percaya bahwa sistem-sistem yang digunakan kurang dapat diandalkan dan merasa
kurang positip tentang hubungan dengan departemen sistem informasi, kemungkinan akan

16
lebih menggunakan sistem-sistem tersebut. Alasan ini kurang masuk akal karena sistem
yang jelek akan lebih diminati.

Interpretasi yang lebih masuk akal adalah pengaruh kausal ini berkerja dengan arah
yang berlawanan dengan yang diteorikan disebabkan oleh umpan balik (feedback) yang
tampak di Gambar 14.2. Misalnya adalah pemakai- pemakai yang sangat tergantung dengan
sistem-sistem yang digunakannya akan sangat frustasi jika sistem-sistem yang digunakan
mereka rusak karena akan mempengaruhi kinerja mereka. Pemakai-pemakai ini akan
cenderung memberi rating pada sistem sebagai yang tidak dapat diandalkan. Dengan
demikian walaupun sistem tidak dapat diandalkan, pemakai-pemakai ini akan tetap
menggunakan sistem-sistemnya. Secara sama dapat dijelaskan bahwa pemakai-pemakai
yang sangat mengandalkan sistem-sistem akan sangat frustasi dengan hubungan yang jelek
dengan departemen sistem informasi dan akan memberikan rating jelek kepada hubungan
ini. Walaupun ini tidak konsisten dengan teori perilaku yaitu sikap dan persaan (attitude dan
affect) akan mempengaruhi utilization (merupakan suatu perilaku), tetapi konsisten dengan
argumentasi yang diberikan oleh Melone (1990) bahwa dibawah keadaan-keadaan tertentu,
utilization akan mempengaruhi sikap-sikap.

Karena hanya 3 dari 8 variabel yang signifikan, maka pengaruh-pengaruh TTF ke


pemakaian (utiliazation) kurang didukung. Beberapa penjelasan dapat diberikan untuk hasil
yang lemah ini.

1. Penelitian ini mengkonsepsualisasikan pemakaian (utilization) sebagai


ketergantungan dari sistem-sistem informasi, bukannya dengan konsep yang umum,
yaitu durasi atau frekuensi dari penggunaan. Kemungkinan konsepsualisasi yang
kurang tepat dari pemakaian (utilization) yang menyebabkan lemahnya hubungan
antara kepercayaan-kepercayaan (beliefs) dari TTF terhadap perilaku (behavior).
Untuk menguji ini, data tambahan dilakukan di perusahan asuransi dengan mengukur
pemakaian (utiulization) dengan konsep yang lebih umum, yaitu dengan durasi dan
frekuensi penggunaan. Dua regresi tambahan dilakukan, satu dengan TIF
memprediksi durasi dan yang kedua dengan TTF memprediksi frekuensi. Walaupun
R naik sampai dengan 0,10 untuk kedua regresi, tetapi hubungan antara keandalan
sistem (Systems reliability) dan hubungan dengan pengguna-pengguna (Relationship
with users) dengan pemakaian (utilization) masih negatip. Hasil ini menunjukkan

17
bahwa konsepsualisasi dari pemakaian (utilization) bukan penyebab rendahnya
pengaruh TTF ke pemakaian.
2. Penjelasan yang lebih menjanjikan adalah hubungan langsung antara TTF dengan
pemakaian (utilization) mungkin tidak dapat dijustifikasi secara umum, yang berarti
tidak hanya TTF saja yang mendominasi keputusan untuk menggunakan (utilize)
teknologi. Akan tetapi, pengaruh-pengaruh lain dari teori perilaku (behavior) seperti
misalnya kebiasaan (habit), norma-norma sosial (social norms), dan lainnya
mungkin berpengaruh. Ini mengusulkan bahwa hubungan antara TTF terhadap
pemakaian (utilization) perlu mempertimbangkan variabel-variabel lainnya dari
penelitian-penelitian perilaku.
3. Penjelasan yang mungkin adalah tidak ada konseptualisasi dari pemakaian
(utilization) saat ini yang cocok diterapkan di penelitian lapangan dimana banyak
sekali teknologi-teknologi yang tersedia dan banyak tugas-tugas yang dihadapi oleh
pemakai sistem-sistem.

Pengaruh TTF dan Pemakaian (utilization) terhadap Dampak-dampak Kinerja

Panah dari ke kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) dan pemakaian


(utilization) ke dampak-dampak kinerja (Performance Impacts) di Gambar 14.6
menunjukkan pengaruh-pengaruh yang akan diuji ini.

Untuk memnguji pengaruh-pengaruh ini, tiga macam regresi dijalankan menggunakan


tiga macam variabel independen yang berbeda, yaitu 1) hanya pemakaian (utilization) saja,
2) hanya delapan factor TTF saja, dan 3) pemakaian dan delapan factor TTF bersama-sama.
Hasil-hasil ini tampak di Tabel 14.7, berikut ini.

18
Hasil-hasil yang disajkan di Tabel 14.7 menunjukkan bahwa pemakaian (utilization)
saja hanya menjelaskan 4% (nilai adj. R2) dari variasi. Bersama-sama pemakaian
(utilization) dan TTF menjelaskan 16% dari varians.

Model 3 di Tabel 14.7 menunjukkan bahwa kualitas (Quality), ketepat-waktuan


produksi (Production timeliness), dan hubungan dengan pengguna-pengguna (Relationship
with users) memprediksi dampak persepsian yang lebih besar dibandingkan yang dapat
diprediksi oleh pemakaian (utilization) saja. Hasil ini menunjukkan dampak-dampak kinerja
merupakan fungsi dari baik kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) dengan
pemakaian (utilization) bukan dengan pemakaian (utilization) saja.

2.5.4 Simpulan Penelitian


Model TPC yang dikenalkan ini mampu menunjukkan bahwa bagaimana teknologi-
teknologi dapat menambah nilai kepada kinerja individual. Hasil-hasil yang diperoleh
adalah dukungan moderat bahwa TTF merupakan fungsi baik karakteristik-karakteristik
sistem-sistem dan karak-teristik-karakteristik teknologi, dan dukungan yang kuat, yaitu
untuk memprediksikan kinerja baik TTF dan pemakaian (utilzation) harus dilibatkan.

19
Banyak bukti dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukan terjadinya dampak
kegunaan (usefulness), keuntungan relatif, dan kepentingan (importance)terhadap
pemakaian (utilization) mengusulkan bahwa paling tidak untuk beberapa keadaan suatu
huibungan antara TTF degan pemakaian (utilization) terjadi.

2.5.5 Implikasi untuk Mewakili Kesuksesan Sistem Informasi

Karena dampak-dampak kinerja dari sistem teknologi informasi sulit diukur secara
langsung, peneliti sering menggunakan proksi (proxy) atau surogasi (surrogate) untuk
mengukur kesuksesan dari sistem teknologi informasi. Jika surogasi yang dipilih tepat, maka
model yang akurat akan dapat menjelaskan bagaimana sistem teknologi informasi
memberikan nilai yang diperlukan.

Banyak peneliti mengusulkan bahwa pemakaian (utilization) merupakan surogasi


yang tepat jika penggunaan sistem informasi adalah sukarela, dan evaluasi-evaluasi pemakai
(user evaluations) tepat jika penggunaan sistem-sistem adalah wajib atau mandatori. Jika
dampak-dampak kinerja merupakan suatu fungsi gabungan antara permakaian (utilization)
dan TTF, seperti yang diusulkan oleh model dan hasil-hasil empiris dari penelitian ini, maka
salah satu saja bukan merupakan surogasi yang tepat kecuali dibawah keadaan-keadaan yang
sangat khusus.

Seseorang dapat berargumentasi bahwa bahwa satu konstruk saja sudah dapat menjadi
surogasi yang tepat jika konstruk yang lainnya sudah pasti. Misalnya, TTF dapat menjadi
surogasi yang tepat, jika pemakaian (utilization) dipastikan (yaitu digunakan secara
mandatori). Bukti dari penelitian terakhir menunjukkan bahwa pemakaian (utilization)
bersifat kontinyu dan individual-individual biasanya melakukan pemakaian sebagian
dengan sukarela. Jika pemakaian (utilization) adalah sebagian sukarela, maka TTF sendiri
adalah surogasi yang tidak lengkap untuk kesuksesan sistem teknologi informasi. Secara
sama, walaupun pemakaian (utlization) merupakan surogasi yang baik jika TTF dipastikan,
sangat jarang dapat dirasakan sebelumnya (a priori) bahwa sistem informasi sudah sesuai
(fit) dengan kebutuhan dan kemampuan pemakai kenyataannya.

Dapat juga diargumentasi bahwa salah satu dari konstruk ini dapat menjadi sebuah
surogasi yang baik untuk kesuksesan sistem teknologi, jika kedua konstruk yait pemakaian
(utlization) dan TTF berkorelasi. Kenyataannya pada hasil-hasil penelitian ini, kedua
kontruk ini tidak berkorelasi dengan kuat. Jika pemakaian (utlization) sebagian sukarela dan

20
pemakaian (utlization) juga dipicu oleh ekspektasi dampak-dampak kinerja, maka surogasi
yang tepat untuk dampak-dampak kinerja seharusnya melibatkan kedua pengukuran-
pengukuran TTF dan pemakaian (utlization).

2.5.6 Implikasi untuk Dampak Keterlibatan Pemakai

Penelitian-penelitian di keterlibatan pemakai dan kesuksesan sistem teknologi


informasi telah melihat pada dampak dari keterlibatan pemakai terhadap sikap-sikap
pemakai, dan terutama pada komitmen pemakai untuk menggunakan sistemnya. Model TPC
juga mengarahkan perhatian ke aspek keberhasilan implementasi sistem yang lain. Jika
pemakai-pemakai sistem, yang memahami tugas bisnis, terlibat dalam perancangan sistem,
akan lebih mungkin sistem yang dirancang akan sesuai (fit) dengan tugas yang dibutuhkan.
Dengan demikian, keterlibatan pemakai akan berakibat tidak hanya pada komitmen
pemakai, tetapi juga (dengan cara yang benar-benar berbeda) kualitas atau kesesuaian (fit)
dari sistem-sistem yang dihasilkan.

2.5.7 Implikasi untuk Perencanaan Diagnostik Permasalahan-Permasalahan Sistem


Teknologi Informasi

Sebagaimana model TPC menjadi lebih solid didukung, dan peran kritis dari TTF
dalam memberikan dampak-dampak kinerja sudah jelas, diusulkan bahwa TTF adalah fokus
yang baik untuk mengembangkan suatu alat diagnostik untuk sistem dan pelayanan sistem
teknologi informasi di suatu perusahaan tertentu. Untuk lebih berguna, diagnostik ini harus
lebih dari konstruk yang umum (semacam keuntungan relatif) ke konstruk yang lebih terinci
(misalnya kualitas data, lokabilitas, keandalan sistem, dan lain-lainnya) yang dapat lebih
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kemapuan-kemampuan sistem dan
kebutuhan-kebutuhan pemakai. Berbasis pada pemahaman perbedaan-perbedaan yang
spesifik, manajer-manajer mungkin dapat memutuskan: 1) menghentikan atau merancang
ulang kepuasan pemakaian, kegunaan, atau sistem-sistem atau kebijakan-kebijakan, 2)
melakukan pelatihan pada program-program yang diseleksi untuk meningkatkan
kemampuan pemakai-pemakai, 3) merancang ulang tugas-tugas untuk mendapatkan
keuntungan lebih lanjut dari potensial sistem teknologi informasi. Lebih lanjut dari sekedar
mendukung pentingnya konstruk TTF, penelitian ini mendorong usaha untuk
mengidentifikasikan mengukur komponen-komponen berbeda dari dan kesesuaian tugas-
teknologi. Dengan demikian, merupakan langkah yang sangat penting menyediakan suatu
alat diagnostik yang berarti untuk keperluan praktek.

21
2.5.8 Implikasi untuk Penelitian Mendatang

Pengukuran konstruk berlanjut menjadi perhatian kunci di domain penelitian ini.


Walaupun penelitian Goodhue dan Thompson (1995) ini sudah menambahkan basis
pengetahuan tentang pengukuran komponen-komponen TTF, tetapi masih banyak ruang
yang lebar untuk perbaikan-perbaikan di penelitian-penelitian mendatang. Memperbaiki
dimensi-dimensi TTF yang sudah ada, atau mengembangkan untuk lebih memfokuskan
pada tugas-tugas pemakai merupakan arae-area potensial untuk perbaikan-perbaikan.
Sebagai tambahan, pengukuran-pengukuran karakteristik-karakteristik dari sistem-sistem
informasi dan pelayanannya di penelitian ini diakui masih kasar. Akan lebih baik lagi jika
ditemukan lebih lanjut pengembangan beberapa kumpulan standar dari dimensi-dimensi
yang dapat diukur untuk digunakan membandingkan basis teknologi informasi lintas
perusahaan-perusahaan. Secara sama, akan juga penting untuk melanjutkan kerja
mendefinisikan dan mengukur pemakaian (utilization) untuk mendapatkan pemahaman
lebih baik peran dari konstruk tersebut. Ini juga sangat penting untuk lebih jauh memahami
dampak-dampak kinerja persepsian (perceived performance impacts), mungkin dengan cara
membangun suatu lingkungan laboratorium yang mana suatu model dapat diuji dengan
pengukuran-pengukuran obyektif dair kinerja.

Jalan kedua untuk penelitian mendatang adalah mengembangkan lingkup pengujian


lintas setting yang lebih luas. Menguji lintas lingkup perusahaan-perusahaan yang lebih luas
akan memberikan perasaan lebih baik tentang kepentingan relatif dari komponen-komponen
bervariasi dari TTF. Jelasnya terjadi dilema menggunakan setting yang lebih luas akan
cenderung mengurangi dampak dari efek-efek tertentu tetapi akan memberikan kejelasan
tetapi akan memberikan kejelasan yang lebih besar dari dannpak-dampak yang lebih dari
yang umum diberikan. Suatu kesempatan tambahan adalah secara eplsit memerīksan umpan
balik (feedback) di model. Sebagai misal, area yang menarik untuk diinvestigasi adalah pada
pengaruh dampak-dampak kinerja pada pemakaian (utilization), baik secara langsung atau
tidak langsung lewat perubuhan-perubhahan dari penilaian pemakai terhadap TIF dan
konsekuensi-konsekuensi persepsian dari penggunaan sistem informasi.

Model-model adalah cara-cara menstrukturkan apa yang dipahami tentang realitas,


mengklarifikasi pemahaman-pemahaman, dan untuk mengkomunikasikan pemahaman-
pemahaman kepada yang lainnya. Jika sudah diartikulasi dan dibagikan, suatu model dapat
mengarahkan pemikiran dengan cara-cara yang produktif tetapi dapat juga membatasi

22
pemikiran kedalam jalur di model, menutupi untuk melihat bagian apa yang sedang terjadi
di domain yang modelkan. Sudah dipercaya bahwa model TPC merupakan model evolusi
yang berguna dari model-model tentang peranan teknologi informasi yang mempengaruhi
dampak-dampak kinerja. Ini seharusnya menyediakan basis yang lebih baik untuk
memahami konstruk-konstruk kritis dan unituk memahami bagaimana mereka berhubungan
dengan isu-isu penelitian sistem informasi yang lainnya.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Model TPC yang dikenalkan ini mampu menunjukkan bahwa bagaimana teknologi-
teknologi dapat menambah nilai kepada kinerja individual. Hasil-hasil yang diperoleh
adalah dukungan moderat bahwa TTF merupakan fungsi baik karakteristik-karakteristik
sistem-sistem dan karak-teristik-karakteristik teknologi, dan dukungan yang kuat, yaitu
untuk memprediksikan kinerja baik TTF dan pemakaian (utilzation) harus dilibatkan.
Banyak bukti dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukan terjadinya dampak
kegunaan (usefulness), keuntungan relatif, dan kepentingan (importance)terhadap
pemakaian (utilization) mengusulkan bahwa paling tidak untuk beberapa keadaan suatu
huibungan antara TTF degan pemakaian (utilization) terjadi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto H.M. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta : ANDI.

25

Anda mungkin juga menyukai