Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROSES PENCATATAN AKUNTANSI ZAKAT


Disusun sebagai salah satu syarat mata kuliah Lembaga Pengelola Zakat yang diampu oleh
Munir,SE, M.Akun

Disusun oleh :

Kelompok 5:
 Erismaning Agustin (E20173074)
 Azizah Harfiatus S (E20173076)
 Latifah (E20173095)
 Taufik Nurrohman (E20173066)
 Novi Rifqiatul A
 Achmad Fathoni K (E20173085)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

S
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Defnisi Akuntansi Zakat..............................................................................


B. Dasar standar Akuntansi Zakat.............................................................
C. Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran Zakat......................
D. Proses pencatatan Akuntansi Zakat......................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

S
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT, semoga shlawat dan
salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta para
sahabat dan kita semua sebagai umat yang taat dan turut terhadap ajaran apa yang dibawanya.

Alhamdulillah berkah rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Materi ini disajikan secara singkat yang kami ambil dari beberapa sumber referensi terpilih.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini, semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan menjadi amal saleh bagi penulis. Amin

Jember, 19 Oktober 2019

Penulis

S
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Zakat merupakan salah satu ibadah pokok dalam Islam yang dapat menjadi pilar
utama dan tool untuk menegakkan keadilan dalam kehidupan sosial serta dapat meningkatkan
kesejahteraan umat. Zakat menurut istilah fiqh Islam adalah sejumlah harta tertentu yang
wajib dikeluarkan dari kekayaan orang-orang kaya (the have) untuk diserahkan kepada
orang-orang yang berhak menerimanya menurut aturan-aturan atau syariat Allah SWT.

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011, zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang Muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa tujuan dari
zakat adalah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan keadilan sosial dan
penanggulangan kemiskinan sehingga diharapkan di masyarakat tidak terjadi

Menurut PSAK No. 109, tujuan zakat yang mulia tersebut akan dapat tercapai
apabila dalam pengelolaan zakat dilakukan secara baik dan professional (good zakat
governance), artinya bahwa zakat seharusnya dikelola secara melembaga sesuai dengan
syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan
akuntabilitas.

Pengelolaan Zakat menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 adalah suatu


kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengorganisasian dalam pengumpulan,
pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Di Indonesia, lembaga yang berwenang
melakukan kegiatan itu adalah lembaga pengelola zakat yang formal dan berbadan hukum
yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga
Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan pemerintah. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS dapat dibantu oleh Unit Pengumpul Zakat
(UPZ). UPZ merupakan satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu
mengumpulkan zakat Salah satu kegiatan utama dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi pengelola zakat adalah pengumpulan zakat sangat tergantung kepada para donatur
(Muzakki). Selama masih ada muzakki yang menyalurkan zakatnya pada OPZ maka fungsi

S
OPZ akan berjalan secara baik, namun sebaliknya ketika tidak ada muzaki yang menyalurkan
zakatnya pada OPZ maka OPZ tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu,
salah satu usaha yang wajib dilakukan oleh OPZ adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran,
kepatuhan dan motivasi masyarakat Muslim yang mampu untuk menunaikan kewajiban
zakatnya kepada OPZ terutama kepada organisasi formal yang berbadan hukum (BAZNAS
dan LAZ).

B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa definisi akuntansi zakat?
B. Bagaimanan dasar standar akuntansi zakat?
C. Apa saja ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran zakat?
D. Bagaimana proses pencatatan akuntansi zakat?
E. Apa saja sistem lembaga zakat?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk lebih mengetahui dan lebih memahami seperti apa proses pencatatan akuntansi
dalam zakat.
2. Untuk lebih mengerti apa saja sistem lembaga zakat

S
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFNISI AKUNTANSI ZAKAT

Akuntansi dapat diartikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,


laporan, dan penganalisaan data keuangan organisasi1. Akuntansi juga diartikan sebagai
bahasa bisnis yang memberikan informasi tentang komdisi ekonomi suatu perusahaan atau
organisasi dan hasil usaha pada waktu periode tertentu, sebagai pertanggung jawaban
manajemen serta untuk pengambilan keputusan.

Akuntansi sebenarnya merupakan salah satu kajian islam yang diserahkan


kemapuan akal pikiran manusia untuk menegembangkanya karena akunatnsi ini urusanya
adalah muamalah.sehingga menyimpulkan bahwa nilai nilai islam ada pada dalam akuntansi
ada dalam struktur muamalat islam.2 Oleh karena itu para pakar syariah islam dan akunatnsi
harus mencari dasar penerapan dan pengembangan standar akunatnsi yang berbeda dengan
standar akunatnsi konvensional seperti dikenala pada saat ini standar akunatnsi tersebut
menjadi kunci sukses badan pengelola zakat dalam melayani masyarakat disekitar. Standar
akutansi zakat sesungguhnya mempunyai aturan tersendiri dengan melihat sifat zakat
ini,standar akutansi akan mengikuti bagaimana harta dinilai dan diukur. Secara standar
akuntansi umum standar akuntansi zakat akan dijelaskan sebagai berikut penilaian harga
pasar sekarang aturan satu tahun kekayaan asset aktiva tetap kena pajak.

Akuntabilitas organisasi pengelola zakat ditunjukkan pada laporan keuangan


tersebut untuk bisa diartikan dandisahkan organisasi resmi lembaga zakat harus
menggunakan sistem pembukuan yang benar dan siap diaudit ini artinya standar akuntansi
zakat keluarnya PSAK N0 109 tentang akunatnsi zakat yang berlaku dan efektif mengingat
penerpan akuntansi zakat tersebut mempunyai potensi dan mempunyai dampak yang sangat
besar pada perkembangan laporan keuangan terutama pada organisasi pengelola zakat harus
menerapkan akuntansi zakat. Karena laporan keuangan lembaga pengelola zakat harus
transparan dan benar dalam pencatatan transaksi itu akan mempengaruhi kepercayaan muzaki
1
Jusuf,haryono ,Dasar dasar akuntansi jilid 1 Yogyakarta:YKPN,2001hlm 5
2
Harahap,sofyan shakiri akuntansi islam Jakarta : bumi aksara 2004hlm 143.
6

S
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Akuntansi juga
diartikan, sebagai bahasa bisnis yang memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu
perusahaan atau organisasi dan hasil usaha pada waktu atau periode tertentu, sebagai
pertanggungjawaban manajemen serta untuk pengambilan keputusan. Dari pengertian definisi
akuntansi diatas, menurut Husein Sahatah (1997) akuntansi zakat mal dianggap sebagai salah
satu cabang ilmu akuntansi yang dikhususkan untuk menentukan dan menilai aset wajib
zakat, menimbang kadarnya (volume), dan mendistribusikan hasilnya kepada para mustahiq
dengan berdasarkan kepada kaidah-kaidah syariat Islam. Berdasarkan pengertian tersebut
maka yang menjadi tujuan dari akuntansi adalah:
Pertangungjawaban, Menjalankan Fungsi Manajemen (Planniang, Organizing,
Actuating, Controlling), Pengawasan, Sarana untuk Pengambilan Keputusan. Tujuan
lainnya dari akuntansi Zakat Menurut AAS-IFI (Accounting & Auditing Standard for
Islamic Financial Institution) adalah menyajikan informasi mengenai ketaatan organisasi
terhadap ketentuan syari’ah Islam, termasuk informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran yang tidak diperbolehkan oleh syari’ah, bila terjadi, serta bagaimana
penyalurannya. Berdasarkan tujuan tersebut maka memperlihatkan betapa pentingnya
peran Dewan Syari’ah (mengeluarkan opini syariah).

B. KERANGKA DASAR STANDAR AKUNTANSI ZAKAT

Kerangka dasar standar akuntansi zakat merujuk pada kerangka dasar penyusunan
dan penyajian laporan keuangan syariah (KDPPLKS). Tujuan laporan keuangan Lembaga
Zakat sesuai dengan DPPLKS adalah:

1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah


2. Informasi aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip
syariah, bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggungjawab entitas syariah
terhadap amanah

Untuk tujuan ke-4 sudah tercakup dalam lembaga zakat itu sendiri sebagai fungsi sosial.

Asumsi dasar akuntansinya sebagai berikut:


7

S
1. Dasar akrual
Dasar akrual disini menggambarkan keadaan entitas. Berapa besar aset dan
kewajiban entitas. Sedangkan dengan pengakuan pendapatan atau beban yang
berbasis akrual mengindikasikan bahwa informasi dicatat tidak hanya pada saat kas
diterima, tetapi pada saat kejadian.
Zakat harus diberikan oleh muzakki secara tunai tidak boleh dalam bentuk piutang
atau utang. Hal ini disebabkan zakat harus dimiliki mutlak oleh muzakki.
2. Kelangsungan usaha
Lembaga zakat didasari atas usaha yang kontinyu. Tidak ada niatan untuk
melikuidasi atau beroperasi sebatas pada periode tertentu saja.
 Standar akuntansi lembaga zakat

PSAK No. 109 secara umum hanya mengatur pengakuan dan pengukuran atas
zakat, infak dan sedekah, begitu juga dengan penyajian dan pengungkapan. Hal lain yang
diatur diluar PSAK dapat merujuk pada PSAK yang berlaku umum dan hal lain yang terkait
dengan perlakuan teknis yang belom diatur dapat dilakukan perlakuan secara profesional.

Untuk laporan keuangan merujuk pada PSAK No. 101 dan 109, komponen laporan keuangan
sebagai berikut:

1. Laporan posisi keuangan


Laporan posisi keuangan
BAZ “XYZ”

Keterangan Rp Keterangan Rp

S
Aset Liabilitas
Aset lancar Liabilitas jangka pendek xxx
Kas dan setara kas xxx Biaya yang masih harus xxx
dibayar
Piutang xxx
Efek xxx Liabilitas jangka panjang
Liabilitas imbalan kerja xxx
Aset tidak lancar Jumlah liabilitas xxx
Aset tetap xxx
Akumulasi penyusutan xxx Saldo dana

Dana zakat xxx


Dana infak/sedekah xxx
Dana amil xxx

Jumlah dana xxx


Jumlah asset xxx Jumlah liabilitas dan saldo xxx
dana

2. Laporan perubahan dana


Laporan perubahan dana
BAZ “XYZ”

Keterangan Rp

S
Dana zakat
Penerimaan
Penerimaan dari muzaki xxx
Muzaki dari entitas xxx
Muzaki individual xxx
Hasil penempatan xxx
Jumlah penerimaan xxx
Penyaluran
Amil xxx
Fakir miskin xxx
Riqab xxx
Gharim xxx
Muallaf xxx
Sabilillah xxx
Ibnu sabil xxx
Alokasi pemanfaatan aset kelolaan (misalnya xxx
beban penyusutan)
Jumlah penyaluran xxx
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx
Saldo akhir

Dana infak/sedekah
Penerimaan
Infak/sedekah terikat xxx
Infak/sedekah tidak terikat xxx
Hasil pengelolaan xxx
Jumlah penerimaan xxx

Penyaluran
Amil xxx
Infak/sedekah terikat xxx

10

S
Infak/sedekah tidak terikat xxx
Alokasi pemanfaatan aset kelolaan (misalnya xxx
beban penyusutan dan penyisihan)
Jumlah penyaluran xxx
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx
Saldo akhir xxx

Dana amil
Penerimaan
Bagian amil dari dana zakat xxx
Bagian amil dari dana infak/sedekah xxx
Penerimaan lain xxx
Jumlah penerimaan xxx
Penggunaan
Beban pegawai xxx
Beban penyusutan xxx
Beban umum dan administrasi lain xxx
Jumlah penggunaan xxx
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx
Saldo akhir xxx
Jumlah saldo dana zakat, dana xxx
infak/sedekah dan dana amil

3. Laporan perubahan aset kelolaan


Laporan perubahan aset kelolaan
BAZ “XYZ”

11

S
Keterangan Sald Penambahan Pengurangan Akumulasi Akumulasi Saldo
awal penyusutan penyisihan akhir

Dana
infak/sedekah
aset kelolaan
(misal piutang
bergulir)
Dana
infak/sedekah
aset tidak
lancar kelolaan
(misal RS atau
sekolah)
Dana zakat
aset kelolaan
(misal RS atau
sekolah

4. Laporan arus kas


Untuk laporan arus kas merujuk pada PASK No. 2, format yang digunakan adalah
metode langsung sehingga menggambarkan arus kas secara langsung.
5. Catatan atas laporan keuangan
Merujuk pada PSAK No. 101.

C. KETENTUAN MENGENAI PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ZAKAT

Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan
ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq).3

Berikut ini ada beberapa ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran zakat:
- Pengakuan awal:
3
Ahmad Ifham Sholihin, 2010, Ekonomi Syariah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
12

S
1. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima.
2. Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat
a. Jika dalam bentuk kas, sebesar jumlah yang diterima
b. Jika dalam bentuk nonkas, sebesar nilai wajar aset non kas tersebut
3. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar. Jika
harga pasar tidak tersedia, dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya
sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan
4. Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat
untuk bagian nonamil.
5. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk masing-masing mustahiq ditentukan
oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebiakan amil.
6. Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui
amil, aset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika atas jasa
tersebut amil mendapatkan ujrah/fee, diakui sebagai penambah dana amil.
- Pengukuran setelah pengakuan awal:
1. Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, jumlah kerugian yang ditanggung
harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau pengurang dana amil
tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut
2. Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai:
a. Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil
b. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil
D. PROSES PENCATATAN AKUNTANSI ZAKAT
Tugas pokok lembaga amil zakat yaitu mengumpulkan dan mendistribusikan yang
sesuai tentang agama maka peranan akuntansi sangat berkaitan dengan proses pendistribusian serta
pembuatan laporan keuangan oleh lembaga lembaga amil zakat dengan tujuan untuk mempertanggung
jawabkan amil kepada masyarakat umum khususnya para muzaki yang telah menyalurkan dananya
percaya kepada lembaga amil zakat adapun laporan keuangan lembaga amil zakat menurut PSAK 109.
Meliputi:
a. Laporan neraca /laporan posisi keuangan
b. Laporan perubahan dana
c. Laporan aktivitas atau sumber pengguna dana
d. Laporan aruskas

13

S
e. Catatan atas laporan keuangan 4
Laporan neraca/laporan posisi keuangan tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan
informasi mengenai aktiva, kewajiban dan aktiva bersih (saldo dana) dan informasi mengenai
hubungan unsure tersebut pada waktu tertentu. Kegunaan dari laporan neraca adalah menilai
kemampuan organisasi untuk memberikan jasa scara berkelanjutan menilai likuiditas
fleksiblitas keuangan dan kemapuan untuk memnuhi kewajiban kebutuhan eksternal.
Laporan perubahan dana dimana amil menyajikan laporan perubahan zakat
infaq/shadaqah dana amil dana non halal. Penyajian laporan perubahan dana mencakup tetapi
tidak terbatas pada pos pos berikut; dana infaq/shadaqah dana amil dan dana nonhalal.
Laporan aktivitas atau sumber dan pengunaan dana, menyediakan informasi mngenai
pengaruh transaksi dan peristiwa yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih hubungan
antar transaksi dan peristiwa lain serta bagaimana pengunaan sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program. LSPD berguna untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode menlai
upaya kemampuan dan tanggung jawab dan kinerja pengelola. Tujuan dari laporan aktivitas
dan sumber dan pengunaan dana yaitu untuk menyediakan informasi mengenai pelaksanaan
tanggung jawab dan kinerja pengelola.
Laporan arus kas adalah laporan yang tujuanya menyajikan informasi mengenai
penermaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Catatan atas laporan keuangan berisi mengenai gambaran umum lembaga berupa sejarah
visi dan misi maksud dan tujuan susunan pengurus. Kebijakan akuntansi ruang linkup kegiatan
dan penjelasan pos pos laporan keuangan yang penting disetiap komonen.
Laporan keuangan yang dibuat harus sesuai dengan prinsip akuntansi islam yaitu
keadilan, kebenaran dan penanggung jawaban adapun prinsip khusus akuntansi syariah adalah
sebagai berikut cepat pelaporanya memuat informasi menyeluruh informasi ditunjukan untuk
semua pihak yang teliti dan detail. Tidak memanipulasi dan melakukan secara kontinya.5 Dari
semua itu akan digunakan sebagai bahan pertanggung jawaban yang tujuan nya adalah
menjaga keadilan dan kebenaran dan artinya prinsip prinsip tersebut menekankan pada
pertanggung jawaban agar pihak yang terlibat tidk dirugikan.
Seperti dalam tujuan akuntansi zakat yang sesuai dengan PSAK109 yaitu bertujuan untuk
mengatur pengakuan pengukuran penyajian dan pengungkapan transaksi zakat infaq dan

4
Ikatan akuntansi Indonesia PSAK No.109, dewan standar akuntansi keuangan ikatan akuntan Indonesia,2008
5
Muhammad,prinsip prisip Al Quran Yogyakarta 2000 hlm 42.
14

S
shadaqah.6 Karena pengakuan merujuk pada prinsip yang mengatur kapan dicatatnya transaksi
pendapatan (revenue). Beban( expense) laba(gain) dan rugi (loss)7. Pengukuran juga berperan
penting dalam laporan keuangan yaitu atribut yang dipakai dalam pengukuran aspek
pengukuran ini hampir tidak berbeda dengan akuntansi konvensional, karena semua atribut
yang dijadikan acan harus mempertimbangkan unsure relevan realibilitiy, understanlity, dan
comparability.8
Berikut contoh akuntansi zakat, infaq/ shadaqah.
Contoh transaksi Zakat Infaq/ sedekah
Penerimaan kas Kas kas
Penerimaan kas penerimaan infaq/sedekah
Penerimaan non kas Asset nonkas Asset nonkas
Penerimaan zakat Penerimaan zakat bisa masuk
lancer atau tidak lancer
Penyaluran zakatyang Kas
ditunjuk muzaki Penerimaan dana amil
Infaq dikelola untuk Kas
mendapatkan hasil Hasil investasi
Infaq bagian amil Kas
Dana amil
Biaya operasional Beban dana zakat Beban dana infaq/sedekah
Kas Kas
Pembayaran amil lain Beban dana amil
Kas

Infaq bagian amil Kas


Dana amil
Biaya operasional Beban dana zakat Beban dana infaq/sedekah

6
Ikatan akuantansi Indonesia.op cit
7
Adnan M Akhyar, akuntansi syariah prospek dan tantanganya,Yogyakarta UJI pres 2005, hal,53.
8
Ibid hlm.54
15

S
Kas Kas
Penyaluran lewat amil Piutang penyaluran
Kas
Penyaluran infaq/sedekah Piutang dan bergilir
bergilir Kas
Ketika sudah disalurkan amil Penyaluran zakat
Piutan penyaluran
Pembayaran amil lain Beban dana amil
Kas
Penyaluran berupa asset tetap Penyaluran zakat depresiasi Penyaluran infaq/sedekah
Akm. Penyusutan Akm. Penyusutan
Ketika asset sudah selesai Akm penyusatan Akm penyusutan
Asset tetap Asset tidak lancer

Contoh laporan keuangan Bazas sebagai reprsentasi pemerintah.


Badan amil zakat nasional
Laporan posisi keuangan
Per 31 Desember 2012 (Rupiah)

Asset
Asset lancer
Kas dan setara kas 20.300.192.454
Piutang qardhul hasan amil 494.290.764
Piutang penyaluran 3.305.581. 218
16

S
Uang muka kerja 1.776.545.860
Asset kelolaan lancar 621.310.134
26.497.920.430
Asset tidak lancer
Asset tetap 847.693.592
Asset tidak lancar 835.554.268
1.482.247.860

Jumlah asset 27.961.168.290

Liabilitas dan saldo dana

Liabilitas jangka pendek

Biaya yang masih harus dibayar 70.000.000.

Utang kepada pihak ketiga

70.000.000.

Saldo dana

Dana zakat 34.142.238.180

Dana infaq/sedekah 2.306.708.958

Dana amil 1.266.887.402

Dana non syariah 195.333.750

27.911.168.290

jumlah liabilitas dan saldo dana 27.981.168.290

E. SISTEM LEMBAGA ZAKAT

Sistem lembaga zakat dapat memengaruhi pola akuntansinya. Berikut pola


akuntansi terkait dengan sistem zakat di lembaga zakat:

17

S
1. Zakat pusat
Zakat yang dibayarkan ke kantor pusat seharusnya didukung oleh sistem
akuntansi yang memadai. Hal ini untuk memudahkan pelaporannya. Hal ini juga
harus didukung oleh sistem perbankan yang memadai karena untuk mengecek dana
yang masuk sehingga memudahkan untuk verifikasi.
2. Cabang lembaga zakat
Untuk lembaga zakat yang memiliki cabang sebaiknya rekening bank
yang digunakan sama dengan kantor pusat. Hal ini untuk memudahkan dalam
pelaporan dan pengecekan saja. Kantor cabar lebih ke arah sebagai pemasaran dan
pengembangan potensi di sekitar cabang.
3. Unit pungutan zakat (UPZ)
UPZ biasanya digunakan sebagai wakil dari Baznas. Sistemnya bisa
berbeda dengan konsep cabang. UPZ dapat dipungut sendiri dana zakat. Namun dapat
menggunakannya disekitar UPZ, tentunya ini dengan izin Baznas pusat atau daerah.
Dana yang dikumpulkan harus diserahkan semua ke Baznas pusat atau daerah, jika
ada keperluan atau kegiatan dapat mengajukan proposal. Yang sering terjadi adalah
tidak semua dana yang dikumpulkan diserahkan ke Baznas karena disebabkan
masalah birokrasi.
Dengan semakin canggih perkembangan teknologi, lembaga zakat harus didukung
oleh sistem informasi yang baik pula. Koordinasi antara website dan jaringan dan
sistem perbankan akan memudahkan dalam praktik dan pelaporannya.

18

S
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Akuntansi sebenarnya merupakan salah satu kajian islam yang diserahkan


kemapuan akal pikiran manusia untuk menegembangkanya karena akuntansi ini urusanya
adalah muamalah.sehingga menyimpulkan bahwa nilai nilai islam ada pada dalam akuntansi
ada dalam struktur muamalat islam

Laporan keuangan yang dibuat harus sesuai dengan prinsip akuntansi islam yaitu
keadilan, kebenaran dan penanggung jawaban adapun prinsip khusus akuntansi syariah
adalah sebagai berikut cepat pelaporanya memuat informasi menyeluruh informasi
ditunjukan untuk semua pihak yang teliti dan detail. Tidak memanipulasi dan melakukan
secara kontinya. Seperti dalam tujuan akuntansi zakat yang sesuai dengan PSAK109 yaitu
bertujuan untuk mengatur pengakuan pengukuran penyajian dan pengungkapan transaksi
zakat infaq dan shadaqah

19

S
DAFTAR PUSTAKA

Jusuf,haryono ,Dasar dasar akuntansi jilid 1 Yogyakarta:YKPN,2001

Harahap,sofyan shakiri akuntansi islam Jakarta : bumi aksara 2004

https://www.academia.edu/11312174/Pedoman_Akuntansi_Lembaga_Zakat

https://books.google.co.id/books?id=3F5nDwAAQBAJ&pg=PA68&dq=perlakuan+akuntansi
+zakat&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjQtujj2KXlAhWOT30KHaNWDaYQ6AEIKTAA#v=
onepage&q=perlakuan%20akuntansi%20zakat&f=true

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=2ahUKEwi2
ndG8pKflAhXf8HMBHWhVCOsQFjACegQIAhAC&url=https%3A%2F%2Fmedia.neliti.co
m%2Fmedia%2Fpublications%2F22829-ID-penerapan-akuntansi-zakat-pada-lembaga-amil-
zakat-studi-pada-laz-dpu-dt-cabang-s.pdf&usg=AOvVaw3DlXNhVZQW9U1hoU_dNsCm

20

Anda mungkin juga menyukai