ASURANSI SYARIAH
Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini peserta
diharapkan mengetahui dan mengerti akan:
Struktur Polis dari Produk Asuransi Life dan
General
Jenis dan Manfaat Produk Asuransi Jiwa
Syariah
Jenis dan Manfaat Produk Asuransi Umum
syariah
Perkembangan Industri Asuransi Syariah di
Indonesia
Tujuan Khusus
Peserta diharapkan mengerti dan dapat
menerapkan dalam kegiatan muamalah
khususnya asuransi syariah.
Pengenalan Produk Asuransi Jiwa Syariah
dan Asuransi Umum Syariah
Perbedaan Produk Asuransi Syariah dan
Asuransi Konvensional
Jenis Produk Asuransi Jiwa Syariah dan
Asuransi Umum Syariah
Perkembangan Industri Asuransi Syariah.
Daftar Isi
1. Pengembangan produk Asuransi Syariah
2. Produk asuransi kerugian Syariah
PRODUK-PRODUK
ASURANSI KERUGIAN SYARIAH
Pada asuransi syariah produk sehingga
tidak mengandung hal-hal yang
dilarang dalam transaksi muamalah
Islam, yaitu :
tidak mengandung unsur gharar,
maysir, riba, serta barang haram dan
perbuatan maksiat, baik dalam aspek
pengelolaan dana tabarru-nya maupun
dalam pengelolaan investasinya
PENGEMBANGAN
PRODUK ASURANSI KERUGIAN
How to develop Syariah Insurance
Product?
Pricing Perhitungan Rate
Komposisi Tabarru dan Ujroh
Skedule Polis, termasuk klausula
syariah pada struktur polis
Wording Polis
1. Perhitungan Rate
Besarnya risiko dihitung berdasarkan
pengalaman perusahaan di periode
sebelumnya dengan memperhatikan hukum
bilangan besar (the law of the large number).
Pada saat asuransi syariah baru mulai, maka
untuk perhitungan rate dapat menggunakan
data konvensional atau data industry sebagai
acuan.
Perhitungan rate produk multiyear, dalam
memperhitungkan rate tahun kedua dan
seterusnya, menggunakan unsur rate
mudharabah (bagi hasil) dari hasil investasi
(optional method) semacam diskon rate.
3. Scheduled Policy
Ditambahkan klausula syariah yang mengatur hal berikut:
1. Akad: Wakalah bil Ujrah Skema pembagian kontribusi
untuk tabaru dan ujrah,
2. Hasil investasi (menggunakan akad mudharabah)
3. Pembagian Surplus Underwriting atau Surplus sharing.
4. Qardh Hasan
Wording Polis
Kendaraan Bermotor Syariah
Pada sebagian besar isi wordingnya sama
dengan polis asuransi kendaraan bermotor
konvensional, dengan perbedaan (bagian
khusus polis syariah) terdapat pada
beberapa informasi berikut :
Definisi
Akad, pengelolaan dana tabarru
dituangkan dalam klausula
Pengecualian
Perselisihan
Definisi
Asuransi Syariah
adalah usaha saling tolong menolong (taawuni) dan melindungi
(takafuli) diantara para Peserta melalui pembentukan kumpulan
dana (Dana Tabarru) yang dikelola sesuai prinsip syariah untuk
menghadapi risiko tertentu.
Akad
adalah perjanjian tertulis yang memuat kesepakatan tertentu,
beserta hak dan kewajiban para pihak sesuai prinsip syariah.
Pengelola
adalah Perusahaan Asuransi yang menyelenggarakan seluruh atau
sebagian usahanya berdasarkan prinsip syariah
Peserta
adalah orang atau badan yang menjadi peserta program Asuransi
Syariah
Akad Akad Tijarah
adalah Akad antara peserta secara kolektif atau secara individu dan
Perusahaan dengan tujuan komersial.
Definisi contd
Definisi contd
Dana Tabarru
adalah kumpulan dana yang berasal dari kontribusi para Peserta
yang mekanisme penggunaannya sesuai dengan Akad Tabarru
yang disepakati.
Surplus Underwriting
adalah selisih lebih total kontribusi Peserta ke dalam Dana
Tabarru setelah dikurangi pembayaran santunan/klaim, kontribusi
reasuransi dan cadangan teknis, dalam satu periode tertentu.
Qardh
adalah pinjaman dana dari perusahaan kepada Dana Tabarru
untuk menanggulangi ketidakcukupan kekayaan Dana Tabarru
untuk membayar santunan/klaim kepada Peserta.
Cadangan Dana Tabarru
adalah sejumlah dana yang diperoleh dari surplus underwriting
dana tabarru yang tidak dibagikan kepada Peserta dan atau
Perusahaan.
Klausula
1.
2.
3.
4.
5.
Polis ini dibuat berdasarkan akad wakalah bil ujrah dan akad
mudharabah sebagaimana tercantum dalam Ikhtisar Polis.
Akad wakalah bil ujrah digunakan dalam pengelolaan risiko
dana tabarru yang meliputi kegiatan administrasi, pengelolaan
dana, pembayaran santunan/klaim, underwriting, pengelolaan
portofolio risiko, pemasaran dan/atau investasi.
Akad mudharabah digunakan untuk pengelolaan investasi dana
tabarru.
Berdasarkan akad wakalah bil ujrah, kontribusi yang dibayarkan
oleh peserta terdiri dari dana tabarru dan ujrah yang besarnya
sebagaimana tercantum dalam ikhtisar polis. Sedang hasil
investasi dana tabarru melalui akad mudharabah akan
diberikan sesuai nisbah bagi hasil berdasarkan kesepakatan
sebagaimana tercantum dalam ikhtisar polis.
Dalam hal Dana Tabarru tidak mencukupi untuk pembayaran
klaim, maka Pengelola akan memberikan pinjaman dalam
bentuk qardh yang pengembaliannya diambil dari surplus
underwriting dan atau dari dana tabarru yang akan datang.
Akad contd
6. Apabila pada akhir periode polis terdapat surplus
underwriting dana tabarru yang dihitung berdasarkan
kekayaan/aktiva dalam bentuk kas (cash basis), maka
hasilnya akan dialokasikan kepada cadangan dana tabarru,
Peserta dan atau Pengelola dengan proporsi sebagaimana
tercantum pada Ikhtisar Polis.
7. Syarat Peserta yang berhak mendapatkan alokasi surplus
underwriting dana tabarru setelah periode polis berakhir
adalah:
7.1. Peserta tidak pernah menerima pembayaran klaim
atau
tidak sedang mengajukan klaim; dan
7.2. Peserta tidak membatalkan polis; dan
7.3. Peserta telah melunasi kontribusi.
Akad
8. Dalam hal pembagian surplus underwriting dana tabarru kepada Peserta
secara ekonomis membutuhkan biaya yang lebih besar daripada bagian yang
akan dibagikan, maka:
8.1. Perusahaan tidak dapat mengambil bagian Peserta tersebut, dan dapat
menambahkannya ke dalam dana tabarru
8.2. Memperhitungkannya untuk mengurangi kontribusi Peserta periode
berikutnya atau
8.3. Memanfaatkannya untuk dana sosial.
9. Surplus underwriting tidak dapat dibagikan dalam hal:
9.1. Masih terdapat Qardh di dalam kewajiban Dana Tabarru, atau
9.2. Pembagian surplus underwriting dapat mengakibatkan tingkat
solvabilitas
Dana Tabarru tidak memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan.
Dengan demikian, surplus underwriting akan ditambahkan ke dalam
Dana
Tabarru
Pengecualian
Tidak menjamin kerugian/kerusakan pada
kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan yang dipergunakan
untuk perbuatan maksiat yaitu perbuatan
yang bertentangan dengan ketentuan
syariah Islam, di antaranya digunakan
untuk mengangkut barang haram seperti
minuman keras, babi, atau untuk
melakukan perbuatan yang dilarang
seperti perjudian atau perzinahan.
Perselisihan
Kondisi Pertanggungan :
Kondisi Total Loss Only (TLO) : mengganti kerugian atau kerusakan
kendaraan bermotor yang diakibatkan oleh kehilangan total atau
kerusakan total yang nilai perbaikannya lebih besar atau sama dengan
75 % dari harga kendaraan sesaat sebelum terjadi kerugian.
Kondisi Comprehensive : mengganti kerugian atau kerusakan sebagian
(partial loss) maupun kerugian atau kerusakan atau kehilangan total dari
kendaraan bermotor.
Jaminan :
Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan
akibat : tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir; perbuatan jahat;
pencurian serta kebakaran.
Kerugian atau kerusakan selama penyeberangan dengan kapal dibawah
pengawasan dirjen perhubungan darat.
Okupasi Hotel?
Bagaimana ketentuan okupasi yang mixed?
Cash in Transit :
Memberikan perlindungan bagi tertanggung atas kerugian
keuangan yang terjadi selama uang dalam perjalanan atau
transit yang dimulai pada saat uang diterima oleh karyawan
yang berwenang sampai dikirimkan langsung ke premisespremises dan diserah terimakan kepada yang berwenang.
Produk lainnya
Produk asuransi syariah (ANEKA):
PA Plus PHK
Produk yang dilarang: menurut PMK No.124 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Lini Usaha Asuransi Kredit dan Suretyship, Pasal 9
bahwa asuransi kredit dan suretyship dilarang hingga PMK
merubahnya.
Dengan demikian produk bond (surety bond, custom bond, dll)
tidak dapat dijalankan secara asuransi syariah
Bagaimana dengan produk PA Plus PHK di atas?
Harta Benda
Kendaraan Bermotor
Pengangkutan
0%
0%
9%
Mhull
10%
Aviation
Satelit
23%
Energi On-Shore
Energi Off-Shore
0%
2%
0%
49%
0%
0%
4%
3%
Engineering
Liability
PA dan Askes
Kredit
Suretyship
Aneka
50
Bila cedant
mempertahankan ujroh
40%
UJROH TAKAFUL
40
30
Perubahan Ujroh Re
terhadap Net Premium
yang diterima Retakaful
20
Deduction 30%
Deduction 31%
Deduction 32%
Deduction 33%
Deduction 34%
Deduction 35%
10
0
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
UJROH RETAKAFUL
30.00
35.00
40.00
45.00
5.1
5.2
5.3
5.4
Apabila pada akhir periode polis terdapat hasil positif yang diperoleh dari surplus
dana tabarru ditambah hasil investasi dana tabarru dikurangi cadangan teknis, maka
hasilnya akan dialokasikan kepada Peserta dan Pengelola dengan proporsi
sebagaimana tercantum pada Ikhtisar Polis dengan ketentuan:
Peserta tidak pernah menerima pembayaran klaim atau tidak sedang mengajukan
klaim.
Peserta tidak membatalkan polis.
Peserta telah melunasi kontribusi yang menjadi kewajibannya untuk periode yang
baru saja berakhir.
Pembayaran akan dilakukan pada akhir periode Polis.