Anda di halaman 1dari 8

RESUME

KEKUATAN HUKUM DAN POLITIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Bisnis Internasional

Dosen Pengampu: Dr. Lailatul Farida,S.Sos., M.A.B

Disusun oleh :

1. Meisita Andriyanis (18510217)


2. Zakiatul Miskiyah (18510219)

Kelas Bisnis Internasional F


Kelompok 7
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020
Pada bisnis internasional tidak hanya menaati peraturan perundang-undangan Negara
asalnya namun juga menaati peraturan perundang-undangan Negara tujuan tempat beroperasi
bisnisnya. Dan pada bisnis internasional yang beroperasi di luar negeri khususnya lebih
dihadapkan dengan resiko politik dimana perusahaan harus terus menerus memantau situasi
politik pada Negara-negara yang menjadi tempat bisnisnya beroperasi dengan cara berkonsultasi
dengan staf lokal, pejabat kedutaan, dan juga pada perusahaan-perusahaan yang mengkhususkan
diri dalam penilaian risiko politik. Dengan adanya bisnis internasional menjadikan adanya
perddagangan internasional yang tentunya akan menambah pendapatan kas Negara. Selain itu
juga sangat berpengaruh terhadap para investor yang bisa menanamkan modalnya pada para
pengusaha. Adapun pembahasan pada beberapa persoalan pokok penting antara lain:
a. Perbedaan sistem hukum
b. Hukum yang berorientasi ke dalam negeri
c. Hukum yang langsung mempengaruhi aktivitas bisnis
d. Hukum yang diajukan ke perusahaan-perusahaan asing
e. Dampak perusahaan multinasional terhadap Negara tujuan
f. Penyelesaian sengketa dalam bisnis internasional
g. Lingkungan teknologi
h. Lingkungan politik
i. Risiko politik

1. Lingkungan Hukum
Hukum Negara asal maupun hukum negara tujuan sangat dapat mempengaruhi perusahaan-
perusahaan international menjalankan bisnisnya. Undang- undang menentukan pasar yang boleh
dilayani perusahaan-perusahaan, harga yang boleh dikenakan untuk barang-banrang mereka, dan
biaya masukan yang diperlukan seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi. Undang- undang
tersebut juga mungkin akan mempengaruhi lokasi aktivitas ekonominya.

2. Perbedaan dalam sistem hukum


Pada setiap negara sistem hukum berbeda-beda karena alasan sejarah, budaya, agama, dan politik
yang berbeda-beda.
a. Hukum Anglo-Saxon
Hukum Anglo-Saxon (common law)adalah fondasi sistem hukum di Inggris dan bekas koloni-
koloni, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, India, Selandia Baru, Barbados, Saint
Kitts, dan Nevis, dan Malaysia. Hukum Anglo-Saxon didasarkan pada kebijakan kumulatif
putusan-putusan para hakim tentang masing-masing perkara sepanjang sejarah. Selain perbedaan
perkembangan dalam putusan-putusan hakim, undang-undang tertulis yaitu undang-undang yang
dibuat melalui tindakan legislatif juga berbeda diantara Negara-negara Anglo-Saxon.

b. Hukum Kontinental
Hukum Kontinental (civil law), berasal dari Alkitab dari bangsa Romawi dengan dominasinya
yang diperkuat lagi oleh penerapan kitab undang-undang Napoleon yang didasarkan pada hukum
kontinental di daerah-daerah yang ditaklukan Kaisar Napoleon Bonaparte dari Perancis selama
awal abad sembilan belas. Adapun perbedaan antara Hukum Anglo-Saxon dengan Hukum
Kontinental tampak jelas dalam peran hakim dan pengacara. Dalam Hukum Anglo-Saxon, hakim
bertindak sebagai wasit yang netral, yang mengatur berbagai pendapat pengacara pihak-pihak
yang saling berseberangan. Pengacara-pengacara ini bertanggung jawab untuk mengembangkan
perkara klien mereka. Dalam Hukum Kontinental hakim mengambil banyak tugas pengacara.

c. Hukum Agama
Hukum agama didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang diciptakan secara resmi yang mengatur
iman dan praktek suatu agama tertentu. Suatu Negara yang menerapkan hukum agama untuk
tindakan perdata dan pidana disebut sebagai teokrasi. Misalkan dalam ajaran kitab suci Islam,
Al-Quran, yang mencela pengenaan bunga atas pinjaman sebagai eksploitasi yang tidak adil
terhadap orang miskin. Perusahaan dan lembaga keuangan Muslim harus mengembangkan
program pendanaan alternatif untuk memperoleh dan mendanai modal. Bisnis-bisnis Muslim
sering mengandalkan perjanjian sewa, alih-alih meminjamkan uang, untuk mendapatkan aset
jangka panjang, mengingat tingginya biaya untuk menghindari larangan terhadap bunga.

d. Hukum birokrasi
Hukum birokrasi biasanya ada di Negara-negara komunis dan kediktatoran sering digambarkan
sebaai hokum birokrasi. Pada hukum birokrasi kontrak dapat dibuat atau diakhiri sesuai dengan
keinginan orang-orang yang memegang kekuasaan. Pada bisnis internasional yang beroperasi
pada Negara yang menerapkan hokum birokrasi sering berhadapan dengan peraturaan atau
keputusan sewenang-wenang yang mempunyai kekuatan hukum. Dengan begitu pengusaha
internasional harus dapat menggandeng pengaca lokal untuk memberi nasehat kepada pembisnis
untuk bisnis mereka.

3. Hukum berorientasi dalam negeri


Hukum seperti ini mempengaruhi segala segi usaha dalam negeri suatu perusahaan : pengelolaan
tenaga kerjanya (undang-undang rekrutmen, kompensasi, dan hubungan tenaga kerja), biaya-
biaya usahanya (undang-undang surat berharga, perbankan, kredit); pemasaran produk-
produknya (undang-undang periklanan, distribusi, dan perlindungi konsumen); dan
pengembangan serta penggunaan teknologi (undang-undang paten, hak cipta, dan merek
dagang). Sehingga banyak produk yang bersaing di bisnis internasional lebih menekankan
kualitas produknya ketimbang harganya karena kurang mampunya dalam bersaing.

4. Hukum langsung mempengaruhi transaksi bisnis


a. Sanksi
Larangan perdagangan. Sanksi dapat mengambil berbagai bentuk, seperti larangan akses barang-
barang berteknologi tinggi, penarikan perlakuan tarif istimewa, pemboikotan barang-barang, dan
penolakan pinjaman baru.
b. Embargo
Bentuk sanksi yang sangat penting adalah pengendalian ekspor untuk barang-barang
berteknologi tinggi. Banyak Negara berteknologi maju mengendalikan eksporyang sering disebut
sebagai produk-produk fungsi ganda (dual-use) yang dapatdigunakan untuk tujuan –tujuan sipil
dan militer. Negara-negara mungkin juga berupaya mengatur aktivitas-aktivitas bisnis
yangdijalankan di luar perbatasannya, suatu praktik yang dikenal sebagai ekstrateritorialitas.
Undang-undang Helm-Burton barangkali adalah penerapan ekstrateritorilitas yang paling
controversial yang mempengaruhi bisnis internasional dewasa ini. Undang-undang ini ditujukan
untuk melawan perusahaan-perusahaan internasional yangmelakukan jual-beli terhadap asset
perusahaan A.S. yang disita pemerintah Kuba ketikaFidel Castro mengambil alih kekuasaan pada
tahun 1959. Lama-kelamaan, pemerintahKuba telah menyewakan atau menjual banyak di antara
yang disita ini kepadaperusahaan-perusahaan asing. Undang-undang Helms-Burton tersebut
memberikanwewenang kepada pemerintah A.S. dan bekas pemilik asset yang disita tersebut di
A.S untuk mengambil tindakan kepada pemilik asing yang baru.

5. Hukum Bagi Perusahaan-perusahaan Asing

a. Privatisasi
Perubahan kekayaan milik Negara menjadi kekayaan milik swasta. Meskipun bukan benar-benar
merupakan persoalan pengadilan Negara tujuan, privatisasi adalah kebalikan dari nasionalisasi
dan menciptakan peluang-peluang untuk bisnis internasional.

b. Pembatasan atas Kepemilikan Asing


Banyak pemerintah membatasi kepemilikan asing terhadap perusahaan-perusahaan dalam negeri
untuk menghindari perekonomian dan industri-industri utamanya dikendalikan pihak asing.
Contohnya, Meksiko membatasi kepemilikan asing dalam industri energinya, karena percaya
bahwa keuntungan dari cadangan minyaknya, yang dipandangnya sebagai bagian dari “warisan
nasional”nya seharusnya hanya ditambahkan untuk warga negaranya.

6. Dampak Perusahaan Multinasional terhadap Negara Tujuan

a. Dampak Ekonomi dan Politik


Perusahaan-perusahaan multinasional mempengaruhi setiap perekonomian lokal dimana
perusahaan tersebut bersaing dan beroperasi. Perusahaan-perusahaan multinasional juga
membawa dampak negatif terhadap perekonomian lokal. Apabila perusahaan-perusahaan
multinasional tersebut dapat menyebabkan perusahaan-perusahaan ini kehilangan pekerjaan dan
laba. Perekonomian lokal akhirnya makin bergantung pada kesehatan ekonomi suatu perusahaan
multinasional, nasib keuangan perusahaan itu akan menjadi makin berperan penting. Apabila
penghematan suatu perusahaan multinasional disertai pemecatan, pemotongan gaji, atau
penutupan total usaha lokal, dampaknya dapat menghancurkan suatu perekonomian lokal.
b. Dampak Budaya
Ketika perusahaan menaikkan standar lokal dan memperkenalkan produk dan jasa baru yang
sebelumnya tidak tersedia, masyarakat dalam budaya Negara tujuan tersebut mengembangkan
norma, standar, danperilaku yang baru. Beberapa diantara perubahan ini bersifat positif, seperti
pengenalan mesin dan peralatan yang lebih aman, perawatan kesehatan dan obat-obat farmasi
yang lebih baik, dan produk-produk makanan yang lebih bersih dan lebih sehat. Perubahan-
perubahan lainnya tidak positif.

7. Penyelesaian Sengketa dalam Bisnis Internasional


Arbitrase yaitu proses dimana kedua belah pihak dalam suatu konflik sepakat untuk
menyerahkan perkara mereka kepada seseorang atau badan swasta yang putusanya akan mereka
hormati. Dalam menyelesaikan sengketa di bisnis internasional diharuskan menjawab pertanyaan
seperti dibawah ini :
1. Hukum Negara mana yang berlaku?
2. Dinegara mana seharusnya persoalan tersebut diselesaikan?
3. Teknik mana yang seharusnnya digunakan untuk menyelesaikan konflik tersebut : pengadilan,
arbitrase, mediasi, atau negosiasi?
4. Bagaimana penyelesaian tersebut akan dilaksanakan?
Banyak kontrak bisnis internasional menetapkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini untuk
mengurangi ketidakpastian dan biaya dalam menyelesaikan sengketa.

8. Lingkungan Teknologi
Negara dapat mengubah atau membentuk lingkungan teknologi melalui investasi. Investasi
dalam infrastruktur dan modal manusia memungkinkan Negara-negara maju terus menikmati
kemakmuran dalam pasar dunia meskipun mereka membayar upah yang mahal kepada pekerja di
Negara-negara tersebut. Sarana lain mengubah lingkungan teknologi suatu Negara adalah alih
teknologi yaitu pemindahan teknologi dari suatu negara ke Negara lain. Faktor penentu penting
lingkungan teknologi suatu Negara dan kemauan perusahaan-perusahaan asing mengalihkan
teknologi kepada Negara tersebut adalah tingkat perlindungan yang ditawarkan undang-
undangnya bagi hak kekayaan intelektual. Kekayaan intelektual paten, hak cipta, merek dagang,
nama merek dan seterusnya merupakan suatu aset penting sebagian besar perusahaan
multinasional.

9. Lingkungan Politik
Dengan adanya undang-undang yang sah menjadikan bisnis yang beroperasi pada negara tujuan
menjadi lebih baik Seperti adanya Undang-undang upah minimum mempengaruhi biaya yang
harus dibayar untuk tenaga kerja, peraturan penentuan wilayah mempengaruhi cara perusahaan
tersebut dapat menggunakan harta miliknya, dan undang-undang perlindungan lingkungan
mempengaruhi teknologi produksi yang dapat digunakan perusahaan tersebut dan juga biaya
pembuangan limbahnya.

10. Kekuatan Politik


Adanya kekuatan-kekuatan politik seperti : a.) Kekuatan Ideologi-ideologi, b.)
Nasionalisme,terorisme, c.) Kekerasan tradisional, d.) Pemerintah yang tidak stabil, e.)
Organisasi Internasional, f.) BUMN, g.) Perusahaan internasional yang besar sendiri dapat
merupakan kekuatan politik karena sudah dapat mengatur atau ikut serta dalam mengambil
keputusan mengeluarkan anggaran, atau menjual jasa atau produknya terutama kepada negara
yang mempunyai asset atau fasilitas besar yang dapat digunakan untuk bernegosiasi.

11. Risiko Politik


Bisnis-bisnis internasional yang berpengalaman dalam penilaian risiko politik (political
riskassesment), suatu analisis sistematis tentang risiko-risiko politik yang dihadapinya
dinegara-negara asing. Risiko politik adalah perubahan-perubahan dalam lingkungan
yang mungkin akan membawa pengaruh yang merugikan terhadap nilai kegiatan-kegiatan bisnis
suatu perusahaan. Kebanyakan risiko politik dibagi menjadi tiga kategori :
a. Risiko kepemilikan, dimana harta kekayaan suatu perusahaan terancam oleh
penyitaan atau pengambilalihan
b. Risiko pengoperasian, dimana operasi suatu perusahaan yang sedang berjalan dan
atau keselamatan karyawan-karyawannya terancam oleh perubahan-perubahan hukum,
standar lingkungan, undang-undang perpajakan, terorisme, pemberontakan bersenjata, dll
c. Risiko transfer, dimana pemerintah melakukan campur tangan dalam kemampuan suatu
perusahaan memindahkan dana ke dan dari negara tersebut. Risiko makropolitik
mempengaruhi semua perusahaan di suatu negara. Risiko mikropolitik hanya menimpa
suatu atau beberapa perusahaan tertentu dalam industri tertentu.

Referensi : GATUT L BUDIONO, MEc, MBA, PhD.Bisnis Internasional.2009.Jakarta.FEBSOS.

Anda mungkin juga menyukai