Anda di halaman 1dari 26

RISIKO STRATEGI

(STRATEGIC RISK)
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Risiko dan
Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengampu :
Dosen 1 : Iwan Sugianto,SE.,MM
Dosen 2 : Asep Saepul Falah,SE.,MM

Disusun Oleh :

Laysika Karenina (1610019)


Aris Diki (1610033)
Pooja Sela (1610042)
Wafa Aathirah Yasmin (1610056)

KONSENTRASI KEUANGAN DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LATIFAH MUBAROKIYYAH
SURYALAYA – TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah yang berjudul
“Risiko Strategi (Strategi Risk)” sebagai salah satu tugas Mata Kuliah
Manajemen Risiko dan Analisis Laporan Keuangan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya.
2. Bapak Iwan Sugianto, SE., MM dan Bapak Asep Saeful Falah, SE., MM
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Risiko dan Analisis
Laporan Keuangan.
3. Kedua orang tua yang selalu memberikan do’anya dan membimbing
penulisan baik moril maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
4. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Makalah ini dapat berguna khususnya
bagi penulis, umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin

Tasikmalaya, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. ii


Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Risiko .......................................................................................... 4
2.2 Motivasi Mengambil Risiko...................................................................... 5
2.3 Definisi Strategi Risiko ............................................................................. 6
2.4 Solusi Dari Strategi Risiko ....................................................................... 7
2.5 Cara Mengelola Strategi Risiko ................................................................ 7
2.6 Keuntungan Manajemen Strategi Risiko .................................................. 8
2.7 Kebijakan Yang Terkait Dengan Manajemen Strategi Risiko .................. 8
2.8 Pentingnya Manajemen Risiko Bagi Perusahaan ...................................... 9
2.9 Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Sistem Informasi
Manajemen Strategi Risiko ...................................................................... 12
2.10 Pengendalian Strategi Risiko ................................................................... 12
2.11 Penyebab Strategi Risiko ......................................................................... 13
2.12 Contoh Kasus Strategi Risiko .................................................................. 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 21
Daftar Pustaka .................................................................................................. 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan
sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang.
Resiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi.
Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di
jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat
menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita
antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan berwirausaha
adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif dalam organisasi.

Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat
dilepaskan dari aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau
perusahaan biasanya berhadapan dengan resiko usaha dan resiko non usaha.
Imam Ghazali dalam Kasidy, Manajemen Resiko (2010) menyatakan bahwa,
resiko usaha adalah resiko yang berkaitan dengan usaha perusahaan untuk
menciptakan keunggulan bersaing dan memberikan nilai bagi pemegang
saham. Sedangkan resiko non usaha adalah resiko lainnya yang tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan.

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau


tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu
yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan
istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko
menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan

1
kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko
dalam bisnis pada masa kini.

Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan
yang sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali.
Misalnya membeli lotere. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang
sangat besar, tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli lotere
relatif kecil. Apakah ini juga tergolong resiko? Jawabannya adalah hal ini
juga tergolong resiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal
itu dianggap resiko.

Mengapa resiko harus dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu


karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu
kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran.
Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat
asset yang terbakar (misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun
sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga dilihat kerugian tidak
langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa
bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya
pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas
yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan
dengan partner bisnis tersebut.

Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen


resiko. Peran dari manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi
lingkungan cepat berubah, mengembangkan corporate governance,
mengoptimalkan strategic management, mengamankan sumber daya dan asset
yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari
manajemen puncak.

2
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apa definisi dari Risiko?
2. Apa definisi dari Risiko Strategi?
3. Bagaimana Pentingnya Manajemen Risiko Bagi Perusahaan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari Risiko
2. Untuk mengetahui definisi dari Risiko Strategi
3. Untuk mengetahui Pentingnya Manajemen Risiko Bagi Perusahaan

3
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam suatu kegiatan bisnis, risiko adalah hal yang tidak bisa dihindari.
Risiko memang merupakan hal yang wajar dalam kegiatan bisnis, bahkan dalam
kegiatan apapun yang kita lakukan. Untuk itu, penting bagi kita untuk memahami
apa itu risiko atau definisi risiko serta jenis-jenis risiko dalam bisnis.

Dengan mengetahui konsep risiko dalam bisnis, maka diharapkan kita bisa
lebih siap ketika melangkah menjalankan bisnis. Motivasi dalam mengambil
risiko serta manajemen risiko pun bisa dipersiapkan dengan lebih baik.

2.1 Definisi Risiko

Definisi risiko yang dikenal dalam dunia bisnis pada dasarnya ada
beberapa. Namun, secara umum dapat ditarik garis besar bahwa konsep risiko
selalu dikaitkan dengan dengan adanya ketidakpastian pada masa yang akan
datang. Definisi risiko secara lebih spesifik, dapat diartikan sebagai adanya
konsekuensi yang muncul sebagai dampak adanya ketidakpastian, sehingga
memunculkan dampak yang merugikan bagi pelaku usaha.

Sebaliknya, bila konsekuensi yang memunculkan dampak ini dianggap


menguntungkan, maka hal tersebut tidak disebut sebagai risiko. Konsekuensi
positif ini lebih dianggap sebagai keuntungan yang diharapkan.

Risiko seperti ini pada dasarnya memang selalu ada dalam kehidupan
sehari-hari. Hanya saja, intensitasnya akan meningkat ketika kita melakukan
kegiatan bisnis. Apalagi, ketika kita menginginkan keuntungan atau hasil yang
besar, maka risiko yang harus dihadapi juga akan semakin besar. Kondisi seperti
ini dikenal sebagai high risk high return.

4
2.2 Motivasi Mengambil Risiko

Meskipun risiko cenderung memberikan dampak merugikan bagi


perusahaan, tapi risiko ini pun tetap harus diambil oleh para pengusaha. Ada
beberapa alasan yang mendorong seseorang mau mengambil risiko ini. Motivasi
mengambil risiko bisa didasari keinginan mendapat tingkat keuntungan atau
pengembalian yang sepadan dengan pengorbanan yang dikeluarkannya terlebih
dahulu.

Ketika seorang pengusaha melakukan kegiatan yang berisiko dengan


motivasi mendapatkan keuntungan, maka biasanya ia akan mampu mengkalkulasi
besarnya risiko yang dihadapi tersebut. Berdasarkan pada kalkulasi tersebutlah, ia
akan menetapkan target keuntungan yang diinginkan.

Sebagai contoh, seorang yang mempunyai uang untuk diinvestasikan, ia


dapat memilih di antara banyak pilihan. Pilihan pertama yang mungkin adalah
menabungnya di bank dengan mendapatkan bunga sebesar 5% tiap bulan secara
pasti. Pilihan kedua, ia bisa menginvestasikannya untuk bisnis kuliner dengan
potensi keuntungan hingga 300%. Akan tetapi, pada pilihan kedua yang terdapat
potensi keuntungan besar ini, ia pun juga harus menghadapi risiko ketidakpastian
dalam hasil keuntungan tersebut.

Selain itu, alasan seseorang mau mengambil risiko juga bisa karena faktor
keterpaksaan. Dalam hal ini, seseorang mungkin mengambil risiko karena kondisi
yang menyertainya sudah sangat mendesak.

Kondisi yang mendesak ini membuat seseorang jadi tidak terlalu


menghiraukan risiko yang harus dihadapi. Kalau pun ia memahami risiko yang
dihadapi, ia juga tidak memiliki cukup waktu untuk mengkalkulasi besarnya
risiko-risiko yang dihadapi tersebut.

5
2.3 Definisi strategi Risiko

Risiko strategik berdasarkan PBI ialah risiko yang disebabkan oleh adanya
penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan
bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap
perubahaneksternal.

Dapat dijelaskan lebih lanjut oleh Adiwarman Karim bahwa risiko


strategik merupakan risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan
pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang
tidak tepat atau bank tidak mematuhi / tidak melaksanakan perubahan perundang-
undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Pengelolaan risiko kepatuhan
dilakukan melalui penerapan sistem pengendalian internal secara konsisten.
Indikasi dalam risiko strategik ini dapat dilihat dari kegagalan dalam mencapai
target bisnis yang telah ditetapkan, baik target keuangan maupun non-keuangan.
Sedangkan dalam seminar di Kampus Gunadarma pada tanggal 21-22 Agustus
2007 disebutkan bahwa risiko strategik dapat didefinisikan sebagai dampak yang
terjadi dan berpotensi terjadi pada pendapatan ataupun peningkatan permodalan
dari kenyataan yang menyimpang atas keputusan atau kebijakan bisnis,
implementasi yang tidak sesuai dengan kebijakan, atau karena kurang tanggap
terhadap perubahan industri.
Dilihat dari namanya, sudah jelas bahwa risiko ini sangat erat kaitannya
dengan strategi. Dengan kata lain risiko ini bisa disimpulkan sebagai risiko atau
ketidakpastian yang diakibatkan dari kurang matangnya strategi Anda dalam
menjalankan bisnis. Anda mungkin banyak melihat bisnis yang kini berkibar
sukses di penjuru dunia, namun seringkali Anda tidak tahu betapa beratnya masa-
masa yang mereka hadapi ketika membangun sebuah bisnis.
Seperti misalnya bisnis Aqua yang dahulu sempat tidak diterima pasar,
karena bisnisnya hanya menjual air putih yang ditempatkan dalam kemasan.
Namun sekarang siapa yang tak kenal perusahaan tersebut?
Strategi sangat dibutuhkan dan dipersiapkan matang dalam menjalankan bisnis,
atau terkadang strategi bisnis itu harus dijalankan ketika ada persaingan yang

6
mungkin mengancam bisnis kita. Seperti misalnya perusahaan ponsel yang dulu
sempat hingar bingar terkenal di segala penjuru, namun setelah kedatangan sistem
operasi terbaru yaitu Andoid tetapi perusahaan ponsel tersebut justru
menggunakan sistem operasi lain, maka yang terjadi adalah kerugian yang besar.
Karena pada waktu itu sistem operasi Android sedang sangat di idam-idamkan
masyarakat berbagai kalangan karena beberapa kelebihannya.

2.4 Solusi Dari strategi risiko


Jadi pada intinya kita harus mempersiapkan strategi apa yang mungkin
akan kita jalankan ketika kita akan atau sedang memulai membangun bisnis, agar
nantinya bisnis kita bisa berjalan di jalur yang benar sehingga dapat
meminimalisir kerugian yang mungkin bisa ditimbulkan

Kita tidak boleh kekeh dan egois dengan kehendak kita, kita tentu harus
mengikuti keinginan pasar yang ada. Atau kita harus memiliki manfaat dari
produk atau jasa yang kita tawarkan agar produk yang kita tawarkan ke pasar
lebih mudah diterima.

2.5 Cara Mengelola Strategi Risiko

Manajemen risiko strategik terutama digunakan untuk perencanaan


strategik, mitigasi risiko dan pencegahan, manajemen krisis, pengalokasian
modal, dan pemilihan struktur modal.

Dalam seminar tersebut juga dibahas mengenai cara-cara mengelola risiko


strategik dan beberapa keuntungan menerapkan manajemen risiko strategik seperti
yang disebutkan berikut.

Cara mengelola risiko strategik :


1. Membuat rencana kerja bank.
2. Membuat kebijakan untuk melaksanakan strategi yang telah ditentukan.
Melaksanakan monitoring pencapaian rencana kerja secara periodik.

7
Melakukan evaluasi kembali atas hasil sementara yang dicapai, beserta
faktor penyebab tidak tercapainya target bank, dilanjutkan dengan mitigasi
atas faktor risiko penyebab kegagalan.
3. Melakukan perbaikan atas rencana kerja semula dalam upaya bank
mencapai target yang telah ditetapkan.

2.6 Keuntungan manajemen strategi risiko


Keuntungan manajemen risiko strategik :
1. Persiapan untuk suatu risiko dengan memitigasi risiko tersebut dan
tentunya dapat melindungi stabilitas perusahaan.
2. Persiapan yang lebih baik dibandingkan kompetitor salah satunya dengan
cara mencari suatu sumber daya yang lebih menguntungkan dan
kompetitif.
3. Dapat mengubah ancaman strategik menjadi pertumbuhan peluang atau
kesempatan.
4. Volatilitas dapat direduksi sehingga diperoleh analisa komunitas yang
lebih baik.
5. Penggunaan modal yang lebih efektif dan mereduksi biaya.
6. Pengorganisasian sistem dan proses yang meningkatkan risk adjusted rate
on capital (RAROC yaitu sebuah alat untuk pengambilan keputusan yang
efisien berkenaan dengan adanya hubungan timbal balik antara risiko dan
return dalam aset yang berbeda).
7. Melindungi reputasi perusahaan.

2.7 Kebijakan yang terkait dengan strategi resiko


Risiko strategis umumnya terkait dengan kebijakan sebagai berikut:
a. investasi pada suatu bisnis
b. jenis bisnis yang akan diakuisisi
c. pemilihan bisnis yang akan dipangkas atau dijual
contoh :
Sebuah bank (bank Midland) berencana memperluas bisnisnya, dengan
masuk ke bisnis kredit perumahan (yang belum pernah dimiliknya), dengan

8
cara membeli (akuisisi) bank lain (Bank Crocker). Keputusan ini bersifat
strategis (sehingga terkait risiko strategis), karena keputusan ini bersifat
jangka panjang, pada bisnis yang baru (belum berpengalaman), serta terkait
pada permasalahan akuisisi yang kompleks, misalnya masalah perbedaan
budaya bisnis di kedua bank tersebut.
Dapat disimpulkan mengenai penyebab risiko strategik adalah karena
keputusan bisnis yang berlawanan atau ketidaktepatan implementasi dari
keputusan tersebut dalam hal strategi bank dan realisasi vs target. Ruang
lingkup risiko strategik sangat luas dan dapat mencakup keseluruhan risiko
yang lain dalam perbankan. Karena setiap risiko yang ada perlu dikelola
dengan baik, oleh karena itu membutuhkan kemampuan untuk menetapkan
strategi yang tepat bagi masing-masing risiko yang dihadapi. Hal yang paling
perlu diperhatikan dalam mengelola risiko strategik adalah dengan membuat
rencana kerja baik rencana kerja secara umum maupun secara khusus yang
dikerjakan dengan baik dan dievaluasi secara periodik.
Oleh karena itu secara umum tidak dapat ditemukan perbedaan antara
manajemen risiko strategik di bank syariah dengan di bank konvensional.
Perbedaan akan ditemukan saat mulai masuk ke ruang lingkup teknis
penetapan strategi bank dimana pada bank konvensional dibatasi oleh koridor
peraturan pemerintah sedangkan pada bank syariah dibatasi selain oleh
peraturan pemerintah juga oleh peraturan syariah.

2.8 Pentingnya manajemen risiko bagi perusahaan


Pemilik bisnis harus menyadari pentingnya manajemen risiko bagi
perusahaan karena untuk mencapai tujuan tergantung terhadap perencanaan,
persiapan serta evaluasi yang berperan untuk mencapai tujuan.

Berikut adalah beberapa Pentingnya manajemen risiko bagi perusahaan :

1. Memastikan kesuksesan perusahaan


Perencanaan manajemen risiko sangat berperan dalam keberhasilan
perusahaan dengan menetapkan daftar resiko baik internal maupun
eksternal.

9
Biasanya rencana manajemen resiko ini terdiri dari resiko yang
teridetifikasi, kemungkinan terjadi, dampak potensial dan respon yang
harus dilakukan ketika resiko datang.
Sebuah resiko rendah biasanya tidak atau sedikit berdampak terhadap
biaya, jadwal dan kinerja perusahaan.
Risiko yang sedang dapat menyebabkan kenaikan biaya, gangguan
terhadap jadwal serta penurunan kinerja perusahaan.
Sedangkan risiko tinggi memiliki kecenderungan menyebabkan kenaikan
yang signifikan terhadap anggaran, jadwal dan juga permasalahan kinerja.

2. Sebagai sarana komunikasi dengan pemegang kepentingan


Untuk memastikan keberhasilan perusahaan maka manajer harus dapat
menyampaikan rencana merekan kepada pemegang kepentingan.
Dengan manajemen risiko ini maka mereka dapat menetapkan harapan
kepada orang-orang yang berkepentingan seperti pemiliki modal atau
orang yang berpengaruh dalam perusahaan.
Dengan mengidentifkasi, menghindari dan mengatasi potensi resiko di
depan dapat memastikan bahwa seluruh karyawan dapat meresponnya
dengan efektif ketika resiko tersebut datang.

3. Memaksimalkan hasil dan memenuhi batas waktu


Dengan memastikan proses manajemen risiko bagi perusahaan anda maka
memungkinkan peluang keberhasilan anda meningkat dengan
meminimalkan atau menghilangkan risiko negatif sehingga target dapat di
selesaikan tepat waktu.
Sehingga hal ini memungkinkan anda memanfaatkan anggaran yang sesuai
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan.
Ketika perusahaan anda tidak mengunakan manajemen risiko maka
perusahaan anda akan rentan ketika risiko tersebut datang.
Penerapan manajemen risiko yang efektif memungkinkan perusahaan
dapat memaksimalkan laba serta meminimalkan pengeluaran atas kegiatan
yang tidak menghasilkan laba.

10
Melalui analisa yang detail maka para leader akan memprioritaskan
pekerjaan yang berkelanjutan berdasarkan hasil yang dihasilakn meskipun
harus menghadapi banyak kendala.

4. Perusahaan menjadi lebih proaktif dan tidak reaktif


Dengan manajemen risiko, perusahaan akan lebih cenderung proaktif
dalam mengambil langkah untuk mengurangi kemungkinan ancaman yang
muncul.
Perusahaan dapat mengambil risko yang sebelumnya telah di identifikasi
dan mengubahnya menjadi langkah yang dapat di lanjutkan dan
mengurangi dampak negatif dari risiko.
Apabila risiko yang muncul dapat di hilangkan dengan cepat maka dapat
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran perusahaan
yang telah ditargetkan.

5. Mengevaluasi seluruh aktivitas perusahaan


Pentingnya manajemen risiko bagi kesuksesan perusahaan dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi untuk proyek selanjutnya.
Manajemen risiko dapat menilai dampak risiko yang ditimbulkan dari
sebuah kegiatan perusahaan dan juga cara mengatasi risiko tersebut.
Dengan adanya evaluasi tersebut maka perusahaan dapat memanfaatkan
sebuah risiko menjadi peluang yang sangat menguntungkan.
Risiko Strategik Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan
adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat,
pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya
Bank terhadap perubahan eksternal.

Risiko strategis umumnya terkait dengan kebijakan sebagai berikut:


a. investasi pada suatu bisnis
b. jenis bisnis yang akan diakuisisi
c. pemilihan bisnis yang akan dipangkas atau dijual Risiko strategik /
stratejik dapat timbul sebagai akibat kelemahan pada tahapan

11
perencanaan (strategy planning), implementasi (strategy
implementation), evalusi (strategy evaluation) dan analisa perubahan
lingkungan (enviromental analysis)

2.8 Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi


Manajemen Risiko Strategik

a. Bank harus mengidentifikasi risiko strategik yang melekat pada


aktivitas fungsional tertentu seperti perkreditan (penyediaan dana),
tresuri dan investasi serta operasional dan jasa.
b. Bank harus mencatat dan menatausahakan perubahan kinerja
sebagai akibat tidak terealisasinya atau tidak efektifnya
pelaksanaan strategi usaha maupun rencana bisnis yang telah
ditetapkan terutama yang signifikan terhadap permodalan Bank.
c. Dalam proses pengukuran risiko strategik ini, Bank dapat
menggunakan dengan kombinasi pendekatan kualitatif dan
kuantitatif.
d. Bank memantau risiko strategik secara berkala sesuai dengan
pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko
strategik.
e. Sistem informasi manajemen harus dapat menyediakan laporan
eksposur risiko strategik secara lengkap, akurat dan tepat waktu
dalam rangka proses pengambilan keputusan oleh Direksi.

2.10 Pengendalian Strategik Risiko


1. Bank harus melaksanakan proses pengendalian keuangan yang bertujuan
untuk memantau realisasi dibandingkan dengan target yang akan dicapai
dan memastikan bahwa risiko yang diambil masih dalam batas toleransi.
2. Bank harus memiliki satuan kerja yang diberi wewenang dan tanggung
jawab untuk menganalisa laporan actual vs target rencana bisnis dan
menyampaikannya kepada Direksi secara berkala.

12
3. Bank harus melaksanakan pengujian dan kaji ulang terhadap sistem
informasi manajemen risiko strategik secara berkala.

2.11 Penyebab Strategi Resiko

Risiko strategis memiliki beberapa penyebab, antara lain:

1. Risiko operasi

Risiko operasi timbul dari konsekuensi masalah yang terjadi dalam


operasi, manufaktur dan proses. Risiko operasional lebih mengarah
pada sebuah kegagalan yang sangat tidak diharapkan dan biasanya
terjadi dalam kegiatan sehari-hari dalam perusahaan. Hal itu
mungkin saja dapat terjadi dikarenakan beberapa kegagalan teknis,
seperti server yang sudah eror, atau dapat juga disebabkan oleh
perseorangan (karyawan) maupun proses pada kegiatan operasional
perusahaan Anda.

Dalam beberapa kasus, risiko operasional biasanya memiliki lebih


dari satu penyebab. Sebagai contoh, misalkan ada salah satu
karyawan Anda yang menulis jumlah salah dalam sebuah cek, atau
pembukuan keuangan perusahaan. Misalnya angka yang ditulis
sebenarnya Rp10.000.000 (Sepuluh juta rupiah). namun karena
kesalahan penulisan, maka ditulislah Rp100.000.000 (seratus juta
rupiah). Padahal itu adalah jumlah yang harus dibayarkan
perusahaan untuk sebuah denda atau keperluan lainnya, maka hal
itu akan dapat menyebabkan kerugian. Dan hal itu menjadi salah
satu risiko operasional.

Dalam beberapa kasus lainya, risiko operasional juga dapat muncul


dari kejadian yang mungkin terjadi di luar kendali, seperti bencana
alam, kebakaran perusahaan, pemutusan daya, atau masalah
dengan website hosting. Apapun yang dapat mengganggu operasi

13
utama perusahaan maka hal itu dikategorikan dalam risiko
operasional.

Kejadian tersebut mungkin terlihat lebih kecil jika dibandingkan


risiko strategik yang bisa membawa dampak kerugian lebih besar
yaitu kebangkrutan. Namun risiko operasional juga tetap dapat
memiliki dampak yang besar bagi perusahaan. Bukan hanya akan
menimbulkan biaya tambahan untuk perbaikan masalah. Namun
isu kegagalan operasional juga dapat memengaruhi nilai
pelanggan, di mana bisa juga pesanan pelanggan tidak akan
terkirim atau membuatnya tidak mungkin untuk menghubungi
Anda. Jika server atau koneksi internet mengalami masalah dapat
dipastikan akan dapat menyebabkan kerugian pemasukan serta
merusak reputasi perusahaan Anda.

2. Solusi Risiko Operasional

Beberapa hal yang mungkin bisa mencegah risiko operasional


adalah dengan menggunakan Sumber Daya Manusia yang terlatih
dan profesional dibidangnya, Jika pemasaran dan pemesanan Anda
menggunakan teknologi website mungkin ada baiknya jika Anda
memiliki website kedua untuk membantu melakukan proses
pemesanan atau bisa juga sebagai pemberitahuan mengenai info-
info yang perusahaan Anda berikan melalui website ke dua di luar
website utama. Atau Anda juga bisa memanfaatkan social media
untuk mengatasi masalah di dalam perusahaan untuk mencegah
keterpurukan reputasi perusahaan Anda.

Beberapa indikator dari risiko operasi antara lain:

 mesin yang tidak berjalan

 tingkat kesalahan yang sering terjadi

 ada varians yang tidak dapat dijelaskan

14
 tingkat defect yang tinggi

 banyak komplain dari pelanggan

Contoh risiko operasi antara lain adalah yang dialami oleh Mattel
baru-baru ini. Mattel menarik ratusan ribu mainannya di seluruh
dunia karena mengandung timbal yang dapat membahayakan
kesehatan. Magnet yang mudah lepas juga disinyalir dapat
membahayakan hidup anak jika sampai tertelan. Bahkan ada
beberapa komplain dari pelanggan mengenai anaknya yang harus
dioperasi karena menelan magnet. Penarikan besar-besaran ini
tentunya mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi Mattel.

3. Risiko asset impairment

Risiko asset impairment adalah risiko yang terjadi ketika suatu aset
kehilangan porsi yang signifikan dari nilainya sekarang karena ada
kemungkinan penurunan dalam arus kas yang dihasilkan. Risiko
ini menjadi strategis ketika terdapat penurunan dari nilai finansial,
hak kekayaan intelektual dan kondisi fisik aset yang sangatlah
penting bagi pengimplementasian strategi. Risiko ini memiliki
dampak kepada finansial perusahaan, dalam istilahnya sering juga
dikaitkan dengan biaya ekstra atau kerugian pemasukan
perusahaan. Namun, kategori risiko finansial biasanya lebih
mengacu secara khusus terhadap arus masuk dan keluar uang
dalam perputaran bisnis anda, dan kemungkinan akan
menyebabkan kerugian finansial. Sebagai contoh, Anda memiliki
perusahaan yang sebagian besar pemasukan perusahaan Anda
berasal dari sejumlah klien besar yang melakukan proses
pembayaran produk anda dengan sistem kredit jangka waktu yang
cukup lama.

Dalam kasus tersebut, perusahaan Anda tentu akan memiliki risiko


finansial yang cukup signifikan. Jika beberapa pelanggan tersebut

15
tidak dapat membayar kredit yang harus dibayar, atau menunda
pembayaran untuk jangka waktu yang lama, bahkan membatalkan
perjanjian dengan tidak melunasi kredit yang dibayarkan maka
bisnis Anda sedang dalam masalah besar.

Risiko finansial lainnya adalah mengenai utang. Memiliki utang


yang banyak tentu juga meningkatkan risiko finansial bagi
perusahaan, khususnya jika kebanyakan utang yang sedang
dimiliki adalah utang jangka panjang dan akan jatuh tempo dalam
waktu dekat. Dan kemudian suku bunga tiba-tiba naik, misalnya
seharusnya Anda cukup membayar 8% pinjaman, namun karena
kenaikan suku bunga yang secara tiba-tiba sekarang Anda jadi
membayar 15%.

4. Solusi Risiko Finansial

Tentu risiko finansial adalah risiko yang termasuk sulit untuk


dicegah, mengingat hal ini terjadi karena perubahan yang tidak bisa
kita duga sebelumnya. Tentu akan lebih baik jika sistem jual beli
dilakukan dengan ketentuan yang lebih aman, misalnya untuk
penjualan dengan kredit sebaiknya diamankan dengan jaminan
yang harus diberikan pelanggan.

Jika memungkinkan sebaiknya perusahaan tidak mengambil utang,


cukup dengan menjual beberapa saham jika ingin mengembangkan
bisnisnya, dan jika transaksinya sudah ke dalam skala internasional
tentu sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu sebelum melakukan
persetujuan, karena tentu harga produk akan berubah sewaktu-
waktu.
 penurunan nilai finansial suatu aset

contohnya ketika krisis subprime mortgage lalu, harga-


harga rumah di Amerika turun drastis. Sehingga kerugian
besar dialami oleh para manajer investasi yang bermain di
sektor subprime. Efek dominonya juga merugikan semua

16
orang di seluruh dunia yang bermaih di indeks dan saham
lokal.

 hak kekayaan intelektual

kekayaan intelektual sangatlah signifikan dalam


pengimplementasian strategi. kehilangan ataupun bocornya
kepada pihak lain dapat membahayakan perusahaan.
Contoh nyata yang sedang marak terjadi adalah kasus
McLaren yang mencuri rahasia dari pihak pesaingnya
Ferrari. Sebelum terkuaknya kasus ini, McLaren merajai
Formula 1 dibandingkan dengan Ferrari. Akibat kasus ini,
McLaren diganjar hukuman penghapusan poin dari
klasemen.

 penurunan kondisi aset fisik

penurunan kondisi aset fisik umumnya terjadi karena ada


kebakaran, banjir, aksi teroris, gempa bumi, tsunami, dan
bencana lainnya.

5. Risiko kompetitif

Risiko kompetitif adalah risiko yang berasal dari perubahan


lingkungan kompetitif yang dapat mengurangi kemampuan bisnis
untuk dapat menciptakan value dan mendiferensiasikan barang dan
jasanya.

Indikator-indikator dari risiko kompetitif antara lain:

• Adanya pengenalan produk baru dari pesaing

Adanya produk baru dari pesaing dapat mengancam pangsa


pasar perusahaan, apalagi jika produk mereka lebih
superior. Jika perusahaan tidak dapat menyesuaikan dengan
perubahan tersebut, maka pengsa pasar bisa terus tergerus.

17
Misalnya ketika pertama kali Wingsfood mengeluarkan Mie
Sedap yang lebih murah dibandingkan dengan Indomie.
Mereka dengan cepat berhasil menggerus pangsa pasar
Indofood.

• Adanya perubahan regulasi

Perubahan regulasi dari pemerintah jika tidak diikuti dengan


penyesuaian bisa menstop jalannya bisnis. Misalnya
regulasi terbaru BI mengenai single presence policy yang
berarti pemerintah kedepannya hanya boleh memiliki satu
BUMN saja. Tentunya hal ini menimbulkan risiko bahwa
kedepannya akan ada bank-bank yang tidak eksis lagi.

• Perubahan dalam perilaku pembelian konsumen

Bisnis harus selalu peka terhadap perubahan, terutama


dalam perilaku pembelian konsumen. Dalam musim-musim
tertentu, tentu ada peak season, misalnya Lebaran. Jika
perusahaan tidak pandai-pandai membaca permintaan yang
meningkat dan menyesuaikan kapasitas produksinya, maka
pangsa pasarnya bisa dimabil oleh pesaing.

6. Risiko franchise

Tidak seperti ketiga sumber risiko sebelumnya, risiko franchise


atau sering pula disebut sebagai risiko reputasi, bukanlah sumber
risiko. Risiko ini merupakan konsekuensi dari risiko yang berlebih
dari salah satu dari ketiga dimensi risiko sebelumnya.

• Adanya pemberitaan buruk dari media

Media saat ini pengaruhnya sangat besar dalam hidup


masyarakat. Sudah hukum alamnya bahwa berita buruk
memiliki efek multiplier, yaitu sampainya lebih cepat

18
daripada berita baik. Maka ketika suatu bisnis diberitakan
buruk, dampaknya bisa cepat dan menjadi luar biasa.

• Terkena tuntutan hukum dari pihak lain

ketika suatu bisnis terkena tuntutan hukum dari pihak lain,


tentu reputasinya akan memburuk. Hal tersebut berarti
menandakan bahwa ada masalah yang sedang dihadapi oleh
bisnis tersebut

• Adanya masalah pada sistem

Jika ada masalah pada sistem, atau sistem tidak berjalan


semestinya, maka tentu itu menjadi risiko operasi. Namun
ketika masalahnya sudah membesar dan belum selesai jua,
maka dapat menjadi risiko strategis. Misalnya kasus
Indonesia yang mengalami banyak sekali kecelakaan
penerbangan sehingga mendapatkan larangan terbang dari
Uni Eropa. Dalam kasus ini, Indonesia tidak berhasil
meyakinan Uni Eropa bahwa sistem penerbangan di
Indonesia berjalan sebagaimana mestinya.

2.12 Contoh kasus strategi risiko

Kasus 1:
Midland Bank Pada bulan Juli 1980, Midland Bank (berpusat di
Inggris) mengumumkan bahwa telah dilakukan tindakan akuisisi terhadap
Crocker Bank di California untuk memperluas bisnisnya, dengan masuk ke
bisnis kredit perumahan (yang belum pernah dimiliknya). Persetujuan
akuisisi ini diberikan bulan Agustus 1981 dan pada bulan Oktober 1981,
Midland Bank membayar USD 597 juta untuk 51% kepemilikan Crocker
Bank. Pada Bulan Februari 1986, Midland Bank menjual Crocker Bank
kepada Wells Fargo Bank dengan harga sekitar USD 1,1 miliar. Walaupun
sepintas terlihat bahwa investasi Midland Bank pada Crocker Bank telah

19
berlipat ganda, perhitungan tersebut sebenarnya tidak mempertimbangkan:
• pembentukan provisi sebesar USD 760 juta untuk kredit macet yang
dilakukan Midland Bank • USD 700 juta yang diinvestasikan Midland di
Crocker Bank pada tahun 1981. Diperkirakan bahwa kerugian Midland di
Crocker Bank seluruhnya mencapai sekitar USD 1,7 miliar. Masalah
Midland Bank dengan Crocker Bank sebagian disebabkan karena
mengakuisisi bank asing yang memiliki standar dan sikap bisnis yang
berbeda. Pada akhirnya terbukti bahwa perbedaan kultural tidak dapat
dijembatani.

Kasus 2:
Lehman Brothers Lehman Brothers pernah menjadi bank investasi
terbesar ke-empat di AS. Perusahaan yang bermarkas di New York itu
didirikan pada 1850 di Montgomery,Alabama. Pada akhir 2007, Lehman
mempekerjakan 28.500 karyawan. Tapi, karena. krisis finansial dan
ekonomi, jumlah karyawan dikurangi 1.500 orang. Sebelum pailit, mereka
memiliki sekitar 27.000 karyawan. Pada akhir Agustus tahun 2008 lalu,
Perusahaan itu mengalami kerugian sebesar USD 3,9 miliar (sekitar Rp
36,6 triliun dengan kurs Rp 9.400 per USD), menyusul kerugian USD 2,8
miliar (sekitar Rp 26,32 triliun) yang terjadi pada triwulan II 2008 yang
lalu. Kerugian ini akibat krisis subprime mortgage di AS, dimana mereka
terpaksa menghapusbukukan kredit macet USD 13,8 miliar (sekitar Rp
129,7 triliun). Strategi membesarkan aset dengan terlalu banyak
konsentrasi dalam portofolio subprime mortgage ternyata menimbulkan
kerugian yang sulit untuk ditanggulangi bank. Bank investasi terbesar
keempat di AS sekaligus salah satu perusahaan finansial ternama di dunia,
Lehman Brothers, menyatakan pailit atau bangkrut tanggal15 September
2008.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Definisi risiko dapat diartikan sebagai adanya konsekuensi yang muncul
sebagai dampak adanya ketidakpastian, sehingga memunculkan dampak
yang merugikan bagi pelaku usaha. Risiko strategik berdasarkan PBI
ialah risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan
strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak
tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.
2. Cara mengelola risiko strategik :
 Membuat rencana kerja bank.
 Membuat kebijakan untuk melaksanakan strategi yang telah ditentukan.
 Melaksanakan monitoring pencapaian rencana kerja secara periodik
 Dll.

3. Keuntungan manajemen risiko strategik :


 Persiapan untuk suatu risiko dengan memitigasi risiko tersebut dan
tentunya dapat melindungi stabilitas perusahaan.
 Persiapan yang lebih baik dibandingkan kompetitor salah satunya
dengan cara mencari suatu sumber daya yang lebih menguntungkan dan
kompetitif.
 Dapat mengubah ancaman strategik menjadi pertumbuhan peluang atau
kesempatan.

4. kebijakan yang terkait dengan resiko strategi


Risiko strategis umumnya terkait dengan kebijakan sebagai berikut:
a. investasi pada suatu bisnis
b. jenis bisnis yang akan diakuisisi
c. pemilihan bisnis yang akan dipangkas atau dijual

5. Pentingnya manajemen risiko bagi perusahaan :


 Memastikan kesuksesan perusahaan
 Sebagai sarana komunikasi dengan pemegang kepentingan
 Memaksimalkan hasil dan memenuhi batas waktu

21
 Perusahaan menjadi lebih proaktif dan tidak reaktif
 Mengevaluasi seluruh aktivitas perusahaan

6. Risiko strategis memiliki beberapa penyebab, antara lain:

 Risiko operasi

 Risiko asset impairment

 Risiko kompetitif

 Risiko franchise

22
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/18840003/risiko_reputasi_and_risiko_strategi
2. https://www.blj.co.id/2013/02/23/manajemen-risiko-strategis-1/
3. http://www2.crmsindonesia.org/knowledge/risk-management-
news/mencari-peluang-di-balik-risiko-strategis
4. http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/12/identifikasi-dan-
pengukuran-resiko.html
5. https://zahiraccounting.com/id/blog/5-cara-mengelola-risiko-hazard/

23

Anda mungkin juga menyukai