Anda di halaman 1dari 19

HYBRID FINANCING : PREFERRED STOCK

DAN LEASING By Kelompok 6


Nama Anggota Kelompok

Nama Anggota :

1. SAEFUL BARRY ( A1B019305 )

2. SAPRIAH ( A1B019307 )

3. SITI MA’NUN ( A1B019315 )

4. AULIA RISKI FERTYANTI ( A1B019039 )

5. LINDION PRATAMA ( A1B019173 )


SAHAM PREFEREN ( PREFERRED STOCK)
Pengertian Saham Preferen
Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus
yang memiliki beberapa preferensi atau kelebihan atau
fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa.Saham
preferen menurut para ahli dikatakan sebagai sekuritas
campuran (hybrid) atau surat berharga campuran, berarti
saham preferen mirip obligasi (bond) dan saham biasa
(common stock), saham preferen ini mirip dengan
obligasi dalam hal-hal tertentu dan mirip dengan saham
biasa dalam hal-hal lainnya.
Investor saham preferen lebih berisiko dari pada obligasi:
1. Klaim pemegang saham preferen berada dibawah
klaim obligasi
2. Pemegang obligasi kemungkinan besar akan tetap
terus menerima pendapatan selama masa sulit

Jika suatu perusahaan menerbitkan saham biasa dan


preferen, hak istimewa untuk saham preferen terdiri
dari:
1. Klaim terlebih dahulu atas dividen
2. Persyaratan dividen untuk saham preferen harus
dipenuhi terlebih dahulu sebelum segala sesuatunya
dibayarkan untuk saham biasa
Ciri dan karakteristik saham preferen
Ciri saham preferen
Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih dahulu dalam hal menerima deviden.
Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak menerima pembayaran maksimum sebesar
nilai nominal saham istimewa setelah semua kewajiban perusahan dilunasi.
Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam jumlah yang tetap.
Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak
terbatas, akan tetapi dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa
tersebut dengan harga tertentu.
Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara dalam RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham).
Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham tetap
menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada
periode yang lain jika perusahaan tersebut membagikan deviden, maka perusahaan harus membayarkan deviden
terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham biasa.
Saham preferen dijual dengan harga pari.
Saham preferen mamberikan hak suara pada pada pemegang saham preferen untuk memilih manajer perusahaan
jika pada waktu tertentu perusahaan tidak membagikan deviden.
Karakteristik saham preferen
Saham Preferen
Saham Preferen yang dapat Saham Preferen
Saham Preferen Konvertibel ditarik yang dapat
Kumulatif Saham Preferen ditebus
Saham preferen Saham preferen
Partisipasi saham preferen
konvertibel yang dapat ditarik
mengizinkan mengizinkan yang mempunyai
dinyatakan bahwa Pemegang saham
pemegang saham, perusahaan karakter yang
jika perseroan gagal preferen partisipasi
menurut opsinya, penerbit saham membuat sekuritas
membayar deviden membagi rata
menukar saham untuk menarik atau itu bersifat seperti
dalam suatu tahun, dengan pemegang
preferen menjadi menebus, pada hutang dan bukan
maka harus saham biasa setiap
saham biasa pada opsinya, saham seperti instrumen
dibayarkan dalam pembagian laba
rasio yang telah preferen yang ekuitas.
tahun berikutnya diluar tingkat yang
sebelum laba ditentukan beredar pada
ditentukan. tanggal tertentu
dapat dibagikan sebelumnya
kepada pemegang di masa depan
saham biasa dan pada harga
yang ditentukan.

1 2 3 4 5
Jenis jenis Saham Preferen

1. Saham preferen partisipasi (Komulatif); saham preferen yang


membagikan dividen kepada pemegangnya; pemilik saham ini setelah
menerima deviden tetap mempunyai hak untuk membagi keuntungan yang
dinyatakan sebagai dividen kepada pemegang saham biasa (participating
preference shares).
2. Saham preferen nonkumulatif; saham preferen yang tidak mempunyai
hak untuk memdapatkan dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun
yang lalu secara kumulatif (noncummulative preferred stock).
Kelebihan dan Kelemahan Saham Preferen
Kelebihan Saham Preferen

Bagi Emiten Bagi Investor

Berbeda dengan obligasi, kewajiban untuk membayar dividen saham Saham preferen memberikan hasil yang relatif stabil.
istimewa tidak bersifat kontraktual, dan melewatkan dividen saham 1 1
istimewa tidak membuat perusahaan menjadi bangkrut. Dalam kasus likuidasi, pemegang saham preferen lebih diprioritaskan
. dibanding pemegang saham biasa, beberapa contoh konkrit dapat
Dengan menerbitkan saham istimewa, perusahaan menghindaridilusi 2 menunjuukan bahwa para pemegang saham preferen terhindar dari
2 kerugian yang diderita para pemegang saham biasa.
ekuitas saham biasa yang terjadi ketika saham biasa dijual.

Banyak perusahaan (seperti perusahaan asuransi) lebih sering


Karena saham istimewa terkadang tidak mempunyai jatuh tempo, dan
3 menginvestasikan uang dalam saham preferen, karena 70 atau 80 persen
karena pembayaran dana pelunasan dari saham istimwa, jika ada 3 dari dividen yang diterima tidak terkena pajak.
biasanya disebar ke periode yang lama, maka penerbitan saham
istimewa dapat menghindari kekurangan arus kas akibat pembayaran
pokok yang menjadi sifat dasar dari terbitan utang.
$90

$100 BUY SELL


Kelebihan dan Kelemahan Saham Preferen
Kelemahan Saham Preferen

Deviden saham istimewa tidak dapat dikurangkan sebagai


1 beban bagi si penerbit, sehingga biaya sesudah pajak dari
saham istimewa biasanya lebih tinggi daripada biaya utang
sesudah pajak.
.
Meskipun deviden saham istimewa dapat dilewatkan, namun
2 investor berharap agar mereka dibayar, dan perusahaan berniat
membayar deviden itu jika kondisinya memungkinkan.

$90

$100 BUY SELL


Perhitungan Saham Preferen
Po = Dps/Kps
Contoh:
Ket :
Po = Nilai Saham Preferen PT. Liest mempunyai saham preferen dengan dividen yang
Dps = Dividend Saham preferen dibayarkan sebesar Rp2.000 tiap tahun. Tingkat return yang
Kps = tingkat return yang disyaratkan diinginkan diinginkan investor adalah 15%. Berapa nilai
pada saham preferen. sekarang saham preferen?

Jawab:
P0 = Dp / kp
= 2.000/0.15
= 13.333,33
Leasing
Leasing adalah suatu cara untuk dapat menggunakan suatu aktiva
tanpa harus membeli aktiva tersebut. Sewa-guna-usaha (Leasing)
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi (finance lease)
maupun sewa-guna-usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk
digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala.

Apabila perusahaan tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya


menginginkan service dari aktiva tersebut, perusahaan dapat
memperoleh “hak guna” tanpa disertai dengan hak milik, dengan
cara kontrak leasing.Dengan demikian Leasing adalah suatu alat atau
cara mendapatkan services dari suatu aktiva tetap yang pada
dasarnya sama seperti halnya kalau kita menjual obligasi untuk
mendapatkan services dan hak milik atas aktiva tersebut dan bedanya
pada leasing tidak disertai dengan hak milik.
Jenis-jenis Leasing
Ada tiga bentuk lease, yaitu sebagai berikut:
1. Jual dan lease kembali
Penjualan dan penyewaan kembali adalah suatu perjanjian dimana suatu perusahaan
menjual aktiva dan sekaligus menyewa aktiva itu kembali selama jangka waktu dan
menurut ketentuan.
2. Lease operasi
Lease operasi disebut juga lease jasa menawarkan pembiayaan sekaligus pemeliharaan.
Lazimnya, lease ini menetapkan bahwa lessor bertanggung jawab untuk merawat
dan menservis peralatan yang di-lease, dan biaya pemeliharaan tersebut
diperhitungkan dalam pembayaran lease.
3. Lease keuangan atau modal
Lease keuangan berbeda dengan lease operasi dalam 3 hal, yaitu:
a. Lease modal tidak memberikan jasa pemeliharaan
b. Lease modal tidak dapat dibatalkan
c. Lease modal diamortisasi secara penuh
Lease keuangan mirip dengan kontrak “jual dan lease kembali”, perbedaan utamanya
adalah bahwa dalam lease keuangan peralatan yang di-lease itu baru dan lessor
membelinya dari pabrik atau distributor, bukan dari lessee. Jadi, jual dan lease
kembali bisa dianggap sebagai jenis khusus lease keuangan, dan baik jual-dan-lease
kembali maupun lease keuangan dianalisis dengan cara yang sama.
Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing)
Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lesse

1
Melakukan sewa guna usaha dengan hak tanpa opsi (Financial leasing)
bagi lesse (Operating leasing).

Dalam teknik operating lease, Lessee tidak memiliki opsi Pada teknik pembiyaan ini, lesse memiliki hak untuk
untuk memiliki barang modal yang diberikan lessor. Pihak mengembalikan, memperpanjang atau membeli barang
pemilik objek leasing atau lessor membeli barang modal modal yang di berikan oleh lessor. Dalam sewa guna ini,
dan disewa guna usahakan kepada lesee. Pembayaran lessee yang membutuhkan suatu barang modal menentukan
periodik yang dilakukan oleh lessee tidak mencangkup sendiri jenis dan spesifikasi barang yang dibutuhkan dan
biaya yang dikeluarkan oleh lessor untuk mendapatkan mengadakan negosiasi langsung dengan suplier mengenai
barang modal tersebut dan bunganya. Penggunaan barang harga, syarat-syarat pemeliharaaan serta hal-hal lain yang
modal pada teknik ini biasanya dalam jangka waktu yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut..

2
pendek dan juga lessee dapat membatalkan perjanjian
leasing kapanpun serta mengembalikan barang modal
tersebut kepada lessor.
.
Metode Pembayaran Sewa Guna (Lease Payment)
S = [(b – r )(1 + i )t-1]i
(1 + i )t – 1
Contoh:
Dimana: Nilai barang modal Rp400 juta
S = Besarnya sewa Nilai sisa Rp40 juta
B = Nilai barang modal Simpanan jaminan (10% dari nilai barang) = 40 juta
R = Nilai sisa
I = tingkat bunga Tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%)
T = Jumlah periode Jangka waktu 12 bulan
Masa kontrak 1 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011

Jawab:
S = [(400.000.000 – 40.000.000)(1 + 0,02)12-1]0,02
(1 + 0,02)12 – 1
S = [(360.000.000)(1,02)11]0,02
(1,02)12 – 1
S = 33.373.978
Lanjutan

Rumus pembayaran sewa per bulan dibayar dibelakang:


S = [(b – r )(1 + i )t]i
(1 + i )t – 1
Jawab:
S = [(400.000.000 – 40.000.000)(1 + 0,02)12]0,02
(1 + 0,02)12 – 1
S = [(360.000.000)(1,02)12]0,02
(1,02)12 – 1
S = 34.041.455
Pengaruh Leasing terhadap laopran keuangan

Pembayaran lease data dicatat sebagai beban operasi pada laporan rugi-laba perusahaan,
tetapi dalam keadaan tertentu, baik aktiva lease maupun kewajiban lease sesuai
kontrak lease tidak muncul dalam neraca perusahaan. Karena itu, leasing seringkali
disebut pembiayaan di luar neraca (off balance sheet financing).Suatu lease harus
diklasifikasikan sebagai lease modal, dan karenanya dikapitalisasikan dan
langsung disajikan di neraca, jika terdapat salah satu dari kondisi berikut :

1. Berdasarkan syarat-syarat lease, pemilikan atas property secara efektif berpindah dari lessor
kepada lessee.
2. Lessee dapat membeli property tersebut atau memperbarui perjanjian lease dengan harga yang
lebih rendah daripada harga pasar wajar pada saat perjanjian lease berakhir.
3. Lease itu berlaku untuk periode yang sama atau lebih lama daripada 75 persen dari umur
aktiva. Jadi, jika suatu aktiva berumur 10 tahun dan lease ditulis untuk peride lebih dari 7,5
tahun, maka lease tersebut harus dikapitalisasi.
4. Nilai sekarang pembayaran lease adalah sama atau lebih besar daripada 90 persen dari nilai awal
aktiva tersebut.
Lanjutan

Jadi, lease pada dasarnya diakui sama seperti utang, dan


mempunyai pengaruh yang sama seperti utang terhadap
tingkat pengembalian yang disyaratkan atas perusahaan. Oleh
karena itu, leasing pada umumnya tidak akan membungkinkan
suatu perusahaan untuk menggunakan leverage keuangan yang
lebih besar daripada yang dapat diperolehnya dari utang
konvensional.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Leasing

1. Estimasi nilai residu. Lessor akan memiliki aktiva lease setelah


berakhirnya masa lease. Estimasinilai aktiva setelah berakhirnya masa lease
disebut nilai residu (residual value). Jadi, adanya nilai residu yang besar atas
peralatan cenderung tidak menyimpangkan keputusan mengenai leasing.
2. Bertambahnya kredit yang tersedia. Leasing ada kalanya memeberikan
keuntungan bagi perusahaan yang ingin memaksimumkan tingkat average
keuangan. Pertama, kadang-kadang ada yang mengatakan bahwa perusahaan
dapat memperoleh jumlah uang yang lebih besar, dan dengan jangka waktu
yang lebih lama, menurut perjanjian leasing daripada perjanjian kredit yang BUY SELL
dijamin dengan aktiva. Kedua, karena beberapa lease tidak tercatat di neraca,
maka pembiayaan dengan lease akan menyajikan posisi keuangan yang
lebih baik dalam analisis kredit secara sekilas, sehingga memungkinkan
perusahaan untuk menggunakan average yang lebih besar daripada jika
perusahaan itu tidak menggunakan lease.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai