Anda di halaman 1dari 36

A.

MANAJEMEN KREDIT

I. Pengertian Kredit

Istilah Kredit berasal dari bahasa Romawi “ Credere “ yang artinya percaya.

Kepercayaan disini maksudnya adalah bagi si pemberi kedit adalah bahwa ia percaya

kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan

sesuai perjanjian sedangkan bagi penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan

sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu.

Menurut Drs. H. AS. Mahmoedin (2004 : 2 )

“ Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan “

Ada keterkaitan antara faktor waktu pemberian prestasi dan penerimaan kembali

prestasi tersebut. Dengan demikian dalam kredit terkandung juga pengertian tentang

degree of a risk yaitu suatu tingkat resiko. Oleh karena itu pelepasan kredit mengandung

resiko bagi pemberi kredit.

Berdasarkan Uraian tersebut maka ;

Menurut Kashmir ( 2001 ; 94 – 95 ), Unsur – Unsur yang terkandung dalam

pemberian suatu kredit:

1. Kepercayaan

Adanya suatu keyakinan dari pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (

berupa uang, barang dan jasa ) akan benar – benar diterima kembali di masa

tertentu pada masa uang akan datang.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur–unsur

kesepakatan antara si pembeli dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini

dituangkan dimana masing–masing pihak menandatangani hak dan

kewjkewajibannya masing–masing
3.
Jangka Waktu

Setiap Kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu

ini mencakup masa pemberian kredit yang telah disepakati, jangka waktu

itu bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
4.
Resiko

Adanya suatu tenggang pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak

tertagihnya pemberian kredit. Semakin panjang jangka waktu maka akan

semakin besar resikonya demikian sebaliknya resiko ini menjadi

tanggungan bank.
5.
Bal Balas Jasa

Merupakan keuntungan bank atas pemberian suatu kredit dalam bentuk

bunga dan administrasi kredit

Berdasarkan uraian tersebut maka kredit dapat diartikan sebagai kemampuan

untuk memperoleh barang / jasa dengan memberikan janji akan membayar kembali

dengan uang atau barang pada waktu yang ditentukan.

II. Fungsi Kredit

Fasilitas Kredit yang diberikan mempunyai peranan atau fungsi yang sangat

penting dalam perekonomian. Hal ini dapat diketahui secara luas, yaitu :

a. Meningkatkan Daya Guna Modal ( Uang )

Pemilik dana dapat secara langsung meminjamkan kepada para pengusaha

untuk meningkatkan usahanya.

b. Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang.

Kredit yang ditarik dengan cek, bilyet giro, wesel akan meningkatkan

uang giral dan kredit yang ditarik secara tunai akan meningkatkan

peredaran uang kartal.

c. Meningkatkan Daya Guna Barang.

Dengan kredit maka produsen dapat memproses bahan baku menjadi

barang jadi. Dan dengan kredit maka pengusaha yang telah memperoleh

kredit mampu menjual secara kredit dan membeli bahan secara tunai.

d. Kredit sebagai salah satu alat bantu stabilitas ekonomi.


e. Meningkatkan kegairahan berusaha.

Pemberian kredit dapat meningkatkan permodalan pengusaha sehingga

dapat meningkatkan usahanya.

f. Meningkatkan pemerataan pendapatan.

Pemberian kredit investasi dapat membuka usaha baru, kesempatan kerja

yang baru.

g. Meningkatkan hubungan internasional.

Bank-bank luar negeri yang mempunyai jaringan usaha, dapat memberi

bantuan kredit secara langsung atau tidak langsung. Negara yang kuat

devisa membantu negara yang lebih lemah

III. Jenis- Jenis Kredit

Kredit yang diberikan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat untuk

masyarakat terdiri dengan berbagai jenis :

Secara umum Jenis- Jenis Kredit dapat dilihat dari berbagai jenis :

1. Penggolongan Berdasarkan Jangka Waktu :

i. Kredit jangka pendek

yaitu kredit yang jangka waktunya tidak melebihi 1 tahun

ii. Kredit jangka menengah

Yaitu kredit yang mempunyai jangka waktu antara 1 sampai

3 tahun

iii. Kredit jangka panjang

Yaitu kredit yang mempunyai jangka waktu diatas 3 tahun

2. Penggolongan Berdasarkan Dokumentasi :

i. Kredit dengan perjanjian kredit tertulis

ii. Kredit tanpa surat perjanjian kredit

Kredit seperti ini dapat dibagi atas beberapa jenis kredit, yaitu :

 Kredit lisan, tetapi ini sangat jarang dilakukan


 Kredit dengan instrument surat berharga, misalnya lewat

dokumen promes ( promissory note ), obligasi ( bonds ,

kartu kredit dan sebagainya

iii. Kredit cerukan ( overdarft ), kredit seperti ini biasanya timbul

karena :

 Penarikan / pembebanan giro yang melampaui saldonya

 Penari\kan / pembebanan R / G yang melampaui plafonnya.

3. Penggolongan Berdasarkan Bidang Ekonomi :

 Kredit untuk sektor pertanian

 Kredit untuk sektor penambangan

 Kredit untuk sektor perindustrian

 Kredit untuk sektor listrik, gas dan air

 Kredit untuk sektor konstruksi

 Kredit untuk sektor perdagangan, restoran dan hotel

 Kredit untuk sektor pengangkutan, perdagangan dan komunikasi.

 Kredit untuk sektor jasa.

 Kredit untuk sektor lain-lain

4. Penggolongan Kredit Berdasarkan tujuan :

 Kredit komsumtif

Merupakan kredit yang diberikan kepada debitur untuk keperluan

komsumsi seperti kredit profesi, kredit perumahan, kredit

kendaraan bermotor, pembelian alat-alat rumah tangga dan lain-

lain sebagainya

Kredit produktif yang terdiri dari : Kredit investasi, yang

dipergunakan untuk membeli barang modal atau barang- barang

tahan lama, seperti tanah, mesin, dan sebagainya. Namun

demikian, sering juga kredit ini digolongkan ke dalam kredit

investasi adalah apa yang disebut sebagai kredit bantuan proyek.


 Kredit likuiditas

Diberikan dengan tujuan untuk membantu perusahaan yang

sedang kesulitan likuiditas. Misalnya kredit likuiditas dan Bank

Indonesia yang diberikan untuk bank-bank yang memiliki

likuiditas di bawah bentuk uang.

5. Penggolongan Kredit berdasarkan Objek yang ditransfer :

 Kredit uang ( Money Credit )

Dimana pemberian dan pengembalian kredit dilakukan dalam

bentuk uang

 Kredit Bukan Uang ( Non Money Credit, mercharit credit )

Dimana diberikan dalam bentuk barang dan jasa dan

pengembaliannya dilakukan dalam bentuk uang.

6. Penggolongan Kredit berdasrkan waktu pencairannya :

 Kredit tunai ( cash credit )

Dimana pencairan kredit dilakukan dengan tunai atau

pemindahbukuan kedalam rekening debitur.

 Kredit tidak tunai ( Non Cash Credit )

Dimana kredit tidak dibayar pada saat pinjaman dibuat termasuk

kedalam penggolongan ini misalnya :

a. Garansi bank atau stand By L / C. Dalam hal ini bank akan

membayar apabila terjadi perbuatan tertentu , misalnya jika

pada suatu saat pihak pemohon bank garansi tidak

melaksanakan kewajibannya kepada pihak lain, maka dalam

hal ini Bank lah yang akan membayarnya.

b. Letter Of Credit, yang merupakan jaminan kepada penjual /

pembeli dimana Bank akan membayar sejumlah uang jika

dokumen-dokumen tertentu dipenuhi oleh penjual / pengirim

barang.
7. Penggolongan kredit menurut cara penarikannya :

 Kredit sekali jadi ( Alfofend ) yakni kredit yang pencairan

dananya dilakukan sekaligus, misalnya secara tunai ataupun

pemindahbukuan

 Kredit rekening koran,Dalam hal ini penarikan dana tidak

dilakukan sekaligus, melainkan secara tidak teratur kapan saja dan

berulang kali. Penarikan dana oleh nasabah dilakukan selama

plafond kredit masih tersedia, dilakukan dengan melalui

pemindahbukuan, penarikan cek, bilyet, giro atau perintah

pemindahbukuan lainnya.

 Kredit berulang-ulang ( Revolving Loan ), kredit semacam ini

biasa diberikan debitur yang tidak memerlukan kredit sekaligus

melainkan secara berulang-ulang sesuai kebutuhan, asalkan masih

dalam jangka waktu yang diperjanjikan. Berbeda dengan kredit

rekening koran, maka kredit berulang-ulang ini lebih dibatasi

terutama dalam penarikan dan penyetorannya.

 Kredit bertahap, kredit bertahap ini merupakan kredit yang

pencairan dananya dilakukan secara bertahap dalam beberapa

termin.

 Kredit tiap transaksi merupakan kredit yang diberikan untuk satu

transaksi tertentu dimana pengembalian kredit diambil dan hasil

transaksi yang bersangkutan berbeda dengan revolving credit,

maka kredit eenmalige ini tidak ditarik dananya secara berulang-

ulang, melainkan sekaligus saja, yakni untuk tiap transaksi saja.

8. Penggolongan kredit dilihat dan pihak krediturnya

Apabila dilihat dan segi pihak pemberi kredit, maka suatu kredit dapat

digolong-golongkan ke dalam :

 Kredit terorganisasi ( Organized credit ) yakni kredit yang diberikan

oleh badan-badan yang terorganisir secara legal dan memang


berwenang memberikan kredit. Misalnya : bank, koperasi dan

sebagainya.

 Kredit tidak Terorganisasi ( Unorganized Credit ) Merupakan kredit

yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang, ataupun

badan yang tidak resmi untuk memberikan kredit.

Kredit terorganisasi ini dapat dipilah-pilah ke dalam kategori

sebagai berikut :

a. Kredit Rentenir, yakni kredit yang diberikan oleh perorangan

atau badan tidak resmi untuk memberikan kredit, yang sering

dijuluki lintah darat.

b. Kredit penjual, merupakan kredit yang diberikan oleh penjual

kepda pembeli dalam suatu jual beli, di mana barang segera

diserahkan sementara harga barang dibayar kemudian secara

kredit.

c. Kredit pembeli, yang dimaksudkan adalah kredit yang juga

terbit dan jual-beli, di mana uang pembelian segera diserahkan

sementara barangnya diserahkan dikemudian hari. Misalnya

seperti yang seringdipreaktekkan dalam pembelian bahan

bangunan dan lain-lain.

9. Penggolongan kredit berdasarkan Negara asal kreditur

Apabila ditinjau dan segi asal negara dan dari mana kreditur berada, maka

suatu kredit dapat digolong-golongkan sebagai berikut :

 Kredit domestik ini merupakan kredit yang debiturnya / kreditur

utamanya berasal dari dalam negeri.

 Kredit Luar negeri merupakan kredit dengan kreditur atau kreditur

utamanya berasal dari luar negeri.


10. Penggolongan kredit berdasarkan Jumlah kreditur

Berdasarkan berapa banyaknya jumlah kreditur, maka suatu kredit dapat

dibagi kedalam :

 Kredit dengan kreditur tunggal, yakni kredit yang krediturnya hanya

satu orang / satu badan hukum saja. Ini yang sering disebut dengan

Single Loan.

 Kredit Sindikasi, ini merupakan kredit di mana pihak krediturnya

terdiri dan beberapa badan hukum, di mana biasanya salah satu

diantara kreditur tersebut bertindak sebagai Lead Creditor

B. KEBIJAKAN KREDIT
Dalam Pemberian kredit maka suatu bank harus merasa yakin bahwa kredit yang

diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan diperoleh dari hasil penilaian kredit

sebelum kredit tersebut disalurkan. Kegiatan perkreditan dapat berjalan lancar jika

rangkaian peraturam-peraturan yang ditetapkan secara lisan dan tulisan yang menjadi

syarat utama dalam pemberian kredit disebut sebagai kebijakan kredit ( Credit

Policy ) yang disusun secara profesional dan dipergunakan sebagai pedoman kerja

penerimaan dan penyaluran kredit .

Berdasarkan uraian tersebut maka kebijakan kredit adalah seperangkat keputusan

yang melengkapi periode kredit, kredit standard, prosedur pengumpulan piutang dan

potongan yang ditawarkan oleh bank.

Dalam menetapkan kebijakan kredit tersebut harus diperhatikan 3 azas utama

yaitu ;

1. Azas Likuiditas

Azas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuiditas,

karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya akan kehilangan kepercayaan.

2. Azas Solvabilitas

Menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit

sehingga dalam kebijakan kredit bank harus pandai mengatur penanaman dana
baik dalam bidang perkreditan maupun surat berharga pada suatu tingkat

resiko kegagalan sekecil mungkin.

3. Azas Rentabilitas

Azas yang mengharuskan bank untuk memperoleh laba baik untuk

mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan pengembangan

dirinya.

C. SISTEM PEMBERIAN KREDIT

Sistem dan prosedur Bank dalam pemberian kredit kepada nasabah dihadapkan

pada masalah yang kompleks. Perkreditan mempunyai sifat kasuistis yang artinya masing

– masing calon debitur mempunyai permasalahan spesifik berbeda secara materil antara

satu nasabah dengan nasabah lain.

Oleh karena itu diperlukan pendekatan dan penanganan yang secara berbeda dan

memperhatikan ciri- ciri khusus dari kredit sistem dan prosedur dalam pemberian kredit

dibagi atas beberapa tahap yaitu :

1. Tahap Persiapan,

Tahap ini merupakan persyaratan awal yang harus dipenuhi nasabah apabila

hendak mengajukan kredit, yaitu antara lain :

 Mengajukan permohonan / mengisi daftar isian yang disediakan bank dan

ditandatangani secara lengkap dan sah.

 Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis kredit (

perijinan perusahaan, NPWP untuk kredit sepuluh juta keatas ).

 Persyaratan khusus lainnya ( misalnya telah menjadi nasabah giro

sekurang-kurangnya 3 bulan

Permohonan kredit akan berupa :

a. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit

b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan

c. Permohonan perpanjangan / pembaharuan masa laku kredit yang telah

berakhir.
d. Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang

sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan perubahan / pengunduran

jadwal angsuran tersebut.

Setiap permohonan kredit harus dicatat dalam register yang tersedia.

Permohonan kredit harus lengkap sesuai persyaratan yang ditetapkan.

2. Tahap Penilaian / analisis

Pada tahap ini merupakan persiapan pemutusan kredit, pengumpulan data,

penilaian data beserta memeriksa kelapangan yang sebaiknya tidak diberitahukan kepada

nasabah sehingga pada saat meninjau dapat dilihat kondisi keadaan di lapangan sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya.

Analisis kredit pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip 5C

( 5 C Credit Analysis ) yang meliputi :

1. CHARACTER

Penilaian watak atau kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk

mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitur untuk melunasi atau

mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank di

kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama didasarkan kepada hubungan

yang telah terjalin antara Bank dan calon debitur atau informasi yang

diperoleh dari pihak lain yang mengetahui moral, kepribadian dan perilaku

calon debitur dalam kehidupan kesehariaannya.

2. CAPACITY

Penilaian kemampuan disini adalah bahwa bank harus meneliti keahlian calon

debitur dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank

yakin bahwa usaha yang akan dibiayai dikelola oleh orang-orang yang tepat,

sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu dapat melunasi atau

mengembalikan pinjamannya .

3. CAPITAL

Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh

mengenai masa lalu dan masa yang akan datang , sehingga dapat diketahui

kemampuan permodalan calon debitur dalam menunjang pembiayaan proyek


n utk memastikan bahwaatau usaha calon debitur yang bersangkutan

nasabah mempunyai modal yang cukup apabila terjadi kerugian.

4. COLLATERAL

Penilaian terhadap agunan juga perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa

agunan yang diserahkan cukup untuk menutup risiko kredit yaitu apabila

tidak dapat melunasi kredit yang diberikan.

5. CONDITION OF ECONOMIC

Dalam memberikan kredit Bank juga harus menganalisis keadaan pasar di

dalam dan di luar negeri baik masa lalu maupun masa yang akan datang

sehingga dapat memastikan apakah keadan perekonomian bersifat menunjang

atau menghambat usaha nasabah yang dapat berpengaruh atas kelancaran

kredit yang diberikan.

Selain memperhatikan Prinsip 5 C’s, dalam memberikan kredit juga menerapkan

apa yang dinamakan dengan prinsip 5 P yaitu :

a. Party ( para pihak )

Para pihak merupakan titik sentral yang diperhatikan dalam setiap pemberian

kredit. Untuk itu pihak pemberi kredit harus memperoleh suatu “ kepercayaan

“ terhadap para pihak, dalam hal ini debitur yaitu bagaimana karakternya dan

kemampuannya.

b. Purpose ( tujuan )

Tujuan dan pemberian kredit juga sangat penting diketahui oleh pihak kreditur

harus dilihat apakah kredit akan digunakan untuk hal-hal yang positif yang

benar-benar dapat menaikkan income perusahaan dan harus pula diawasi agar

kredit tersebut benar-benar diperuntukkan untuk tujuan seperti diperjanjikan

dalam suatu perjanjian kredit.

c. Payment ( pembayaran )

Dalam pemberian kredit juga harus diperhatikan apakah sumber pembayaran

kredit dan calon debitur cukup tersedia dan cukup aman, sehingga dengan

demikian diharapkan bahwa kredit yang akan diluncurkan tersebut dapat

dibayar kembali oleh debitur yang bersangkutan jadi harus diihat dan

dianalisis apakah setelah pemberian kredit nanti debitur punya sumber


pendapatan dan apakah pendapatan tersebut mencukupi untuk membayar

kembali kreditnya.

d. Profitability ( perolehan laba )

Unsur perolehan laba oleh debitur tidak kurang pula pentingnya dalam suatu

pemberian kredit. Untuk itu kreditur harus berpartisipasi apakah laba yang

akan diperoleh oleh perusahaan lebih besar daripada bunga pinjaman dan

apakah pendapatan perusahaan dapat menutupi pembayaran kembali kredit,

cash flow dan sebagainya.

e. Protection ( Perlindungan )

Dalam pemberian suatu kredit diperlukan perlindungan oleh perusahaan

debitur, untuk itu perlindungan dan kelompok perusahaan, atau jaminan dan

holding atau jaminan pribadi pemilik perusahaan penting diperhatikan

terutama untuk berjaga-jaga sekiranya terjadi hal-hal diluar prediksi semula.

Disamping menggunakan prinsip pembeian kredit diatas, dalam memberikan

kredit juga harus menggunakan prinsip 3 R, yaitu ;

a. Returns ( hasil yang diharapkan )

Return, yakni hasil yang diperoleh oleh debitur, dalam hal ini ketika kredit

telah dimanfaatkan dan dapat diantisipasi oleh calon kreditur artinya

perolehan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kredit beserta bunga,

ongkos-ongkos, disamping membayar keperluan perusahaan yang lain seperti

untuk cash flow, kredit lain jika ada dan sebagainya.

b. Repayment ( pembayaran kembali )

Kemampuan bayar dan pihak debitur tentu saja juga mesti dipertimbangkan.

Dan apakah kemampuan bayar tersebut match dengan schedule pembayaran

kembali dan kredit yang akan diberikan itu.

c. Risk bearing ability ( kemampuan menanggung resiko )

Sejauh mana terdapatnya kemampuan debitur untuk menanggung resiko.

Misalnya dalam hal terjadi hal-hal diluar antisipasi kedua belah pihak.

Terutama yang menyebabkan timbulnya kredit macet.


3. Tahap Pemutusan kredit

Setiap pemberian kredit harus dibuat suatu perjanjian tertulis antara bank dan si

penerima kredit. Isi perjanjian kredit mencantumkan segala hak dan kewajiban kedua

belah pihak. Hal-hal yang tertera dalam perjanjian kredit adalah:

a. Maksimum Kredit

Jumlah yang tertera dalam maksimum kredit (line of credit) adalah jumlah

tertinggi yang diizinkan kepada si penerima kredit. Jumlah ini berdasarkan

perhitungan kalkulasi kredit dalam aspek finansial.

b. Jangka Waktu

Sesuai dengan persetujuan antara pihak bank dan dibitur,maka ada kredit

yang jangka waktu pendek, menengah, dan panjang.

c. Keperluan Kredit

Isi perjanjian kredit dicantumkan tujuan keperluan kredit sesuai dengan

bidang usaha debitur berdasarkan target produktivitas yang akan dicapainya

d. Bunga (propisi)

Propisi kredit adalah suatu beban yang dikenakan kepada debitur sebagai

akibat dari perjanjian kredit yang dibuat. Propisi harus dibayar secara kontan

oleh debitur pada saat pencairan kredit

e. Bea Materai

Sesuai dengan aturan bea materai maka setiap pemberian kredit dikenakan

bea materai ½ % (setengah per seratus) dan maksimum kredit yang

diberikan,jumlah tersebut kemudian disetorkan ke kas negara

f. Bentuk Kredit

Berdasarkan perjanjian antara pihak bank dan debitur, dapat memilih

rekening koran bebas , rekening koran terbaru atau aficfeend rekening Koran.

g. Cara Penarikannya dan Cara Pelunasannya

Penarikan dan pelunasan ditetapkan dalam suatu jadwal tertentu

berdasarkan persetujuan bersama.

h. Jaminan Kredit
Isi perjanjian kredit harus dikemukakan secara terperinci mengenai

Jaminan,baik jumlah jaminan,nilai jaminan dan status kepemilikannya,nilai

jaminan harus sesuai dengan penetapan transaksi bank

i. Asuransi

Setiap jaminan diasuransikan sesuai dengan sifat jaminan tersebut. Hal ini

dimaksudkan untuk mengamankan resiko bilamana terjadi hal-hal yang

diinginkan.

j. Ketentuan-ketentuan Tambahan

Bank dapat menentukan ketentuan-ketentuan tambahan diluar ketentuan

pokok dan ketentuan tersebut dicantumkan dalam pasal tambahan didalam

permohonan kredit.

4. Tahap Pengawasan kredit

Pengawasan kredit bertujuan untuk memastikan apakah prosedur kredit telah

menggunakan azas pemberian kredit yang sehat dan telah ada pengaman resiko dan

tujuan kredit sehingga kredit yang diberikan telah sesuai dengan ketentuan bank dan

ketentuan bank Indonesia. Pengawsan kredit ini dilakukan oleh bagian pengawasan intern bank atau bank indonesia.

Pengawasan kredit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu ;

1. Pengawasan Pasif

Pengawasan pasif dapat dilakukan dengan cara :

 Preventif

Pengawasan dilakukan dengan cara membuat ketentuan agar nasabah tidak

melakukan suatu kegiatan tertentu ( misalnya dilarang overdraft untuk

nasabah tertentu ).

 Represif

Memberikan penalty untuk suatu nasabah yang terlambat membayar

bunga atau angsuran.

2. Berdasarkan pada kegiatan


dengan melihat aktifitas rekening nasabah baik penyetoran maupun

penarikan tabungan nasabah tersebut dan melihat kelancaran pembayaran

angsuran kreditnya.

3. Mendasarkan pada analisis laporan wajib yang disampaikan nasabah

Pengawasan disini, bank memantau laporan stock dan piutang , progress

report dari proyek yang dibiayai kredit serta laporan keadaan keuangan

dan usahanya yang meliputi : tingkat produksi, penjualan, pembelian dan

sebagainya

4. Pengawasan Aktif

Pengawasan aktif dilakukan dengan pemeriksaan setempat terhadap

proyek / perusahaan untuk mengetahui keadaan stock / piutang, keadaan

usahanya, keadaan barang agunan dan penggunaan kredit dan kemudian

menyusun laporan hasil pemeriksaan setempat dan bila diperlukan

memberikan saran-saran atau pemikiran-pemikiran yang perlu dilakukan

oleh bank.

Dari pengawasan ini masalah yang terpenting sebenarnya adalah mengukur

performance kredit yang disebut kolektibilitas kredit. Setiap bank pasti mempunyai tolok

ukur sendiri dalam menetapkan kolektibilitasnya. Kolektibilitas ini setiap bulannya harus

dilaporkan ke Bank Indonesia

5. Tahap Penyelamatan Kredit

Pada tahap penyelamatan kredit ini kredit yang semulanya tergolong

diragukan atau macet kemudian diusahakan untuk diperbaiki sebagai mana tercermin

dalam akad penyelamatan kredit.

Bentuk dari penyelamatan kredit :

a. Penjadwalan kembali ( Reshedulling )

Yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran

atau jangka waktu termasuk masa tenggang baik yang meliputi perubahan

besarnya angsuran maupun tidak.

b. Persyaratan kembali ( Reconditioning )


2. Berdasarkan pada kegiatan
dengan melihat aktifitas rekening nasabah baik penyetoran maupun

penarikan tabungan nasabah tersebut dan melihat kelancaran pembayaran

angsuran kreditnya.

3. Mendasarkan pada analisis laporan wajib yang disampaikan nasabah

Pengawasan disini, bank memantau laporan stock dan piutang , progress

report dari proyek yang dibiayai kredit serta laporan keadaan keuangan

dan usahanya yang meliputi : tingkat produksi, penjualan, pembelian dan

sebagainya

4. Pengawasan Aktif

Pengawasan aktif dilakukan dengan pemeriksaan setempat terhadap

proyek / perusahaan untuk mengetahui keadaan stock / piutang, keadaan

usahanya, keadaan barang agunan dan penggunaan kredit dan kemudian

menyusun laporan hasil pemeriksaan setempat dan bila diperlukan

memberikan saran-saran atau pemikiran-pemikiran yang perlu dilakukan

oleh bank.

Dari pengawasan ini masalah yang terpenting sebenarnya adalah mengukur

performance kredit yang disebut kolektibilitas kredit. Setiap bank pasti mempunyai tolok

ukur sendiri dalam menetapkan kolektibilitasnya. Kolektibilitas ini setiap bulannya harus

dilaporkan ke Bank Indonesia

5. Tahap Penyelamatan Kredit

Pada tahap penyelamatan kredit ini kredit yang semulanya tergolong

diragukan atau macet kemudian diusahakan untuk diperbaiki sebagai mana tercermin

dalam akad penyelamatan kredit.

Bentuk dari penyelamatan kredit :

a. Penjadwalan kembali ( Reshedulling )

Yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran

atau jangka waktu termasuk masa tenggang baik yang meliputi perubahan

besarnya angsuran maupun tidak.

b. Persyaratan kembali ( Reconditioning )


Yaitu perubahan sebahagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak

terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau

persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum

saldo kredit.

c. Penataan kembali ( Restructuring )

Yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut penambahan dana

bank atau konversi seluruh atau sebahagian dari kredit menjadi penyertaan

dalam perusahaan.

Penyelamatan kredit dengan cara ini dapat disertai dengan penjadwalan

kembali dan atau persyaratan kembali.

d. Cerukan ( overdraft )

Merupakan pemberian fasilitas pelampauan penarikan atas saldo rekening

giro yang efektif yang belum dibuat akad kreditnya atau pelampauan

pemberian kredit diatas plafond yang ditetapkan berdasarkan akad kredit

D. MANAJEMEN PIUTANG

Penjualan secara kredit tidak segera akan meningkatkan penerimaan kas akan

tetapi menimbulkan piutang dan kemudian pada hari jatuh tempo terjadi kas masuk yang

berasal dari pengumpulan piutang.

Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu berputar secara terus menerus

dalam rantai perputaran modal kerja.

Pihak manajer keuangan dalam pemberian kredit harus mampu membangun

sebuah sistem manajemen piutang yang optimal yang bekaitan dengan membangun syarat

kredit, memilih sistem monitoring yang ditetapkan untuk menjaga piutang ragu-ragu (

Bad debt ) dapat dikendalikan mencegah agar arus kas keluar jangan menurun dan

menetapkan tindakan korektif jika muncul perubahan diluar batas yang ditoleransi.

Istilah piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang, barang dan jasa terhadap

perorangan, organisasi atau debitur lainnya. Jadi yang dimaksud dengan piutang adalah

tagihan yang diharapkan dapat diterima berupa uang dan penyelesainnya tidak melebihi

satu kegiatan normal perusahaan


Usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat-pejabat kredit dalam perkreditan

ditujukan agar kredit yang diberikan dapat kembali dengan baik dan membawa

keuntungan yang diharapkan. Akan tetapi dalam perkembangan penagihan piutang tidak

semua kredit diberikan berjalan lancar sebagian kecil tidak lancar bahkan menuju arah

kemacetan.

Hal ini disebabkan oleh 2 unsur, yaitu

1. Pihak Perbankan

Pihak analisis kredit bank kurang teliti dan kekurangmampuan bank dalam

menilai mutu permintaan kredit yang diajukan analisis kredit tidak

berdasarkan data akurat, data mengenai kredit nasabah tidak

didokumentasikan dengan baik,kurangnya pengawasan dan pemantauan atas

keadaan nasabah secara terus menerus dan teratur.

2. Pihak Nasabah

Kredit bermasalah dapat terjadi akibat :

a. Adanya unsur kesengajaan

b. Debitur mau membayar akan tetapi kemampuan membayar kredit tidak

ada. Hal ini disebabkan karena terganggunya kelancaran usaha, kemampuan

manajemen yang buruk, musibah yang dialami, kemampuan pemasaran

menurun dan kecerobohan nasabah.

E. SISTEM PENAGIHAN PIUTANG

Langkah-langkah pengamanan kredit diperlukan untuk mengkategorikan kredit

berdasarkan pelaksanaan pembayaran kredit yang telah jatuh tempo. Hal ini bertujuan

untuk menentukan apakah kredit yang telah diberikan itu berjalan dengan lancar atau

sebaliknya. Keadaan kelancaran kredit dapat dilihat dari kemampuan debitur dalam

memenuhi kewajiban berupa pembayaran bunga angsuran dan setoran-setoran lain

sesuai perjanjian yang telah disepakati bersama.

Pengelompokan kredit berdasarkan kelancarannya sangat diperlukan untuk

memperlancar transaksi-transaksi kredit dalam penyelesaian dan sistem penagihan

piutang kepada debitur sehingga siapa dan langkah yang diambil disesuaikan dengan

keadaan kredit pengelompokkan atau pembagian Kredit didasarkan atas kolektibilitas


(collectibility) yaitu tingkat ketepatan pembayaran kembali kredit atau angsuran

kredit dan bunga. Pengelompokkan penagihan piutang berdasarkan kolektibilitas

kredit terbagi atas :

a. Kredit lancar

b. Kredit dalam perhatian khusus

c. Kredit kurang lancar

d. Kredit macet

e. Kredit yang dihapuskan

Sebahagian besar kredit bermasalah atau piutang yang bermasalah tidak muncul

secara tiba-tiba. Gejala umum yang muncul sebagai tanda terjadinya kredit bermasalah

adalah penyimpangan dari berbagai ketentuan dalam perjanjian kredit,penurunan kondisi

keuangan perusahaan,frekuensi pergantian pemimpin dan tenaga inti,penyajian bahan

masukan secara tidak benar,menurunnya sikap kepada debitur,penurunan nilai jaminan

yang disediakan dan masalah pribadi

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh debitur atau pihak bank mendeteksi

adanya gejala kredit bermasalah adalah menentukan seberapa gawat masalah yang sedang

dihadapi debitur. Pihak bank dituntut untuk mengembalikan kredit,jumlah kredit yang

dipinjam debitur dari ketentuan lain, status dan nilai jaminan yang telah disepakati

maupun sikap debitur dalam menghadapi bank.

Pendekatan restrukturisasi Kredit dalam penagihan piutang didasarkan pada

kelayakan kredit dengan memperhatikan resiko dan pendapatan kredit yang dapat

diterima melalui penyelamatan kredit restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan :

1. perbaikan bank terhadap debitur yang mengalami kesulitan kewajiban melalui

penurunan suku bunga kredit,perpanjangan waktu kredit,pengurangan tunggakan

pokok dan bunga kredit. Penambahan fasilitas kredit dan konversi kredit menjadi

modal penyertaan sementara

2. Bank hanya dapat melakukan restrukturisasi kredit terhadap debitur yang

mengalami kesulitan pembayaran pokok dan bunga kredit dan debitur memiliki

prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah kredit

direstrukturisasi.
Pihak bank dalam sistem penagihan piutang biasanya menggunakan dua cara yaitu

dengan penanganan kredit bermasalah dengan jalan penagihan diluar proses pengadilan

dan penagihan dengan prses pengadilan.

Metode penagihan piutang di luar proses pengadilan yaitu:

a. Penagihan langsung

b. Mempergunakan Bantuan Biro Jasa Penagihan

c. Penagihan piutang dengan suirat panggilan

d. Menagih piutang kepada Perjakin

e. Parate ekselasi

Penagihan piutang melalui proses diluar pengadilan tidak membawa hasil maka

kredittur atau pihak bank dapat menempuh cara penagihan piutang melalui proses

pengadilan negeri. Adapun cara penagihan piutang melalui proses pengadilan negeri,yaitu:

1. Kejaksaan

a. Perdata,penyelesaian secara perdata melalui bidang perdata dan tata usaha

negara kejaksaan agung selaku pengacara negara

b. Pidana, penyelesaian kredit terdapt indikasi tindak pidana terpimpin

2. Pengadilan

a. Gugatan perdata diajukan untuk menuntut wanprestasi debitur

b. Eksekusi jaminan dilakukan atas dasar eksekutinal yang tercantum dalam

dokumen pengikatan jaminan melalui permohonan fiat eksekusi jaminan

yang diajukan kreditur kepada pengadilan negeri

c. Gugatan kepailitan ke pengadilan niaga,merupakan penyelesaian kredit

jika agunan yang dikuasai bank tidak mempunyai hak preferen dan atau

tidak melindungi kewajiban kredit.

Penagihan piutang yang tidak tertagih menggunakan dua metode,yaitu:

a. Metode penghapusan langsung (direct write of method )

b. Metode cadangan (allowannce method)


PERENCANAAN KREDIT

Pengertian Perencanaan
Suatu usaha yang baik selalu dimulai dengan kegiatan perencanaan , maksudnya agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.
Planning menyangkut suatu masa yang akan datang, oleh karena itu sangat penting dalam mengatur gerak usaha organisasi untuk suatu masa mendatang. Bagi
sebuah Bank planning merupakan fungsi yang penting karena tujuan bank tidak hanya prfit making tetapi juga menjaga safe nya keuangan yang ada baik uang
sendiri maupun uang orang lain.
Planning Premises
Planning adalah merupakan suatu proses karena dilakukan terus menerus dan mempunyai kaitan-kaitan erat dengan kegiatan lain.
Premises adalah asumsi-asumsi atau anggapan-anggapan dasar yang merupakan latar belakang atau landasan berpikir terhadap kejadian-kejadian yang
mungkin dialami ataupun mempengaruhi planning yang akan disusun.
Beberapa premises yang perlu diperhatikan dalam planning adalah sebagai berikut :
1. Rencana yang disusun harus benar-benar sesuai dengan sumber-sumber yang tersedia dan harus diketahui dahulu, sehingga rencana tidak berdasarkan
dugaan.
2. Rencana yang disusun harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang ada di masyarakat baik positif maupun negatif.
3. Human element memegang peranan yang penting dalam organisasi dan mempunyai kemampuan serba terbatas baik fisik maupun non fisik.
4. Setiap rencana yang dibuat harus berdasarkan rasa tanggung jawab baik bagi organisasi maupun masyarakat.
Ciri – Ciri Planning
Karakteristik dari planning adalah sebagai berikut :
1. Planning harus obyektif artinya disusun berdasarka data dan fakta
2. Planning harus jelas dan mempermudah tercapainya tujuan
3. Planning harus disusun oleh orang yang mengerti teknik perencanaan
4. Planning harus bersifat sederhana artinya bahasanya jelas, mudah dimengerti dan sistimatik
5. Fleksibel atau luwes
6. Memudahkan pengawasan yang akan dilakukan
7. Stabil tidak mudah terpengaruh oleh keadaan yang timbul
8. Lengkap dan integrated
9. Mengandung suatu resiko karena menyangkut masa yang akan datang, sukar utk diukur
10. Bersifat praktis dan pragmatis.
Aspek – Aspek Pertimbangan Rencana Kredit
Karena kredit merupakan kegiatan utama dari bank, maka kredit merupakan hal yang mutlak harus dilakukan dalam rangka memperlengkapi penentuan policy
perkreditan secara menyeluruh. Aspek – aspeknya adalah :
1. Kondisi perekonomian dan perdagangan
2. Line of Business artinya bank harus bisa menentukan sektor mana yang memungkinkan untuk memperoleh keuntungan
3. Keadaan para nasabah yang ada yaitu record nasabah dari kelancaran usaha ; kredit lancar, kredit tidak lancar, dan kredit macet
4. Keadaan keuangan bank yaitu faktor kekuatan keuangan bank untuk menentukan langkah-langkah perencanaan kredit
5. Organisasi Bank karena besar kecilnya bank cukup berpengaruh dalam penyusunan rencana kredit
6. Skill dari personil-personil kredit diseluruh organisasi.

PLAFOND ATAU CEILING


Plafond adalah batas atau jatah bagi bank untuk mengoperasikan dananya, biasanya dikenal dengan nama Loanable Funds.
Plafond terbagi menjadi dua yaitu fixed plafond dan flexible plafond.
Fixed plafond adalah plafond yang ditetapkan untuk sebuah unit berdasarkan posisi kekuatan dana secara keseluruhan
Flexible plafond adalah sebagai tambahan dari fixed plafond karena meningkatnya operasional
Bagi Bank plafond adalah alat yang baik dalam mengendalikan likuiditas serta untuk tujuan rentabilitas.
Contoh : plafond dana setiap kantor cabang bank di seluruh Indnesia
Keadaan dana rincian dalam jutaan rupiah:
Cabang Dana sendiri Dana luar Jumlah
Jakarta 100.000,00 150.000,00 250.000,00
Medan 50.000,00 100.000,00 150.000,00
Palembang 40.000,00 60.000,00 100.000,00
Surabaya 50.000,00 50.000,00 100.000,00
----------------- ------------------- ----------------
Jumlah 240.000,00 360.000,00 600.000,00

Perhitungan Biaya Dana

Perhitungan biaya dana khusus dana dari luar, di antaranya dana deposito, giro, dan tabungan jumlah dana dari luar sebesar Rp.360.000,00 terdiri dari :
Deposito Rp. 150.000,00
Giro Rp. 180.000,00
Tabungan Rp. 30.000,00
Apabila bunga deposito satu tahun 18% ,maka uang yg dikeluarkan Rp. 27 M
Giro rata – rata 5% maka uang yg dikeluarkan Rp. 9 M
Tabungan bungannya 8% maka uang dikeluarkan Rp. 2,4 M
Jumlah uang yg ditanggung bank Rp. 38,4 M
Apabila diketahui biaya seluruh kantor cabang dan kantor pusat sebesar Rp. 64 M maka biaya – biaya lain termasuk gaji sebesar Rp. 25,6 M per tahun. Biaya
terbesar adalah biaya dana disebut dengan “ cost of money”
Biaya dana itu jika diperbandingkan dengan dana dari luar kira-kira 38,4/36 = 11% pertahun dan jika diperbandingkan dengan seluruh dana kira-kira 38,4/600 =
6,5%.
Loanable Funds dan Plafond
Jumlah seluruh dana yang tersedia adalah Rp.600 M , terdiri dari dana sendiri dan dana luar.
Jumlah kredit yang telah diberikan menurut cabang dan nasabah sbb;
Sektor/commodity Jakarta Medan Palembang Surabaya Jumlah
I. Produksi/Industri
1. Beras - 10 - - 10
2. Minyak kelapa 10 - 5 - 15
3. Sabun - - - 5 5
4. Minuman 20 - - - 20
5. Roti kaleng 10 - - - 10
6. Kecap 5 - - - 5
7. Rokok - 5 - - 5
8. Tekstil - 10 - 10 20
Sub Total 45 25 5 15 90
_______________________________________________________________________
II. Perdagangan
1. Tekstil 10 - 10 5 25
2. Beras 10 - - 10 20
3. Barang rumah tangga 10 - - - 10
4. Gula/terigu - - 10 - 10
Sub Total 30 - 20 15 65
III Ekspor
1. Karet - 15 15 - 30

Sub total - 15 15 - 30
IV Import
1. Obat-obatan 20 - - - 20

Sub total 20 - - - 20
V Pengangkutan 5 - - - 5
_______________________________________________________________________
Sub total 5 - - - 5
VI Pemborong 10 - - 10
_______________________________________________________________________
Sub total - 10 - - 10
===============================================================
Total 100 50 40 30 220
=====================================
Dari data tersebut diketahui dengan jelas arah kredit sebagai bahan pertimbangan alokasi kredit dan selanjutnya diperhitungkan jumlah dana yang diperlukan
untuk dijadikan kredit.
Loanable Funds diperoleh dari sisa perhitungan antara dana yang ada dikurangi dengan suatu jumlah untuk cash reserve ( cash ratio ) yaitu sebesar 2% dari
jumlah dana. Jika jumlah dana Rp. 600 M maka 2% nya adalah 12M dan dana ini disimpan oleh Bank untuk melayani penarikan giro, persiapan untuk
mengkover deposito yang jatuh tempo.
Rinciannya sebagai berkut :
Jumlah seluruh dana ........................................................................ Rp. 600 M
Cash reserve / likuiditas Rp. 12 M
Kredit yang sedang berjalan Rp. 220 M + Rp. 232 M
___________ -
Loanable Funds ............................................................................Rp. 368 M
Jumlah dana inilah yang dialokasikan ke cabang-cabang untuk ditempatkan sebagai pemberian kredit.

Informasi Kredit
Sebelum melakukan analisa, Bank perlu melakukan pengumpulan data-data informasi dan sumber – sumber informasi diperoleh dari :
- Laporan/informasi dari pengusaha pemohon kredit
- Laporan/informasi dari record Bank
- Dari sumber – sumber lainnya.
Untuk memperoleh informasi atau data-data tentang pemohon kredit ( applicant ) dapat dilakukan dengan :
1. Interview dengan pemohon kredit dalam hal ini tergantung dari kemampuan, taktik serta diplomasi pejabat Bank saat menghadapi nasabah. Informasi
penting yang harus dijaring adalah tujuan penggunaan dan rencana pengembalian kredit.
2. Inspeksi Usaha Nasabah yaitu kunjungan pejabat Bank ketempat usaha nasabah agar dapat melihat keadaan yang sebenarnta serta dapat menjalin
hubungan baik antar Bank dan nasabah.
3. Penilaian Neraca dan Rugi Laba Perusahaan ini merupakan penilaian faktor-faktor keuangan , penilaian terhadap Neraca & Rugi Laba merupakan hal
yang sangat penting. Beberapa Rasio yang penting dalam analisa Neraca dan Rugi Laba adalah :
- Current Ratio : perbandingan antara current assets dan current liabilities, current assets ( aktiva lancar ) yaitu (Kas Bank, Surat-Surat
Berharga,Persediaan dan Piutang )
Current Liabilities ( Pasiva Lancar ) yaitu segala utang dan kewajiban-kewajiban jangka pendek ( utang jangka pendek, bunga yang akan dibayar, sewa-
sewa dan sebagainya ).
- Acid Test Ratio yaitu perbandingan antara Quick Assets dengan Current Liabilities. Acid Test Ratio sering juga disebut dengan Quick Racio. Quick
Assets terdiri dari Current Assets dikurangi Inventory ( persediaan ) rasio perbandingannya harus 1 : 1. Acid Test Ratio untuk mengetahui kekuatan
keuangan perusahaan untuk memenuhi kewajiban sewaktu-waktu tanpa terjadi stagnasi. Dalam Quick Assets komponen inventory ( persediaan )
dikurangi atau dikeluarkan dari perhitungan Current Assets hal ini agar pekerjaan tidak terganggu walaupun kewajiban dipenuhi.
- Inventory Turnover yaitu perbandingan antara sales ( penjualan ) dengan inventory ( persediaan ) perbandingannya paling sedikit harus 9 : 1 artinya
untuk mengetahui kemampuan penjualan apakah barang-barang laku dipasaran. Contoh apabila penjualan sebesar Rp. 900 juta dan inventory Rp. 90
juta dan menghasilkan ratio 10 , maka paling lama barang-barang mengedap digudang selama satu tahun satu bulan atau dalam satu bulan rata-rata 3
hari.

- Sales to Recevables Ratio adalah perbandingan antara net sales dengan trade receivables. Ini untuk mengetahui berapa lama piutang-piutang dagang
baru dapat diterima kembali sehingga keuangannya dapat disalurkan kembali dalam aktivitas perusahaan. Contoh apabila penjualan bersih sebesar Rp.
900 juta dan piutang dagang Rp. 90 juta dan menghasilkan ratio 10 , maka dari 365 hari dibagi 10 akan mendapat 36,5, berarti collection period untuk
piutang dagang adalah 36 atau 37 hari sehingga piutang berada pada pembeli kurang lebih yang tidak kontan selama 36 atau 37 hari.

- Profit Margin Ratio adalah perbandingan antara Net Profit ( setelah pajak ) dengan jumlah penjualan. Hasil yang baik secara average industri sebesar
5%, contoh misalnya profit sebesar Rp. 25 juta dan omset penjualan Rp. 750 juta berarti keuntungan bersih terlalu kecil sebab 5% dari Rp. 750 juta
adalah Rp. 37,5 juta.

- Return on Net Worth adalah komputasi antara Net Profit ( after taxes ) dengan Net Worth ( permodalan atau keuangan pemilik ) , hasilnya harus 15%
apabila perusahaan dikatakan bekerja secara baik.

- Working Kapital diperoleh dari selisih Current Assets dan Current Liabilities, disebut juga kekayaan pemilik yang tertera dalam Current Assets ( the
equity of the owners in the Current Assets )
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan working capital.
a. Kenaikan dalam net worth ( kekayaan pemilik )
b. Kenaikan dalam non current liabilities ( kewajiban – kewajiban tak lancar )
c. Penurunan dalam non current assets ( aktiva tak lancar/tetap )
Faktor –faktor yang mempengaruhi penurunan working capital.
a. Kenaikan pada non current assets
b. Penurunan pada non current liabilities
c. Penurunan dalam net worth.
4. Setelah memperpleh informasi kredit melalui analisa neraca dan rugi/laba perusahan, maka informasi selanjutnya dari Record Bank Sendiri. Biasanya
Bank telah memiliki record terhadap pemohon kredit.
5. Sumber-sumber dari luar yaitu dari Bank-bank relasi pemohon kredit.

MENENTUKAN TINGKAT SUKU BUNGA

Pengertian bunga adalah imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau
kesepakatan. Bunga kredit merupakan sumber pendapatan terbesar bank, serta mempunyai peranan penting dalam penentuan profitibilitas
kegiatan pemberian kredit. Suku bunga kredit mer pakan salah satu sarana bank untuk memenangkan persaingan pasar. Sehingga penentuan
Suku bunga kredit harus dilakukan secara hati-hati. Di samping bunga bank juga mengenakan biaya kredit lain misalnya management fee dan
commitment fee yang dipungut sekali saja dengan prosentase yang kecil.

Faktor Penentu Tingkat Suku Bunga


Suku bunga kredit merupakan harga yang harus dibayar debitur karena meminjam dana dari bank
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan harga produk bank yaitu : elastisitas permintaan produk, biaya pengadaan produk, situasi persaingan di pasar dan
derajad resiko serta jangka waktu transaksi.
Elastisitas permintaan kredit para calon debitur akan ditentukan oleh mendesaknya kebutuhan, sehingga debitur tidak akan begitu peka terhadap tingkat suku bunga
kredit yang ditawarkan. Sebagai patokan dalam penentuan suku bunga kredit berdasarkan suku bunga yang diterapkan SIBOR atau LIBOR , SIBOR adalah
Singapore Inter Banks Offered Rates dan LIBOR adalah London Inter Banks Offered Rates.
Suku bunga kredit juga ditentukan oleh perkembangan suku bunga di pasar uang dan pasar modal
Perhitungan Hari Bunga
1. Perhitungan Hari Bunga Eksak yaitu perhitungan hari bunga berdasarkan pada jumlah hari dalam bulan menurut kalender yang
sesungguhnya. Jumlah hari dalam satu tahun 366 hari untuk tahun kabisat, sedangkan untuk tahun bukan kabisat 365 hari.
2. Perhitungan Hari Bunga Biasa yaitu perhitungan hari bunga dengan mengasumsikan bahwa jumlah hari dalam satu tahun 360 hari, sehingga
setiap bulan dihitung 30 hari.
Contoh : Tentukan banyaknya hari bunga mulai tanggal 10 Januari 2013 sampai dengan 10 Juni 2013.
Jawab :
Bulan Januari 10 s/d 31 = 21 hari
Februari = 28 hari
Maret = 31 hari
April = 30 hari
Mei = 31 hari
Juni = 10 hari
------------------ +
151 hari
3. Perhitungan Lamanya Pembungaan Berdasarkan Bulanan yaitu cara-cara menghitung lamanya pembungaan berdasarkan bulanan sebagai
berikut :
a. Yang dihitung hanya bulannya , tanggal tidak diperhitungkan.
b. Bulan penyerahaan uang dihitung.
c. Bulan pengembalian uang tidak dihitung.
d. Apabila kelebihan 15 hari atau lebih dihitung satu bulan.
Contoh : Modal pinjaman diserahkan pada tanggal 20 April 2013 , kemudian dikembalikan pada tanggal 4 Agustus 2013 . Lamanya
pembungaan adalah 4 bulan karena bulan Agustus tidak dihitung.
KREDIT INVESTASI
Jenis pendanaan ini disediakan oleh perbankan dan masih banyak dimanfaatkan oleh kalangan
Pengusaha.yang pernah terjadi di Indonesia adalah suku bunga kredit investasi lebih rendah dari

Suku bunga kredit modal. Namun juga sering terjadi bahwa debitur tidak dapat melunasi kredit

Investasi yang diambilnya lebih cepat dari jangka waktu yang disepakati.

Contoh kredit investasi :

Pada tahun 2008 suatu perusahaan menanda-tangani perjanjian kredit investasi selama lima tahun dari Bank A, jumlah kredit sebesar 1.000 juta telah diambil
semua, bunga 15% pertahun dari saldo kreditnya.
Perusahaan selalu membayar bunga tepat waktu meskipun pokok pinjaman belum diangsur. Pada awal tahun 2011 perusahaan mendapatkan tawaran kredit
Bank Asing dengan bunga 13,5% per tahun.
Pada perusahaan menyampaikan niatnya untuk melunasi kreditnya , Bank A menyatakan bahwa pelunasan
Sebelum jangka waktu lima tahun akan dikenakan denda dalam bentuk bunga sebesar 2% per tahun.
Karena masih tersisa dua tahun perusahaan harus membayar 2 x 2% x Rp.1.000 juta = Rp. 40 juta.

Apa bila beralih ke bank asing akan membayar denda 2 tahun adalah :

Denda = Rp. 40 juta

Bunga 2 x 13,5% x Rp. 1.000 juta = Rp. 270 juta


______________
Total = Rp.310 juta

Apa bila bertahan menggunakan Bank A bunga yang dibayar adalah :


Bunga = 2 x 15% x Rp. 1.000 juta = Rp. 300 juta.
Kesimpulan tetap bertahan di Bank A karena lebih murah , penalty yang dilakukan Bank A dalam pe
lunasan kredit sebelum waktunya harus menjual kembali dana tersebut.

KREDIT INVESTASI

- Kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal


- Pembelian aktiva
- Jangka menengah dan panjang.

Contoh :
Rencana Investasi :

- Tanah = 30 juta
- Bangunan = 70 juta
- Mesin = 50 juta
- Kendaraan = 60 juta
- Aktiva tetap = 40 juta
-----------------
Total Project Cost = 250 juta
Dana sendiri 40% = 100 juta
----------------
Kredit Investasi = 150 juta

Pengklasifikasian sumber dana berdasar atas jangka waktu tidaklah selalu tepat misalnya kredit
Jangka pendek yang selalu diperpanjang yang akhirnya menjadi kredit jangka panjang.
Dana jangka pendek dapat dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu pendanaan spontan dan pendanaan yang memerlukan Negosiasi. Pendanaan spontan adalah sumber dana
yang ikut berubah apabila aktivitas perusahaan berubah, sedangkan Pendanaan tidak spontan mengharuskan perusahaan untuk melakukan negosiasi untuk
menambah atau mengurangi dana yang dipergunakan perusahaan. Keduanya merupakan sumber pendanaan berasal dari bank dalam bentuk kredit jangka pendek.
Pendanaan Spontan

Hutang dagang ( kredit dari pemasok )

Apabila perusahaan membeli suatu barang dan tidak harus membayar secara tunai , maka peru

sahaan tersebut menikmati hutang dagang. Perusahaan akan membayar pada jangka waktu

tertentu, jangka waktu ini adalah periode pemberian kredit dari penjual kepd pembeli sehingga

merupakan sumber yang sangat penting bagi usaha kecil.

Terdapat tiga tipe hutang dagang yaitu :

1. Open account merupakan tipe yang paling umum dan pada tipe ini bahwa penjualmengirim

barang ke pembeli dilengkapi dengan faktur yang menyebutkan barang yang dikirim, harg per

satuan, harga keseluruhan dan syarat-yarat pembayaran serta setelah pembeli menandata-

ngani tanda penerimaan barang berarti pembeli berhutang kepada penjual.

2. Notes Payable adalah pembeli membuat surat pernyataan berhutang secara resmi kepada

penjual disertai kapan akan dilunasi hutang tersebut. Cara ini sering dilakukan setelah pembe

li tidak melunasi open account.

3. Trade Acceptance berarti penjual menarik draft kepada pembeli yang menyatakan kapan

Draft tersebut akan dibayar. Draft ini kemudian dijamin oleh bank yang akan membayar

setelah itu barulah penjual mengirim barang yang dipesan.

Syarat – syarat penjualan pada open account faktur yang dikirim kepada pembeli dan persya-

ratannya bisa bermacam-macam yaitu :

COD dan CBD tidak memberikan kredit

COD artimya Cash On Delivery atau pembayaran pada waktu pengiriman barang

CBd artinya Cash Before Delivery atau pembayaran sebelum barang dikirim.

Net period tanpa memberikan discount artinya apabila kredit diberikan supplier akan men-

cantumkan dalam faktur penjualan,kapan pembelian harus dibayar misalnya net 60 berarti

pembeli boleh membayar barang tersebut pada hari ke 60.

Net period dengan potongan tunai artinya selain memberikan kredit supplier menawarkan

diskon apabila pembeli membayar pada awal periode. Misalnya disebutkan 2/10 net 30 artinya

pembeli dapat memperoleh discount kalau membayar pada hari ke 10 dan paling lambat pada

hari ke 30.

Untuk persyaratan 2/10 net 30 maka tingkat bunga efektif yang ditawarkan penjual :
2/98 X 360/20 = 36,7%

Tujuan pemberian discount adalah untuk mempercepat pembayaran maka discount yang dita

warkan harus menarik untuk dimanfaatkan. Contohnya hal tersebut diatas apabila pembeli

tidak memanfaatkan maka akan rugi sebesar 36,7%. Biaya disconut akan makin berkurang apa

bila jangka waktunya tambah lama, misalnya persyaratan penjualan 2/10 net 60 maka dis-

count dan tingkat bunga efektif = 2/98 X 360/50 = 14,7%.

Pendanaan Yang Memerlukan Negosiasi

Sumber dana ini bahwa perusahaan harus melakukan perjanjian formal untuk memperolehnya.

Sumber pendanaan dapat berasal dari Money Market Credit ataun Short Term Loans

Money market credit dana berasal perusahaan menerbitkan instrumen keuangan yang dijual

kepada pemodal.

Short term loans merupakan kredit modal kerja.

Money market credit

Commercial paper (CP) merupakan sekuritas jangka pendek yang diterbitkan oleh perusahaan

yang menyatakan bahwa pada tanggal tertentu perusahaan bersedia membayar sejumlah yang

tercantum dalam sekuritas tersebut.

ANALISA KREDIT

Tujuan utama analisa kredit adalah mengevaluasi kemampuan dan kesediaan calon debitur membayar kembali kredit sesuai dengan isi perjanjian kredit yang
disetujui kedua belah pihak
Kemampuan mengembalikan kredit dipengaruhi enam macam faktor dalam istilah perbankan
disebut the C’s of credit, adapun keenam faktor tersebut adalah :
1. Wewenang untuk meminjam ( the capacity to borrow ).
2. Watak debitur ( character )
3. Kemampuan memperoleh pendapatan/laba ( ability to create incomes )
4. Kondisi dan struktur kepemilikan fasilitas produksi yang dioperasikan ( capital )
5. Jaminan kredit yang disediakan ( collateral )
6. Perkembangan keadaan ekonomi ( condition of economy )

BAHAN MASUKAN ANALISA KREDIT


Dalam melakukan kegiatan analisa kredit, para analis kredit mengumpulkan dan menganlisa
Data sekunder yang bersangkutan dengan prestasi usaha calon debitur, bidang usaha yang mereka lakukan serta berbagai macam faktor ekstern, termasuk
perkembangan kondisi dan bisnis.
1. Akte pendirian dan akte perubahan, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perush.
2. Daftar riwayat hidup pemegang saham mayoritas dan pimpinan teras perusahaan.
3. Neraca dan daftar laba/rugi beberapa tahun terakhir, laporan akuntan publik yang mengaudit daftar keuangan tersebut.
4. Data pendukung daftar keuangan misalnya laporan penjualan produk, daftar piutang dagang beserta rincian usianya, salinan perjanjian kredit dengan
kreditur lama, daftar investasi perusahaan pada proyek lain.
5. Salinan ijin usaha dan ijin lain yang bersangkutan.
6. Daftar harta perusahaan yang dijaminkan kepada kreditur lama.
Sedangkan data masukan sekunder yang dipergunakan sebagai bahan evaluasi kredibilitas calon debitur kredit perorangan adalah :
1. Daftar riwayat hidup calon debitur .
2. Keterangan tentang organisasi di mana mereka bekerja.
3. Data tentang penghasilan tetap dan pengeluaran tambahan.
4. Data tentang kesehatan calon debitur
5. Data tentang kekayaan yang dimiliki
6. Informasi tentang lokasi temapt tinggal yang bersangkutan
7. Data tentang hubungan calon debitur dengan bank calon kreditur jika ada.
8. Daftar referensi bank dan/atau perorangan.

EVALUASI PEMASARAN PRODUK YANG DIUSAHAKAN CALON DEBITUR


Bagi debitur korporasi kemampuan menghasilkan pendapatan dan keuntungan untuk mengembalikan kredit dipengaruhi keberhasilannya memasarkan barang
atau jasa yang dilakukan dalam usaha. Oleh karena itu salah satu kegiatan manajemen yang menjadi fokus analisa kredit adalah pemasaran produk yang
diusahakan oleh calon debitur.
Kebijakan terpadu dalam pemasaran terdiri dari empat komponen yaitu :
1. Evaluasi Kebijaksanaan Produk
Produk yang diusahakan perusahaan merupakan titik berangkat keberhasilan program pemasaran secara keseluruhan . Produk yang dapat diterima
konsumen sasaran, mampu menjual dirinya sendiri. Sebaliknya produk yang tidak diminati konsumen sasaran sulit didorong agar laku dengan jalan
menurunkan harga jual, mendistribusikannya secara intensif serta program promosi yang lebih besar.
Para analisis kredit harus mengevaluasi trend perkembangan penjualan produk beberapa tahun terakhir sehingga diperlukan laporan penjualan produk
baik secara keseluruhan maupun untuk tiap jenis produk.
2. Evaluasi Kebijaksanaan Harga
Harga jual produk mempunyai peranan penting dalam menentukan posisi produk dalam persaingan di pasar. Di samping itu harga jual mempunyai
pengaruh menentukan terhadap kemampuan perusahaan mengumpulkan hasil penjualan dan keuntungan. Oleh karena itu untuk mengsukseskan
penjualan hasil produksi, setiap perisahaan agar kebijaksanaan harga yang ditetapkan dapat memperkuat kedudukan produk di pasar, meningkatkan hasil
penjualan produk, dan dapat menghasilkan keuntungan yang layak.
3. Evaluasi Kebijaksanaan Distribusi Produk
Tujuan utama distribusi adalah mengusahakan agar konsumen dengan mudah dapat memperoleh produk, setiap saat mereka membutuhkannya. Tujuan
tersebut dapat dipenuhi apabila perusahaan melayani seluruh konsumen satu demi satu, namun kegiatan ini tidak mungkin karena konsumen banyak dan
kebutuhannya berbeda – beda.
Data yang perlu dikumpulkan sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi keberhasilan kebijaksanaan distribusi calon debitur adalah daftar pelanggan
utama , daftar harga eceran produk , potongan rabat dan kontan.
4. Evaluasi Kebijaksanaan Promosi Produk
Kegiatan promosi produk baik melalui media masa , dengan kontak langsung atau kedua-duanya, di samping itu juga dapat dilakukan promosi dengan
pameran dagang, ruang pamer, pembagian contoh dan pembagian bonus pembelian.
Data yang dikumpulkan para analisa kredit adalah mengevaluasi seberapa jauh cara-cara promosi produk yang diterapkan perusahaan calon debitur, telah
sesuai dengan golongan produk yang diusahakan serta kondisi konsumen sasaran hasil produksi.
EVALUASI KONDISI KEUANGAN CALON DEBITUR
Tujuan utama evaluasi kondisi keuangan calon debitur adalah memperoleh gambaran tentang trend perkembangan kondisi keuangan perusahaan beberapa
tahun terakhir serta prospek likuiditas keuangan selama masa perjanjian kredit yang akan datang.
Gambaran kesehatan keuangan perusahaan ditandai oleh kondisi empat macam yaitu : kemampuan menghasilkan laba atau profitibilitas, struktur pendanaan
operasi, likuiditas keuangan jangka pendek dan efisiensi pengelolaan harta. Sebagai bahan analisa adalah neraca , daftar laba/rugi sedangkan sebagai tolok
ukur dipergunakan rasio keuangan.
PROFITIBILITAS USAHA
Sumber dana utama perusahaan untuk mengembalikan kredit dalah laba sesudah pajak dan alokasi dana penyusutan. Dalam istilah manajemen keuangan
disebut net cashflow.
Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dapat diukur dengan tiga macam rasio keuangan yaitu profit margin, return on invesment dan return on
equity.
Profit margin mengukur besar keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah hasil penjualan. Rasio profit margin dapat diperoleh dengan memperbandingkan
jumlah laba sesudah pajak dengan jumlah hasil penjualan yang diperoleh setiap masa tertentu.
Return on invesment mengukur efisiensi pengelolaan dana perusahaan secara keseluruhan, diperoleh dengan memperbandingkan jumlah laba sesudah pajak
selama masa tertentu dengan jumlah nilai seluruh harta perusahaan.
Return on equity menggambarkan efisiensi pengelolaan dana yang telah ditanam para pemegang saham perusahaan, diperoleh dengan jalan
memperbandingkan jumlah laba sesudah pajak selama masa tertentu dengan jumlah modal sendiri.
BUNGA KREDIT
Produk kredit dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Kredit usaha adalah kredit yang digunakan untuk membiayai suatu usaha atau bisnis.
2. Kredit konsumsi adalah kredit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif.
3. Kredit serba guna adalah kredit yang dapat dihunakan untuk berbagai tujuan, baik untuk modal usaha atau konsumsi.
Terdapat tiga cara yang biasa digunakan dalam menentukan jumlah angsuran dalam kredit yaitu:
1. Flate Rate merupakan cara perhitungan bunga yang didasarkan pada pokok pinjaman. Besarnya bunga dialokasikan secara proposional sesuai dengan
jangka waktu kredit,jumlah angsuran dan bunga kredit setiap bulan sama besar.
Rumus perhitungan bunga pertahun :
B = P x i x t
B = jumlah bunga yang harus dibayar
P = pokok pinjaman
i = suku bunga kredit pertahun
t = jangka waktu kredit]
Rumus perhitungan perbulan :
B = P x i/12
CONTOH :
Bank Nusa Indah memberikan kredit kepada Pak Ahmad sebesar Rp 9.000.000,00 dengan
Jangka waktu kredit 1,5 tahun , suku bunga sebesar 13,5% pertahun flate rate. Tentukan
Besarnya angsuran pokok pinjaman, bunga, dan jumlah angsuran setiap bulannya!
Jawab :
Diketahui P = Rp 9.000.000,00
t = 1,5 tahun = 18 bulan
i = 13,5% pertahun = 13,5%/12 = 1,125% perbulan

Besarnya Angsuran Perbulan

No. Saldo pinjaman Suku Bunga Angsuran Bunga Angsuran pokok Jumlah Angsuran

(1) (2)=So – (5)t-1 (3) = i/12 (4) = P x (3) (5) = P/18 (6) = (4) + (5)

1. Rp 9.000.000,00 1,125% Rp 101.250,00 Rp 500.000,00 Rp 601.250,00

2. Rp 8.500.000,00 Rp 101.250,00 Rp 500.000,00 Rp 601.250,00

3. Rp 8.000.000,00 Rp 101.250,00 Rp 500.000,00 Rp 601.250,00

4. Rp 7.500.000,00

5. Rp 7.000.000,00

6. Rp 6.500.000,00

7. Rp 6.000.000,00

8. Rp 5.500.000,00

9.

10.

11.

12.

13.
14.

15.

16.

17.

18.

Jumlah Rp 1.822.500,00 Rp 9.000.000,00 Rp 18.550.000,00

Jadi besarnya angsuran pokok, angsuran bunga, dan jumlah angsuran setiap bulan yang
harus dibayar Pak Ahmad setiap bulan adalah Rp 500.000,00 , Rp 101.250,00, dan
Rp 601.250,00.

2. BUNGA EFEKTIF ( SLIDING RATE )


Efektif atau sliding rate cara perhitungan besarnya bunga yang dihitung berdasarkan saldo akhir pinjaman setiap bulannya dan perhitungan ini dilakukan
setiap periode pembayaran angsuran.
Besarnya bunga dirumuskan sebagai berikut :

B = Sp x i/12
B = bungan perbulan
Sp = saldo pinjaman
I = suku bunga per tahun

Contoh :
Bapak Rahmat mengajukan kredit sebesar Rp.5.000.000,00 dengan jangka waktu kredit 10 bulan. Suku
bunga kredit sebesar 15% per tahun sliding rate . Hitunglah jumlah angsuran bunga dan jumlah angsuran
yang dibayar selama 10 bulan.
Jawab :
P = Rp 5.000.000,00 t = 10 bulan i = 15% atau 15%/12 = 1,25% per bulan.

TABEL ANGSURAN

No. Saldo Pinjaman Bunga Angsuran Bunga Angsuran Pokok Jumlah Angsuran

(1) (2) So – (5)t -1 (3)i/12 (4) = (2)x(3) (5) P/10 (6) = (4) + (5)

1 Rp5.000.000,00 1,25% Rp62.500,00 Rp500.000,00 Rp562.500,00

2 Rp4.500.000,00 1,25% Rp56.250,00 Rp500.000,00 Rp556.250,00

3 Rp4.000.000,00 1,25% Rp50.000,00 Rp500.000,00 Rp550.000,00

9
10

Jumlah Rp343.750,00 Rp5.000.000,00 5.343.750,00

Jadi jumlah angsuran bunga dan jumlah angsuran yang harus dibayar selama 10 bulan
Rp343.750,00 dan Rp5.343.750,00.

3. Anuitas merupakan cara perhitungan bunga yang menghasilkan komposisi besarnya angsuran pokok
Dan angsuran bunga untuk setiap bulannya berubah-ubah.
Besarnya angsuran setiap bulan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Angsuran per bulan = P x i/12 x ____1_______


1 - ______1___
( 1 + i/12)t

Keterangan :
P = pokok pinjaman
i = suku bunga per tahun
t = jangka waktu kredit
CONTOH :
Bapak Idrus meminjan uang sebesar Rp7.500.000,00 dengan suku bunga 15% per tahun anuitas. Jangka
Waktu kredit satu tahun. Hitunglah besarnya jumlah agsuran selama satu tahun.
Jawab :
P = Rp7.500.000,00
i = 15% per tahun atau 15%/12 = 1,25% per bulan
t = 1 tahun = 12 bulan
Angsuran per bulan angka-angka tersebut masukan kedalam rumus akan diperoleh hasil
Rp676.893,75.

TABEL ANGSURAN
No. Saldo Pinjaman Suku Angsuran Bunga Angsuran Pokok Jumlah Angsuran
Bunga
(1) (2)=So – (5)t-1 (4)= (2)x(3) (5)= (6) – (4) (6) = Angsuran bulanan
(3)=i/12

1. Rp7.500.000,00 1.25% Rp93.750,00 Rp583.143,75 Rp676.893,75

2. Rp6.916.856.25 1,25% Rp86.460,70 Rp590.433,03 Rp676.893,75

3. Rp6.326.423,20 1,25% Rp79.080,29 Rp597.813,46 Rp676.893,75

4.

5.
6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Jumlah Rp622.725,00 Rp7.500.000,00 Rp8.122.725,00

Jadi besarnya jumlah angsuran selama satu tahun Rp8.122.725,00

Angsuran per bulan = P x i/12 x ______1______


1 - ___1_____
( 1 + i/12 )t

= Rp7.500.00,00 x 1,25% x ____1______


1 - ___1____
( 1 + 1,25% )12

= Rp7.500.00,00 x 1,25/100 x _______1________


1 - __1_________
( 1 + 1,25/100 )12

= Rp 7.500.000,00 x 0,0125 x ______1_________


1 - ____1______
( 1 + 0,0125)12

= Rp93.750,00 x ____1_______
1 - ___1____
1,1608

= Rp93.750,00 x ____1______
( 1 – 0,8615 )
= Rp93.750,00 x ____1_______
0,1385
= Rp93.750,00 x 7,2202
= Rp676.893,75

Bunga Majemuk ( Compound Interest )


Bunga majemuk ( Compound Interest ) dihitung berdasarkan pada saldo terakhir setelah pembungaan. Jumlah bunga untuk setiap periode pembungaan
mengalami kenaikkan disertai dengan kenaikkan modal awal atau pokok pijaman, oleh karena itu bunga majemuk disebut juga sebagai bunga berbunga.
Bunga majemuk terdiri dari bunga tetap ( fixed rate ) dan suku bunga mengambang atau ( floating rate )
Contoh : Pak Dirman menabung uang di bank sebesar Rp 5.000.000,00 dengan suku bunga 10% per tahun. Hitunglah besarnya bunga majemuk dan
tabungan Pak Dirman pada tahun ke lima !
Jawab :
Diketahui : M = Rp 5.000.000,00
i = 10% per tahun
t =5
Tahun ke Nilai Awal Suku Bunga Nilai Akhir
bunga

1 Rp 5.000.000,00 10% Rp 500.000,00 Rp 5.500.000,00

2 Rp 5.500.000,00 10% Rp 550.000,00 Rp 6.050.000,00

3 Rp 6.050.000,00 10% Rp 605.000,00 Rp 6.655.000,00

4 Rp 6.655.000,00 10% Rp 665.500,00 Rp 7.320.500,00

5 Rp 7.320.500,00 10% Rp 732.050,00 Rp 8.052.550,00

Jadi besarnya bungan dan tabungan di bank pada tahun ke lima adalah Rp 732.050,00 dan Rp8.052.550,00.
Perhitungan Nilai Akhir dan Bunga Majemuk dengan menggunakan Rumus :
Nilai akhir adalah uang atau jumlah uang yang harus diterima atau dibayar berdasarkan lamanya pembungaan.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
Mn = Mo ( 1 + i )n
Mn = nilai akhir, Mo = modal awal, i = suku bunga, n = tahun ke n

Contoh :
Pak Eko menabung uang di bank sebesar Rp 10.000.000,00 dengan suku bunga 10% per tahun . Hitunglah besarnya tabungan dan bunga yang diterima setelah tahun ke
4!
Jawab :
Diketaui : Mo = Rp 10.000.000,00 , i = 10% per tahun, n = 4
Mn = Mo ( 1 + i )n
M4 = Rp 10.000.000,00 ( 1 + 0,1 )4
= Rp 10.000.000,00 ( 1,1 )4
= Rp 10.000.000,00 X 1,4641
= Rp 14.641.000,00
Jumlah uang yang diterima Rp 14.641.000,00
Bunga = Rp 14.641.000,00 - Rp 10.000.000,00 = Rp 4.641.000,00

Informasi Kredit
Sumber-sumber informasi kredit diperoleh dari :
a. Laporan dari pengusaha peminta kredit.
b. Laporan dari record Bank
c. Sumber-sumber lainnya.
Untuk memperoleh informasi atau data-data tentang pemohon kredit dapat dilakukan dengan :
1. Interview dengan pemohon kredit untuk mengetahui tujuan penggunaan kredit dan rencana pengembalian kredit. Hal lain yang perlu diketahui adalah dari
hasil interview adalah bidang usaha nasabah ( line of bisiness ) serta perdagangan dan persaingan.
2. Inspeksi usaha nasabah yang dilihat dari inspeksi ini adalah : kebenaran keterangan, kelancaran usaha, cek tentang suplier dan order, cek tentang
kualitas barang, sikap dan kegairahan pekerja, kemampuan manajemen, administrasi dan manajemen, lokasi perusahaan,
3. Penilaian Neraca dan Rugi Laba Perusahaan yaitu :
a. Current Ratio : yaitu perbandingan antara current assets dan current Liabilities. Current assets atau aktiva lancar dan current Liabilities atau pasiva
lancar.
b. Acid Test Ratio yaitu perbandingan antara Quick Assets dengan current Liabilities . Quick assets terdiri dari current assets dikurangi Inventory (
persediaan ) hal ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan keuangan perusahaan dalam memenuhi kewajiban sewaktu-waktu tanpa terjadi stagnasi.
4. Sales to Receivables Ratio adalah perbandingan antara net sales dengan trade receivables ini untuk mengetahui berapa lama piutang-piutang dagang baru
dapat diterima kembali sehingga keuangannya dapat disalurkan dalam aktivitas perusahaan. Contohnya net sales Rp.500 juta dan piutang dagang Rp.30
juta maka hasil pembagiannya adalah 17. Jika ratio ini dibandingkan dengan jumlah hari dalam satu tahun ( 365 hari ) diperoleh 21 artinya untuk piutang
dagang ini periodenya adalah 21 hari ditangan pembeli.
5. Profit margin Ratio adalah perbandingan antara Net Profit dengan jumlah penjualan, hasil yang baik secara rata-rata sebesar 5%.
6. Return on Net Worth adalah komputasi antara Net Profit dengan Net Worth ( permodalan atau keuangan pemilik ). Hasil perhitungan harus menghasilkan
15% baru dikatakan perusahaan bekerja secara baik.
7. Working Capital diperoleh dari selisih Current Assets dan Current Liabilities. Working Capital disebut sebagai “ the equity of the owners in the Current
Assets” ( kekayaan pemilik yang tertera dalam current assets ).
Faktor – faktor yang mempengaruhi working capital
a. Kenaikan dalam net worth ( kekayaan pemilik )
b. Kenaikan dalam non current liabilities ( kewajiban – kewajiban tak lancar )
c. Penurunan dalam non current assets ( aktiva tak lancar / tetap )
Faktor – faktor yang mempengaruhi penurunan working capital
a. Kenaikan pada non current assests
b. Penurunan pada non current liabilities
c. Penurunan pada net worth.

ASPEK – ASPEK PERTIMBANGAN KREDIT


Aspek – aspek pertimbangan untuk kredit jangka pendek adalah sebagai berikut :
1. Aspek Hukum yaitu aspek yang meliputi :
a. Bentuk, nama dan alamat perusahaan disebutkan dengan jelas sesuai akte perusahaan.
b. Susunan Managemen yaitu susunan kepengurusan perusahaan yang jelas tentang personalianya.
c. Line of Business ( Bidang Usaha ) yaitu bidang usaha pemohon kredit dijelaskan sesuai dalam akte pe-
Rusahaan.
d. Hubungan Rekening yaitu tentang kelancaran hubungannya dengan bank sebagai nasabah dengan dana yang disalurkan sebelumnya.
e. Social standing yaitu tentang pergaulan pemohon dimasyarakat tempat tinggalnya.
f. Keterangan tentang buruh / tenaga kerja yaitu tentang data pekerja pada perusahaan dan status kepegawaiannya.
2. Aspek Teknis yaitu digunakan atau diperlukan bagi kredit untuk usaha produksi/industri, hal-hal yang perlu diketahui adalah :
a. Keterangan tentang kapasitas mesin / peralatan perusahaan ( design capacity )
b. Perkembangan usaha dan tingkat kapasitas riil ini dimaksudkan untuk mengetahui keseimbangan usaha yang terlihat dari kegiatannya.
c. Lokasi dan Site Perusahaan, dalam penentuan lokasi terdapat tiga pendekatan yaitu raw material approach, market approach, labour approach
d. Supply bahan baku hal ini berkaitan dengan kontinuitas produksi bisa terjamin atau tidak.
e. Rencana usaha yaitu suatu kegiatan usaha untuk mengembangkan kapasitas produksinya.
3. Aspek Ekonomis/Komersial
a. Pemasaran dan keadaan harga yaitu untuk mengetahui daerah pemasarannya dari hasil produksi.
b. Persaingan yaitu persaingan yang dihadapi dalam pemasaran barang berkaitan dengan kwalitas, harga dan pelayanan.
4. Aspek Finansial aspek finansial terdiri dari :
a. Neraca dan Rekening rugi laba dari data tersebut akan dapat dianalisa tentang :
1. Current Ratio yaitu perbandingan antara current assets dan current liabilities untuk mengetahui kemampuannya memenuhi kewajiban sewaktu-
waktu.
2. Acid Test Ratio yaitu perbandingan antar current assets minus inventory dengan current liabilities untuk mengukur kemampuan sewaktu-waktu
tanpa mengganggu kelancaran usaha.
3. Working Capital yaitu current assets dikurangi current liabilities untuk mengetahui berapa uang atau kekayaan pemilik perusahaan yang berada
dalam current assets.
4. Inventory Turn Over yaitu perbandingan antara sales dan inventory untuk mengetahui kekuatan penjualan yang dihubungkan dengan produksi.
5. Sales to Receivable Ratio adalah perbandingan antara net sales dengan trade receivable, untuk mengetahui berapa lama piutang-piutang dapat
diterima kembali.
6. Profit Margin adalah perbandingan antar keuntungan bersih dan jumlah penjualan untuk mengetahui apakah earning power yang dicapai sesuai
dengan aktivitas perusahaan selama tahun berjalan.

Administrasi dan Pengawasan Kredit


• Administrasi merupakan alat dalam pelaksanaan fungsi manajemen bank pada umumnya dan khususnya dibidang perkreditan
• Administrasi Kredit merupakan rangkaian kegiatan dan hubungan beberapa komponen yang saling terkait satu dengan yang lain, yaitu:
– Software
– Hardware
– Brainware (SDM)
• Administrasi kredit merupakan pengelolaan mengenai pencatatan, penyimpanan dokumen dan pembuatan laporan yang berhubungan dengan pemberian
fasilitas kredit

• Proses administrasi menghasilkan output berupa sistem informasi sebagai umpan balik bagi manajemen suatu bank dalam melaksanakan tugasnya secara
lengkap
• Dengan demikian fungsi administrasi kredit adalah :
– Data / informasi bagi manajemen
– Alat komunikasi antara bank dengan debitur
– Sebagai instrumen pengawasan kredit
– Sebagai pertanggungan jawab
– Sebagai alat bukti bila terjadi sengketa
– Sumber data untuk laporan berkala
• Tahapan administrasi kredit :
– Sebelum kredit diberikan
– Saat proses analisis kredit
– Saat keputusan kredit
– Saat pembukaan rekening
– Saat kredit berjalan
– Saat pelunasan
– Saat kredit bermasalah

Pengawasan Kredit
. Administrasi merupakan alat dalam pelaksanaan fungsi manajemen bank pada umumnya dan khususnya dibidang perkreditan

• Administrasi Kredit merupakan rangkaian kegiatan dan hubungan beberapa komponen yang saling terkait satu dengan yang lain, yaitu:
– Software
– Hardware
– Brainware (SDM)
• Administrasi kredit merupakan pengelolaan mengenai pencatatan, penyimpanan dokumen dan pembuatan laporan yang berhubungan dengan pemberian
fasilitas kredit

. Proses administrasi menghasilkan output berupa sistem informasi sebagai umpan balik bagi manajemen suatu bank dalam melaksanakan tugasnya secara lengkap

• Dengan demikian fungsi administrasi kredit adalah :


– Data / informasi bagi manajemen
– Alat komunikasi antara bank dengan debitur
– Sebagai instrumen pengawasan kredit
– Sebagai pertanggungan jawab
– Sebagai alat bukti bila terjadi sengketa
– Sumber data untuk laporan berkala
• Tahapan administrasi kredit :
– Sebelum kredit diberikan
– Saat proses analisis kredit
– Saat keputusan kredit
– Saat pembukaan rekening
– Saat kredit berjalan
– Saat pelunasan
– Saat kredit bermasalah
• Pengawasan kredit menjadi sangat penting sebab kredit merupakan kekayaan bank yang berisiko tinggi karena asset tersebut dikuasai oleh pihak diluar bank

• Pengawasan Kredit dalam Arti Luas


– Steering Control (Pengawasan sebelum kredit diberikan)
• Tingkat kelayakan sektor usaha
• Arah Usaha Bank (Missi)
– Post Control (Pengawsan pada waktu proses berjalan)
• Kelengkapan dokumen
• Akurasi analisis
• Perjanjian dan Pengikatan jaminan
– Feedback Control (Pengawasan setelah kredit diberikan)
• Pengawasan administratif
• Pengawasan fisik
• Analisis kecenderungan pertumbuhan ekonomi

• Fokus Pengawasan Kredit

– Melakukan penjagaan (preventif) dan pengamanan (represif) atas pengelolaan kekayaan bank kearah portfolio yang baik dan effisien serta
menghindari terjadinya penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijakan perkreditan yang telah ditetapkan oleh manakemen
• Tujuan Pengawasan Kredit
– Untuk menghindari terjadinya penyelewengan baik dari intern maupun ekstern bank
– Untuk memastikan kebenaran / akurasi data perkreditan
– Untuk memajukan effisiensi pengelolaan perkreditan
– Untuk menilai tingkat kepatuhan kepada ketentuan kredit berlaku
• Sasaran Pengawasan
– Personalia dan organisasi
– Administrasi dan Keuangan perusahaan
– Peralatan, proses produksi dan limbah
_ Jaminan kredit

Anda mungkin juga menyukai