Anda di halaman 1dari 10

Transaksi & Aqad Asuransi Syariah

Transaksi Asuransi Syariah


Karakteristik Asuransi Syariah
Definisi-definisi
Aqad-aqad pada Transaksi Asuransi Syariah

Sharia Insurance Training Session SEBI Consulting

Transaksi Asuransi Syariah


Transaksi asuransi syariah yang dimaksud dalam PSAK 108 adalah transaksitransaksi sebagai berikut:
1. Kontribusi peserta
2. Alokasi surplus atau defisit underwriting
3. Penyisihan teknis
4. Cadangan dana tabarru
Transaksi asuransi syariah lazimnya dilakukan oleh entitas asuransi syariah.
Entitas asuransi syariah yang dimaksud adalah sebagaimana yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Entitas asuransi syariah, antara
lain, terdiri dari:
1. Asuransi umum syariah,
2. Asuransi jiwa syariah,
3. Reasuransi syariah, dan
4. Unit usaha syariah dari entitas asuransi dan reasuransi konvensional.

Sharia Insurance Training Session SEBI Consulting

Karakteristik Asuransi Syariah


Asuransi syariah adalah sistem menyeluruh yang pesertanya mendonasikan (mentabarru-kan) sebagian atau seluruh kontribusinya yang digunakan untuk
membayar klaim atas risiko tertentu akibat musibah pada jiwa, badan, atau
benda yang dialami oleh peserta yang berhak. Donasi tersebut merupakan donasi
dengan syarat tertentu dan merupakan milik peserta secara kolektif, bukan
merupakan pendapatan entitas pengelola.
Prinsip dasar dalam asuransi syariah adalah saling tolong menolong (taawuni) dan
saling menanggung (takafuli) antara sesama peserta asuransi.
Akad yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad tabarru dan akad
tijari. Akad tabarru digunakan di antara para peserta, sedangkan akad tijari
digunakan antara peserta dengan entitas pengelola.
Pembayaran dari peserta dapat meliputi kontribusi; atau kontribusi dan
investasi.

Sharia Insurance Training Session SEBI Consulting

Definisi-Definisi
Adapun definisi /istilah yang terdapat dalam PSAK 108, adalah sebagai berikut:
Cadangan

dana

tabarru

adalah

cadangan

yang

dibentuk

dari

surplus

underwriting yang tidak dibagikan kepada peserta dan kepada entitas pengelola.
Dana peserta adalah semua dana baik berupa dana tabarru maupun dana
investasi.
Klaim yang masih dalam proses (outstanding claims) adalah jumlah beban
penyisihan untuk klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai akhir periode
berjalan yang diperkirakan akan dibayar pada periode mendatang. Penyisihan
tersebut termasuk beban penanganan dikurangi beban klaim yang menjadi
kewajiban reasuransi.
Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan (claim incurred but not reported)
adalah jumlah penyisihan untuk klaim yang terjadi, tetapi belum dilaporkan
sampai akhir periode berjalan. Penyisihan tersebut termasuk beban penanganan
dikurangi beban klaim yang menjadi kewajiban reasuransi.

Sharia Insurance Training Session SEBI Consulting

Definisi-Definisi..lanjutan.
Kontribusi (contribution) adalah jumlah bruto yang menjadi kewajiban peserta
untuk porsi risiko dan ujrah.
Kontribusi yang belum menjadi hak (unearned contributions) adalah bagian
kontribusi yang diterima oleh entitas pengelola pada periode berjalan, tetapi
periode asuransinya meliputi satu atau lebih periode mendatang. Oleh karena
itu, bagian kontribusi tersebut tidak diakui pada periode berjalan.
Kontribusi yang sudah menjadi hak (earned contributions) adalah bagian dari
kontribusi kontrak asuransi yang diakui pada periode berjalan.
Penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak (unearned contributions
provision) adalah jumlah penyisihan untuk memenuhi risiko yang timbul pada
periode yang akan datang.

Sharia Insurance Training Session SEBI Consulting

Aqad-aqad pada Transaksi Asuransi Syariah


Aqad-aqad yang digunakan dalam transaksi asuransi syariah, yaitu sebagai
berikut:
1. Kontribusi peserta
- tabarru bil hibah (Fatwa DSN No.53)
- wakala bil ujroh (Fatwa DSN No. 52)
2. Alokasi surplus atau defisit underwriting
- Wa'ad (belum ada fatwa DSN)
- Qardhul hasan (fatwa DSN No. 53)
3. Penyisihan teknis
- tidak ada (transaksi internal)
4. Cadangan dana tabarru
- tidak ada (transaksi internal)

Sharia Insurance Training Session SEBI Consulting

Aqad-aqad pada Transaksi Asuransi Syariah


Aqad tabarru
Dalam materi kajian fiqh muamalah ustd. Abdulrahman al Baghdadi disebutkan
bahwa tabarru merupakan aqad yang mencakup hibah, sedekah, wasiat, wakaf,
iarah, qard, kafalah dan pembebasan hutang (DR. Muhammad Rawwas Qalaji,
Mausuatu fiqih Ibrahim an-Nakhi jld II hal 114; Mausuatu fiqih ibnu Masud hal
150). Dr. Wahbah Az-Zuhaili menyebut selain hal diatas yang masuk dalam
kategori tabarru yaitu, ar-rahn(gadai) dan ash-shuluh (damai) antar pihak yang
bertikai (al-fiqh al-islami wa adillatuhu, jld IV hal 181, 300).
Sehingga dapat kita simpulkan aqad yang digunakan antara sesama peserta adalah
aqad tabarru bil hibah, bukan aqad tabarru saja, karena kalau menggunakan aqad
tabarru dapat bias dengan maksud penggunaan aqad tersebut bisa ke wakaf,
wasiat, qard, dlsb. Namun untuk memudahkan penyebutan aqad tabarru bil hibah
akan disebut aqad tabarru saja atau pool of tabarru fund.
Dalam Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi
Syariah disebutkan bahwa akad tabarru adalah semua bentuk akad yang dilakukan
dengan tujuan kebaikan dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan
komersial.

Sharia Insurance Training Session SEBI Consulting

Aqad-aqad pada Transaksi Asuransi Syariah


Aqad Mudharabah
Mudharabah adalah aqad kerjasama suatu usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama (malik, shahib al-mal) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua
(amil, mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di
antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Dalam Fatwa
DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah
disebutkan bahwa dalam aqad mudharabah perusahaan bertindak sebagai
mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul maal. Aqad
mudharabah biasa digunakan untuk pengelolaan investasi dana peserta oleh
perusahaan asuransi syariah.

Sharia Insurance Training Session SEBI Consulting

Aqad-aqad pada Transaksi Asuransi Syariah


Aqad Wakala bil ujrah
Dalam fatwa DSN No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang akad wakalah bil ujrah
pada asuransi dan reasuransi syariah disebutkan bahwa wakalah bil ujrah adalah
pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana
peserta dengan pemberian ujrah (fee)

Aqad Mudharabah Musytarakah


Dalam fatwa DSN No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang akad mudharabah
musytarakah pada asuransi dan reasuransi syariah disebutkan bahwa Mudharabah
musytarakah adalah aqad perpaduan dari aqad mudharabah dan aqad musyarakah,
dimana pihak perusahaan selain bertindak sebagai mudharib (pengelola) juga
bertindak sebagai musytarik (investor).

Sharia Insurance Training Session SEBI Consulting

TERIMA KASIH
*****

Sharia Insurance Training Session SEBI Consulting

Anda mungkin juga menyukai