Anda di halaman 1dari 4

A.

Apa itu Prinsip Syariah


Saham syariah adalah sebuah surat berharga yang mencerminkan suatu kepemilikan atau
hak atas suatu perusahaan yang telah diterbitkan oleh emiten dimana dalam kegiatan usaha dan
cara pengolahannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Saham syariah pada dasarnya memiliki pengertian yang sama dengan saham konvensional
yakni surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan.
Perbedaannya adalah saham syariah berbasis pada prinsip syariah, maka setiap hal yang
berkaitan dengan saham itu tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.
Tidak ada perbedaan antara mekanisme perdagangan dan pencatatan saham syariah dan
saham konvensional. Sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No.80 Tahun 2011, mekanisme
perdagangan saham di BEI sudah sesuai dengan prinsip syariah yakni Bai Al Musawammah.
Hanya saja tidak semua saham yang terdaftar di BEI dapat dikategorikan sebagai saham
syariah. Sebuah saham akan masuk dalam kategori syariah jika telah memenuhi syarat-syarat
tertentu.
Menurut Irwan Abdallah yang merupakan Kepala Divisi Pasar Modal Syariah PT. Bursa Efek
Indonesia Tbk. yang menyampaikan bahwa Dalam Pasar modal, saham Syariah merupakan
saham pasar yang memenuhi prinsip syariah artinya setiap yang akan menjadi investor atau
pelaku pasar modal syariah harus tau pasar modal dan harus ada prinsip syariah yang harus
dipenuhi
B. Apa Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional
Dalam IHSG ini, terdapat juga saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Mari kita
simak perbedaan antara yang syariah dan konvensional.
1. Indeks
a. Indeks Syari’ah
1) Indeks dikeluarkan oleh pasar modal syariah.
2) Jika indeks Islam dikeluarkan oleh suatu institusi yang bernaung dalam pasar modal
konvensional maka perhitungan indeks tersebut berdasarkan kepada saham-saham
yang memenuhi kriteria-kriteria syariah.
3) Seluruh saham yang tercatat dalam bursa sesuai halal.
b. Indeks konvensional
1) Indeks dikeluarkan oleh pasar modal konvensional.
2) Indeks konvensional memasukkan semua saham yang terdaftar dalam bursa saham.
3) Seluruh saham yang tercatat dalam bursa mengabaikan aspek halal-haram.
2. Mekanisme Transaksi Investasi
a. Syari’ah
1) Tidak mengandung transaksi Ribawi.
2) Tidak transaksi yang meragukan (gharar), spekulatif, dan judi.
3) Saham perusahaan tidak bergerak dalam pada bidang yang diharamkan. (alkohol,
judi, rokok, dll)
4) Transaksi penjualan dan pembelian saham tidak boleh dilakukan secara langsung
untuk menghindari manipusi harga.
b. Konvensional
1) Menggunakan konsep bunga yang mengandung riba.
2) Mengandung transaksi yang tidak jelas, spekulatif, manipulatif, dan judi.
3) Saham perusahaan bergerak dalam semua bidang baik haram maupun halal.
4) Transaksi penjualan dan pembelian dilakukan secara langsung dengan
menggunakan jasa broker sehingga memungkinkan para spekulan untuk
mempermainkan harga.
3. Saham (Surat - Surat Berharga)
a. Investasi Syariah
1) Saham yang diperdagangkan datang dari emiten yang memenuhi kriteria-kriteria
syariah.
a) Tidak ada transaksi yang berbasis bunga.
b) Tidak ada transaksi yang meragukan.
c) Saham harus dari perusahaan yang halal aktivitas bisnisnya.
d) Tidak ada transaksi yang tidak sesuai dengan etika dan tidak bermoral seperti
manipulasi pasar, insider trading dan lain-lain.
e) Instrumen transaksi dengan mengunakan prisip mudharabah, musyarakah,
ijarah, istisna’, dan salam.
b. Investasi Konvensional
1) Saham yang diperdagangkan datang dari semua emiten tanpa mengindahkan halal-
haram.
a) Mengandung transaksi yang berbunga.Mengandung transaksi yang spekulatif.
b) Semua perusahaan baik aktivitas bisnisnya halal atau haram.
c) Mengandung transaksi yang manipulatif.
d) Instrumen transaksi dengan menggunakan prisip bunga.
C. Apa itu Prinsip Saham Syariah
Pada dasarnya saham syariah sama dengan saham konvesional, perbedaannya adalah
saham syariah mengharuskan perusahaan penerbit saham tempat kita menanam modal
merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki prinsip syariah dan kegiatan operasionalnya
tidak melanggar prinsip syariah. Misalnya:
1. Harus mengenal pasar modal
2. Pasar modal syariah sudah melakukan pengembangan karena ada 14 prinsip syariah yang
harus ditaati
3. Pasar modal syariah diperuntungkan untuk siapa saja (Universal)
Untuk perusahaan yang anggaran dasarnya belum syariah, maka perusahaan itu harus
memenuhi syarat-syarat lainnya.
1. Kegiatan Utama Perusahaan Tidak Boleh Bertentangan dengan Prinsip Syariah
Pertama, bisnis utama perusahaan tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.
Kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah ini maksudnya apakah dalam kegiatan
produksi dan distribusi perusahaan ada barang yang haram zat maupun sifatnya, perjudian,
permainan tergolong judi, perdagangan yang dilarang, jasa keuangan ribawi seperti bank
dan lembaga pembiayaan konvensional, jual beli risiko seperti asuransi konvensional atau
melakukan transaksi yang mengandung unsur suap.
2. Memenuhi Aturan Rasio Keuangan yang Telah Ditetapkan
Kedua, wajib memenuhi standar rasio keuangan yang sudah ditentukan. Seperti, rasio
antara total utang yang memiliki bunga dibandingkan dengan total aset tak boleh lebih dari
45% dan perbandingan antara total pendapatan bunga plus pendapatan tak halal
dibandingkan dengan total pemasukan tak boleh lebih dari 10 persen.
3. Masuk Ke dalam Daftar Efek Syariah yang Sudah Ditetapkan OJK
Salah satu jalan untukn mengetahui apakah saham termasuk saham syariah atau tidak,
bisa dilihat dalam Daftar Efek Syariah (DES).
Secara periodik, OJK menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES) 2 kali setahun. DES
diterbitkan setiap akhir bulan Mei & akhir bulan November. Di samping itu, ada DES
Insidentil yang diterbitkan kerena terdapatnya penetapan saham yang sesuai kriteria syariah
ketika pernyataan pendaftaran Emiten saat penawaran umum perdana (IPO) efektif
D. Apa itu Jenis Jenis Saham Syariah
Saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah di Pasar Modal. Definisi saham dalam konteks saham syariah merujuk kepada
definisi saham pada umumnya yang diatur dalam undang-undang maupun peraturan OJK
lainnya. Ada dua jenis saham syariah yang diakui di pasar modal Indonesia. Pertama, saham
yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah berdasarkan peraturan OJK Nomor
35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, kedua adalah saham yang
dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten atau perusahan publik syariah berdasarkan
peraturan OJK no. 17/POJK.04/2015.
Semua saham syariah yang terdapat di pasar modal syariah Indonesia, baik yang tercatat
di BEI maupun tidak, dimasukkan ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK
secara berkala, setiap bulan Mei dan November. Saat ini, kriteria seleksi saham syariah oleh OJK
adalah sebagai berikut:
1. Emiten tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. perjudian dan permainan yang tergolong judi;
b. perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
1) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
2) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
c. jasa keuangan ribawi, antara lain:
1) bank berbasis bunga;
2) perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
d. jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir),
antara lain asuransi konvensional.
e. memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau menyediakan antara
lain:
1) barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi)
2) barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang ditetapkan oleh
DSN MUI;
3) barang atau jasa yang merusak moral dan/atau bersifat mudarat;
f. melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah); dan
2. Emiten memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
a. total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45%
(empat puluh lima per seratus); atau
b. pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total
pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per
seratus);
E. Bagaimana Cara Investasi Saham Syariah
Cara berinvestasinya sama saja dengan bermain di saham konvensional. Anda hanya
cukup mendatangi perusahaan sekuritas atau agen yang menjual saham. Di sana, anda dapat
memilih saham berjenis syariah yang diminati.
Ada beberapa hal yang mesti anda perhatikan untuk dapat memiliki saham syariah yang
diinginkan. Pertama, kenali saham yang diinginkan. Dalam saham, ada risiko dari dana yang anda
tanamkan. Karena itu, menjadi penting untuk mengetahui terlebih dahulu seluk-beluk saham
yang diinginkan sebelum membelinya ke perusahaan sekuritas maupun agen saham lainnya.
Kedua, pastikan saham bebas dari praktik yang tidak sesuai ajaran islam seperti yang
sudah dituliskan sebelumnya. Kemudian ketiga, datangi perusahaan sekuritas. Setelah
memahami daftar perusahaan yang sahamnya berkonsep syariah, saatnya anda mulai bertindak
riil. Jika memang berniat bermain saham syariah, segera datangi perusahaan sekuritas
terpercaya yang menjual saham syariah yang diinginkan. Pastikan perusahaan sekuritas tersebut
diakui OJK.
F. Bagaimana Pertumbuhan Saham Syariah Dibandingkan dengan Saham Non Syariah
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyediakan dua indeks syariah yang bisa menjadi acuan
dalam berinvestasi, yakni Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII).
BEI mencatat, saat ini ada 366 saham syariah, dari total 573 saham yang tercatat.
Sedangkan pada tahun 2017, saham syariah ada 365 emiten, pada 2016 ada 331 emiten, pada
2015 ada 318 emiten, pada 2014 ada 316 emiten, pada 2013 ada 312 emiten, pada 2012 ada
300 emiten, dan pada 2011 ada 237 emiten. Dengan capaian itu, jumlah saham syariah
meningkat dengan rata-rata rasio 62% dari total saham tercatat di BEI.
Di tahun 2019 Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pertumbuhan investor saham
syariah tahun ini meningkat hingga 100% menjadi 89.086 investor dari tahun lalu sebanyak
44.543 investor.
Target ini lebih tinggi dibanding dengan capaian BEI pada tahun lalu yang pertumbuhan
investor saham syariah naik mencapai sekitar 92% atau bertambah 21.329 dari tahun
sebelumnya sebanyak 23.207 investor

https://www.youtube.com/watch?v=kndBl5xOVw0
https://www.youtube.com/watch?v=rzFKY31MF6A
https://www.youtube.com/watch?v=atouqGz93Ns
https://www.youtube.com/watch?v=YFLFTUmuW1w
https://www.youtube.com/watch?v=tY9A7mPwXHs&t=79s
https://www.youtube.com/watch?v=Iw3mrMrJH88

Anda mungkin juga menyukai