Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya,
sehingga makalah ini dapat tersusun. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 2
C. Tujuan Masalah............................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Audit Syariah............................................................ 4
B. Dasar Hukum Audit Syariah....................................................... 6
C. Tujuan Audit Syariah..................................................................... 9
D. Jenis-Jenis Audit Syariah............................................................ 10
E. Manfaat Audit Syariah................................................................ 11
F. Kerangka Audit Syariah.......................................................... 12
G. Sebab-sebab LKS Perlu di Audit Syariah............................... 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 21
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga keuangan syariah seperti halnya bank, memiliki karakteristik
dalam otoritas Bank Indonesia dan Dewan Syariah Nasional (DSN) dilakukan
dalam rangka menjaga kepatuhan terhadap prinsip prinsip dan aturan syariah
syariah serta sesuai prinsip akuntansi bertema umum. Bank Syariah menjadi
salah satu bagian dari Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang memiliki
Pengawasan bank syariah yang berada dalam otoritas Bank Indonesia (BI)
dan Dewan Syariah Nasional (DSN) dilakukan dalam rangka menjaga kepatuhan
bertema umum. Dalam hal ini, Dewan Pengawas Syariah (DPS) memiliki peran
yang utama dalam pengendalian dalam aspek syariah dan auditor memiliki peran
Adapun standar audit yang berlaku pada LKS termasuk bank Syariah adalah
standar audit yang dikeluarkan dan disahkan oleh AAOIFI (Accounting and
Manama, Bahrain.1
1
Akhmad Mujahidin, Pengawas LKS cet. Ke-4, (Depok: RajaGrafindo Persada, 2017), h.47
1
Lembaga Keuangan Syari’ah khususnya bank syariah bergerak di sektor
Oleh karena itu, disamping adanya pengawasan dan audit syariah, diperlukan
governance secara umum adalah untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh pihak
pengawasan bank syariah yang efektif dan efisien maka BI, DSN, dan DPS
penyimpangan dari konsep perbankan syariah dapat dicegah. Tugas tersebut juga
bertujuan agar standar yang diterapkan oleh perbankan syariah sesuai dengan
B. Rumusan Masalah
2
Akhmad Mujahidin, Pengawas LKS cet. Ke-4, (Depok: RajaGrafindo Persada, 2017), h.47-48
2
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Audit Syariah
Menurut Alvin A Arens dan James K Loebbecke (1980), auditing
adalah suatu set prosedur yang sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan
yang memberikan informasi sehingga agunan dapat menyatakan satu
pendapat tentang apakah laporan keuangan yang diperiksa disajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Audit adalah faktor penting untuk menjamin akuntabilitas
perusahaan, hal ini untuk mengeksplorasi audit Syari‟ah yang selanjutnya
memungkinkan praktisi dan pengguna menggunakan pengetahuan yang
diperoleh baik dalam audit konvensional serta perspektif Islam. Auditing
merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi, pengertian umumnya
merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai
kesimpulannya tentang reabilitas dari pernyataan seseorang Auditing
adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independent
dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang
terukur dasri suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan
yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk
mengetahui dengan jelas pengertian auditing, berikut ini akan
dikemukakan definisi-definisi auditing yang diambil dari beberapa
sumber.
Menurut Arens et al adalah: “Auditing adalah proses pengumpulan
dan pengevaluasi bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai
suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh seorang yang kompoeten dan
independen untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian kesesuaian
informasi dimaksud dan kriteriakriteria yang telah ditetapkan.3
Auditing seharusnya dilakukan oleh orang yang independen dan
kompeten”. Sedangkan pengertian auditing menurut Mulyadi auditing
3
Mustafa Edwin Nasution, dkk, Audit lembaga keuangan, (Jakarta: Kencana, 2006), h.89
4
adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan” Secara umum Audit Syari‟ah adalah untuk melihat dan
mengawasi, mengontrol dan melaporkan transaksi, sesuai aturan dan
hukum Islam yang bermanfaat, benar, tepat waktu dan laporan yang adil
untuk pengambilan keputusan.
Bukan tugas yang mudah untuk melakukan audit syariah di dalam
kondisi kapitalistik dan sistem keuangan konvensional yang kompetitif.
Masalah ini lebih diperparah oleh penurunan nilai-nilai moral, sosial dan
ekonomi Islam di negara-negara Muslim termasuk Malaysia dan
Indonesia, di bawah tekanan progresif penjajahan dan dominasi budaya
dunia barat selama beberapa abad lalu. Hal ini menyebabkan diabaikannya
nilai sosial-ekonomi Islam oleh beberapa kalangan dari Lembaga
Keuangan Syari‟ah. Auditing syariah lebih luas cangkupannya dari
auditing konvensional, dimana auditing syariah selain mengacu pada
standar audit nasional dan internasional juga mengacu pada prinsip-prinsip
syariah. Dalam audit syariah bisa menerapkan aturan audit nasional dan
internasional selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Berdasarkan AAOIFI-GSIFI menjelaskan bahwa audit syariah adalah
laporan internal syariah yang bersifat independen atau bagian dari audit
internal yang melakukan pengujian dan pengevaluasian melalui
pendekatan aturan syariah, fatwa- fatwa, instruksi dan lain sebagainya
yang diterbitkan fatwa IFI dan lembaga supervisi syariah.4
Rahman menjelaskan auditing dalam Islam adalah:
1. Proses menghitung, memeriksa dan memonitor (proses sistematis)
2. Tindakan seseorang (pekerjaan duniawi atau amal ibadah)
3. Lengkap dan sesuai syariah
4
Mustafa Edwin Nasution, dkk, Audit lembaga keuangan, (Jakarta: Kencana, 2006), h.89-90
5
4. Untuk mendapat reward dari Allah di akhirat
Dapat disimpulkan pengertian audit syariah adalah salah satu unsur
melalui pendekatan administratif dengan menggunakan sudut pandang
keterwakilan. Oleh karena itu, auditor merupakan wakil dari para
pemegang saham yang menginginkan pekerjaan (investasi) mereka sesuai
dengan hukum-hukum syariat Islam. 5
itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".
5
Dwi Condro Triono, . KEUANGAN DAN PENGAWASAN cet. Ke-2, (Yogyakarta:
Irtikaz, 2012), h.61
6
b. Q.s Al-An’aam (6) ayat 152:
ال ْاليَتِ ِيم إِاَّل بِالَّتِي ِه َي أَحْ َس ُن َحتَّ ٰى يَ ْبلُ َغ َ َواَل تَ ْق َربُوا َم
ف نَ ْفسًا ِ ان بِ ْالقِس
ُ ِّْط ۖ اَل نُ َكل َ يزَ ۖ َوأَ ْوفُوا ْال َكي َْل َو ْال ِمQُأَ ُش َّده
ۖ ان َذا قُرْ بَ ٰىَ إِاَّل ُو ْس َعهَا ۖ َوإِ َذا قُ ْلتُ ْم فَا ْع ِدلُوا َولَ ْو َك
َ َوبِ َع ْه ِد هَّللا ِ أَ ْوفُوا ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َوصَّا ُك ْم بِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر
ُون
“Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan
Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu
7
ان ِم ْن ِع ْن ِد َغي ِْر هَّللا ِ لَ َو َج ُدوا فِي ِه َ ُْون ْالقُر
َ و َكQْ َآن ۚ َول َ أَفَاَل يَتَ َدبَّر
اختِاَل فًا َكثِيرًا
ْ
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau
kiranya AlQuran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
2. Hadist
Hadis riwayat Abu Dawud, dari Abu Hurairah, Rasul Saw bersabda:
Artinya : Aku jadi yang ketiga antara dua orang yang berserikat
selama yang satu tidak khianat kepada yang lainnya, apabila yang
satu berkhianat kepada pihak yang lain, maka keluarlah aku darinya.
yang haram.
Hadis Nabi Dikeluarkan ibnu majah dari ibadah ibnu shamit dalam
oleh Ahmad dari Ibnu Abas, dan Malik dari Yahya) 10 Artinya:
6
Dawan Raharjo, Dewan pengawas syariah : DSN dan DPS, (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan
Filsafat, 1999), h.102
8
3. Undang-Undang Acounting and Auditing Standards for Islamic Financial
prinsip Islam.
tindakan
7
Dawan Raharjo, Dewan pengawas syariah : DSN dan DPS, (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan
Filsafat, 1999), h.103
8
Dawan Raharjo, Dewan pengawas syariah : DSN dan DPS, (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan
Filsafat, 1999), h.104
9
4. Memberikan reward (ganjaran baik) atas keberhasilan pekerjaan
sangat penting.9
1. Auditor Internal
audit.
9
Veithzal dan Andi Buchari Rivai, EKONOMI ISLAM : tata kelola islamicet. Ke-2, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h.79
10
otoritas. Fungsi utama dewan Syariah adalah sebagai penasihat dan
mereka sebagai unit bekerja sama dengan auditor internal atau mereka
2. Auditor Eksternal
memenuhi syarat dalam syari'at saja. Lainnya ingin audit syari'ah menjadi
10
Veithzal dan Andi Buchari Rivai, EKONOMI ISLAM : tata kelola islamicet. Ke-2, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h.79-80
11
Veithzal dan Andi Buchari Rivai, EKONOMI ISLAM : tata kelola islamicet. Ke-2, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h.80-81
11
1. Audit diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan pengguna laporan
yang disusun oleh lembaga keuangan syari‟ah, dari semua aspek yang
bersifat material, benar dan wajar sesuai dengan aturan dan prinsip
kepatuhan syariah
pembiayaan.
12
Dwi Condro Triono, . KEUANGAN DAN PENGAWASAN cet. Ke-2, (Yogyakarta: Irtikaz,
2012), h.69
12
c. Pemeriksaan distribusi profit
dengan syariah Hal-hal di atas adalah unsur-unsur yang harus ada dalam
audit syariah, meskipun demikian prosedur audit yang telah ada tetap
hubungan
sumbersumber berwujud,
syariah sendiri mencakup lima standar, yaitu tujuan dan prinsip (objective
13
and principles of auditing), laporan auditor (auditor’s report), ketentuan
Pertama terkait tujuan dan prinsip. Tujuan dari sebuah audit laporan
laporan keuangan tertentu dalam semua hal yang material dan sesuai
dengan aturan dan prinsip Islam, AAOIFI, standar akuntansi nasional yang
(gambaran dari audit), acuan ASIFI dan standar nasional yang relevan atau
dilaksanakan sesuai ASIFI dan standar nasional yang relevan atau praktek
telah sesuai dan tidak melanggar aturan dan prinsip Syariah. Ruang
audit yang dianggap penting dalam hal itu. Hal ini meyakinkan para
13
Dwi Condro Triono, . KEUANGAN DAN PENGAWASAN cet. Ke-2, (Yogyakarta: Irtikaz,
2012), h.69-70
14
pembaca bahwa audit telah berjalan sesuai ketetapan standar maupun
praktek.
atau praktek mengikuti negara tempat auditor berada, hal ini terlihat dalam
material.
laporan keuangan.
surat penugasan audit sesuai kontrak. Isi dasar surat perjanjian adalah
klien dan bentuk setiap laporan yang akan diberikan oleh auditor.
15
Pengujian ini meliputi penunjukan, persetujuan, kebijakan, produk,
pengawasan bank central), sirkulasi, dll. Tujuan dari sebuah shari'a review
16
atau tidaknya LKS atau tidaknya atas penyajian
laporan keuangan perusahaan
perbankan syariah pada prinsip dan aturan syariah dalam produk dan
yang jelas apakah bank syariah yang telah diaudit tersebut shari'ah
Akuntansi Syariah)
LKS.14
Syariah
17
sehingga dapat menarik investor memberikan dananya agar dikelola
perusahaan.
Veithzal dan Andi Buchari Rivai, EKONOMI ISLAM : tata kelola islamicet. Ke-2, (Jakarta:
15
18
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Audit syariah adalah salah satu unsur melalui pendekatan administratif dengan
2. Dasar hukum audit syariah terkandung dalam Al-Qur’an, hadist, UUD serta
(AAOIFI)
3. Tujuan audit syariah secara garis besar adalah Untuk memastikan kesesuaian
seluruh operasional bank dengan prinsip dan aturan syariah yang digunakan
4. Jenis audit syariah terbagi atas audit eksternal dan internal diaman audit
internal memiliki Komite Audit dan Tata Lembaga Keuangan Islam dan
6. Kerangka audit Syariah Terbagi atas Pertama terkait tujuan dan prinsip, Kedua
terkait laporan auditor Elemen dasar dari laporan auditor , Ketiga terkait
board yang intinya berisi penunjukan, komposisi dan laporan DPS. Kelima
20
keuangan sesuai, Adanya perusahaan yang membesarkan biaya sehingga laba
terlihat kecil, hal ini untuk mengurangi pajak dan zakat, Adanya ketidak
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Rivai, Veithzal dan Andi Buchari. 2013 EKONOMI ISLAM : tata kelola islamicet.
Ke-2. Jakarta: Bumi Aksara
Triono, Dwi Condro. 2012. KEUANGAN DAN PENGAWASAN cet. Ke-2.
Yogyakarta: Irtikaz
22