Anda di halaman 1dari 22

STMIK DAN STIE JAYAKARTA

Pendidikan Agama Islam


Dosen : Hj. Eryati Jamal,
Dra,M.Pd
MANFAAT

NAMA
KELOMPOK MATERI
PENUTUP
BAB 9
ETOS KERJA DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Anggota Kelompok 9 :

1. Sahara Eka Aprilia (22560005) S1 Sistem Informasi


2. Ellen Febriyani (22560006) S1 Sistem Informasi
3. Dian Dwi Damayanti (22560017) S1 Sistem Informasi
4. Ginanjar wisnu handoyo (22564003) S1 Sistem Informasi
ARTI & ETOS KERJA
ISLAM

KESEJAHTERAAN

MATERI SOSIAL

ZAKAT & KEPEDULIAN


SOSIAL

PENDISTRIBU
SIAN ZAKAT
01. ARTI DAN ETOS
KERJA ISLAM
ARTI DAN ETOS KERJA ISLAM
Etos kerja dapat diartikan sebagai pandangan bagaimana melakukan kegiatan yang
bertujuan mendapatkan hasil atau kesuksesan. Dengan kata lain, etos kerja adalah
totalitas kepribadian diri serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini dan
memberikan makna tentang suatu pekerjaan yang mendorong diri untuk bertindak dan
meraih amal (hasil) yang optimal. Dalam etos terkandung keinginan dan semangat yang
kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik dan berupaya
untuk mencapai kualitas kerja sesempurna mungkin. Etos juga berarti
percaya, tekun dan senang pada pekerjaan yang sedang dihadapi dengan
tidak memandang pekerjaan itu sebagai buruh kasar atau memimpin
perusahaan besar.
ARTI DAN ETOS KERJA ISLAM
Toto Tasmara dalam bukunya membudayakan etos kerja islami menyebutkan beberapa ciri etos kerja
muslim.

1. Menghargai waktu
Orang yang memiliki etos kerja menjadikan waktu sesuatu yang sangat berharga. Dia tidak mau ada waktu
yang dilewati tanpa makna.
 
2. Memiliki kejujuran
Jujur dalam Bahasa arab disebut shidik, artinya benar. Kejujuran adalah bisikkan hati yang secara terus-
menerus dan membisikan nilai moral luhur yang didorong kecintaan pada ilahi.
 
3. Memiliki komitmen
Komitmen adalah keyakinan yang mengikat hati nurani secara kukuh dan kemudian
menggerakkan diri berperilaku sesuai dengan yang di yakini. Orang yang berkomitmen
memungkinkan dirinya berjuang keras menghadapi berbagai tantangan dan tekanan.
Mereka tidak mengenal kata menyerah dan putus asa.
ARTI DAN ETOS KERJA ISLAM
4. Istiqomah, kuat pendirian
Istiqomah berarti tetap dan tegar dalam kebenaran sekalipun berhadapan dengan rintangan. Orang
yang istiqomah memiliki sikap taat azas, pantang menyerah dan mampu mempertahankan prinsip
serta konitmennya, walaupun harus berhadapan dengan resiko yang membahayakan dirinya.
 
5. Memiliki kedisiplinan
Disiplin yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat, walaupun
dalam situasi yang tidak mendukung. Pribadi yang disiplin sangat berhati-hati dalam mengelola
pekerjaan serta penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
 
Umat islam seharusnya memiliki etos kerja seperti yang di sebutkan di atas karena islam
merupakan agama yang sangat menghargai pekerjaan seseorang sebagai aplikasi iman dan
ibadahnya kepada Allah SWT.
02.
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
KESEJAHTERAAN SOSIAL

Kesejahteraan yaitu : keamanan,


keselamatan, ketentraman, kemakmuran,
kesenangan hidup dan sebagainya.
Kesejahteraan sosial berarti keadaan
sejahtera masyarakat. Ruang lingkup
kesejahteraan sosial itu sangat luas.
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Menurut Khurshid Ahmad, negara Islam menderita keterbelakangan perekonomian yang merata,
karena mereka kurang memanfaatkan sumber daya manusia dan fisik mereka sehingga mereka
menderita kemiskinan dan keterbelakangan. Bahkan negara Islam yang kaya dengan sumber-
sumber tersebut sebagian besar mempunyai perekonomian yang terbelakang. Lemahnya
kesejahteraan masyarakat disebabkan kurangnya pribadi muslim memanfatkan potensi yang
dimiliki seperti tidak disiplin, malas, tidak gigih belajar dan tidak mau bekerja keras.

Untuk mendapatkan kesejahteraan sosial yang baik harus diupayakan :

1. Setiap pribadi yang ada di masyarakat harus berusaha memiliki ilmu pengetahuan &
keterampilan. Dengan demikian dapat bekerja dan mencipatakan lapangan pekerjaan.
2. Bantuan dari keluarga terdekat berupa zakat, infaq, sedekah dan pemberian lainnya.
3. Bantuan dari masyarakat kepada anggota masyarakat yang membutuhkan baik berupa
keuangan, keterampilan, saran, wawasan dan lapangan pekerjaan.
4. Tanggung jawab pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya.

Dalam sejarah Islam Umar bin Khatab dan Umar bin Abdul Aziz adalah Khalifah yang sangat peduli
terhadap kesejahteraan masyarakat.
AYAT TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

● QS An Nahl : 97 yang artinya :

“ Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun


perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. ”
03. ZAKAT
DAN
KEPEDULIAN
SOSIAL
ZAKAT DAN KEPEDULIAN SOSIAL
● Zakat merupakan salah satu sendi pokok ajaran Islam.
Ibadah zakat adalah kewajiban yang bersifat sosial
yang dilakukan terhadap masyarakat. Menurut M.
Quraish Shihab menunaikan zakat bukan semata-mata
atas dasar kemurahan hati, tetapi kalau terpaksa
“dengan tekanan penguasa”. Pada masa yang lalu
(terutama pada masa kejayaan umat islam), sistem
zakat telah dijalankan dengan baik dan dapat
memperkecil jurang pemisah antara yang kaya dan
miskin. Tetapi sekarang, kesadaran sosial umat (di
Indonesia) kurang mendalam, perhatian umat lebih
banyak tertuju kepada ibadah shalat, puasa, haji dari
pada ibadah yang erat hubungannya dengan
kehidupan sosial seperti zakat dan lain-lain.
Manfaat ibadah zakat diantaranya:

● Mengurangi/mengikis sifat-sifat kikir dalam jiwa serta


melatih memiliki sifat-sifat dermawan dan
mengantarkan seseorang mensyukuri nikmat Allah,
sehingga pada akhirnya ia dapat menyucikan diri dan
mengembangkan kepribadiannya.
● Menciptakan ketenangan dan ketentraman, bukan
hanya kepada penerima tetapi juga kepada pemberi
zakat.
● Mengembangkan harta benda. Bagi pemberi zakat
akan mengantarkannya dapat berkonsentrasi dalam
pemikiran dan usaha pengembangan harta. Dan bagi
penerima zakat akan mendorong terciptanya
kesejahteraan lebih baik dan meningkatnya daya beli.

Zakat dapat meringankan kesulitan hidup orang yang


berada dalam kekurangan dan kemiskinan. Zakat bila
dikelola secara profesional dan baik diharapkan dapat
memajukan kesejahteraan masyarakat.
AYAT TENTANG ZAKAT

QS. At Taubah: 103 yang artinya :

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersih kan dan


menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui.”
04. Pengelolaan Dan
Pendistribusian Zakat
Pengelolaan Zakat

Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,


pelaksanaan, dan pengkoordinasian dalam pegumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Agar
tercipta pengelolaan yang baik, pemerintah seharusnya
membentuk suatu badan tertentu yang mengurusi
masalah pengelolaan zakat, dibentuklah BAZ (Badan
Amil Zakat).
Pendistribusian Zakat

Pendistribusian zakat, dilakukan berdasarkan skala


prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan,
keadilan, dan kewajiban. Setiap badan amil zakat setelah
mengumpulkan zakat, dana zakat yang telah dikumpulkan
wajib untuk disalurkan kepada yang berhak menerimanya
sesuai dengan ketentuan hukum Islam.
Pendistribusian Zakat
Dalam pendistribusian dana zakat kepada mustahiq ada tiga sifat
antara lain:

1. Bersifat hibah (pemberian) dan memperhatikan skala prioritas


kebutuhan mustahiq di wilayah masing-masing.
2. Bersifat bantuan, yaitu membantu mustahiq dalam
menyelesaikan atau mengurangi masalah yang sangat mendesak/
darurat.
3. Bersifat pemberdayaan, yaitu membantu mustahiq untuk
meningkatkan kesejahteraannya, baik secara perorangan maupun
berkelompok melalui program atau kegiatan yang
berkesinambungan, dengan dana bergulir, untuk memberi
kesempatan penerima lain yang lebih banyak.
).
Dalam QS.AtTaubah (9): 60 telah dijelaskan tentang
orang-orang yang berhak mendapatkan zakat, adapun
delapan kelompok yang berhak memperoleh zakat, yang
isi artinya dari ayat tersebut :

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-


orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus
zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(Q.S At-Taubah/9:60).
SEKIAN &
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai