Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMAT

Disusun Oleh :

1. Balqis Hayyin R. 071711133026

2. Rerica Dhea Shavila 071711133034

3. Nabila Majid Putri Rizaldi 071711233019

4. Galistya Cittarasmi 071711233032


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji

syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,

dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan

agama islam dengan judul "Masyarakat Madani dan Kesejahteraan Umat".

Para Penyusun makalah telah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat

makalah dengan tata cara yang baik dan benar, namun tidak terlepas dari itu manusia

tidakluput dari kekurangan, dan kami juga menyadari jikalau masih banyak cacat dan hal

yang kurag dari pembahasan kami. Oleh karena itu mohon dimaklumi.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah ilmu bagi siapapun

yang membacanya, dan semoga makalah ini menjadi salah satu makalah yang dapat

dipertanggungjawabkan baik isi maupun kebenarannya.


BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Latar belakang kelompok kami membuat sebuah makalah tentang Masyarakat

Madani dan Kesejahteraan Umat adalah untuk melengkapi tugas kami dalam mata kulian

Agama Islam I dengan dosen pembina Bapak Yunan. Tugas ini juga merupakan tugas wajib

yang harus dikerjakan dalam semester I mata kuliah Agama Islam I

Dan juga, alasan kami membuat makalah ini aalah untuk lebih memahami lagi apa

itu Masyarakat Madani, sejarah masyarakat madani, sistem-sistem yang ada di dalam

masyarakat madani, baik itu sistem pemerintahan, sistem ekonomi dan lain-lain.

Menimbang makalah ini tidak hanya untuk bahan belajar kami satu kelompok,

melainkan juga bahan belajar teman-teman kami yang lain, maka diharapkan makalah ini

dapat meperjelas materi Masyarakat Madani dan Kesejahteraan Masyarakat, dan dapat

membantu teman-teman dalam mata kuliah Agama Islam I.


BAB II

MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMAT

A. PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI

Masyarakat Madani memiliki banyak sekali pengertian :

1. Secara bahasa Madani berasal dari huruf mim, dal, dan nun, yang kemudian

menjadi “tamaddana” yang juga berarti mejadi beradab dan sopan. (M. Hasyim,

Masyarakat Madani)

2. Madinah menrut salah satu fisafal Yunani berarti kota, yaitu masyarakat yang

berperadaban dan telah maju. (Qs Saba’ ; 15)

Masyarakat madani adalah masyarakat kota yang beradab dan memiliki

sopan santun yang tinggi, selalu memelihara perilaku yang baik saat berbicara

dalam pergaulan maupun cara berperilaku. Masyarakat Madani juga selalu

menjunjung tinggi kebenaran saat mencari rejeki mengupayakan kesejahteraan, saat

menerapkan hukum dan sanksi, baik ketika meghadapi peselisihan dan peperangan.

Dalam sejarah terdapat dua masyarakat madani. Yang pertama adalah pada

masa Nabi Sulaiman yang memiliki nama masyarakat Saba’. Masyarakat ini

disebutkan dalam Surat Saba’ dimana masyarakat ini mendiami suatu negeri yang

indah, subur, dan damai. Kemudian masyarakat saba’ diperintahkan Allah untuk

selalu bersyukur kepada-Nya yang telah menyediakan sluruh kebutuhan hidup

mereka.
Yang kedua adalah Kota Madinah setelah adalnya Perjanjian Madinan pada

masa pemerintahan Rasulullah Saw, yang mana Kota Madinah didiami oleh umat

Muslim, Yahui, Watsani dari kaum Aus dan Khazraj.

B. KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI

 Bertuhan, Masyarakat Madani adalah masyarakat yang beragama dan menjunjung

tinggi konsep Ketuhanan, dan menempatkan Hukum Tuhan sebagai landasan

kehidupan pribadi dan bermasyarakat.

 Damai, terciptanya suasana damai kehidupan bermasyarakat kerena masyarakat

saling menghormati satu sama lain tanpa terkecuali.

 Saling tolong menolong tanpa mencampuri urusan pribadi orang lain yang dapat

mengurangi kebebasannya.

 Toleran, saling menghormati orang lain yang berbeda dan tidak mencampuri

urursan orang lain agar semua orang tidak terganggu oleh aktifitas orang lain yang

dianggap berbeda.

 Terciptanya keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam lingkup sosial

 Berperadaban tinggi, masyarakat memiliki kecintaan pada ilmu pengetahuan dan

memanfaatkan ilmu pengetahuan ini untuk membuat kehidupan manusia menjadi

lebih baik lagi.

 Berakhlaq mulia.

Dapat kita semua lihat bersama bahwa masyarakat madani adalah suatu

gambaran tentang kehidupan masyarakat yang hampir dan sangat mendekati


sempurna. Dengan seluruh karakteristik masyarakat madani, dapat dijamin bahwa

kehidupan manusia secara pribadi maupun bermasyarakat dalam masyarakat madani

ini sendiri sangat baik dan sangat damai.

C. PERANAN UMAT ISLAM DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI

Dalam QS. Ali Imran : 110

ِ‫وف َوتَ ْن َه ْونَ َع ِن ْال ُم ْنكَر‬ِ ‫اس تَأ ْ ُم ُرونَ بِ ْال َم ْع ُر‬ ْ ‫اّلل َوتُؤْ منُونَِ ُك ْنت ُ ْم َخي َْر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َج‬
ِ َّ‫ت ِللن‬ ُِ ‫لَكَانَِ ْالكتَابِ أَ ْه‬
َِ ‫ل آ َمنَِ َولَ ِْو ۗ ب‬
‫َوأ َ ْكثَ ُر ُه ُِم ْالفَا ِسقُونَ ْال ُمؤْ منُونَِ م ْن ُه ُِم ۗ َل ُه ِْم َخي ًْرا‬

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada
yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Allah menyatakan bahwa umat muslim adalah umat yang paling baik dari semua

umat yang pernah ada. Dan untuk mewujudkan masyarakat madani, umat muslim harus

melakukan dan mengusahakan tiga hal, yaitu:

 Program perjuangan iqomatul masjid yaitu dengan melakukan pemusatan

semua kegiatan masyarakat dan umat muslim di masjid

 Program perjuangan ukuwan islamiyah yatu mempererat hubungan

persaudaraan antar umat muslim

 Menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjungjung tinggi

nilai syariah islam secara utuh dan menjadi bentuk nyata dari masyarakat madani
D. SISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT

Menurut ajaran islam, semua kegiatan manusia termasuk kegiatan sosial dan
ekonomi haruslah berlandaskan tauhid (keesaan Allah). Dalam ajaran islam ada dua prinsip
utama, yakni pertama tidak seorangpun atau sekolompok orang berhak mengeksploitasi
orang lain, dan kedua tidak seorangpun boleh memisahkan diri dari orang lain dengan
tujuan untuk membatasi kegiatan sosial ekonomi dikalangan mereka saja.

Adanya tuntutan masyarakat untuk membantu sesama, maka kesejahteraan umat


salah satunya berasal dari zakat, infaq, shadaqah, dan waqaf.

Manajemen Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Waqaf

1. Zakat
Zakat berasal dari kata zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Menurut
fiqih zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT untuk
diserahkan kepada yang berhak.

QS. Al-Baqarah (2:43)

َّ ‫ار َكعُوا َم َع‬


َ‫الرا ِكعِين‬ ْ ‫الزكَاة َ َو‬ َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬
َّ ‫ص ََلة َ َوآتُوا‬

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'. “

Orang-orang yang berhak menerima (mustahik) zakat :


- Fakir
Orang yang memiliki usaha yang hanya menjamin setengah dari kebutuhan
sehari-hari.
- Miskin
Orang yang memiliki usaha yang menghasilkan lebih dari setengah, tetapi masih
kurang untuk kebutuhan ssehar-hari.
- Amil
Orang yang dipercaya mengumpulkan dan membagikan harta zakat.
- Mualaf
Orang yang baru masuk islam dan lemah imannya dan perlu bimbingan dan
dukungan dana.
- Hamba sahaya
Budak
- Gharim
Orang yang mempunyai utang akibat usahanya bangkrut bukan karena maksiat
dan tidak sanggup membayar.
- Sabilillah
Orang yang berjuang untuk menegakkan agama Allah.
- Ibnu Sabil / musafir
Yang kekurangan bekal dalam suatu perjalanan untuk menuntut ilmu,
menyiarkan agama, dsb.

Zakat mendorong adanya pemerataan pendapatan dan pemilikan harta dikalangan


masyarakat muslim, menghilangkan monopoli dan penumpukkan harta pada sebagian
masyarakat. Melahirkan sistem ekonomi yang berdasarkan kerja sama dan tolong
menolong.

2. Infaq
Adalah bagian dari pembagian atau penyaluran harta selain zakat mal, harta yang
dikeluarkan sewaktu-waktu dan tidak ada nasab.
3. Shadaqah
Atau sedekah adalah sesuatu yang bisa berupa harta, makanan sehari-hari, atau
tenaga kita. Bersifat umum dan dapat dikatakan sebagai bantuan.
4. Waqaf
Yaitu menahan sesuatu benda yang kekal zatnya, mungkin diambil manfaatnya
guna diberikan di jalan kebaikan.
Syarat berwaqaf :
- Berhak berbuat kebaikan walaupun bukan islam
- Dengan kehendak sendiri, tidak sah dipaksa orang

Syarat yang diwaqafkan :


- Kekal zatnya, diambil manfaatnya barang tidak rusak
- Kepunyaan yang mewaqafkan walaupun musya’ (bercampur dan tidak dapat
dipisahkan dengan yang lain)
- Tempat berwaqaf (yang berhak menerima hasil waqaf itu). Kalau berwaqaf
kepada orang tertentu, disyaratkan orang yang berhak menerima hasil waqaf itu,
orang yang berhak memiliki sesuatu, maka tidak sah berwaqaf kepada anak
yang masih dalam kandungan ibunya, begitu juga kepada hamba sahaya.
- Lafal yang sesuai
REFERENSI

Fanani, Sunan. 2010. Lembar Kerja Mahasiswa Pendidikan Agama Islam I untuk
Perguruan Tinggi, Al- Maktabah Surabaya [BAB VIII].

Anda mungkin juga menyukai