Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMAT

Oleh:
Findiyas Azizah Nurfadhilah 200210103062
Maratun Hasanah 200210103025
Mohamad Fikri Hafiyan 200803103067
Nabila Qonita Artanti 200910301041

UNIVERSITAS JEMBER
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Masyarakat Madani dan Kesejahteraan Umat” ini tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Masyarakat Madani dan Kesejahteraan Umat bagi pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sulaiman M.Pd.I, selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang ditulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jember, 30 April 2021


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Madani, pertama kali dikemukan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim
dalam sebuah ceramah saat acara forum ilmiah Festival Istiqlal, 26 September 1995
di Jakarta. Selanjutnya diteruskan oleh Nurcholis Madjid di Indonesia. Konsep
yang diajukan Anwar Ibrahim menyebut bahwa “masyarakat ideal adalah kelompok
yang mempunyai peradaban maju”. Masyarakat Madani ialah sistem sosial subur
pada prinsip moral menjamin sebuah seimbangnya dan kebebasan dalam kestabilan
lingkup masyarakat.
Masyarakat Madinah sebagai tipe masyarakat ideal yang tidak pada menjiplak
struktur masyarakatnya melainkan menghiasi masyarakat ideal yang telah
dilaksanakan sesuai petunjuk ilahi. Cara melaksakanan amar ma’ruf nahi munkar
adalah dengan direstui ilahi dengan hikmah, nasihat serta tutur perkataan baik.
Semua orang pasti menginginkan kehidupan aman, sejahtera nan damai
sebagaimana yang telah diidamkan masyarakat Indonesia yakni adil dan makmur.
Harapan sebuah Negara atau masayarakat tidak akan tercapai tanpa adanya sebuah
pengoptimalan kualitas sumber daya manusia.
Masih banyak sebenarnya, permasalahan bagi bangsa Indonesia adalah
banyaknya konflik terjadi di lingkup masyarakat dan ujung-ujungnya berdampak
buruk bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Upaya klasifikasi muncul
dari masyarakat madani menjadi bentuk untuk kualitas sebuah komunitas pada
selanjutnya. Umat islam terkhusus pada zaman Rasulullah SAW dimana sistem
pemerintahannya tidak menjunjung kemaslahatan umat dengan melakukan
penindasan.
Budaya Indonesia belum terlalu terlambat dalam mewujudkan masyarakat
madani bilamana semua potensi sumber daya manusia mendapat kesempatan
berkembang dan juga dikembangkan agar mewujudkan masyarakat madani yang
memiliki banyak tantangan harus dilalui.
Masyarakat madani muncul bersamaan proses modernisasi saat transformasi
menuju modern yang berarti kondisi sosio-kultural suatu bangsa. Di dalam islam
mayarakat yang ideal adalah manusa yang patuh aturanNya dengan hidup damai,
tentram serta tercukupi kebutuhan hidupnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang terurai di atas maka dapat disimplkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat madani?
2. Apa karakteristik masyarakat madani?
3. Bagaimanakah peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi islam?
5. Bagaimana konsep islam tentang kesejahteraan umat?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian masyarakat madani
2. Dapat mengetahui ciri-ciri atau karakteristik dari masyarakat madani
3. Dapat mengetahui peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani
4. Dapat mengetahui maksud sistem ekonomi islam
5. Dapat mengetahui konsep islam mengehai kesejahteraan umat
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Masyarakat Madani


Masyarakat madani berasal dari bahasa inggris, civil society. Kata civil
society sebenarnya berasal dari bahasa Latin yakni civitas dei yang berarti
kota Illahi dan societyyang berarti masyarakat. Istilah madani menurut
Munawir (1997) sebenarnya berasal dari bahsa Arab, madaniy. Kata madaniy
berakar dari kata kerja madana yang berarti mendiami, tinggal atau
membangun. Kemudian berubah istilah menjadi madaniy yang artinya
beradab, orang kota, orang sipil dan yang bersifat sipil atau perdata
Masyarakat madani ialah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, dan maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan serta
teknologi.
Allah SWT memberikan gambaran terkait masyarakat madani dengan
firman-Nya dalam Q.S. Saba’ ayat 15
ۗ‫ َۚج َّن ٰت ِن ٰا َي ٌة َمسْ َكن ِِه ْم فِيْ ل َِس َب ٍا َكا َنل َِس َب ٍالَ َق ْد‬  ْ‫ْن َعن‬ ٍ ‫لَ ٗه َوا ْش ُكر ُْوا َر ِّب ُك ْم رِّ ْز ِق مِنْ ُكلُ ْوا ە َّۗوشِ َم‬
ٍ ‫ال َّي ِمي‬
ٌ‫ٌّط ِّي َب ٌة َب ْل َدة‬
َ ‫َغفُ ْو ٌر َّو َرب‬
Artinya : Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri,
(kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rezeki yang
(dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah
negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun.”

Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yakni:


1. Masyarakat Saba’ yakni masayarakat pada masa Nabi Sulaiman yang hidupnya
aman serta sejahtera, dianugerahkan kepada mereka rezeki berlimpah namun
mereka tidak selalu bersyukur terkait hal tersebut. Akhirnya, azab didatangkan
kepada mereka yaitu banjir bandang sehingga menghancurkan kehidupan
mereka di dunia. Cerita ini terdapat pada Q.S. Saba’ ayat 15-17
2. Masyarakat madinah di bawah pimpinan Rasulullah adalah masyarakat ideal di
dalam konsep islam. Masyarakat patuh kepada pemimpin meski berada di
berbagai agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, kaum muslimin yang
mayoritas, yahudi, nasrani ataupun watsani. Namun, mereka hidup damai,
saling hormat menghormati satu sama lain dan juga menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing.

2. Karakteristik Masyarakat Madani


Secara umum, karaktertistik masyarakat madani yaitu hadirnya sikap
toleransi, prinsip pluralism dan pengakuan hak asasi pada setiap elemen
pribadi manusia yang ada di sebuah kelompok masyarakat.
Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, yaitu:
1. Berlandaskan hukum Allah
2. Berperadaban tinggi
3. Adanya toleransi (tasamuh) dan pluralisme
4. Adanya musyawarah dan demokrasi
5. Menjunjung persamaan (musawa)
6. Menguasai pengetahuan dan teknologi
7. Berakhlak mulia
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban

3. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani


Secara umum, ada beberapa hal untuk mewujudkan masyarakat
madani, antara lain :
1. Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal social
(social captital) yang kondusif.
2. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok
dalam masyarakat.
3. Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga
sosial, ekonomi dan hukum berjalan secara produktif dan berkeadilan
sosial.
4. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang
5. Adanya jaminan, kepastian, dan kepercayaan antara jalinan-jalinan
kemasyarakatan.

4. Sistem Ekonomi Islam


Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat diperlukannya suatu sistem
ekonomi islam. Dalam sistem ekonomi islam, tauhid merupakan sumber utama
dalam pelaksanaannya, sehingga segala yang dilakukan saat melakukan aktivitas
ekonomi harus sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Allah. Penerapan yang
dapat dilakukan masyarakat adalah dengan zakat dan wakaf.
1. Zakat
Zakat adalah memberikan harta yang telah mencapai nisab dan haul
kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Nisab
adalah suatu ukurran tertentu dari harta yang dimiliki yang mewajibkan
dikeluarkannya zakat, sedangkan haul adalah berjalan genap satu tahun.
Hukum zakat adalah wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat
tertentu. Zakat juga berarti kebersihan. Setiap pemeluk islam yang
mempunyai harta cukup banyaknya menurut nisab zakat, maka wajiblah
untuk membersihkan harta tersebut dengan mengeluarkan zakat.
a. Macam-macam zakat
 Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh umat muslim
menjelang hari raya idul fitri atau pada bulan ramadhan. Zakat fitrah
dapat dibayar dengan setara 3,5 liter atau 2,5 kg makanan pokok di
daerah tersebut. Misalnya di Indonesia ini jika makanan pokoknya adalah
nasi maka yang dijadikan zakat adalah beras.
 Zakat Mall adalah zakat penghasilan seperti hasil pertanian, hasil
perkebunan, hasil tambang, hasil ternak, harta temuan, hasil
perdagangan, hasil laut, emas dan perak. Masing-masing dari jenis
penghasilan memiliki perhitungannya sendiri.
B. Perhitungan zakat
 Zakat fitrah per orang= 3,5 liter , jika diuangkan maka 3,5 liter x harga
beras perliter.
 Zakat mall = 2,5% x jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun. untuk
menghitung nisab zakat maal yaitu 85 x harga emas pasaran per gram.
 Zakat penghasilan= untuk mengetahui zakat penghasilan, dapat dengan
cara kurangi total pendapatan dengan utang, kemudian hasinya dikaikan
2,5%. Nisab zakat penghasilan adalah 520 x harga makan pokok.
c. Penerima Zakat
 Fakir, golongan orang hampir tidak memiliki apapun sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan pokoknya.
 Miskin, golongan orang yang memiliki sedikit harta, tetapi tidak bisa
mencukupi kebutuhan dasar hidupnya.
 Amil, orang yang mengumpulkan dan membagikan zakat
 Mualaf, orang yang baru masuk islam dan memerlukan bantuan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan baru.
 Hamba sahaya, orang yang ingin memerdekakan dirinya
 Gharimin, orang yang berhutang untuk memenuhi kebutuhannya, dengan
catatan bahwa kebutuhan tersebut halal, tetapi tidak sanggup untuk
membayar hutangnya.
 Fisabilillah, orang yang berjuang di jalan Allah
 Ibnu sabil, orang yang kehabisan bekal dalam perjalanannya dalam
ketaatan kepada Allah.
2. Wakaf
Wakaf adalah perbuatan hukum wakif (orang wakaf) untuk memisahkan dan
atau menyerahkan sebagian hartanya baik secara pemanen atau untuk jangka
waktu tertentu. Singkatnya, wakaf adalah amal jariyah.
 Unsur wakaf, dalam undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang
wakaf, terdapat 6 unsur wakaf yaitu wakif (pihak yang mewakafkan
hartanya), nazhir (pengelola harta wakaf), harta wakaf, peruntukan, akad
wakaf dan jangka waktu wakaf.
 Jenis wakaf, menurut ahmad azhar basyir wakaf dibagi menjadi dua yaitu
wakaf ahli dan wakaf khairi.
a. Wakaf ahli (keluarga), wakaf ahli adalah wakaf yang ditujukan
kepada orang-orang tertentu, seorang atau lebih. Baik keluarga
wakif atau bukan. Wakaf ini dipandang sah dan yang berhak
menikmatinya adalah mereka yang ditunjuk dalam pernyataan
wakaf.
b. Wakaf khairi atau wakaf umum, wakaf ini ditujukan untuk
kepentingan umum, dan tidak dikhususkan untuk orang-orang
tertentu.
 Syarat wakaf
a. Syarat-syarat orang yang berwakaf (al-wakif)
- Memiliki harta secara penuh
- Orang yang berakal
- Baligh
- Orang yang mampu bertindak secara hukum (rasyid)
b. Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf)
- Harta yang diwakafkan tidak sah dipindah milikkan
- Barang yang diwakafkan harus barang yang berharga
- Harta yang diwakafkan harus diketahui kadarnya
c. Syarat pelaksanaan wakaf
- Wakaf harus orang yang sepenuhnya menguasai sebagai
pemilik benda yang akan diwakafkan.
- Barang yang diwakafkan harus kekal dzatnya, harta wakaf
hendaknya disebutkan dengan terang dan jelas kepada
siapa dan untuk apa diwakafkan.
- Penerima wakaf haruslah orang yang berhak memiliki
sesuatu
- Ikrar wakaf dinyatakan dengan jelas baik lisan maupun
tulisan
- Dilakukan secara tunai dan tidak ada khiyar (pilihan)
karena wakaf berarti memindahkan wakaf pada waktu itu.
3. Konsep islam tentang kesejahteraan umat
Kesejahteraan sosial merupakan terpenuhnya kebutuhan manusia yang
meliputi kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Bahwa kesejahteraan adalah
bagian penting dari sebuah Negara guna mewujudkan kesejahteraan. Dalam
islam sudah dijelaskan bagaimana cara agar terbentuk masyarakat dengan
tumbuh bertoleransi satu sama lain. Kesejahteraan dalam pembangunan sosial
ekonomi, tidak dapat didefinisikan hanya berdasarkan konsep materialis dan
hedonis, tetapi juga memasukkan tujuan-tujuan kemanusiaan dan keruhanian.
Tujuan-tujuan tersebut tidak hanya mencakup masalah persaudaraan manusia-
manusia dan keadilan sosial-ekonomi, kesucian kehidupan, kehormatan
individu, kehormatan harta, kedamaian jiwa dan kebahagiaan, serta
keharmonisan keluarga serta masyarakat
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Masyarakat madani ialah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan, dan maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Secara umum, karaktertistik masyarakat madani yaitu hadirnya sikap toleransi,
prinsip pluralism dan pengakuan hak asasi pada setiap elemen pribadi manusia yang
ada di sebuah kelompok masyarakat. Dalam mewujudkan masyarakat madani, dapat
dimulai dari diri sendiri, dan juga diperlukan kerja sama antar umat yang baik.
Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat madani diperlukannya suatu
sistem ekonomi islam yang baik. Sistem ekonomi islam yang dapat dilakukan
masyarakat adalah zakat dan wakaf.
Kesejahteraan sosial merupakan terpenuhnya kebutuhan manusia yang
meliputi kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kesejahteraan dalam pembangunan
sosial ekonomi, tidak dapat didefinisikan hanya berdasarkan konsep materialis dan
hedonis, tetapi juga memasukkan tujuan-tujuan kemanusiaan dan keruhanian.
DAFTAR PUSTAKA

Izzah, I. 2018. Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Masyarakat


Madani. Jurnal Pedagogik. 5(1): 50-67.

Sukmasari, D. 2020. Konsep kesejahteraan masyarakat dalam perspektif al-quran.


Jurnal quran dan hadis . 3(1): 1-16.

Suroto. 2015. Konsep Masyarakat Madani. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan.


5(9): 664-671.

Syihabuddin,A. 2017. Etika distribusi dalam ekonomi islam. Jurnal Al-Qanun.


20(1): 78-103.

Anda mungkin juga menyukai