KEADILAN, KESEJAHTERAAN,
DAN MASYARAKAT MADANI
Dosen pengampu :
Drs. H.A. Busyairi, M.Ag
Disusun oleh :
KELOMPOK 7
1. Fionnita Ummisalma 1401420228
2. Shellyna Febri Cahyaningrum 1401420235
3. Wita Eka Putri Cahyani 1401420245
Kemunculan konsep masyarakat madani adalah suatu bukti akan dinamika intelektual muslim
dalam usaha memaknai ajaran Islam terkait dengan kehidupan modern, terutama dalam problem
politik dan kebangsaan. Konsep masyarakat madani sering dianggap sebagai sebuah alternatif untuk
mewujudkan pemerintahan yang ideal (good government) dalam suatu negara.
1.3 Tujuan
(1) Mengetahui pengertian dari masyarakat madani
(2) Mengetahui istilah-istilah dalam Al-Qur’an yang menunjuk arti masyarakat ideal
(3) Mengetahui ciri-ciri masyarakat ideal di dalam Al-Qur’an
(4) Mengetahui sistem ekonomi dalam islam dan kesejahteraan umat
BAB II
PEMBAHASAN
Masyarakat madani adalah masyarakat ideal yang mengacu pada nilai-nilai kebijakan untuk
kesejahteraan dirinya dan lingkungan. Pada awalnya konsep masyarakat madani dibangun oleh
Nabi Muhammad untuk masyarakat di kota Madinah. Masyarakat madani identik dengan
masyarakat kota yang dinamis, sibuk, berpikir logis, berwawasan luas, pola hidup praktis, dan
mencoba terobosan untuk kehidupan yang lebih sejahtera.
a. Ummatan wahidah
Kata ummah berarti sekelompok manusia atau masyarakat. Sedangkan kata wahidah atau
wahid berarti satu. Jadi, ummatan wahidah adalah suatu umat yang bersatu berdasarkan iman
kepada Allah SWT. Ungkapan ini dalam Al-Qur’an terulang sebanyak sembilan kali, salah
satunya terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah/2:213.
b. Ummatan wasathan
Ummatan wasathan disini bermakna pertengahan atau moderat. Masyarakat dalam posisi
tengah memiliki keseimbangan dalam memadukan aspek rohani dan jasmani serta material dan
spiritual dalam segala aktivitasnya. Istilah ini antara lain terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah/2:143.
c. Khairu ummah
Khairu ummah berarti masyarakat yang identitasnya berupa integritas keimanan, komitmen
kontribusi positif kemanusiaan, dan loyalitas pada kebenaran. Istilah ini hanya disebutkan sekali
dalam Q.S. Ali Imran/3:10.
d. Baldatun thayyibah
Baldatun thayyibatun sebenarnya mengacu pada tempat bukan kumpulan orang. Namun
tetap dimasukkan dalam istilah masyarakat ideal karena pertimbangan faktor bahasa dengan
istilah ‘makna kolokasi’. Istilah ini hanya terulang sekali dalam Q.S. Sabba’/34:15.
c. Nahi Munkar, yaitu segala sesuatu yang dipandang buruk akan diberi sangsi.
Sistem ekonomi islam memiliki pandangan untuk kedudukan harta bahwa pemilik mutlak
terhadap segala sesuatu yang ada di muka bumi, termasuk harta benda adalah Allah SWT.
Kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif, sebatas untuk melaksanakan amanah
mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuan-Nya. Kepemilikan harta dapat dilakukan
melalui usaha (a’mal) atau mata pencaharian (ma’isyah) yang halal dan sesuai dengan aturan-
Nya.
Kemudian Islam juga mengatur seorang pelaku ekonomi dalam melakukan aktivitasnya,
seperti menjadikan aktivitas ekonomi sebagai niat amal saleh dan dijalankan dengan ikhlas.
Dalam menjalani aktivitas ekonomi harus dapat menjaga nama baik dan dijalankan secara jujur.
Aktivitas ekonomi harus menjadikan kita bertambah ilmu dan ajang silaturahmi yang dapat
menambah banyaknya saudara. Aktivitas ekonomi juga selain menguntungkan diri kita, harus
menguntungkan orang lain (bermanfaat bagi diri dan orang lain).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa masyarakat madani adalah masyarakat
ideal yang mengacu pada nilai-nilai kebijakan untuk kesejahteraan dirinya dan lingkungan. Dalam
Al-Qur’an juga telah menyinggung tentang masyarakat yang ideal dengan kata ummatan wahidah,
ummatan wasathan, khairu ummah, dan baldatun thayyibah. Ciri masyarakat ideal dalam Al-
Qur’an diantara beriman, ammar ma’ruf, jujur, dan toleransi. Sistem ekonomi islam berpandangan
bahwa segala sesuatu milik Allah SWT dan manusia diberi amanah untuk mengelola demi
mencapai kesejahteraan bersama.
3.2 Saran
Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat mewujudkan
masyarakat madani di negeri kita yang tercinta ini yaitu Indonesia. Yakni melalui peningkatan
kualiatas sumber daya manusia, potensi, perbaikan sistem ekonomi, serta menerapkan budaya
zakat, infak, dan sedekah. Insya Allah dengan menjalankan syariat Islam dengan baik dan teratur
kita dapat memperbaiki kehidupan bangsa ini secara perlahan.
DAFTAR PUSTAKA