Anda di halaman 1dari 6

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Distribusi Dalam Islam


Distribusi juga dapat diartikan kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dan jasa sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan. Adapun prinsip utama dalam konsep "distribusi" rnenurut pandangan islam ialah
peningkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan,
sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah dengan merata dan tidak hanya beredar diantara
golongan tertentu saja.1

Distribusi merupakan salah satu aktivitas perekonomian manusia, di samping produksi


dan konsumsi. Kajian mengenai distribusi senantiasa menjadi diskursus hangat dalam ilmu
ekonomi Islam karena pembahasan dalam distribusi ini tidak berkaitan dengan aspek
ekonomi belaka, tetapi juga aspek sosial dan politik sehingga menarik perhatian bagi aliran
pemikir ekonomi Islam dan konvensional sampai saat ini (Sudarsono, 2002: 216).

Salah satu ajaran penting dalam Islam adalah adanya tuntunan agar manusia berupaya
menjalani hidup secara seimbang, memperhatikan kesejahteraan hidup di dunia dan
keselamatan hidup di akhirat. Sebagai prasyarat kesejahteraan hidup di dunia adalah
bagaimana sumber-sumber daya ekonomi dapat dimanfaatkan secara maksimal dan benar
dalam kerangka Islam. Di sini, al-Qur’an turut memberikan landasan bagi perekonomian
umat manusia.

Allah menyuruh manusia untuk mendistribusikan kekayaan mereka secara merata.


Kekayaan harus dikelola dan dibagi-bagikan kepada seluruh masyarakat dan tidak boleh
kekayaan itu hanya terkonsentrasi peredarannya pada kelompokkelompok tertentu saja.2
Dalam sistem ekonomi Islam faktor-faktor produksi tidak boleh dikuasai oleh segelintir
orang, namun faktor produksi tersebut harus berada ditangan masyarakat yang diwakili atau
dikelola oleh pemerintah. Kekayaan yang hanya terpusat pada sekelompok tertentu, tentu
akan menghambat pertumbuhan ekonomi karena kekayaan tersebut tidak dimanfaatkan
sebagai modal usaha dan akhirnya tidak berkembang sehingga menimbulkan kesenjangan dan
tidak adilan dalam masyarakat.3 1

1
Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, Terj, Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta,1995, 63
2
Zaki Fuad Chalil, Pemerataan Distribusi Kekayaan Dalam EkonomiIslam (Jakarta: Erlangga, 2009), 48– 50.
3
Ibid., 77.
B. Prinsip Dan Tujuan Distribusi Dalam Ekonomi Islam

1. Prinsip Distribusi
a. Larangan riba dan gharar
Secara khusus jika dihubungkan dengan masalah distribusi, maka riba dapat
meningkatkan masalah distribusi pendapatan antar berbagai masyarakat. Para pemilik modal
yang secara riil tidak bekerja, namun memiliki dana maka dengan riba pemilik modal tersebut
akan mendapat bagian pendapatan secara pasti dan tetap. Disamping itu, gharar secara
langsung juga akan menghambat tercapainya pasar yang adil dan menghambat terciptanya
distribusi yang adil.

b. Keadilan distribusi
Keadilan dalam distribusi, merupakan satu kondisi yang tidak memihak pada satu pihak
tertentu dalam ekonomi, sehingga menciptakan keadilan merupakan kewajiban yang tidak
bisa dihindari dalam ekonomi Islam. Keadilan distribusi ekonomi Islam memiliki tujuan,
yaitu agar kekayaan tidak menumpuk pada sebagian kecil masyarakat.

c. Konsep Kepemilikan dalam Islam


Ketika manusia menyadari bahwa dalam harta yang memiliki terdapat hak orang lain,
secara langsung membuka hubungan horizontal dan mempersempit jurang pemisah di tengah-
tengah masyarakat antara si kaya dan si miskin. Pada dasarnya pemilik harta merupakan
Allah dan manusia memegangnya hanya sebagai amanah dan semua nantinya akan dimintai
pertanggung jawaban.

d. Larangan menumpuk harta


Penumpukan harta dapat melemahkan daya beli masyarakat dan menghambat
mekanisme pasar, karena harta tidak tersebar di masyarakat.18 Dalam HR. Muslim 3013
tercantum:
“Dari Ma’mar  ia berkata, Rasul SAW bersabda: barang siapa yang menimbun barang, maka
ia bersalah (berdosa)” (HR. Muslim).

Hadis ini mengisyaratkan bahwa perbuatan yang salah yaitu perbuatan yang
menyimpang dari peraturan jual-beli di dalam sistem ekonomi Islam. Menimbun merupakan
perbuatan yang menyimpang dari peraturan perdagangan ekonomi Islam. Di jelaskan di
dalam hadis ini Rasulullah bersabda di dalam hadisnya yang menjelaskan bahwa penimbunan
merupakan perbuatan yang bersalah (berdosa), Islam sangat menekankan bahwa penimbunan
ini dilarang (diharamkan). Para ulama fiqih berpendapat bahwa penimbunan diharamkan
apabila:
 Barang yang ditimbun melebihi kebutuhan.
 Barang yang ditimbun dalam usaha menunggu saat naiknya harta yang ditimbun
tersebut.
 Penimbunan dilakukan disaat masyarakat membutuhkan.

2. Tujuan Distribusi
a. Tujuan Dakwah, yakni dakwah kepada Islam dan menyatukan hati kepadanya.

b. Tujuan Pendidikan, tujuan pendidikan dalam distribusi adalah seperti dalam surah at-
Taubah ayat 103 yang bermaksud menjadikan insan yang berakhlak karimah.

c. Tujuan sosial, yakni memenuhi kebutuhan masyarakat serta keadilan dalam distribusi
sehingga tidak terjadi kerusuhan dan perkelahian.

d. Tujuan Ekonomi, yakni pengembangan harta dan pembersihannya, memberdayakan


SDM, kesejahteraan ekonomi dan penggunaan terbaik dalam menempatkan sesuatu.

C. Instrumen-instrumen Distribusi Ekonomi Islam


a. Zakat
Zakat secara bahasa berarti tumbuh, bertambah, bersih, dan baik. Sedangkan secara
istilah fiqh zakat adalah kadar harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diberikan kepada
orang-orang yang berhak menerimanya.4 Zakat merupakan salah satu ibadah yang memiliki
dua fungsi, yaitu ibadah secara individu dan secara sosial. Dengan mengeluarkan zakat maka
akan mensucikan harta dan akan menciptakan hubungan yang harmonis antara si kaya dan si
miskin.
Zakat didistribusikan kepada delapan golongan yang berhak menerimanyayaitu fakir,
miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, orang yang berutang, orang yangberjuang di jalan
Allah, dan orang yang sedang melakukan perjalanan jauh.

b. Infaq dan Sedekah


Infaq dan sedekah adalah pemberian yang sifatnya sunnah, bebas dan sukarela bagi
setiap orang yang ingin melakukan kebaikan dengan hartanya kepadasesama.Distribusi infaq
2

24
Yusuf Qardawi, Fiqhuz Zakat, diterjemahkan oleh Salman Harun et.al. dalam “HukumZakat”,(Bogor: Pustaka
Litera AntarNusa, 1996), 34.
dan sedekah pada dasarnya sama dengan distribusi zakatyaitu menyangkut delapan golongan
dia atas, namun sedekah lebihdiprioritaskan kepada kalangan yang lebih membutuhkan dan
kalangan yanglebih dekat kepada Allah.26

c. Wakaf
Menurut Imam Nawawi, Zakat adalah menahan harta yang dapat diambil manfaatnya
tetapi bukan untuk dirinya, sementara benda itu tetap ada padanya dan digunakan manfaatnya
untuk kebaikan dan mendekatkan dirikepada Allah.27

d. Nafkah
Nafkah adalah pemberian yang digunakan untuk membiayai kebutuhan istri, anak-anak
dan keluarga dekat yang lemah. Selain itu dalam sistem Islam, seorang imam juga dianggap
sebagai seorang ayah dalam sebuah keluarga. Artinya bahwa tugas imam atau negara tidak
sebatas melindungi hak milik dan melindungi dari berbagai ancaman. Namun lebih dari itu,
negara juga bertugas menyediakan dan memenuhi kebutuhan rakyatnya terutama rakyat
miskin.28

e. Wasiat
Wasiat adalah pemberian sejumlah harta seseorang yang diperuntukkan bagi orang-
orang tertentu yang bukan merupakan ahli waris yang akan diterima apabila yang memiliki
harta tersebut telah meninggal.29

BAB III
35
Lukman Hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: Erlangga, 2012), 134.
6
Kartika Sari Elsi, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf,(Jakarta: PT Grasindo, 2007), 2.
7
Yusuf Qardawi, Musykilah Al-Faqr wakaifa ‘Aalajaha Al-Islam, Terj., Syafril Halim dalam“Kiat Islam
Mengentaskan Kemiskinan”, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 143-144.
8
Ali Yafie, Menggagas Fiqih Sosial : Dari Soal Lingkungan Hidup, Asuransi Hingga Ukhuwah,(Bandung: Mizan,
1995), 174.
Penutup
A. Kesimpulan
Distribusi adalah suatu proses pembagian (sebagaian hasil penjualan produk) kepada
faktor-faktor produksi yang ikut menentukan pendapatan.distribusi pendapatan merupakan
permasalahan yang sangat rumit hingga saat ini masih sering dijadikan bahan perdebatan
antara ahli ekonomi karena tidaksamanya persepsi distribusi antara perekonomian
kapitalis,sosialis yang hingga saat ini belum bisa memberikan solusi yang adil dan merata
terhadap masalah pendistribusian pendapatan dalam masyarakat.untuk itu islam datang
memberikan prinsip dasar distribusi kekayaan dan pendapatan. Semua pribadi dalam
masyarakat harus memperoleh jaminan atas kehidupan yang layak. Atas dasar dapat kita lihat
beberapa tujuan ekonomi islam yaitu sebagai berikut:
1. Islam menjamin kehidupan tiap pribadi rakyat serta menjamin masyarakat agar
tetap sebagai sebuah komunitas yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Islam menjamin kemaslahatan pribadi dan melayani urusan jamaah, serta menjaga
eksistensi negara dengan kekuatan yang cukup sehingga mampu memikul tanggung
jawab perekonomian negara.
3. Mendistribusikan harta orang kaya yang menjadi hak fakir miskin, serta mengawasi
pemanfaatan hak milik umum maupun negara. 
4. Memberikan bantuan sosial dan sumbangan berdasarkan jalan Allah agar tercapai
maslahah bagi seluruh masyarakat. 

Referensi
Holid, Mohammad. 2016. "Sistem Distribusi Dalam Ekonomi Islam". Dalam Jurnal
Perbankan Syariah dan Vol. 1 No. 2.
Rahmawaty Anita. 2013. "Upaya Pemerataan Kesejahteraan Melalui Keadilan Distributif".
Dalam Jurnal Academia dan Volume 1, No.1, Juni
http://etheses.iainkediri.ac.id/1583/3/931323114_BAB%20II.pdf
Madnasir. 2010. "Distribusi Dalam Islam".
https://media.neliti.com/media/publications/89524-ID-distribusi-dalam-islam.pdf,
diakses pada 12 April

Anda mungkin juga menyukai