Pembahasan
Salah satu ajaran penting dalam Islam adalah adanya tuntunan agar manusia berupaya
menjalani hidup secara seimbang, memperhatikan kesejahteraan hidup di dunia dan
keselamatan hidup di akhirat. Sebagai prasyarat kesejahteraan hidup di dunia adalah
bagaimana sumber-sumber daya ekonomi dapat dimanfaatkan secara maksimal dan benar
dalam kerangka Islam. Di sini, al-Qur’an turut memberikan landasan bagi perekonomian
umat manusia.
1
Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, Terj, Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta,1995, 63
2
Zaki Fuad Chalil, Pemerataan Distribusi Kekayaan Dalam EkonomiIslam (Jakarta: Erlangga, 2009), 48– 50.
3
Ibid., 77.
B. Prinsip Dan Tujuan Distribusi Dalam Ekonomi Islam
1. Prinsip Distribusi
a. Larangan riba dan gharar
Secara khusus jika dihubungkan dengan masalah distribusi, maka riba dapat
meningkatkan masalah distribusi pendapatan antar berbagai masyarakat. Para pemilik modal
yang secara riil tidak bekerja, namun memiliki dana maka dengan riba pemilik modal tersebut
akan mendapat bagian pendapatan secara pasti dan tetap. Disamping itu, gharar secara
langsung juga akan menghambat tercapainya pasar yang adil dan menghambat terciptanya
distribusi yang adil.
b. Keadilan distribusi
Keadilan dalam distribusi, merupakan satu kondisi yang tidak memihak pada satu pihak
tertentu dalam ekonomi, sehingga menciptakan keadilan merupakan kewajiban yang tidak
bisa dihindari dalam ekonomi Islam. Keadilan distribusi ekonomi Islam memiliki tujuan,
yaitu agar kekayaan tidak menumpuk pada sebagian kecil masyarakat.
Hadis ini mengisyaratkan bahwa perbuatan yang salah yaitu perbuatan yang
menyimpang dari peraturan jual-beli di dalam sistem ekonomi Islam. Menimbun merupakan
perbuatan yang menyimpang dari peraturan perdagangan ekonomi Islam. Di jelaskan di
dalam hadis ini Rasulullah bersabda di dalam hadisnya yang menjelaskan bahwa penimbunan
merupakan perbuatan yang bersalah (berdosa), Islam sangat menekankan bahwa penimbunan
ini dilarang (diharamkan). Para ulama fiqih berpendapat bahwa penimbunan diharamkan
apabila:
Barang yang ditimbun melebihi kebutuhan.
Barang yang ditimbun dalam usaha menunggu saat naiknya harta yang ditimbun
tersebut.
Penimbunan dilakukan disaat masyarakat membutuhkan.
2. Tujuan Distribusi
a. Tujuan Dakwah, yakni dakwah kepada Islam dan menyatukan hati kepadanya.
b. Tujuan Pendidikan, tujuan pendidikan dalam distribusi adalah seperti dalam surah at-
Taubah ayat 103 yang bermaksud menjadikan insan yang berakhlak karimah.
c. Tujuan sosial, yakni memenuhi kebutuhan masyarakat serta keadilan dalam distribusi
sehingga tidak terjadi kerusuhan dan perkelahian.
24
Yusuf Qardawi, Fiqhuz Zakat, diterjemahkan oleh Salman Harun et.al. dalam “HukumZakat”,(Bogor: Pustaka
Litera AntarNusa, 1996), 34.
dan sedekah pada dasarnya sama dengan distribusi zakatyaitu menyangkut delapan golongan
dia atas, namun sedekah lebihdiprioritaskan kepada kalangan yang lebih membutuhkan dan
kalangan yanglebih dekat kepada Allah.26
c. Wakaf
Menurut Imam Nawawi, Zakat adalah menahan harta yang dapat diambil manfaatnya
tetapi bukan untuk dirinya, sementara benda itu tetap ada padanya dan digunakan manfaatnya
untuk kebaikan dan mendekatkan dirikepada Allah.27
d. Nafkah
Nafkah adalah pemberian yang digunakan untuk membiayai kebutuhan istri, anak-anak
dan keluarga dekat yang lemah. Selain itu dalam sistem Islam, seorang imam juga dianggap
sebagai seorang ayah dalam sebuah keluarga. Artinya bahwa tugas imam atau negara tidak
sebatas melindungi hak milik dan melindungi dari berbagai ancaman. Namun lebih dari itu,
negara juga bertugas menyediakan dan memenuhi kebutuhan rakyatnya terutama rakyat
miskin.28
e. Wasiat
Wasiat adalah pemberian sejumlah harta seseorang yang diperuntukkan bagi orang-
orang tertentu yang bukan merupakan ahli waris yang akan diterima apabila yang memiliki
harta tersebut telah meninggal.29
BAB III
35
Lukman Hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: Erlangga, 2012), 134.
6
Kartika Sari Elsi, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf,(Jakarta: PT Grasindo, 2007), 2.
7
Yusuf Qardawi, Musykilah Al-Faqr wakaifa ‘Aalajaha Al-Islam, Terj., Syafril Halim dalam“Kiat Islam
Mengentaskan Kemiskinan”, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 143-144.
8
Ali Yafie, Menggagas Fiqih Sosial : Dari Soal Lingkungan Hidup, Asuransi Hingga Ukhuwah,(Bandung: Mizan,
1995), 174.
Penutup
A. Kesimpulan
Distribusi adalah suatu proses pembagian (sebagaian hasil penjualan produk) kepada
faktor-faktor produksi yang ikut menentukan pendapatan.distribusi pendapatan merupakan
permasalahan yang sangat rumit hingga saat ini masih sering dijadikan bahan perdebatan
antara ahli ekonomi karena tidaksamanya persepsi distribusi antara perekonomian
kapitalis,sosialis yang hingga saat ini belum bisa memberikan solusi yang adil dan merata
terhadap masalah pendistribusian pendapatan dalam masyarakat.untuk itu islam datang
memberikan prinsip dasar distribusi kekayaan dan pendapatan. Semua pribadi dalam
masyarakat harus memperoleh jaminan atas kehidupan yang layak. Atas dasar dapat kita lihat
beberapa tujuan ekonomi islam yaitu sebagai berikut:
1. Islam menjamin kehidupan tiap pribadi rakyat serta menjamin masyarakat agar
tetap sebagai sebuah komunitas yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Islam menjamin kemaslahatan pribadi dan melayani urusan jamaah, serta menjaga
eksistensi negara dengan kekuatan yang cukup sehingga mampu memikul tanggung
jawab perekonomian negara.
3. Mendistribusikan harta orang kaya yang menjadi hak fakir miskin, serta mengawasi
pemanfaatan hak milik umum maupun negara.
4. Memberikan bantuan sosial dan sumbangan berdasarkan jalan Allah agar tercapai
maslahah bagi seluruh masyarakat.
Referensi
Holid, Mohammad. 2016. "Sistem Distribusi Dalam Ekonomi Islam". Dalam Jurnal
Perbankan Syariah dan Vol. 1 No. 2.
Rahmawaty Anita. 2013. "Upaya Pemerataan Kesejahteraan Melalui Keadilan Distributif".
Dalam Jurnal Academia dan Volume 1, No.1, Juni
http://etheses.iainkediri.ac.id/1583/3/931323114_BAB%20II.pdf
Madnasir. 2010. "Distribusi Dalam Islam".
https://media.neliti.com/media/publications/89524-ID-distribusi-dalam-islam.pdf,
diakses pada 12 April