Anda di halaman 1dari 10

DISTRIBUSI DALAM

EKONOMI ISLAM

KELOMPOK 5
1) Junaidi Manik
2) M. Devan Iskandar
3) M. Farhan Adiyatma
4) M. Irfan Juana
5) Rajulut Taqwa
6) Satria Erlangga
A. Definisi Distribusi
Distribusi adalah suatu proses (sebagian hasil penjualan
produk) kepada faktor-faktor produk yang ikut menentukan
pendapatan . Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan distribusi
adalah penyaluran barang ketempat-tempat.
Menurut Collins distribusi adalah proses penyimpanan dan
penyaluran produk kepada pelanggan, diantaranya melalui
perantara. Definisi yang diungkapkan oleh Collins memiliki
pemahaman yang sempit apabila dikaitkan dengan tujuan ekonomi
islam. Hal ini disebabkan karena definisi tersebut cenderung
mengarah pada perilaku ekonomi yang bersifat individual. Namun
dari definisi diatas dapat ditarik suatu pemahaman, dimana dalam
distribusi terdapat proses pendapatan dan pengeluaran dari sumber
daya yang dimilki oleh negara.
Sementara Anas Zarqa mengemukakan bahwa definisi
distribusi itu sebagai suatu transfer dari pendapatan
kekayaan antara individu dengan cara pertukaran
(melalui pasar) atau dengan cara lain, seperti warisan,
shadaqah, wakaf dan zakat.

Jadi konsep distribusi menurut pandangan islam ialah


peningkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan agar
sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan, sehingga
kekayaan yang ada dapat melimpah dengan merata dan
tidak hanya beredar di antara golongan tertentu
saja serta dapat memberikan kontribusi kearah
kehidupan manusia yang baik
B. Tujuan Distribusi
Semua pribadi dalam masyarakat harus memperoleh jaminan atas
kehidupan yang layak. Atas dasar tersebut dapat kita lihat beberapa
tujuan distribusi dalam ekonomi islam yaitu sebagai berikut:
1) Islam menjamin kehidupan tiap pribadi rakyat serta menjamin
masyarakat agar tetap sebagai sebuah komunitas yang
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
2) Islam menjamin kemaslahatan pribadi dan melayani urusan
jamaah, serta menjaga eksistensi negara dengan kekuatan
yang cukup sehingga mampu memikul tanggung jawab
perekonomian negara.
3) Mendistribusikan harta orang kaya yang menjadi hak fakir
miskin, serta mengawasi pemanfaatan hak milik umum
maupun negara.
4) Memberikan bantuan sosial dan sumbangan berdasarkan jalan
Allah agar tercapai maslahah bagi seluruh masyarakat.
C. Prinsip Distribusi Ekonomi Islam
Adanya hukum yang mengatur tentang ekonomi dan adanya instrumen
sistem berekonomi dalam hukum Islam tidak lain agar tercapainya
kemaslahatan umat dalam kehidupan dunianya yang juga menjadi bekal hidup
di akhiratnya. Selain kemaslahatan tujuan instrumen ekonomi dalam Islam juga
untuk mewujudkan keadilan. Keadilan ekonomi tidak dapat dicapai tanpa
adanya keadilan distribusi atau penyaluran.
Hukum dan instrumen tersebut yang pada gilarannya menjadi konsep
yang sangat prinsipil dalam berekonomi menurut hukum Islam. Ruslan Adul
Ghafur Noor dalam bukunya memaparkan, Bahwa konsep distribusi dalam
sistem ekonomi Islam yaitu meliputi dua hal :
1. Prisnsip distribusi dalam sistem ekonomi Islam, yang meliputi:
a) Larangan riba dan gharar. Di mana Ruslan menganggap bahwa
pelarangan riba dan gharar adalah sesutu yang penting dalam ekonomi
Islam, karena prinsip dari ekonomi pada dasarnya saling
menguntungkan, namun dalam hal riba dan gharar hanya satu pihak
saja yang diuntungkan sementara pihak lain terdzolimi.
b) Keadilan dalam distribusi. Di mana menurutnya, maksud dalil adalah
suatu kondisi yang tidak memihak pada salah satu pihak atau golongan
tertentu dalam ekonomi. Keadilan distribusi biasa juga diartikan sebagai
suatu distribusi pendapataan dan kekayaan secara adil sesuai dengan
norma-norma fairness yang diterima secara universal.
c) Konsep kepemilikan dalam ekonomi Islam. Di mana
Islam mengakui adanya hak milik terhadap benda dan
menganggap sebuah kepemilikan yang diperoleh dengan
cara yang halal, dan dengan kepemilikan tersebut
manusia memperjuangkan kesejahteraannya di muka
bumi.

2. Kebijakan distribusi dalam ekonomi Islam. Kebijakan-


kebijakan ekonomi haruslah kepada kebijakan-kebijakan
yang berpihak pada kemaslahatan dan menciptakan
keadilan dalam ekonomi umat. Dan terlebih, konsep
keadilan bertujuan agar harta tidak terkumpul pada satu
kelompok.
Dalam ekonomi islam konsep dari distribusi kekayaan berjalan pada dua
tingkatan, yang pertama adalah distribusi sumber-sumber produksi dan
yang kedua adalah distribusi kekayaan produktif. Sebagai sumber-sumber
produktif adalah terkait dengan tanah, bahan-bahan mentah, alat-lat dan
mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi beragam barang dan
komoditas.Sedangkan yang termasuk dengan kekayaan produktif hasil dari
proses pengolahan atau hasil dari aktivitas produksi melalui kombinasi
sumber-sumber produsi yang di hasilkan manusia melaui kerja.

Objek dari distribusi kekayaan menurut Islam ada tiga bentuk:


a. Pembentukan sistem ekonomi praktis.

b. Mengaktifkan setiap orang untuk mendapatkan apa yang menjadi

haknya.

c. Penghapusan konsentrasi kekayaan.

INSTRUMEN DISTRIBUSI
KEKAYAAN
prinsip pengaturan distribusi kekayaan dalam sistem
kekayaan dalam sistem kehidupan islam. Kekayaan harus di
bagi kesemua golongan masyarakat dan seharusnya tidak
menjadi komditi di antara golongan kaya saja. Selanjutnya
langkah yang di ambil untuk membagai kekayaan pada
masyarakat melalui kewajiban mengeluarkan zakat, infak dan
pemberibantuan kepada orang miskin dan yang menderita
akibat pajak negara.

Menurut Baqir As-Sadr untuk mewujudkan agar distribusi


kekayaan iitu merata maka ada beberapa langkah yang
dilakukan yaitu :

a. Mengganti istilah ilmu ekonomi dengan istilah iqtishad yang


mengandung arti bahwa selaras, setara dan seimbang.

b. Menyusun dan merekonstruksi ilmu ekonomi tersendiri


yang bersumber dari Al-Qur’an dan Assunnah.
Menurut Zakiyuddin Baidhawy dalam bukunya Rekonstruksi
Keadilan menawarkan skema distribusi pendapatan dan
kekayaan menurut kerangka Al-Qur’an yaitu:

a) Menghadiahkan surplus pemanfaatan modal


b) Sistem warisan kekayaan
c) Zakat
d) Waqaf
e) Pemberian atau hadiah
f) Al-Fay’
g) Rampasan perang
h) Barang temuan.
TERIMA KASIH YO

Anda mungkin juga menyukai