Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurdin Ubaidillah

NPM : 204010328

Kelas : 20 MJ G

Islam Untuk Disiplin Ilmu

Distribusi Perspektif Islam


A. Definisi Distribusi dalam Islam

“Distribusi” menurut pandangan islami ialah peningkatan dan pembagiann bagi hasil kekayaan
agar irkulasi kekayaan dapat ditingkatkan, sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah dengan
merata dn tindakannya beradar diantara golongan tertentu saja. Persoalan yang paling mendasar dalam
proses distribusi adalah bagaimana implementasi dalam kehidupan masyarakat, sebab distribusi harus
mnggunakan prinsip keadilan ekonomi. Peran pemerintah dalam hal ini sangat menentukan,
pemerintah melalui regulasi dan kebijakan yang dibuat harus lebih berpihak pada kepentingan
masyarakat. Pada dasarnya (dan secara tidak langsug), Ketika kita berbicara tentang aktivitas ekonomi
di bidang distribusi, maka kita akan bebricara pula tentang konsep “ekonomi’’ yang ditawarkan ole
islam. Hal ini lebih elihat pada bagaimana islam mengenalkan komsep pemrataan pembagian hasil
kekayaan negara melalui distribusi tersebut, yang tentunya pendapatan negara tidak terlepas dari
ajaran-ajaran syari’ah islam, seperti : zakat, wakaf, warisan da lain sebagainya. Sementara Anas Zaqra
mengemukakan bahwa, definisi distribusi ialah : transfer dari pendapatan kekayaan anatara individu
dengan pertukara (melalui asar) atau dengan cara yang lain, seperti : warisan, sjadaqah, wakaf an
zakat.

B. Kriteria Terjadinya Distribusi Secara Alami

1. Pertukaran; kriteria ini lebih mengacu pada konsep dimana orang berhak mengeluarkan
pendapatannya untuk didistribusikan kepada orang lain. Sehingga implikasi yang mengemuka
kemudian ialah adanya fondasi yang solid dalam menunjang terbentuknya kemanusiaan yang adil.

2. Kebutuhan; yang dimaksudkan dalam pembahasan ini, lebih pada nilai "keadilan", dimana
pendistribusian tersebut haruslah disesuaikan dengan "tingkat" kebutuhan masing-masing individu.

3. Kekuasaan atau negara; dengan lebih merujuk pada prinsip ini, bagaimana peran kekuasaan
atau negara turut mewarnai pendistribusian "kekayaan negara" secara lebih "merata".

4. Norma-norma yang berkaitan dengan nilai sosial atau sistem yang sesuai dengan etika; ketiga
kriteria yang telah dipaparkan hendaknya lebih mengarah pada normanorma sosial atau mengarah
pula pada nilai etika yang berkembang dimasyarakat.

C. Prinsip Distribusi Ekonomi dalam Islam

Satu-satunya sistem ekonomi yang bisa diharapkan mengatasi masalah ekonomi hanyalah
sistem ekonomi Islam. Islam memang tidak mengharuskan persamaan dalam kepemilikan kekayaan,
namun Islam juga tidak membiarkan buruknya distribusi kekayaan. sebab Islam memandang individu
sebagai manusia yang harus dipenuhi kebutuhan kebutuhan primernya secara menyeluruh. Prinsip
distribusi dalam Islam:

1. Keadilan
Keadilan dalam Islam merupakan pondasi yang kokoh meliputi semua ajaran dan hukum
Islam. Persoalan yang menjadi perhatian Islam dalam keadilan adalah pelarangan berbuat kezaliman.
Ketidak seimbangan distribusi kekayaan adalah sumber dari semua konflik individu dan sosial. Untuk
itu, agar kesejahteraan sosial dapat diwujudkan, penerapan prinsip moral keadilan ekonomi
merupakan suatu keharusan. Keadaan itu akan sulit dicapai bila tidak ada keyakinan dan prinsip moral
tersebut.

2. Kebebasan

Nilai utama dalam bidang distribusi kekayaan adalah kebebasan. Nilai kebebasan dalam Islam
memberi implikasi terhadap adanya pengakuan akan kepemilikan individu. Setiap hasil usaha seorang
Muslim dapat menjadi miliknya menjadi motivasi yang kuat bagi dirinya untuk melakukan aktivitas
ekonomi. Dalam Islam, legitimasi hak milik sangat terkait erat dengan pesan moral untuk menjamin
keseimbangan. Hak milik pribadi diakui, dan hak kepemilikan itu harus berfungsi sebagai nafkah bagi
diri dan keluarga, berproduksi dan berinvestasi, mewujudkan kepedulian sosial dan jihad fisabilillah.
Ini berarti pengakuan hak kepemilikan dapat berperan sebagai pembebas manusia dari sikap
matrealistis. Dengan demikian dapat dipahami bahwa konsep kepemilikan dalam perspektif Islam
menjadikan nilai-nilai moral sebagai faktor endogen, dan menjadikan nilai nilai itu bersentuhan
dengan hukum-hukum Allah.

D. Tujuan Distribusi Dalam islam

1. Tujuan dakwah : Yang dimaksud dakwah disini adalah dakwah kepada islam dan
menyatukan hati kepadanya.

2. Tujuan pendidikan : Di antara tujuan pendidikan dalam distribusi adalah seperti yang
disebutkan dalam firman Allah QS At-taubah : 103 "Ambilah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan ( Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran
dan cinta itu yang berlebih-lebihan kepada harta benda) dan mensucikan (Maksudnya: zakat itu
menyuburkan sifatsifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka)
mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi
mereka. Dan allah maha mendengar lagi maha mengetahui.

3. Tujuan sosial : Memenuhi kebutuhan kelompok yang membutuhkan, dan menghidupkan


prinsip solidaritas di dalam masyarakat muslim. Menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang diantara
individu dan kelompok di dalam masyarakat.

4. Tujuan ekonomi: Memberdayakan sumber daya manusia yang menganggur dengan terpenuhi
kebutuhannya tentang harta atau persiapan yang lazim untuk melaksanakannya dengan melakukan
kegiatan ekonomi. Andil dalam merealisasikan kesejahteraan ekonomi, di mana tingkat kesejahteraan
ekonomi berkaitan dengan tingkat konsumsi.

E. Aksioma Dalam Distribusi Islam

Harta yang beredar dikalangan umat islam benar-benar diharapkan menjadi harta yang "bersih",
dan lebih membawa "pengguna" harta tersebut pada nilai ibadah kepada Allah SWT. Berbicara
masalah perbedaan ekonomi, maka Mahfooz Ahmad coba menawarkan beberapa solusi (menurut
ajaran Islam) yang beliau yakini mampu memecahkan permasalahan dari perbedaanperbedaan dalam
aktifitas ekonomi yang ada. Adapun solusi yang ditawarkan' tersebut, diantaranya dikemukakan
bahwa keadilan distribusi dalam islam tidak hanya terbatas pada konsep teori saja akaii tetapi harus
diimplikasikan perwujudannya terhadap seluruh lingkungan hidup. Selain itu, keadilan dalam
distribusi haruslah bersifat fleksibel dalam kerangka kebijakan yang fundamental guna memecahkan
masalah ketidak-merataan dan ketidak-adilan. Terlepas dari beberapa uraian diatas, Zarqa
mengemukakan beberapa aksioma dalam distribusi islam. Adapun aksioma distribusi tersebut
meliputi: Seluruh masyarakat bekerjasama dalam mengelola sumber kekayaan alam yang dimiliki
oleh negara.

1. Seluruh masyarakat bekerjasama dalam mengelola sumber kekayaan alam yang dimiliki oleh
negara.

2. Seluruh masyarakat bekerjasama dalam mengelola dan meningkatkan kekayaan publik.

3. Sumber-sumber yang tersedia bagi masyarakat muslim bukan merupakan usaha khusus dari
setiap orang dan tidak diatur dari kepemilikan aset pribadi, akan tetapi ditentukan oleh
"undangundang" fa'i serta dibebankan kepada perbendaharaan publik.

4. Masyarakat kemungkinan mengurangi sumber pendapatan pribadi dari sebuah kelompok


yang disalurkan melalui fa'i.

5. Wakaf dianjurkan kepada mereka yang memiliki keuntungan yang besar, sehingga dapat
memulihkan "kondisi ekonomi" masyarakat.

6. Perbedaan bentuk asuransi sosial haruslah didukung dan diakui untuk membantu individu
yang mengalami kerugian karena adanya musibah yang menimpa.

7. Perbendaharaan publik menjamin masyarakat yang berpendapatan minimum, ataupun pada


orang yang tidak dapat mencapai pendapatan setingkat (minimum) itu.

8. Kebijakan ekonomi sangatlah dianjurkan guna mengurangi perbedaan (ketidak- merataan)


dalam distribusi.

Anda mungkin juga menyukai