Anda di halaman 1dari 6

NOTULENSI KELOMPOK 6

Mata Kuliah: Tafsir dan Hadist Ekonomi

Dosen Pengampu: M. Ainun Najib, Lc., M.S.I

Hari/Tanggal: Rabu, 11 Oktober 2023

Anggota Kelompok:

1. Niken Firzia Nurfadila


2. Suarsih
3. Novia Ramadana

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Kenapa jaminan sosial merupakan salah satu pilar yang melandasi ekonomi Islam? dan
Bagaimana konsep jaminan sosial yang terdapat dalam Islam? (Pertanyaan dari Dzikra
Najwa)
Di Jawab oleh Niken Firzia:
Bahwa jaminan sosial dalam Islam dipandang sangat perlu bahkan jaminan sosial
merupakan salah satu pilar yang melandasi ekonomi Islam. Hal itu mengindikasikan bahwa
jaminan sosial berada pada posisi strategis dalam bangunan ilmu ekonomi Islam. Jaminan
sosial dianggap sebagai salah satu pilar yang melandasi ekonomi Islam karena prinsip-
prinsip ekonomi Islam mendorong keadilan sosial dan pemberian perlindungan kepada
masyarakat yang lebih lemah. Dalam Islam, terdapat konsep-konsep berikut terkait
jaminan sosial:

1. Zakat: Zakat adalah kewajiban memberikan sebagian dari harta kepada orang-
orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, yatim piatu, dan lainnya. Ini bertujuan
untuk mengurangi ketimpangan sosial dan memberikan bantuan kepada yang
membutuhkan.
2. Waqf: Sistem waqf melibatkan wakaf harta atau aset untuk kepentingan umum,
seperti pendidikan, kesehatan, atau bantuan sosial. Hasil dari aset wakaf ini digunakan
untuk keperluan sosial dan kemanfaatan umum.

3. Kepedulian terhadap fakir miskin: Islam mendorong umatnya untuk membantu


fakir miskin secara sukarela dan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.

4. Asuransi sosial sukarela: Meskipun Islam tidak mengharuskan asuransi sosial


wajib, tetapi masyarakat Muslim dianjurkan untuk saling membantu dalam situasi-situasi
sulit, termasuk dalam hal penyakit, cacat, atau bencana.

Konsep-konsep ini mencerminkan nilai-nilai keadilan sosial dan solidaritas yang


menjadi bagian penting dari prinsip-prinsip ekonomi Islam. Dengan menerapkan prinsip-
prinsip ini, jaminan sosial dapat menjadi pilar yang mendukung stabilitas ekonomi dan
kesejahteraan sosial dalam masyarakat Muslim.

2. Bagaimana Islam mengatasi masalah penyalahgunaan jaminan sosial, seperti kecurangan


dalam menerima manfaat atau ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya sosial?
(Pertanyaan dari Yuke Putri)

Dijawab oleh Novia Ramadan : Dalam Islam, terdapat prinsip-prinsip yang dirancang
untuk mengatasi masalah penyalahgunaan jaminan sosial dan ketidaksetaraan dalam
distribusi sumber daya sosial. Beberapa cara yang digunakan melibatkan:

o Prinsip Keadilan Sosial: Islam mendorong prinsip keadilan sosial yang


ketat. Ini berarti bahwa semua individu memiliki hak yang sama atas
manfaat jaminan sosial tanpa diskriminasi. Ketidaksetaraan dalam distribusi
sumber daya sosial harus dihindari sebisa mungkin.
o Transparansi dan Akuntabilitas: Islam mendorong transparansi dalam
pengelolaan dana jaminan sosial dan sistemnya. Akuntabilitas ditekankan
untuk memastikan bahwa dana tersebut digunakan untuk tujuan yang benar
dan tidak disalahgunakan.
o Zakat dan Sadaqah: Islam memiliki kewajiban beramal dalam bentuk zakat
dan sadaqah, yang merupakan sumbangan sukarela untuk membantu
mereka yang membutuhkan. Masyarakat dianjurkan untuk memberikan
secara sukarela untuk membantu mengurangi ketidaksetaraan.
o Pendidikan dan Kesadaran: Islam juga menekankan pentingnya pendidikan
dan kesadaran masyarakat tentang hak dan kewajiban mereka dalam sistem
jaminan sosial. Ini dapat membantu mengurangi kecurangan dengan
meningkatkan pemahaman masyarakat.
o Penegakan Hukum: Islam memiliki prinsip-prinsip hukum yang kuat, dan
penegakan hukum yang adil dan tegas diperlukan untuk mengatasi
penyalahgunaan jaminan sosial. Masyarakat dan individu yang melanggar
aturan harus diproses sesuai hukum.

3. Apakah konsep jaminan sosial dalam Islam mencakup semua lapisan masyarakat?
(Pertanyaan dari Vicko Tirta)

Dijawab oleh Novia Ramadana: Dalam Islam, konsep jaminan sosial seharusnya
mencakup semua lapisan masyarakat, termasuk yang tidak mampu dan mereka yang
memiliki kekayaan berlebihan. Prinsip-prinsip keadilan, solidaritas sosial, dan kepedulian
terhadap yang kurang beruntung sangat ditekankan dalam Islam. Konsep ini memandang
bahwa mereka yang memiliki sumber daya lebih memiliki tanggung jawab sosial untuk
membantu mereka yang membutuhkan.

4. Bagaimana Islam memandang adanya ketimpangan ekonomi dalam masyarakat dan


bagaimana jaminan sosial dapat membantu mengatasinya? (Pertanyaan dari Yustika
Sari)
Di Jawab oleh Suarsih:
Dalam Islam, ketimpangan ekonomi dianggap sebagai masalah yang serius dan harus
diatasi. Konsep jaminan sosial dalam Islam didasarkan pada prinsip keadilan sosial,
solidaritas, dan kesetaraan. Sistem ekonomi Islam menekankan pentingnya distribusi
kekayaan yang merata dan inklusif, yang mendorong sistem ekonomi ini untuk
memprioritaskan kepentingan bersama atas kepentingan pribadi. Salah satu prinsip utama
dalam ekonomi Islam adalah zakat, yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk
memberikan sebagian dari pendapatannya kepada orang yang membutuhkan. Zakat
dianggap sebagai salah satu cara yang paling efektif dalam mengatasi ketimpangan sosial
dan kemiskinan, karena zakat memberikan kesempatan kepada orang yang membutuhkan
untuk memperbaiki keadaan ekonominya dan meningkatkan taraf hidup mereka. Selain
zakat, ekonomi Islam juga mengenal sistem qardhul hasan, yang merupakan bentuk
pinjaman tanpa bunga. Sistem ini memberikan kesempatan kepada orang yang tidak
mampu untuk meminjam uang tanpa harus membayar bunga, sehingga mereka tidak
terjebak dalam siklus utang yang sulit dibayar. Sistem ini juga memungkinkan masyarakat
untuk meminjam uang dari lembaga keuangan syariah dengan syarat dan ketentuan yang
adil dan tidak memberatkan peminjam. Selain itu, ekonomi Islam juga menganut prinsip
keberlanjutan dan lingkungan yang sehat, yang mendorong masyarakat untuk hidup secara
berkelanjutan dan menjaga kelestarian alam. Prinsip-prinsip ini memastikan bahwa sumber
daya alam yang dimiliki oleh masyarakat digunakan secara efisien dan tidak merusak
lingkungan hidup, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh
masyarakat

5. Bagaimana takaful ijtimai berbeda dengan asuransi konvesional? (Pertanyaan dari


Raydha Isma)
Di Jawab oleh Suarsih:
Takaful ijtimai adalah sistem asuransi sosial yang memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam.
Takaful ijtimai bertujuan untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada peserta
yang mengalami risiko atau kerugian tertentu. Takaful ijtimai juga merupakan salah satu
bentuk jaminan sosial yang dianjurkan oleh Islam, karena sesuai dengan ajaran Islam yang
mengutamakan keadilan, kesejahteraan, dan solidaritas sosial.

Perbedaan antara takaful ijtimai dan asuransi konvensional terletak pada prinsip dasar yang
diterapkan pada kedua sistem tersebut. Asuransi konvensional menerapkan sistem risk
transfer, yaitu pemindahan risiko dari peserta ke perusahaan asuransi sepenuhnya.
Perusahaan asuransi akan menanggung risiko atas nama nasabah baik berupa aset,
kesehatan, jiwa, dll sesuai dengan perjanjian di akad.
Sedangkan pada takaful ijtimai pertanggungan risiko ditanggung oleh perusahaan asuransi
bersamaan dengan peserta (risk sharing. Antar peserta asuransi harus saling membantu dan
tolong menolong dengan cara mengumpulkan dana yang dibayarkan bersamaan dengan
pembayaran premi. Dana tersebut akan diberikan kepada peserta asuransi apabila ada yang
mendapat musibah.
Selain itu, takaful ijtimai juga memiliki beberapa ciri khas dalam pengelolaan dana tabarru',
seperti kepemilikan dana sepenuhnya milik peserta, pengelolaan dana selalu didasarkan
pada ketentuan Islam dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS), serta pengelolaan
dana menggunakan prinsip mudharabah (bagi hasil).

6. Bagaimana pandangan islam tentang perawatan kesehatan dan pendidikan sebagai jaminan
social? (Pertanyaan dari Dhitalis Mutiara)
Di Jawab oleh Niken Firzia: Dalam Islam, perawatan kesehatan dan pendidikan dianggap
sebagai aspek penting dalam memberikan jaminan sosial kepada masyarakat.
Dalam pandangan Islam, kesehatan yang dicari bukanlah hanya kebahagiaan dan kesehatan
hidup di dunia saja, tetapi sehat dan bahagia di akhirat juga. Anjuran menjaga kesehatan
sudah menjadi kewajiban, bahwa menjaga agar tetap sehat dan tidak terkena penyakit
adalah lebih baik daripada mengobati.
Pendidikan juga sangat penting dalam Islam. Menurut ajaran Islam, pendidikan adalah hak
setiap orang dan wajib bagi setiap muslim untuk memperoleh pengetahuan. Pendidikan
juga merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah, dan melaksanakan aktivitas
lainnya. Beberapa prinsip utama yang relevan dalam pandangan Islam tentang perawatan
kesehatan dan pendidikan sebagai jaminan sosial meliputi:

1. Kewajiban Sosial (Fardhu Kifayah): Islam menekankan pentingnya kewajiban sosial


untuk membantu individu yang membutuhkan dalam masyarakat. Ini termasuk
memberikan perawatan kesehatan dan pendidikan kepada yang kurang mampu.
2. Prinsip Keadilan: Konsep keadilan sangat ditekankan dalam Islam. Ini berarti bahwa
perawatan kesehatan dan pendidikan harus tersedia untuk semua anggota masyarakat tanpa
diskriminasi, termasuk yang kurang mampu.

3. Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan: Islam mendorong pencarian ilmu pengetahuan dan
kesehatan. Ini dapat diartikan sebagai dukungan terhadap pendidikan yang berkualitas dan
perawatan kesehatan yang baik untuk masyarakat.

Pandangan Islam tentang perawatan kesehatan dan pendidikan sebagai jaminan


sosial menempatkan nilai-nilai sosial, kemanusiaan, dan keadilan sebagai prinsip utama
dalam menyediakan akses yang layak dan merata terhadap layanan tersebut dalam
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai